KAJIAN PENGOLAHAN TANDAN BUAH KOSONG UNTUK PUPUK ORGANIK MENGGUNAKAN DEKOMPOSER ORGADEC DAN APLIKASINYA PADA INTERCROPPING KELAPA SAWIT MUDA DAN JAGUNG DI KALIMANTAN BARAT Peneliti Utama : Dr. Muhammad Hatta PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Produk Target :Teknologi Pengelolaan Lahan-Lahan Sub-Optimal
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2012
PENDAHULUAN
Pegembangan Perkebunan kelapa sawit di Indonesia Perkebunan Kelapa Sawit Negara Swasta Rakyat Jumlah
Luas (Ha) 608,580 3,885,470 3.013.973 7.508.023
Curde Palm Oil (CPO) % (8,11%) (51,75%) (40,14%) (100 %)
(Ton) 1,961,813 9.431.089 7,247,979 18.640.881
% (10,52%) (50,59%) (38,89%) (100 %)
Industri pengolahan CPO akan menumbuhkan produk turunannya ◦ Tandan Buah Kosong Sawit (TKS) ◦ Pupuk organik dari hasil pengolahan limbah (padat & cair)
Limbah TKS melimpah (18,2 juta ton), belum banyak dimanfaatkan Kompos TKS untuk dijadikan pupuk organik dengan proses pemberian bioaktivator masih belum banyak dilakukan
Lanjutan…
Kompos TKS dapat di manfaatkan untuk pupuk organik kelapa sawit dan tanaman lainnya (Palawija/Jagung) Sistem tumpangsari (intercropping) tanaman kelapa sawit dengan tanaman jagung belum banyak dilakukan di perkebunan kelapa sawit Strategi pengembangan perkebunan kelapa sawit dengan sistem integrasi dan upaya optimalisasi lahan perkebunan merupakan upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat. dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta memacu pertumbuhan ekonomi di pedesaan. Perlu dilakukan pengkajian efisiensi pemupukan melalui pemanfaatan limbah TKS sebagai pupuk alternatif organik dan optimalisasi lahan perkebunan melalui sistem tumpang sari dengan tanaman jagung pada perkebunan kelapa sawit yang belum menghasilkan
Tujuan
Untuk mengetahui efektivitas bioaktifator OrgaDec dan beberapa produk komersial lainnya terhadap proses dekomposisi limbah TKS, Untuk mengetahui respon aplikasi kompos TKS hasil dekomposisi bioaktifator OrgaDec terhadap pertumbuhan kelapa sawit dan hasil jagung dengan pola tanam tumpangsari di lahan perkebunan kelapa sawit Kalimantan Barat.
Pokok Permasalahan
Subsistem agro-input terutama pada komponen biaya produksi yang cukup besar yaitu pada kegiatan pemupukan Realita di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kimia buatan (inorganic), seperti Urea, SP-36, dan KCl, sudah mulai dianggap tidak efisien Pemaksaan tanah dan pemberian pupuk inorganic yang berlebihan dan terus menerus tanpa dibarengi pengayaan hara dari bahan organik dalam tanah akan berakibat rusaknya kualitas tanah dan mengurangi tingkat kesuburan tanah. Melimpahnya limbah Tandan Kosong Sawit Penelitian pengolahan limbah TKS masih belum banyak dilakukan terutama untuk dijadikan pupuk organik dengan proses pemberian bioaktivator (innoculant). Pengomposan konvensional waktu pengomposan cukup lama, sarana yang harus disediakan, dan juga faktor biaya pengolahan TKS yang cukup tinggi. Pemanfaatan lahan perkebunan kelapa sawit belum optimal terutama pada lahan tanaman yang belum menghasilkan.
Metoda Pelaksanaan
Lokus Kegiatan ◦ Kajian dilaksanakan di Kebun Percobaan (KP) Simpang Monterado, BPTP Kalimantan Barat dan di kebun kelapa sawit rakyat di Kabupaten Bengkayang.
Fokus Kegiatan ◦ Pengujian bioaktivator OrgaDec dan beberapa bioaktivator komersial lainnya terhadap proses dekomposisi limbah TKS dan pembuatan kompos TKS sekala lapang dengan bioaktivator terbaik hasil pengujian beberapa bioaktivator. ◦ Kajian respon aplikasi pupuk organik hasil dekomposisi dari limbah TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dan tanaman jagung.
Bentuk Kegiatan
Pengujian beberapa bioaktivator dilakukan dengan metoda percobaan di kotak – kotak pengomposan. Kajian respon aplikasi pupuk organik hasil dekomposisi dari limbah TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dan tanaman jagung dilaksanakan dengan metoda percobaan lapangan dengan melibatkan petani dan dilakukan di lahan petani kelapa sawit.
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pengujian bioaktivator OrgaDec dan beberapa bioaktivator komersial lainnya terhadap proses dekomposisi limbah TKS. Pembuatan kompos TKS sekala lapang dengan bioaktivator terbaik hasil pengujian beberapa bioaktivator. Kajian respon aplikasi kompos dari limbah TKS dengan bioaktivator OrgaDec terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung. Analisis ekonomi hasil aplikasi kompos TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit dan tanaman jagung.
Metoda Analisis 1. Pengujian bioaktivator OrgaDec dan beberapa bioaktivator komersial lainnya terhadap proses dekomposisi limbah TKS. ◦ Bioaktivator padat dengan formula kultur campuran terdiri dari berbagai macam jenis mikroba, (mixed culture), ◦ Bioaktivator cair dengan formula kultur campuran terdiri dari berbagai macam jenis mikroba, (mixed culture), ◦ Bioaktivator OrgaDec (hasil penelitian Balai Penelitian Bioteknologi PerkebunanIndonesia/ BPBPI) ◦ Bioaktivator OrgaDec Plus unsur mikro. Percobaan pengomposan dengan beberapa bioaktivator meggunakan rancangan acak lengkap (RAL) diulang 5 kali. Selanjutnya data hasil percobaan tersebut dianalisis dengan metoda Analysis of Variance (Anova), dan dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata
2. Kajian respon aplikasi kompos dari limbah TKS dengan bioaktivator OrgaDec terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung.
Aplikasi pupuk organik (kompos) ◦ Kompos TKS untuk tanaman kelapa sawit dengan takaran 0 kg/ pohon dan untuk tanaman jagung dengan takaran 0 t/ha. ◦ Kompos TKS untuk tanaman kelapa sawit dengan takaran 50 kg/pohon dan untuk tanaman jagung dengan takaran 2 t/ha. ◦ Kompos TKS untuk tanaman kelapa sawit dengan takaran 100 kg/pohon dan untuk tanaman jagung dengan takaran 4 t/ha. ◦ Kompos TKS untuk tanaman kelapa sawit dengan takaran 150 kg/pohon dan untuk tanaman jagung dengan takaran 6 t/ha. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) diulang 5 kali. Selanjutnya data hasil percobaan tersebut dianalisis dengan metoda Analysis of Variance (Anova), dan dilanjutkan dengan uji lanjut beda nyata.
3. Analisis ekonomi hasil aplikasi kompos TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit dan tanaman jagung.
Untuk mengetahui sejauh mana aplikasi kompos TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit dengan tanaman jagung dapat menguntungkan, maka dilakukan analisis finansial dengan menggunakan ◦ Analisis Input – Output (Keuntungan), ◦ R/C ratio, dan ◦ efisiensi ekonomis.
Parameter yang diukur
Pertumbuhan vegetatif kelapa sawit belum menghasilkan
◦ Tinggi tanaman, jumlah pelepah daun, dan jumlah daun tiap pelepah daun.
Tanaman jagung ◦ Pertumbuhan vegetatif dan generatif serta hasil jagung seperti : tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman, jumlah tongkol jagung, berat tongkol jagung, diameter tongkol, berat 1000 butir, berat pipilan basah/panen, berat pipilan kering (KA < 15%) dan hasil ton pipilan kering per hektar.
PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN
Pengelolaan Anggaran Termin 1 ◦ Gaji dan Upah : Rp. 23.524.500 ◦ Belanja Bahan Habis Pakai : Rp. 27.238.500 ◦ Belanja Perjalanan : Rp. 15.200.000 ◦ Belanja Operaional Lainnya : Rp. 9.037.000 Jumlah : Rp. 75.000.000
Perkembangan Pencapaian Target Kinerja
Survei Lokasi ◦ Koordinasi dengan Dinas terkait ◦ Survei calon lokasi dan calon petani di Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Bengkayang. ◦ Di Kabupaten Sekadau, Perkebunan Kelapa Sawit yang memiliki tanaman kelapa sawit muda (belum mengasilkan) terdapat di PT. Mitra Jaya Perkasa (PT. MJP). Di PT. MJP lahan kelapa sawit yang masih muda tidak terlalu luas hanya sekitar 4 ha, dan tidak terdapat petani plasma. ◦ Di Kabupaten Bengkayang terdapat lahan petani plasma kelapa sawit muda cukup luas, sehingga diputuskan untuk lokasi aplikasi kompos tandan kosong sawit pada pola intercropping kelapa sawit muda dengan tanaman jagung di Desa Kampung Baru Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang.
Pengomposan Tandan Kosong Sawit
Komposting TKS meliputi penyiapan lokasi pembuatan kompos, bak-bak pengomposan berukuran 1m x 1m x 1m . TKS yang diperlukan untuk pengujian beberapa bioaktivator rata-rata sebesar 200 - 300 kg. Percobaan sekala laboratorium lapang dilaksanakan di KP. Simpang Monterado BPTP Kalimantan Barat. TKS diperoleh dari PT Bumi Pratama Katulistiwa di Pontianak. Proses pengomposan dilakukan di dalam bak-bak pengomposan berukuran 1m x 1m x 1m. Proses pencampuran atau pemberian bioaktivator dilakukan sesuai dosis anjuran seperti yang tertera pada masing – masing kemasan bioaktivator (Goenadi et al., 1998). Tumpukan serasah TKS kemudian diinjak-injak agar padat dan tidak mudah rusak. Kemudian seresah tumpukan TKS ditutup dengan terpal plastik yang tebal, dan diikat dengan tali.
Persiapan Lahan di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat
Persiapan lahan tempat aplikasi kompos tandan kosong sawit dilakukan di lahan milik petani di Desa Kambung Baru, Kecamatan Monterado Kabupaten Bengkayang. Kegiatan persiapan lahan, baru dalam tahap pembersihan lahan dari gulma dengan cara penyemprotan herbisida dan dengan cara ditebas.
Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan – Program
Koordinasi dengan mitra kerja seperti : ◦ Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Barat, ◦ Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkayang. ◦ Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sekadau, ◦ Perguruan Tinggi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, ◦ PTPN XIII, PT. Mutli Prima Entakai, PT. Bukit Prima Plantindo, PT. Bukit Hijau Lestari, PT. Mitra Jaya Perkasa, dan PT. Bumi Pratama Katulistiwa.
Masalah dan Kendala
Survei lapangan dalam rangka mencari lokasi perusahaan dan petani perkebunan kelapa sawit yang memiliki tanaman kelapa sawit yang masih muda (belum menghasilkan) mengalami kesulitan, karena sebagian besar perkebunan kelapa sawit/petani tanaman kelapa sawit sudah berproduksi. Perusahaan Perkebunan/Petani belum terbiasa melakukan pengomposan tandan kosong sawit, yang biasa dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit dan petani adalah menimbun tandan kosong sawit di lahan perkebunan. Penimbunan tandan kosong sawit ini dapat sebagai sarang hama dan penyakit tanaman kelapa sawit. Petani belum terbiasa memanfaatkan lahan/mengoptimalkan lahan perkebunan kelapa sawit yang belum menghasilkan dengan pola tanam intercropiing. Petani memiliki keterbatasan modal, kurang berwawasan agribisnis serta tatalaksana pemeliharaan yang masih tradisional.
RENCANA TINDAK LANJUT
Pengamatan composting tandan kosong sawit hasil beberapa perlakuan bioaktivator. Pengamatan dilakukan terhadap proses dan hasil pengomposan TKS pada setiap perlakuan. Variebel yang diamati terhadap hasil pengomposan TKS adalah waktu kematangan kompos, kadar air, temperatur, warna, bau, dan pH dilaksanakan setiap hari. Analisis kompos TKS ke laboratorium untuk pengamatan unsur makro dan mikro: Persiapan dan composting skala lapang untuk aplikasi ke lahan perkebunan kelapa sawit dengan pola intercropping dengan tanaman jagung. Aplikasi pupuk organik (kompos) hasil dekomposisi limbah TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung. Persiapan lahan, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman dan panen serta pasca panen jagung sebagai tenaman sela diantara tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan.
Rencana Koordinasi Kelembagaan – Program Koordinasi pelaksanaan dan rencana aksi kegiatan Aplikasi pupuk organik (kompos) hasil dekomposisi limbah TKS terhadap pola tanam intercropping tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan tanaman jagung.dengan Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Barat, Dinas Pertanian Propinsi Kalimantan Barat dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkayang. Koordinasi dengan perguruan tinggi Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura dalam rangka diskusi hasil pengujian bioaktivator OrgaDec dan beberapa bioaktivator komersial lainnya terhadap proses dekomposisi limbah tandan kosong sawit.
Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil kajian dapat dimanfaatkan oleh mitra kerja seperti Dinas Perkebunan Propinsi Kalimantan Barat, Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bengkayang, Perguruan Tinggi dalam hal ini Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak, PTPN XIII, dan beberapa perkebunan besar swasta terutama PT. Bumi Pratama Katulistiwa yang telah bersedia menerapkan hasil kajian ini di lahan perkebunannya. Kajian ini dapat segera dimanfaatkan oleh petani/ plasma khususnya petani kooperator yang terlibat secara langsung dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan petani dan pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Rencana Pengembangan ke Depan
Rencana sosialisasi dan diseminasi kepada semua pemangku kepentingan terutama dunia usaha kelapa sawit dan dunia agribisnis untuk dapat memanfaatkan teknologi pemanfaatan kompos limbah tandan kosong sawit sebagai pupuk organic pengganti pupuk inorganic (pabrikan) yang dapat meningkatkan produksi pertanian dan penghematan input terutama pemupukan menuju pemupukan yang berimbang dan ramah lingkungan.
Penutup Pengelolaan perkebunan kelapa sawit dan industri pengolahan kelapa sawit akan menghasilkan limbah seperti tandan kosong kelapa sawit. Penelitian pengolahan limbah tandan kosong kelapa sawit untuk dijadikan kompos dengan proses pemberian bioaktivator masih belum banyak dilakukan di Perusahaan Kelapa Sawit dan petani kelapa sawit terutama untuk dijadikan pupuk organik di Kalimantan Barat. Hasil kajian sampai dengan termin 1 (Februari – April) sampai pada kegiatan pengamatan pengomposan tandan kosong sawit dengan perlakuan beberapa bioaktivator dan persiapan lahan untuk aplikasi kompos tandan kososng sawit.
Dijumpai beberapa permasalahan seperti tidak terbiasanya petani melakukan pola tanam intercropping dan pengomposan tandan kosong sawit, Rencana selanjutnya pada Termin II antara lain : pengamatan composting pada perlakuan beberapa biokativator, persiapan lahan dan pengolahan tanah untuk tanaman jagung, pengomposan TKS skala lapang, aplikasi pupuk kompos TKS pada tanaman jagung dan kelapa sawit muda, panen dan pasca panen jagung.