Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Halaman 12-21
Mei 2012
PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DIINTEGRASIKAN DENGAN STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN KETERAMPILAN SOSIAL Umi Nurjannah1), Baskoro Adi Prayitno2), dan Joko Ariyanto3) 1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 2) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
ABSTRACT – This research purposed to know the influence of learning PBI+STAD towards higher level of social and thinking skill of 10th grade students in SMA Negeri Colomadu school year 2011/2012. PBI+STAD are combined learning models of syntax PBI on STAD. This research is a quasi experimental research using Posttest Only Control Group Design. The independent variable was the model of PBI+STAD learning. The dependent variable is the higher order thinking and social skill of students. General population is all 10th grade students from second semester in SMA Negeri Colomadu Karanganyar school year 2011/2012. The sampling technique used Cluster random Sampling. Samples in this research are class X-2 as an experiment class using a model of PBI+STAD and the class X-7 as a control class using models of learning that vary with lectures, discussions, and demonstrations. The technique of data collection of higher order thinking skill used technique test. The measurement of social skill used a questionnaire. Prerequisite test analysis consisted of normality test and homogeneity test. Normality test was done with Kolmogorov Smirnov method. Normality test results indicated that the data were normally distributed. Homogeneity test applied Levene’s Test. The result showed that all groups are homogeneous. Data analysis technique for testing of hypothesis in this research is t-test with the aid of SPSS program version 16 significance level 5%. The result showed that higher order thinking are t0 > ttabel = 2.00 > 0.104 and social skill are t0 > ttabel = 2.00 > 1.51. The research concluded that (1) PBI+STAD learning model does not affect the higher order thinking skills in 10th grade students in SMA Negeri Colomadu Karanganyar, (2) PBI+STAD learning model does not affect the social skills in 10th grade students in SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Keywords: PBI, STAD, PBI+STAD, Higher Order Thinking, Social Skill merangsang partisipasi siswa. Akibatnya,
PENDAHULUAN Proses pembelajaran biologi yang masih
terpusat
pada
materi
siswa
kurang,
seperti
keterampilan sosial siswa rendah, dan
ceramah, tanya
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
jawab, pemberian tugas
menyebabkan
memprihatinkan. Zakaria dan Zanaton
siswa
dan
kurang
(2007:36) menyatakan
dalam
belajar,
proses pembelajaran, siswa tidak hanya
seperti siswa cenderung bosan, tidak
perlu pengetahuan tetapi juga keterampilan
memperhatikan
komunikasi,
menggunakan metode
kurang
aktif
menimbulkan semangat
guru,
guru
penguasaan
serta
kurang
bahwa pada
keterampilan pemecahan
Umi Nurjannah – Pengaruh Pembelajaran Problem Based Instruction 13
masalah, dan kemampuan berpikir tingkat
kelas
tinggi. Oleh karena itu, diperlukan solusi
pembelajaran PBI yang diintegrasikan
pembelajaran
dengan
yang
tepat
untuk
eksperimen
STAD
memberdayakan keterampilan sosial dan
sedangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
menggunakan
Pembelajaran PBI berbeda dengan
diberikan
(variabel
bebas)
kelas
kontrol
pada model
konvensional
model
yaitu
pembelajaran model
ceramah
pembelajaran STAD. Penerapan model
bervariasi. Tiap-tiap model pembelajaran
pembelajaran yang berbeda antara
tersebut dilihat
PBI
pengaruhnya
maupun STAD (PBI+STAD) berpotensi
keterampilan
dapat melibatkan siswa secara aktif dalam
berpikir tingkat tinggi (variable terikat).
proses pencarian pengetahuan melalui
sosial
Populasi
dan
terhadap
dalam
kemampuan
penelitian
ini
suatu permasalahan, observasi, bertanya,
adalah siswa kelas X semester II SMA
mengajukan dugaan, pengumpulan data,
Negeri
dan
dengan
2011/2012 yang menggunakan satu kelas
penerapan PBI+STAD dapat mendorong
eksperimen yaitu kelas X-2 berjumlah 32
siswa untuk berpikir lebih tinggi, aktif
siswa dan satu kelas kontrol yaitu kelas X-
berpartisipasi
dalam
7 berjumlah 33 siswa dengan teknik
berkomunikasi
dengan
penyimpulan
sehingga
pembelajaran, baik,
mengemukakan
pendapatnya,
bekerja
dengan
sama
siap saling
orang
lain,
diskusinya ke
tahun
pelajaran
pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
cluster
random
sampling.
menghargai orang lain, dan melatih siswa untuk menuliskan hasil
Colomadu
Pada yang
penelitian ini
akan
instrumen
digunakan data
untuk
dalam bentuk tulisan secara sistematis.
mengumpulkan
adalah
tes,
METODE PENELITIAN
dokumentasi, angket, dan observasi.
Penelitian dilaksanakan di Sekolah
Pengujian validitas logis (konstruk
Menengah Atas (SMA) Negeri Colomadu
dan isi) dilakukan dengan cara menyeleksi
Tahun
setiap butir soal dengan kisi-kisi soal dan
Pelajaran
2011/2012
semester
genap yang beralamat di Perumahan Fajar
dianalisis
Indah Baturan Colomadu Karanganyar.
menggunakan rumus koefisien
Rancangan
penelitian
dihitung
moment dari Karl Pearson
dengan Product serta uji
(Quasi
reliabilitas menggunakan rumus Alpha (α)
dengan desain
dengan bantuan SPSS 16 dengan taraf
menggunakan eksperimen semu exsperimental research)
statistik
posttest-only control group design. Pada
signifikansi 5%.
14 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 11-21
Teknik penelitian
analisis
ini
data
dalam
menggunakan
α> 0.05
0,916
statistik
Ditolak, tidak terdapat perbedaan
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik Berdasarkan Tabel 1 pada hasil
deskriptif untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
data
variabel
terikat
uji-t
diketahui bahwa
tidak terdapat
dan
pengaruh
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
terhadap
Statistik
inferensial
digunakan
untuk
tinggi siswa. Kemampuan berpikir tingkat
menguji
hipotesis
penelitian
yaitu
tinggi menunjukkan hasil pembelajaran
tentang
keterampilan
sosial
pembelajaran
PBI+STAD
kemampuan berpikir tingkat
menggunakan uji-t yang sebelumnya telah
dengan
di uji dengan uji normalitas menggunakan
dibandingkan
uji
ceramah bervariasi. Hal ini bertentangan
Kolmogorov
menyatakan
Smirnov
bahwa
data
yang
terdistribusi
PBI+STAD
tidak lebih baik
dengan
dengan teori awal
pembelajaran
yang menyatakan
normal dan uji homogenitas menggunakan
adanya perbedaan hasil kognitif antara
uji Levene’s
pembelajaran berbasis
bahwa
yang hasilnya menyatakan
semua
kelompok
homogeny.
Bantuan program yang digunakan adalah SPSS versi 16 dengan taraf signifikansi
pembelajaran kooperatif yang diterapkan dibandingkan pembelajaran konvensional. Tidak adanya pengaruh pada model pembelajaran
5%.
masalah maupun
PBI+STAD dibandingkan
dengan pembelajaran ceramah bervariasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis pada penelitian ini
dapat terjadi karena disebabkan beberapa
Hasil uji hipotesis
faktor kemungkinan yaitu faktor peneliti
pertama yaitu pembelajaran PBI+STAD
sendiri, faktor dari siswa yang belajar pada
mempengaruhi
saat tersebut, faktor keterlaksanaan sintaks
menggunakan uji-t.
kemampuan berpikir berdasarkan uji-t
pada pembelajaran tersebut, maupun faktor
dengan bantuan SPSS 16 dengan taraf
instrumen yang peneliti buat. Menurut
signifikansi 5%
Khan dan Inamullah (2011:213) inilah
tingkat tinggi siswa
disajikan pada Tabel 1
yang disebut dengan efek penelitian atau
berikut. Tabel
1
Hasil Hipotesis
Pembelajaran
Pengaruh PBI+STAD
eksperimen. Status penelititi dalam penelitian
terhadap Kemampuan Berpikir
ini yang
Tingkat Tinggi Siswa.
kemungkinan siswa menjadi lebih bebas
Asymp. Sig (2-tailed)
Kriteria
Keputusan Uji H0
bukanlah seorang guru jadi
dan tak ada rasa takut karena pengajar siswa-siswa
tersebut
adalah
seorang
Umi Nurjannah – Pengaruh Pembelajaran Problem Based Instruction 15
peneliti. Selain itu faktor subyektifitas
sangat mempengaruhi keberhasilan siswa
peneliti dalam
dalam kelompok untuk saling membantu
yang
mengoreksi soal uraian
dikerjakan
siswa
tidak
dapat
antar kelompok sehingga semua anggota
dipungkiri, karena adanya soal uraian
kelompok
membuat
Siswa
siswa
dapat
menjawab
berhasil
yang
dalam
dapat
belajarnya. menghargai
bermacam-macam bentuk pengungkapan
keberhasilan
dan
mendorong siswa untuk saling membantu
peneliti
pun
akan
memberikan
kelompok
maka
akan
tanggapan berupa nilai dengan persepsi
dalam mencapai
dan kondisi peneliti saat itu dalam
siswa bukan kompetitif kelas. Menurut
mengoreksi
walaupun
keberhasilan setiap
terdapat
rubrik
Slavin (1996:44), fakta yang didapatkan
tersebut
sesuai
bahwa hasil prestasi maupun keterampilan
(2009:163)
bahwa
siswa dalam berkelompok bergantung pada
keburukan dari soal uraian yaitu cara
perilaku seorang guru yang harus cukup
memeriksanya banyak dipengaruhi oleh
untuk memotivasi siswa untuk terlibat
unsur-unsur subjektif dan pemeriksaan
dalam perilaku yang membantu kelompok
soalnya lebih sulit sebab membutuhkan
untuk dihargai, karena intensif kelompok
pertimbangan individual lebih banyak dari
akan
penilai.
mendorong tujuan yang diarahkan pada
penilaian
soal.
Hal
pendapat
Arikunto
Kelompok
pembelajaran
dapat
melatih
siswa
untuk
perilaku diantara kelompok.
kooperatif ini telah dibuat secara heterogen
Rerata
nilai
kognitif
yang
dan terstruktur supaya siswa dapat belajar
mengukur kemampuan berpikir
secara berkelompok untuk dapat saling
tinggi
membantu antar teman dalam belajar tetapi
PBI+STAD
maksud dan motivasi yang diberikan
dibandingkan
peneliti pada saat itu kemungkinan kurang
ceramah bervariasi pada kelas
tersampaikan kepada siswa sehingga siswa
Hal ini kemungkinan disebabkan karena
masih menganggap antar kelompok saling
siswa
bersaing untuk menjadi yang terbaik.
pembelajaran yang terpusat pada guru.
Tidak
ini
Semua materi disampaikan oleh guru
terlihat pada respon siswa tentang motivasi
secara lengkap sehingga saat materi dicari
belajar yang rendah yaitu 77% pada
sendiri oleh siswa dalam kelompok, siswa
kelompok eksperimen dan 82% pada
merasa kurang yakin dan percaya pada
kelompok kontrol.
konsep materi yang diselesaikan sendiri
tersampaikannya
motivasi
Motivasi pada siswa
siswa
pada
tingkat
pembelajaran
lebih rendah 0,5 poin dengan
pembelajaran kontrol.
yang sudah terbiasa dengan
16 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 11-21
bersama
teman-teman
kelompoknya.
mencari dan menemukan sendiri berbagai
Akibatnya materi yang siswa dapatkan pun
jawaban atas masalah
kurang optimal.
dengan
Ketidakperhatian sebenarnya
juga
siswa
akan
ini
mempengaruhi
yang dihadapi mengadakan
pengamatan/penyelidikan sendiri sehingga siswa akan terlatih dalam berpikir ilmiah.
konsep materi yang masuk kedalam diri
Pada fase penyajian hasil karya
siswa yang nantinya akan berimbas pada
banyak siswa yang tidak memperhatikan
pemahaman siswa yang tidak sempurna
penyajian hasil karya temannya yang
atau kurang. Sesuai pendapat Slameto
sedang mempresentasikan di depan kelas
(1995:56) bahwa untuk mendapatkan hasil
sehingga siswa yang menjadi pendengar
belajar yang baik siswa harus memiliki
sibuk dengan hasil karya kelompoknya
perhatian
masing-masing akibatnya tak ada yang
terhadap
bahan
yang
dipelajarinya.
berani bertanya dan tak ada pertanyaan
Siswa kurang benda-benda
mengoptimalkan
pengamatan
yang
untuk
presentator,
selain
itu
karena
ada
perhatian yang kurang maka refleksi dan
dihadapannya juga dapat mejadi salah satu
evaluasi kurang tercapai secara maksimal
penyebab tidak adanya pengaruh pada
yang berakibat pada pemahaman siswa
pembelajaran
PBI+STAD, terlihat siswa
yang kurang.
hanya cenderung menjawab permasalahan
Pada
fase penyajian hasil karya
dengan langsung mencari solusi pada
juga
literatur
tanpa
sehingga tidak dapat semua kelompok
mencocokkan dengan benda nyata yang
melakukan refleksi dan evaluasi didepan
ada dihadapan siswa. Peneliti menemukan
kelas.
bahwa banyak siswa tidak memiliki buku
mengurangi
literatur apapun. Pemahaman yang lebih
ada. Khan dan Innamullah (2011:213)
akan didapat siswa jika siswa melakukan
dalam penelitiannya berpendapat bahwa
kegiatan
dengan
dalam waktu yang terbatas untuk siswa
benar sehingga siswa mampu berpikir
dalam kegiatan STAD, maka waktu yang
ilmiah dan mampu menarik kesimpulan
digunakan untuk penguasaan topik pun
pada
juga terbatas.
yang
siswa
pengamatan
pengamatan
tersebut
diperkuat
miliki
tersebut
tersebut. oleh
Pendapat
K,Roestiyah
terkendala
Waktu
Pada
waktu yang tersedia,
yang
terbatas
akan
penguasaan konsep yang
fase
kuis
pada
kelas
(2008:80) yang menyatakan bahwa dengan
eksperimen terlihat siswa yang kurang siap
teknik eksperimen siswa akan mampu
akan adanya kegiatan postest karena
Umi Nurjannah – Pengaruh Pembelajaran Problem Based Instruction 17
terlihat bahwa siswa banyak yang kaget
terpadu dan terorganisir, selain itu
ketika ulangan akan dimulai sehingga
dengan kegiatan diskusi ceramah
berakibat pada nilai akhir siswa yang
dapat
kurang optimal. Hal ini sependapat dengan
fleksibilitas
Slameto (1995:59) bahwa
ceramah
jika siswa
mengombinasikan
keuntungan
belajarnya akan lebih baik.
interaktif
kelas
kontrol
pertemuan terdapat kegiatan
disetiap ceramah,
wujud dan
kesederhanaan
dengan
belajar dan memiliki kesiapan maka hasil
Pada
dan
keuntungan-
pengajaran
yang
untuk
mengajarkan
pengetahuan
terorganisir
dengan
suatu
diskusi walaupun hanya dengan teman
terlebih
sebangku, serta kegiatan demonstrasi baik
membuat
benda aslinya maupun gambar. Selain itu
perhatian
pada kelas kontrol ini siswa juga diminta
sehingga proses keterpaduan akan
tugas presentasi sebagai tugas akhir yang
menjadi lebih luas dan lebih dalam
secara
(Jacobsen,
tidak
langsung
siswa
juga
melakukan penemuan seperti halnya pada kelas
eksperimen
disajikan. Pada kelas
walaupun
tidak
kontrol dengan
dahulu
pengenalan
maka
siswa
dapat
tertarik
siswa
David
dan
terpelihara
A.
et
al.2009:219-222). c. Adanya kegiatan demonstrasi maka penerimaan
siswa
pembelajaran ceramah bervariasi dengan
pelajaran
proses kegiatan berupa ceramah, diskusi,
secara mendalam dan juga siswa
dan demonstrasi maka dapat dikatakan
dapat
bahwa
memperhatikan yang diperlihatkan
pada
pembelajaran
ceramah
bervariasi memiliki kelebihan yaitu.
guru
a. Dengan kegiatan ceramah siswa
akan
lebih
terhadap
mengamati
selama
berkesan
dan
pelajaran
(K,Roestiyah.2008:83).
akan memperoleh informasi yang
d. Kegiatan demontrasi pada kelas
tidak mudah serta membantu siswa
kontrol membuat siswa mendapat
memadukan informasi dari sumber-
variasi
pembelajaran
sumber yang berbeda (Jacobsen,
melihat
benda
David A. et al., 2009:215).
gambar walaupun siswa hanya
b. Efektivitas diskusi ceramah dapat
dapat
nyata
melihat
maupun
dengan
membantu siswa menghubungkan
perhatiannya.
gagasan-gagasan
baru
mencocokkan ciri yang ada pada
kedalam wujud pengetahuan yang
benda nyata tersebut dengan teori
yang
Siswa
dengan
dapat
18 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 11-21
yang siswa bahas sehingga siswa
deviasi 6.05242 daripada kelas kontrol
tidak hanya berpikir abstrak tetapi
(78.64) dengan standar deviasi 7.1648
siswa juga melakukan kegiatan
yang berarti penelitian ini tidak terdapat
pengamatan langsung.
pengaruh antara pembelajaran PBI+STAD
Perhatian siswa itulah yang akan
terhadap keterampilan sosial.
mendapatkan hasil yang lebih baik. Sesuai
Pada
pembelajaran
ceramah
pendapat Slameto (1995:56) bahwa untuk
bervariasi yang memiliki tiga komponen
mendapatkan hasil belajar yang baik siswa
pada proses
harus memiliki perhatian terhadap bahan
kegiatan ceramah, diskusi, dan demontrasi
yang
dapat melatihkan siswa berketerampilan
dipelajarinya.
menambahkan
Yamin bahwa
(2000:76) kegiatan
sosial
yang
pembelajarannya yaitu
lebih
mendalam.
Pada
demonstrasi ini akan dapat menolong
pembelajaran kelas kontrol akan lebih
siswa secara efektif atas jawaban suatu
melatihkan keterampilan sosial karena
pertanyaan
pembelajaran diskusi walaupun
karena
gambaran
secara
siswa jelas
mendapat dari
hasil
pengamatannya.
teman
sebangku
akan
menumbuhkan kerja sama dan interaksi
Hasil uji hipotesis kedua yaitu pengaruh
dengan
hanya
pembelajaran
PBI+STAD
dengan orang lain, walaupun hanya dengan teman
sebangku
siswa
mampu
keterampilan sosial siswa berdasarkan uji-
berkomunikasi maupun berdebat dengan
t
teman
dengan
bantuan
SPSS
16
taraf
sebangkunya.
Melengkapi
signifikansi 5% disajikan pada Tabel 2
keterampilan sosial yang didapat pada
berikut.
kegiatan diskusi juga akan didapat pada
Tabel
2
Hasil Hipotesis Pengaruh
Pembelajaran
PBI+STAD
terhadap Keterampilan Sosial Asymp. Sig (2-tailed) 0,245
Kriteria α> 0.05
Keputusan Uji H0 Ditolak, tidak terdapat perbedaan
kegiatan kegiatan
demonstrasi
karena
demonstrasi
dengan
siswa
akan
mendapatkan pengalaman praktik dan siswa mendapatkan pertanyaan yang dapat dijawab
lebih
demonstrasi.
teliti
waktu
Yamin
kegiatan (2008:75)
menyatakan bahwa kesempatan melakukan Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa rata–rata keterampilan sosial pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai lebih rendah (76.12) dengan standar
latihan
keterampilan
sosial
dapat
terlatihkan melalui kegiatan demonstrasi. Kelas
kontrol
memiliki
nilai
keterampilan sosial yang lebih tinggi
Umi Nurjannah – Pengaruh Pembelajaran Problem Based Instruction 19
dibandingkan dengan kelas
eksperimen
waktu yang terbatas dalam pelaksanaan
dikarenakan 3 komponen dalam proses
penyajian hasil karya sehingga tidak
pembelajaran
semua siswa dapat melatih kemampuan
tersebut
tejadi
disetiap
pertemuan sehingga keterampilan sosial
verbalnya di depan kelas.
siswa yang didapat pada kelas kontrol
Faktor lain yang
lebih
mendalam
atau
lebih
terlatih
ketercapaian
hasil
mempengaruhi
belajar
dan
dibandingkan dengan kelas eksperimen.
keterampilan selain model pembelajaran
Penyebab lain selain adanya kegiatan
yang diterapkan tetapi juga adanya faktor
diskusi dan kegiatan demonstrasi adalah
internal yang turut berpengaruh
adanya pemberian tugas akhir yang sama
motivasi
secara berkelompok yang diberikan kepada
(kesehatan siswa) dan aspek psikologis
siswa pada kelompok kontrol sehingga
(minat dan gaya belajar) serta faktor
dengan tugas kelompok tersebut pun pada
eksternal
kelas ini keterampilan sosial dalam hal
dukungan orang tua, sarana dan prasarana
bekerja sama dan berinteraksi dengan
yang mendukung dalam pembelajaran,
orang lain pun juga akan dapat terjalin.
serta keikutsertaan siswa dalam bimbingan
Pada kegiatan eksperimen dalam pemecahan
masalah
eksperimen,
siswa
pada
belajar
belajar,
yaitu
diluar
aspek
fisiologis
lingkungan
sekolah
yaitu
yang
belajar,
turut
kelas
mempengaruhi ketercapaian hasil belajar.
tidak
Selain itu juga dalam pelaksanaan kegiatan
terkontrol dalam kelompoknya terlihat
pembelajaran yang memungkinkan siswa
siswa ada yang berjalan-jalan kekelompok
untuk mengeksplor kemampuannya sendiri
lain dan lain sebagainya. Pada kegiatan
dengan
penyajian hasil karya siswa cenderung
kelompok membuat suasana kelas menjadi
masih menunjuk teman sekelompok untuk
gaduh serta terkait pada tugas yang
mempresentasikan dan kebanyakan siswa
diberikan untuk penyajian hasil karya yang
lain yang
digunakan guru sebagai tugas kelompok
cenderung
menjadi pendengar kurang
memperhatikan
karena
sibuk
dengan
kegiatan
pengamatan
tiap
siswa tetapi guru juga harus memaksa dan
persiapan presentasinya di depan kelas
menekankan
sehingga membuat perhatian, pemahaman
penyaji sehingga siswa dapat bertanya dan
konsep,
menggali informasi yang lebih banyak
dan
eksplorasi
untuk
berkomunikasi sangatlah kurang pada fase ini
dan
menjadikan
siswa
menjadi
pendengar yang pasif apalagi ditambah
tentang
perhatian
pada
lagi. Pembelajaran merupakan
PBI+STAD
pembelajaran
yang
20 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 2, hal 11-21
mengintegrasikan
dua
pembelajaran yaitu Pembelajaran
PBI
berbasis
model dan
STAD.
masalah
yang paling rendah hasil belajarnya adalah MPL dengan strategi kooperatif STAD.
(PBI)
Secara teori, menurut Suprijono
memiliki kemampuan melatihkan siswa
(2011:70)
untuk berpikir yang lebih tinggi karena
pembelajaran
siswa
berpikir tingkat tinggi yang memfasilitasi
terlatihkan
dalam
mengerjakan
permasalahan-permasalahan
deskriptif
siswa
menjelaskan PBI
bahwa
menekankan
mengembangkan
pada
kemampuan
serta melatihkan siswa dalam berpikir dari
berpikir yaitu berpikir dari fakta ke konsep
fakta yang ada ke suatu konsep.
sehingga
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti
lakukan
hasil
yang
terjadi
siswa
tidak
hanya
mampu
mendeskripsikan secara faktual apa yang diamati tetapi juga secara analitis atau
berkebalikan dengan teori yang ada.
konseptual.
Penelitian yang telah peneliti lakukan
menambahkan
menyatakan
dalam penerapan pembelajaran
bahwa
PBI+STAD
pembelajaran
tidak berpengaruh terhadap
kemampuan
berpikir
tingkat
tinggi
Trianto hasil
(2010:92) yang
didapatkan PBI
adalah siswa mengerjakan permasalahan autentik untuk menyusun
pengetahuan
maupun keterampilan sosial siswa jika
mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dibandingkan
dan kemampuan berpikir lebih tinggi,
kontrol
yang
menggunakan ceramah
kontrol.
peneliti model
bervariasi
kegiatan
yang
ceramah,
demonstrasi. penelitian
dengan
gunakan
mengembangkan
kemandirian, percaya
pembelajaran
diri, serta siswa menggunakan bermacam-
mencakup
macam keterampilannya seperti bekerja
diskusi,
Penelitian ini
Arnyana
Kelas
dan
mendukung
(2006:709)
sama dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan.
Pembelajaran
STAD
dalam
menurut Isjoni (2011:74) menekankan
penelitiannya
aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk
menunjukkan kombinasi model dengan
saling memotivasi dan saling membantu
strategi kooperatif yang paling baik dalam
dalam menguasai materi pelajaran guna
meningkatkan hasil belajar adalah model
mencapai prestasi yang maksimal sehingga
BBM dengan strategi kooperatif GI,
STAD memiliki memiliki potensi yaitu
kemudian berturut-turut diikuti oleh model
dapat meningkatkan keterampilan sosial
BBM dengan strategi kooperatif STAD,
siswa
MPL dengan strategi kooperatif GI, dan
maksimal dengan bantuan teman dalam
analisis lebih lanjut pada
sehingga
sekelompoknya.
prestasi
siswa
lebih
Umi Nurjannah – Pengaruh Pembelajaran Problem Based Instruction 21
for Teaching-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TKSMA. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
KESIMPULAN Berdasarkan tentang
hasil
pengaruh model
PBI+STAD
terhadap
penelitian pembelajaran kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan sosial siswa dapat disimpulkan: 1. Model pembelajaran PBI+STAD tidak
berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa kelas X SMA Negeri Colomadu Karanganyar. 2. Model pembelajaran PBI+STAD tidak
berpengaruh
keterampilan sosial
terhadap
pada siswa
Slavin, Robert E. 1996. Recearch for The Future : Research on Cooperative Learning and Achievement: What We Know, What We Need to Know. Contemporary Educational Psychology 21, 43–69 (1996) Article No. 0004 Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
kelas X SMA Negeri Colomadu Karanganyar.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Budi Aksara Arnyana, Ida Bagus Putu. 2006. “Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA”. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXXIX Oktober 2006) Isjoni. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jacobsen, David A., Paul Eggen,. & Donald Kauchak. 2009. Methods
Trianto.
2010. Model -Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Yamin,
Martinis. 2008. Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press
Zakaria, Effandi & Zanaton Iksan. 2006. “Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Educat ion: A Malaysian Perspective”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3(1), 35-39