Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 2 Halaman 26-35
Mei 2011
PENGARUH METODE INQUIRI TERPIMPIN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 THE INFLUENCE OF GUIDED INQUIRY METHOD TO SCIENCE PROCESS SKILLS IN BIOLOGY LEARNING OBSERVED FROM LEARNING INTEREST OF STUDENTS ON SMA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012 Putri Sartika Agustin1), Riezky Maya Probosari2), Harlita3) 1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 2) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
ABSTRACT – The purposes of this research were to know: 1) the influence of guided inquiry method to the science process skills; 2) the influence of student’s learning interest to science process skills; 3) the interaction between learning method and learning interest to the science process skills. This research was quasi experiment research using Randomized Control Only design. Learning method and learning interest were independent variables and to science process skills was the dependent variable. The population of this research was all of XI grade of natural science students of SMA Negeri 1 Boyolali. The samples of this research were the students of class XI IPA 2 as the experimental group and students of class XI IPA 6 as the control group. The sample of this research was established by cluster random sampling. The data about science process skills collected by use observation. Learning interest measured by observation. The analysis was anava two away in different cell and the advance test used Bonfferoni test. The conclusion of this research were: 1) Guided Inquiry method had significant influence to science process skills on XI grade of SMA Negeri 1 Boyolali; 2) Learning interest had significant influence to science process skills on XI grade of SMA Negeri 1 Boyolali; 3) There wasn’t interaction between learning method and learning interest to science process skills on XI grade of SMA Negeri 1 Boyolali. Keywords: Science Process Skills, Guided Inquiry Method, and learning Interest.
meningkatkan sikap ilmiah seperti jujur,
PENDAHULUAN Sains
merupakan
ilmu
teliti, dan tekun serta hati-hati, oleh karena
pengetahuan yang mempelajari tentang
itu sains merupakan rangkaian kegiatan
alam dengan segala isinya. Sains diperoleh
ilmiah untuk memperoleh fakta, konsep
melalui serangkaian kegiatan ilmiah yang
dan produk sains lainnya dengan dilandasi
dikenal sebagai metode ilmiah. Metode
oleh sikap ilmiah.
ilmiah digunakan untuk mendapatkan
Biologi merupakan bagian dari
sejumlah fakta, konsep, prinsip, dan
sains,
hukum tentang
mempelajari
sains yang mampu
oleh
sebab cara
itu
biologi
mencari
tahu
juga dan
Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 27
memahami alam secara sistematis sesuai
yang umum diterapkan di sekolah-sekolah
dengan metode ilmiah.
Uno (2006)
masih bersifat
mengungkapkan
pembelajaran
menjadi
bahwa
teacher center. Guru
sumber
pengetahuan
dan
memiliki hakikat perencanaan atau desain
informasi utama bagi siswa dan metode
sebagai
yang diterapkan adalah metode ceramah.
sehingga
upaya
membelajarkan
siswa
berinteraksi
siswa dengan
Metode
ini
banyak
dipilih
karena
keseluruhan sumber belajar yang mungkin
merupakan metode paling efektif untuk
dipakai
menyampaikan
untuk
mencapai
pembelajaran yang diinginkan,
tujuan maka
bertambah
materi
seiring
yang
dengan
semakin pesatnya
pembelajaran bologi yang tepat adalah
perkembangan IPTEK serta waktu yang
tidak hanya sekedar sajian konsep dan
terbatas.
Keterampilan proses sains
informasi tetapi juga harus melibatkan
merupakan
keterampilan
siswa pada proses belajar langsung dengan
dimiliki oleh siswa untuk menemukan
mengedepankan keterampilan proses sains
konsep seperti seorang ilmuan. Metode
agar siswa lebih memahami konsep dalam
ceramah tidak mampu memfasilitasi siswa
biologi
untuk
yang dapat berpengaruh pada
aktif
belajar
yang
dan
harus
memiliki
kemampuan menjelajahi dan memahami
keterampilan proses sains,
alam serta mengaplikasikannya dalam
diperlukan suatu kondisi dimana siswa
kehidupan sehari-hari.
mampu
Keterampilan
proses
sains
aktif
dan
untuk
itu
mengembangkan
keterampilan proses sainsnya, yaitu harus
merupakan seperangkat keterampilan yang
terpenuhi
digunakan para ilmuan dalam melakukan
eksternal. Faktor internal misalnya minat
penyelidikan ilmiah. Belajar biologi akan
belajar siswa dan faktor eksternal adalah
bermakna bilamana siswa terlibat aktif
metode pembelajaran yang digunakan.
secara intelektual, manual dan sosial maka keterampilan
sains
internal
dan
faktor
Minat sangat diperlukan untuk
perlu
mencapai tujuan belajar dengan maksimal.
Ausubel (1968) dalam
Minat merupakan kecenderungan atau
Ango (2002) bahwa keterampilan proses
kegairahan yang tinggi atau keinginan
merupakan langkah yang penting untuk
yang tinggi terhadap sesuatu.
membangun pemahaman konsep ilmiah,
(2005) yang menyatakan bahwa minat
teori dan memahami betul prosedur ilmiah
merupakan suatu sifat yang
guna memecahkan permasalahan. Hal ini
menetap
berbeda dengan
berpengaruh terhadap belajar.Minat yang
dikembangkan.
proses
faktor
pembelajaran biologi
pada
diri
Usman
seseorang
relatif dan
28 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35
baik dalam diri siswa terhadap mata
pembelajaran inquiri terpimpin. Metode
pelajaran
inquiri terpimpin dapat dikatakan sebagai
memacu
mencurahkan
siswa
segala
untuk
perhatian
dan
suatu
metode
yang
memiliki kemauan yang besar untuk
kesempatan
menyelesaikan
menemukan informasi sendiri. Metode
tugas
belajar
yang
dibebankan dengan baik.
kepada
memberikan
untuk
mempertanyakan,
untuk menentukan minat menurut Sukardi
pengetahuan
atau
(1988) yaitu:
mempelajari
suatu
minat yang diekspresikan
interest).
untuk
inquiri terpimpin mengacu pada suatu cara
Ada tiga cara yang digunakan
(expressed
siswa
informasi, gejala.
serta Inquiri
dapat
terpimpin merupakan suatu metode yang
mengungkapkan minat atau pilihannya
diterapkan pada peserta didik yang belum
dengan
terbiasa
kata
Seseorang
mencari
tertentu,
minat
yang
dengan
diwujudkan (manifest interest). Seseorang
Pembelajaran
dapat
bantuan
mengekspresikan
minat
bukan
metode
inquri.
dilaksanakan
dengan
dari guru yang berupa guru
melalui kata-kata tetapi melalui tindakan
memberikan pertanyaan-pertanyaan secara
atau perbuatan, ikut serta berperan aktif
runtut dan sistematis kemudian dengan
dalam suatu aktivitas tertentu, minat yang
petunjuk yang jelas dari guru, peserta didik
diinventarisasikan (inventoried interest ).
menyusun dan mengumpulkan data untuk
Seorang menilai minatnya dapat diukur
memperoleh informasi yang diinginkan.
dengan
Pembelajaran
menjawab
terhadap
sejumlah
biologi
melalui
metode
pertanyaan tertentu dan urutan pilihannya
inquiri terpimpin memberikan kesempatan
untuk kelompok aktivitas tertentu.
kepada
Pemilihan metode pembelajaran
guru
kemampuan
untuk siswa
mengembangkan dan
memperkaya
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemahaman siswa tentang biologi. Asmani
dalam pembelajaran.
Apabila metode
(2010) menyatakan bahwa metode inquiri
pembelajaran yang digunakan menarik
merupakan metode yang menempatkan
minat siswa maka keikutsertaan siswa
peserta didik sebagai subjek belajar,
dalam proses pembelajaran meningkat
namun guru tetap memegang peranan
dengan demikian mampu meningkatkan
penting sebagai perancang pembelajaran.
keterampilan proses sains pada diri siswa.
Langkah-langkah dalam proses
Alternatif yang dapat dilakukan untuk
inquiri menurut Wenno (2008) adalah a.
mengatasi permasalahan
adalah
observasi, b. perumusan masalah, c.
metode
menetapkan jawaban sementara / hipotesis,
dengan
menggunakan
ini
Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 29
d. siswa mencari informasi, data, fakta
yang sebelumnya telah di uji dengan uji
yang diperlukan, e. menarik kesimpulan
normalitas menggunakan uji Anderson-
jawaban.
Darling
dan homogenitas dengan uji
Levene’s. Analisis uji lanjut menggunakan uji Bunfferoni.
METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri I Boyolali kelas XI semester ganjil
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
analisis
tahun ajaran 2011/2012. Populasi dalam
penerapan
penelitian ini adalah semua siswa kelas XI
terhadap keterampilan proses sains dapat
SMA
disajikan pada tabel 1.
Negeri
I
Boyolali.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah
cluster random
sampling. Dari enam kelas diambil dua kelas
metode
pengaruh
inquiri terpimpin
Tabel 1. Uji Analisis pengaruh Metode Pembelajaran
terhadap
keterampilan proses sains
untuk dijadikan sampel yaitu
sebagai kelompok eksperimen dan sebagai kelompok
kontrol.
diperoleh
kelas
XI
Hasil IPA
sampling 2
sebagai
kelompok eksperimen dengan menerapkan
Berdasarkan
tabel
di
atas
metode inquiri terpimpin dan kelas XI IPA
diketahui bahwa
6
dengan
inquiri terpimpin berpengaruh terhadap
konvensional.
keterampilan proses sains siswa. Hasil
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
analisis uji lanjut Bonferroni dapat dilihat
metode pembelajaran dan minat belajar,
pada tabel 2:
serta variabel terikat yaitu keterampilan
Tabel 2. Hasil Uji Bonferroni
sebagai
kelompok
menerapkan
metode
kontrol
penerapan
metode
proses sains. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi baik keterampilan proses sains maupun minat belajar. Rancangan penelitian
Randomized
Control
Only
Design. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis varians (anava) dua jalan pada sel yang tidak sama dengan uji General Linear Model pada Minitab 16
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa metode inquiri terpimpin lebih baik dari pada metode konvensional. Hal ini disebabkan terpimpin
karena yang
metode
diterapkan
di
inquiri kelas
30 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35
eksperimen struktur
dengan
materi
jaringan
organ
pelajaran
dilakukan ini akan muncul pertanyaan-
tumbuhan
pertanyaan dari peserta didik. Berdasarkan
mempersiapkan peserta didik pada situasi
pertanyaan
yang
untuk
mengarahkan
siswa
melakukan
dengan
eksperimen
bimbingan
dari
sendiri
guru.
Siswa
eksperimen
diajukan, untuk
guru
melakukan
mendeskripsikan
masing-
dibimbing untuk mampu melihat apa yang
masing organ tanaman baik dari tanaman
terjadi,
sesuatu,
jagung maupun bayam dengan bantuan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan
LKS. LKS yang diberikan berisi kolom-
mencari
serta
kolom yang harus diisi siswa untuk
yang satu
melakukan penyelidikan ilmiah dimulai
ingin
melakukan
jawaban
sendiri
menghubungkan penemuan dengan
penemuan
yang
lain,
dengan
merumuskan
pertanyaan,
hipotesis,
menuliskan
membandingkan apa yang ditemukannya
menyusun
dengan yang ditemukan peserta didik
rancangan kerja, melakukan eksperimen,
lainnya
diperoleh
mengumpulkan data, menganalisis dan
kesimpulan sementara. Hal ini menjadikan
membuat kesimpulan. Langkah-langkah
siswa lebih memahami proses perolehan
inquiri yang padat ini membuat siswa
ilmu dan melatih siswa untuk mampu
berperan aktif dalam menyelesaikan beban
membaca apa yang ada di alam, khususnya
belajar di kelas, dan hanya beberapa siswa
mengenai
tumbuhan.
yang kurang aktif. Pernyataan ini didukung
Peristiwa ini berbeda dengan nyata bila
pula oleh Sevilay Karamustafaoğlu (2011)
dibandingkan dengan yang terjadi pada
bahwa keterampilan proses sains sangat
kelas
menerapkan
bermanfaat bagi siswa untuk mampu
pembelajaran metode ceramah bervariasi.
berpartisipasi aktif dalam penyelidikan di
Pembelajaran di kelas kontrol lebih di
laboratorium.
sehingga
anatomi
kontrol
dominasi
dapat
oleh
organ
dengan
guru
sebagai
sentral
informasi.
kelas
Hasil
pengamatan
dalam
pembelajaran inquiri terpimpin, siswa
Pembelajaran inquiri terpimpin di
memiliki kesempatan yang luas untuk
XI
menumbuhkan
IPA
2
berlangsung
di
dan proses.
meningkatkan
laboratorium biologi SMA Negeri 1
keterampilan
Penelitian
yang
Boyolali yang dimulai dengan melakukan
dilakukan oleh Ramziye Ergul dkk (2011)
pengamatan terhadap organ-organ dari dua
yakni inquiri terpimpin melibatkan siswa
jenis tanaman jagung (monokotil) dan
dalam penyelidikan ilmiah, sedangkan
bayam (dikotil), dari pengamatan yang
menurut Zehra dan Nermin (2009) dalam
Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 31
penelitian yang dilakukan menunjukkan
Hasil analisis pengaruh minat
bahwa inquiri terpimpin meningkatkan
belajar terhadap keterampilan proses sains
keterampilan
siswa dapat dilihat pada tabel 3:
proses
siswa
dengan
memberikan banyak latihan keterampilan hans on.
Tabel 3. Hasil analisis pengaruh minat terhadap
Pelaksanaan pembelajaran inquiri
keterampilan
proses
sains
terpimpin di kelas XI IPA 2 menunjukkan antusias yang tinggi pada siswa dalam penyelidikan.
Masing-masing
siswa
memiliki tugas yang harus diselesaikan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa
dan terfokus pada tugas. Rasa tanggung
minat belajar berpengaruh nyata terhadap
jawab yang tinggi juga didorong akan
keterampilan proses sains.
keingintahuan yang harus segera terjawab melalui
penyelidikan.
masing-masing menyelesaikan
Terbukti
kelompok tiap
alur
dari
mencoba yang
telah
Hasil uji lanjut untuk pengaruh minat belajar
terhadap keterampilan
proses sains dapat dilihat pada tabel 4: Tabel 4. Hasil Uji lanjut pengaruh minat
diberikan sesuai panduan LKS. LKS yang
belajar
diberikan memicu siswa untuk berpikir
proses sains
terhadap keterampilan
kritis dengan disertai kata kunci dan pernyataan-pernyataan
yang
mengarah
pada bagian-bagian tertentu dari struktur jaringan organ tanaman. Hal ini didukung oleh Hanafiah dan Suhana (2009) dalam Moehamad
Hayin
Amin
(2010)
menyatakan bahwa pembelajaran inquiri terpimpin pembelajaran maksimal
merupakan yang
serangkaian
melibatkan
secara
seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga siswa
Berdasarkan
analisis
data
dapat menemukan konsep, sikap dan
diketahui
keterampilan
terhadap keterampilan proses sains. Hasil
sebagai
perubahan tingkah laku.
wujud
adanya
bahwa
minat
berpengaruh
uji lanjut menunjukkan bahwa minat tinggi
32 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35
dan sedang memiliki pengaruh yang lebih
langkah kerja secara sistematis tepai tidak
baik terhadap keterampilan proses sains
dijelaskan secara rinci, menggunakan dua
daripada minat rendah. Hal ini disebabkan
atau satu sumber referansi lain, sedangkan
karena siswa yang memiliki minat belajar
siswa dengan minat belajar rendah sering
tinggi dalam pembelajaran materi organ
melakukan
tumbuhan
pembelajaran
memiliki
perhatian
dan
aktifitas materi
diluar
proses
anatomi
organ
kemauan yang besar untuk mengikuti
tumbuhan, yaitu kurang berperan serta
setiap tahap dalam proses pembelajaran
dalam setiap langkah inquiri terpimpin,
sehingga
mencurahkan
siswa cenderung hanya berjalan-jalan,
segenap perhatian pada pembelajaran,
hanya melihat teman-teman yang lain
lebih aktif, lebih terampil dan rasa
bekerja, sikap duduk yang tidak baik
keingintahuan
untuk
(tiduran), jika bertanya tidak ada sangkut
memecahkan permasalahan. Reilli dan
paut dengan materi pelajaran seperti
Lewiss (1983) dalam Chumdari dan
bertanya mengenai kehidupan guru, dan
Hadiyah (2007) menyatakan bahwa minat
tidak
merupakan kegairahan yang tinggi atau
eksperimen sehingga menjadikan siswa
keinginan yang besar terhadap suatu
terlihat kurang merespon pembelajaran dan
kegiatan dimana minat menjadi sebab
tidak terlihat nyata usaha untuk mampu
kegiatan itu dilakukan seseorang dan juga
menyelesaikan
merupakan
meskipun sesekali siswa dengan minat
peserta
didik
lebih
penyebab
tinggi
seseorang
turut
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Siswa
dengan
minat
turut
andil
tugas
dalam
kegiatan
yang
diberikan
belajar rendah membantu teman dalam belajar
anggota
kelompok
untuk
melakukan
sedang memiliki keaktifan yang rata-rata
pengamatan anatomi organ tumbuhan.
bila dibandingkan dengan siswa dengan
James (1890) dalam
Usman (1994)
minat belajar tinggi, hal ini terlihat ketika
menyatakan
minat
terjadi
di
merupakan faktor utama yang menentukan
laboratorium yaitu siswa dengan minat
derajat keaktifan belajar siswa, maka siswa
belajar sedang mengambil peran yang
dengan minat sedang cenderung memiliki
baik dalam pengamatan ataupun dalam
keaktifan yang lebih baik dibandingkan
penyusunan rancangan penelitian akan
siswa dengan minat belajar rendah. Hal ini
tetapi masih terdapat kekurangan misalnya
didukung pula oleh Sagala (2009) yang
menuliskan
belum
menyampaikan bahwa belajar aktif berarti
memenuhi semua indikator, menuliskan
giat bekerja, berusaha, dan melakukan
proses
pembelajaran
kesimpulan
tetapi
bahwa
siswa
Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 33
perbuatan untuk menemukan pengetahuan melalui
belajar
mengaktifkan
dengan
banyak
berbuat,
indera
untuk
mencari tahu, berinteraksi dalam kerja
Interaksi antara penerapan metode pembelajaran pada
dan
minat belajar siswa
keterampilan proses sains
dapat
disajikan dengan grafik 1 sebagai berikut:
kelompok dan diskusi, dan berkomunikasi melalui presentasi. Siswa dengan minat yang tinggi akan mendorong
keaktifan
dalam
demikian
diri
siswa,
dengan
keterampilan proses yang dicapai juga akan meningkat, namun sebaliknya siswa dengan
minat
belajar
rendah
akan
menunjukkan keaktifan yang rendah, hal ini berakibat keterampilan yang dikuasai akan rendah pula.
Berdasarkan Grafik 1 yaitu grafik
Hasil perhitungan keterampilan proses
sains
berdasarkan
metode
interaksi dapat diketahui bahwa pengaruh metode
inquiri
terpimpin
terhadap
pembelajaran dan ditinjau dari minat
keterampilan proses sains siswa selalu
belajar menggunakan analisis variansi dua
lebih baik daripada metode konvensional
jalan dengan sel tak sama dapat
untuk minat tinggi, sedang, dan rendah,
dilihat pada tabel 5:
serta minat belajar tinggi selalu lebih baik
Tabel 5. Uji Analisis Interaksi antara
daripada minat belajar sedang dan rendah,
metode pembelajaran dan minat
kemudian minat belajar sedang lebih baik
belajar
daripada minat belajar rendah pada metode
terhadap
keterampilan
proses sains
inquiri
terpimpin
maupun
metode
konvensional. Hal ini dikarenakan metode pembelajaran dan minat belajar memiliki pengaruh Data tersebut dapat diinterpretasikan tidak ada pengaruh bersama (interaksi) antara penerapan metode pembelajaran dan minat belajar siswa keterampilan proses sains.
sendiri-sendiri
keterampilan proses sains siswa.
terhadap Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan minat belajar tinggi memiliki dorongan yang kuat untuk aktif dalam pembelajaran dan memiliki kemauan yang keras untuk menguasai materi baik dengan
34 Pendidikan Biologi Vol. 3, No. 2, hal 26-35
metode pembelajaran inquiri terpimpin ataupun metode konvensional sehingga minat belajar tidak berpengaruh terhadap metode
pembelajaran.
Berdasarkan
pengamatan, banyak faktor lain yang mempengaruhi ketercapaian keterampilan proses sains selain metode pembelajaran yang diterapkan dan minat belajar. Faktor internal yang turut berpengaruh selain minat belajar antara lain aspek fisiologis (kesehatan siswa) dan aspek psikologis (gaya belajar) serta faktor eksternal lain yaitu lingkungan belajar, dukungan orang tua, sarana dan prasarana yang mendukung dalam pembelajaran, serta keikutsertaan
Ango, Mary L. 2011. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. 16 (1). Chumdari dan Hadiyah. 2007. Pengaruh Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar dan Pembelajaran Konvensional terhadap Prestasi Belajar Kewirausahaan Ditinjau dari Minat Berwirausaha pada Mahasiswa PGSD FKIP UNS Tahun 2007. Hibah Penelitian Nomor 006/SP2H/PP/DP2M/III/2007. Surakarta: UNS.
siswa dalam bimbingan belajar di luar
belajar
Dewa Ketut Sukardi.1988. Bimbingan dan konseling. Jakarta : Bina Aksara Ergul, Ramziye. 2011. The Effects Of Inquiry-Based Science Teaching On Elementary School Students’ Science Process Skills And Science Attitudes. Bulgarian Journal of Science and Education Policy (BJSEP), 5 (1).
keterampilan proses sains pada siswa kelas
Hamzah B. Uno. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.
sekolah. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan,
dapat
disimpulkan:
(1)
Metode pembelajaran inquiri terpimpin berpengaruh nyata terhadap keterampilan proses sains pada siswa kelas XI SMA Negeri
1 Boyolali.
(2) Minat
siswa berpengaruh nyata terhadap
XI SMA Negeri 1 Boyolali. (3) Tidak ada interaksi antara
metode pembelajaran
inquiri terpimpin dengan minat belajar terhadap keterampilan proses sains pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Boyolali. DAFTAR PUSTAKA
Jamal
Ma’mur Asmani. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Karamustafaoğlu, Sevilay. 2011. Improving the Science Process Skills Ability of Science Student Teachers Using I Diagrams.
Putri Sartika Agustin– Pengaruh Metode Inquiri Terpimpin 35
Eurasian J. Phys. Chem. Educ. 3(1): 26-38 Moehamad Hayin Amin. 2010. Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Pembelajaran Inkuiri Dan Kemandirian Belajar Pada Kelas VII SMP N 16 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Surakarta: UNS. Syaiful
Sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Uzer Usman. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wenno I. H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Penerbit Inti Media. Zehra dan Nermin. 2009. The Effect of a Guided Inquiry Method on Preservice Teachers’ Science Teaching Self-Efficacy Beliefs. Journal of Turkish Science Education, 6, Issue 2.