Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Halaman 106-116
Januari 2012
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X5 SMA N 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 IMPLEMENTATION OF GROUP INVESTIGATION (GI) COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENT’ SCIENCE PROCESS SKILLS IN CLASS X5 SMA NEGERI 6 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012 Ririk Kusuma Handari1), Baskoro adi Prayitno2), Joko Ariyanto3) 1)
Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 3) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] 2)
ABSTRACT – The purpose of this research is to improve students’ science process skills in class X5 SMA Negeri 6 Surakarta in academic year 2011/2012 with implementation of Group Investigation cooperative learning model. This research was a classroom action research and performed in 2 cycles. Every cycle consists of 4 steps, namely planning, action, observation, and reflection. The data were collected by observation, questionnaire, and interview. The data were validated by triangulation method. The collected data were supported by the result of students’ science process skills test in the last cycle. The analyzed technique used descriptive analysis. The result of this research showed that according observation sheet the average percentage of science process skills aspect in the cycle I was 52,57% and had been improved up to 80,36% in cycle II. The average percentage of science process skills aspect based on quetionnaire in cycle I was 84,22% and 86,56% in cycle II. According to the students interview,could be concluded that the students were able to do science process skill in learning process. The data of science process skill test in cycle I, the student that got test result ≥ 70 was 25% and in cycle II was 67,86%. The average test result of the class in cycle I was 60,27 had been improved up to 67,14 in cycle II. The conclusion of this research was the implementation of Group Investigation (GI) cooperative learning model could improve students science process skills in class X5 SMA Negeri 6 Surakarta in academic year 2011/2012. Keywords: Group Investigation (GI), Science Process Skills pembelajaran masih bersifat
PENDAHULUAN Keberhasilan
pendidikan
tidak
yaitu
masih
didominasi
klasikal oleh
hanya ditinjau dari segi hasil saja, tetapi
pembelajaran guru di depan kelas atau
juga
menggunakan pola
dari
segi
proses
bagaimanakah
pembelajaran itu berlangsung.
Keadaan
Berdasarkan hasil observasi di kelas
X5
SMA
N
6
Surakarta
ini
teacher centered.
menyebabkan
cenderung pasif dan kurang aktif.
siswa
Ririk Kusuma Handari – Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 107
Selama proses pembelajaran di
pembelajaran masih didominasi oleh guru,
kelas, tidak ada sarana atau media
jarang sekali diadakan diskusi, presentasi,
pendukung seperti LCD atau OHP yang
maupun praktikum.
digunakan oleh guru. Dalam membawakan pelajaran,
guru
menerangkan
Pembelajaran
yang
proses
baik
materi
menekankan
pelajaran dan mencatat hal-hal penting di
pengetahuan
papan tulis. Guru terbiasa menerangkan
pengetahuan. Siswa dipandang sebagai
materi di depan kelas dengan metode
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara
ceramah, jarang sekali diadakan diskusi
aktif dalam proses pembelajaran, guru
kelas, maupun presentasi oleh siswa.
hanyalah
Siswa
membimbing
hanya mendengarkan penjelasan
pada
sains
pencarian
daripada
seorang dan
transfer
fasilitator
yang
mengkoordinasikan
guru, tetapi masih banyak siswa yang
kegiatan belajar siswa. Sehingga dalam
kurang memperhatikan, seperti mengobrol
pembelajaran sains, diperlukan model
dengan
Hanya
pembelajaran yang dapat meningkatkan
serius
keterampilan proses sains siswa, dengan
teman
beberapa
sebelahnya.
siswa
saja
yang
mendengarkan dan menyimak penjelasan
demikian
dari
menemukan
guru.
Selama
pembelajaran
siswa
diarahkan
sendiri
untuk
berbagai
fakta,
berlangsung juga belum pernah diadakan
membangun konsep, dan nilai-nilai baru
praktikum,
yang diperlukan untuk kehidupannya.
padahal pembelajaran sudah
berlangsung lebih dari setengah semester.
Berkenaan
dengan
model
Temuan di atas mengindikasikan
pembelajaran yang dibutuhkan di atas,
bahwa pembelajaran di kelas X5 SMA N 6
model pembelajaran berbasis peningkatan
Surakarta belum sepenuhnya member-
keterampilan
dayakan keterampilan proses sains siswa
dapat menjadi solusi. Salah satunya yaitu
karena dalam keterampilan proses sains
Group Investigation (GI).
siswa dituntut untuk menemukan sendiri fakta-fakta,
konsep-konsep,
GI
proses
sains
merupakan
diharapkan
model
pem-
prinsip-
belajaran yang di dalamnya memberikan
prinsip, dan teori-teori selama kegiatan
kesempatan siswa untuk berpartisipasi
pembelajaran. Keterampilan proses sains
dalam
dapat dilatih dengan proses pembelajaran
dengan mengkombinasikan pengalaman
yang menuntut keaktifan siswa misalnya
dan
dengan
(kelompok)
praktikum,
diskusi,
maupun
presentasi, tetapi kenyataannya di kelas X5
memecahkan
kemampuan sehingga
masalah
antar
biologi
personal
diperoleh
suatu
kesepakatan yang merupakan penyelesaian
108 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 106-116
dari permasalahan yang muncul dari
keterampilan
materi yang dipelajari. Terdapat enam
keterampilan sosial.
tahap kegiatan dalam GI
fisik
(manual)
maupun
yaitu sebagai
Pendekatan keterampilan proses
berikut. (1) Mengidentifikasi topik dan
sains merupakan proses belajar mengajar
pembentukan
yang dirancang sedemikian rupa sehingga
kelompok.
(2)
Merencanakan tugas yang akan dipelajari,
siswa
yaitu menentukan sub topik yang akan
konsep-konsep, dan teori-teori dengan
diinvestigasi serta mengumpulkan sumber
keterampilan proses dan sikap ilmiah
untuk menyelesaikan masalah yang telah
siswa sendiri (Wenno, 2008: 65-66).
diinvestigasi. investigasi,
(3)
Melaksanakan
seperti
mengumpulkan
dapat
menemukan
Dimyati 140)
fakta-fakta,
dan Mudjiono
menjelaskan
bahwa
(2002: berbagai
informasi, menganalisis dan mengevaluasi
keterampilan dalam keterampilan proses
serta
(4)
terdiri
(5)
dasar (basic skills) dan keterampilan-
(6)
keterampilan
menarik
Menyiapkan
kesimpulan.
laporan
Mempresentasikan
akhir.
hasil
akhir.
Mengevaluasi (Slavin, 2008: 220-226). Dasar pembelajaran inovatif yang
skills).
dari
keterampilan-keterampilan
terintegrasi
(integrated
Keterampilan-keterampilan dasar
terdiri dari enam keterampilan, yaitu:
menerapkan GI adalah inkuiri. Kegiatan
mengobservasi,
belajar
memprediksi, mengukur, menyimpulkan,
siswa dalam pembelajaran ini
mengklasifikasi,
antara lain siswa mengangkat masalah,
dan
merumuskan
mengajukan
untuk keterampilan terintergrasi terdiri
jawaban sementara, merancang kegiatan
dari: mengidentifikasi variabel, membuat
investigasi untuk menjawab masalah atau
tabulasi data, menyajikan data dalam
menguji hipotesis, melakukan investigasi,
bentuk grafik, menggambarkan hubungan
menyusun laporan, dan diskusi kelas
antar-variabel,
(Bagus, 2006: 509). Rustaman (2005: 95)
mengolah data, menganalisis penelitian,
mendefinisikan keterampilan proses sains
menyusun
sebagai keterampilan yang diperlukan
variabel secara operasional, merancang
untuk memperoleh, mengembangkan dan
penelitian atau eksperimen.
menerapkan
masalah,
Sedangkan
mengumpulkan
hipotesis,
dan
mendefinisikan
prinsip-
Tujuan yang ingin dicapai dalam
prinsip, hukum-hukum, dan teori sains,
penelitian ini adalah untuk meningkatkan
baik
keterampilan proses sains siswa kelas X5
berupa
konsep-konsep,
mengkomunikasikan.
keterampilan
mental,
SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran
Ririk Kusuma Handari – Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 109
2011/2012 melalui pembelajaran
penerapan kooperatif
model
a. Hasil Lembar Observasi
Group
Keterampilan Proses Sains Siswa
Investigation (GI).
Keterampilan proses sains siswa selama
METODE PENELITIAN
pra
Penelitian yang digunakan adalah
tindakan
aspek
yang teramati
mengajukan
hanyalah
pertanyaan
yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
sebesar
dilakukan
berkolaborasi
aspek sebesar 4,46%. Melalui penerapan
dengan guru. Penelitian tindakan kelas
model pembelajaran Group Investigation
terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling
pada
terkait
peningkatan
oleh
dan
peneliti
berkesinambungan
perencanaan
(planning),
yaitu
pelaksanaan
(acting),
pengamatan
(observing)
refleksi
(reflecting)
dengan
tahapan pra PTK keadaan
awal
dan
35,71% dengan rata-rata tiap
pembelajaran
biologi
terjadi
keterampilan proses sains.
Apabila pada pra tindakan aspek yang teramati
hanyalah
aspek
mengajukan
diawali
pertanyaan, sedangkan pada siklus I semua
untuk mengetahui
aspek sudah teramati dan mengalami
proses
pembelajaran.
peningkatan yaitu rata-rata semua aspek
Teknik analisis yang dilakukan dalam
sebesar 52,57%. Tetapi hasil ini belum
penelitian adalah deskriptif kualitatif yaitu
memenuhi target yang sudah ditetapkan,
penelitian
bersifat
dimana target yang harus dipenuhi yaitu
analisis
apabila presentase rata-rata semua aspek
ini
mendeskripsikan
lebih data
atau
kualitatif berdasarkan fakta dan keadaan
KPS
yang terjadi di sekolah tersebut.
pada masing-masing aspek 50%. Setelah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilanjutkan
Hasil penelitian yang dilakukan di
≥ 60% dengan target minimal
pada
keterampilan
siklus
proses
II, sains
hasilnya siswa
kelas X5 SMA N 6 Surakarta Tahun
meningkat kembali yaitu sebesar 28,11%
Pelajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa
menjadi 80.36%.
penerapan
model
kooperatif
Group Investigation
mampu
meningkatkan
proses sains
siswa.
pembelajaran (GI)
siklus dapat dilihat pada Tabel 1.
keterampilan
Tabel 1 Persentase Aspek Keterampilan
Peningkatan ini
Proses Sains Siswa Tiap Siklus
diukur melalui lembar observasi, angket, wawancara, serta didukung oleh hasil tes keterampilan proses sains.
Rincian peningkatan aspek tiap
Berdasarkan Lembar Observasi
110 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 106-116
b. Hasil
Angket
Keterampilan
Proses Sains Siswa Keterampilan proses sains siswa menurut hasil angket pra tindakan, siklus I dan
siklus II menunjukkan adanya
peningkatan. Rata-rata persentase angket keterampilan
proses
sains
siswa
pra
tindakan sebesar 80,38%, siklus I sebesar 84,22%, dan siklus II sebesar 86,56%. Rincian tiap sains Grafik persentase capaian aspek keterampilan proses sains berdasarkan hasil lembar observasi pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada
aspek keterampilan proses
siswa berdasarkan angket dapat
dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains Siswa Tiap Siklus Berdasarkan Perhitungan Angket
Gambar 1.
Grafik persentase capaian aspek keterampilan proses sains berdasarkan Gambar 1 Grafik persentase capaian aspek keterampilan
proses
berdasarkan
hasil
lembar
pra
tindakan,
observasi
pada
siklus I, dan siklusII
sains
hasil angket pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 2.
Ririk Kusuma Handari – Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 111
Rincian
peningkatan
hasil
tes
keterampilan proses sains siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2 Grafik Persentase Capaian
Gambar 3 Grafik Persentase Hasil Tes
Aspek Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains Siswa
Berdasarkan Hasil Angket Pada
Siklus I dan Siklus II Rata-rata persentase aspek pada
Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus siklus
II c. Hasil Tes Keterampilan
Sains
dan
siklus
II
mengalami
peningkatan yaitu sebesar 12,07% dari 62,79% menjadi 74,86% dengan rincian
Siswa Tes
I
keterampilan
proses
sains
besarnya tiap aspek dapat dilihat pada
siswa digunakan sebagai data pendukung
Tabel 3.
untuk
Tabel 3 Persentase Keterampilan Proses
mengetahui
peningkatan
keterampilan proses sains siswa pada tiap
Sains
Siswa
siklus. Tes ini dilakukan pada akhir siklus
Berdasarkan Tes
Tiap
Siklus
I dan akhir siklus II dan mengalami peningkatan pada akhir siklus II. Rata-rata kelas pada siklus I sebesar 62,30 dan pada siklus II naik menjadi 76,14. Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70 pada siklus I sebanyak 7 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 19 siswa dari total
Hasil wawancara baik dari siswa
25% pada siklus I menjadi 67,86% pada
maupun guru juga menunjukkan bahwa
siklus II.
tindakan pembelajaran dengan
model
pembelajaran
Group
kooperatif
112 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 106-116
Investigation
dapat
meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
mendiskripsikan
persamaan
atau
perbedaan ciri dari dua objek pengamatan
Peningkatan capaian setiap aspek
atau
lebih.
Aspek
keterampilan proses sains tiap siklus dapat
menafsirkan/interpretasi dapat meningkat
dijelaskan sebagai berikut.
di akhir siklus II. Pada aspek menafsirkan
Aspek
mengamati/observasi
ini, siswa dapat menghubungkan hasil-
mengalami peningkatan persentase selama
hasil pengamatan untuk menemukan suatu
pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Jika
konsep dan dapat menarik kesimpulan.
pada pra tindakan, tidak ada kegiatan
Hal ini terlihat ketika siswa menjawab
pengamatan terhadap objek pembelajaran,
pertanyaan siswa lain saat presentasi.
pada siklus I dan II diadakan praktikum
Mereka
sehingga
dapat
mereka dapatkan saat praktikum untuk
terlaksana. Namun, hasil siklus I belum
menjawab pertanyaan siswa lain. Selain
memenuhi target kemudian dilakukan
itu, siswa juga dapat membuat kesimpulan
perbaikan pada siklus II. Siklus I siswa
dilihat dari laporan praktikum siswa dan
melakukan pengamatan ke kebun sekolah.
hasil tes keterampilan proses sains pada
Berdasarkan
indikator
kegiatan
pengamatan
hasil
observasi
hanya
sebagian kecil siswa yang melakukan pengamatan
konsep
menyimpulkan
yang
aspek
menafsirkan/interpretasi.
sungguh-sungguh.
Pembelajaran pada siklus II, siswa
Kemudian dilakukan perbaikan pada siklus
terlihat lebih aktif dibandingkan dengan
II, yaitu peningkatan peran guru dalam
siklus I. Ketika diadakan presentasi banyak
melakukan pengawasan terhadap kerja
diantara
siswa. Pada siklus II, siswa melakukan
pertanyaan
praktikum tentang materi pencemaran.
presentasi. Hal ini karena presentasi pada
Guru
mengawasi kerja siswa, dan
siklus II lebih jelas dengan bantuan media
mengecek tiap kelompok. Hasilnya pada
LCD untuk membantu presentasi siswa,
siklus II aspek mengamati/observasi dapat
sehingga siswa mudah untuk menangkap
meningkat.
hasil
Aspek
dengan
menggunakan
mengelompokkan
siswa
yang
kepada
praktikum
mengajukan
kelompok
dari
kelompok
yang
lain.
juga
Bertambahnya siswa yang mengajukan
meningkat diakhir siklus II. Dilihat dari
pertanyaan pada siklus II ini, aspek
hasil data pengamatan pada LKS, siswa
keterampilan proses sains mengajukan
sudah dapat mencatat data pengamatan
pertanyaan
secara
dibandingkan siklus sebelumnya. Pada
terpisah,
membandingkan
dan
menjadi
meningkat
Ririk Kusuma Handari – Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 113
siklus
II,
diadakan
perbaikan
untuk
diperlukan hanya berupa alat tulis, pada
meningkatkan aspek berhipotesis. Setelah
siklus II ada banyak alat bahan yang
dilakukan perbaikan pada siklus II, siswa
digunakan sehingga dapat teramati dengan
dapat merumuskan hipotesis dengan benar.
baik oleh observer ketika siswa melakukan
Guru
praktikum karena benar-benar dapat dilihat
memperjelas rumusan masalah,
sehingga
aspek
berhipotesis
dapat
meningkat pada siklus II.
mana yang melakukan praktikum dan mana yang tidak.
Aspek merencanakan percobaan dan menggunakan alat atau bahan mengalami peningkatan. Pada
juga Group
Aspek berkomunikasi merupakan aspek keterampilan proses sains terakhir yang
dkembangkan.
Pada
Investigation setelah guru menyampaikan
berkomunikasi
permasalahan, siswa berkelompok untuk
hasil
mendiskusikan solusi dari permasalahan
menyampaikan/mempresentasikan
tersebut. Mereka menentukan alat bahan,
mendiskusikan praktikum, dan membuat
sumber dan langkah kerja. Dari hasil
laporan. Sesuai dengan hasil observasi,
analisis tiap siklus, aspek merencanakan
pada siklus II aspek ini mengalami
percobaan
peningkatan.
mengalami
peningkatan.
siswa
aspek
mendeskripsikan praktikum,
Sebagian
besar
hasil,
siswa
Dengan bimbingan guru siswa dapat
menyampaikan hasil praktikumnya dengan
menentukan alat bahan, langkah kerja yang
presentasi secara bergantian satu sama
akan dilakukan dan data apa saja yang
lain. Laporan yang ditulis siswa lebih
akan dicatat. Hasil ini dianalisis
lengkap dan sistematis pada siklus II
dari
lembar observasi, LKS siswa dan hasil tes keterampilan
proses
merencanakan,
siswa
sains.
dibandingkan dengan siklus I.
Setelah melakukan
Setelah perbaikan
pada
dilakukan proses
beberapa
pembelajaran,
percobaan. Dari hasil observasi, praktikum
keterampilan proses sains siswa dapat
yang dilakukan siswa lebih tertib pada
meningkat dan telah memenuhi taget yang
siklus II dibandingkan pada siklus I.
ditetapkan.
sebagian
siswa
sudah
terlihat
aktif
Kegiatan
pembelajaran
dalam
melakukan praktikum. Hal ini karena alat
Group Investigation
bahan yang digunakan pada praktikum
tahap. Berdasarkan enam tahap kegiatan
siklus II ada bermacam-macam. Jika pada
GI, dapat dikaji beberapa tahapan yang
siklus I siswa hanya sebatas mengamati
dapat
lingkungan sekitar dan alat bahan yang
keterampilan proses sains siswa.
melatih
terdiri dari enam
dan
meningkatkan
114 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 106-116
Tahap pertama Investigation
dari
Group
sumber
yang
akan
digunakan,
dan
yaitu mengidentifikasi
menentukan apa yang akan diukur dan
topik dan pembentukan kelompok. Guru
diamati pada penelitian/percobaan mereka.
menyampaikan serangkaian masalah atau
Tahap ketiga adalah melaksanakan
topik kemudian siswa bergabung dengan
investigasi. Siswa melaksanakan kegiatan
kelompoknya untuk mempelajari topik
yang
kelompok masing-masing. Selama siswa
sebelumnya.
mengindentifikasi
mereka Pada
rencanakan
tahap
ini,
siswa
siswa
dapat
menggunakan alat dan bahan, mengamati
kepada
guru
objek yang diinvestigasi, mengumpulkan
terkait dengan topik mereka. Sehingga,
data, menganalisis data, dan membuat
keterampilan proses sains yang dapat
kesimpulan. Keterampilan proses sains
dilatih
yang dapat ditingkatkan antara lain aspek
mengajukan
topik,
telah
pertanyaan
adalah
aspek
mengajukan
pertanyaan. Selain itu, adanya diskusi
menggunakan
kelompok juga dapat melatih keterampilan
mengamati/observasi,
proses sains yaitu aspek berkomunikasi.
mengelompokkan/klasifikasi, dan aspek
Tahap kedua yaitu merencanakan investigasi dalam kelompok. Pada tahap
alat/bahan,
menafsirkan
dari
kegiatan
siswa
menyimpulkan hasil investigasi.
ini siswa memformulasikan masalah yang
Tahap
selanjutnya
akan diteliti, menyusun langkah kerja
menyiapkan
penelitian, dan menentukan sumber apa
menyusun
saja yang akan digunakan. Dari rumusan
pesan-pesan esensial dari
masalah yang dipaparkan, siswa dapat
investigasi mereka. Keterampilan proses
menyusun
sains yang dapat ditingkatkan berupa
sebuah
hipotesis.
Untuk
menguji hipotesis tersebut perlu adanya suatu
penelitian/percobaan.
menyusun
langkah
kerja
penelitian/percobaan
mereka.
laporan
akhir.
akhir,
Siswa
menentukan hasil akhir
aspek berkomunikasi.
Siswa dari
laporan
adalah
Tahap
kelima
dari
Group
Investigation yaitu mempresentasikan hasil akhir.
Siswa
menyampaikan
hasil
Keterampilan proses sains yang dapat
investigasi mereka di kelas, sedangkan
dikembangkan yaitu
kelompok
aspek berhipotesis
lain
mengevaluasi
maupun
dan merencanakan penelitian/percobaan.
mengajukan pertanyaan kepada kelompok
Pada aspek merencanakan percobaan,
yang
selain siswa menyusun langkah kerja,
memunculkan diskusi kelas, sehingga
siswa
keterampilan preoses sains
juga
menentukan
alat,
bahan,
presentasi.
Kegiatan
ini
yang dapat
Ririk Kusuma Handari – Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 115
dikembangkan
berupa
berkomunikasi
aspek
dan
mengajukan
pertanyaan.
langkah-langkah pembelajaran GI, karena pada pembelajaran
GI siswa dituntut
untuk aktif pada pembelajaran.
Tahap
terakhir
mengevaluasi.
Guru
adalah
bersama
siswa
Melalui
pendekatan keterampilan proses sains, siswa
dapat
menemukan
fakta-fakta,
mengevaluasi jalannya kegiatan investigasi
konsep-konsep, dan teori-teori dengan
yang telah dilakukan oleh siswa dari awal
keterampilan proses dan sikap ilmiah
sampai akhir.
siswa
Dari serangkaian tahap-
tahap pada pembelajaran dapat
dikatakan
sendiri
GI
tersebut
kesempatan untuk terlibat langsung dalam
bahwa
model
kegiatan atau pengalaman ilmiah melalui
pembelajaran GI memiliki potensi untuk
proses
meningkatkan keterampilan proses sains
investigation.
siswa.
investigasi
Hasil Setyawan
karena siswa diberi
(2006:
7)
penelitian
pada
tersebut
Group
didukung
Endahsari (2010)
oleh yang
mengemukakan bahwa dalam pebelajaran
menjelaskan bahwa
Group Investigation, siswa dituntut untuk
pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
lebih aktif dalam mengembangkan sikap
model pembelajaran kooperatif
dan
Investigation
pengetahuannya
kemampuan
sesuai
masing-masing
dengan sehingga
melalui penerapan
dapat
Group
meningkatkan
keterampilan proses dan hasil belajar
memberikan hasil belajar yang lebih
kognitif
bermakna bagi siswa. Dengan investigasi
menjelaskan bahwa pembelajaran Group
selain
mengenai
Investigation
dihadapi,
serta dan keaktifan siswa dalam proses
mereka juga mendapatkan pengertian yang
pembelajaran. Selain itu pembelajaran
lebih bermakna tentang penggunaan ilmu
Group
tersebut di berbagai bidang.
meningkatkan prestasi belajar Biologi
siswa
permasalahan
belajar yang
Pembelajaran
sedang
dengan
menggunakan model pembelajaran Group
siswa.
Rohana
(2008)
dapat meningkatkan peran
Investigation
juga
dapat
siswa. Berdasarkan analisis seluruh hasil
Investigation ini erat kaitannya dengan
penelitian
yang
diperoleh
keterampilan proses sains. Pembelajaran
beberapa metode yaitu observasi, angket,
sains yang lebih menekankan pada proses
wawancara, dan tes menunjukkan bahwa
pencarian pengetahuan daripada transfer
penggunaan
pengetahuan, dapat diterapkan melalui
kooperatif Group Investigation
model
melalui
pembelajaran dapat
116 Pendidikan Biologi Vol. 4, No. 1, hal 106-116
Nasional Pusat Pengembangan dan Penataan Guru Matematika.
meningkatkan keterampilan proses sains siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Surakarta
Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning. Bandung : Nusa Media.
tahun pelajaran 2011/2012. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif
Investigation
dapat
Group
meningkatkan
keterampilan proses sains siswa kelas X5 SMA Negeri 6 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mujdiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Endahsari, Triana. 2010. Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Model Pembelajaran Kooperatif GI (Group Investigation) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 2 Malang pada Topik Ruang Lingkup Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang. Rohana,
Siti. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Biologi Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4 Surakarta. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Rustaman, Y. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UN PRESS. Setyawan. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi. Yogyakarta: Departemen Pendidikan
Wenno, I. H. 2008. Strategi Belajar Mengajar Sains Berbasis Kontekstual. Yogyakarta: Inti Media Bagus,
Ida. 2006. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Inovatif Pada Pelajaran Biologi Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, 3(39), 496-515.