KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
MANAJEMEN INOVASI Membangun Kapasitas dan Kapabilitas Perguruan Tinggi Dalam Hilirisasi Hasil Riset Iptek dan Inovasi
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
1
1
AGENDA PAPARAN 1. Latar Belakang 2. Manajemen Inovasi PT dan Lembaga Litbang 3. Implementasi Inovasi PT dan Lembaga Litbang
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
2
2
LATAR BELAKANG
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
3
3
Fungsi dan Tujuan Perguruan Tinggi UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012
Fungsi (Pasal 4, ayat b) Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;
Tujuan (Pasal 5, ayat b,c) • Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa; • Dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia; dan terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
INOVASI
4
4
RPJMN 2015-2019 Buku 1 BAB 6 AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL Bagian 6.5.2 Pembangunan Pendidikan: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar; Halaman 6-73
Strategi 10 : Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, melalui strategi: a.Pengembangan jurusan-jurusan inovatif sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan industri, disertai peningkatan kompetensi lulusan berdasarkan bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; b.Penguatan kerjasama perguruan tinggi dan dunia industri untuk kegiatan riset dan pengembangan; c.Pengembangan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang terintegrasi di dalam mata kuliah, dengan menjalin kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
5
5
Peran Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
LEMBAGA YANG BERKUALITAS
INOVASI
PENELITIAN DAN PENEMBANGAN
SUMBERDAYA BERKUALITAS
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
DAYA SAING
TENAGA KERJA TERAMPIL DIKTI
Kementerian Ristek dan Dikti
66
6
INOVASI ATAU HILIRISASI 1.
2.
3.
Hilirisasi Iptek ke dalam ekonomi dan masyarakat meningkatnya peran pengetahuan (knowledge) dalam perekonomian (knowledge-based economy) meningkatnya cara pikir sistemik di kalangan pengambil kebijakan menggantikan model linier ( supply push & market/demand pull sistem inovasi) Sedangkan RUU SINAS P3IPTEK memaknai inovasi sebagai “kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, penetapan dan/atau perekayasaan yang menghasilkan kebaruan dan perubahan yang diterapkan dan bermanfaat secara komersial, ekonomi dan atau sosial budaya
Menurut OECD : An innovation is the implementation of a new or significantly improved product (good or service), or process, a new marketing method, or a new organizational method in business practices, workplace organization or external relations. Innovation covers a wide range of domains with science and technology innovation as the core.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
7
77
Kualitas Litbangyasa
Alih Teknologi
Jasa Teknologi Prototyping Production technology Testing & certification
Perfect Competition vs Oligopoly Skala ekonomi
Barrier to Entry
Techno-economic prospect
Lembah Kematian (Valley of Death)
Hilirisasi Hasil Litbangyasa
Kebutuhan Teknologi
Kebut Kemampuan inovasi
Gresham’s law Struktur & persaingan pasar
Kebutuhan & daya serap inovasi
Market size & position
switching cost
Technology competencies
Network externality
Risk appetite
Technology lock-in
Pasokan SDM Iptek
Pasokan SDM Iptek 8
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
8
8
Proses INOVASI What is not disseminated & used, is not an innovation (World Bank 2010)
Menumbuhkan Inovasi -
Produk/ Proses Inovatif
R & D (SDM & Fasilitas) Pendanaan Time to market Prototip laboratorium Optimasi 1,2 dst Prototip industri dll
-
Pasar
Biz Model Pakar & Mitra Fasilitas produksi Aspek legal Investasi & Pendanaan Penyesuaian kebijakan dll
Ristek dan Dikti KemampuanKementerian & dukungan sangat berbeda
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Membawa ke Pasar
9
9
STRATEGI RISET DAN INOVASI:
Balanced Demand Driven dan Supply Push
Demand Driven Take to market
Market identified
Take to market
Market to be identified
Supply Push Basic Research
Tecnology
Research grants
Technology grants
Product Development
Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi, pilot scale, trial productin, insentif, regulasi
Many years of R&D Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
2-3 Years Kementerian Ristek dan Dikti
10
10
Banyak Inovasi ‘tersungkur’ di ‘Valley of Death’
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti http://andrewhargadon.typepad.co 11
m
11
Menemukenali “LEMBAH KEMATIAN” dalam UPAYA Hilirisasi Hasil Litbang dan Inovasi Area yang bersifat KRITIKAL Penelitian dan Pengembangan
Demonstrasi (Uji Coba) Skala Pilot
TRL
1
TRL
2
TRL
3
TRL
4
TRL
5
TRL
TRL
6
7
TRL
8
Produksi
Skala Komersial
Komersial Dukungan
Komersial Kompetitif
TRL
9
TRL : Kesiapan Teknologi (technology readiness level) CRL
1
CRL
CRL
CRL
3
2
4
CRL
5
CRL
6
CRL : Kesiapan Komersial (commercial readiness level) MRL
7
MRL
8
MRL
9
MRL
10
MRL : Kesiapan Manufaktur (manufacturing readiness level)
Manufaktur produk secara kontinyu
Sumber : diolah dari materi presentasi AIPI
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
12
12
Tantangan dalam Menghadapi “LEMBAH KEMATIAN”
“LEMBAH KEMATIAN” Tantangan yang dihadapi : 1.TRL (tingkat kesiapan teknologi) = 7,8, 9 2.CRL (tingkat kesiapan komersial) = 1, 2, 3, 4 3.MRL (tingkat kesiapan manufaktur) = 7, 8, 9, 10 4.Peningkatan dari skala purwarupa (pilot) menjadi skala komersial : Investasi dan biaya tinggi; Risiko tinggi; Mengejar momentum “time-to-market”; 5.Belum terlalu menarik bagi investor; SINERGI Consulting – N. Ananto 0816729727
Sumber : diolah dari materi presentasi AIPI
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
13
13
POTENSI INOVASI OLEH PERGURUAN TINGGI 11 Perguruan Tinggi 3 Perguruan Tinggi
3 Perguruan Tinggi 27 Perguruan Tinggi 7 Perguruan Tinggi Kesehatan Transport dan obat asi
Maritim dan kelautan
Penanggulangan bencana dan Perubaha Sosial Total per pengurangan risiko n iklim humaniora Regional bencana 3 1 13 137 11 2 68 592
Regional
Pangan
Energi
SUMATERA (11 Perguruan Tinggi) JAWA (27 Perguruan Tinggi) BALI, LOMBOK dan NUSA TENGGARA (7 Perguruan Tinggi) KALIMANTAN (3 Perguruan Tinggi) SULAWESI, MALUKU dan PAPUA (3 Perguruan Tinggi) Total per Bidang
56 115
21 92
14 61
1 24
15 89
0 1
9 68
4 61
33
2
5
0
4
0
9
1
0
8
17
79
7
4
11
4
11
0
3
0
3
1
4
48
23
17
10
1
2
0
1
3
2
0
11
70
234
136
101
30
121
1
90
69
19
12
113
926
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
TIK
Material HanKam maju
Kementerian Ristek dan Dikti
14
14
INNOVATION Market Need and Application
New and Old S&T
INNOVATION
Business Model, Supply Chain, Manufacturing
ITERATION Innovation I Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
15
15
MANAJEMEN INOVASI
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
16
16
MANAJEMEN INOVASI (Tujuan) 1. Transformasi mindset aktivitas R&D di perguruan tinggi 2. Meningkatkan sinergi sumberdaya R&D di perguruan tinggi 3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perguruan tinggi untuk hilirisasi produk litbang ke industri/dunia bisnis; 4. Meningkatkan keterlibatan akademisi untuk berhubungan secara langsung dengan industri 5. Meningkatkan kerjasama perguruan tinggi dengan Industri 6. Meningkatkan jumlah produk inovasi hasil R&D Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
17 17 17
MANAJEMEN INOVASI (Program)
Pembentukan dan penguatan peran unit-unit intermediasi
Penguatan Unit Intermediasi
Capacity Building
Membangun kompetensi dan budaya inovasi, penghargaan bagi inovator
Peningkatan Pendanaan Inovasi
Pendanaan uji beta dan difusi, infrastuktur skala produksi, uji dan sertifikasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
18
18
1. Penguatan Unit Intermediasi
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
19
19
1. Penguatan Unit Intermediasi Science and Techno Park (STP Science Techno Park (STP) merupakan kawasan yang dikelola secara profesional dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan/perekonomian masyarakat sekitarnya dengan mempromosikan budaya inovasi dan daya saing dari bisnis berbasis pengetahuan. STP merupakan penyedia pengetahuan terkini, penyedia solusi teknologi, serta merupakan pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut.
Technology Park (TP) Technology Park atau Science Park adalah kawasan bangunan yang diperuntukan bagi penelitian dan pengembangan sains dan teknologi berdasarkan kepentingan bisnis. Berbeda dengan industrial park dan business park, kegiatan bisnis dan organisasi di Techno Park lebih fokus kepada pengembangan produk dan inovasi sedangkan industrial park focus kepada manufaktur dan business park focus kepada administrasi
Inkubator
Perusahaan/lembaga yang memberikan suatu program yang didesain untuk membina dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan / pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat. Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
20
20
TECHNOLOGY TRANSFER OFFICE (TTO) LEMBAGA ALIH TEKNOLOGI untuk mewujudkan percepatan proses alih teknologi agar hasil penelitian dan pengembangan di LEMLITBANG dan PT dapat diaplikasikan oleh para pengguna teknologi/industri secara komersial untuk meningkatkan perekonomian, daya saing, dan kesejahteraan bangsa. Perguruan tinggi sebagai lembaga pengajaran (teaching university) Perguruan tinggi sebagai pusat riset (research university) Perguruan tinggi sebagai wahana penumbuhkembangan kewirausahaan (entrepreneurial university) berbasis teknologi. Lembaga Litbang sebagai Pusat Riset dan Komersiaisasi Riset.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
21
21
TEACHING INDUSTRY
TRANSFORMASI
Pembelajaran Berorientasi Industri : 1. Strategi pembelajaran telah mencakup proses pendidikan dan proses litbang dan inovasi; 2. Litbang dan inovasi dilakukan integratif, baik dari aspek akademik maupun aspek praktis untuk memenuhi kebutuhan dunia bisnis; 3. Struktur, sumberdaya dan budaya berorientasi pada riset (research uiversity) dan mengarah pada pada “entrepreneurial university”; Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
22
22
Kerangka Kerja Pengembangan Teaching Industry Pemerintah Republik Indonesia (Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ristek & Dikti)
Pemenuhan kebutuhan anggaran
Pengadaan pemerintah
SDM ahli, teknologi,
Pengadaan pemerintah
kebutuhan spesifik
Insentif pajak
kapasitas
Perguruan Tinggi Lembaga Litbang
Teaching Industry (*) order/load market driven,
Peran PT/Litbang : 1.Memenuhi fixed cost foresight technology., revenue 2.Teknologi dan SDM ahli 3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
Industri/Pabrik
Peran Industri : 1.Pemberi order (load) 2.Quality control 3.“Bapak angkat” 4.Informasi dinamika pasar
Nilai Tambah Nasional (*) Teaching Industry, dikembangkan sesuai target pembangunan bidang/sektor
1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri 2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri) 3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil 4. Peningkatan ekspor produk DN
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
23 23 23
2. Capacity Building
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
24
24
2. Capacity Building Draft Arsitektur Pelatihan Manajemen Inovasi Tingkat Lanjut
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
25
25
KELUARAN SPESIFIK : "Manajemen Inovasi - Membangun Landasan Keunggulan Daya Saing" Peserta mampu memahami urgensi dan beragam inovasi, dapat menerapkan prinsip-prinsip dasar pendekatan manajemen inovasi, memiliki kompetensi atas penerapan strategi dan perangkat analitis agar semakin mampu memberdayakan dirinya secara efektif dan efisien, baik sebagai tenaga fungsional perekayasa, peneliti atau rumpun fungsional sejenis lainnya, maupun sebagai tenaga profesional pengelola ”Pusat Inovasi” atau kelembagaan intermediasi Peserta dapat memahami : 1). Alasan Berinovasi; 2). Inovasi dan Sumber Inovasi; 3). Jenis dan Pola Inovasi; 4). Isu Krusial; 5). Menetapkan Arah Strategis Organisasi; 6). Memilih Gagasan/Rencana Inovasi; 7). Strategi Kemitraan; 8). Melindungi/Mengamankan Inovasi; 9). Mengorganisasikan Proses Berinovasi; 10). Mengelola Proses Pengembangan Produk Baru; 11). Merancang Strategi Pemanfaatan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
26 26 26
GARIS BESAR MATERI AJAR # 1 : "Manajemen Inovasi - Membangun Landasan Keunggulan Daya Saing"
NO
TUJUAN KURIKULER
1.
DINAMIKA ORGANISASI: Memahami dan menjelaskan landasan konsep (termasuk terminologi teknis) dan implikasi dari dinamika inovasi untuk membantu pengambil keputusan
2.
MERUMUSKAN STRATEGI INOVASI memahami dan dapat mempraktikkan pengelolaan proses perencanaan arah strategi organisasi dan alternatif gagasan/rencana inovasi beserta pemilihan yang paling sesuai. Peserta juga dapat mendiskusikan perkembangan paradigma termasuk strategi kemitraan dan bagaimana melindungi atau mengamankan rencana inovasi
3
MENGIMPLEMENTASI STRATEGI INOVASI: memahami proses dan mampu mengimplementasikan rencana inovasi, termasuk implikasinya terhadap struktur organisasi atas inovasi, manajemen proses pengembangan produk baru beserta timnya, serta pengembangan strategi pemanfaatannya
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
27 27 27
KEPESERTAAN : "Manajemen Inovasi - Membangun Landasan Keunggulan Daya Saing"
Diklat "Manajemen Inovasi dan Teknologi - Membangun Landasan Keunggulan Daya Saing", sangat disarankan untuk diikuti oleh : 1. Para Peneliti, Perekayasa maupun Perencana dalam berbaga bidang fokus; 2. Dosen dan pengajar dari Pendidikan Tinggi, baik bagi pendidikan gelar, non gelar; 3. Manajemen/pengelola fungsi/unit kerja/lembaga Litbang Iptek dan penguatan inovasi, baik pada K/L/D/Pendidikan Tinggi maupun perusahaan (dunia usaha); 4. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menangani urusan yang berkaitan dengan litbang Iptek, penguatan inovasi maupun komersialisasi teknologi;
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
28 28 28
IMPLEMENTASI INOVASI PERGURAN TINGGI DAN LEMBAGA LITBANG
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
29
29
PROGRAM INOVASI 1. Program Inovasi Teknologi Industri 2. Program Inovasi Teknologi PT 3. Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) 4. Program Inkubasi Teknologi dan Wirausaha
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
30
30
INOVASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI Focus Tujuan
ICT; Hankam; Pangan; Kesehatan; Energi; Transportasi; Material maju
Mempercepat Hilirisasi hasil-hasil R & D
Sinergi Kerjasama ABG untuk mengembangkan Produk Inovasi
Output/Outcome Produk Inovasi Pendanaan Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Penyempurnaan Prototipe Industri, Pengujian, Penyesuaian Standar, Sertifikasi, Audit Teknologi, Alih Trial Production KementerianTeknologi, Ristek dan Dikti 31 31
RUBBER AIR BAG IMPLAN TULANG
SEPEDA MOTOR LISTRIK
PENGOLAHAN SAMPAH (DRY FERMENTATION)
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
32
32
Supply-Chain: Inovasi Teknologi Implan Tulang Stainless Steel (PT. Zenith Almart dan PTM-BPPT) UJI ALPHA (α) 1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium
Riset trial production
PT. Zenith PTMBPPT
Prosedur standar produksi ALKES
PT. Zenith PTMBPPT
Testing
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
UJI BETA (β) 1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut
DIFUSI 1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut
Pembangunan fasilitas produksi
Sampling produk untuk sertifikasi
Ijin produksi implan
PT. Zenith BPPT
PT. Zenith PTM-BPPT Dinkes Jatim RS Orthopedi
Dinkes Jatim PT. Zenith
Trial produksi perdana implan
Uji produk ke pasien bedah tulang
Kementerian Ristek dan Dikti
/
Penjualan produk ke RS seluruh Indonesia
PT. Zenith Distributor Alkes
LKPP Penjualan produk untuk pasien BPJS
33
33
INOVASI TEKNOLOGI DI PERGURUAN TINGGI Tujuan Membangun Industri berbasis teknologi yang berfungsi sebagai sarana pembelajaran dan pengembangan produk inovasi
Focus ICT; Hankam; Pangan; Kesehatan; Energi; Transportasi; Material Maju
Output/Outcome Pembelajaran, Industri dan Produk Inovasi Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Teaching Industry
Kriteria Seleksi Kelayakan Pembelajaran; Kelayakan Bisnis (Industry); Kesiapan dan Rekam Jejak Peneliti; Luaran, Resiko dan Dampak
Kementerian Ristek dan Dikti
34
34
Padi IPB3S
Alkes: Ina Shunt, NPC Strip, Ceraspon, INA Sent
Peternakan di Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Enrekang 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
Smart Phone 4G
Base Station 4G
35
35
Konsep Teaching Industry di ITB (Design Center Elektronika) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Pemenuhan kebutuhan anggaran
Pengadaan pemerintah
SDM ahli, teknologi,
Pengadaan pemerintah
kebutuhan spesifik
Insentif pajak Regulasi TKDN
kapasitas
BTS :
Institut Teknologi Bandung
Design Center Eletronika (BTS & Smartphone 4G)
order/load market driven,
Peran PT/Litbang : 1.Memenuhi fixed cost foresight technology., revenue 2.Teknologi dan SDM ahli 3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
PT. LEN (Produsen) Telkomsel (User)
SMARTPHONE : PT. INDI (Marketing & Distribution) PT. TSM (Produsen) Koperasi Digital (User)
Peran Industri : 1.Pemberi order (load) 2.Quality control 3.“Bapak angkat” 4.Informasi dinamika pasar
Nilai Tambah Nasional 1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri 2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri) 3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil 4. Peningkatan ekspor produk DN Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
36
36
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
37
37
Konsep Teaching Industry di UGM (Technomed Factory) Pemenuhan kebutuhan anggaran
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI Pengadaan Sarana dan Prasarana Pelatihan fabrikasi alkes di Industri Legalisasi produk alkes
Pengadaan pemerintah (JKN)
SDM ahli, teknologi Kapasitas produksi
Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM
PT Phapros Rumah sakit
PT Swayasa Prakarsa
order
Peran UGM : market driven, 1.Memenuhi fixed cost foresight technology., revenue 2.Teknologi dan SDM ahli 3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
Peran PT Phapros, RS, JKN : 1. Pemberi order 2. Quality control 3. Informasi dinamika pasar
Nilai Tambah Nasional 1. Pemenuhan kebutuhan alkes dalam negeri 2. Peningkatan daya saing dan kemandirian industri alkes 3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil dibidang alkes 4. Ekspor alkes(future) Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
38
38
PRODUK INOVASI ALAT KESEHATAN UNGGULAN UGM Lembaga Pelaksana : UGM Lembaga Mitra : PT. Gama Multi Usaha, Yayasan Hepatika, PT. Swayasa Prakarsa, PT. Phapros, PT. Indofarma, PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe Farma Output : Tersedianya fasilitas pabrik TechnoMed Factory yang dapat memproduksi berbagai alat kesehatan hasil riset UGM, Ijin Produksi Alat Kesehatan : semilunar flushing valve device (INA shunt), NPC G Strip, CeraSpon dari Kementerian Kesehatan RI, Ijin Edar Alat Kesehatan : semilunar flushing valve device (INA Shunt), NPC G Strip, CeraSpon dari Kementerian Kesehatan RI, Terlaksananya uji preklinis dan penguasaan teknologi manufacturing INA-Stent. Berfungsi sebagai blood haemostatic pasca pencabutan atau operasi gigi Sponge pertama di Indonesia yang memiliki sertifikasi halal dan aman digunakan
Ina Shunt
Berfungsi untuk mengalirkan cairan otak dari rongga ventrikel menuju rongga perut (peritoneal) pada pasien hidrosefalus
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Untuk mengetahui adanya sel kanker nasfaring dalam darah pasien
Membantu mengatasi problema kesehatan bagi penderita jantung korones Ina Stent
Kementerian Ristek dan Dikti
39
39
PROSES PEMBENTUKAN PPBT DAN CPPBT
Peneliti/Dosen/Masyarakat
INKUBATOR/LPPM/PUSAT INOVASI
INVENTOR
Peneliti/Dosen/ Enterpreneur
INOVATOR
INVESTOR
START UP (PPBT)
Penyedia Dana Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
40
40
INKUBATOR Negara
Jumlah Inkubator
USA/Canada
1300+
China
600+
South Korea
270+
Japan
200+
India
110+
Taiwan
97+
Malaysia
106 +
Uzbekistan
20+
Europe
900+
Sumber: National Incubation Network Association (NINA) Malaysia Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Indonesia saat ini memiliki ± 80 Inkubator Wirausaha Perguruan Tinggi: Trisakti, UI, IPB, SGU, UMN, BTP-Univ Telkom,Universitas STIKUBANK, UGM, UNY,UNS, UPN Veteran Surayabaya, Poltek Banjarmasin, STMIK Primakara, Unud, UMI Unit Kerja Kementerian/LPNK: BPPT, LIPI, Kemkominfo, Kemenperin/Dinas Perindustrian Jateng, Kemenristek Unit Kerja Pemda: Bappeda Jateng, Pemda Sumsel Swasta: Gepi, Yayasan Inotek, Merah Putih Co.Id, MITI, PT Realitas BUMN: Telkom, Indosat ....... Kementerian Ristek dan Dikti
41
41
Contoh Inkubasi Bisnis Teknologi 2016
E-TICKETING Inkubator: Inkubator Kreasi dan Inovasi Telematika Semarang (IKITAS)
Tenant: Nama : Agung Trianto Nugroho No Telp :+62 878-5002-1121 Email :
[email protected] Alamat : Jl. Zebra dalam II No.12 Kel. Pedurungan Kota PT. Nusantara Global Inovasi
Inkubator: Balitbang Prov. Jawa Tengah
MAGIC RING Tenant: Nama : Sumiyanto No Telp : +62 813-393-773-388 Alamat : Jl. Asrama Haji Donohudan KM1, Jetis, Gagaksipat - Boyolali Email :
[email protected] CV. Sumi Inotech
Fruits Up Tenant:
Inkubator : Panayaan Inkubator
Nama
: Mahadyansahi Alhadi
No Telp : +62 823-4333-3332 Alamat : Bandung – Jawa Barat Email :
[email protected]
CV. ORMUND INDONESIA
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
42
42
Contoh Produk Inovasi PPBT 2016 Melalui Pusat Unggulan Rumput laut, LPPM – Universitas Halu Oleo (UHO). Inovasi ini telah dikembangkan Rakit Jaring Apung dan Jaring Kantung Apung di patenkan oleh Prof. Ma’ruf Kasim. Keunggulan RaJA dan JaKA adalah 1). Mudah di rakit. 2) Mudah dioperasikan, 3) Melindungi rumput laut dari hama. 4) Meminimalisasi serangan penyakit iceice. 5) Menjaga rumput laut dari perekatan epiphyte. 6) Menjaga rumput laut dari kotoran sampah lautan. 7) Menjaga penataan ruang penggunaan laut rapi dan bersih. 8) Menghindari perselisihan antar pengguna lahan. 9). Memacu pertumbuhan rumput laut. 10) Mudah dipindahkan kedaerah yang aman. 11) Mempunyai keuntungan ekonomi jangka panjang. 12) Dapat dioperasikan disemua topografi laut, 13) Dapat dioperasikan disemua musim (sepanjang Tahun).
RUMAH INOVASI TEKNOLOGI RUMPUT LAUT (RIT-RL)
Dayasaing jeruk nasional dapat ditingkatkan melalui peningkatan kualitas dan produktivitas. Pada periode pasca panen, agar kualitas visual jeruk lokal dapat bersaing dengan jeruk luar, maka dapat ditingkatkan melalui penerapan teknologi pasca panen seperti degreening dan pelapisan (coating) sehingga penampilan buah jeruk lebih baik. Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT – IPB) telah berhasil mengembangkan teknologi degreening untuk menghasilkan jeruk tropika berwarna jingga.
Desain alat Dento-laser diode/LED dapat digunakan oleh dokter gigi untuk aplikasi fotoinaktivasi bakteri penyebab penyakit gigi dan mulut, pada prinsipnya terdiri dari (1) instrument fotodinamik dan (2) charging station. Cara kerja dari alat ini sebagai berikut, saat sistem mulai dihidupkan, maka user dapat mengatur besar intensitas laser dan lama waktu penyinaran. Selanjutnya laser akan menyala selama waktu yang telah ditentukan. Setelah batas waktu penyinaran terpenuhi, laser akan dinonaktifkan dan buzzer akan dinyalakan. Hasil penelitian menggunakan instrumen Dento laser diode 405 nm dosis 25 J/cm2 dengan eksogen fotosensitiser klorofil menghasilkan penurunan bakteri Streptococcus mutant sebesar 74%. Hasil penelitian juga menunjukkan efektivitas Dento LED dosis 21 J/cm2 yang mampu menurunkan viabilitas bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans sebesar 81%
PRODUKSI ALAT DENTO-LASER DIODE/LED UNTUK APLIKASI PENYAKIT GIGI DAN MULUT
PRODUKSI JERUK BERWARNA JINGGA MELALUI Kementerian Ristek dan Dikti PENERAPAN TEKNOLOGI DEGREENING 15/08/2017
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi
43
43
JOKOWI Paparkan Tiga Kunci Keunggulan Daerah (Membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI 19 Juli 2017) …..setidaknya terdapat tiga hal penting yang harus ditanaman dan dijalankan untuk menjadi yang terdepan dibandingkan lainnya. Tiga hal tersebut ialah inovasi,
kreativitas, dan jiwa
entrepreneur…. …Presiden Joko Widodo meminta tiap daerah untuk mulai
menyiapkan sebuah wadah untuk menumbuhkan tiga kunci utama tersebut….Daerah-daerah harus menyiapkan inkubator-inkubator kecil untuk menyongsong ini…..Daerah juga diminta kesiapannya untuk melakukan reformasi kebijakan secara cepat, salah satunya dalam hal perizinan dan investasi….. Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
44 44 44
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
TERIMAKASIH
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 15/08/2017
Kementerian Ristek dan Dikti
45
45