Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Halaman 15-22
Januari 2012
PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA 4 PUTRA SMA RSBI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 THE IMPLEMENTATION OF BLENDED LEARNING TOWARDS HIGH SCHOOL STUDENT OF THE XI GRADE OF ASSALAM ISLAMIC BOARDING SCHOOL FOR THE IMPROVEMENT OF THEIR CRITICAL THINGKING SKILL IN LEARNING BIOLOGY Ferry Dwi Cahyadi1), Suciati2), Riezky Maya Probosari3) 1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
2)
ABSTRACT – It already been known that biology as a branch of science will emphasizes on how to think critically to gain most of its basic concepts. Hence, the weaknesses of mastering this kind of skill will be followed by the unsuccessful mastering of its concepts respectively. Factual phenomenon observed towards high school student of the grade of XI of Assalam Islamic Boarding School in academic year 2011/2012 showed that student performing a teacher centered classical learning. Student has never induced and motivated to be a real learner. This, makes student are unable to perform good critical thinking skill. This is real problem in this class that needs to be solved trough particular strategy. Blended learning is expected to be an effective strategy since it facilitates both, student centered learning and optimizing the use of ICT based learning. This research is aimed to ascertain 1) blended learning implementation in biological learning process, 2) blended learning implementation in biological learning process. This research belongs to classroom action research consist of four cycle and each have four phases, namely planning, actuating, observing and reflecting. The subject of the research is XI IPA 4 Putra students at SMA RSBI Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo in academic year 2011/2012. The data was collected by test and non test technique, it was carried out by using essay test, observation sheet, questionnaire, and interview. The obtained data were analyzed using descriptive approach and validated through triangulation method. The results showed that the average percentage of critical thinking aspect from essay test, such as the 1st cycle 56,82%, the 2nd cycle 61,93%, the 3rd cycle 68,94% and the 4th cycle 75,75%. Therefore, it can be concluded that 1) blended learning could be applied in biological learning process, 2) blended learning could be used to improve critical thinking. Keywords: blended learning, critical thinking, biology learning process menuntut sektor pendidikan untuk mampu
PENDAHULUAN Abad
ke-21
merupakan
era
menciptakan sumber daya manusia yang
globalisasi dimana teknologi informasi dan
kritis
komunikasi (TIK) berkembang sangat
perubahan dan perkembangan yang terjadi.
pesat.
Pembelajaran
Perkembangan
era
globalisasi
dan
adaptif
di
terhadap
sekolah
setiap
merupakan
16 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 15-22
bagian yang tak terpisahkan dari sistem
biologi harus mampu mengajak siswa
pendidikan. Pembelajaran sains merupakan
untuk
salah satu pendorong kemajuan teknologi
mengevaluasi, menyimpulkan, menjelas-
informasi dan komunikasi yang diterapkan
kan dan mengatur diri atas kumpulan-
di sekolah. Pembelajaran sains harus
kumpulan fakta dan konsep biologi.
diajarkan
sesuai
dengan
hakikat
menginterpretasi,
menganalisis,
SMA Pondok Pesantren Modern
pembelajaran sains yang mencakup ranah
Islam
kognitif (minds on), afektif (hearts on) dan
merupakan salah satu SMA penyelenggara
psikomotor (hands on) (Rustaman, 2011).
program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Menurut
Internasional)
National Science Teachers
(PPMI)
Assalaam
di
Sukoharjo
Sukoharjo.
Hasil
Association (2006), tuntutan pembelajaran
observasi terhadap proses pembelajaran
sains
adalah
biologi kelas XI IPA 4 Putra SMA PPMI
dengan
Assalaam
pada
abad
mempersiapkan berbagai
ke-21
peserta
didik
Sukoharjo
tahun
ajaran
keterampilan dan kecakapan
2011/2012 menunjukkan bahwa persentase
seperti berpikir kreatif, inovatif, kritis,
siswa bertanya mengenai materi yang
pemecahan
diajarkan sebesar 14,28%, siswa menjawab
kolaborasi,
masalah, ICT
komunikasi,
Literacy
ke-
pertanyaan dari guru dengan ditunjuk oleh
pemimpinan. Kemampuan berpikir kritis
guru sebelumnya sebesar 9,52%, siswa
dan
TIK
menggunakan sumber belajar yang terbatas
merupakan salah satu modal dasar yang
berupa buku paket selama KBM sebesar
harus dimiliki oleh peserta didik untuk
85,71% dan siswa kurang memperhatikan
menghadapi persaingan di era globalisasi.
saat KBM berlangsung sebesar 19,04%.
keterampilan
dan
menggunakan
Pemerintah Indonesia menyikapi era
globalisasi
lenggarakan
ini
dengan
pendidikan
Siswa belum optimal dilibatkan dalam
menye-
kegiatan pembelajaran seperti kegiatan
bertaraf
berdiskusi,
menganalisa
internasional atau RSBI (Rintisan Sekolah
menyimpulkan
Bertaraf
cenderung berpusat
Internasional).
RSBI
kegiatan
permasalahan, belajar
dan
pada guru sehingga
diselenggarakan untuk dapat mencetak
pembelajaran lebih kearah transfer of
lulusan
knowledge. Pembelajaran juga kurang
yang
berdaya
saing
global.
Pembelajaran sains di RSBI khususnya
mengoptimalkan
biologi harus
dengan
prasarana (TIK) yang ada di SMA PPMI
perkembangan zaman tanpa meninggalkan
Assalaam Sukoharjo sebagai salah satu
hakikat pembelajaran sains. Pembelajaran
SMA bertaraf internasional.
up to date
fasilitas
sarana
dan
Ferry Dwi Cahyadi – Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran 17 Biologi
Solusi
untuk
mengatasi
permasalahan
adalah
menerapkan
pembelajaran
biologi
mengembangkan
membimbing
siswa
untuk
berdiskusi
dalam kelompok kecil dan membawanya
yang
mampu
dalam diskusi secara on line. 6) connect
kemampuan
berpikir
me: guru membimbing
siswa
kritis dan mengakomodasi siswa untuk
mengkomunikasikan
mengoptimalkan penggunaan teknologi
kelompok kecil di depan kelas. Guru
informasi komunikasi. Blended learning
membimbing siswa untuk menyimpulkan
adalah
hasil
strategi
pembelajaran
mengintegrasikan
yang
antara pembelajaran
hasil
untuk
kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
7)
support
tatap muka dengan pembelajaran berbasis
memberikan konfirmasi
web (Dzakiria, 2006).
agar tidak terjadi
Pembelajaran
diskusi
me:
kepada
salah
guru siswa
konsep. Guru
blended learning dalam penelitian ini
membimbing siswa jika di dalam diskusi
dilakukan dengan menerapkan delapan
ataupun pencarian sumber belajar terjadi
tahapan sesuai Woodall & Hovis (2010)
kekurangan.
8)
yaitu 1) prepare me: guru mengkondisikan
memberikan
evaluasi berupa tes pada
siswa untuk siap mengikuti pembelajaran
masing-masing siswa untuk
yang akan dilakukan
sejauhmana penguasaan
serta membagi
check
me:
guru
mengetahui
konsep
materi
siswa dalam beberapa kelompok secara
yang diperoleh siswa. Guru memberikan
heterogen. 2) tell me: Guru membimbing
penugasan
siswa
yang
mengkaitkan pengetahuan siswa terhadap
masing-masing
pembelajaran yang akan dilakukan pada
untuk
diberikan
kepada
kelompok.
3)
membimbing observasi,
memahami
topik
show
siswa
me:
untuk
sehingga
guru
melakukan
siswa
untuk
pertemuan selanjutnya. Penelitian
ini
bertujuan untuk
dapat
mengetahui 1) Penerapan blended learning
menjelaskan topik yang dibahas. 4) let
dalam pembelajaran biologi 2) Penerapan
me:
blended learning
guru membimbing
melakukan
siswa
kepada
siswa untuk
pengelompokan
(peng-
dalam pembelajaran
biologi untuk meningkatkan kemampuan
klasifikasian) materi yang dibahas, serta
berpikir kritis siswa.
melengkapi
METODE PENELITIAN
lembar
kerja
siswa
(LKS/Work Sheet) dengan menggunakan
Penelitian ini merupakan Penelitian
berbagai sumber belajar yang diperoleh
Tindakan Kelas (PTK) yang diterapkan di
dari buku atau internet. 5) coach me: guru
kelas XI IPA 4 Putra SMA RSBI PPMI
18 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 15-22
Assalaam
Sukoharjo
Pelajaran
(face to face learning) yang berupa
2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan
kegiatan pemecahan masalah pada lembar
pada semester ganjil. Teknik pengumpulan
kerja siswa (LKS) dalam diskusi kelompok
data meliputi teknik tes dan teknik non tes.
dan pengamatan di laboratorium biologi
Teknik tes berupa tes uraian, digunakan
dengan pembelajaran berbasis internet
untuk mengukur kemampuan berpikir
(online
atau
text-based
kritis
asynchronouslearning)
melalui
siswa.
Tahun
Tes
dikembangkan
menggunakan aspek kemampuan berpikir
penggunaan
kritis
yaitu
sebagai sarana forum diskusi online serta
evaluation,
penggunaan internet untuk mencari sumber
dari
interpretation,
Facione
(2011)
analyze,
inference, explanation, Teknik
non
meliputi
informasi
atau
observasi,
argumennya.
wawancara dan angket. Observasi pada
Hasil
siswa
tes
self-regulation.
perangkat
dialkukan
perilaku
yang
mengetahui
tasian
referensi
observasi
Moodle
pendukung
pengimplemen-
blended learning menunjukkan
mengembangkan
siswa menjadi lebih aktif dalam mencari
berpikir
kritis.
sumber
informasi
Obervasi terhadap guru difokuskan pada
mampu
mengkategorisasikan
keterlaksanaan tahapan blended learning
yang diperolehnya. Hal ini terjadi karena
di kelas. Validitas data dalam penelitian ini
kegiatan
menggunakan triangulasi teknik. Analisis
langsung (synchronous) maupun tidak
data menggunakan model analisis Miles
langsung (asynchronous) menjadi lebih
dan
interaktif dan mendalam, siswa dapat
aspek
siswa
untuk
lunak
kemampuan
Huberman.
Target
penelitian
diskusi
untuk
siswa
dan
informasi
baik
saling
Prosedur dan
dalam
argumen yang diperolehnya dari sumber
penelitian tindakan kelas ini mengikuti
yang bervariasi. Interaksi yang terjadi ini
model
membantu mengembangkan kemampuan
Kemmis dan Mc. Taggart yang
berpikir
siklus
dioptimalkan dalam penggunaan teknologi
tahap
perencanaan,
siswa.
Siswa
dengan
berupa model spiral yaitu dalam satu terdiri dari
kritis
analisa
secara
ditentukan oleh peneliti sebesar 75%. langkah-langkah
memberikan
belajar
juga
tindakan, observasi dan refleksi.
informasi dan komunikasi (TIK) melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN
perangkat lunak Moodle dan internet. Guru
Penerapan
blended learning di
juga dapat mengembangkan pembelajaran
kelas XI IPA 4 Putra dilakukan melalui
aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan
pengintegrasian pembelajaran tatap muka
kontekstual berbasis TIK sesuai tuntutan
Ferry Dwi Cahyadi – Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran 19 Biologi
proses pembelajaran di sekolah RSBI. Hal
siklus pertama hingga siklus keempat
ini
proses
terjadi peningkatan. Nilai rata-rata kelas
pembelajaran di kelas masih satu arah dari
untuk tes kemampuan berpikir kritis juga
guru.
mengalami
belum
terjadi
Berdasarkan
ketika
tes
uraian
yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan
peningkatan
dari
siklus
pertama sampai siklus keempat seperti pada Gambar 2.
berpikir kritis dari siklus pertama hingga siklus keempat diperoleh peningkatan yang berbeda-beda
untuk
setiap
aspeknya,
seperti pada Gambar 1.
Siklus pertama, siswa masih belum aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, beberapa siswa mengerjakan LKS secara individu. Pengamatan jenis dan struktur tulang
yang
dilakukan
siswa
di
laboratorium
biologi
belum
mengoptimalkan
penggunaan
model
rangka manusia. Siswa belum terbiasa Berdasarkan
ada
dengan penggunaan Moodle, forum masih
peningkatan yang berbeda-beda untuk
didominasi siswa-siswa tertentu dan lebih
setiap aspek kemampuan berpikir kritis
banyak
dari siklus pertama hingga siklus keempat.
membuka situs-situs jejaring sosial yang
Aspek dengan capaian tertinggi dari siklus
tidak terkait dengan materi jenis, struktur
pertama
dan fungsi tulang dan sendi. Pengumpulan
aspek
gambar
1
hingga siklus keempat adalah interpretation. Aspek
menggunakan
internet
untuk
analysis
tugas dengan cara mengunggah ke Moodle
mengalami penurunan pada siklus kedua
belum terlaksana dengan baik karena
namun meningkat secara bertahap pada
beberapa siswa kesulitan mendapatkan
siklus
akses ke komputer diluar jam sekolah
berikutnya.
Secara
umum
kemampuan berpikir kritis siswa dari
sehingga harus ijin keluar dari asrama.
20 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 15-22
Siklus kedua menunjukkan adanya perbaikan
dan
peningkatan.
melakukan
pengamatan
Siswa
video
pengimplementasian
blended learning
dapat berjalan lebih baik.
proses
Siklus
keempat
hampir
semua
osifikasi dan gambar penyakit tulang pada
siswa mampu menggunkan
manusia.
dengan lancar, kegiatan diskusi baik di
Siswa
mulai
terbiasa
menggunakan perangkat lunak Moodle dan
kelompok dan di forum
aktivitas diskusi di forum Moodle berjalan
menunjukkan
lebih
berpikir
baik
daripada
siklus
pertama.
Moodle
Moodle
peningkatan
kritis.
siswa
juga
aktivitas
aktif
Frekuensi siswa membuka situs-situs yang
mengobservasi
tidak
kegiatan
penyakit otot pada manusia serta mampu
pembelajaran berkurang karena guru mulai
memanfaatkan teknologi informasi untuk
menerapkan sanksi bagi yang ketahuan
menyelesaikan
membuka
materi.
kehidupan sehari-hari. Siswa membuka
Pengumpulan tugas bagi siswa yang tidak
jurnal, artikel, dan sumber ilmiah lainnya.
memiliki
Guru mampu mengarahkan siswa untuk
berkaitan
situs
dengan
diluar
komputer
atau
dengan
ijin
difasilitasi laboratorium
multimedia
notebook akses diluar
ke jam
sekolah sampai sore.
aktif
kasus-kasus
dalam
permasalahan
tentang
dalam
berdiskusi dalam kelompok kecil
maupun
kelas.
Guru
memanfaatkan
teknologi informasi dengan baik serta
Siklus ketiga aktivitas diskusi di
mengkonfirmasi
pengetahuan
siswa
kelompok berjalan lebih baik, kegiatan
tentang kasus-kasus penyakit otot yang
pengamatan
di
sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
pembahasannya
Guru mampu mengarahkan siswa untuk
jenis-jenis
laboratorium
dan
otot
berlangsung lebih interaktif. Siswa mampu
mengembangkan
mengamati,
preparat
melalui media internet. Hal ini sesuai
hasil
dengan hasil penelitian Arend (2009)
awetan,
menggambarkan
dan
membandingkan
materi
pengamatan dengan sumber belajar lain
tentang
yang diperoleh selain guru. Pemanfaatan
berpikir kritis dalam
teknologi
menunjukkan bahwa diskusi
informasi
juga
meningkat,
pengembangan
seluas-luasnya
kemampuan diskusi online online
terlihat dari aktivitas siswa yang mencari
memberikan waktu dan ruang yang cukup
sumber
belajar
Peningkatan pembelajaran
dan terus
melalui
internet.
bagi siswa untuk
perbaikan
kegiatan
sehingga kemampuan berpikir kritis bisa
dilakukan
agar
open-ended thinking
ditingkatkan. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam diskusi online. Guru
Ferry Dwi Cahyadi – Penerapan Blended Learning Dalam Pembelajaran 21 Biologi
dalam pengembangan kemampuan berpikir
sebagai media untuk mengaktifkan siswa
kritis
dan
dalam kegiatan pencarian sumber referensi
yang
di internet, diskusi kelompok, presentasi
harus
mampu
memberikan mengarahkan
merespon
pertanyaan siswa
untuk
berpikir,
kelas dan di forum
Moodle. Pencarian
berinteraksi dan berefleksi pada kegiatan
sumber
di
diskusi
penggunaan
online. Ditambahkan pula oleh
referensi Moodle
internet
dan
untuk menunjang
Jacobsen, dkk (2009) bahwa kemampuan
keterampilan dan pengetahuan teknologi
berpikir kritis seperti interpretasi dapat
informasi dan komunikasi (TIK) bagi
ditingkatkan melalui diskusi kelompok
siswa. Hal senada juga disampaikan
yang tertata dan dibimbing langsung oleh
Wannapiroon
guru.
Odabaşi Wawancara yang dilakukan pada
(2008)
(2009)
dan
dalam
Şendağ
&
penelitiannya
tentang pengembangan model
problem-
akhir siklus pada siswa dan guru juga
based blended learning
ditemukan bahwa dengan pembelajaran
membangun kemampuan berpikir kritis
blended learning
menunjukkan bahwa penerapan model
siswa merasa senang
dengan kegiatan ini dan termotivasi untuk
PBBL
mengikuti setiap aktivitas. Hal senada juga
pemecahan masalah
dinyatakan
bahwa
instruction dan face to face instruction
internet-supported
dapat membangun kemampuan berpikir
Bekele
pembelajaran dalam learning
(2010)
environments
membantu
kritis
yang
(PBBL) untuk
dan
mengintegrasikan dalam
membantu
web based
siswa
memotivasi siswa dalam belajar dan
pengembangan ketrampilan TIK.
tingkat
KESIMPULAN
kepuasan
siswa
mengikuti
pembelajaran juga meningkat. Pemahaman
1. Blended
unsur
learning
dalam
dalam
konsep pada materi, dirasakan lebih
pembelajaran
mengena oleh siswa karena selama ini
diterapkan pada siswa kelas XI IPA
pembelajaran biologi cenderung hafalan
4 Putra SMA
dan mencatat.
Pesantren Modern Islam Assalaam
Penggunaan permasalahan berupa pertanyaan dalam LKS juga merupakan salah
satu
dapat
RSBI Pondok
tahun
pelajaran
2011/2012.
yang
berpengaruh
pengembangan
kemampuan
pembelajaran
berpikir kritis siswa selain berfungsi
meningkatkan
terhadap
faktor
Sukoharjo
biologi
2. Blended
learning
dalam
biologi
dapat
kemampuan
22 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 15-22
berpikir kritis siswakelas XI IPA 4 Putra
SMA
RSBI
Pondok
Pesantren Modern Islam Assalaam Sukoharjo
tahun
pelajaran
2011/2012. DAFTAR PUSTAKA Arend, B. (2009). Encouraging Critical Thinking in Online Threaded Discussion. The Journals of Educators Online, 6(1), 1-23. Arikunto, S., Suhardjono., & Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Bekele, T. A. (2010). Motivation and Satisfaction in Internet-Supported Learning Environments: A Review. Educational Technology & Society, 13 (2), 116–127. Dzakiria, H., Mustafa, C. S., & Bakar, H. A. (2006). Moving Forward with Blended Learning (BL) as a Pedagogical Alternative to Traditional Classroom Learning. Malaysian Online Journal of Instructional Technoloy MOJIT, 3 (1), 11-18. Facione, P. A. (2011). Critical Thinking: What It Is and Why It Counts. Millbrae: Measured Reason and The California Academic Press. Jacobsen, D., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods For Teaching: Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TKSMA Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. National Science Teachers Association. (2006). Frameworkfor 21st Century Learning. Diperoleh 22 Juni 2011, dari http://science.nsta.org/ps/Final21s t CSkillsMapScince.pdf
Şendağ, S., & Odabaşi, H. F. (2009). Effects of An Online Problem Based Learning Course on Content Knowledge Acquisition and Critical Thinking Skills. Computers & Education, 53, 132141. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Wannapiroon, P. (2008). Development of Problem Based Blended Learning Model in Undergraduate Students’ Critical Thinking. Thaicyber University Ejournals. Diperoleh 1 April 2012, dari ejournals.thaicyberu.go.tr/index.p hp/ ictl/article/view/39/39 Woodall, D., & Hovis, S. (2010). Eight Phases of Workplace Learning: A Framework for Designing Blended Programs. Diperoleh 16 Agustus 2011, dari http://www.skillsoft.com/news/w hite_papers.pdf