PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus Pada PD. Nugraha Ciamis) IRMA SUSANTI 083403169 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013 ABSTRACT
THE INFLUENCE OF QUALITY COST ON SALES VOLUME AND TO FINANCE PERFORMANCE (Case Study at PD. Nugraha Ciamis)
By: IRMA SUSANTI NPM 083403169 Guidance: Dr. Wawan Sukmana, S.E., M.Si., Ak. Iwan Hermansyah, S.E., M.Si.,Ak.
The Purpose of this research is to find and analysis the effect of quality expense on sale volume and to finance performance. The research method used is descriptive analytical method with a case study approach. The tecniques of analyze data is used path analysis. Testing of hypothesis partially by using test t and in simultan by using test F. The data is taken from quarterly financial statements PD. Nugraha to years 2002 – 2012. The data processing results show that : (1) quality expense no significant effect on sale volume, (2) quality expense to finance performance do not significant influence, (3) sale volume significant influence finance performance, (4) quality expense and sale volume tofinance performance have significant impact on finance performance. Increasing quality expense, sale volume and the better also increase the finance performance acquired PD. Nugraha. Keyword : Quality Expense, Sale Volume and Finance Performance
ABSTRAK
PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP VOLUME PENJUALAN DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA KEUANGAN (Studi Kasus pada PD. Nugraha Ciamis)
Oleh : IRMA SUSANTI NPM 083403169
Pembimbing : Dr. Wawan Sukmana, S.E., M.Si., Ak. Iwan Hermansyah, S.E., M.Si.,Ak.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya kualitas terhadap volume penjualan dan dampaknya terhadap kinerja keuangan pada PD. Nugraha. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dan pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t dan secara simultan dengan menggunakan uji F. Data diambil dari laporan keuangan PD. Nugraha dari tahun 2006 – 2012. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa : (1) biaya kualitas berpengaruh tidak signifikan terhadap volume penjualan, (2) biaya kualitas terhadap kinerja keuangan berpengaruh tidak signifikan, (3) volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, (4) biaya kualitas dan volume penjualan terhadap kinerja keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Semakin meningkat biaya kualitas dan semakin baik volume penjualan maka semakin meningkat pula kinerja keuangan yang diperoleh PD. Nugraha. Kata Kunci : Biaya Kualitas, Volume Penjualan dan Kinerja Keuangan
1. PENDAHULUAN Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perekonomian yang semakin maju, menimbulkan banyak permasalahan yang harus dihadapi oleh setiap organisasi didalam melaksanakan kegiatannya guna mencapai tujuan. Tuntunan yang dihadapi oleh sektor dunia usaha saat ini semakin berat, hal tersebut dipicu dengan perkembangan perusahaan-perusahaan yang menyediakan pelayanan baik di bidang jasa maupun manufaktur untuk dipasarkan kepada konsumen serta pengukuran terhadap kinerja perusahaan merupakan produktivitas terhadap suatu divisi yang merupakan tolok ukur meningkatkan kinerja serta keuntungan atau kerugian perusahaan. Pemicu dalam meningkatkan kontinuitas perusahaan adalah tingkat produktivitas. Hal ini dikarenakan bahwa produktivitas merupakan pengukuran hasil kerja yang akan memberikan dampak positif jika produktivitas tersebut meningkat dan sebaliknya jika produktivitas menurun maka perusahaan sendiri akan mengalami hal yang tidak diinginkan seperti keluar dari anggaran yang telah ditentukan dan akan mengganggu stabilitas perusahaan. Kualitas produk merupakan faktor yang menjadi acuan utama bagi suatu perusahaan manufaktur. Tetapi apabila perusahaan berproduksi tanpa memperhatikan kualitas produknya, maka sama saja perusahaan tersebut menghilangkan kesempatan untuk menguasai pasar. Karena saat ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa konsumen semakin kritis dalam memilih dan menentukan produk yang di beli. Dengan kondisi ini, maka sudah seharusnya perusahaan-perusahaan kembali menyusun strategi sebaik mungkin agar perusahaan tetap survive dengan melakukan aktivitas produksi sehari-hari. Perusahaan dituntut untuk bisa bersaing dalam penguasaan pasar dari berbagai segmen yaitu melalui adanya pengakuan terhadap produk yang dihasilkannya di masyarakat. Dengan demikian perusahaan tidak akan kehilangan pasar yang merupakan komponen penting dari aktivitas ekonomi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan senantiasa diharuskan melakukan inovasi dan evaluasi terhadap barang hasil produksinya agar dapat diketahui bagaimana kondisi pasar saat ini. Salah satu hal yang utama dalam pengembangan produk adalah dengan tetap menjaga dan memperhatikan kualitas barang, karena perusahana ini berorientasi ke konsumen dengan menawarkan barang yang berkualitas sehingga tujuan perusahaan tercapai yaitu untuk memenangkan persaingan dan mencapai keunggulan yang kompetitif. Hal ini bukanlah suatu permasalahan baru dalam perusahaan, karena kualitas merupakan suatu hal yang harus diperhatikan agar barang produksi dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan ini mempunyai strategi dalam pengembangan produksinya, salah satunya adalah strategi produk yang efektif, strategi ini memerlukan pemilihan produk yang kemudian mengimplementasikannya dalam kegiatan produksi. Apabila strategi ini dijalankan secara efektif maka fungsi produksi akan memberikan kontribusi maksimum pada organisasi. Manajer operasional selayaknya membangun sistem pengembangan produk yang memiliki kemampuan dalam merancang dan memproduksi sehingga perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan karet mentah. Persaingan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini tentu akan mempengaruhi keuntungan dan volume penjualan, pemasok yang mampu bersaing dan memenangkan pesanan dalam jumlah besar dari konsumen akan mampu bertahan dalam persaingan tersebut.
Perusahaan-perusahaan di Indonesia merasakan bahwa mereka kurang dapat mengendalikan perusahaan secara baik terutama dalam menghadapi pesaingpesaingnya. Perusahaan-perusahaan tersebut umumnya hanya menjadikan ukuran keuangan sebagai alat kendali dan ukuran keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Perusahaan-perusahaan tersebut perlu untuk menerapkan sistem manajemen yang baik untuk mengendalikan perusahaan, memperbaiki sistem yang ada dalam perusahaan sehingga dapat mencapai keseimbangan dari aspek-aspek yang diperlukan oleh perusahaan. Perusahaan ini berharap dapat memberikan produk yang berkualitas baik dengan harga terjangkau. Dengan menekankan Quality Control, perusahaan ini selalu memperhatikan keadaan mesin produksi dengan cara melakukan pencegahan atas kerusakan mesin, karena apabila keadaan mesin kurang memadai maka akan berdampak terhadap produk yang di produksi, selain itu perusahaan ini selalu mengawasi dan menyempurnakan sistem atau mekanisme pendistribusian produk agar produk yang akan di pasarkan tidak mengalami kerusakan dengan cara memperhatikan pengepakan produk yang akan dipasarkan agar kualitas produk tersebut tetap terjaga. Dalam hal ini perusahaan mempunyai peranan yang diwakili oleh bagian quality control untuk selalu memprediksikan dan mempertimbangkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi terhadap produk yang dipasarkan, hal ini bertujuan sebagai antisipasi dan solusi dalam menindak lanjuti produk yang rusak sehingga produk tersebut tidak dapat dipasarkan yang akibatnya dapat menggagu proses pendistribusian barang. Tetapi dalam kenyataannya dapat terjadi keadaan dimana produk tersebut mengalami kerusakan. Dengan demikian, kinerja perusahaan dapat dianalisa dan dievaluasi untuk mengukur kinerja perusahaan sehingga dikemudian hari dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja perusahaan. Setiap perusahaan memerlukan modal kerja yang cukup untuk membiayai kegiatannya sehari-hari serta dapat peran serta kontinuitas perusahaan yang selalu berputar sesuai dengan kebutuhannya. Perputaran modal kerja merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan, untuk berputar dalam peredaran usahanya sehubungan dengan pengumpulan periode piutang sampai kemudian menjadi uang kas kembali selama satu periode tertentu dimana jumlah total dari periode tersebut merupakan periode perputaran modal kerja. Dalam hal ini penggunaan modal kerja diperlukan untuk meningkatkan volume penjualan. Di perusahaan ini selalu ada kemungkinan kerusakan pada barang yang mengakibatkan adanya pengembalian barang (Retur) yang dianggap suatu kewajaran apabila nilainya masih sesuai dengan batasan yang dimiliki perusahaan, namun dipihak lain pengembalian barang (Retur) tersebut telah menggagu mekanisme dari aktivitas penjualan perusahaan sehingga hal tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan dalam memproses ulang produk tersebut. Di satu pihak proses ulang produk merupakan salah satu solusi dari kebijakan perusahaan dalam menindak lanjuti tugasnya yang diperankan oleh bagian quality control namun disatu pihak lainnya adanya proses pengembalian barang tersebut telah mempengaruhi besarnya volume penjualan. Maka dari kesimpulan fenomena yang terjadi, perusahaan dapat mengambil langkah dalam mempertahankan besarnya volume penjualan yaitu dengan memperhatikan kualitas produk yang lebih spesifik dari mulai penyediaan bahan baku, proses produksi, hingga produk tersebut dapat sampai kepada tangan konsumen dengan tetap terjaga kualitasnya. Hal ini dimaksudkan adalah demi tercapainya tujuan perusahaan PD. Nugraha.
Kinerja keuangan perusahaan ini bisa diukur dari besarnya volume penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. Karena perusahaan ini sangat mengutamakan kualitas produk untuk kepuasan konsumen, dan akhirnya mengusai pasar, maka untuk memperoleh volume penjualan yang diharapkan perusahaan harus memperhatikan pengeluaran biaya kualitas sehingga kinerja keuangan dapat diukur dengan tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan, yang dimana profitabilitas itu merupakan ukuran keberhasilan perusahaan yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. 2. METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Mohammad. Nazir, 2000 : 63). Menggunakan pendekatan studi kasus yaitu penelitian ilmiah yang membahas dan menganalisa masalah berdasarkan kondisi yang sebenarnya terjadi pada perusahaan yang diteliti (Mohammad. Nazir, 2000 : 63). Operasionalisasi Variabel Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan dan dampaknya pada Kinerja Keuangan”, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Biaya Kualitas (X1) Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas produk yang buruk dan biaya kualitas dapat dikatakan biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan (Fandy Tjiptono, 2007 : 34). Dengan menggunakan indikator : - Biaya pencegahan - Biaya penilaian - Biaya kegagalan internal - Biaya kegagalan eksternal Penulis mengambil sampel 7 tahun yaitu tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, dengan pertimbangan penulis bahwa data selama 7 tahun sudah mewakili penelitian ini dan karena keterbatasan data yang tersedia di perusahaan. 2. Variabel Volume Penjualan (X2) Volume penjualan adalah penjualan yang dinyatakan dalam jumlah penjualan, banyaknya satuan fisik, atau jumlah penjualan uang yang harus dicapai. (Tjintjin Fenix Tjendra, 1999 : 248). Dengan menggunakan indikator : - Total barang terjual - Harga jual 3. Variabel Kinerja Keuangan (Y) Kinerja keuangan adalah merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi dan personalnya berdasarkan sasaran standard an kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. (Mulyadi dan Johny Setiawan, 2001 : 253). Dengan menggunakan indikator : - Laba setelah pajak - Total aktiva
Untuk lebih memperjelas variabel penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Variabel Biaya Kualitas (X1)
Volume Penjualan (X2)
Kinerja Keuangan (Y)
Definisi Variabel Biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk dan biaya kualitas dapat dikatakan biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan. (Fandy Tjiptono, 2000 : 34) Volume penjualan adalah penjualan yang dinyatakan dalam jumlah penjualan, banyaknya satuan fisik, atau jumlah penjualan yang harus dicapai. (Tjintjin Fenix Tjendra, 1999 : 248) Kinerja keuangan perusahaan merupakan penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi dan personalnya berdasarkan sasaran, standar, serta kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. (Mulyadi dan Johny Setiawan, 2001 : 253)
Indikator Biaya pencegahan Biaya penilaian Biaya kegagalan internal Biaya kegagalan eksternal
Ukuran Rupiah
Skala Rasio
Total barang terjual Harga jual
Rupiah
Rasio
Laba sebelum pajak Total aktiva ( ROA )
Persen
Rasio
Teknik Pengumpulan Data Sumber data penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku dan referensi lainnya yang mendukung terhadap objek penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukukan dengan cara dokumentasi yang merupakan pengumpulan yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumendokumen atau cara-cara yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang jelas. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pegumpulan data merupakan prosedur yang standar dan sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis melalui dua cara antara lain :
1. Studi kepustakaan Cara ini dilakukan terhadap jenis data sekunder, dengan cara mempelajari literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang dimaksudkan untuk memperoleh data kepustakaan yang melandasi teori dalam menganalisis masalah yang diteliti. 2. Penelusuran Online Yaitu tata cara penelusuran data melalui media online seperti internet atau media jaringan laninnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data atau informasi teori, secepat atau semudah mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademis (Burhan Bungin, 2004:148). Paradigma Penelitian Paradigma dalam penelitian dengan judul Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan dan dampaknya terhadap Kinerja Keuangan digambarkan sebagai berikut:
Biaya Kualitas Variabel X1
Kinerja Keuangan Variabel Y Volume Penjualan Variabel X2 Gambar 3.4 Paradigma Penelitian Keterangan: X1 = Biaya Kualitas X2 = Volume Penjualan Y = Kinerja Keuangan = Faktor lain yang tidak diteliti Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini tiga variabel, dimana variabel bebas (independen variable) Biaya Kualitas (X1) dan Volume Penjualan (X2), serta variabel terikat (dependen variable) adalah Kinerja Keuangan. Teknik yang dipakai adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) yaitu untuk mengetahui apakah pengaruh seperangkat variabel X (variabel independen) dan mengetahui pengaruh antar variabel X. Pada analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu juga, tujuan dipakainya analisa jalur ini untuk menerangkan pengaruh langsung
maupun tidak langsung dari beberapa variabel penyebab tehadap variabel lainnya sebagai variabel terikat (variabel independen). Dari keterangan diatas maka dapat diuraikan sebuah diagram jalur dalam gambar 3.2 sebagai berikut :
X1 1
Y 21 2 X2
Gambar 3.5 Hubungan Struktural Antara Variabel X1, X2, dan Y Keterangan : X1 = Biaya Kualitas X2 = Volume Penjualan Y = Kinerja Keuangan = Faktor lain yang tidak diteliti 21 = Koefisien korelasi variabel X1 dengan variabel X2 1 = Koefisien jalur variabel X1 terhadap variabel Y 2 = Koefisien jalur variabel X2 terhadap variabel Y = Koefisien jalur variabel terhadap variabel Y Dari struktur Path Analysis di atas, dapat dibagi menjadi beberapa sub struktur yaitu sebagai berikut: Substruktur I : 21 X1 X2 Gambar 3.6 Substruktur I Hubungan Kausalitas X1 dan X2 ”Dimana terdapat pengaruh Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan Substruktur II :
X1 1
21
2
X2
Y
Gambar 3.7 Substruktur II Hubungan Kausalitas X1 dan X2 Terhadap Y ”Biaya Kualitas dan Volume Penjualan terhadap Kinerja Keuangan”
Analisa jalur (path analysis) menggunakan korelasi dan regresi dimana pada gambar struktural path analysis diatas dijelaskan bahwa ada hubungan antara X1 (Biaya Kualitas) dan X2 (Volume Penjualan) yang berdampak terhadap Y (Kinerja Keuangan). Dari struktur Path Analysis di atas, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung koefisien korelasi (r) Koefisien korelasi ini akan menentukan bagaimana tingkat hubungan antar variabel yang diteliti. Menghitung koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan memakai rumus sebagai berikut:
n
n
n
h 1
h 1
h 1
n XihXjh Xih Xjh
r XiXj
n X ih2 X ih h 1 h 1 n
n
2
n X 2jh X jh h 1 h 1 n
n
; i j = 1,2,...,k
2
(Sugiyono, 2001 : 228)
Koefisien korelasi ini akan besar jika tingkat hubungan antar variabel kuat. Begitu juga dengan hubungan antar variabel tidak kuat maka nilai r akan kecil, besarnya koefisien ini akan diinterpretasikan sebagai berikut: Tabel 3.2 Interpretasi Berbagai Nilai Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
Sumber : Sugioyono (2007 : 183)
2. Pengujian secara simultan dengan menggunakan koefisien jalur:
i = bi
n
X
2 ih
Y
2 h
h 1 n
h 1
; i 1,2,..., k
(Sugiyono, 2007 : 230)
Keterangan : i = Koefisien jalur dari Xi terhadap Y bi = Koefisien regresi dari variabel Xi terhadap Y 3. Pengujian faktor residu atau sisa
I = 1 R 2 y i x1 x 2 ....xi k
Keterangan : R 2Yi X 1 .... X i YX 1 rYX i i 1
4. Pengujian Hipotesis Operasional a. Pengujian secara simultan Ho : 1 = 2 = 0 Ha : 1 = 1 0 Dengan kriteria penolakan Ho jika t hitung > t tabel Uji signifikasi dengan menggunakan rumus : F
n k 1R 2Yx1 x2 ....xk
k 1 R 2Yx1 x 2 ....x k
(Sugiyono, 2007 : 233) Statistik pengujian ini mengikuti distribusi F dengan derajat bebas V1 = k dan V2 = n-k-l b. Pengujian secara parsial Hipotesis operasional: Ho : i = 0 Ha : i 0 Dimana kaidah keputusannya sebagai berikut: Kriteria penerimaan Ho jika – t1/2α ≤ thitung ≤ t1/2α Kriteria penolakan Ho jika t hitung t1/2α atau t hitung < - t1/2α Untuk uji statistik memakai rumus: t
PYi X i 1 R 2Yi X i .... Xk n k l 1 R 2 X iX i .... Xi ..... Xk
(Sugiyono, 2007 : 235)
R 2YX i .... X i .... X k
Statistik uji diatas mengikuti distriusi t dengan derajat bebas n-k-l Keterangan : i = Koefisien jalur (besarnya pengaruh) variabel = Koefisien yang menyatakan determinasi total dari semua 2 variabel X terhadap variabel Y YX 1 .rYX 1 YX 2 .rYX 2 . R YX i ..... X k = Koefisien yang menyatakan determinasi multipel antara Xi dengan X1, ...., Xk tanpa Xj. 5. Untuk mengetahui pengaruh variabel lain atau faktor residu dapat ditentukan melalui:
Y 1 R 2Y1 X 1 X 2 .... X k (Sugiyono, 2007 : 243) 6. Untuk mencari pengaruh langsung variabel X1 dan X2 terhadap Y Mencari Pengaruh dari satu variabel ke variabel lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat disajikan melalui formula yang disajikan dalam Tabel 3.4 sebagai berikut:
No. 1. 2 3 4 5
Tabel 3.3 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Antar Variabel Penelitian Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh Pengaruh Langsung Y X1 Y = (YX1)2 = (A)
Y X1 X2 Y: (YX1.X2X1.YX2) x 2 = (B)
Y X2 Y = (YX2)2 = (D) Total pengaruh X1 dan X2 Y secara simultan (C+D) Pengaruh faktor residu Y = (PY )2 Total (E+F)
X1 Y = A+B=(C) X2 Y (D) (E) (F) 1
Dalam proses perhitungan path analysis di atas, penulis akan menggunakan software SPSS 17.0. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dimulai dengan penetapan hipotesis operasional penetapan tingkat signifikan, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan. 1. Penetapan Hipotesis Operasional Pada penetapan hipotesis, hipotesis yang akan diuji dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel penelitian, hipotesis yang digunakan adalah: a. Secara Parsial Ho: ρ = 0 Biaya Kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Volume Penjualan. Ha: ρ 0 Biaya Kualitas berpengaruh signifikan terhadap Volume Penjualan. Ho: ρ = 0 Biaya Kualitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Ha: ρ 0 Biaya Kualitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Ho: ρ = 0 Volume Penjualan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Ha: ρ 0 Volume Penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
b. Secara Simultan Ho: ρ = 0 Biaya Kualitas dan Volume Penjualan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Ha: ρ 0 Biaya Kualitas dan Volume Penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja keuangan. 2.
Penetapan tingkat signifikansi Tingkat signifikan yang digunakan adalah 95% ( = 0,05 ) yang merupakan tingkat signifikansi yang sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukkan ketiga variabel mempunyai korelasi cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah. Uji Signifikansi a. Secara parsial menggunakan uji t. b. Secara simultan menggunakan uji F. 3. Kaidah keputusan a. Tolak Ho jika –t1/2α atau t hitung t 1 dan terima Ho jika 2 t 1 t hitung t 1 . 2 2 b. Tolak Ho jika Fhitung Ftabel dan terima Ho jika Fhitung Ftabel 4. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. 3. PEMBAHASAN Biaya Kualitas Pada PD. Nugraha Dari data tabel 4.1 dapat lihat bahwa biaya pencegahan lebih besar dari biayabiya lainnya, karena dengan pencegahan yang baik maka perusahaan dapat menekan biaya kegagalan-kegagalan lainnya. Perubahan biaya kualitas dari tahun 2006 s/d 2012, adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Analisis Biaya Kualitas pada Perusahaan pengolahan karet PD.Nugraha Tahun 2006-2012 Tahun
Total Biaya Kualitas (Rp)
Mutasi RP
%
-
-
2006
56.767.000
2007
70.040.000
13.273.000
18,95
2008
78.970.000
8.930.000
11,30
2009
92.300.000
13.330.000
14,44
2010
114.915.000
22.615.000
19,68
2011
118.040.000
3.125.000
2,65
121.120.000
3.080.000
2,54
2012 Sumber : PD. Nugraha, Ciamis
a. Tahun 2006, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah Rp. 56.767.000 b. Tahun 2007, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp.70.040.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 13.273.000 dengan persentase kenaikan sebesar 18,95% dari tahun sebelumnya. c. Tahun 2008, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp.78.970.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 8.930.000 dengan persentase kenaikan sebesar 11,30% dari tahun sebelumnya. d. Tahun 2009, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp.92.300.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 13.330.000 dengan persentase kenaikan sebesar 14,44% dari tahun sebelumnya. e. Tahun 2010, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp. 114.915.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 22.615.000 dengan persentase kenaikan sebesar 19,68% dari tahun sebelumnya. f. Tahun 2011, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp. 118.040.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 3.125.000 dengan persentase kenaikan sebesar 2,65% dari tahun sebelumnya. g. Tahun 2012, biaya kualitas PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp. 121.120.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 3.080.000 dengan persentase kenaikan sebesar 2,54% dari tahun sebelumnya. Kenaikan biaya kualitas disebabkan karena produk harus memiliki kualitas yang baik dipasaran agar para konsumen tidak berpaling ke perusahaan lain, sehingga dinaikan biaya kualitas tiap tahun dengan biaya pencegahan lebih besar dari biaya-biya lainnya, karena dengan pencegahan yang baik maka perusahaan dapat menekan biaya kegagalan-kegagalan lainnya. Volume Penjualan Pada PD. Nugraha Dari data tabel 4.2 dapat dilihat persentase kenaikan volume penjualan dari tahun 2006 - 2012, adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Analisis Volume Penjualan pada Perusahaan pengolahan karet PD. Nugraha Tahun 2006 - 2012 Tahun
Jumlah Volume Penjualan
Mutasi
(Rp)
RP
%
2006
6.600.000.000
-
-
2007
7.370.000.000
770.000.000
17,73
2008
8.305.000.000
935.000.000
17,77
2009
12.272.000.000
3.967.000.000
17,65
2010
13.860.000.000
1.588.000.000
20,43
2011
17.500.000.000
3.640.000.000
20,94
2012 27.375.000.000 Sumber : PD. Nugraha, Ciamis
9.875.000.000
21,27
a. Tahun 2006, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah Rp. 6.204.000.000 b. Tahun 2007, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp.7.304.000.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 1.100.000.000 dengan persentase kenaikan sebesar 17,73% dari tahun sebelumnya.
c. Tahun 2008, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp.8.602.000.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 1.298.000.000 dengan persentase kenaikan sebesar 17,77% dari tahun sebelumnya. d. Tahun 2009, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp.10.120.000.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 1.518.000.000 dengan persentase kenaikan sebesar 17,65% dari tahun sebelumnya. e. Tahun 2010, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp. 12.188.000.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 2.068.000.000 dengan persentase kenaikan sebesar 20,43% dari tahun sebelumnya. f. Tahun 2011, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp. 14.740.000.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 2.552.000.000 dengan persentase kenaikan sebesar 20,94% dari tahun sebelumnya. g. Tahun 2012, volume penjualan PD. Nugraha Ciamis adalah sebesar Rp. 17,875.000.000 dari tahun sebelumnya meningkat sebesar Rp. 3.135.000.000 dengan persentase kenaikan sebesar 21,27% dari tahun sebelumnya. Kenaikan volume penjualan disebabkan karena jumlah permintaan akan kebutuhan karet setiap tahun terus naik sehingga perusahaan mengeluarkan produknya setiap tahun dengan jumlah yang banyak sesuai yang diminta oleh para konsumen dan kenaikan volume penjualan tersebut diakibatkan karena harga barang lebih murah dibanding dengan harga produk yang lain. Kinerja Keuangan Pada PD. Nugraha Berdasarkan perhitungan perbandingan antara besaran nilai laba bersih setelah pajak yang dihasilkan dengan total aktiva perusahaan dengan menggunakan ROA, maka Return On Asset (ROA) dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, pada tabel 4.8 adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Analisis Return On Asset (ROA) pada Perusahaan pengolahan karet PD. Nugraha Tahun 2006 – 2012 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sumber : PD. Nugraha, Ciamis
ROA (%) 8,3913 8,5370 8,6749 9,2092 9,9895 10,8635 11,8436
Mutasi (%) 0,15 0,13 0,54 0,78 0,87 0,98
a. Tahun 2006, jumlah ROA adalah sebesar 8,39% b. Tahun 2007, ROA adalah 8,54% dari tahun sebelumnya meningkat sebesar 0,15% . c. Tahun 2008, ROA adalah sebesar 8,67% dari tahun sebelumnya meningkat sebesar 0,13%. d. Tahun 2009, ROA adalah sebesar 9,21% dari tahun sebelumnya meningkat sebesar 0,54%.
e. Tahun 2010, ROA adalah sebesar 9,99% dari tahun sebelumnya meningkat sebesar 0,78%. f. Tahun 2011, ROA adalah sebesar 10,86% dari tahun sebelumnya meningkat sebesar 0,87% . g. Tahun 2012, ROA adalah sebesar 11,84% dari tahun sebelumnya meningkat sebesar 0,98%. Peningkatan ROA setiap tahun diakibatkan oleh perubahan laba bersih setelah pajak yang diperoleh dan aktiva total dari perusahaan sehingga mengakibatkan setiap tahunnya ROA mengalami perubahan. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Volume Penjualan secara parsial pada Perusahaan Pengolahan Karet Mentah “PD. Nugraha”. Untuk melihat pengaruh biaya kualitas terhadap volume penjualan pada PD. Nugraha dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, besarnya korelasi biaya kualitas (X1) dengan volume penjualan (X2) adalah sebesar 0,654 atau sebesar 65,4% yang termasuk pada kategori tinggi dengan besar pengaruh (R2) sebesar 0,427 atau 42,7%, artinya volume penjualan ( X2) hanya dipengaruhi oleh biaya kualitas (X1) sebesar 42,7%, dan sisanya sebesar 57,3% dipengaruhi oleh faktor lain adalah harga, kondisi ekonomi, daya beli, pesaing, dan lain-lain Untuk melihat tingkat signifikan pengaruh biaya kualitas terhadap volume penjulalan diukur dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel coefficients dengan menggunakan koefisien standar, diperoleh nilai thitung sebesar 2,116 dan ttabel atau1/2α df (n-k-1) dengan menggunakan tingkat signifikansi 95% (α = 0,05) diketahui ttabel sebesar 2,776, berdasarkan kaidah keputusan terima Ho jika – t1/2α ≤ thitung ≤ t1/2α, maka nilai thitung < t1/2α ( 2,116 < 2,776 ), dengan demikian menerima Ho atau dengan melihat nilai Signifikan sebesar 0,079 yang berarti lebih besar dari tingkat = 0,05. Dengan kata lain biaya kualitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap volume penjualan Biaya Kualitas berpengaruh tidak signifikan terhadap Volume Penjualan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Hakim (2006) bahwa semakin biaya kualitas tidak selamanya mempengaruhi volume penjualan tersebut. Pengaruh Biaya Kualitas Secara Parsial Terhadap Kinerja Keuangan Pada PD. Nugraha Untuk melihat pengaruh Biaya Kualitas terhadap Kinerja Keuangan dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh Biaya Kualitas (X1) terhadap Kinerja Keuangan (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta ( ) (standardized coefficients) sebesar 0,345, sedangkan untuk pengaruh langsung dan tidak langsung antara Biaya Kualitas terhadap Kinerja Keuangan dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Biaya Kualitas Terhadap Kinerja Keuangan Pengaruh Langsung Y X1 Y = (YX1)2 = (0,345) = 0,119 Total Pengaruh X1 terhadap Y
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh
Y X1 X2 Y: (YX1.rX2X1.YX2) x 2 (0,345)(0,654)(0,638) x 2 = 0,288
0,119 0,288 0,407
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukan bahwa pengaruh langsung antara biaya kualitas terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 0,119, sedangkan pengaruh tidak langsung antara biaya kualitas terhadap kinerja keuangan melalui volume penjualan adalah sebesar 0,288, sehingga total pengaruh biaya kualitas secara parsial terhadap kinerja keuangan adalah sebesar 0,407 atau 40,7% artinya kinerja keuangan dipengaruhi oleh biaya kualitas sebesar 40,7%. Untuk pengujian secara parsial antara biaya kualitas (X1) terhadap kinerja keuangan (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta ( ) = 0,345, diperoleh thitung sebesar 1,355 dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5 % maka nilai ttabel sebesar 2,776. Sehingga -t½ α < thitung < t½ α,maka thitung < ttabel (1,355 < 2,776) maka menerima Ho atau dengan melihat nilai Signifikan sebesar 0,233 yang berarti lebih besar dari tingkat = 0,05. Dengan kata lain biaya kualitas secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Biaya Kualitas tidak signifikan karena tidak semua Kinerja Keuangan dipengaruhi oleh Biaya Kualitas. (Astika, Ida Bagus Putra. 2006 ) Sedangkan menurut penulis Biaya Kualitas tidak berpengaruh signifikan dikarenakan kemungkinan biaya kualitas tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan, jumlah barang lebih tinggi dari yang seharusnya dikeluarkan perusahaan Pengaruh Volume Penjualan Secara Parsial Terhadap Kinerja Keuangan Pada PD. Nugraha Untuk melihat pengaruh Volume Penjualan terhadap Kinerja Keuangan dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, pengaruh Volume Penjualan (X2) terhadap Kinerja Keuangan (Y) diperlihatkan oleh koefisien beta ( ) (standardized coefficients) sebesar 0,638, sedangkan untuk pengaruh langsung Volume Penjualan terhadap kinerja keuangan dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.10 Pengaruh Langsung Volume Penjualan Terhadap Kinerja Keuangan Pengaruh Langsung Y X2 Y = (YX2) = (0,638)2 = 0,407
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh
2
Total Pengaruh X2 terhadap Y
0,407 0,407
Tabel 4.9 menunjukan bahwa pengaruh langsung Volume Penjualan terhadap kinerja Keuangan adalah sebesar 0,407 atau 40,7% dengan demikian secara parsial volume penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan sebesar 40,7% Untuk menguji tingkat signifikansi antara volume penjualan (X2) terhadap kinerja keuangan (Y) dapat dilihat dari perhitungan SPSS untuk analisis jalur. Dengan kriteria penolakan Ho, jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta ( ) = 0,638, diperoleh thitung sebesar 2,506 dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5 % maka nilai ttabel sebesar 2,776. Sehingga -t½ α < thitung < t½ α, maka thitung < ttabel ( 2,506 < 2,776 ) terima Ho atau dengan melihat nilai Signifikan sebesar 0,004 yang berarti sama dari tingkat = 0,05. Dengan kata lain volume penjualan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Apabila volume penjualan perusahaan tinggi, akan semakin banyak konsumen yang mau membeli produk tersebut sehingga menyebabkan kinerja keuangan akan tinggi (Fara Dharmastuti, 2004). Pernyataan tersebut di perkuat oleh hasil penelitian Puji Astuti (2002), Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) menemukan bahwa volume penjualan berhubungan positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan Pengaruh Biaya Kualitas Dan Volume Penjualan Secara Simultan Terhadap Kinerja Keuangan Pada PD. Nugraha. Besarnya pengaruh biaya kualitas (X1) dan volume penjualan (X2) terhadap kinerja keuangan (Y), dapat dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan Path Analysis (analisis jalur). Setelah melakukan penelitian dan memperoleh data-data yang diperlukan maka dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis secara simultan tersebut menggunakan uji F yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan antara biaya kualitas dan volume penjualan terhadap harga saham, dimana hasil dan pengolahan data melalui SPSS versi 17.0. Untuk menguji hipotesis maka dilakukan pengolahan atas data, dimana berdasarkan hasil perhitungan pada lampiran didapat nilai koefisien jalur γχ1 sebesar 0,345 dan γχ2 sebesar 0,638. Untuk dapat mengetahui besarnya pengaruh biaya kualitas dan volume penjualan secara simultan terhadap kinerja keuangan dilakukan perhitungan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung biaya kualitas dan volume penjualan terhadap kinerja keuangan dapat penulis sajikan dalam Tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.11 Formula Untuk Mencari Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Variabel Penelitian No. 1.
2.
Pengaruh Langsung Y X1 Y = (YX1)2 = (0,345)2 = 0,119
Pengaruh Tidak Langsung
Total Pengaruh
Y X1 X2 Y (0,345)(0,654)(0,638) x 2 = 0,288
0,119
Total pengaruh X1 terhadap Y Y X2 Y = (YX2)2 = (0,638)2 = 0,407 Total pengaruh X2 terhadap Y Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Pengaruh residu 100 % - 0,814 Total Pengaruh
0,288 0,407 0,407 0,407 0,814 0,186 1
Tabel di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel biaya kualitas (X1), volume penjualan (X2), mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan (Y) sebesar 0,814 atau 81,4% (Pengaruh X1, X2 terhadap Y). Adapun pengaruh lain yang tidak penulis teliti yaitu sebesar 0,186 () atau 18,6%. 2 Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada lampiran SPSS, dimana (ρ YX1X2) yaitu sebesar 0,814. Untuk pengujian hipotesis secara simultan dengan perumusan hipotesis sebagai berikut : Ho : YX1 = YX2 < 0 Ha : YX1 = YX2 0
Dengan menggunakan rumus: (n k 1)R 2 YX 1X 2 ...........Xk F= K(1 R 2 YX 1 X 2 ............Xk Dari hasil perhitungan SPSS, diperoleh nilai Fhitung sebesar 10,961 dengan kriteria penerimaan Ho, jika Fhitung ≤ Ftabel, dengan mengambil taraf signifikan sebesar 5 %, maka dari tabel distribusi F- Snedecor diperoleh F ;k ; (n-k-1) = 7-2-1 adalah sebesar 6,94 sehingga Fhitung > Ftabel, maka tolak Ho atau cukup melihat signifikan F yaitu 0,015 yang artinya dengan lebih kecil dari 0,05 (5%). Dikarenakan 10,961 lebih besar dari 6,94 dan Signifikan sebesar 0,015, maka Ho ditolak atau dengan kata lain biaya kualitas (X1), volume penjualan (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan (Y) sebesar 0,814 atau 81,4%. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap perubahan pada biaya kualitas dan volume penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan. Semakin baik biaya kualitas dan semakin meningkat volume penjualan maka semakin meningkat pula kinerja keuangan yang diperoleh PD. Nugraha. Secara lengkap pengaruh antara variabel X1, dan variabel X2 terhadap Y dapat dilihat sebagai berikut :
X1 1= 0,345
= 0,186
Y
ρ21= 0,654 2 = 0,638 X2
Gambar 4.1 Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1, X2 dengan Y 4. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh biaya kualitas terhadap volume penjualan dan dampaknya pada kinerja keuangan PD. Nugraha, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengaruh biaya kualitas, volume penjualan dan kinerja keuangan PD. Nugraha adalah : a. Biaya kualitas mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan biaya kualitas yang terjadi adalah tergantung sepenuhnya pada perusahaan tersebut dalam mengelola produknya. Dan hal tersebut didasarkan pada biaya kualitas tersebut untuk mengahasilkan produk yang baik.
b. Bahwa volume penjualan mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan volume penjualan yang terjadi adalah tergantung dari jumlah permintaan dari para minat konsumen. c. Bahwa kinerja keuangan mengalami kenaikan dan penurunan per tahunnya. Kenaikan maupun penurunan kinerja keuangan yang terjadi adalah tergantung dari jumlah laba setelah pajak dan total aktiva dari perusahaan tersebut. Pengaruh biaya kualitas terhadap volume penjualan pada PD. Nugraha bahwa biaya kualitas terhadap volume penjualan tidak berpengaruh secara signifikan karena nilai thitung lebih kecil dari ttabel dan nilai signifikan nya lebih besar dari α = 0,05 Pengaruh biaya kualitas secara parsial terhadap kinerja keuangan pada PD. Nugraha adalah biaya kualitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dikarenakan biaya kualitas tidak mempengaruhi terhadap kinerja keuangan perusahaan tersebut 82 Pengaruh volume penjualan secara parsial terhadap kinerja keuangan pada PD. Nugraha adalah bahwa secara langsung volume penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan tingkat signifikannya volume penjualan signifikan terhadap kinerja keuangan. Pengaruh biaya kualitas dan volume penjualan secara simultan pada PD. Nugraha adalah biaya kualitas dan volume penjualan secara langsung mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan sedangkan pengaruh secara simultan adalah setiap perubahan pada biaya kualitas dan volume penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan, semakin baik biaya kualitas dan semakin meningkat volume penjualan maka akan semakin meningkat pula kinerja keuangan yang diperoleh PD. Nugraha. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut: Bagi Pihak Perusahaan Perusahaan agar mempertahankan kualitas dan mengkaji terus atas pengendalian kualitas yang telah ada sehingga pelaksanaan pengendalian kualitas dapat lebih baik lagi sehingga perusahaan dapat mengeluarkan produk yang benar-benar unggul kualitas dan sesuai dengan harapan konsumen/pelanggan. Perusahaan harus terus melakukan inovasi dan pengembangan-pengembangan supaya pencitraan di masyarakat semakin baik, sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Semakin banyak konsumen yang tertarik, maka volume penjualan dan kinerja keuangan pun akan naik. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur untuk melakukan penelitian lanjutan baik dengan menggunakan variabel yang sama pada perusahaan lainnya atau dengan menggunakan model lain yang mungkin akan memberikan hasil yang lebih baik.
5. DAFTAR PUSTAKA Agnes Sawir, 2003, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Bambang Riyanto, 2001, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta : Penerbit Gajah Mada Basu Swastha, 2001, Manajemen Penjualan, Edisi Ke Tiga, Yogyakarta : Penerbit BBFE. Blocher/Chen/Lin. 2007, Manajemen Biaya, Diterjemahkan Oleh A. Susty Ambarriani, Jilid Dua Edisi Tiga, Jakarta : Salemba Empat. Budi Rahardjo, 2007, Akuntansi dan Keuangan Untuk Manajer Non Keuangan, Yogyakarta : Penerbit Andi. Armand V. Feigenbaum, 1991, Total Quality Control, New York : McGraw Hill Fandi Tjiptono., Gregorius Chandra, 2007, Services, Quality & Satisfaction, Yogyakarta : Penerbit Andi. Fandi Tjiptono & Anastasia Diana, 2000, Total Quality Control, Edisi Revisi, Yogyakarta : Penerbit Andi. Hansen, and Mowen. 2005, Akuntansi Manajemen, Diterjemahkan oleh Dewi Fitriani, M.Si., Jilid Dua Edisi Tujuh, Yogyakarta : BPFE. Heckert J. B., and Wilson James D, 1999, Controllership, Diterjemahkan Oleh Tjintjin Fenix Tjandera, Edisi Ke Tiga, Jakarta : Erlangga. http://www.pustakaskripsi.com/pengaruh-biaya-kualitas-terhadap-produk-rusak-padacv-menara-kudus-6214.html http://ilmiahmanajemen.blogspot.com/2008/05/analisis-kinerja-keuangan-pada-ptbank.html http://www.pustakaskripsi.com/analisis-pengaruh-kinerja-keuangan--terhadapperubahan-harga-saham-pada-perusahaan-perbankan-di-bursa-efek-jakarta-bej5044.html http://www.koleksiskripsi.com/2012/01/103-pengaruh-biaya-kualitas-terhadap-volumepenjualan.html Marlina Nur Lestari, 2005, Pengaruh Komponen Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas, Tasikmalaya, Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Mohammad. Nazir, 2000, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Muhammad Muslich, 2000, Manajemen Keuangan Modern, Jakarta : Bumi Aksara Mulyadi dan Johny Setiawan, 2001, Sistem Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen, Sistem Pelipat Ganda Kinerja Perusahaan, Edisi Kedua, Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi, 2000, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Jakarta : Salemba Empat. Munawir, S, 2004 Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty.
M. Tribus. 1999. Akuntansi dan Keuangan Vol. 1 No. 1. Jakarta : Salemba Empat. Kotler Philip, 2003, Lateral Marketing : A New Approach to Finding Product, Market, and MarketingMix Idea, New York : Wiley. Soemarso S.R, 2003, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima, Jakarta : Salemba Empat. Sofyan Assauri, 1999, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Keempat, Jakarta : LPPE UI. Sofjan Syafri Harahap, 2008, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Tiga, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Sudjana, 2005, Metoda Statistika, Edisi Enam, Bandung : Tarsito Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung : Alfabeta. Sulastiningsih dan Zulkifli, 1997, Manajemen Operasional, Yogyakarta : UPP. AMP. YKPN. Sunarto, 2004, Akuntansi Biaya, Yoyakarta : AMUS. Supriyono, 2000, Akuntansi Biaya, Buku Satu, Edisi Dua, Yogyakarta : BPFE. Suyadi Prawiro Santoso, 2002, Manajemen Terpadu Abad 21, Cetakan Pertama, Jakarta: Bumi Aksara. Weston And Coppeland, 1999, Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Binarupa Aksara. Yayu Rahayu, 2007, Pengaruh Biaya Kualitas, Biaya Promosi Dan Biaya Layanan Konsumen Terhadap Volume Penjualan, Tasikmalaya, Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya.