e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IVB Ni Putu Dessy Sugiantari1, M. G. Rini Kristiantari2, I Ketut Ardana3 123Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara dalam Bahasa Indonesia melalui pendekatan saintifik berbantuan media visual pada siswa kelas IVB di SD Negeri 12 Padangsambian Tahun Ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan subjek penelitian siswa kelas IVB SD Negeri 12 Padangsambian sebanyak 43 siswa, dan objek penelitian keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia. Data keterampilan berbicara dikumpulkan dengan metode observasi dan tes lisan. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan berbicara siswa pada siklus II diperoleh sebesar 85,80, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 5,9 dari siklus I yang sebelumnya hanya mencapai 79,90. Sedangkan presentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan sebesar 32,64%, presentase ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 44,10%, setelah dilaksanakan siklus II presentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat menjadi 76,74%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia pada siswa kelas IVB SD Negeri 12 Padangsambian tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : saintifik, media visual, keterampilan berbicara
Abstract This research aimed to improve Bahasa Indonesia speaking skill through a scientific approach by using visual media on IVB grade students at SDN 12 Padangsambian Academic Year 2015/2016. This research is a classroom action research conducted in two cycles with 43 students of IVB grade students of SD Negeri 12 Padangsambian as research subjects, and the object of research Bahasa Indonesia speaking skills. The data of the students' speaking skills was collected by using observation method and oral test method. The data was analyzed by using descriptive quantitative analysis and descriptive qualitative analysis. The results showed that the average score of speaking skills of students in the second cycle was 85.80, it showed an improvement of 5.9 from the first cycle which reached only 79.90. Meanwhile, classically, learning completeness percentage was increased by 32.64%, where the percentage learning completeness, classically, in the first cycle reached 44.10%. After the second cycle was executed classically, learning completeness percentage increased to 76.74%. Thus, the scientific approach by using visual media can improve speaking skills in the Indonesian IVB grade students of SD Negeri 12 Padangsambian the school year 2015/2016. Keywords : scientific, visual media, speaking skills
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk dapat menciptakan insan manusia yang cerdas, kompetitif serta kreatif. Dasar pendidikan di Indonesia adalah cita-cita kemanusiaan yang universal. Oleh karena itu pembaharuan dalam dunia pendidikan perlu dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensipotensi manusiawi siswa. Potensi yang dimaksud berupa potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya. Potensi itu dikembangkan untuk menjadi nyata dan berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. keharmonisan, kedinamisan guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan nasional maka disusunlah sebuah rencana tertulis yang dikenal dengan istilah kurikulum. Menurut Hernawan (2010:1.5), “kurikulum dipandang sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses belajar mengajar”. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (dalam Lampiran I Permendikbud RI No. 57, 2014 : 1). Peranan Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan dan
meningkatkan kualitas pendidikan, maka berbagai upaya telah dilakukan pemerintah salah satunya dengan melakukan pengembangan terhadap Kurikulum Pendidikan di Indonesia yang sesuai dengan kemajuan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu cepat mendorong terjadinya perubahan dalam pembelajaran. Guru harus melakukan perubahan penyesuaian dalam paradigma strategi dan teknologi pembelajaran. Di dalam pemahaman mengajar, seorang guru memerlukan suatu strategi pembelajaran yang efektif agar dapat menjalankan proses pembelajaran dengan baik dan efisien. Mutu pembelajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas, kemampuan, dan sikap inovatif siswa. Guru tidak lepas dari pengajar yang harus memainkan perannya dalam proses pembelajaran. Untuk itu, perlu dibina dan dikembangkan kemampuan profesional guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi pembelajaran yang kaya dengan variasi sesuai dengan kurikulum yang diterapkan. Kurikulum ini dijadikan landasan bagi proses pembelajaran terutama di jenjang sekolah dasar. Sekolah dasar merupakan salah satu bentuk lembaga pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Sekolah dasar bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006). Implikasi diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 32 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ialah perubahan model pendekatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah pendekatan pembelajaran tematik terpadu atau yang sering kali disebut sebagai tematik integratif. Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam berbagai tema. Pendekatan pembelajaran ini digunakan untuk seluruh kelas pada sekolah dasar. Pembelajaran dengan pendekatan tematik ini mencakup seluruh kompetensi mata pelajaran yaitu: PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Seni Budaya dan Prakarya kecuali mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti. Salah satu pelajaran yang masuk ke dalam pembelajaran tematik integratif Kurikulum 2013 adalah pelajaran bahasa Indonesia, di mana pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah dasar. Di sekolah dasar, bahasa tidak hanya digunakan dalam kepentingan pembelajaran bahasa saja, namun penggunaan bahasa juga sangat penting untuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan lain yang diajarkan di sekolah dasar. Hal itu terlihat dari guru menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Mengingat pentingnya fungsi dari bahasa Indonesia tersebut, sudah seharusnya bahasa Indonesia dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sejak dini, terutama pada jenjang sekolah dasar. Hal tersebut dikarenakan, “bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting, bukan hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga untuk kepentingan penguasaan ilmu pengetahuan” (Abidin, 2012). Melalui bahasalah manusia belajar berbagai macam pengetahuan yang ada di dunia. Bahasa adalah, “sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang memiliki makna yang dipahami” (Solchan,dkk, 2009: 1.3). Dalam bahasa Indonesia, terdapat keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan. Dibia (2008:3) menyatakan, “Keterampilan berbahasa
yang perlu ditekankan adalah keterampilan reseptif (mendengarkan dan membaca) dan keterampilan produktif (berbicara dan menulis)”. Mengingat pelajaran bahasa Indonesia merupakan penghela dari mata pelajaran lain dalam pembelajaran tematik terintegratif, maka pelajaran bahasa Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis pada pembelajaran. Dalam hal ini, bahasa Indonesia menekankan kepada empat aspek atau keterampilan berbahasa, yakni: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. “Dalam konteks persekolahan, bahasa digunakan para siswa bukan hanya untuk kepentingan pembelajaran bahasa melainkan juga untuk mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah” (Abidin, 2008:6). Pendapat ini diperkuat oleh Alek dan Achmad (2011:22) yang menyatakan, “bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk mengantar dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan”. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan selain digunakan untuk berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting untuk kepentingan mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada berbagai kalangan dan tingkat pendidikan. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada Selasa, 24 November 2015 dengan guru SDN 12 Padangsambian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh guru kelas khususnya kelas IVB. Contohnya, yang terjadi saat guru membelajarkan materi bahasa Indonesia pada suatu tema, perolehan hasil belajar keterampilan berbicara pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kurang optimal, ini dapat dibuktikan dari hasil penilaian ulangan harian yang menunjukkan hasil belajar pengetahuan bahasa Indonesia (keterampilan berbicara), dari 43 siswa terdapat 2 siswa yang mendapat nilai B+, 14 siswa yang mendapat nilai B, dan 27 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
siswa yang mendapat nilai B-. Kurang optimalnya hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas IVB SD Negeri 12 Padangsambian ini dikarenakan guru kurang dapat memaksimalkan pengimplementasian pendekatan saintifik yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013. Selain itu, guru juga mengalami kesulitan dalam mengaitkan tema dengan media yang digunakan. Untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa, dapat dibantu dengan penggunaan media yang tepat. Media yang cocok untuk menambah pemahaman siswa adalah media visual. Media visual merupakan salah satu jenis dari berbagai macam media. Seperti penjelasan yang disampaikan oleh Arsyad (2009:91) “Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan”. Selain itu, Media visual memiliki sifatnya yang konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan ceramah semata. Karena pendapat itulah salah satu jenis media visual yaitu gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Berkaitan dengan keterampilan berbicara, pendekatan saintifik berbantuan media visual dirasakan dapat merangsang rasa keingintahuan siswa terhadap suatu gambaran, dan menumbuhkan imajinasi siswa dalam membayangkan isi dari gambar yang dilihat. Sehingga dengan dibantu media visual nantinya siswa dapat memahami gambar dengan baik dan keterampilan berbicara siswa juga menjadi lebih baik. Berdasarkan berbagai pemaparan tersebut, maka dilakukan sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Saintifik Berbantuan Media Visual untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IVB di SD Negeri 12 Padangsambian”.
rancangan dalam penelitian ini adalah dengan prosedur penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam proses berdaur/bersiklus, yang tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan,tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK memiliki peranan penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Penelitian ini tidak terlepas dari peran serta guru mitra terutama guru kelas IVB dan kepala sekolah yang secara umum untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas tempat berlangsungnya penelitian. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media visual. Penelitian ini menggunakan rancangan siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari tahap tindakan dan tahap evaluasi keterampilan berbicara bahasa Indonesia pada siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB SD Negeri 12 Padangsambian tahun ajaran 2015/2016, dengan jumlah siswa sebanyak 43 orang. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa dikumpulkan dengan teknik tes melalui tes lisan dengan 5 butir tes dalam bentuk uraian yang didasarkan pada rubrik keterampilan berbicara yang telah melalui proses pengujian validitas isi oleh expert judges. Tes lisan digunakan untuk mengumpulkan data keberhasilan siswa dalam mempresentasikan gambar yang ditujukkan dan dalam melaksanakan tanya jawab. Tanya jawab dilakukan untuk mengetahui apakah siswa aktif bertanya mengenai gambar yang telah diberikan, menjawab pertanyaan dengan baik dari guru maupun teman sekelasnya, dan dapat menarik kesimpulan atau tidak. Selain itu pemberian tes secara lisan
METODE Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Oleh karena itu, 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang kemampuan siswa mengemukakan pendapat secara lisan yang berkaitan dengan keefektifan kalimat saat berbicara, intonasi kata saat berbicara, struktur (tata bahasa) yang digunakan saat berbicara, kosakata yang digunakan saat berbicara, kelancaran saat berbicara, serta pemahaman terhadap isi dari apa yang sedang dibicarakan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis deskritif kuantitatif merupakan suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka – angka atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga memperoleh kesimpulan hasil penelitian. Analisis deskriptif merupakan suatu cara pengolahan data dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk kalimat atau kata-kata, mengenai suatu objek yang diteliti sehingga memperoleh kesimpulan hasil penelitian.
dalam penelitian ini, yaitu data tentang keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia. Data keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa diperoleh dari tes evaluasi yang dilaksanakan di setiap akhir siklus. Sebelum dilaksanakan penelitian dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media visual, terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data, serta informasi tentang situasi yang relevan di lokasi penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara bersama wali kelas agar nantinya dapat dibandingkan dengan keadaan setelah dilakukan penelitian. Data yang dikumpulkan sebelum penelitian adalah data keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa. Adapun hasil yang tercatat dari kegiatan observasi awal dengan menggunakan tema sebelumnya, yaitu, rata-rata perolehan nilai keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa adalah 71,3 dengan ketuntasan klasikal baru mencapai 37,2% yang tergolong rendah, karena dari 43 siswa hanya 16 siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM atau mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 70. Sementara 27 siswa lainnya nilainya masih berada di bawah KKM. Berdasarkan data tersebut, keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa masih perlu ditingkatkan lagi maka perlu dilakukannya penelitian ini. Tahap analisis data penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa pada kelas yang menjadi subjek penelitian. Hasil analisis data dengan menggunakan analisis deskritif kuantitatif dan kualitatif dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses analisis data yang dilakukan bertujuan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas selama penelitian secara umum berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dengan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media visual. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes evaluasi. Data yang dikumpulkan
Tabel 1.Hasil Analisis Data Keterampilan Berbicara Data Pra Siklus Siklus I Rata – rata keterampilan berbicara dalam bahasa 71,30 79,90 Indonesia Ketuntasan belajar secara 37,20% 44,10% klasikal
5
Siklus II 85,80 76,74%
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media visual. Pendekatan Saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang berpusat pada siswa dengan menggunakan metode sains dalam pelaksanaannya. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Media visual dapat diintegrasikan ke dalam pendekatan saintifik dengan cara memberikan gambar. Media visual adalah salah satu jenis media yang didalamnya terkandung gambar yang dapat dilihat dengan indera pengelihatan. Media visual dalam pembelajaran merupakan salah satu bagian dari multimedia yang dapat membantu dalam pembelajaran. Dalam multimedia segala unsur yang mencakup gambar, suara, gerak serta interaktif terintegrasi menjadi satu bagian yang penting dalam penyampaian materi pembelajaran. Penggunaan media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa, karena memberikan hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Apabila dikaitkan antara media visual dan pembelajaran maka pembelajaran itu akan menarik, efektif, dan efisien karena siswa sekolah dasar masih berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Apapun yang guru utarakan atau sampaikan harus dibuktikan sendiri dengan mata mereka. Media visual merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak, dan animasi yang disesuaikan dengan usia siswa sehingga pembelajaran akan menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Jadi dapat disimpulkan media visual merupakan salah satu media untuk pembelajaran yang bersifat realistis dan dapat dirasakan oleh sebagian besar panca indera kita terutama oleh indera penglihatan. Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang mengandung maksud pengajaran yang bersifat realistis, melibatkan indera pengelihatan, meningkatkan aktivitas belajar siswa dan digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media juga memiliki berbagai peranan yang intinya mempermudah siswa mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, penggunaan media dalam pembelajaran sangat disarankan. Penerapan pendekatan saintifik berbantuan media visual dalam penelitian ini disebabkan karena adanya permasalahan terhadap keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa kelas IVB SDN 12 Padangsambian. Hasil penelitian dijabarkan sebagai berikut. (1) Siklus I Pada analisis data keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa pada siklus I menunjukkan bahwa pencapaian rata-rata (mean) keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa adalah 79,90, median mencapai 78,8 dan modus mencapai 77,2. Rincian dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I hanya 44,1% (10 orang) yang mendapat nilai A(Sangat Baik) dan (24 orang) yang belum memenuhi indikator keberhasilan sebesar 70% yang telah ditetapkan. Dari hasil analisis data keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal dan belum memenuhi ketercapaian dari indikator keberhasilan yang ditetapkan. Untuk itu dilanjutkan pada siklus II sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia melalui perbaikan pembelajaran pada siklus II. Perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II berdasarkan pada hasil refleksi terhadap siklus I. Hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat beberapa kekurangan yaitu: (1) Siswa belum terbiasa dibelajarkan dengan cara berkelompok; (2) siswa masih harus ditunjuk untuk mengemukakan ide dan kesimpulan atas laporan yang dibuat; (3) dalam kegiatan berdiskusi masih ada siswa yang tidak mau bekerja dalam 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
kelompok dan mengganggu temannya yang lain; (4) siswa masih merasa canggung dan perlu beradaptasi saat diajarkan oleh peneliti; (5) saat tes evaluasi berlangsung, ada beberapa siswa mengganggu temannya yang sedang menjalankan tes evaluasi keterampilan berbicara sehingga siswa yang sedang dites kurang konsentrasi. Berdasarkan kekurangan yang menjadi kendala dalam pelaksanaan tindakan siklus I maka perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II adalah (1) memotivasi siswa agar saling bekerja sama, saling bertukar pikiran, dan saling menghargai pendapat sesama anggota kelompok; (2) merangsang keluarnya ideide dari siswa dan memberikan kebebasan dalam mengemukakan ide atau gagasannya serta berkreasi tanpa mengekang kreatifitas siswa; (3) meningkatkan kerjasama antar kelompok dan meminta siswa untuk membagi tugas kepada masing-masing anggota kelompok sehingga semua anggota mempunyai tugas untuk dikerjakan; (4) melakukan pendekatan dan perkenalan kepada siswa agar siswa tidak merasa canggung diajar oleh peneliti; (5) membiasakan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui media visual. (2) Siklus II Perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan memberikan dampak positif terhadap keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa. Pada siklus II siswa sudah mampu beradaptasi dengan kelompoknya dan memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan pendapat baik dalam diskusi kelompok maupun kepada gurunya. Siswa juga merasa antusias terhadap media pembelajaran yang disajikan guru sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keberhasilan perbaikan pembelajaran pada siklus II ditunjukkan dengan hasil penelitian yaitu keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa mengalami peningkatan yang dapat ditunjukkan dari pencapaian rata-rata (mean) keterampilan berbicara dalam
bahasa Indonesia siswa siklus I sebesar 79,90, dan meningkat sebesar 5,9 dari siklus II. Adapun data yang diperoleh pada siklus I meliputi data nilai keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia dan ketuntasan belajar secara klasikal siswa. Adapun rata-rata nilai keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siklus I yakni 79,90 tergolong pada kriteria sedang, sedangkan ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I yaitu 44,1%. Hal ini menunjukkan belum tercapainya indikator keberhasilan, sehingga dilanjutkan ke siklus II. Belum tercapainya indikator keberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa kendala atau kekurangan yang ditemui pada saat melaksanakan tindakan atau proses pembelajaran pada siklus I. Secara umum kendala-kendala tersebut yaitu, (1) siswa belum terbiasa dibelajarkan dengan cara berkelompok; (2) dalam diskusi kelompok siswa tidak mampu bekerja sama dengan baik untuk mencari informasi; dan (3) sebagian besar siswa masih belum berani untuk mengemukakan ide dan kesimpulan atas laporan yang dibuat. Berbagai kendala atau kekurangan tersebut, diatasi dengan melakukan berbagai macam perbaikan yang telah diuraikan pada refleksi siklus I. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilanjutkan pada siklus II. Setelah melakukan berbagai macam perbaikan terhadap kekurangan yang dialami pada siklus I, maka terjadi peningkatan pada siklus II. Rata – rata keterampilan berbicara siswa pada siklus II diperoleh sebesar 85,80% termasuk ke dalam kriteria tinggi. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I yang sebelumnya hanya mencapai 79,90%. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I. Pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal berada pada kriteria tinggi yaitu 76,74%, yang sebelumnya pada siklus I hanya 44,1%. Berikut grafik histogram peningkatan ketuntasan belajar keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia secara klasikal pada pra siklus, siklus I, dan siklus II.
7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
76,74%
44,10% 37,20%
Gambar 4.3 Grafik histogram peningkatan ketuntasan belajar keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia secara klasikal pada pra siklus, siklus I dan siklus II Secara umum, pada pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak lagi muncul kendala-kendala atau hambatan seperti pada siklus I. Berdasarkan hal tersebut, ternyata pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa kelas IV di SD Negeri 12 Padangsambian. Peningkatan ini tidak terlepas dari penerapan pendekatan saintifik berbantuan media visual yang dilaksanakan secara optimal. Hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran seperti siswa sudah mampu mengemukakan ide-idenya dalam mengamati suatu gambar yang dilihat pada proses pembelajaran, antusias dalam mengikuti pembelajaran,
meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia pada tema Citacitaku siswa kelas IV SD Negeri 12 Padangsambian tahun ajaran 2015/2016. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh dengan hasil penelitian Arnasih, Ni Wayan (2014) dengan hasil penelitian terdapat perbedaan aktivitas dan prestasi belajar siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran tematik berbantuan cerita dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvesional. Sementara itu, penelitian yang dilakukan Sastrika, Made Candra (2015) menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif Group Investigation berbantuan media visual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Kelebihan dari penelitian ini yaitu dengan menerapkan pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran serta dapat merangsang rasa ingin tahu siswa dalam mencari pengetahuan baru dari gambar yang diberikan, sehingga kemampuan berbicara dalam Bahasa Indonesia siswa meningkat. Hal tersebut terlihat pada rata-
mampu bekerjasama dengan kelompok, berani mengajukan pertanyaan dan terampil dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, penerapan pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
rata keterampilan dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II yang telah mengalami peningkatan.
pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa; Kedua, ditujukan bagi guru, umumnya agar selalu mencari inovasi baru dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai pembaharuan guna mencapai kualitas pembelajaran yang lebih optimal; Ketiga, ditujukan bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian mengenai pendekatan saintifik berbantuan media visual pada muatan pelajaran bahasa Indonesia maupun muatan pelajaran lainnya yang sesuai, agar memperhatikan hambatan-hambatan yang dialami pada penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia tema Cita-citaku siswa kelas IVB SD Negeri 12 Padangsambian tahun ajaran 2015/2016. Hal tersebut terlihat pada perolehan ratarata keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia dari siklus I ke siklus II yang telah mengalami peningkatan. Perolehan rata-rata keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa pada siklus I mencapai 79,90. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II perolehan rata-rata keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa mampu mencapai 85,80. Berdasarkan hasil refleksi siklus I sampai pada siklus II, perolehan rata-rata keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia siswa mengalami peningkatan sebesar 5,9, dan pada persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II yang telah mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal siswa pada siklus I mencapai 44,1%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, persentase ketuntasan belajar secara klasikal siswa meningkat menjadi 76,74%. Berdasarkan hasil refleksi siklus I sampai pada siklus II, persentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan 32,64%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan penerapan pendekatan saintifik berbantuan media visual dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Indonesia Siswa Kelas IVB SD Negeri 12 Padangsambian Tahun Pelajaran 2015/2016. Sebagai pertimbangan dalam peningkatan kualitas pembelajaran maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut. Pertama, ditujukan bagi sekolah,
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama Alek
dan Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Prenada Media Group.
Arnasih, Ni Wayan. 2014. Pengaruh Implementasi Pembelajaran Tematik Berbantuan Cerita Terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar Calistung Siswa Kelas III SD di Gugus V Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dibia, I Ketut, Dkk. 2008. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Rendah Berorientasi Pada kurikulum 2004. Singaraja: Undiksha.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Permendikbud 57 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta Sastrika, Made Candra. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Berbantuan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VI SD Gugus PB Sudirman Kecamatan Denpasar Barat. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Solchan, T.W, dkk. 2009. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, Cetakan kelima. Jakarta: Universitas Terbuka.
10