PENGANTAR PENGUATAN SISTEM INOVASI
Deputi Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
Penguatan Sistem Inovasi di Kabupaten Malang Malang, 2 Mei 2012
dan Bung Karno Pernah Mengingatkan Kita . . . . . . Dan sejarah akan menulis: di sana di antara benua Asia dan Australia, antara Lautan Teduh dan Lautan Indonesia, adalah hidup satu bangsa yang mula-mula mencoba untuk kembali hidup sebagai bangsa, tetapi akhirnya kembali menjadi satu kuli di antara bangsabangsa kembali
menjadi bangsa kuli dan kuli dari bangsa-bangsa (een natie van koelies, en een kolie onder de naties) . .. (Bung Karno - Pidato HUT Proklamasi 17 Agustus 1963) . . . . Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka . . .
Bangsa yang sejahtera dan berkeadilan, mandiri, dan maju. . !
Perubahan
Pembaruan
Perbaikan
STRATEGI POKOK 1. Memperbaiki kondisi dasar sebagai prasyarat bagi peningkatan upaya pengembangan/penguatan sistem inovasi. 2. Melakukan reformasi kebijakan inovasi di berbagai sektor/bidang dan lintas-sektor/bidang serta pada tataran pemerintahan yang berbeda, secara bertahap dan berkelanjutan. 3. Mengembangkan kepemimpinan (leadership) dan memperkuat komitmen nasional dalam pengembangan/penguatan sistem inovasi nasional dan daerah. 4. Meningkatkan koherensi kebijakan inovasi di tingkat nasional dan daerah.
TUNTUTAN PERUBAHAN PARADIGMA PEMBANGUNAN
• Tumpuan pada “melimpahnya” SDA semata vs. Semakin berbasis pengetahuan, Kreativitaskeinovasian, Kewirausahaan • Konvensional vs. Terobosan • Sektoral – parsial vs. Sistemik - holistik • Individual - terfragmentasi vs. Terpadu – Koheren • Fenomena brain drain • dsb… Kerangka kerja kolaboratif sebagai pijakan bersama (common platform) bagi koherensi dan sinergitas kebijakan dan tindakan implementasi yang pragmatis.
POLA PIKIR : PEMBANGUNAN YANG BERBASIS PENGETAHUAN Kesejahteraan/Kemakmuran, Kemandirian & Peradaban Bangsa
Knowledge Society
Knowledge Economy
Daya Saing dan Kohesi Sosial
1. 2. 3. 4.
SDM yang terdidik, kreatif, dan terampil Infrastruktur komunikasi yang dinamis Sistem inovasi yang efektif Pemerintahan, insentif ekonomi dan rejim kelembagaan yang mendukung
Sistem Inovasi
1. Sistem informasi dan komunikasi 2. Pembelajaran seumur hidup dan budaya inovasi 3. Sistem inovasi yang efektif 4. Modal sosial 5. Kepemimpinan/kepeloporan dalam pemajuan sosial budaya masyarakat 6. Rejim kebijakan yang kondusif
Isu-isu Kontekstual Kecenderungan dan Tantangan Universal Globalisasi
Kemajuan Iptek, Inovasi
Ekonomi Pengetahuan
Ekonomi Jaringan
Faktor-faktor Lokalitas
TUJUAN PENGUATAN SISTEM INOVASI
Tujuan Pokok : 1. Meningkatkan daya saing dan memperkuat kohesi sosial dalam rangka mewujudkan tujuan umum pembangunan (meningkatkan kesejahteraan rakyat yang semakin tinggi dan berkeadilan, membangun kemandirian, dan memajukan peradaban bangsa); 2. Mendorong pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan/EBP (knowledge-based economy/KBE) dan pembangunan masyarakat yang berbasis pengetahuan/MBP (knowledge-based society/KBS).
Pengertian Inovasi
ESENSI INOVASI Inovasi: • “proses’ (dan/atau “hasil”) pengembangan dan/atau pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem atau hal yang baru. • proses di mana gagasan, temuan tentang produk atau proses diciptakan, dikembangkan dan berhasil disampaikan kepada pasar ~ pengertian “teknokratik”. Kata Kunci: • Kreativitas tentang perubahan (pembaruan perbaikan) • (Potensi) nilai komersial, ekonomi, sosial (nilai kegunaan/ kemanfaatan nyata).
Pengertian Discovery, Invention, Innovation dan Diffusion
Discovery
Invensi
Difusi Sumber : Dimodifikasi dari www.siks.nl/map_IO_Archi_2006/ocallaghan2.PDF
Inovasi
PENGERTIAN SISTEM INOVASI
Sistem Inovasi : suatu kesatuan [dari sehimpunan aktor, kelembagaan maupun proses produktif] yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajarannya. Dengan demikian ada tiga kata kunci dalam Sistem Inovasi yang harus diperhatikan di sini yaitu : INOVASI , DIFUSI dan PROSES PEMBELAJARANNYA.
Referensi : Freeman (1987, ”jaringan lembaga . . .”; Lundvall (1992, elemen dan hubungan yang berinteraksi . . . sistem sosial); Nelson dan Rosenberg (1983, sehimpunan aktor . . .); Metcalf (1995, sistem yang menghimpun institusi-institusi berbeda . . . ); OECD (1999, himpunan lembaga-lembaga . . .)
PENGUATAN SISTEM INOVASI 1. Penguatan sistem inovasi : suatu kesatuan [dari sehimpunan aktor, kelembagaan maupun proses produktif] “membenahi” sistem (holistik, serentak, isu-isu sistemik) secara bersistem yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya (termasuk teknologi dan praktik baik/terbaik), serta proses pembelajarannya : a. Dari perspektif kebijakan, langkah perbaikan perlu diarahkan untuk membenahi “isu-isu kegagalan sistemik” (systemic failures); b. Strategi kebijakan perlu dikembangkan sebagai suatu kesatuan kerangka kebijakan inovasi/KKI (innovation policy framework);
PENGUATAN SISTEM INOVASI 2. KKI merupakan kerangka kerja kolaboratif sebagai pijakan bersama (common platform) para pihak bagi pengembangan sinergitas dan koherensi kebijakan dan tindakan implementasi operasionalnya; a. Langkah-langkah diarahkan untuk memperkuat kolaborasi sinergis dan meningkatkan koherensi; b. Prakarsa/model : sebagai “titik masuk”, miniatur, ditempatkan dalam kerangka bersistem (tidak parsial); 3. Para pihak dituntut semakin mampu memperbaiki, menyesuaikan dan mengembangkan diri untuk berkontribusi dan berprestasi dalam penguatan sistem inovasi nasional, maupun pada tataran daerah.
PENGUATAN SISTEM INOVASI • Adalah proses panjang . . . Perlu komitmen kuat, konsistensi, kesinambungan . . . • Memperhatikan hal-hal yang sangat strategis . . . Menggali “terobosan” yang dapat memberikan dampak ungkitan signifikan . . . • Memerlukan “keberanian” untuk berubah Kepemimpinan . . Kepeloporan . . . • Membutuhkan “kisah sukses” . . – – – –
Mulai dari hal yang sangat penting . . . Belajar sambil berproses . . . Ciptakan capaian “besar’ . . . Kembangkan komunitas praktik.
KOHESI SOSIAL (SOCIAL COHESION) • Kohesi sosial : Karakteristik positif “keeratan” hubungan dalam suatu masyarakat yang memungkinkan aktivitas produktif (bisnis, ekonomi, sosial, kultural, politis, penadbiran/governance) dalam dan antar anggota masyarakat yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat, termasuk individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah). • Karakteristik positif suatu masyarakat berkaitan dengan hubungan antar anggota masyarakat yang bersangkutan (unit-unit dalam masyarakat, termasuk individu, kelompok, asosiasi, dan wilayah) (McCracken, 1998).
KERANGKA PEMETAAN “ISU” KEBIJAKAN INOVASI Isu 2 Kebijakan
Kelembagaan & Daya Dukung Iptek serta absopsi oleh industri
3
Interaksi
5
Fokus & Keterpaduan Rantai Nilai
Permintaan (Demand) Konsumen (permintaan akhir) Produsen (permintaan antara)
Sistem Politik
Sistem Pendidikan dan Litbang
Pemerintah
Pendidikan dan Pelatihan Profesi
Penadbiran (Governance)
Pendidikan Tinggi dan Litbang
Kebijakan RPT
Litbang Pemerintah
Sistem Industri Perusahaan Besar
Intermediaries Lembaga Litbangyasa Brokers
UKM “Matang/ Mapan”
PPBT Supra- dan Infrastruktur Khusus
Standar dan Norma
Dukungan Inovasi dan Bisnis
HKI dan Informasi
Perbankan Modal Ventura
Framework Conditions Kondisi Umum dan Lingkungan Kebijakan pada Tataran Internasional, Pemerintah Nasional, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota • • • • • •
Kebijakan Ekonomi Kebijakan ekonomi makro Kebijakan moneter Kebijakan fiskal Kebijakan pajak Kebijakan perdagangan Kebijakan persaingan
Isu 1 Kebijakan
Kebijakan Keuangan
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan Promosi & Investasi
Infrastruktur Umum/ Dasar
Kebijakan Industri/ Sektoral
SDA dan Lingkungan
Lingkungan / Kerangka Umum
4
Budaya Inovasi
Budaya • Sikap dan nilai • Keterbukaan terhadap pembelajaran dan perubahan • Kecenderungan terhadap Inovasi dan kewirausahaan • Mobilitas dan interaksi
6
Keselarasan dengan Tantangan Global
Global
AGENDA PENGUATAN SISTEM INOVASI
2 2
1
1 6
2 3 5
2 1
5
3 4
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1
4
Kerangka Kebijakan Inovasi : Heksagon
Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi dan bisnis Memperkuat kelembagaan dan daya dukung iptek/litbang dan mengembangkan kemampuan absorpsi oleh industri, termasuk UKM. Menumbuhkembangkan kolaborasi bagi inovasi dan meningkatkan difusi inovasi, praktik baik/terbaik dan/atau hasil litbang. Mendorong budaya inovasi. Menumbuhkembangkan dan memperkuat keterpaduan pemajuan sistem inovasi dan klaster industri nasional dan daerah Penyelarasan dengan perkembangan global.
6
PRIORITAS STRATEGIS
Penguatan secara kolaboratif pada pilar-pilar penting sistem inovasi sejalan dengan prioritas pembangunan (a.l., MP3EI) untuk memperkuat fondasi sistem inovasi dan menghasilkan kisah sukses (success stories) : 1. Daerah 2. Industri berpotensi unggul 3. Jaringan inovasi 4. Teknoprener ~ Penguatan bisnis inovatif 5. Pilar-pilar tematik.
INISIATIF STRATEGIS Tema Bisnis
Penguatan Sistem Inovasi Nasional sebagai Wahana Utama Peningkatan Daya Saing dan Kohesi Sosial
• Innovation-driven Economy • MP3EI
Sasaran Strategis 4
PENGEMBANGAN TEKNOPRENER
2 PENGEMBANGAN
Inisiatif Strategis
SISTEM INOVASI TEKNO-INDUSTRI (berbasis KLASTER)
3
Prinsip Dasar
1
PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
5 PENGUATAN PILAR-PILAR TEMATIK
PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI
KOHERENSI, KETERPADUAN KEBIJAKAN, DAN KOLABORASI
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
INISIATIF STRATEGIS = PRIORITAS, FLAGSHIP PROGRAM & PROGRAM PAYUNG
INISIATIF STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL 1.
2.
3.
4. 5.
Penguatan Sistem Inovasi Daerah : sebagai wahana untuk memperkuat pilar-pilar bagi penumbuhkembangan kreativitaskeinovasian di tingkat daerah, di mana penguatan sistem inovasi daerah merupakan bagian integral dari penguatan sistem inovasi nasional. Pengembangan Klaster Industri : sebagai wahana untuk mengembangkan potensi terbaik & meningkatkan daya saing industrial. Pengembangan Jaringan Inovasi : sebagai wahana untuk membangun keterkaitan dan kemitraan antar aktor, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran. Pengembangan Teknoprener : sebagai wahana modernisasi bisnis/ekonomi & sosial, serta mengembangkan budaya inovasi. Penguatan Pilai-pilar Tematik SIN : sebagai wahana memperbaiki elemen-elemen penguatan sistem yang bersifat tematik dan kontekstual. Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
MATRIKS KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI DAN INISIATIF STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI
Flagship Programs
Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
SID
Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
MIMPI BESAR SEBAGAI TITIK MULAI
“Kembali ke Masa Depan” : • Daerah sebagai sumber inovasi dan inspirasi Indonesia masa depan; • Daerah (masing-masing dan secara bersama) mengembangkan iklim/lingkungan, sosial, budaya, dan “arena” (kesempatan) yang baik untuk tumbuhberkembangnya talenta dan kreativitas-keinovasian (reverse brain drain); • Identitas & Branding daerah; • Bonus demografik kelompok usia muda (pemuda/mahasiswa).
REVERSE BRAIN DRAIN . . !
MATRIKS KERANGKA KEBIJAKAN INOVASI DAN INISIATIF STRATEGIS PENGUATAN SISTEM INOVASI DI DAERAH
Visi & Misi Pembangunan Daerah Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
SID
Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
ILUSTRASI ROADMAP IMPLEMENTASI SETIAP INISIATIF STRATEGIS DI DAERAH PERCONTOHAN (MIS. PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI) Visi & Misi Pembangunan Daerah Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
Tahun 1 Kegiatan
Tahun 2
Tahun 3
Dst. . .
Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Sasaran
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
GAGASAN PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH SEBAGAI INISIATIF STRATEGIS Visi & Misi Pembangunan Daerah Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
SID
Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
DISKUSI
• Apakah pembangunan daerah yang berbasis pengetahuan telah menjadi komitmen dalam pembangunan daerah? • Apa yang menjadi “tema” prioritas pembangunan daerah yang relevan? • Bagaimana penguatan sistem inovasi daerah dapat berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan daerah (melalui tema prioritas tersebut)? • Apa agenda penting dalam penguatan sistem daerah?
GAGASAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI SEBAGAI INISIATIF STRATEGIS Visi & Misi Pembangunan Daerah Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
SID
Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
DISKUSI
• Apa potensi “sektoral/industrial” terbaik yang dimiliki oleh daerah dan menjadi prioritas daerah? • Apakah pengembangan hal tersebut dapat menjadi pengungkit signifikan bagi pencapaian tujuan pembangunan daerah? • Bagaimana pendekatan pengembangan klaster industri dapat diterapkan dalam meningkatkan proses nilai tambah di daerah? • Apa agenda penting dalam pengembangan klaster industri prioritas daerah?
CONTOH GAGASAN PENGEMBANGAN JARINGAN INOVASI (MIS. TEKNOPOLITAN) SEBAGAI INISIATIF STRATEGIS Visi & Misi Pembangunan Daerah Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
SID
Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
BAHAN DISKUSI
• Apakah gagasan pengembangan jaringan inovasi (mis. teknopolitan) dapat berkontribusi signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah? • Apakah gagasan teknopolitan dapat berkontribusi signifikan dalam membangun/memperbaiki keterkaitan dan kemitraan antar aktor, serta mendinamisasikan aliran pengetahuan, inovasi, difusi, dan pembelajaran? • Bagaimana mengembangkan dan memanfaatkan potensi yang dimiliki untuk mewujudkan teknopolitan daerah?
TEKNOPOLITAN
• Teknopolitan*) adalah konsepsi kawasan berdimensi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat, yang mendukung percepatan perkembangan inovasi, difusi dan pembelajaran. • Kawasan teknopolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayah tertentu (satu atau lebih daerah otonom) sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem inovasi. *) Technopolis, technopole, ~ (techno & polis/city)
CONTOH GAGASAN PENGEMBANGAN TEKNOPRENER SEBAGAI INISIATIF STRATEGIS Visi & Misi Pembangunan Daerah Tema Inisiatif Strategis Kerangka Kebijakan Inovasi
SID
Klaster Jaringan Teknoprener Pilar-pilar Industri Inovasi Tematik
Kerangka Umum Kelembagaan, Daya Dukung, Kap. Absorpsi Interaksi/Keterkaitan, Pelayanan Budaya Inovasi Fokus, Keterpaduan Rantai Nilai Perkembangan Global
Naskah Akademik Buku Putih Penguatan Sistem Inovasi Nasional
BAHAN DISKUSI
• Bagaimana modernisasi/revitalisasi ekonomi, sosial dan budaya (pengembangan bisnis inovatif dan pengembangan budaya inovasi) dapat berkontribusi signifikan dalam mewujudkan tujuan pembangunan daerah? • Bagaimanakah gagasan pengembangan pusat inovasi dapat berkontribusi signifikan dalam menumbuhkembangkan inovasi dan bisnis yang inovatif? • Bagaimana pengembangan budaya inovasi yang paling sesuai di daerah dapat dilakukan?
INOVASI & MODERNISASI SUMBER PERKEMBANGAN EKONOMI Perbaikan Bisnis yang Ada (Existing) Keterkaitan Pengetahuan & Kompetensi
Faktor keunggulan lokalitas
Pembelajaran, termasuk Litbangyasa
Rantai Nilai Inovasi & Difusi
Siklus yang Makin Menguat (Dari vicious cycle menjadi virtuous cycle)
PI UMKM
Penyediaan pengetahuan/ teknologi
Interaksi & Keterkaitan
Daya Saing yang Lebih Tinggi
Investasi Dari Luar
Rantai Nilai Produksi ROI yang Lebih Tinggi
Investasi untuk Inovasi
Pengembangan Bisnis Baru
Investasi (& perdagangan )
Ke Luar
• PJPB (BDSP) : Penyedia Jasa Pengembangan Bisnis (Business Development Service Provider) • Inkubator : Inkubator bisnis berbasis teknologi
Ilustrasi Kabupaten Malang
Visi Pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2005 - 2025 adalah “ Kabupaten Malang Aman, Maju, Adil dan Makmur ” Misi Untuk pencapaian visi diatas tersebut diperlukan misi : 1. Meningkatkan supremasi hukum dan HAM serta mendorong tumbuh dan berkembangnya kekuatan sosial politik dan organisasi kemasyarakatan. 2. Meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan serta mendorong maju dan berprestasinya olah raga seni dan budaya. 3. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya berdasarkan potensi dan prospek pengembangannya. 4. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya berdasarkan keadilan sosial dan menjamin kesinambungan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Visi Pembangunan Kabupaten Malang Tahun 2010 – 2015 adalah sebagai berikut: Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB
MISI Adapun misi pembangunan Kabupaten Malang untuk 5 tahun kedepan adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, adatistiadat dan budaya. 2. Mewujudkan pemerintahan good governance (tata kelola epemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, dan demokratis. 3. Mewujudkan supremasi hukum dan HAM. 4. Mewujudkan kondisi lingkungan yang aman, tertib, dan damai. 5. Mewujudkan peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur. 6. Mewujudkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing. 7. Mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang berbasis pertanian dan pemberdayaan masyarakat perdesaan.
TEMA 2012 Percepatan Pembangunan Infrastruktur untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat serta Meningkatkan Daya Saing Daerah
Dengan pertumbuhan ekonomi 6,54% Mengandalkan sektor pertanian (pangan, perkebunan, peternakan, perikanan) sebagai basis; yang dihela sektor industri, perdagangan, pariwisata dan investasi sebagai lokomotif percepatan.
Dokumen Strategis Penguatan Sistem Inovasi Daerah 1. Mengembangkan kerangka umum yang kondusif bagi inovasi. • Menghapus regulasi yang menghambat. • Mengatasi berbagai kelemahan lingkungan legal. • Mengembangkan infra dan supra struktur pendukung perkembangan inovasi. • Memperbaiki administrasi yang birokratif. • Mengatasi keterbatasan pembiayaan/pendanaan inovasi. • Mengembangkan langkah efektif berkaitan dengan isu perpajakan/retribusi atau pungutan yang berakibat pada tidak kompetitifnya daerah bagi aktivitas bisnis dan inovasi. • Meningkatkan kepedulian dan implementasi standarisasi dan perlindungan HKI.
2. MEMPERKUAT KELEMBAGAAN DAN DAYA DUKUNG IPTEK/LITBANGYASA SERTA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN ABSORPSI DUNIA USAHA (KHUSUSNYA UKM)
• Memperbaiki faktor-faktor penentu untuk meningkatkan daya dukung iptek • Memperkuat kelembagaan dan sumber daya iptek • Memperbaiki faktor-faktor berpengaruh untuk memperbaiki kemampuan absortif pengguna (calon pengguna) iptek
3. MENUMBUHKEMBANGKAN KOLABORASI BAGI INOVASI DAN MENINGKATKAN DIFUSI INOVASI, PRAKTIK BAIK/TERBAIK DAN/ATAU HASIL LITBANGYASA SERTA MENINGKATKAN PELAYANAN BERBASIS TEKNOLOGI
•
Ketersediaan dan kesiapan teknologi (sisi penyediaan)
•
Mengembangkan dukungan keuangan dan non keuangan bagi aktivitas inovasi kolaboratif;
•
Mendorong pengembangan peran intermediasi (intermediaries) yang berbasis tekno-bisnis (misalnya penyedia jasa pengembangan bisnis, technology clearing house);
•
Menumbuhkembangkan keterkaitan-keterkaitan (atau kemitraan) bisnis berbasis teknologi;
•
Mengembangkan aktivitas diseminasi/difusi teknologi tertentu yang bermanfaat bagi perekonomian, sosial budaya di tingkat nasional/daerah;
4. Mendorong Budaya Inovasi Dan Difusi Teknologi •
Peningkatan keperdulian publik (public awareness) tentang pentingnya kreativitas-keinovasian;
•
Perbaikan apresiasi/penghargaan SDM iptek (inovasi);
•
Reformasi pendidikan (sekolah, perguruan tinggi) dan kelembagaan litbangyasa untuk semakin berkembang sebagai organisasi riset dan pewirausaha (research & entrepreneurial organizations);
•
Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan;
•
Mendorong perkembangan perusahaan-perusahaan pemula (baru) yang inovatif;
•
Mengembangkan upaya/program untuk menarik dan mempertahankan talenta yang penting bagi kemajuan nasional/daerah (seperti reverse brain drain) dan meningkatkan mobilisasi SDM iptek di daerah (dan secara nasional);
•
Meningkatkan kapasitas pada lembaga-lembaga pemerintah (termasuk di daerah);
•
Mengembangkan program payung secara terpadu bagi pemajuan inovasi
5. Menumbuhkembangkan Dan Memperkuat Keterpaduan Kemajuan Sistem Inovasi Pada Klaster Industri Daerah Dan Nasional •
Peningkatan dialog konstruktif dan kerjasama/koordinasi lintas stakeholders serta harmonisasi/sinkronisasi regulasi dan/atau program/kegiatan (antarpihak di tingkat “pusat”, antara “pusat” dengan “daerah”, antardaerah);
•
Peningkatan motivasi, stimulasi, fasilitasi yang bersifat terobosan untuk meningkatkan sinergitas dalam penguatan sistem inovasi.
•
Pengembangan litbangyasa spesifik atau jaringan inovasi yang bersifat strategis;
•
Penumbuhkembangan prakarsa kompetisi pengembangan inovasi kolaboratif (misalnya skema patungan dan/atau hibang bersaing);
•
Pengembangan klaster-klaster industri spesifik;
•
Pengembangan aliansi strategis yang penting;
•
Penumbuhkembangan investasi dan keterkaitan inovasi dan bisnis;
•
Harmonisasi/sinkronisasi regulasi dan program/kegiatan.
6. Penyelarasan dengan perkembangan global 1.
Peningkatan kemampuan para pihak kecenderungan dan tantangan universal;
dalam
menyikapi
2.
Peningkatan dialog konstruktif di tingkat internasional dan kerjasama internasional yang saling menguntungkan;
3.
Pengembangan strategi global.
4.
Peningkatan keperdulian publik dan penegakan hukum di bidang HKI;
5.
Peningkatan inventarisasi, pengembangan dan pendayagunaan asetaset pengetahuan/teknologi masyarakat setempat (local/indigenous knowledge/technological), termasuk perlindungan dari aspek legal/HKI;
6.
Peningkatan kapasitas (nasional dan daerah) dalam sistem MSTQ (metrology, standardization, testing, and quality);
7.
Fora (forum-forum) internasional yang penting;
8.
Penumbuhkembangan kerjasama dan promosi internasional;
9.
Pengembangan mutual recognition agreement;
10. Pembatasan ekspor bahan baku tertentu atau produk bernilai tambah rendah; 11. Kemitraan relokasi proses bernilai tambah tinggi dari negara mitra.