PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Setiap negara menginginkan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya, begitu pula dengan negara Indonesia. Hal ini tercermin dari pembukaan UUD (undangundang dasar) tahun 1945 pada alenia ke empat yang menyatakan bahwa, kesejahteraan masyarakat merupakan salah suatu dari tujuan terbentuknya negara republik Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, sebagai contoh dari sisi moneter pemerintah berusaha menjaga inflasi agar tetap stabil, sedangkan jika dilihat dari sisi fiskal kebijakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan berupa BLT (Bantuan Langsung Tunai), Raskin (Beras Miskin), BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dan masih banyak lagi program yang dibuat oleh pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tidak akan berhasil tanpa partisipasi dari masyarakat itu sendiri untuk berupaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya guna memperoleh kualitas hidup yang lebih baik. Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS) (2010 : 1) salah satu komponen yang dapat digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat adalah keadaan perekonomian sebuah keluarga. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Puspitawati et al (2012 : 4) yang menunjukkan bahwa 53,3% istri tidak puas dengan keadaan ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang tak terduga. Oleh karena itu sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh YIS (2010 : 1) yang menyatakan bahwa pengelolaan ekonomi rumah tangga sangat diperlukan mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memiliki pengelolaan keuangan ekonomi yang terencana dimana masyarakat Indonesia tergolong masyarakat yang konsumtif. Oleh karena itu, kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari bagaimana cara masyarakat itu sendiri mengelola pendapatan yang diterima, yakni dengan
2
menyeimbangkan antara pengeluaran dan pendapatan. Pencatatan keuangan sangat diperlukan dalam rumah tangga, karena jika pendapatan lebih kecil dari pengeluaran maka akan terjadi defisit dan hutang yang akan menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan tersebut, sedangkan sebaliknya jika pendapatan lebih besar dari pengeluaran maka akan ada surplus dimana surplus tersebut dapat ditabung untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu mengalami masalah keuangan mengingat kondisi perekonomian yang tidak stabil. Mengingat pentingnya pengelolaan keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka disinilah peran dari ibu rumah tangga (istri) sangat dibutuhkan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Puspitawati et al (2012) yang menunjukkan bahwa ibu rumah tangga ikut berkontribusi secara ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga, yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejaheraan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa kini peran ibu rumah tangga tidak hanya berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, membersihkan rumah, mengasuh anak, menyiapkan makanan dan minuman. Namun ibu rumah tangga turut memiliki peran yang cukup besar dalam pengelolaan keuangan, karena pada umumnya ibu rumah tangga yang mengelola kebutuhan keluarga sehari-hari, dimana sumber pendapatan utama didapat dari sang suami. Peran ibu rumah tangga dalam mengelola ekonomi rumah tangga bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan ditengah kesibukannya mengurus keluarga. Dalam mengelola ekonomi keluarga, ibu rumah tangga perlu berupaya menyeimbangkan antara pendapatan yang diterima supaya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk dapat menyeimbangkan pendapatan dan pengeluaran agar tidak defisit, banyak hal yang dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga antara lain dengan bekerja di sektor informal. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 terdapat 38,58 % ibu rumah tangga di Indonesia yang bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Lereng Merapi Pasca Erupsi Merapi juni 2006, dimana demi meningkatkan pendapatan keluarga
3
ibu rumah tangga turut bekerja seperti mencari pasir, menjadi buruh, berdagang di tempat wisata dan lain-lain (Hastuti 2006). Namun tidak semua ibu rumah tangga dapat bekerja di sektor informal, karena memiliki tanggung jawab dalam keluarga. Oleh karena itu salah satu cara yang dapat dan kerap dilakukan ibu rumah tangga guna memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga antara lain dengan memanfaatkan lembaga keuangan formal maupun non formal untuk mengatasi masalah ekonomi rumah tangga. Namun karena lembaga keuangan formal kerap dinilai terlalu berbelat-belit, harus dengan agunan dan masih banyak lagi persyaratan yang harus dipenuhi, hal ini membuat lembaga keuangan formal menjadi kurang diminati. Hal ini didukung data dari kompas 27 September 2013, yang menunjukkan bahwa dari total seluruh penduduk di Indonesia hanya 20% masyarakat yang memiliki akses terhadap lembaga keuangan formal (perbankan). Oleh karena itu berbeda dengan lembaga keuangan formal, lembaga keuangan non formal menjadi lembaga keuangan yang cukup digemari khususnya oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Salah satu lembaga keuangan non formal yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia adalah arisan. Hal ini dikarenkana arisan memiliki peran yang cukup besar untuk membantu perekonomian rumah tangga, hal ini didukung oleh penelitian Hastuti (2006) dimana paska erupsi merapi banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan oleh karena itu masyarakat di sekitar daerah tersebut khususnya ibu rumah tangga mencoba mencari alternatif untuk membantu masalah ekonomi rumah tangga yang sedang mereka hadapi. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi masalah dalam ekonomi rumah tangga mereka adalah dengan memanfaatkan arisan, selain itu anggota juga dapat memanfaatkan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK untuk membantu ekonomi rumah tangga masyarakat. Arisan tidak hanya berkaitan dengan kegiatan ekonomi saja seperti yang telah diungkapkan di atas, namun di sisi lain arisan juga memiliki peran secara sosial bagi masyarakat. Hal ini didukung oleh penelitian Pratiwi (2012) yang
4
menyatakan bahwa arisan memiliki peran secara sosial karena dengan adanya arisan maka warga dapat turut berpartisipasi sebagai pengurus arisan ataupun berpartisipasi sebagai anggota arisan. Selain itu ada rasa timbal balik antar sesama warga yang terlihat saat ada warga yang sedang mengalami kesulitan, atau ada warga yang sedang membuat acara yang terlihat dari tindakan proaktif yang dilakukan warga. Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Kota Salatiga, khususnya dikecamatan Sidorejo, kelurahan Kauman Kidul. Pemilihan lokasi ini dikarenakan kecamatan Sidorejo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk dan rumah tangga terbesar dibandingkan dengan kecamatan lain yang berada di Salatiga yang dapat di lihat pada tabel 1. Semakin banyak jumlah penduduk dan rumah tangga di suatu daerah maka diharapkan semakin banyak pula masyarakat yang mengikuti arisan dan simpan pinjam PKK didaerah tersebut dengan asumsi tingkat partisipasi arisan yang sama.
Kecamatan Argomulyo
Tabel 1 Jumlah Rumah Tangga Per Kecamatan 2011 Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Rata-Rata Tangga Rumah Tangga 40.947 10.418 3,930
Tingkir
40.206
10.290
3,907
Sidomukti
38.975
10.216
3,815
Sidorejo
52.357
16.623
3,150
Total
172.485
47.547
3,628
Sumber : Badan Pusat Statistik Salatiga
Melihat pentingnya arisan dan simpan pinjam PKK sebagai salah satu alternatif bagi ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga guna meningkatkan kesejahteraan, maka penelitian ini bertujuan untuk melihat peran arisan dan simpan pinjam PKK bagi ekonomi rumah tangga, dan melihat sejauh mana arisan dan simpan pinjam PKK berfungsi sebagai jaminan sosial bagi kehidupan masyarakat di Kauman Kidul.
5
2. Masalah Penelitian Ibu rumah tangga memiliki peran yang cukup besar dalam ekonomi suatu rumah tangga, selain memiliki tugas untuk mengurus rumah ibu rumah tangga turut ikut serta membantu ekonomi rumah tangga jika dirasa pendapatan dari sang suami tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berbagai upaya dapat dilakukan oleh ibu rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan ekonomi salah satunya adalah dengan mengikuti kegiatan arisan dan simpan pinjam PKK. Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji tentang arisan, dimana dari hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa arisan banyak dimanfaatkan oleh ibu rumah tangga untuk mengatasi masalah ekonomi keluarga. Namun masih sedikit yang meneliti tentang seberapa jauh peran arisan dan simpan pinjam PKK dalam ekonomi rumah tangga, serta bagaimana fungsi arisan arisan dan simpan pinjam PKK sebagai jaminan sosial. 3. Tujuan Penelitian 1. Melihat peran arisan dan simpan pinjam PKK bagi ekonomi rumah tangga di Kauman Kidul. 2. Sejauh mana arisan dan simpan pinjam PKK berfungsi sebagai jaminan sosial bagi kehidupan masyarakat di Kauman Kidul.
6
TELAAH TEORETIS 1.
Arisan Arisan merupakan salah satu kegiatan sosial yang kerap dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan solidaritas atau kekeluargaan, namun tidak ada yang tahu siapa penciptanya, sejak kapan mulai ada, dimana pertama kali dilakukan, tidak ada yang tahu pasti tentang sejarah arisan (Pratiwi, 2012 : 7). Selain memiliki peran sosial arisan juga memiliki peran secara ekonomi. Bahkan arisan dapat digolongkan dalam lembaga keuangan non formal atau yang sering di sebut dengan shadow banking. Arisan dapat disebut sebagai lembaga keuangan non formal karena dalam pelaksanaannya arisan mengunakan sistem simpan pinjam seperti yang dilakukan oleh lembaga keuangan formal yang lainya (perbankan). Terdapat 2 (dua) tipe dasar sistem arisan yang kerap digunakan di negara yang berpendapatan rendah menurut Bouman (1995: 337) antara lain :
Rotating Savings and Credit Associations (ROSCAs) ROSCA merupakan salah satu sistem arisan yang memiliki fungsi utama sebagai intermediasi keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sistem ini bekerja dengan cara menghimpun dana dari setiap anggota dan melakukan pengundian untuk menentukan anggota yang berhak menerima dana arisan tersebut, sistem ini terus berlangsung hingga semua anggota menerima uang arisan, namun tidak menutup kemungkinan anggota yang menerima dana arisan memberikan (mengoperkan) dananya kepada anggota lain yang sedang membutuhkan. Dalam sistem ini anggotanya relatif sedikit dan bersifat homogen, pada umumnya masyarakat miskin dan masyarakat kaya memiliki kelompok arisan yang berbeda.
7
Berkaitan dengan sistem simpan pinjam dalam ROSCA tidak disediakan sistem simpan (menabung) sehingga anggota tidak mendapat fasilitas untuk menabung, namun aggota mendapatkan fasilitas untuk melakukan pinjaman, pada umumnya tidak ada bungga pinjaman kecuali jika ada kesepakatan bersama berkaitan dengan suku bunga pinjaman. ROSCA memiliki sistem yang sederhana tidak ada peraturan dan prosedur yang tertulis.
Rotating and Accumulating Savings (ASCRAs) ASCRA berbeda dengan ROSCA, ASCRA memiliki multi fungsi dimana selain untuk melayani kepentingan kelompok (anggota) juga melayani kepentingan masyarakat. Sistem ini bekerja dengan cara menghimpun dana dari setiap anggota dimana dana tersebut dibagikan menurut kesepakatan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
Berbeda dengan ROSCA keanggotaan
dalam ASCRA lebih banyak dan beraneka ragam, bahkan tak menutup kemungkinan masyarakat miskin dan masyarakat kaya berpartisipasi bersama-sama dalam satu kelompok arisan. Berkaitan dengan simpan pinjam ASCRA menyediakan fasilitas simpan pinjam, sehingga memungkinkan anggota untuk melakukan simpan pinjam dalam ASCRA pada umumnya dana simpanan yang diterima dari anggota akan di simpan pada Bank, sedangkan untuk pinjaman anggota akan dikenakan bunga. Untuk pinjaman anggota tidak dibatasi sehingga dapat meminjam lebih dari satu kali bahkan sekalipun hanya menabung sedikit tetap dapat meminjam dalam jumlah yang cukup besar. Oleh karena itu dibutuhkan adanya pengelolaan simpan pinjam, sehingga dalam ASCRA dibutuhkan peraturan dan prosedur yang sifatnya tertulis. Menurut
Varadharajan dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Explaining Participation in Rotating Savings and Credit Associations
8
(RoSCAs): Evidence from Indonesia” arisan umumnya dilakukan dengan cara, mengumpulkan sekelompok orang (anggota) secara teratur (contoh : satu minggu sekali atau satu bulan sekali), setiap anggota wajib menyetorkan sejumlah dana tertentu yang telah disepakati bersama kepada seseorang yang ditunjuk sebagai ketua arisan. Pada akhir pertemuan akan diadakan pengundian dimana nama anggota yang keluar pertama yang berhak menerima uang arisan yang telah terkumpul. Namun bukan berarti anggota yang telah menerima arisan tersebut tidak membayar kembali namun sebaliknya, anggota yang telah menerima uang arisan akan tetap membayarkan dana arisan sampai semua anggota menerima uang arisan secara merata. Jumlah anggota arisan tidak dibatasi semakin banyak yang ikut maka akan semakin banyak pula uang yang akan diterima. Terdapat berbagai jenis arisan antara lain arisan keluarga, arisan bulanan, arisan dasawisma, arisan PKK, arisan kantor dan masih banyak lagi jenis arisan yang terdapat di Indonesia, namun pada umumnya hampir semua arisan menerapkan cara yang sama seperti yang telah diutarakan Varadharajan, yang menjadi pembeda hanya pada anggota arisan sebagai contoh jika arisan kantor maka anggota arisan adalah orang-orang yang bekerja di kantor, sedangkan jika arisan PKK maka anggotanya terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dalam satu lingkup Rukun Tetangga (RT) tertentu. 2.
Teori Ekonomi Rumah Tangga Rumah tangga merupakan unit terkecil dalam perannya sebagai pelaku ekonomi, namun sekalipun kecil rumah tangga tetap memiliki peran yang cukup besar bagi perekonomian. Dalam ekonomi rumah tangga diperlukan adanya pengelolaan ekonomi rumah tangga (PERT), pengelolaan ekonomi rumah tangga ini sangat diperlukan untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dengan pendapatan agar terdapat surplus dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan. Menurut
9
Sutjiono (2005:4) tujuan diperlukan adalanya pengelolaan ekonomi rumah tangga antara lain untuk :
Pemenuhan kebutuhan ekonomi anggota keluarga secara optimum.
Stabilitas kehidupan ekonomi keluarga.
Pertumbuhan ekonomi keluarga. Sutjiono (2005:4) juga menyatakan bahwa terdapat beberapa unsur
dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga antara lain:
Pendapatan keluarga
Rencana pengeluaran
Pencatatan dan monitoring
Menabung
Kesepakatan keluarga Menutut YIS (2010 : 13) prinsip-prinsip dalam ekonomi rumah
tangga antara lain:
Penggunaan Uang Uang merupakan komponen terpenting dalam pengelolaan ekonomi rumah tangga. Pengunaan uang yang baik dan benar dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Oleh karena itu ibu rumah tangga selaku pengelola keuangan perlu melihat seberapa besar pendapatan yang diterima dari sang suami (baik itu bulanan atau harian), dari pendapatan tersebut harus diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Kebutuhan dan Keinginan
10
Defisit yang kerap dialami oleh ibu rumah tangga saat mengelola keuangan keluarga, seringkali disebabkan oleh kecenderungan ibu rumah tangga yang mengunakan pendapatan yang diterima untuk memenuhi apa yang di inginkan bukan apa yang di butuhkan. Oleh karena itu penting sekali bagi ibu rumah tangga untuk dapat membedakan apa itu keinginan dengan apa itu kebutuhan. Keingininan adalah suatu tambahan kebutuhan yang diharapkan dapat dipenuhi untuk meningkatkan rasa puas. Sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kesejahteraannya. Jadi antara keinginan dan kebutuhan yang perlu di utamakan adalah kebutuhan karena jika kebutuhan tidak terpenuhi maka kesejahteraan akan menurun, sedangkan jika keinginan tidak terpenuhi maka tidak akan menurukan kesejahteraan.
Mengatasi Sifat Boros Melihat pendapatan yang diterima seseorang itu terbatas sedangkan kebutuhannya tak terbatas maka pengelolaan ekonomi rumah tangga sanggat dibutuhkan. Dalam mengelola ekonomi rumah tangga gaya hidup hemat cukup diperlukan untuk mendukung pengelolaan ekonomi rumah tangga, tapi bukan berarti pengelolaan ekonomi rumah tangga hanya berfokus pada penghematan pengeluaran, namun lebih di fokuskan pada bagaimana membuat pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan yang diterima.
11
METODELOGI PENELITIAN Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen, S. (1992) dalam Rahmat (2009) adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan uraian yang mendalam berupa ucapan atau tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok masyarakat dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian ini menggunakan 2 jenis sumber data antara lain : a. Data Primer Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dari reponden di lokasi penelitian dengan mengunakan metode wawancara terhadap sejumlah sampel yang telah dipilih. Pemilihan informan ini berdasarkan pertimbangan bahwa mereka mengalami, mengetahui dan dapat memberikan penjelasan tentang objek atau masalah yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. b. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data yang didapat dari berbagai sumber seperti dengan cara membaca buku, jurnal, dan beberapa catatan perkuliahan yang berkaitan langsung dengan objek pembahasan. Untuk memperoleh data primer maka dibutuhkan adanya key informan yang diharapkan dapat membantu memberikan informasi terkait masalah yang akan diteliti. Penentuan key informan dalam penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dengan memilih 4 Rukun Tetangga (4 PKK), dengan total informan adalah 16 orang yang terbagi dari 4 Ketua Arisan / ketua PKK, 4
12
pengurus simpan pinjam, dan 8 anggota arisan (dimana dalam 1 RT diambil 2 anggota). Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah di desa Kauman Kidul yang terletak di kecamatan Sidorejo, Salatiga. Pemilihan lokasi ini dikarenakan Kauman Kidul berada di perbatasan daerah antara Kota Salatiga dengan Kab. Semarang, dimana penduduk di daerah tersebut kebanyakan bekerja sebagai buruh, dengan tingkat pendapatan yang tergolong rendah.
13
PEMBAHASAN Sekilas Tentang Desa Kauman Kidul Kauman Kidul merupakan salah satu desa yang terletak di kota Salatiga khususnya di Kecamatan Sidorejo. Desa ini terletak di bagian utara Kota Salatiga dan merupakan salah satu desa yang berbatasan dengan Kabupaten Semarang. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Salatiga, desa Kauman Kidul memiliki luas sebesar 12.235 km2 pada tahun 2011. Secara administratif menurut BPS Salatiga tahun 2010 terdapat 19 RT (rukun tetangga) di desa ini. Jumlah penduduk yang tersebar di 19 RT tersebut sebanyak 3.876 jiwa menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Salatiga pada tahun 2010. Dari total jumlah penduduk yang ada di desa ini sebagian besar mereka berprofesi sebagai buruh industri (pegawai Damatek) dan petani. Ditengah kesibukannya masing-masing, masyarakat di desa Kauman Kidul ini tetap dapat menjalin silaturahmi dengan baik dengan warga sekitar. Kerukunan dan jiwa sosial masyarakat yang ada di desa Kauman Kidul ini tergolong sanggat baik, hal ini terbukti jika ada tetangga yang sedang sakit, meninggal, atau bahkan sedang mengadakan pernikahan maka tidak segan-segan untuk dibantu baik secara ekonomi maupun secara sosial tanpa mengharapkan balasan. Kerukuan dan jiwa sosial yang kuat dan melekat di desa ini dapat tercipta dikarenakan warga di desa Kauman Kidul ini kerap berkumpul dalam kegiatan rutin yang mereka buat. Kegiatan rutin yang kerap dilakukan ini bertujuan untuk menjaga tali silaturahmi dan kedekatan antar warga agar tetap terjalin terlepas dari kesibukan mereka masing-masing. Minimal setiap 1 bulan sekali semua warga dalam suatu RT akan berkumpul dan bertemu melalui kegiatan rutin yang kerap diadakan oleh warga tersebut. Kegiatan bulanan yang rutin dilakukan untuk menjaga rasa kekeluargaan di desa ini diantaranya adalah Arisan dan kegiatan PKK.
14
Asal Usul Arisan Arisan yang ada di desa Kauman Kidul ini sudah ada sejak dulu, tidak diketahui dengan pasti apa yang menjadi latar belakang didirikannya arisan dan siapa pendirinya. Semua warga di desa ini umumnya hanya meneruskan kebiasaan yang sudah ada secara turun temurun, sehinga tidak diketahui asal usul sejarah adanya arisan di desa ini. Sesuai yang di ungkapkan oleh ibu Herlina pancawardani selaku ketua Arisan RT 07 / RW 07 : “Latar belakang didirikannya arisan menurut saya sudah tradisi gitu ya , karena sudah tradisinya gitu ya kita cuma meneruskan saja, saya disini sudah dari tahun 2003, kira-kira sudah 11 tahun dan semenjak saya datang sudah ada arisan jadi hanya melanjutkan saja”. Sekalipun arisan ada hanya untuk melanjutkan tradisi turun temurun, namun tak dapat disangkal bahwa di balik tradisi turun temurun ini terdapat berbagai macam manfaat yang dapat diambil dari dalamnya. Oleh karena itu wajar jika tradisi ini masih bertahan dan terus di lakukan oleh masyarakat Kauman Kidul hinga sekarang.
Sekilas Tentang PKK Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga atau yang kerap disingkat dengan PKK ini merupakan salah satu program pemerintah yang terkecil. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 2013, PKK adalah Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat dilihat bahwa sasaran kegiatan PKK adalah keluarga, maka setiap RT (rukun tetangga) wajib mengadakan kegiatan PKK yang umumnya 1 bulan sekali. Oleh karena itu dapat 15
dikatakan pula bahwa PKK merupakan salah satu program pemerintah yang terkecil dan merupakan wadah informasi bagi pemerintah untuk masyarakat. seperti yang diungkapkan oleh Ibu Umi Kalsum selaku ketua Arisan RT 05 RW 07 Kauman Kidul : “Ya kitakan sebetulnya anjangsana PKK itu kan program dari pemerintah yang terkecil, sedangkan arisan merupakan bagian dari PKK yang dibuat untuk menarik minat warga agar datang.” Pada umumnya seperti pada organisasi lain, PKK juga memiliki struktur organisasi sekalipun tidak formal. Pada umumnya struktur organisasi yang ada pada PKK terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara, humas, pengurus simpan pinjam, dan pengurus sosial dan masih banyak lagi tergantung kesepakatan dari anggota PKK sehinga antara PKK di RT yang satu dengan yang lain dapat memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda. Pemilihan pengurus dalam PKK ini tidak dilakukan secara sepihak melainkan berdasarkan kesepakatan bersama anggota PKK. Namun khusus untuk jabatan ketua PKK sudah pasti akan dijabat oleh istri dari ketua RT, tanpa adanya pemilihan secara khusus seperti yang dilakukan untuk jabatan anggota arisan yang lain.
Dua Hal yang Tak Dapat Di Pisahkan Arisan merupakan salah satu kegiatan rutin yang diadakan oleh hampir setiap RT di desa Kauman Kidul, dimana kegiatan arisan ini sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga). Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa PKK merupakan kegiatan yang wajib di lakukan di setiap RT, mengingat PKK memiliki peran sebagai wadah informasi pemerintah. Namun sekalipun telah di wajibkan ternyata masih terdapat beberapa warga yang tidak hadir dalam kegiatan PKK ini, oleh karena itu dibentuklah arisan dengan harapan adanya arisan dapat menarik minat warga untuk aktif hadir dalam pertemuan PKK, sesuai yang diungkapkan oleh beberapa ketua arisan di Kauman Kidul :
16
Ibu Ati Selaku ketua arisan RT 03 RW 06 Kauman Kidul : “Tujuan arisan ya untuk menyemangati agar berangkat PKK” Ibu Umi Kalsum selaku ketua Arisan RT 05 RW 07 Kauman Kidul : “Arisan merupakan bagian dari PKK yang dibuat untuk menarik minat warga agar datang. Kan kalo ada arisan warga jadi rajin datang PKK mbak. Kalo tidak ada arisan kan anggota jadi malas hadir, biasanya gitu. Jadi dibuat untuk memacu anggota aktif hadir.” Tanggapan dari kedua ketua arisan diatas disambut dengan positif oleh salah satu anggota arisan, yakni ibu Nur Khasanah anggota arisan dari RT 03 / RW 06 Kauman Kidul yang menyatakan bahwa : “Alasan ikut arisan ya biar menyemanggati dan buat kesibukan” Melihat pernyataan yang telah disampaikan di atas, maka dapat dilihat bahwa arisan memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik minat warga agar aktif hadir dalam pertemuan PKK. Hal ini dikarenakan dengan adanya arisan maka warga dapat mendapatkan manfaat secara ekonomi baik berkaitan dengan simpan maupun pinjam. oleh karena itu arisan dan PKK merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. PKK tanpa adanya arisan tidak akan berjalan dengan baik begitu pula sebaliknya arisan tanpa PKK pun juga tidak akan memberikan manfaat yang berarti bagi warga. Oleh karena itu jika ada PKK umumnya juga akan ada arisan, begitu juga sebaliknya karena dua hal ini tidak dapat dipisahkan.
Belajar Menabung Salah satu manfaat adanya arisan adalah untuk membantu masyarakat khususnya ibu rumah tangga agar dapat belajar menabung. Menabung merupakan hal yang cukup penting untuk mengantisipasi terjadinya kebutuhan yang tak terduga dimasa yang akan datang. Sekalipun menabung merupakan hal yang penting namun menabung bukan lah hal yang mudah untuk dilakukan, mengingat
17
pendapatan yang ada terkadang belum tentu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Seandainya jika ada sisa pendapatanpun hanya sedikit sehinga tidak dapat untuk ditabung di bank mengingat ada batas minimal untuk menabung di bank. Dengan adanya arisan warga mendapat keuntungan lebih dibandingkan di bank, hal ini dikarenakan anggota dapat menabung dengan bebas tanpa ada batas minimal menabung. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya arisan masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap perbankan dapat memanfaatkan arisan sebagai lembaga keuangan non formal untuk dapat berlajar menabung. Maka secara tidak langsung arisan berperan untuk membantu anggota arisan untuk belajar menabung, karena pada dasarnya arisan itu seperti menabung hanya saja tidak mendapat bunga dan tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Menurut ibu Tri Murni selaku anggota arisan di RT.05 / RW.07 : “Alasan ikut arisan ya untuk belajar menabung dan hidup rukun dengan tetangga” Sedangkan menurut ibu Salbilah sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Ikut arisan itu seperti menabung namun dengan jumlah yang sudah di tentukan dan wajib, selama belum mendapat arisan maka uang tersebut tidak boleh diambil” Menurut ibu Yanti sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Arisan itu seperti menabung, namun tidak ada bunganya” Dan menurut Ibu Amin Karsiyah anggota arisan di RT.3 / RW.06 : “Melu arisan ki idep-idep nyelengi mbak” (Ikut arisan itu ibaratnya menabung mbak) Dari pendapat keempat anggota arisan itu maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga mengangap arisan itu seperti menabung hanya saja tanpa bunga, dengan nominal yang telah ditentukan dan tidak dapat diambil sewaktu-
18
waktu. Arisan tidak hanya memiliki manfaat bagi masyarakat untuk belajar menabung saja namun juga memiliki manfaat lain yang berkaitan secara ekonomi.
Pinjaman Tanpa Bunga Arisan tidak hanya berkaitan dengan menabung (simpan) namun juga tentang pinjaman, namun berbeda dengan pinjaman pada umumnya di arisan warga dapat meminjam tanpa dikenakan bunga. Bagaimana mungkin arisan memiliki kaitan dengan pinjaman tanpa bunga? Jawabanya sangat sederhana, namun sebelum menjawab pertanyaan diatas mari kita lihat terlebih dahulu bagaimana cara kerja arisan pada umumnya. Arisan umumnya dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah anggota, dan dalam arisan setiap anggota wajib menyetorkan sejumlah dana yang telah disepakati pada waktu yang telah ditentukan. Dana yang telah terkumpul tersebut akan di berikan kepada anggota yang mendapat arisan, kegiatan ini akan terus berlangsung hingga semua anggota mendapatkan dana arisan. Penentuan siapa anggota yang berhak mendapat dana arisan ini ditentukan dengan cara mengundi nama anggota, sehingga tidak dapat diperdiksi siapa anggota yang akan menerima dana arisan. Karena sistem penentuan penerima dana arisan ini diundi secara acak maka bisa jadi anggota tersebut mendapatkan dana arisan diawal-awal namun bisa jadi juga mendapatkan arisan pada akhir periode arisan. Jika seorang anggota mendapatkan dana arisan di akhir periode arisan maka sama saja dia menabung namun tanpa memperoleh bunga, karena setiap bulan dia harus menyetorkan sejumlah dana dimana dana tersebut baru akan dia terima pada akhir periode. Sedangkan jika anggota arisan tersebut mendapat uang arisan pada awal arisan maka ia seperti mendapat pinjaman tanpa bunga, dan dia hanya perlu menyetorkan uang setiap bulan sesuai besaran iuran arisan yang telah ditentukan sebelumnya. Seperti yang diuraikan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua Arisan RT.07 / RW.07, ibu Herlina mengikuti arisan dengan jumlah iuran sebesar
19
Rp.10.000,- per bulan. Dimana di RT bu Herlina tersebut terdapat 20 warga yang juga ikut arisan, maka total jumlah uang arisan yang akan diterima adalah sebesar Rp.200.000,- (Rp.10.000,- X 20 anggota). Jika nama bu Herlina keluar untuk pertama kali maka ibu Herlina akan mendapat uang sebesar Rp.200.000,- dan ini sama seperti mendapatkan pinjaman tanpa bunga karena bu Herlina tiap bulan hanya perlu membayar iuran sesuai dengan kesepakatan awal yakni Rp.10.000,-. Sedangkan jika sebaliknya, nama ibu Herlina keluar di urutan terakhir maka ibu Herlina setiap bulan harus membayar Rp.10.000,- sampai periode arisan berakhir dan baru akan mendapatkan uang arisan sebesar Rp.200.000,- pada akhir periode arisan dan ini seperti menabung hanya saja tidak mendapatkan bunga. Manfaat arisan tidak hanya terkait dengan simpan pinjam saja namun arisan juga memiliki manfaat lain yang dapat dilihat dari pengalokasian dana arisan yang didapatkan.
Pengalokasian Dana Arisan Melihat dari berbagai manfaat diadakannya arisan maka dapat disimpulkan bahwa arisan memiliki peran yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat di Kauman Kidul. Peran arisan ini dapat dilihat dari bagaimana cara anggota arisan mengalokasikan dana arisan yang mereka terima. Pengalokasiaan dana arisan dapat berbeda-beda antara anggota yang satu dengan yang lain, karena setiap keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula. Selain kebutuhan yang berbeda-beda, waktu mendapatkan undian arisan juga akan menentukan pengalokasian uang arisan yang seperti apa yang akan dipilih. Berikut ini beberapa cara pengalokasian dana arisan yang kerap dilakukan oleh anggota saat menerima uang arisan. Arisan dan Kebutuhan Rumah Tangga Kebutuhan rumah tangga itu bervariasi, bahkan antara keluarga yang satu dengan yang lain dapat berbeda-beda. Namun semua kebutuhan tersebut pada dasarnya harus dipenuhi agar kesejahteraan keluarga tersebut terjamin. Oleh karena itu jika ada kebutuhan keluarga yang belum dapat terpenuhi maka keluarga
20
tersebut harus berupaya sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut. Maka ada kalanya untuk memenuhi kebutuhan pokok, para ibu rumah tangga memanfaatkan uang arisan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu kebutuhan rumah tangga yang kerap dipenuhi dengan memanfaatkan uang arisan adalah kebutuhan anak, karena seperti yang kita tahu kebutuhan anak itu tidak sedikit bahkan merupakan kubutuhan yang terbesar yang ada dalam suatu keluarga. Kebutuhan anak ini dapat berkaitan dengan berbagai macam hal entah itu terkait dengan susu, mainan anak, jajan anak, pakaian anak dan masih banyak lagi. Hal ini didukung oleh pernyataan dari salah satu anggota arisan yakni menurut ibu Tri Murni sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Uang arisan ya buat perlunya apa gitu mbak buat beli jajan anak, beli maenan anak, ya pokoknya buat keperluan anak susu atau baju gitu mbak. Kan kebutuhan anak itu paling besar ya apalagi kalo anaknya masih kecil gini mbak” Dari pernyataan ibu Tri tersebut maka dapat dilihat bahwa pengalokasian dana arisan yang didapat adalah untuk memenuhi kebutuhan anak dimana kebutuhan anak merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga yang terbesar. Namun kebutuhan rumah tangga tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan anak saja, masih ada kebutuhan rumah tangga lain yang perlu untuk dipenuhi. Salah satu kebutuhan rumah tangga yang juga penting untuk dipenuhi adalah kebutuhan akan hiburan (rekreasi). Kebutuhan akan hiburan atau rekreasi ini bukan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, namun jika semua kebutuhan pokok sudah terpenuhi dan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga maka tidak ada salahnya jika kebutuhan akan rekreasi ini dipenuhi. Salah satu pengelolaan dana arisan adalah dimanfaatkan untuk rekreasi seperti yang diungkapkan oleh Ibu Retno sebagai anggota arisan di RT.07 / RW.07, yang menyatakan bahwa : “ Kalo arisan itu paling dapatnya berapa to mbak, jadi ya paling uang arisannya tu buat senang-senang aja mbak. Pergi jalan-jalan kemana
21
gitu, gak usah jauh-jauh paling ke kota ke Ramayana. Ya buat nyenengin keluarga aja mbak, lagipula dapat arisan atau ndak kan yang penting buat pirukunnya aja mbak.” Berbeda dengan pernyataan dari ibu Retno yang mengunakan dana arisan yang didapat untuk bersenang-senang (rekreasi), menurut Ibu Nur Khasanah sebagai anggota arisan di RT.03 / RW.06 yang menggunakan dana arisan yang didapat untuk membeli peralatan dapur, seperti yang beliau ungkapkan dibawah ini : “Nak entuk duit arisan yo ge tuku macem-macem mbak, tuku alat dapur opo liyane kan seneng mbak, ora usah ngetokke duit saka kantong dewe” (Kalo dapat uang arisan ya buat beli macam-macam, beli alat dapur atau lainya kan senang mbak ndak usah ngeluarin uang dari dompet sendiri). Perbedaan pernyataan antara ibu Retno dan ibu Nur Khasanah tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan rumah tangga antara yang satu dengan yang lain tidak sama. Mungkin ibu Retno semua kebutuhannya sudah dapat terpenuhi sehingga dana arisan yang didapat dapat digunakan untuk jalan-jalan, sedangkan untuk ibu Nur Khasanah kebutuhan rumah tangganya masih banyak yang belum terpenuhi maka dan arisan yang didapat digunakan untuk membeli peralatan dapur. Melihat dari perbedaan pernyataan yang diungkapkan dari ibu Tri, Retno dan Nur diatas maka dapat dilihat bahwa kebutuhan antara rumah tangga yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Karena kebutuhan yang berbeda-beda maka dana arisan yang didapatpun digunakan dengan cara yang berbeda-beda pula, namun pada dasarnya semua itu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seharihari. Arisan dan Modal Dagang Namun selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dana arisan juga dapat digunakan untuk membantu memberi modal dagang, seperti yang dialami 22
oleh Ibu Sri sebagai anggota arisan di RT.05 / RW.06 yang kebetulan beliau mempunyai usaha kecil-kecilan di rumahnya beliau menyatakan bahwa : “Dapat uang arisan ya buat nambah-nambah modal dagang mbak, kan lumayan biar dagangannya tambah rame tambah banyak kan seneng mbak liatnya” Menurut ibu Sri dana arisan yang didapat akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk menambah modal dagang, karena dagang merupakan salah satu sumber pendapatan beliau. Sebagai ibu rumah tangga ibu Sri harus berusaha mencari tambahan pendapatan dengan cara berjualan karena sang suami hanya berkerja sebagai buruh pabrik sedangkan dia harus mencukupi ke empat anaknya. Oleh karena itu dengan adanya dana arisan diharapkan dapat membantu Ibu Sri menambah modal dagangannya, sehingga secara tidak langsung beliau menabung melalui arisan untuk mengembangkan usahanya. Arisan dan Biaya Pendidikan Anak Biaya pendidikan anak merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga yang cukup besar, maka tak jarang banyak orang tua yang mengikutkan asuransi pendidikan agar masa depan dan pendidikan anaknya terjamin. Namun tidak semua keluarga dapat mengasuransikan pendidikan bagi anaknya karena keterbatasan pendapatan. Oleh karena itu sebagai orang tua mereka harus berupaya menyediakan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Salah satu pengalokasian dana arisan yang didapat adalah untuk membiayai pendidikan anak, seperti yang diungkapkan oleh Ibu Tatik sebagai anggota arisan di RT.07 / RW.07 : “Ya kadang-kadang buat bayar sekolah anak mbak, kan tiap bulan mesti harus bayar uang sekolah jadi ya kalo pas dapat uang arisan ya uangnya buat bayar sekolah anak aja kan lumayan mbak”
23
Tidak hanya terkait dengan biaya pendidikan anak, dana arisan yang didapatkan pun dapat dialokasikan untuk membeli seragam sekolah anak seperti yang diungkapkan oleh Ibu Yanti sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Kalo terima dana arisan biasanya ya digunakan untuk membeli seragam anak mbak, seragamnya anak kecil tu kan kadang sering gampang rusak atau kotor gitu mbak” Ibu Tatik dan ibu Yanti merupakan salah satu ibu rumah tangga yang memanfaatkan dana arisan untuk membayar biaya pendidikan dan seragam untuk anaknya. Baik ibu Tatik maupun ibu Yanti secara tidak langsung telah memanfaatkan arisan sebagai sarana untuk menyiapkan tabungan untuk biaya pendidikan anaknya. Arisan dan Investasi Tidak selalu dana arisan yang didapat digunakan untuk kebutuhan seharihari seperti yang telah diuangkapkan diatas. Namun dana arisan yang didapat dapat dimanfaatkan pula untuk investasi dalam emas, seperti yang dilakukan oleh Ibu Salsabilah sebagai anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Biasanya uang arisan yang didapatkan buat beli emas mbak, tapi kalo cuma pakek uang arisan aja kan kurang ya mbak jadi saya akan tambahi dari gaji saya mbak soalnya kebetulan saya juga bekerja. Tapi saya tidak beli emas terus lho mbak, jadi saya tu sistemnya tukar tambah emas mbak” Ibu Salsabilah memanfaatkan arisan untuk investasi dalam emas, dan itu merupakan hal yang bagus untuk di contoh, hal ini dikarenakan beliau tidak hanya berfikir dalam jangka pendek namun beliau berfikir dalam jangka panjang untuk masa depan keluarganya. Namun tentunya hal ini tidak dapat dilakukan jika kebutuhan keluarga belum terpenuhi, saat semua kebutuhan keluarga dapat terpenuhi semua maka investasi merupakan salah satu pilihan yang terbaik untuk dilakukan.
24
Dari beberapa tanggapan masyarakat terhadap pengalokasian dana arisan maka dapat disimpulkan bahwa pengalokasian dana arisan umumnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari seperti membeli kebutuhan anak, peralatan dapur dan membeli seragam. Saat semua kebutuhan rumah tangga dirasa sudah tercukupi maka adakalanya memanfaatkan dana arisan untuk rekreasi, modal usaha atau bahkan investasi. Dilihat dari cara pengelolaan dana arisan, maka hal ini menunjukkan bahwa arisan memiliki peran yang besar bagi masyarakat di kauman kidul.
Bersosialisasi Dengan Biaya yang Rendah Dari 2 tipe dasar sistem arisan menurut Bouman (1995 : 337), sistem arisan yang kerap digunakan di Indonesia khususnya di Kauman Kidul ini adalah arisan dengan sistem ROSCA. Namun berbeda dengan negara lain, di Indonesia khususnya di Kauman Kidul sistem yang ada dalam arisan tidak hanya berkaitan dengan ekonomi saja melaikan arisan juga memiliki kaitan dengan kegiatan sosial. Hal inilah yang membedakan sistem arisan ROSCA yang ada di Indonesia dengan yang ada di negara lain, khususnya di desa Kauman Kidul arisan dapat memiliki manfaat yang lebih terutama dalam hubungan sosial. Menjaga hubungan sosial antara warga yang satu dengan yang lain bukanlah hal yang mudah mengingat setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun bukan hanya itu saja yang menjadi kendala saat menjalin hubungan sosial antar warga, biaya yang besar dalam menjalin hubungan sosial turut menjadi masalah yang besar bagi ekonomi rumah tangga. Karena seperti yang kita tahu banyak sekali kegiatan yang berkaitan dengan sosial dan setiap kegiatan tersebut tentunya akan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Beberapa kegiatan sosial yang membutuhkan dana antara lain pernikahan, lelayu, kelahiran, menjenguk tetangga yang sakit dan masih banyak lagi kegiatan sosial yang membuthkan dana. Mungkin bagi rumah tangga yang memiliki pendapatan cukup hal ini tentunya tidak menjadi masalah, namun bagaimana jika sebaliknya.
25
Dengan keikutsertaan dalam arisan masalah terkait dana sosial ini dapat menjadi lebih ringan, karena dalam arisan terdapat iuran khusus yang dialokasikan untuk kegiatan sosial. Iuran ini jumlahnya tidak banyak dan dibayarkan pada setiap bulan. Pada umumnya iuran ini berkaitan dengan lelayu, kelahiran, menengok warga yang sakit, dan jika ada warga yang berpindah. Dengan ada dana sosial dalam arisn ini akan sedikit meringankan ekkonomi rumah tangga karena anggota arisan tidak perlu mengeluarkan biaya secara pribadi untuk kegiatan sosial hal ini dikarenakan telah diwakilkan oleh arisan dari uang sosial yang selama ini telah dikumpulkan, seperti yang diungkapkan oleh ibu Yanti selaku anggota arisan di RT.08 / RW.07 : “Selain untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari arisan juga membantu meringankan biaya pengeluaran untuk kegiatan sosial mbak, soalnya tidak perlu menyumbang saat ada yang melahirkan, lelayu ataupun jika ada yang sakit karena sudah di wakilkan oleh dana sosial yang dikumpulkan saat arisan. Lumayan mbak hemat dibandingkan kalo nyumbang sendiri kan pasti keluar banyak mbak, masak iya mau nyumbang sedikit kan ndak enak tapi kalo bareng-bareng kan tidak kelihatan saya nyumbang berapa gitu” Namun sayangnya tidak semua anggota arisan berfikiran sama dengan ibu Yanti, karena ada juga anggota yang merasa terbebani jika harus membayar iuran sosial seperti yang diungkapkan oleh ibu Sri selaku anggota arisan di RT.05 / RW.07 : “Kalo iuran gitu tu banyak banget mbak, keliatannya cuma Rp.1.000,gitu tapi macem-macem1 kan jadinya jumlahnya jadi banyak mbak, kalo 1
Kegiatan sosial itu dapat mencakup berbagai macam hal seperti : kelahiran, kematian, pernikahan, sakit, dan masih banyak lagi. Dan untuk menjaga hubungan sosial yang baik maka setiap bulan akan ada iuran khusus yang dialokasikan untuk kegiatan sosial umumnya sebesar Rp.1.000,- per bulan (dengan asumsi dalam 1 bulan hanya ada 1 kegiatan sosial). Namun jika dalam 1 bulan terdapat lebih dari 1 kegiatan sosial (contoh : ada 2 warga yang sakit ) maka tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan iuran sosial dalam bulan itu, namun untuk bulan selanjutnya akan kembali lagi sebesar Rp.1.000,-.
26
pas ada sih ndak papa tapi kalo pas ndak ada kan saya juga bingung mbak mau bayarnya gimana. Apa lagi kalo ada yang sakit atau meninggal lebih dari satu iurannya juga akan nambah lebih banyak lagi mbak” Tidak ada yang salah antara ibu Sri dan ibu Yanti, keduanya benar hanya saja mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Ibu Yanti memiliki cara pandang yang positif dan berfikir lebih jauh kedepan dengan adanya dana sosial akan dapat meringankan pengeluarannya dibandingkan jika harus mengeluarkan dana sendiri. Sedangkan ibu Sri hanya melihat jumlah dana yang dikeluarkan untuk iuran sosial pada saat ini tanpa berfikir dalam jangka panjang, padahal jika ia menghitung dana yang akan dikeluarkan jika tidak dibantu diwakilkan oleh arisan maka akan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan. Sehinga pada intinya arisan dapat membantu warga untuk tetap dapat bersosialisasi dengan biaya yang rendah. Namun perlu diketahui bahwa iuran sosial ini tidak dapat dipukul rata kesemua arisan karena setiap arisan memiliki sistem terkait dengan kegiatan sosial yang berbeda-beda, ada yang memasukkan kelahiran di dalam kas sosial ada yang tidak memasukkannya kedalam kas sosial sehingga warga harus mengeluarkan uang pribadi untuk bersosialisi. Hal ini tergantung kebijakan dariketua arisan dan tentunya disetujui oleh anggota arisannya. Selain dapat menghemat pengeluaran (manfaat secara ekonomi) arisan juga memiliki manfaat pula secara sosial untuk meningkatkan kerukunan dalam masyarakat.
Arisan dan Kerukunan Antar Warga Kerukunan antar warga merupakan hal yang sanggat penting dan sanggat diutamakan untuk selalu dijaga terutama didalam lingkungan dimana kita tinggal, agar jangan sampai antara warga yang satu dengan yang lain tidak saling mengenal atau ada perpecahan akibat perselisihan paham. Mengingat menjaga kerukunan antar warga ini bukan hal yang mudah untuk dijalankan karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda antara warga yang satu dengan yang
27
lain, bukan berarti bahwa kerukunan antar warga ini tidak dijaga. Salah satu cara menjaga kerukunan antra warga adalah melalui arisan, karena salah satu manfaat diadakannya arisan adalah untuk menjalin silaturahmi dan kerukunan antar warga. Arisan merupakan salah satu kegiatan yang diadakan dengan harapan dengan adanya arisan warga dapat menjalin komunikasi dan dapat saling mengenal antara warga yang satu dengan yang lain ditengah kesibukan masingmasing sehingga kerukunan dapat terjaga, karena dengan adanya arisan maka minimal setiap satu bulan sekali warga akan di wajibkan untuk datang dan dapat menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan baik tanpa harus menyediakan waktu khusus untuk bertemu dengan antar sesama warga. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua RT.07 / RW.07 : “Kalo harus pergi ketetangga sendiri kan butuh waktu, kalo mau ada komunikasi kan butuh waktu tersendiri kan mumpung ketemu disitu ya sekalian sebagai sarana untuk komunikasi biar dekat dengan tetangga lah setidaknya seperti itu.” Hal ini juga di dukung oleh pendapat dari para anggota arisan, menurut ibu Retno anggota arisan RT.07 / RW.07 yang mengungkapkan bahwa : “Ya arisan itu kan emang kewajiban kita sebagai warga. Selain itu sebagai warga kan harus kumpul-kumpul, kalo nggak kumpul setiap bulan pas arisan kapan lagi gitu mbak.” Begitu pula menurut ibu Tatik yang merupakan anggota arisan RT.07 / RW.07 yang menyatakan bahwa : “Isa kumpul-kumpul, apameneh nak nang perumahan kan arang ketemu to mbak, coba mang persani lak dereng ana wong to mbak, padahal wes nyahmene. Ya sing jelas kumpul-kumpul bisa saling ketemu ngono njeh. Paling ora sewulan pisan ki sak RT iso kumpul, mengko nak ana apa-apa isa dirembug bareng, mboh kuwi sosial, ana seng kaguan kersa bayi utawa liyane.”
28
(Bisa kumpul-kumpul, apa lagi kalau di perumahan kan jarang bertemu kan mbak, coba dilihat aja kan belum ada orang mbak, padahal sudah jam segini. Ya yang jelas kumpul-kumpul bisa saling bertemu gitu ya. Paling tidak satu bulan sekali itu satu RT bisa kumpul, nanti kalau ada apa-apa bisa dibahas bersama entah itu masalah sosial, ada yang punya bayi atau yang lain). Arisan memiliki manfaat yang sangat besar bagi warga untuk dapat menjalin komunikasi dan bersilahturahmi dengan antar sesame warga mengingat setiap warga memiliki kesibukan masing-masing. Namun dengan adanya arisan warga memiliki tangung jawab untuk datang arisan sekalian dapat berkumpul dengan warga yang lain tanpa harus memiliki waktu khusus untuk berkumpul dengan warga. Selain digunakan untuk menjaga kerukunan antar warga arisan dapat pula digunakan untuk menggali potensi-potensi yang ada pada diri anggota.
Arisan dan Pengembangan Diri Arisan memiliki manfaat yang beraneka ragam seperti yang telah di jelaskan sebelumnya, namun perlu disadari melalui arisan kita dapat menggali potensi dari anggota arisan baik yang mereka tidak sadari atau tidak miliki. Tentu kita akan bertanya-tanya potensi apa saja yang dapat digali, dan bagaimana cara mengalinya? Jawabannya sanggat sederhana, seperti yang kita tahu dalam arisan pasti akan ada pengurus, baik pengurus arisan, simpan pinjam dll. Dengan menjadikan anggota arisan sebagai pengurus maka itu termasuk salah satu cara atau upaya menggali potensi anggota. Dimana yang semula angggota arisan tersebut tidak memiliki pengetahuan tentang pembukuan, tentang simpan pinjam, bagaimana cara menghitung bunga dll akan belajar dan dapat memahami saat mereka turut berkecimpung di dalamnya (sebagai pengurus), seperti yang dikatakan oleh ibu Sri selaku anggota arisan RT.05 / RW.07 : “Karena kita dulu merintis dari nol, jadi dari awal banyak warga yang tidak atau belum pernah berkecimpung dalam organisasi apalagi tentang
29
masalah pembukuan itu kan dulu pada belum mengerti tapi sekarang sudah pada mengerti.” Namun yang menjadi kendala adalah tidak semua anggota dapat menjadi pengurus, karena pengurus hanya terbatas beberapa orang saja. Maka akan dibuat sistem bergilir untuk menjadi pengurus, sebagai contoh ibu A menjabat sebagai pengurus simpan pinjam selama 2/3 tahun, maka setelah itu akan digantikan oleh ibu B. Hal ini di lakukan untuk dapat menggali potensi dari anggota arisan, mengingat tidak semua anggota arisan dapat menjadi pengurus secara bersamaan, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan olehSri Rahayu selaku pengurus simpan pinjam di RT.05 / RW.07 : “Saya sudah 3 tahun menjadi pengurus simpan pinjam mbak, dulu saya tidak pegang apa-apa tapi kemudian disuruh pegang ini. Jabatanya tidak pasti selalu ini terus mbak, tergantung kebijakan dari ketua arisannya, bisa jadi kalo ganti ketua arisan ya ganti lagi karenakan setiap ganti ketua arisan dia punya tata cara pemimpinan sendiri. Dulu saya pengang sosial tapi sekarang pegang simpan pinjam, selalu diganti-ganti karena biar ada penyegaran mungkin tahun depan saya akan pegang kas, humas atau sosial lagi mungkin” Menggali potensi anggota tidak hanya dapat dilakukan dengan menjadikan anggota arisan sebagai pengurus saja. Beberapa arisan memiliki cara lain untuk mengali potensi anggota, salah satunya adalah dengan meminta anggota arisan untuk menjadi MC/moderator saat kegiatan arisan berlangsung secara bergilir. Hal ini dilakukan untuk memicu anggota agar aktif berbicara dan tidak malu-malu lagi, karena seringkali anggota merasa egan untuk berbicara/mengungkapkan pendapat di depan umum sehingga jika diwajibkan menjadi MC/moderator maka anggota tidak memiliki alasan untuk egan berbicara dan lama kelamaan anggota tidak akan malu-malu lagi, hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh ibu Ati selaku ketua arisan RT.03 / RW.06 :
30
“Untuk MC/moderator nanti bergantian, per dawis2 akan ada perwakilan 1 orang. Disini kebetulan ada 3 dawis, jadi nanti akan bergantian bulan ini dawis yang pertama oleh ibu A, bulan depan dawis 2 oleh ibu B, dan seteruusnya mbak sampai semua mendapat jatah” Banyak sekali potensi dan cara yang dapat diguanakan untuk mengali potensi angggota arisan, baik melalui menjadikan anggota sebagai pengurus, dan sebagai MC/moderator dalam arisan. Namun untuk mengali potensi anggota antara arisan yang satu dengan arisan yang lain tidak dapat disamaratakan, hal ini bergantung pada cara kepemimpinan ketua arisannya. Jika ketua arisan dapat menyadari potensi anggota arisannya maka pasti akan ada cara-cara kreatif lain yang digunakan untuk menggali potensi anggota. Selain berperan untuk menggali potensi anggota arisan juga memiliki peran untuk memberikan informasiinformasi yang secara tidak langsung dapat menjadi pengetahuan bagi anggota, sehinga mereka seperti mendapatkan pendidikan namun secara non formal melalui arisan.
Pendidikan Non Formal Kegiatan yang terdapat dalam arisan tidak hanya mengundi siapa nama yang akan keluar dan berkaitan dengan simpan pinjam saja. Namun dalam arisan sering kali ada isisan3 yang biasanya ada saat kegiatan arisan akan berakhir yakni di warna sari. Isian ini pada umumnya dilakukan oleh pihak luar seperti sales dan dari dinas pemerintahan, namun tidak menutup kemungkinan isian ini juga berasal dari dalam pengurus arisan sendiri. Isian dalam arisan yang diadakan pada setiap 2
Dasawisma atau yang kerap disingkat dawis merupakan kegiatan arisan namun dalam lingkup yang lebih kecil, sesuai dengan namanya dawis maka jumlah anggotanya hanya berjumlah 10 orang/KK. 3
Isian merupakan kegiatan atau informasi tambahan yang dapat berasal dari pihak luar seperti dari dinas pemerintahan, sales dan masih banyak lagi yang diharapkan memberikan dampak positif bagi anggota arisan. Isian ini umumnya ada saat kegiaan arisan akan berakhir yakni pada warna sari.
31
bulan ini dapat bervariasi dan dapat menyangkut berbagai macam hal yang berbeda-beda setiap bulannya. Jenis isian yang ada dalam arisan ini tergantung dari pihak yang akan menyampaikan isiannya, sehingga isian yang ada dalam arisan yang satu dapat berbeda dengan isian yang ada di tempat yang lain. Diharapkan dengan adanya isian ini anggota arisan dapat mendapatkan tambahan pengetahuan sehingga dapat bermanfaat bagi keluarga mereka. Isian yang ada diarisan pada umumnya berkaitan dengan kesehatan, pendidikan, administrasi (pembukuan), kependudukan, pemilu dan masih banyak lagi, seperti yang diungkapkan oleh ibu Umi Kalsum selaku ketua arisan RT.05 / RW.07 : “Isiannya beranekaragam kalau penyuluhan biasanya terkait dengan struktur organisasi, administrasi (dari PKK kota), ada penyuluhan terkait kesehatan, KB dan posyandu dari puskesmas, kalau pendidikan biasanya dari perwakilan RW yang ada di kelurahan. Ada juga penyuluhan tentang kependudukan seperti pembuatan KK, KTP, pajak bumi biasanya dari kelurahan atau kecamatan. Kalo mau mendekati pemilu4 gini ya ada juga penyuluhan tentang cara memilih yang benar, bukan kampanye lho hanya memberi
informasi
tentang
pemilu.
Biasanya
nanti
saya
akan
menunjukkan contoh kertas suara nanti diperlihatkan bagaimana cara menyoblos dengan benar seperti apa agar jangan ada yang salah saat menyoblos” Selain yang telah diungkakan oleh ibu Umi Kalsum, terdapat pula beberapa isian yang terkait dengan tips-tips, demo masak dan dari beberapa sales yang hendak menawarkan produk yang akan mereka jual, seperti yang diungkapkan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua arisan RT.07/ RW.07 : “Macam-macam mbak kalau isian itu ada macam-macam tips terkait merawat tanaman / benda, ada juga posbindu (seperti posyandu tapi 4
Wawancara dilakukan pada 16 maret 2014, dimana pada saat wawancara dilakukan kebetulan mendekati pemilihan calon legislatif yang akan diselengarakan pada tanggal 9 April 2014.
32
untuk ibu-ibu). Ada juga demo masak, demo kosmetik dari sales-sales gitu” Untuk isian dari sales tidak semua arisan khususnya ketua arisan mengijinkan para sales-sales datang untuk memberikan isian dalam arisan. Hal ini dikarenakan dengan adanya sales hanya akan membuat pengeluaran anggota arisan semakin besar dan menambah hutang. Sehingga ada beberapa ketua arisan yang melarang adanya sales yang memberi isian dalam arisan, kecuali jika isian yang diberikan dapat memberikan manfaat sehingga perlu diseleksi terlebih dahulu sales-sales yang akan menawarkan produknya, seperti yang diungkapkan oleh ibu Nur Aini selaku ketua arisan RT.08 / RW.07 : “Kalau sales yang tujuannya hanya menawarkan barang saja maka tidak akan diijinkan mengisi kegiatan arisan, tapi kalo barang yang ditawarkan memiliki manfaat bagi angggota ya saya terima, tapi kalo tidak ya tidak saya ijinkan. Jadi sebelumnya saya seleksi dulu mbak kalo mau ada sales yang datang” Apa yang diungkapkan oleh ibu Nur Aini ini sejalan dengan pendapat ibu Retno selaku anggota arisan RT.07 / RW.07 : “Ya kalo sales gitu kalo pas barangnya lagi sama dengan yang kita butuhkan ya sebenarnya bagus ya mbak, tapi kalo pas barangnya tidak kita butuhkan tapi kita beli karena inggin kan malah jadi membebani kan ujung-ujungnya hutang mbak kalo sales gitu.” Berbeda dengan arisan yang dipimpin oleh ibu Nur Aini, dalam memimpin arisan ibu Umi Kalsum membuka pintu bagi para sales yang hendak memberikan isian dalam arisan, seperti yang beliau ungkapkan: “Tidak ada kriteria tertentu untuk sales yang datang, sehingga tidak ada pengecualian bagi sales yang akan datang selama masih aman dan positif maka akan saya perbolehkan. Tapi biasanya diakhir acara mbak isiannya, karenakan kadang membutuhkan waktu yang lama jadi biar tidak
33
menganggu kegiatan arisan. Kan kasian juga mbak mereka (para sales) itu kan juga kerja, jadi apa slahnya kalo cuma promosi aja kan ndak papa. Jadi kalo waktunya tidak memungkinkan saat arisan maka kadang kita akan cari waktu lain diluar arisan agar para sales itu tetap dapat mempromosikan produknya” Kebijakan yang dimbil oleh ibu Umi Kalsum ini mendapat sambutan yang positif dari ibu Sri selaku anggota arisan yang beliau pimpin yang menyatakan bahwa : “Ya kalo ada sales yang datang gitu ya ndak papa, itu semua tergantung dari pribadi kita masing-masing harus pintar-pintar menahan diri agar jangan membeli barang hanya karena inggin saja tapi lihat manfaatnya. Lagi pula kalo ada sales gitu biasanya akan ada bonus atau potongan, nanti ujung-ujungnya juga akan masuk kas jadi kan lumayan mbak. Contohnya jika ada yang beli 10 orang akan dapat 11, terus nanti sisanya yang 1 itu masuk ke kas kan lumayan.” Beraneka ragam jenis isian yang ada dalam arisan seperti yang telah diungkapkan diatas tentunya akan sanggat bermanfaat bagi anggota arisan, khususnya bagi anggota arisan yang memiliki pendidikan yang rendah dan belum mengenal internet sehingga akses mereka terhadap informasi menjadi terbatas. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya isian dalam arisan ini anggota dapat secara tidak langsung belajar dan mengambil maanfaat dari isian yang ada dan dapat menerapkanya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga dapat dikatakan dengan mengikuti arisan anggota arisan dapat mendapatkan pendidikan secara non formal yang tanpa biaya melalui isian yang ada dalam arisan. Selain dapat sebagai tempat untuk mendapat pendidikan secara non formal arisan juga memiliki peran untuk membantu memberikan hiburan kepada anggotanya, karena di dalam arisan ada yang kegiatan berkaitan dengan piknik/wisata.
34
Hiburan Dibalik Rutinitas Kegiatan yang ada dalam arisan bervariasi dan beraneka ragam sehingga tidak akan membuat anggota menjadi jenuh. Namun biar bagaimanapun segala sesuatu yang dilakukan berulang-ulang pasti akan sampai pada titik kejenuhan, begitu juga dengan arisan. Oleh karena itu untuk tetap membuat anggota menjadi tidak jenuh dan tetap semanggat dan antusias datang arisan adalah dengan menyelengarakan hiburan. Salah satu hiburan yang dapat dilakukan adalah dengan mengajak anggota arisan pergi kesuatu tempat rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan, menjaga kerkunan antar anggota serta mendekatkan diri antara warga yang satu dengan yang lain seperti yang diungkapkan oleh ibu Nur Aini selaku ketua arisan RT.08 / RW.07 : “Selain iuran sosial ada juga iuran yang dialokasikan untuk rekreasi bersama mbak, ya untuk mendekatkan warga yang satu dengan yang lainnya mbak biar pada rukun” Rekreasi yang dilakukan ini tidak harus ketempat yang jauh-jauh dan yang bagus, karena yang terpenting bukan tempatnya namun kebersamaan yang dapat diambil saat melakukan rekreasi. Seperti yang dialami oleh RT.05 / RW.07 : “Piknik paling kecil-kecilan aja mbak ke bukit cinta5 aja yang deket, yang penting kumpul-kumpulnya mbak” Namun bukan berarti tidak boleh piknik ketempat yang jauh dan bagus, RT.03 / RW.06 melakukan piknik ke tempat yang cukup jauh yakni ke Demak dan Kudus. Namun tujuan mereka tidak hanya untuk rekreasi semata, namun juga untuk melakukan ziarah. Seperti yang diungkapkan oleh ketua arisan RT.03 / RW.06 : “Kalo disini sering piknik mbak, tapi ndak Cuma piknik aja tapi sama ziarah, paling ke Demak, Kudus gitu”
5
Bukit cinta merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di Tuntang, Kabupaten Semarang.
35
Melihat manfaat dari piknik yang beraneka ragam maka tidak ada salahnya jika dalam arisan juga diadakan piknik, sekalipun piknik tidak harus selalu ada. Selain sebagai tempat untuk rekreasi arisan juga memiliki mafaat untuk membantu warga khususnya ibu rumah tangga untuk menghilangkan kepenatan ditengah rutinitas dan kesibukan mereka sebagai ibu rumah tangga. Peran ibu rumah tangga sanggat besar dalam keluarga, selain mengelola ekonomi rumah tangga ibu rumah tangga juga harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga mereka seperti mencuci, membersihkan rumah, mengasuh anak, menyiapkan makanan dan masih banyak lagi. Itu semua merupakan tugas dan tanggung jawab seorang ibu rumah tangga yang tidak mudah untuk dilakukan, maka tak heran ada kalanya ibu rumah tangga mengalami kejenuhan dengan segala rutinitas yang mereka kerjakan setiap hari. Namun dengan adanya arisan anggota arisan kepenatan yang dialami oleh ibu rumah tangga tersebut dapat hilang, seperti yang diungkapkan oleh salah satu anggota arisan di RT.03 / RW.06 yakni ibu Amin Karsiyah : “Manfaat arisan itu ada banyak mbak salah staunya bisa kumpul-kumpul dengan teman-teman, dapat menghilangkan stress mbak, kan bisa sambil “gojek-gojek”6 gosip-gosip gitu mbak, biar ndak bosen juga dirumah terus ngurus ini itu saya kan butuh hiburan juga mbak” Dari ungkapan ibu Amin Karsiyah diatas maka dapat dilihat bahwa arisan juga memiliki peran terutama bagi ibu rumah tanggga untuk membantunya menghilangkan kepenatan atau setress yang sedang dialami. Hal ini dikarenakan dengan adanya arisan mereka dapat berkumpul dengan teman-temannya dan saling berbagi pengalaman, tertawa bersama sehingga kepenatan yang mereka alami menjadi berkurang. Jadi menghilangkan kepenatan tidak harus dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang banyak karena dengan arisan pun kepenatan dapat berkurang. Tapi hal ini tidak dapat dipukul rata kesemua orang karena mungkin bagi ibu Amin Karsiyah arisan sudah cukup untuk membantunya 6
Gojek merupakan bahasa jawa yang artinya bercanda.
36
menghilangkan kepenatan tapi hal ini belum tentu berlaku bagi anggota arisan yang lain mengingat setiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda dan tingkat stress yang berbeda-beda pula. Berbagai jenis manfaat arisan telah diungkapkan diatas entah itu berkaitan secara ekonomi maupun sosial. Namun tidak hanya arisan yang memiliki manfaat bagi anggotanya, terdapat 1 jenis kegiatan lagi yang dapat membantu anggota mendapatkan manfaat secara ekonomi, yakni kegiatan yang berkaitan dengan simpan pinjam.
Shadow Banking Selain arisan terdapat kegiatan lain yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat di kauman Kidul yakni kegiatan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK. Kegiatan simpan pinjam yang terdapat di PKK ini pada dasarnya hampir sama seperti simpan pinjam di lembaga keuangan formal (bank), oleh karena simpan pinjam di PKK ini memiliki sistem seperti yang hampir sama dengan yang ada di bank maka dapat dikatakan bahwa sistem simpan pinjam dalam PKK ini seperti shadow banking. Seperti namanya shadow yang berarti bayang-bayang sedangkan banking berarti bank, maka dapat disimpulkan bahwa shadow banking merupakan bayang-bayang bank dan simpan pinjam dalam PKK ini merupakan salah satu dari bayang-bayang bank tersebut. Pada dasarnya bayang-bayang merupakan pantulan dari bentuk asli suatu benda, jika simpan pinjam PKK dinamakan shadow banking maka hal ini menunjukkan bahwa simpan pinjam PKK ini memiliki bentuk (cara kerja/sistem) yang mirip dengan bank pada umumnya. Sesuai dengan tujuan dari PKK yakni inggin mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera, maka diadakanlah simpan pinjam PKK yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota. Pada umumnya sistem simpan pinjam di PKK dan di bank hampir sama, yakni baik bank maupun simpan pinjam PKK sama-sama menghimpun dana dari simpanan masyarakat, dan setelah dana dari simpanan masyarakat itu terkumpul maka akan dipinjamkan kepada anggota lain
37
yang membutuhkan bantuan dana dengan bunga tertentu. Dari bunga pinjaman tersebut sebagian akan dikembalikan ke pada anggota yang menabung sebagai bunga tabungan. Namun sistem simpan pinjam yang terkait dengan besaran suku bungga, jangka waktu pinjaman, besaran pinjaman dalam PKK tidak sama dengan sistem simpan pinjam di bank. Perbedaan sistem simpan pinjam di bank dan di PKK ini terjadi karena perbedaan regulasi dari pemerintah dan jumlah dana yang digunakan untuk simpan pinjam, dana simpan pinjam dalam PKK hanya sedikit tidak sebanyak dana yang ada di bank sehingga sistemnya juga berbeda. Perbedaan utama antara sistem simpan pinjam di bank dan di PKK adalah dalam hal tingkat kepercayaan. Untuk pinjaman dengan jumlah yang besar maka bank tidak dapat dengan mudah memberikan pinjaman, tentunya akan ada persyaratan terkait
data pribadi, pendapatan, bahkan jaminan sebelum
memberikan pinjaman. Sedangkan berbeda dengan simpan pinjam PKK faktor kepercayaan sanggat mudah untuk didapat sehingga warga dapat memperoleh pinjaman dengan mudah tanpa memperhitungkan pendapatan, jaminan dll seperti yang diungkapkan oleh ibu Juwariyah selaku pengurus simpan pinjam PKK di RT.03/RW.06 : “Kan sudah kenal orang satu lingkungan mbak, jadi pokoknya butuh dana berapapun ya dibantu kalo pas ada uang” Sedangkan menurut ibu Nur Khasanah selaku angggota PKK di RT.03/RW.06 : “Syarate simpan pinjam ya mung ketemu pendak ndino” (Syarat simpan pinjam hanya bertemu setiap hari) Hanya bersyaratkan bertemu setiap hari saja pinjaman di PKK dapat diperloleh, tanpa perlu adanya jaminan dan persyaratan yang rumit seperti pada bank. Sistem simpan pinjam di bank maupun dalam PKK memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Dilihat dari sisi tabungan, jika menabung di bank masalah keamanan akan lebih terjamin dibandingkan menabung di PKK. Namun jika menabung di bank akan ada potongan perbulan sedangkan jika menabung di
38
PKK tidak ada potongan seperti yang diungkapkan oleh ibu Nur Khasanah selaku anggota PKK RT.03 / RW.06 : “Kalau nabung di bank malah berkurang, tapi kalo masalah keamanan ya aman di bank. Ya kecewanya itu mbak karena ada potongan” Sedangkan jika dilihat dari sisi pinjaman, jika meminjam di bank kita dapat meminjam dana dengan jumlah yang besar sedangkan jika meminjam di dana di PKK jumlahnya tidak dapat besar karena keterbatasan dana yang tersedia. Namun jika pinjam di bank bunganya besar, syaratnya ribet dan harus dengan agunan. Berbeda jika dibandingkan dengan meminjam di PKK karena ada unsur kepercayaan maka tidak perlu ada jaminan dan bunga yang diberikan juga tidak terlalu besar seperti yang diungkapkan oleh bu Tatik selaku anggota PKK RT.07 / RW.07 : “Kalo di bank ada persyaratan macem-macem, jadi ya ada enaknya ada tidaknya mbak tergantung kebutuhan. Kalo di PKK tidak enaknya dananya terbatas jadi kadang tidak sesuai dengan jumlah yang akan dipinjam. Tapi kalo di bank dapat pinjam berapapun boleh tapi ada syarat macem-macem belum lagi ada potongan ini itu” Namun tidak hanya sistem simpan pinjam PKK dan bank saja yang tidak sama, bahkan sistem simpan pinjam antara PKK di RT yang satu dengan PKK di RT yang lain pun belum tentu sama. Hal ini dikarenakan pengurus (ketua PKK) dalam menentukan bunga, periode pinjaman, jumlah pinjaman dll ini berdasarkan dengan kesepakatan bersama antara warga yang satu dengan yang lain, dan kondisi ekonomi masyarakat yang satu dengan yang lain pun dapat menentukan sistem simpan pinjam seperti apa yang akan di lakukan oleh warga di RT tersebut. Maka tidak seperti dengan bank formal pada umumnya yang sistemnya ditentukan oleh pemerintah, sistem simpan pinjam di PKK lebih bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya sistem simpan pinjam pada PKK ini, maka diharapkan masyarakat mendapatkan manfaat bahkan mendapat tambahan pendapatan dari simpan pinjam tersebut.
39
Sistem Simpan Pinjam PKK Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, selain arisan dalam PKK terdapat kegiatan yang berkaitan dengan simpan pinjam seperti pada bank. Namun sistem simpan pinjam yang terdapat dalam PKK ini sedikit berbeda dengan sistem simpan pinjam pada bank. Dari 4 RT di desa Kauman Kidul yang digunakan sebagai responden dalam penelitian ini, ditemukan 3 sistem simpan pinjam yang berbeda. Adanya 3 variasi sistem simpan pinjam ini dikarena pada umumnya setiap RT memiliki sistem simpan pinjam tersendiri yang belum tentu sama antara yang satu dengan yang lain. Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang sistem simpan pinjam yang terdapat dalam PKK.
SISTEM SIMPAN PINJAM 1
WAJIB SIMPAN
TIDAK WAJIB PINJAM
Gambar 1 Sistem simpan pinjam pertama (Lihat Gambar 1) merupakan sistem simpan pinjam dari PKK yang berada di RT 08 / RW.07 yang diketuai oleh Ibu Nur Aini. Sistem simpan pinjam yang pertama ini secara umum hampir sama dengan sistem simpan pinjam dalam bank. Seperti yang kita tahu saat kita menjadi anggota dalam sebuah bank maka kita setiap bulan wajib menyetorkan sejumlah dana untuk di tabung dengan batas minimal menabung yang berbeda-beda pada setiap bank. Namun sebagai anggota bank kita tidak wajib untuk melakukan pinjaman, kita boleh meminjam jika kita memang membutuhkan pinjaman namun bukan suatu kewajiban untuk meminjam. Begitu pula dengan sistem simpan pinjman yang pertama yang ada dalam PKK. Dalam sistem simpan pinjam ini anggota simpan pinjam PKK wajib menabung namun tidak wajib melakukan pinjaman, mereka boleh meminjam jika mereka memang butuh dana namun bukan suatu keharusan.
40
Perbedaan sistem simpan pinjam ini dengan yang ada di bank adalah dalam hal pemberian pinjaman. Dalam simpan pinjam yang ada di PKK hanya anggota PKK saja yang boleh melakukan pinjaman, sehingga jika ada warga yang bukan atau tidak ikut dalam PKK tidak boleh melakukan pinjaman dana berapapun jumlahnya. Berbeda dengan yang ada dalam bank siapapun yang membutuhkan dana sekalipun bukan anggota dari bank tersebut dapat memperoleh pinjaman dana asalkan memiliki agunan dan persyaratan yang cukup. Hal ini tidak dapat dilakukan di simpan pinjam yang ada dalam PKK karena dalam simpan pinjam dalam PKK tidak ada agunan khusus yang harus di berikan untuk mendapatkan pinjaman dana. Namun bukan berarti dalam simpan pinjam di PKK tidak ada agunan sama sekai karena sebenarnya secara tidak langsung mereka menjadikan simpanan anggota sebagai agunan atas pinjaman anggota, oleh karena itu dalam simpan pinjam di arisan tidak dapat memberikan pinjaman kepada warga atau anggota yang tidak menabung.
SISTEM SIMPAN PINJAM 2
WAJIB SIMPAN
WAJIB PINJAM
Gambar 2 Untuk sistim simpan pinjam yang kedua ini merupakan sistim simpan pinjam dari PKK di RT. 07 / RW.07 yang di pimpin oleh Ibu Herlina Pancawardani. Berbeda dengan sistem simpan pinjam dalam PKK yang pertama, sistem simpan pinjam yang kedua ini memiliki sistem yang berbeda dengan sistem simpan pinjam yang terdapat pada bank. Dalam sistem ini anggota yang menabung wajib melakukan pinjaman berapapun jumlahnya baik anggota tersebut dalam keadaan membutuhkan dana ataupun sedang tidak membutuhkan dana dia wajib melakukan pinjaman minimal 1 kali pinjaman dalam 1 perode simpan
41
pinjam7, dan sistem seperti ini tidak dapat dilakukan oleh bank pada umumnya. Hal ini terlihat tidak adil bukan? Mana mungkin anggota yang tidak membutuhkan dana wajib melakukan pinjaman, namun jangan risau karena akan ada keuntungan tersendiri bagi warga yang kerap melakukan pinjaman. Anggota yang kerap melakukan pinjaman akan mendapatkan keuntungan lebih di akhir periode simpan pinjam dari pada anggota yang jarang melakukan pinjaman. Keuntungan yang akan diperoleh ini berupa tambahan dana yang dinamakan SHU (Sisa Hasil Usaha 8). Tambahan dana ini didapat dari hasil bunga pinjaman di kalikan dengan jumlah pinjaman. Sehingga semakin sering anggota melakukan pinjaman maka akan semakin besar SHU yang akan di dapat oleh anggota tersebut. Namun tidak semua bunga pinjaman yang didapat akan dibagikan dalam bentuk SHU karena sebagian kecil dari hasil bunga pinjaman tersebut akan digunakan untuk bunga simpanan. Sehinga anggota mendaatkan 2 keuntungan yakni bunga simpanan dan bunga pinjaman, maka semakin sering anggota tersebut menabung dan meminjam maka akan semakin besar pula bunga simpanan dan SHU yang akan mereka terima. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya menabung dan meminjam pada sistem simpan pinjam yang kedua ini sebenarnya tidak memberatkan anggota, namun sebaliknya akan memberikan keuntungan yang lebih bagi anggota. Karena seperti pada sistem simpan pinjam yang pertama tabungan anggota hanya digunakan sebagai agunan secara tidak langsung untuk anggota melakukan pinjaman.
7
Periode simpan pinjam antara simpan pinjam di PKK yang satu dengan yang lain dapat berbedabeda, tergantung dari kebijakan masing-masing PKK. Namun pada umumnya periode simpan pinjam dalam PKK adalah 1 tahun. 8
SHU (Sisa Hasil Usaha) dalam simpan pinjam di arisan ini berbeda dengan SHU yang ada pada umumnya. Karena yang dimaksud dari sisa hasil usaha adalah usaha yang berkaitan dengan pinjaman. Sehingga SHU ini didapatkan dari hasil bunga pinjaman yang diberikan kepada anggotanya.
42
SISTEM SIMPAN PINJAM 3
TIDAK WAJIB SIMPAN
TIDAK WAJIB PINJAM
Gambar 3 Untuk sistem simpan pinjam yang ketiga ini merupakan sistem simpan pinjam yang digunakan oleh RT.03 / RW.06 yang dipimpin oleh Ibu Ati dan RT.05 / RW.07 yang dipimpin oleh Ibu Umi Kalsum. Dalam sistem simpan pinjam pertama dan kedua yang telah dijelaskan sebelumnya memanfaatkan simpanan (tabungan anggota) sebagai agunan secara tidak langsung bagi anggota untuk mendapatkan pinjaman. Namun berbeda dengan sistem simpan pinjam ke tiga ini, dalam sistem ini tidak ada yang digunakan sebagai agunan, karena anggota tidak wajib menabung. Agunan yang digunakan dalam sistem simpan pinjam ketiga ini lebih bersifat sosial, sehingga agunan dalam melakukan pinjaman adalah nama (harga diri) dari masing-masing anggota maka unsur kepercayaan menjadi sanggat penting dalam sistem simpan pinjam yang ketiga ini. Dalam sistem ini anggota tidak diwajibkan melakukan simpan maupun pinjam. Sehingga jika ada warga yang membutuhkan dana boleh meminjam tanpa harus memiliki tabungan, karena tabungan bukan merupakan jaminan untuk melakukan pinjaman. Begitu pula sebaliknya jika anggota hanya ingin menabung saja maka dia tidak wajib melakukan pinjaman. Sistem simpan pinjam yang ketiga ini lebih bebas, anggota boleh menabung dan meminjam sesuka yang mereka mau. Namun untuk pembagian bunga hasil pinjaman ini dilakukan dengan 2 cara : 1. Bunga pinjaman semuanya dibagikan kepada anggota yang menabung dan digunakan sebagai bunga simpanan. Hal ini berlaku untuk simpan pinjam di PKK RT.05 / RW.07.
43
2. Bunga pinjaman semuanya dibagikan secara rata kepada warga baik yang menabung maupun tidak, baik yang meminjam atau tidak dalam bentuk barang (sembako) yang biasanya diberikan pada akhir periode (menjelang hari raya idul fitri). Hal ini berlaku untuk simpan pinjam di PKK RT.03 / RW.06. Pembagian bunga pinjaman ini dapat berbeda-beda tergantung dari kebijkan yang diambil oleh ketua PKK namun tetap harus berdasarkan persetujuan dan kesepakatan dari semua anggota.
Mendapatkan tambahan pendapatan Manfaat lain yang terdapat dalam simpan pinjam (secara ekonomi) selain yang telah diungkapkan diatas adalah masyarakat dapat mendapatkan tambahan pendapatan melalui arisan. Tambahan pendapatan ini dapat diperoleh jika anggota simpan pinjam rajin mengikuti kegiatan simpan pinjam yang terdapat dalam PKK, namun hanya berlaku untuk sistem simpan pinjam yang kedua (yang digunakan oleh PKK RT.07 / RW.07) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tambahan pendapatan ini didapat dari bunga pinjaman dan bunga simpanan dari hasil simpan pinjam warga. Bahkan tidak menutup kemungkinan jumlah bunga yang di terima dapat melebihi jumlah simpanan yang dimiliki dalam PKK. Seperti yang disampaikan oleh ibu Herlina Pancawardani selaku ketua PKK RT.07 /RW.07 yang menyatakan bahwa : “Pendapatan SHU warga (hasil dari bunga pinjaman), dapatnya bisa lebih dari tabungan dia sendiri mbak, nambahnya bisa 100% sendiri mbak” Hal ini juga didukung pendapat dari salah satu anggota PKK, yakni ibu Retno selaku anggota di RT.07 / RW.07 yang menyatakan bahwa : “Bunga pinjaman hanya 10%, tapi nanti saat pembagian tabungan dapat kembali lagi sampai 30%, banyak to?”
44
Hal ini menujukan bahwa simpan ppinjam PKK memiliki manfaat yang besar bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga, tidak hanya untuk belajar menabung saja namun juga dapat membantu masyarakat mendapatkan pendapatan tambahan tanpa harus bekerja.
Sistim Arisan dan Simpan Pinjam PKK Di Kauman Kidul Salatiga Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan tentang manfaat arisan baik secara ekonomi maupun sosial serta sistem simpan pinjam arisan seperti apa yang ada di desa Kauman Kidul, namun belum membahas mengenai sistem arisan dan simpan pinjam seperti apa yang digunakan. Oleh karena itu dibagian ini akan dibahas tentang sistem arisan dan simpan pinjam PKK seperti apa yang diterapkan di desa kauman kidul. Menurut Bouman (1995 : 337) terdapat 2 (dua) tipe dasar sistem arisan yang kerap digunakan di negara sedang berkembang yakni ROSCA dan ASCRA. Lantas dari Dua tipe dasar sistem arisan ini sistem arisan dengan tipe yang mana yang diterapkan di desa Kauman Kidul? Untuk menjawab pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Perbedaan Sistem Arisan, ROSCA dan ASCRA VARIABEL Penentuan
ARISAN Diundi
ROSCA Diundi
ASCRA Ditentukan
terlebih
Penerima Dana
dahulu
melalui
Arisan
kesepakatan
bersama
sebelum arisan dimulai. Simpan
Ada
Pinjam
Ada dan sudah Ada hanya namun Ada pasti
Tidak ada
ada tidak
ada
bunga
pinjaman
pinjaman,
ada
Ada pinjam
bunga besaran bunga sesuai kecuali dengan
yang
kesepakatan disepakati.
sesuai dengan bersama.
45
dengan
telah
kesepakatan bersama. Peraturan
dan Tertulis
Prosedur
Sederhana,
tidak Tertulis
tertulis.
Sumber : Diolah Dari dua tipe dasar sistem arisan baik ROSCA maupun ASCRA samasama memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu tidak dapat diketahui mana antara ROSCA atau ASCRA yang paling baik untuk diterapkan. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa arisan dan simpan pinjam PKK di desa Kauman Kidul selama ini telah menerapkan kedua sistem tersebut baik ROSCA atau ASCRA. Terbukti dari hasil wawancara dengan ketua arisan yang ada di desa Kauman Kidul dimana mereka menerapkan sistem pengundian untuk menentukan siapa anggota yang berhak menerima dana arisan, ini menunjukkan sistem ROSCA yang dipilih. Sedangkan jika dilihat dari simpan pinjam PKKnya maka terlihat lebih mirip dengan ASCRA kesamaanya terlihat dari simpan, pinjam, dan peraturan dan prosedurnya. Salah satu keunggulan sistem arisan yang ada di Indonesia khususnya di desa Kauman Kidul ini dibandingkan dengan yang ada di negara lain adalah terletak pada fungsi jaminan sosialnya. Sebagai contoh menurut penelitian Mary Kay Gugerty yang berjudul “You Can’t Save Alone: Commitment in Rotating Savings and Credit Associations in Kenya” menunjukkan bahwa fokus dari penelitian ini hanya berkaitan dengan masalah ekonomi saja dimana yang menjadi fokus dari penelitian adalah bagiamana pengaruh ROSCA terhadap komitmen seseorang dalam menabung, karena tidak mudah untuk menjaga komitmen untuk rutin menabung sehingga banyak yang berkata bahwa “kita tidak dapat menabung sendiri”. Hal ini lah yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi masyarat di desa Kauman Kidul, karena manfaat yang dirasakan tidak hanya secara ekonomi namun juga secara sosial. Manfaat arisan secara sosial dapat terlihat dari tindakan
46
proaktif warga saat ada warga lain yang sedang mengalami kesulitan, yakni dengan membantu secara ekonomi maupun secara sosial dengan turut berpartisipasi secara langsung. Selain itu dapat juga dimanfaatkan sebagai asuransi sosial, karena saat kita sakit atau sedang mengalami musibah akan diambilkan dari dana sosial, dimana dana ini didapat dari iuran rutin setiap bulan. Maka dari itu sistem arisan yang ada di Indonesia memiliki keunikan dan nilai tambah tersendiri secara sosial yang tidak dapat ditemukan dalam ROSCA dan ASCRA, maka hal ini menjadikan pembeda yang mendasar antara sistim arisan yang ada di Indonesia khususnya di Kauman Kidul.
47
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Arisan memiliki peran/manfaat yang cukup besar bagi ekonomi rumah tangga masyarakat di desa Kauman Kidul. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara pengalokasian dana arisan yang diterima oleh masyarakat Kauman Kidul. Dimana sebagian besar masyarakat Kauman Kidul mengalokasikan dana arisan yang diterima untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk rekreasi, membiayai pendidikan anak, dan untuk investasi.
2.
Arisan tidak hanya memiliki kaitan secara ekonomi saja, namun arisan juga memiliki kaitan secara sosial. Fungsi jaminan sosial dalam arisan dapat terlihat dari tindakan proaktif warga saat ada warga lain yang sedang mengalami kesulitan. Selain itu dapat juga dimanfaatkan sebagai asuransi sosial.
3.
Kegiatan simpan pinjam PKK memiliki keungulan-keungulan tertentu dibandingkan dengan sistem simpan pinjam yang ada di bank pada umumnya. Keungulan tersebut antara lain tidak ada batas minimum untuk menabung, dapat meminjam tanpa adanya agunan, bunga tergolong tinggi namun semua bunga akan kembali lagi ke pada anggota baik dalam bentuk bunga simpanan, SHU, atau sembako.
4.
Desa Kauman Kidul menerapkan sistim ROSCA dan ASCRA. Yakni dengan mengundi untuk menentukan penerima dana arisan seperti pada sistem ROSCA. Sedangkan simpan pinjam PKK lebih seperti pada sistem ASCRA.
48
IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
Implikasi Kebijakan : Arisan merupakan salah satu lembaga keuangan non formal yang cukup diminati oleh masyarakat menengah kebawah. Oleh karena itu arisan dapat digunakan oleh pemerintah sebagai jembatan untuk membantu program-program pemerintah terkait pengentasan kemiskinan yang ada di Indonesia.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini terletak pada tidak digalinya sistim simpan pinjam PKK secara lebih rinci yang berkaitan dengan perhitungan suku bunga maupun pembagian SHU. Oleh karena itu, saran untuk penelitian yang akan datang diharapkan dapat membahas secara lebih rinci tentang tata cara perhitungan suku bunga simpan pinjam dan tabungan serta perhitungan pembagian SHU.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013. Tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Gerakan
Pemberdayaan
Dan
Kesejahteraan
Keluarga
http://www.pkklubuklinggau.com/download//get/12. Diakses 6 Juni 2014. Anonim. Salatiga Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Salatiga. www.salatigakota.bps.go.id. Diakses 10 Oktober 2013. Anonim. Undang-Undang Dasar 1945. Pengacara-Konsultan Hukum RGS & Mitra.
http://wrks.itb.ac.id/app/images/files_produk_hukum/uud_45.pdf.
Diakses 9 Oktober 2013. Bouman, F.J.A. 1995. Rotating and Accumulating Savings and Credit Associations: A Development Perspective. World Development, Vol. 23, No. 3, pp. 371-384. Gugerty, Mary Kay. 2005. You Can’t Save Alone: Commitment In Rotating Savings And Credit Associations In Kenya http://www.sscnet.ucla.edu/polisci/wgape/papers/2_Gugerty.pdf. Diakses 28 Juni 2013. Hastuti. 2006. Strategi Perempuan Mengatasi Kesulitan Ekonomi Rumah Tangga (Studi di Lereng Merapi Pasca Erupsi Merapi Juni 2006). Jurdik Geografi, FIS, UNY. Pratiwi, Anjani. 2012. Arisan Dan Modal Sosial (Studi Di Desa Gudang Batu Kecamatan
Lirik
Kabupaten
Indragiri
Hulu).
http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/3671/1/JURNAL%20ARI SAN%20ANJANI.pdf. Diakses 9 September 2013. Puspitawati, Herien. Simanjuntak, Megawati. dan Hayati, Latifatul., 2012, Kontribusi
Ekonomi
dan
Peran
Ganda
Perempuan
Pengaruhnya Trehadap Kesejahteraan Subjektif. Vol. 5, No. 1.
50
Serta
Rahmat S., Pupu, 2009. “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium Vol. 5, No. 9 Januari- Juni.
http://yusuf.staff.ub.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Penelitian-
Kualitatif.pdf. Diakses 22 April 2014. Sugiarto; Siagian, Dergibson; Sunaryanto, Lasmono Tri; Oetomo, Deny S. 2003. Teknik Sampling. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sutjiono. Ir. Danny. 2005. Modul Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga (PERT). http://www.p2kp.org/pustaka/files/Modul-PERT.pdf. Diakses 29 September 2013 Varadharajan, Sowmya. Explaining Participation in Rotating Savings and Credit
Associations
(RoSCAs):
Evidence
from
Indonesia.
http://www.microfinancegateway.org/gm/document1.9.26314/23451_file_Arisan_May.pdf. Diakses 29 Agustus 2013. www.Bps.go.id. Diakses 29 September 2013. Yayasan Indonesia Sejahtera (YIS). 2010. Pengantar Ekonomi Rumah Tangga. BPP Yayasan Indonesia Sejahtera, solo, Mei 2007.
51