PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang mewah, karena hampir di setiap rumahtangga telah memilikinya, termasuk masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Siaran televisi telah menjangkau hampir seluruh masyarakat di Indonesia sejak awal tahun 1989. Hingga saat ini, telah banyak bermunculan stasiun-stasiun televisi yang bersifat komersial, baik yang berskala nasional maupun lokal. Terdapat 11 stasiun televisi nasional yang ada di Indonesia, yaitu Cakrawala Andalas Televisi (Antv), Global TV (GTV), Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), Lativi, MetroTV, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV), Trans7 dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) (Isnanta dalam Novarinda, 2009). Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa televisi adalah media yang potensial, tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja ataupun tidak. Oleh sebab itu, menurut Effendy dalam Mulyana (1997) porsi acara-acara televisi semestinya disajikan terutama untuk memenuhi aspek kognisinya agar fungsi televisi sebagai media massa dapat dimanfaatkan secara lebih optimal. Menurut Hofmann (1999), tugas media komunikasi secara umum adalah untuk membuat orang-orang terbelakang menjadi modern. Namun, saat ini fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi (Priyowidodo, 2008). Semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan saat ini, membuat maraknya persaingan dalam meningkatkan rating penonton menjadi semakin ketat. Akibatnya, untuk mendapatkan perhatian dari khalayak, pihak pengelola stasiun TV akan lebih banyak menyiarkan acara-acara yang disenangi oleh khalayak. Namun, inilah yang justru menggeser paradigma pihak pengelola untuk menyajikan program acara yang berkualitas dan sarat pengetahuan. Programprogram acara yang sering muncul di layar kaca justru kurang memperhatikan unsur informasi, pendidikan, sosial budaya bahkan etika dan norma masyarakat.
2
Di zaman informasi sekarang ini, kebutuhan akan informasi yang cepat merupakan suatu kebutuhan yang mendesak. Program berita merupakan salah satu program televisi yang dipilih khalayak untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sebab program berita berisi tentang informasi mengenai realitas sosial yang sedang terjadi. Berita televisi merujuk pada praktek penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru melalui media televisi. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai bagian dari acara berkalanya dan disiarkan setiap hari pada waktu-waktu tertentu. Program berita juga bisa berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu-lintas, komentar dan bahan lain yang dianggap relevan oleh penyiar berita dengan pendengar ataupun pemirsanya. Salah satu stasiun TV yang memfokuskan diri pada program berita yaitu TV One. Dengan program yang berbeda seperti ini, TV One menarik pemirsa yang berbeda. Penonton program berita kebanyakan adalah kaum terpelajar, khususnya mahasiswa. Terlepas dari pemirsanya yang cenderung tersegmentasi, kehadiran TV One secara umum memberi warna baru bagi dunia televisi swasta di tanah air. Berdasarkan hasil riset AGB Nielsen pada tahun 2008, TV One cenderung ditonton oleh pemirsa dewasa (usia di atas 20 tahun) dengan status sosio-ekonomi menengah atas, sedangkan dari sisi latar belakang pendidikan pemirsa juga terlihat adanya pemirsa berlatar belakang pendidikan tinggi (universitas) yang lebih dominan. 1 Mahasiswa sebagai kaum akademisi tidak hanya sebatas sebagai konsumen tetapi juga diharapkan mampu merespons atau bahkan mengkritisi informasi yang disampaikan dari program berita tersebut. Porsi jam tayang terbesar yang saat ini ditawarkan oleh TV One adalah informasi (28%), film (20%), berita (19%) dan olahraga (16%) tanpa program serial (Wijendaru, 2008). Berdasarkan riset yang dilakukan AGB Nielsen, rata-rata jumlah penonton program berita pada stasiun televisi yang mengkhususkan diri sebagai TV berita sepanjang tahun 2009 naik 28% menjadi 23.000 orang dibandingkan dengan 18.000 orang pada tahun sebelumnya. 2 Peningkatan jumlah pemirsa tersebut terjadi sejak April, bertepatan dengan penyelenggaraan pemilu legislatif. Tren tersebut berlanjut hingga menjelang pemilihan presiden (pilpres). Idris (1999) 1
Andini W, 2008, Sajian TV One Menarik Pemirsa yang Berbeda. http://www.agbnielsen.co.id/news/ php=com.html, [diakses 1 Oktober 2009] h.1. 2 _______, 2009, Pemilu Membuat Program Berita Naik Daun. http://www.agbnielsen.co.id/ news/php=com.html, [diakses 1 Oktober 2009] h.1.
3
yang menyatakan bahwa kualitas dasar berita yaitu dinilai dari: (1) kecermatan (accuracy), (2) menarik (interesting), (3) baru (timeliness) dan (4) mengandung penjelasan (explanation). Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa khalayak tidak semata-mata menginginkan fakta, tetapi juga ingin mendapat penjelasan yang lebih luas. Robert Tyrell sebagaimana dikutip Idris (1999), berita adalah informasi yang baru, menarik perhatian, mempengaruhi banyak orang dan punya kekuatan untuk membangkitkan selera yang mengikutinya. Akan tetapi, saat ini program berita harus bersaing dengan acara-acara hiburan seperti reality show, quiz, infotainment, musik, sinetron dan acara-acara lain yang bersifat menghibur. Acara-acara tersebut akhirnya lebih mendominasi dibandingkan program berita, meskipun ada beberapa stasiun TV yang memang bergerak khusus dalam program pemberitaan. Banyak faktor yang menentukan apakah suatu berita layak ditampilkan atau bagaimana berita tersebut ditampilkan. Salah satu yang menentukannya adalah nilai berita itu sendiri. Program berita TV One merupakan salah satu program acara berita yang dipilih mahasiswa untuk memenuhi kebutuhannya dalam menambah pengetahuan dan memperluas wawasan mengikuti perkembangan zaman. Berbagai faktor pendorong atau motivasi yang turut mempengaruhi mahasiswa dalam menonton program berita TV One yaitu motif informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial serta hiburan. Fakta menunjukkan bahwa terdapat hubungan motivasi dengan tingkat kepuasan yaitu semakin tinggi motivasi menonton, maka semakin tinggi kepuasan yang dirasakan. Motivasi juga berpengaruh terhadap pola menonton televisi yakni durasi atau total waktu yang digunakan untuk menonton televisi dalam sehari, frekuensi menonton dan pilihan acara yang ditonton. Terdapat kecenderungan bahwa seseorang yang memiliki motivasi tinggi di setiap motivasi, memiliki durasi menonton lebih lama. Oleh sebab itu, diasumsikan terdapat motif-motif tertentu yang mendorong seseorang dalam menonton program berita untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Setelah mengkonsumsi berita perlu diteliti apakah motif tersebut dapat terpuaskan. Hal ini berkaitan pula dengan pola menonton yang dapat diukur dari frekuensi menonton, durasi menonton dan pilihan acara. Ketika tingkat kepuasan terhadap media terpenuhi, maka pola menonton juga cenderung meningkat.
4
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah sejauh mana motivasi dan pola menonton mempengaruhi kepuasan responden terhadap program berita TV One. Permasalahan ini cukup penting untuk diteliti sebab saat ini kebutuhan akan informasi semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, perumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut: 1. Sejauh mana hubungan karakteristik individu dan lingkungan sosial dengan motivasi mahasiswa untuk menonton program berita TV One? 2. Sejauh mana hubungan antara motivasi dengan pola menonton mahasiswa terhadap program berita TV One? 3. Sejauh mana hubungan motivasi dan pola menonton dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap program berita TV One? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka dirumuskanlah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk: 1. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu dan lingkungan sosial dengan motivasi mahasiswa untuk menonton program berita TV One. 2. Menganalisis hubungan antara motivasi dengan pola menonton mahasiswa terhadap program berita TV One. 3. Menganalisis hubungan motivasi dan pola menonton dengan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap program berita TV One. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para pembaca maupun peminat studi yang dijadikan topik penelitian agar menambah informasi sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan ilmiah terkait dengan motivasi, pola menonton dan kepuasan khalayak terhadap program berita di televisi secara khusus:
5
1. Bagi pihak stasiun televisi, studi ini dapat dijadikan bahan masukan untuk meningkatkan kualitas berita yang sesuai dengan minat dan kebutuhan khalayak. 2. Bagi khalayak, studi ini dapat menambah wawasan dan informasi mengenai motivasi, perilaku dan penilaian khalayak terhadap program berita di televisi. 3. Bagi kalangan akademisi, studi ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai program berita di televisi.