PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017
PERENCANAAN KINERJA
A Perencanaan Strategis 1. Visi SKPD Visi Dinas Kesehatan Kota Salatiga pada periode kerja 2011 – 2016 yang didasarkan pada hasil aspirasi dan partisipasi pejabat serta pegawai yaitu : “Masyarakat Kota Salatiga yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”. Visi tersebut merupakan turunan dari visi Kota Salatiga yaitu “Salatiga yang Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat”. 2. Misi SKPD Dan dalam upaya mencapai visi di atas, Dinas Kesehatan Kota Salatiga merumuskan 5 (lima) misi terkait pencapaian visi Kota Salatiga, yaitu: 1) Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu,bayi,balita,keluarga dan lingkungan secara optimal. 2) Mendorong pembangunan yang berwawasan kesehatan 3) Meningkatkan Status Gizi Masyarakat. 4) Pemberdayaan masyarakat, Swasta/LSM dan Dunia Usaha dalam bidang Kesehatan. 5) Melindungi kesehatan masyarakat yang paripurna,merata, bermutu dan berkeadilan. 3. Tujuan SKPD Sedangkan tujuan dalam hal ini merupakan penjabaran dan implementasi dari pernyataan misi. Dengan adanya tujuan tersebut diharapkan agar dapat memberikan arah yang lebih jelas untuk mencapai sasaran yang dituju. Dinas Kesehatan Kota Salatiga menetapkan sejumlah tujuan yang relevanuntuk masing-masing misi, yaitu: 1) Misi 1, Memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu,bayi,balita, keluarga dan lingkungan secara optimal. a. Menurunkan angka kematian ibu,bayi dan balita Penurunan angka kematian ibu atau AKIyang didefinisikan sebagai banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau bersalin per 100.000 kelahiran hidup (KH) yang disebabkan oleh kehamilan pengelolaannya,kecuali yang disebabkan oleh kecelakaan.AKI merupakan salah satu indikator penting yang merefleksikan derajat kesehatan di suatu negara yang mencakup tingkat kesadaran perilaku hidup sehat,status gizi dan kesehatan ibu,kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelayanan kesehatan terutama bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu pada masa nifas. Penurunan Angka Kematian Bayi atau AKB memiliki korelasi yang erat dengan kesehatan bayi dan AKB faktor kesehatan ibu saat hamil
dan bersalin berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandung serta resiko bayi yang dilahirkan dengan lahir mati(still birth). Angka kematian Bayi atau AKB adalah Jumlah Kematian Bayi (Usia 0-11 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu,upaya penurunan Angka kematian Bayi atau AKB perlu dipacu untuk mencapai target AKB berdasarkan Millenneum Development Goals atau MDG’s. Komitmen untuk terus melakukan percepatan penurunan AKB tetap diperlukan.Bayi sangat rentan terhadap keadaan kesehatan dan kesejahteraan yang buruk, karena itu Angka Kematian Bayi atau AKB merefleksikan derajat kesehatan masyarakat sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada saat lahir. Penurunan AKB menunjukan adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Penurunan Angka Kematian Balita atau AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai Usia 5 tahun,dan dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup.Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anakanak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya.Angka Kematian Balita atau AKABA sering dipakai untuk mengidentifikasikan kesulitan ekonomi penduduk. b. Menurunkan Angka kesakitan Penyakit menular Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang penjamu melalui vektor atau melalui lingkungan. Angka kesakitan penyakit menular menggambarkan perilaku masyarakat baik secara pengetahuan maupun secara sadar dalam melaksanakan gaya hidup sehat serta gambaran pelayanan kesehatan. c. Meningkatkan Survailens Penyakit Tidak Menular Penyakit Tidak menular (PTM) adalah penyakit yang dianggap tidak dapat menularkan atau disebarkan melalui seseorang kepada orang lain,sehingga bukan merupakan sebuah ancaman bagi orang lain.Penyakit Tidak Menular merupakan beban kesehatan utama di negara-negara berkembang dan di negara-negara industri.Kebanyakan Penyakit Tidak Menular disebabkan karena faktor-faktor pola hidup yang umumnya dapat dicegah. Angka Penyakit tidak menular dapat menggambarkan pola hidup masyarakat mengenai sadar hidup sehat.
2) Misi 2, Mendorong pembangunan yang berwawasan kesehatan a. Meningkatkan peran serta lintas sektor yang terkait dalam pembangunan yang berwawasan kesehatan. b. Meningkatkan Kualitas Tempat Tempat Umum (TTU).Tempat pengolahan pangan,Industri,Institusi,TP sampah,TP pestisida c. Meningkatkan kualitas kesehtan lingkungan keluarga Tiga hal tersebut diatas adalah indikator Lingkungan sehat yang bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan yang dapat menggerakan pembangunan lintas sektoral berwawasan kesehatan mencakup : Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan. Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan. Pengembangan wilayah sehat.
3) Misi 3, Meningkatkan Status Gizi Masyarakat. a. Menurunkan prevalensi Gizi buruk dan Gizi Kurang. Gizi Buruk Balita yang ukuran tinggi badan menurut umur dibawah standar 60% dari standar internasional yang diterapkan oleh WHO. Gizi kurang Pengertian gizi kurang mengacu pada kondisi kekurangan energi dan protein tingkat ringan/sedang akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit.hal ini dapat dilihat pada berat badan menurut umur yang berada pada kisaran <-3 SD dan atau pada tanda-tanda klinis. 4) Misi 4, Pemberdayaan masyarakat, Swasta/LSM dan Dunia Usaha dalam bidang Kesehatan. a. Meningkatnya kesadaran masyarakat,swasta/LSM dan Dunia Usaha dalam Bidang Kesehatan. Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan juga diarahkan melalui peran peran serta aktif masyarakat termasuk swasta contohnya medirikan lembaga yang terakreditasi sesuai dengan standarisasi pemerintah.
5) Misi 5, Melindungi kesehatan masyarakat yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan. a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan menitikberatkan pada pelayanan prima.
Upaya pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang bermutu dari segala lini di seluruh sarana prasana kesehatan. 4. Sasaran Dalam rangka mencapai tujuan, yang dilakukan adalah penetapan sasaran yang akan dicapai. Sasaran ini merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai dalam jangka pendek yaitu dalam kegiatan operasional. Sasaran pembangunan bidang Kesehatan Kota Salatiga untuk periode 2011 - 2016 adalah sebagai berikut: 1) Menurunnya angka kematian ibu, bayi dan balita 2) Menurunnya angka kesakitan penyakit menular 3) Meningkatnya pembinaan kesehatan lingkungan 4) Menurunkan status gizi buruk dan gizi kurang 5) Meningkatnya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan 6) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan kepada semua lapisan masyarakat Dengan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota maka untuk mencapai sasaran tersebut di atas, pada tahun 2009 telah diterbitkan Peraturan Walikota No. 42 tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kota Salatiga yang terdiri dari 8 Bab dan 13 Pasal.
TARGET NO
JENIS PELAYANAN
INDIKATOR KINERJA 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Cakupan kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90% 80% 90%
90% 80% 90%
90% 80% 90%
90% 80% 90%
90% 80% 90%
95% 80% 90%
4 5
Cakupan pelayanan nifas Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani
90% 80%
90% 80%
90% 80%
90% 80%
90% 80%
90% 80%
6 7
90% 95%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
10
Cakupan kunjungan bayi Cakupan desa /kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Cakupan pelayanan anak balita Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100%
100%
100%
100%
100%
100%
11
Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
12 13
Cakupan peserta KB aktif Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
70%
70%
70%
70%
70%
70%
2
2
2
2
2
2
70% 70% 100%
70% 70% 100%
70% 70% 100%
70% 70% 100%
70% 70% 100%
45% 70% 100%
1 Pelayanan 1 Kesehatan Dasar 2 3
8 9
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun b. Penemuan penderita pneumonia balita c. Penemuan pasien baru TB BTA positif d. Penderita DBD yang ditangani
14 2 Pelayanan Kesehatan Rujukan
3 Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa /KLB 4 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
1 2
e. Penemuan penderita diare Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
90% 100%
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kota
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
45%
50%
60%
70%
80%
80%
Cakupan desa /kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi<24 jam
Cakupan Desa Siaga Aktif
Adapun sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 antara Walikota Salatiga dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga ditetapkan sasaran strategis, indikator kinerja dan target tahun 2016 sebagai berikut: No
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Meningkatnya kualitas dan kapasitas pelayanan kesehatan masyarakat dasar maupun rujukan
2
Tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan dengan biaya terjangkau
Prosentase Ketersediaan obat 100 % (250 item,40 dan perbekalan kesehatan item bahan lab, 1 sesuai kebutuhan paket pola penyakit) Prosentase UPT yang 60% (3.825 resep melaksanakan pelayanan rasional) kesehatan sesuai dengan standar pengobatan Prosentase Alat kesehatan 100 % (8 item) yang telah dikalibrasi setahun sekali Prosentase Jumlah penduduk 80 % (195.754 jiwa) yang menjadi peserta JPK Prosentase Jumlah 100 % (dari kuota masyarakat miskin Kota 23.345 jiwa) Salatiga yg mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas tingkat rujukan Jumlah masyarakat Kota 290.702 kunjungan Salatiga yang berkunjung di Puskesmas Terjaminnya pelayanan 100 % ( 6 kesehatan bagi peserta JKN puskesmas) yang berkunjung ke puskesmas Prosentase RS yang 100 % ( 7 Rumah melaksanakan Sistem sakit) Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) Prosentase pasien yang 100 % ( 365 pasien) terpenuhi kebutuhan gizi di Puskesmas Cebongan Prosentase cakupan rawat <14 % (42.555 jalan kunjungan) Prosentase siswa SD kelas 1 100 % (3.554 siswa yang terjaring kesehatan SD kelas 1) Prosentase sarana kesehatan 100 % (25 Sarkes) yang melayani gawat darurat Prosentase kasus gangguan 15 % (28.396 jiwa kunjungan) Prosentase calon jemaah haji 100 % (215 jemaah) yg diperiksa dan divaksinasi Jumlah CPNS yang memenuhi 250 orang syarat kesehatan Prosentase rumah sehat 80 % (32.623 jiwa) Prosentase Kelurahan 40 % ( 9 kelurahan) Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) Prosentase tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan Prosentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan Prosentase Institusi yang dibina Prosentase tempat pengelolaan pestisida yang memenuhi syarat kesehatan jml regulasi ttg pembangunan berwawasan kesehatan
3
Terlaksananya pembinaan di bidang kesehatan dan keluarga berencana
Prosentase KK yang menggunakan air minum memenuhi syarat kesehatan Prosentase Institusi pendidikan sehat Terwujudnya sarana dan prasarana gedung PADAR, BKPM, Puskesmas dan jaringannya Jumlah peserta penyuluhan keamanan pangan bagi pengusaha IRT dan pedagang sekolah Jumlah pedagang/produsen pangan yang dibina Jumlah peserta sosialisasi tentang distribusi sediaan farmasi Jumlah peserta sosialisasi efek samping obat dan pelayanan kefarmasian Jumlah kegiatan pemantauan obat dan alat kesehatan di 7 UPT Jumlah kegiatan penyusunan pedoman pengobatan bagi 6 Puskesmas dan BP4 Jumlah paket sampel pangan untuk uji pemeriksaan bahan berbahaya % produksi mkan dan minuman industri rumah tangga bersertifikat Prosentase rumah tangga sehat Prosentase Tempat umum sehat Prosentase Tempat kerja sehat
89 % (705 TTU) 89 % (1007 TPM) 80 % (33.469 institusi) 80 % (6 TP3) 5 ( ASI Eksklusif, HIV/AIDS, KTR dan Retribusi) 90 % (51.576 KK) 60 % ( 175 institusi) Obat, alkes dan mebelair gedung PADAR 450 peserta
400 peserta 300 peserta 450 peserta 1 kegiatan 1 kegiatan 300 sampel 70 % 90 % (2.005 RT) 44 % (348 TTU) 65 % (130 tempat kerja)
Prosentase institusi kesehatan 80 % (40 institusi) sehat Prosentase peserta kegiatan 100 % (1000 peserta) promosi informasi kesehatan yang ditargetkan Prosentase jumlah posyandu 40 % (115 posyandu) balita strata mandiri Prosentase jumlah posyandu 40 % ( 115 strata madya posyandu) Prosentase jumlah Posyandu 35 % (47 posyandu) Lansia strata mandiri Prosentase jumlah Poskestren 90 % (7 Poskestren) strata mandiri Prosentase jumlah UKK Strata 50 % ( 5 UKK) madya Prosentase jumlah kelurahan 25 % (6 kelurahan) siaga strata mandiri Prosentase Jumlah SBH 100 % (1 saka) Mandiri DKK yg sesuai dengan target Prosentase Jumlah SBH 100 % ( 1 saka) Mandiri Masyarakat yang ditangani Prosentase jumlah UKS 50 % (54 SD) dan 55 paripurna untuk SD dan SMP % (15 SMP) Jumlah kader aktif posyandu 2095 kader balita dan lansia 4
5
Tersedianya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana bagi warga miskin/kurang mampu Peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan dan keluarga berencana
% Jml kasus pneumonia balita yang ditangani Jml kasus AFP anak usia < 15 tahun dengan hasil laboratorium virus polio negatif (per 100.000 penduduk) Prosentase jumlah tenaga kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan sarana penunjang pelayanan kesehatan yang memiliki ijin praktek Jumlah Puskesmas yang telah diakreditasi Prosentase Kualitas pelayanan SIMPUS di Puskesmas yg memenuhi standar Prosentase realisasi target pelayanan di Puskesmas Prosentase jumlah indikator SPM yang mencapai target Prosentase kegiatan monev yang terlaksana Prosentase tenaga kesehatan yg terlatih dan terbina
100 % (94 kasus) 2 kasus
100 % ( 60 dokter, 30 perawat, 10 bidan, 1 RS, 3 klinik, 2 apotik, 2 batra 6 puskesmas 100 % ( 6 puskesmas) 100 % (6 layanan ) 85 % (25 indikator) 100 % (12 Bulan) 40 % (155 orang)
6
7
8
Pengendalian penyebaran HIV AIDS dan penyakit menular lain
Peningkatan kesehatan ibu dan anak melalui penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita
Menurunnya Angka
Jml dokumen yg tersusun (survei kepuasan pelanggan dan survei buku KIA) Prosentase peningkatan kinerja dan kompetensi pegawai < IR (penurunan IR) DBD per 100.000 penduduk > % kenaikan angka CDR TB Paru Prosentase jumlah penderita balita diare yg ditangani Prosentase jumlah penderita malaria yang diobati sesuai standar Kenaikan Angka NCDR kusta Prosentase jumlah penderita filaria yang ditangani sesuai standar Prosentase jumlah suspek/penderita flu burung yang ditangani sesuai stndar Prosentase jumlah bayi kurang dari 1 tahun yang mendapatkan imunisasi campak Prosentase jumlah anak SD kelas 1,2 dan 3 yang mendapat imunisasi campak tambahan Prosentase jumlah KLB yang direspon kurang dari 24 jam Prosentase jumlah Penduduk usia 15-49 thn yang terinfeksi HIV (penderita baru) Prosentase jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan selama kehamilan minimal 4 kali pada tenaga kesehatan berkompeten Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin,dan nifas per 100.000 kelahiran hidup menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup Menurunnya AKABA (Angka Kematian Balita) per 1000 kelahiran hidup Jumlah puskesmas yang mendapatkan dana BOK Pembangunan solar sistem di
2 dokumen 100 % (387 pegawai) 30/100.000 pndd (80 kasus) 70 % ( 158 kasus ) 100 % ( 1.590 kasus) 100 % (5 kasus) 100 % ( 1 kasus) 100 % ( 1 kasus) 100 % ( 1 kasus) 97,5% (2521 bayi)
95 % (3674 anak )
100 % ( 14 kasus) 0,01 kasus/100.000 penduduk (12 kasus) 98 % ( 2.940 bumil)
70/100.000 KH (2 kasus) 7,4/1000 KH ( 22 bayi ) 7,3/1000 KH (23 kasus) 6 puskesmas 6 puskesmas, 2
Kesakitan
9
Peningkatan status gizi masyarakat
10
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan
6 puskesmas, kalibrasi pressure meter dan patient stimulator, food contamination kit dan sanitarian kit Tersedianya alat kesehatan di 6 Puskesmas Proporsi kasus hipertensi Proporsi kenaikan DM % Jumlah anak balita yang menderita gizi buruk
buah, 2 buah dan 4 buah
Prosentase Jumlah ibu hamil yang kadar HB<11 gr/dl Prosentase Jumlah ibu hamil yang LILA <23,5 cm Prosentase Jumlah keluarga yang berperilaku sadar gizi Prosentase jumlah anak balita yang menderita gizi kurang dibagi jumlah balita dikalikan 100 Pemberian MP-ASI pada balita 6 – 24 gakin Prosentase jumlah usia lanjut yang dibina oleh petugas kesehatan
5 % (150 bumil)
100 % <30% <55% 0,02 %( 2 kasus )
5 % (150 bumil) 80 % ( 880 KK) 3,69 %
1.100 balita 80 % ( 12.468 lansia)
5. Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Salatiga telah menetapkan kebijakan dalam upaya mencapai visi, misi, tujuan dan sasarannya yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2016. Dan kebijakan itu sendiri merupakan manifestasi dari program kegiatan Dinas Kesehatan 2016 yang telah ditetapkan melalui Rencana Strategis pada periode 2011-2016. Strategi dan kebijakan yang akan dijalankan atau ditempuh dalam upaya mewujudkan visi misi pada renstra pembangunan kesehatan periode 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut : Strategi 1
: Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, bayi dan balita secara komprehensif dengan dukungan lintas program dan lintas sektor terkait.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Peningkatan deteksi dini ibu hamil dan neonatus resiko tinggi oleh masyarakat dan nakes serta penanganan bumil, bayi, balita resiko tinggi sesuai tata laksana.
b.
Advokasi Inisiasi Menyusui Dini (IMD), ASI eksklusif dan Pengembangan Gerakan Sayang Ibu dan Bayi.
c.
Meningkatkan penggunaan dan pemanfaatan buku KIA oleh masyarakat, nakes, dokter/bidan praktek swasta dan sektor terkait secara optimal.
d.
Penyediaan pojok ASI di tempat tempat kerja (pabrik, kantor, industri).
Strategi 2
: Peningkatan mutu SDM dan pemenuhan sarana prasarana pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelaksana program KIA baik kader maupun petugas kesehatan.
b.
Pemenuhan sarana prasarana pelayanan kesehatan ibu dan anak baik di posyandu dan puskesmas.
Strategi 3
: Memutus mata rantai penularan penyakit menular dan menekan angka kematian akibat penyakit menular.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Pengefektifan PMO bagi penderita TBC dan peningkatan penemuan kasus TB Paru.
b.
Mengurangi resiko penularan HIV/AIDS pada kelompk resiko dengan melibatkan peran serta KPA dan LSM.
c.
Peningkatan SDM dan sarana prasarana sesuai kebutuhan dalam upaya penurunan angka kesakitan penyakit menular.
d.
Meningkatkan surveilans penyakit menular.
Strategi 4
: Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif penyakit menular, KLB/wabah dan bencana.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Penanganan KLB/wabah & bencana kurang dari 24 jam serta penanganan penyakit potensial wabah.
b.
Mengembangkan sistem Peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah/KLB dan cara menghindari terjadinya kepanikan dan jatuhnya korban lebih banyak.
c.
Meningkatkan kemandirian penanggulangan wabah/KLB.
dampak
masyarakat dalam kesehatan
akibat
sistem
bencana,
peringatan dini, serta
terjadinya
Strategi 5
: Peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : Peningkatan Kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total BerbasisMasyarakat. Strategi 6
: Peningkatan pembinaan dan pengawasan hygiene sanitasi TTU, TPM, TPS, Institusi dan TP Pestisida
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Meningkatkan cakupan Inspeksi sanitasi Tempat tempay Umum (TTU), Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat Pengelolaan Sampah (TPS), Institusi dan Tempat Pengelolaan Pestisida (TPP).
b.
Pembinaan dan Pengembangan Kota Sehat.
c.
Peningkatan Kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait serta peningkatan KIE tentang hygiene dan sanitasi.
Strategi 7
: Pemberdayaan masyarakat, LSM, Swasta dan sektor terkait dalam upaya penanggulangan masalah gizi dan pencapaian keluarga sadar gizi.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Advokasi dan pemetaan daerah rawan pangan dan gizi kepada lintas sektor dan penentu kebijakan.
b.
Peningkatan surveilance gizi, KIE gizi (Pedoman Umum Gizi Seimbang dan Kadarzi) serta peningkatan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita.
Strategi 8
: Pemenuhan sarana dan prasarana program perbaikan gizi.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : Pemenuhan makanan tambahan dan suplemen gizi bagi ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, anak sekolah dari keluarga kurang mampu atau bermasalah gizi. Strategi 9
: Meningkatkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat & mensinergikan dunia usaha/LSM & institusi dalam bidang pelayanan kesehatan secara terpadu.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut :
a.
Meningkatkan kemitraan dunia usaha (coorporate social responbility), LSM, institusi dalam upaya kesehatan.
b.
Meningkatkan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat dan meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Strategi 10
: Meningkatkan, mengembangkan dan memberdayakan SDM dan institusi pelayanan kesehatan yang merata dan bermutu.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : Meningkatkan perencanaan, penyediaan dan pendayaagunaan serta pembinaan dan pengawasan sumberdaya manusia kesehatan. Strategi 11
: Meningkatkan penggunaan obat herbal.
Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : Penyediaan obat herbal yang bermutu dan aman. Strategi 12
: Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan
alat
kesehatan
serta
menjamin
keamanan/
khasiat,
kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, perbekalan kesehatan dan makanan minuman. Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik dan penggunaan obat rasional.
b.
Meningkatkan keamanan, khasiat dan mutu obat dan makanan yang beredar.
c.
Peningkatan pengawasan terhadap obat, makanan dan minuman yang beredar di masyarakat.
Strategi 13
: Peningkatan
promosi
Jaminan
Pemeliharaan
Kesehatan
Masyarakat. Dengan pelaksanaan kebijakan sebagai berikut : a.
Peningkatan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dalam upaya meningkatkan kepesertaan JPKM.
b.
Merealisasikan Unit Pelaksana Teknis Daerah Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).
c.
Menyempurnakan dan memantapkan Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin Salatiga baik dari segi kualitas pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan administrasi yang transparan dan bersih.
6. Program Dinas Kesehatan Kota Salatiga di tahun anggaran 2016 melaksanakan sejumlah program dan kegiatan yang saling berkaitan dan sebagian telah dilaksanakan secara berkesinambungan untuk menuju visi Dinas Kesehatan yaitu: “Masyarakat Kota Salatiga yang Sehat, Mandiri dan Berkeadilan”. Dan program kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Salatiga pada tahun 2016 terdapat 19 Program dan 67 kegiatan yang bersumber dana baik dari APBD Kota Salatiga, DAK (Dana Alokasi Khusus) maupun DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) yaitu: 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1. Penyediaan jasa surat menyurat 2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air & listrik 3. Pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional 4. Penyediaan jasa kebersihan kantor 5. Penyediaan alat tulis kantor 6. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 7. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 8. Penyediaan peralatan rumah tangga 9. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan per undang-undangan 10.Penyediaan bahan logistik kantor 11.Penyediaan makanan dan minuman 12.Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah 13.Penyediaan jasa administrasi pelayanan teknis/keamanan 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 2. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 3. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor 4. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur Negara 1. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD 5) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan 2. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
6) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1. Pemeliharaan dan pemulihan kesehatan 2. Penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah 3. Revitalisasi sistem kesehatan 4. Peningkatan kesehatan masyarakat 5. Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan 6. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan 7. Penyelenggaraan penyehatan lingkungan 8. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan haji 9. Penyelenggaraan Pelayanan JKN di FKTP Cebongan 10.Penyelenggaraan Pelayanan JKN di FKTP Tegalrejo 11.Penyelenggaraan Pelayanan JKN di FKTP Sidorejo Kidul 12.Penyelenggaraan Pelayanan JKN di FKTP Mangunsari 13.Penyelenggaraan Pelayanan JKN di FKTP Kalicacing 14.Penyelenggaraan Pelayanan JKN di FKTP Sidorejo Lor 15.Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Dengan Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan Bagi Penderita Akibat Dampak Asap Rokok 16.Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular 17.Penyediaan Biaya Operasional Kesehatan 7) Program pengawasan obat dan makanan 1. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya 8) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1. Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat 2. Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat 3. Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan 4. Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan 9) Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1. Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi 2. Penanggulangan kurang energi Protein (KEP), anemia gizi besi, ganguan akibat kuarng yodium (GAKY), kuarng vitamin A, dan kekurangan gizi mikro lainya. 3. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi 4. Peningkatan derajat kesehatan bagi masyarakat 10) Program pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 1. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 2. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik 3. Peningkatan imunisasi 4. Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
11) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 1. Penyusunan standar pelayanan kesehatan 2. Evaluasi dan pengembangan standar kesehatan 3. Monitoring, evaluasi dan pelaporan 4. Penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas 12) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 1. Penanggulangan ISPA 2. Pelayanan kesehatan akibat lumpuh layu 13) Program pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas Pembantu dan jaringannya 1. Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas 14) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 1. Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat 2. Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan 3. Kemitraan Pengobatan bagi Pasien kurang mampu 15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 1. Penyuluhan kesehatan anak balita 16) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 1. Pelayanan pemeliharaan kesehatan 17) Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan 1. Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga 18) Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan Anak 1. Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu 2. Penyelenggaraan Jaminan Persalinan 19) Program Peningkatan Mutu Layanan Kepada Masyarakat 1. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
B Perencanaan Kerja
P
erencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah, dalam hal ini yaitu Dinas Kesehatan, melalui
berbagai kegiatan tahunan. Penyusunan tersebut dilaksanakan seiring dengan agenda penyusunan dari kebijakan anggaran serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu. Dan dalam perencanaan kinerja ini, ditetapkan rencana capaian kerja tahunan sesuai dengan indikator sasaran dari masing-masing program kegiatan.