Pendidikan Biologi Volume 5, Nomor 1 Halaman 115-128
Januari 2013
PENGARUH MODEL SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI TEKNIK MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA DI SMAN COLOMADU THE INFLUENCE OF SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY MODEL WITH MIND MAP TECHNIQUE TO BIOLOGY LEARNING ACHIEVEMENT AND ENVIRONMENTAL ATTITUDES AT SMAN COLOMADU Ita Widya Yanti1), Suciati2), Joko Ariyanto3) 1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
2)
ABSTRACT – This research aimed to determine: (1) The effect of Science Technology Society (STS) model with Mind Map technique to Biology learning achivement grade 10th of at SMAN Colomadu Academic Year 2011/2012, (2) The effect of the application of STS model with Mind Map technique to environmental attitudes of 10th of students at SMAN Colomadu Academic Year 2011/2012. This research was Quasy Experimental Research used The Randomized Control Group Posttest Design. The population of this research were all students of SMA Colomadu Academic Year 2011/2012. The sample of this research was by cluster random sampling. The samples for this research was grade 10th.6 as the control classes with using various oral model with simple summary practice and grade 10th.2 as experimental class are using the STS learning model with the Mind Map technique. The data collection techniques is by documentation techniques, observation sheets, questionnaires, and tests. The technique of data analysis using the descriptive statistics and the inferential statistics with using t-test to test the hypothesis with the succor of SPSS 16. Based on the research can be concluded: (1) There is a significant effect of STS model with Mind Map technique on Biology learning achievement grade 10th at SMAN Colomadu Academic Year 2011/2012 with cognitive significant value 0000; psychomotor domain 0.000, and affective domain 0.019 (2) There is significant effect of STS model with Mind Map technique on environmental attitudes of class X at SMAN Colomadu Academic Year 2011/2012 with significant value 0.002. Keywords: Science Technology Society (STS) Model, Mind Map Technique, Learning Achievement, Environmental Attitudes. PENDAHULUAN Era globalisasi telah berkembang
kepentingan
masyarakat.
Hasil
perkembangan ini membawa berbagai
dengan pesat sehingga saat ini banyak
dampak
hasil
terhadap hampir setiap aspek kehidupan.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) yang dapat digunakan bagi
Dalam
bersifat
kehidupan
positif
dan
sehari-hari
negatif
dampak
116 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
negatif
perkembangan IPTEK yang
membudayakan berpikir ilmiah secara
semakin pesat saat ini dan di masa yang
kritis, kreatif, dan mandiri sesuai standar
akan datang memunculkan permasalahan
isi (Permendiknas No. 22 tahun 2006).
yang semakin kompleks terutama masalah
Berkaitan dengan hal tersebut, maka
rendahnya kualitas lingkungan, sehingga
idealnya pembelajaran IPA khususnya
perlu adanya sumber daya manusia yang
Biologi ditujukan agar cara siswa mampu
memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
mengkonsruksi
lingkungan.
sehingga
sendiri pengetahuannya
Biologi bukan hanya sebagai
Pendidikan merupakan salah satu
penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
sarana yang efektif untuk meningkatkan
fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-
dan mengembangkan kualitas sumber daya
prinsip
manusia melalui proses pembelajaran.
penemuan. Dimana siswa menemukan
Pendidikan
mendukung
sendiri sebagian atau seluruh materi yang
mendatang,
akan dipelajari dan menghubungkan atau
mampu
pembangunan
di
masa
saja, tetapi merupakan suatu
khususnya menghasilkan peserta didik
mengaitkan
yang berkualitas, yaitu manusia mampu
pengetahuan yang telah dimilikinya.
menghadapi dan memecahkan problema
informasi
Pembelajaran
itu
IPA
dengan
Biologi
kehidupan yang dihadapinya. Idealnya
seyogyanya berorientasi pada hakikat sains
pendidikan diarahkan bukan hanya pada
yang
penguasaan konsep-konsep ilmiah, tetapi
produk, proses, sikap, dan teknologi
siswa
dituntut memiliki sikap positif
melalui keterampilan proses (Rustaman,
terhadap sains dan teknologi khususnya
2005: 91). Sains sebagai produk berarti
sikap
dalam
bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta,
yang
prinsip-prinsip, dan teori-teori yang sudah
diakibatkan oleh dampak perkembangan
diterima kebenarannya. Aspek produk atau
sains
Pendidikan
kognitif merupakan ketercapaian belajar
merupakan wahana yang strategis dalam
siswa dalam pemahaman dan penguasaan
upaya
konsep
peduli
menanggapi
dan
lingkungan
isu
di
masyarakat
teknologi.
menumbuhkembangkan
sikap
peduli lingkungan.
pembelajaran IPA di SMA
pengetahuan
kompetensi dan
dan
materi
pembelajaran.
Kemampuan kognitif berorientasi pada
Hal ini relevan dengan tujuan
memperoleh
mengandung empat hal yaitu
yaitu untuk lanjut
teknologi
kemampuan
berpikir
yang
mencakup
kemampuan intelektual sederhana sampai
ilmu
kemampuan intelektual
tingkat tinggi.
serta
Sains sebagai proses berarti bahwa sains
Ita Widya Yanti – Pengaruh Mode Science Technology Society Disertai Teknik 117
merupakan
suatu
proses
untuk
seyogyanya tidak sekedar sajian konsep
mendapatkan suatu pengetahuan. Aspek
dan informasi tetapi harus
proses atau psikomotor terlihat dalam
pada pemberian pengalaman langsung
bentuk
dan
untuk mengembangkan kompetensi agar
individu.
peserta didik menjelajahi dan memahami
Aunurrahman (2009: 54) mengungkapkan
alam sekitar secara ilmiah, sehingga dapat
bahwa siswa melalui keaktifannya akan
membantu siswa
dapat
pemahaman yang lebih mendalam tentang
keterampilan
kemampuan
terus
(skill)
bertindak
menerus
mengembangkan
menekankan
untuk memperoleh
kemampuan dan keterampilan motoriknya
dirinya
untuk
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa
mencapai
tingkatan-tingkatan
sendiri
dan
pembelajaran
yang lebih tinggi melalui proses belajar
menekankan
atau latihan yang dilakukan. Sains sebagai
keterampilan
proses
sikap
menemukan
fakta-fakta,
membangun
terkandung sikap tekun, terbuka, jujur dan
konsep-konsep, teori, dan
sikap ilmiah
objektif. Aspek sikap atau afektif dapat
yang diharapkan dapat berpengaruh positif
dilihat siswa dengan berbagai tingkah laku
terhadap hasil belajar siswa.
bahwa
dalam
sains
seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,
peduli,
motivasi belajar,
pada
Namun IPA
siswa
Biologi
sekitar.
kemampuan dan keterampilan motorik
berarti
IPA
alam
lebih
pendekatan sehingga
siswa
demikian, penguasaan
Indonesia masih jauh dari
menghargai guru dan teman, kebiasaan
harapan. Berdasarkan studi
belajar serta hubungan sosial siswa. Sains
for Internasional Student Assessmentn
sebagai teknologi berarti bahwa sains
(PISA, 2003) kemampuan siswa usia 15
mempunyai keterkaitan dan digunakan
tahun dalam membaca (reading literacy),
dalam kehidupan sehari-hari.
matematika
Senada
Programme
mathematics literacy), dan
dengan yang diungkapkan Rustaman, dkk.
IPA (scientific literacy) masih rendah.
(2005: 91) bahwa untuk memahami sains
Literasi sains siswa Indonesia berada pada
secara utuh, pembelajaran siswa tidak
kelompok bawah dengan rata-rata nilai
hanya mempelajari aspek produk (kognitif)
komponen literasi sains adalah 395 berada
saja, tetapi juga harus mempelajari aspek
di
proses (psikomotorik), sikap (afektif) dan
menempatkan Indonesia pada peringkat
teknologi.
ke-38 dari 41 negara di bawah negara
Dalam penguasaan
rangka mengoptimalkan
IPA
khususnya
Biologi,
bawah
skala
kemampuan
yang
Thailand yang memiliki rata-rata nilai 436 menempati posisi ke-32, tetapi tidak
118 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
terpaut jauh dari siswa negara Brasil (390),
untuk mata pelajaran Biologi. Guru hanya
dan Tunisia (385. Sementara data PISA
mengedepankan
(2006) dari 57 negara peserta, literasi sains
dibandingkan
siswa Indonesia berada pada posisi ke-50
Kondisi tersebut menjadikan pembelajaran
dengan skor rata-rata 393
(Hayat dan
hanya berorientasi pada pencapaian hasil
Yusuf, 2010: 323). Hasil studi PISA
belajar kognitif saja, akibatnya siswa
(2009) menunjukkan Indonesia menduduki
kurang terlibat langsung dalam kegiatan
peringkat capaian sains ke-60 dari 65
diskusi,
peserta
Pendidikan
praktikum. Kenyataan di lapangan siswa
Balitbang Kemdikbud, 2011). Berdasarkan
hanya menghafal konsep dan kurang
uraian
bahwa
mampu mengaplikasikan konsep yang
Indonesia masih ketinggalan jauh dalam
dimiliki jika menemui masalah dalam
bidang penguasaan sains dibandingkan
kehidupan nyata. Penguasaan IPA lemah,
negara-negara lain. Tingkat kemampuan
sehingga sebagian besar siswa kurang
siswa Indonesia umumnya hanya mampu
mampu menghubungkan antara apa yang
mengingat fakta, terminologi dan hukum
mereka
sains serta menggunakan pengetahuan
pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan
sains
dalam
atau diaplikasikan pada situasi baru. Hal
mengambil dan mengevaluasi kesimpulan.
ini mengakibatkan hasil belajar Biologi di
Rendahnya penguasaan sains juga
tingkat sekolah dinilai belum mencapai
(Pusat
Penilaian
tersebut
yang
menunjukkan
bersifat
umum
terjadi di tingkat sekolah, siswa belum mampu
menggunakan
sebagai
alat
pengetahuan
untuk dan
literasi
ilmu
aspek proses
presentasi,
pelajari
produk dan sikap.
observasi,
dengan
dan
bagaimana
target yang diharapkan.
sains
menguasai
aspek
Hasil observasi secara empiris di lapangan
mengidentifikasikan
keterampilan
dalam
pembelajaran Biologi masih didominasi
kehidupan sehari-hari sehingga
siswa
oleh metode ceramah bervariasi, sehingga
belum dapat mengkaitkan konsep Biologi
siswa
untuk memecahkan masalah lingkungan
memperhatikan penjelasan dari guru tanpa
dimasyarakat
dengan
melibatkan
teknologi.
Efektifitas
pemanfaatan
berkaitan produk-produk
hanya
mendengarkan
siswa siswa
secara
dan
keseluruhan.
dapat dikatakan
Berdasarkan hasil observasi di SMA
mendengarkan
Negeri Colomadu, menunjukkan bahwa
mencatat hal-hal yang dianggap penting.
nilai siswa cenderung
Guru menjelaskan Biologi hanya sebatas
Kriteria
Ketuntasan
masih dibawah Minimal
(KKM)
penjelasan
guru
dan
produk dan sedikit proses. Salah satu
Ita Widya Yanti – Pengaruh Mode Science Technology Society Disertai Teknik 119
penyebab yang menjadikan alasannya
pembentukan kepedulian siswa terhadap
adalah padatnya materi yang harus dibahas
pelestarian lingkungan. Sikap
dan
tuntutan
siswa pada lingkungan yang tertanam
kurikulum. Pembelajaran Biologi kurang
sejak dini, diharapkan akan dibawa terus
mengembangkan literasi sains dan sikap
hingga mereka dewasa. Dengan demikian,
kepedulian lingkungan
lingkungan sekolah
diselesaikan
sesuai
terutama dalam
memecahkan permasalahan
yang ada.
yang
dikelola dengan baik, wahana
peduli
ditata dan
diharapkan akan
Selain itu, siswa juga masih mengalami
menjadi
efektif
kesulitan dalam proses pengorganisasian
perilaku peduli lingkungan.
pembentukan
materi. Hal ini terlihat pada catatan siswa
Berpijak pada kenyataan tersebut,
yang kurang sistematis, sehingga sulit
maka perlu dicari alternatif pembelajaran
dipahami.
Biologi
yang
dapat mengakomodasi
Fakta lain yang ditemukan di
antara ilmu pengetahuan dengan teknologi
lapangan terkait pembelajaran Biologi
dalam kehidupan sehari-hari, agar tujuan
adalah
sikap peduli lingkungan masih
pembelajaran dapat dicapai dengan hasil
rendah. Hal tersebut terlihat pada kondisi
yang optimal. Biologi sebagai salah satu
lingkungan sekolah yang kotor, gersang,
bidang
dan
kurang
lingkungan
IPA
terawat.
Sikap
peduli
pengalaman
siswa
penting
untuk
konsep
menyediakan
berbagai
belajar untuk memahami dan
proses
sains
melalui
dikembangkan. Oleh karena persoalan
keterampilan proses sains (KPS). KPS
lingkungan
ini
adalah hal yang sangat
meliputi: keterampilan mengamati
penting, maka sikap peduli lingkungan
(observasi),
yang diperoleh siswa sebagai hasil dari
(interpretasi),
kegiatan dalam proses belajar, diharapkan
(klasifikasi),
dapat meningkatkan kepedulian siswa
berkomunikasi,
terhadap kelestarian lingkungan.
merencanakan
Proses
menafsirkan
pengamatan
menggelompokkan meramalkan
(prediksi), berhipotesis,
percobaan,
menerapkan
pembelajaran Biologi yang dilakukan guru
konsep atau prinsip, dan mengajukan
selama ini belum mengarah pada upaya
pertanyaan (Rustaman, dkk, 2005: 93-98).
pembentukan perilaku siswa yang peduli
Salah satu langkah pembenahan terhadap
lingkungan.
permasalahan
dalam
Guru
dituntut kompeten
pembelajaran
Biologi
mengemas pembelajaran dengan
adalah menerapkan pembelajaran berpusat
pemahaman dan pengalaman belajar yang
pada siswa. Pembelajaran berpusat pada
aplikatif,
siswa
yaitu
mengarah
pada
akan lebih meningkatkan hasil
120 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
belajar dan sikap kepedulian lingkungan
pembelajaran STS disertai dengan Mind
siswa
dalam menghadapi persaingan
Map dalam pembelajaran Biologi dapat
global, kreatif dan tekun mencari peluang
digunakan dalam upaya mengkonstruksi
untuk memperoleh kehidupan yang layak
materi dengan baik. Model STS disertai
dan tabah andaikata mengalami kegagalan
dengan Mind Map mengintegrasikan peta
dalam berusaha.
pikiran ke dalam sistem penyajian materi
Salah satu model pembelajaran
pembelajaran secara
terpadu. Kegiatan
Biologi yang dapat mengaitkan antara
tersebut
sains dan teknologi serta manfaatnya bagi
menggunakan pemikiran
masyarakat melalui model pembelajaran
menyeluruh untuk dapat menyelesaikan
STS. Model pembelajaran STS dengan
permasalahan
yang
sintaks
mengkonstruk
konsep-konsep
yang meliputi:
pendahuluan,
mengkondisikan
siswa
otak secara
ditemui
dan secara
pembentukan konsep, aplikasi konsep,
mandiri dengan bimbingan guru. Siswa
pemantapan konsep, dan evaluasi, sangat
akan menggali pengetahuannya sendiri
cocok diterapkan dalam pembelajaran
secara aktif melalui eksperimen dan
Biologi dalam rangka mempersiapkan
kegiatan
siswa
demikian, penerapan model pembelajaran
menghadapi
permasalahan
era
tantangan global.
Dengan
brainstorming.
STS
disertai
dengan
Dengan
Mind
Map
demikian, siswa siap untuk memanfaatkan
diharapkan siswa aktif dan kreatif dalam
hasil-hasil teknologi. Oleh karena siswa
memperoleh pengetahuan Biologi menjadi
sudah
individu yang memiliki literasi sains dan
dibekali
sejak
awal
tentang
pendidikan sains dan teknologi, maka
teknologi
diharapkan dapat menerapkannya dalam
masyarakat sehingga dapat meningkatkan
kehidupan sehari-hari.
hasil belajar Biologi dan meningkatkan
pembelajaran STS
Tujuan model adalah membentuk
serta
terhadap berkembang
memiliki
kepedulian
masalah-masalah
yang
dimasyarakat
dan
lingkungannya (Poedjiadi, 2007: 113).
kepedulian
terhadap
sikap peduli lingkungan.
individu yang memiliki literasi sains dan teknologi
serta
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui
penerapan
STS
:
1)
Perbedaan
disertai Mind Map
terhadap hasil belajar Biologi siswa SMA Negeri
Colomadu
Tahun
Pelajaran
Model pembelajaran STS akan
2011/2012; 2) Perbedaan penerapan STS
efektif apabila dipadukan dengan teknik
disertai Mind Map terhadap sikap peduli
pembelajaran
yang
sesuai.
Model
Ita Widya Yanti – Pengaruh Mode Science Technology Society Disertai Teknik 121
lingkungan siswa SMA Negeri Colomadu
data menggunakan teknik dokumentasi,
Tahun Pelajaran 2011/2012.
tes, observasi, dan angket. Tes uji coba (try out) pada
METODE PENELITIAN Penelitian ini
dilaksanakan di
instrumen
penelitian
dilakukan
untuk
SMA Negeri Colomadu pada Semester II
mengetahui validitas
Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini
reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran
merupakan penelitian
butir soal. Selain validasi
eksperimen semu
(quasi exsperimental research) menggunakan Group
dengan
The Randomized Control
Posttest
product
moment, instrumen juga divalidasi isi dan konstruk oleh ahli.
Kelas
Uji hipotesis dalam penelitian ini
eksperimen dengan menggunakan model
menggunakan uji-t (t-test) yang didahului
pembelajaran
uji
sedangkan
Design.
product moment,
STS
disertai Mind Map,
kelas
menggunakan
kontrol model
dengan
pembelajaran
normalitas
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnovdan uji homogenitas menggunakan uji
Levene’s. Pengujian
ceramah bervariasi dengan pemberian
dilakukan menggunakan bantuan SPSS 16
masalah
dengan taraf signifikansi 5%.
dan
eksperimen
disertai
rangkuman sederhana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dalam
penelitian ini
Data hasil belajar dan sikap
adalah semua siswa kelas X Semester II
peduli lingkungan siswa diambil dari dua
SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran
kelas yaitu kelas X.6 sebagai kelas kontrol
2011/2012. Teknik pengambilan sampel
menggunakan
dilakukan dengan cara
cluster random
ceramah bervariasi dan praktikum disertai
sampling. Sampel dalam penelitian ini
rangkuman sederhana berjumlah 33 siswa
adalah kelas X.6
dan kelas X.2 sebagai kelas eksperimen
yang berjumlah 33
model
pembelajaran
siswa sebagai kelas kontrol dan kelas X.2
menggunakan
yang berjumlah 31
Science Technology Society disertai Mind
siswa sebagai kelas
eksperimen.
model
pembelajaran
Map berjumlah 31 siswa.
Variabel bebas dalam penelitian
Uji
normalitas
dilakukan
ini adalah model STS disertai Mind Map.
menggunakan
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
Smirnovdengan
hasil belajar
program SPSS 16. Jika nilai sig. dari uji
Biologi dan sikap peduli
lingkungan siswa.
Teknik pengumpulan
uji
Kolmogorov-
α =
0,05 dan dibantu
normalitas lebih besar dari α (sig> 0,05) maka
H0
diterima sehingga dapat
122 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
dikatakan bahwa data terdistribusi normal.
sikap peduli lingkungan dapat disajikan
Uji normalitas data hasil belajar Biologi
pada Tabel 4.
dapat disajikan pada Tabel 1 dan sikap peduli lingkungan siswa dapat disajikan pada Tabel 2.
Tabel
3 dan 4
bahwa nilai (sig)
menunjukkan
> 0,05
keputusan uji H0
sehingga
diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa semua sampel berasal dari populasi yang variansinya homogen. Uji hipotesis pada penelitian ini Tabel bahwa nilai
1 dan 2 (sig.)
menunjukkan
> 0,05
sehingga
keputusan uji H0 diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Data
uji Levene’s dengan α = 0,05 dengan bantuan program SPSS 16. H0 dinyatakan bahwa tiap kelas memiliki variansi yang sama (homogen). H1 dinyatakan bahwa tiap kelas tidak memiliki variansi yang hasil belajar
Biologi dapat disajikan pada Tabel 3 dan
hasil belajar dan sikap peduli
lingkungan dinyatakan
siswa
pada
normal
dan
penelitian homogen,
sehingga prasyarat uji-t telah terpenuhi. Kriteria
Uji homogenitas menggunakan
sama. Homogenitas data
dilakukan dengan menggunakan uji-t.
yang
digunakan
dalam
pengambilan keputusan hipotesis adalah tingkat signifikasi (α) = 0,05 yaitu H0 ditolak jika signifikasi probabilitas (sig) <α (0,05). Hal ini berarti jika signifikasi probabilitas (sig) < 0,05 maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan sebaliknya jika signifikasi probabilitas (sig) > 0,05 maka hipotesis nihil diterima. Hasil Belajar Siswa
Ita Widya Yanti – Pengaruh Mode Science Technology Society Disertai Teknik 123
Hasil parameter
belajar
keberhasilan
merupakan siswa
dalam
memahami materi yang telah dipelajari dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Seseorang dikatakan telah belajar apabila terdapat perubahan tingkah laku baik secara kualitatif maupun kuantitatif yang Rata-rata nilai hasil belajar siswa
diperoleh dari proses belajar mengajar. Deskripsi
data
hasil
belajar
yang diperoleh kelas eksperimen lebih
Biologi disajikan secara ringkas dalam
tinggi
kelas
kontrol.
Hal
tersebut
Tabel 5 berikut :
dikarenakan kelas eksperimen melalui model pembelajaran STS disertai Mind Map mengembangkan berbagai ranah hasil belajar, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Siswa terlibat aktif dan fokus dalam pembelajaran.
Berdasarkan pada Tabel 5 di atas
disimpulkan bahwa model pembelajaran
menunjukkan bahwa semua nilai rata-rata
STS
hasil
meningkatkan hasil
belajar
psikomotor,
siswa dan
ranah
afektif
kognitif, kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada siswa
disertai
terbukti
perbandingan
dari
Map
dapat
belajar siswa, yang
nilai
rata-rata
yang
Hasil analisis data penerapan
Berdasarkan data yang disajikan 5
Mind
meningkat.
kelompok kontrol.
pada Tabel
Sehingga dapat
dapat dibuat histogram distribusi
hasil
belajar
Biologi kelas kontrol dan kelas eksperimen
model pembelajaran disajikan pada STS disertai Mind Map terhadap hasil belajar Biologi dapat
disajikan
pada Tabel 6
berikut :
seperti pada Gambar 1.
Tabel 6
menunjukkan bahwa
semua nilai sig. hasil belajar Biologi <0,05
124 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
sehingga H0 ditolak, hal ini berarti ada
perkembangan
perbedaan
penerapan
seseorang yang bersifat hirarkis. Siswa
disertai Mind
kelas X SMA telah memasuki tahap
terhadap hasil belajar ranah kognitif,
operasi formal yang memiliki kemampuan
psikomotor, dan afektif siswa.
pemikiran abstrak dan murni simbolis.
yang
signifikan
model pembelajaran STS
Melalui pembelajaran ini siswa
tertentu
Masalah-masalah
dihadapkan pada permasalahan yang ada
melalui
di lingkungan sekitar tempat tinggalnya,
sistematis.
dan
dapat
penggunaan
umur
dipecahkan eksperimentasi
dimana tempat tinggal sebagian besar
Model pembelajaran STS disertai
siswa berada dikawasan industri sehingga
Mind Map sangat membantu siswa dalam
siswa mampu menerima dan memahami
mengorganisasikan pengetahuan
materi
mampu
diperoleh melalui Mind Map. Mind Map
memecahkan permasalahan yang ada di
merupakan salah satu teknik mencatat
lingkungan
cara
yang kreatif, efektif, dan secara harfiah
melalui
akan memetakan pikiran kita (Buzan,
dengan
2007: 4). Mind Map memungkinkan otak
proses
memahami ulang gagasan dalam wacana
pembelajaran
sekitarnya
mengkonstruk kegiatan
dengan
pengetahuannya
belajar
menjalani
serta
mengajar
serangkaian
utuh
dan
yang
pembelajaran yang melibatkan peran aktif
secara
menyeluruh.
dari siswa sendiri. Serangkaian proses
Pembelajaran dengan
pembelajaran yang diberikan bertujuan
membuat siswa lebih aktif dan mudah
untuk
Mind Map
akan
mengembangkan
interpretasi
dalam memahami materi yang diberikan.
pemikiran
seseorang.
Menurut
Hal tersebut sesuai dengan teori belajar
Budiningsih
(2006:60)
pandangan
Ausubel. Trianto (2010: 12) menyatakan,
konstruktivis mengakui bahwa pikiran
bahwasanya belajar akan lebih bermakna
merupakan
jika
instrumen
penting
dalam
anak
menginterpretasikan kejadian, objek, dan
dipelajarinya,
pandangan terhadap dunia nyata.
Teori
Model pembelajaran STS disertai
ini
penyimpanan,
mengalami bukan
apa
mengetahuinya.
menjelaskan dan
pemrosesan,
mengungkapkan
Mind Map merupakan salah satu model
kembali
pembelajaran yang sesuai dengan teori
informasi yang telah diterima sebelumnya
belajar perkembangan kognitif Piaget.
oleh otak (Trianto, 2010:32). Catatan yang
Menurut Piaget kegiatan belajar terjadi
dihasilkan menggambarkan pola gagasan
sesuai
yang
dengan
pola
tahap-tahap
pengetahuan
yang
saling
berkaitan
atau
pada
informasi-
cabang-
Ita Widya Yanti – Pengaruh Mode Science Technology Society Disertai Teknik 125
cabangnya sehingga catatan dalam bentuk
uji-t dalam uji hipotesis dapat dijelaskan
Mind
STS
Map
memungkinkan
otak
disertai
Mind Map
mempunyai
memahami ulang gagasan dalam wacana
peran yang nyata terhadap pencapaian
secara utuh dan menyeluruh. Otak kita
hasil belajar ranah psikomotor. Hasil
tidak menyimpan informasi dalam kotak-
belajar ranah afektif merupakan sikap yang
kotak
diharapkan
sel
melainkan
syaraf
yang
dikumpulkan
terjejer pada
rapi
saat
melakukan
proses
sel-sel
pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif
syaraf. Pemrosesan informasi akan terjadi
tampak pada sikap siswa dengan berbagai
melalui interaksi antara kondisi internal
tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
dan kondisi eksternal individu.
pelajaran,
Kondisi
disiplin,
motivasi
belajar,
internal yaitu keadaan dalam diri individu
menghargai guru dan teman, kebiasaan
yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar serta hubungan sosial. Berdasarkan
belajar dan proses kognitif yang terjadi
hasil uji hipotesis dapat dijelaskan bahwa
dalam
penerapan model pembelajaran
individu.
eksternal
Sedangkan
adalah
kondisi dari
disertai Mind Map mempunyai peran yang
lingkungan yang mempengaruhi individu
berarti terhadap pencapaian hasil belajar
dalam
ranah afektif.
proses
menyebabkan
rangsangan
STS
pembelajaran.
Hal
ini
adanya perbedaan yang
Berdasarkan dari
disertai Mind Map terhadap hasil belajar
menunjukkan
Biologi ranah kognitif, sehingga dapat
menggunakan model pembelajaran STS
disimpulkan
pembelajaran
disertai Mind Map mampu meningkatkan
Mind Map
ketiga ranah hasil belajar, sehingga dapat
lebih efektif dalam meningkatkan hasil
disimpulkan bahwa model pembelajaran
belajar Biologi.
STS disertai Mind Map lebih efektif untuk
menggunakan
Hasil psikomotor
STS disertai
ranah
perhitungan
signifikan antara model pembelajaran STS
bahwa
ketiga
hasil
bahwa
hasil
belajar
pembelajaran
belajar
pada
ranah
meningkatkan hasil belajar siswa.
diperoleh
dari
hasil
Sikap Peduli Lingkungan Siswa
pengukuran melalui angket yang diberikan
Sikap belum merupakan suatu
kepada siswa setelah diberikan perlakuan
tindakan akan tetapi berupa kecenderungan
atau treatment
sedangkan pengukuran
untuk berperilaku. Jika sikap mengarah
hasil belajar ranah psikomotor melalui
pada obyek tertentu berarti penyesuaian
observasi dilakukan ketika pembelajaran
diri terhadap obyek tersebut dipengaruhi
Biologi berlangsung.
oleh lingkungan sosial dan kesediaan
Berdasarkan hasil
126 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap
yang dimiliki. Ketiga hal tersebut akan
obyek. Sikap menunjukkan pada kesiapan
membentuk kebiasaan berperilaku pada
mental individu dalam menghadapi suatu
seseorang yang kemudian membentuk
obyek pada perlu tidaknya pilihan itu
suatu perilaku atau sikap (Karyanto,
ditindak lanjuti dengan tindakan atau
2011:141).
penolakan. Sehingga dapat disimpulkan
Hasil analisis data penerapan
bahwa sikap merupakan pencerminan
model pembelajaran STS disertai Mind
perasaan
seseorang
Map
sehingga
sikap
terhadap akan
sesuatu, cenderung
terhadap sikap peduli lingkungan
siswa disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.
mempengaruhi tingkah laku. Keraf (2005:4) menyatakan untuk menumbuhkan
sikap
atau
kebiasaan
berperilaku seseorang didasarkan pada nilai dan moral yang melekat pada masingmasing
individu.
Sejalan
dengan
pernyataan tersebut Ajzen (2001:371-376) menyatakan bahwa teori untuk membentuk kebiasaan berperilaku seseorang dapat
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel
7
perbandingan lingkungan
dapat dibuat histogram rata-rata
kelas
sikap
kontrol
dan
peduli kelas
eksperimen seperti pada Gambar 2.
ditentukan dari kemauan seseorang untuk merubah sebagian perilakunya. Kebiasaan berperilaku ini dibentuk oleh 3 hal yaitu sikap berperilaku (behavioural attitude), norma subjektif (subjective norm), dan kontrol perilaku (perceived behavioural control). Sikap berperilaku (behavioural attitude) merupakan perilaku positif atau negatif yang ditunjukkan oleh seseorang. Norma
subyektif
(subjective
norm)
merupakan suatu aturan atau nilai dan sanksi yang diterapkan di masyarakat.
Berdasarkan
Tabel
7 dan
Kontrol perilaku merupakan pengetahuaan
Gambar 2 dapat diketahui bahwa nilai
diri dan persepsi mengenai kemampuan
rata-rata nilai
sikap peduli lingkungan
untuk peduli dan sadar akan sumber daya
antara
kontrol
kelas
dengan
kelas
Ita Widya Yanti – Pengaruh Mode Science Technology Society Disertai Teknik 127
eksperimen berbeda nyata. Rata-rata nilai
tidak mudah untuk ditumbuhkan dalam
sikap peduli lingkungan
siswa kelas
diri seseorang karena harus membutuhkan
eksperimen lebih tinggi daripada siswa
waktu yang tidak sedikit agar orang
kelas
menjadi
kontrol.
Berdasarkan
pada
sadar
perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat
lingkungannya saat ini.
diketahui bahwa model
KESIMPULAN
STS disertai
Mind Map berpengaruh positif terhadap sikap peduli lingkungan.
akan
keadaan
Berdasarkan pada analisis dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada
pengaruh
secara
signifikan
penerapan STS disertai Mind Map terhadap hasil belajar Biologi. Berdasarkan
Tabel
8
menunjukkan bahwa hasil keputusan uji (sig) < 0,05 sehingga H1 diterima, hal ini berarti perolehan rata-rata nilai sikap peduli lingkungan antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen berbeda nyata. Rata-rata nilai sikap peduli lingkungan siswa
kelas
eksperimen
lebih
tinggi
daripada siswa kelas kontrol. Berdasarkan pada perbedaan nilai rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa model disertai Mind Map
STS
berpengaruh positif
terhadap sikap peduli lingkungan. Sikap peduli lingkungan siswa dalam materi pencemaran lingkungan akan terbentuk jika siswa mengetahui tiga hal tersebut
2. Ada
pengaruh secara signifikan
penerapan STS disertai Mind Map terhadap sikap
peduli
lingkungan
siswa. DAFTAR PUSTAKA Ajzen, I. (2001). The Theory of Planned Behaviour. Journal of Organozational Behaviour and Human Decision Processes. 50(179-211). Aunnurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta. BSNP.(2006). Standar Isi Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas. Budiningsih. A. (2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
sehingga menimbulkan suatu
kebiasaan pada siswa
untuk
mampu
menjaga dan melestarikan lingkungan yang ada disekitarnya. Suatu kebiasaan ini
Buzan, T. (2007).Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
128 Pendidikan Biologi Vol. 5, No. 1, 115-128
Karyanto, P. (2011). Theorizing Small Farmer Behaviour in Adopting Substainable Upland agriculture in Indonesia, Hlm 141. Solo. Departement of Biologi, Faculty of Teacher’s Training and Education, Universitas Sebelas Maret. Keraf, S. (2005). Etika Lingkungan. Jakarta: Kompas. Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Kemdikbud. (2011). Survei Internasional PISA (Programme for International Student Assessment). Diperoleh 25 Februari 2012, dari http://litbang.kemdiknas.go.id/d etail.php Rustaman, N.Y., Dirdjosoemarto, S., Ahmad, Y., Suroso, A., Yudianto, Rochintaniawati D., Nurjhani, M. et al.(2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: UPI & JICA IMSTEP. Suciati.(2011). Proceeding Seminar Nasional VIII Tugas Rumah Berbasis Home Science Process Skill pada Pembelajaran Biologi untuk Mengembangkan Literasi Sains Siswa. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Trianto.
(2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasana, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kencana.
Jakarta: