Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Halaman 44-52
Mei 2012
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012 THE INFLUENCE OF GUIDED DISCOVERY LEARNING METHODS TOWARD SCIENCE SKILL PROCESS IN CLASS X OF SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI IN ACADEMIC YEAR 2011/2012 Abrari Nur Aan Ilmi1), Meti Indrowati2), Riezky Maya Probosari.3) 1) 2)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
ABSTRACT – The purpose of this study is to determine the influence of Guided Discovery learning methods toward science process skill in class X of SMA Negeri 1 Teras Boyolali in academic year 2011/2012. This research was quasi experiment and posttest only control group design was used as a research design. Guided Discovery learning method was independent variables and science skill process was dependent variable. Student of class X of SMA Negeri 1 Teras Boyolali as a population. The samples of this research were the students of class X-1 as the experimental group and students of class X-3 as the control group. The sample of this research was established by cluster random sampling. Data was collected using test and observation. The data were analyzed using t-test method. The conclusion of this research was Guided Discovery learning method was had significantly affected the science process skill on X grade of SMA Negeri 1 Teras Boyolali. Keywords: Guided Discovery learning method, Science Process Skill Pembelajaran
PENDAHULUAN Pendidikan adalah kunci semua kemajuan
perkembangan
sebagai
bagian dari sains terdiri dari produk dan
yang
proses. Produk biologi terdiri atas sebuah
berkualitas. Menurut pendapat Amri dan
teori dan prinsip dari kehidupan makhluk
Ahmadi
rangka
hidup
dengan
lingkungan. Dari segi proses, maka biologi
mewujudkan
dan
biologi
(2010),
dalam
pendidikan
beserta
kompetensi yang beragam, harus melewati
sebagai
proses yang diterapkan
berbagai keterampilan sains.
dalam proses
bagian
interaksinya
dari
sains
dengan
memiliki Kenyataan
pembelajaran. Proses pembelajaran, sering
yang terjadi di lapangan, dalam proses
dipahami sebagai proses belajar mengajar
belajar mengajar, produk lebih diutamakan
yang di dalamnya terjadi interaksi guru,
daripada proses. Siswa kurang berperan
siswa dan antara sesama siswa untuk
dalam memperagakan keterampilan proses.
mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya
Hal tersebut bertolak belakang dengan
perubahan sikap dan tingkah laku siswa.
pendapat Herawan (2007),
menyatakan
Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 45 Discovery
bahwa dalam proses belajar mengajar
pengolahan data dan mengkomunikasikan
biologi, produk dan proses adalah sama
hasil eksperimen secara lisan dan tertulis.
pentingnya serta tidak dapat dipisahkan
Sebagian
satu sama lain.
kegiatan di atas harus dilakukan pada
Pembelajaran sains yang terjadi di lapangan
masih banyak menggunakan
guru
menganggap
bahwa
laboratorium yang dilengkapi alat-alat yang mahal. Hal tersebut bukan menjadi
metode klasikal, sehingga siswa cenderung
syarat
kesulitan memahami konsep-konsep sains
keterampilan proses. Kita dapat mengatasi
yang sebagian besar bersifat
abstrak.
masalah tersebut dengan memanfaatkan
Menurut Subagyo dkk (2009),
hakikat
lingkungan sekitar sebagai sarana untuk
belajar
sekedar
memperagakan keterampilan proses sains.
sains
tidak
cukup
mengingat dan memahami konsep yang
utama
dalam
melakukan
Pembelajaran biologi hendaknya
ditemukan ilmuwan, melainkan
adalah
tidak lagi terlalu berpusat pada guru
pembiasaan
perilaku
ilmuwan
dalam
melainkan harus lebih berorientasi pada
menemukan
konsep
yang
dilakukan
melalui percobaan dan penelitian ilmiah. Mengajar
Menurut Amri dan Ahmadi
(2010), pengalaman belajar bagi siswa
bukanlah
dapat diperoleh melalui rangkaian kegiatan
memindahkan
dalam mengeksplorasi lingkungan melalui
pengetahuan yang dimiliki guru ke pikiran
interaksi aktif dengan teman sejawat dan
siswa.
seluruh lingkungan belajarnya.
sekedar
biologi
siswa.
kegiatan
Mengajar
adalah
kegiatan
pemberdayaan siswa untuk membangun sendiri
pengetahuannya.
Herawan
(2007),
Menurut
dalam
proses
Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan
pergeseran paradigma dalam pembelajaran
pembelajaran biologi, siswa tidak hanya
biologi.
mendengar,
ditempatkan
mencatat,
informasi
yang
melainkan
adanya
dan
menghafal
sesuai
perlu hakikat
aslinya yaitu produk dan proses. Mata
kesempatan
untuk
pelajaran biologi seharusnya melibatkan
mengembangkan
keterampilan
proses seperti percobaan atau eksperimen, siswa
kembali
biologi
guru,
Pembelajaran biologi seharusnya
dimana
Pembelajaran
disampaikan
memanipulasi dan memproses informasi.
mampu
di atas, perlu dilakukan
merumuskan
siswa secara aktif dalam mengembangkan keterampilan
proses,
membangun
pengetahuan dan pengalaman siswa. Metode
pembelajaran
yang
hipotesis,
mampu mengatasi masalah tersebut adalah
melakukan percobaaan, pengambilan data,
metode penemuan (discovery). Menurut
46 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52
Suryosubroto
(2002)
ada
guru
yang
Hasil pengambilan sampel secara
menggunakan metode penemuan terpimpin
acak diperoleh
(guided
kontrol dengan
discovery),
penemuan
tidak
X.3
sebagai kelompok
metode pembelajaran
terpimpin sama sekali dan metode inquiry.
ceramah bervariasi dan X.1
Guided
kelompok eksperimen dengan penerapan
discovery
merupakan
metode
pembelajaran yang mengarahkan siswa
metode
pada kegiatan yang dapat mengembangkan
bebas pada penelitian ini adalah metode
keterampilan proses sains di mana siswa
pembelajaran dan variabel terikat yaitu
dibimbing
keterampilan proses sains.
untuk
menemukan
dan
menyelidiki sendiri tentang suatu konsep sains
sehingga
pengetahuan
dan
Guided Discovery.
sebagai
Penelitian ini menggunakan tiga metode
pengumpulan data. Teknik tes
keterampilan yang dimiliki siswa bukan
digunakan
hasil
keterampilan
mengingat
seperangkat
fakta
melainkan hasil temuan mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk
mengetahui
Variabel
untuk
menekankan dokumentasi
mengambil
proses
data
sains
ranah kognitif. dilakukan
yang Teknik dengan
pengaruh
mengumpukan data, mengambil catatan-
penerapan metode pembelajaran Guided
catatan dan menelaah dokumen yang ada
Discovery terhadap keterampilan proses
yang
sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras
penelitian, sedangkan metode observasi
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
digunakan untuk mengetahui keterampilan
METODE PENELITIAN
proses sains yang menekankan aspek
Penelitian ini
dimiliki
kaitan
dengan
objek
dilaksanakan di
psikomotor. Instrumen penelitian berupa
SMA Negeri 1 Teras Boyolali kelas X
tes diujicobakan untuk diketahui validitas
pada semester genap tahun pelajaran
dan reliabilitasnya. Rancangan penelitian
2011/2012. Populasi dalam penelitian ini
Postest Only Control Group Design.
adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri
Analisis
1
menggunakan t-test (uji t).
Teras
Boyolali
tahun
pelajaran
2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
cluster random sampling.
Dari tujuh kelas pada kelas X
yang
terdapat di SMA Negeri 1 Teras Boyolali diambil
2
kelas
sebagai
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
data
pada
penelitian
ini
Uji prasyarat yaitu uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov (Liliefors Significance Correction) homogenitas dengan uji Levene’s.
dan
Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 47 Discovery
Tabel
HASIL DAN PEMBAHASAN Data keterampilan proses sains biologi siswa
pada materi pencemaran
lingkungan meliputi dua ranah yaitu
1.
Pengaruh
Metode
Guided
Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains. KPS
keterampilan proses sains yang lebih
F 0,270
Pvalue 0,000
Kriteria
Keputusan Uji H0 Ditolak
p-value < 0,05
menekankan kognitif sehingga
diukur
menggunakan
seperti
Tabel 1 menunjukkan bahwa HO
merencanakan
ditolak, maka H1 diterima, artinya ada
tes
essay
mengelompokkan, percobaan,
berhipotesis,
perbedaan
yang
signifikan
rata-rata
mengkomunikasikan, menyimpulkan dan
keterampilan proses sains siswa antara
keterampilan proses sains yang lebih
kelas kontrol dengan metode pembelajaran
menekankan psikomotor sehingga diukur
ceramah bervariasi dan kelas eksperimen
menggunakan
dengan metode pembelajaran
lembar observasi seperti
mengamati, menggunakan alat dan bahan
Discovery,
serta
bahwa penerapan metode
melaksanakan
percobaan.
Data
sehingga
Guided
diinterpretasikan pembelajaran
keterampilan proses sains biologi siswa
Guided Discovery berpengaruh terhadap
diambil dari dua kelas yaitu kelas
keterampilan proses sains siswa.
X.3
Pembelajaran
sebagai kelompok kontrol dan kelas X.1
biologi
sebagai kelompok eksperimen dengan
menggunakan
metode Guided Discovery berjumlah 34
Guided Discovery terbukti melatih siswa
siswa. Dari hasil analisis deskriptif dapat
dalam
diketahui
proses sains sehingga hakikat sains sebagai
bahwa
data-data
penelitian
metode
mengembangkan
pembelajaran
keterampilan
sains
proses dan produk dalam pembelajaran
berdistribusi normal sehingga keputusan
biologi dapat terlaksana secara maksimal.
yang
Hal
tentang
keterampilan
berlaku
bagi
proses
sampel
dapat
ini
sesuai
dengan
digeneralisasikan kepada populasi. Hasil
Akinbobola
uji homogenitas diketahui bahwa varians
bahwa
populasi bersifat homogen.
sebaiknya digunakan oleh guru untuk
Pengujian
(2010)
metode
hipotesis dilakukan dengan uji t (t-test)
mengembangkan
menggunakan
sains
SPSS
16. Berdasarkan
siswa.
yang
pendapat menyatakan
Guided Discovery
keterampilan Metode
proses
pembelajaran
hasil analisis data maka dapat dibahas
Guided Discovery mendorong siswa untuk
sebagai berikut:
mengembangkan
keterampilan
proses
sains pada materi pencemaran lingkungan
48 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52
seperti mengamati
hasil eksperimen,
guru menayangkan video pencemaran,
mengklasifikasikan
macam-macam
sehingga siswa mengetahui gambaran
pencemaran,
membuat
hipotesis
materi yang akan dipelajari.
eksperimen pengaruh detergen terhadap
Tahap selanjutnya adalah problem
kelangsungan hidup ikan, merencanakan
statement yaitu guru membimbing siswa
eksperimen, menggunakan alat dan bahan
untuk mengidentifikasi masalah yang ada
saat eksperimen, melakukan eksperimen,
di LKS berupa wacana yang dibuat oleh
mengkomunikasikan, dan menyimpulkan
guru
hasil
detergen
eksperimen
pengaruh
detergen
terhadap kelangsungan hidup ikan. Aktivitas
siswa
pada
mengenai dan
dampak
penggunaan
siswa dibimbing untuk
membuat hipotesis eksperimen tentang saat
pengaruh detergen terhadap kelangsungan
kelas X.I
hidup ikan. Guru mendorong siswa untuk
sebagai eksperimen terlihat aktif karena
menyampaikan ide-ide mereka melalui
pembelajaran berpusat pada siswa dan
pertanyaan yang diajukan sehingga siswa
guru hanya sebagai fasilitator. Hal ini
dapat berpikir dalam pembuatan hipotesis
terlihat saat guru melaksanakan langkah-
untuk
langkah
siswa
terhadap kelangsungan hidup ikan.
discovery
untuk
Tahap selanjutnya
konsep-konsep
yang
pembelajaran berlangsung di
pembelajaran
melakukan proses menemukan diberikan
guru
pencemaran
pada
dan
mata
lingkungan.
pelajaran
eksperimen
pengaruh
detergen
adalah data
collecting dimana siswa akan melakukan eksperimen
untuk mengetahui dampak
Simulation
suatu detergen dengan konsentrasi yang
adalah tahap pertama dalam metode
berbeda terhadap kelangsungan hidup ikan
Guided
dengan hipotesis yang dibuat pada tahap
Discovery
dimana
guru
menayangkan video yang berisi tentang
sebelumnya.
Peran
pencemaran lingkungan dan guru meminta
memfasilitasi
dan membimbing siswa
siswa untuk mengidentifikasi macam-
saat
macam polutan dan jenis pencemaran
menyediakan
berdasarkan tempat terjadinya. Proses
digunakan
discovery
detergen dengan ukuran yang berbeda.
yang terjadi pada tahap ini
melakukan alat
Guru
tentang
langkah-langkah
pencemaran
praktikum, dan
bahan
adalah
yaitu yang
seperti wadah, ikan, dan
adalah siswa menemukan konsep-konsep macam-macam
guru
membimbing
siswa membuat
eksperimen,
dan
setelah melihat video yang sudah diberikan
membantu siswa jika ada kesulitan dalam
guru. Siswa sangat memperhatikan saat
melakukan eksperimen. Menurut Vassiliki
Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 49 Discovery
Derri dan Maria Pachta (2007)
adanya
Rustaman
(2005) menyatakan
bimbingan guru saat eksperimen dan
bahwa
analisis
anak
kesempatan siswa sebagai scientist untuk
memahami kemampuan masing-masing
menemukan suatu teori maupun konsep
dalam mencapai tujuan belajar.
biologi dan eksperimen dilakukan untuk
masalah
membantu
Pelaksanaan eksperimen berjalan
kegiatan
eksperimen
memberi
menguji kebenaran hipotesisnya terutama
lancar karena siswa telah memahami
pada
prosedur
dilakukan.
Kegiatan eksperimen pada kelas X.I ini
Siswa juga terlihat senang saat melakukan
merupakan suatu proses discovery, karena
eksperimen karena tidak hanya belajar
siswa
teori pencemaran lingkungan saja tetapi
pembuatan hipotesis, pembuktian hipotesis
langsung bisa mempraktekkan sendiri
dengan eksperimen dan menyimpulkan
dampak pencemaran air di lingkungan
hasil
dengan alat dan bahan yang cukup
terhadap kelangsungan hidup ikan.
eksperimen
sederhana
yang
tersebut.
Balim
(2009)
materi
pencemaran
terlibat
langsung
eksperimen
lingkungan.
mulai
pengaruh
Tahap selanjutnya
dari
detergen
adalah data
menyatakan bahwa metode pembelajaran
processing yaitu siswa menuliskan hasil
penemuan
siswa
pengamatan pada tabel pengamatan di
informasi dengan
LKS. Hasil eksperimen yang diamati yaitu
membahas dan mengajukan pertanyaan
sebelum dan sesudah diberi detergen
untuk mendapatkan
meliputi tiga kriteria seperti kondisi sisik,
mengharuskan
menganalisis konsep,
informasi sendiri.
Siswa harus berpartisipasi aktif dalam
kondisi
kegiatan
pergerakan ikan. Siswa melakukan diskusi
kelompok
menemukan
di
kelas
solusi
untuk
kemudian
insang,
dengan
tingkah
kelompoknya
laku
dan
masing-masing
mempraktikkan langsung di laboratorium.
dalam mengerjakan LKS dan ketika
Metode
diskusi
pembelajaran
penemuan
siswa mengajukan pertanyaan
(Discovery) merupakan salah satu metode
kepada guru tentang hal-hal yang belum
pengajaran yang bervariasi dimana siswa
dipahami,
aktif dan guru
mereka,
bertanya mengapa sisik ikan berlendir dan
terbukti dapat meningkatkan keberhasilan
berdarah jika terkena detergen. Guru tidak
siswa
langsung menjawab pertanyaan, tetapi
dan
daripada
membimbing
keterampilan
metode
penyelidikan
pembelajaran
tradisional yang biasa dilakukan.
secara
misalnya ada siswa yang
guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
menjawab
pertanyaan
yang
disampaikan, sehingga siswa termotivasi
50 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52
untuk berpikir dalam menyampaikan ide-
siswa pada saat pembelajaran di kelas
ide mereka.
kontrol
Tahap
selanjutnya
verification, hasil
yaitu
dimana siswa menganalisis
eksperimen
pengaruh
detergen
terhadap kelangsungan hidup ikan
dan
hanya mendengar dan mencatat
apa yang disampaikan guru karena guru lebih
mendominasi
dalam
kegiatan
pembelajaran. Pertemuan pertama menyampaikan
materi
guru
pencemaran
menyimpulkan apakah hasil eksperimen
lingkungan dengan ceramah dimana siswa
sesuai dengan yang dibuat hipotesis yang
hanya mendengarkan dan ada sebagian
dibuat
siswa yang mencatat penjelasan guru.
sebelumnya,
detergen
jika
penggunaan
berpengaruh
terhadap
Pertemuan
kedua
siswa
melakukan
kelangsungan hidup ikan berarti hipotesis
eksperimen seperti pengaruh detergen
terbukti. Pada tahap verification ini guru
terhadap kelangsungan hidup ikan. Pada
senantiasa
akhir pembelajaran
mengajukan
pertanyaan
kepada
pertanyaansiswa
guru mengadakan
untuk
tanya jawab kepada siswa tentang materi
menganalisis hasilnya sehingga didapatkan
yang sudah diajarkan. Satu siswa bertanya
kesimpulan yang spesifik dari eksperimen
pada guru tentang materi yang belum
yang dilakukan.
dipahami,
Siswa terlihat antusias
seperti
alternatif
untuk
ketika menjawab pertanyaan dari guru dan
menanggulangi
terlihat aktif dalam kegiatan tanya jawab
Pertanyaan
untuk membuat kesimpulan eksperimen.
tingkat rendah, karena pemahaman siswa
Selama pembelajaran berlangsung siswa
hanya terbatas pada materi yang dijelaskan
aktif bertanya dan mau
menyampaikan
guru. Selama pembelajaran hampir tidak
gagasan untuk pemecahan masalah materi
ada siswa yang bertanya, tetapi saat guru
pencemaran lingkungan, sehingga jika
megajukan
guru
kepada
mereka kesulitan menjawab pertanyaan
untuk
guru. Hal tersebut dikarenakan siswa
siswa,
mengajukan mereka
pertanyaan
tidak
kesulitan
menjawab pertanyaan tersebut.
X.3
belum
pencemaran
tersebut
masih
pertanyaan
terlibat
secara
air. tergolong
kepada
aktif
siswa,
dalam
Proses belajar mengajar di kelas
pembelajaran terutama saat pemecahan
sebagai
masalah
kelas
kontrol
dengan
perlakuan metode pembelajaran yang biasa dilakukan
guru
sehari-hari
dalam
pada
materi
pencemaran
proses
pembelajaran
lingkungan. Perbedaan
mengajar, yaitu ceramah bervariasi pada
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
materi pencemaran lingkungan. Aktivitas
yaitu di kelas eksperimen pembelajaran
Abrari Nur Aan Ilmi – Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Guided 51 Discovery
berpusat pada siswa
(student center)
Hasil penelitian ini sesuai dengan
sedangkan di kelas kontrol pembelajaran
penelitian
berpusat pada guru (teacher center). Hal
(2008)
tersebut tidak sesuai dengan pendapat
pendekatan
Haryono (2006),
dalam pembelajaran
meningkatkan semua keterampilan proses
siswa dipandang sebagai subjek belajar
sains (KPS) siswa dengan frekuensi yang
yang perlu dilibatkan secara aktif dalam
berbeda-beda.
proses
hanyalah
menggunakan metode Guided Discovery
membimbing
terbukti telah meningkatkan keterampilan
pembelajaran,
seorang
fasilitator
guru
yang
kegiatan belajar siswa. Kegiatan eksperimen
yang dilakukan oleh yang
menyatakan
Dewi bahwa
discovery
terbukti
Pembelajaran
biologi
proses sains siswa. Hal ini dikarenakan
praktikum
melibatkan
di
siswa
kelas
pada metode Guided Discovery terdapat
secara
tahapan-tahapan yang mendukung aspek
langsung dalam menyampaikan ide-ide
keterampilan
mulai
hipotesis
simulation yaitu siswa mengidentifikasi
eksperimen sampai membuat kesimpulan,
macam-macam pencemaran lingkungan,
sedangkan di kelas kontrol hipotesis dan
problem statement yaitu siswa membuat
langkah-langkah eksperimen sudah dibuat
hipotesis eksperimen,
oleh guru. Akibatnya aktivitas siswa di
siswa
kelas kontrol cenderung pasif karena
membuktikan hipotesis yang sudah dibuat
hanya mengandalkan guru. Pertanyaan
sebelumnya dan
yang
siswa
dari
pembuatan
diajukan
oleh
siswa
di
kelas
proses
melakukan
sains,
seperti
data collecting
eksperimen
verification
menarik
dimana
kesimpulan
eksperimen
tinggi, sedangkan pertanyaan siswa di
Pembelajaran
kelas kontrol termasuk pertanyaan tingkat
metode Guided Discovery sudah sesuai
rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa
dengan hakikat sains yang mengutamakan
cara berpikir siswa di kelas kontrol
aspek proses dan produk.
di
kelas
kontrol
biologi
dilakukan. menggunakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan
terbiasa
dalam penerapan metode pembelajaran
guru,
Guided Discovery antara lain yaitu guru
sedangkan di kelas eksperimen sudah
benar-benar memahami langkah-langkah
terlatih
saat
di dalam metode ini, guru harus bisa
penyampaian ide-ide dalam pemecahan
mengelola waktu belajar siswa agar sesuai
masalah materi pencemaran lingkungan.
dengan langkah-langkah metode ini dan
mengandalkan
untuk
sudah
telah
hasil
eksperimen termasuk pertanyaan tingkat
berbeda dengan kelas eksperimen, karena
yang
untuk
penjelasan
berpikir
dari
yaitu
52 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 44-52
Negeri 9 Bandung. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
sesuai dengan banyaknya materi yang harus
diberikan
serta
mampu
memanfaatkan fasilitas untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Haryono.
KESIMPULAN Berdasarkan tentang
pengaruh
hasil penerapan
penelitian metode
pembelajaran Guided Discovery terhadap keterampilan proses sains siswa dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan
penerapan
metode
Guided
Discovery terhadap keterampilan proses
2006. Model Pembelajaran Berbasis Peningkatan Keterampilan Proses Sains. Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.7, No.1, 1-13
Herawan, Dedi. 2007. Peranan Supervisi Akademik. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Khusus II Tahun Ke-13. Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
sains siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali. DAFTAR PUSTAKA Akinbobola, A.O and F.Afolabi. 2010. Constructivist practices through guided discovery approach: The effect on students’ cognitive achievement in Nigerian senior secondary school physics. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education 2(1):1625. Amri, S & Ahmadi,I.K. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. Balım, A., G. (2009). The Effects of Discovery Learning on Students’ Success and Inquiry Learning Skills. Egitim Arastirmalari-Eurasian Journal of Educational Research, 35, 120. Dewi, Y. P. 2008. Keterampilan Proses Sains dan Retensi Siswa pada Pembelajaran Subkonsep Alat Indera Melalui Pendekatan Guided Discovery di SMA
Subagyo Y, Wiyanto, P. Marwoto. 2009. Pembelajaran Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu dan Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 42-46. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Vassiliki Derri & Maria Pachta. 2007. Motor skills and concepts acquisition and retention: a comparison between two styles of teaching. International Journal of Sport Science Volume III: 37-47 ISSN: 18853137.