PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijaksanaan. Pengukuran kinerja mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja. Rincian pengukuran kinerja berisi indikator kinerja yang dipakai, rencana dan realisasinya serta pembobotan masing-masing kegiatan untuk menetapkan capaian
indikator
kinerja,
dilampirkan
dalam laporan ini dalam bentuk
Formulir Pengukuran Kinerja. Penetapan indikator kinerja yang dipakai didasarkan pada kelompok : masukan (inputs), proses (process), keluaran (output) dan hasil (outcomes). Selanjutnya setiap indikator kinerja ditetapkan satuannya seperti, orang, rupiah, buah, hari dan sebagainya. Pengukuran kinerja sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Dalam bab ini diuraikan mengenai pengukuran kinerja terhadap tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) darimasing-masing indikator sasaran.Pengukuran kinerja
Dinas
Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga
diukur
dari
tingkat
keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja Utama. Mengacu pada penetapan anggaran setelah perubahan, pada Tahun Anggaran 2016, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Kota Salatiga mendapatkan anggaran belanja sebesar Rp. 294.625.005.000,- Alokasi belanja tersebut terdiri belanja tidak langsung sebesar Rp.232.378.112.000,- serta belanja langsung sebesar Rp. 62.246.893.000,-. Adapun realisasi penggunaan anggaran
setelah
perubahan
pada
tahun
anggaran
2016,
sebesar
Rp.213.660.575.000,- atau 72,52% dengan perincian : untuk belanja tidak langsung terealisasikan sebesar Rp. 189.855.929.556,- atau 81,70% serta 2
untuk belanja langsung sebesar Rp. 23.804.646.304,-,-. Atau 38,24 %.Dengan demikian, secara keseluruhan pada tahun anggaran 2016, terdapat sisa pembiayaan anggaran sebesar Rp
80.964.429.140,- atau jika diprosentase
sebesar 27.48%. Sisa belanja tidak langsung Rp. 42.522.182.444.- atau 18.3 % dan sisa belanja langsung Rp. 38.442.246.696,- atau 61,76 %. Dibandingkan dengan tahun 2015 dalam rangka mencapai sasaran tersebut program kegiatan yang dibiayai dari berbagai sumber sebesar Rp. 300.998.353.000,-yang pada tahun anggaran 2015 terealisasi sebesar Rp. 207.579.424.899,- atau 68,96%, pencapaian realisasi lebih tinggi pada tahun 2016 sebesar 3,56%. Pengukuran Pencapaian Indikator Kinerja Utama adalah sebagai berikut : 1. Sasaran : Meningkatnya angka partisipasi jenjang SD/MI/Paket A IKU: Prosentase penduduk usia 7-12 tahun yang bersekolah di SD/MI/Paket A 1) SD/MI/Paket A baik APM maupun APK tercapai sangat baik yaitu 101,41% dari jumlah siswa SD/MI/Paket A yaitu 16.817 orang dan APK sebesar 118,46%. 2) Dibandingkan dengan tahun 2015 APM 99,58% dan APK 115,53% maka APM mengalami kenaikan 1,83% dan APK sebesar 2,93 %. Dibandingkan tahun 2014 dengan APM 94,18% dan APK 110,20% maka APM dan APK mengalami kenaikan sebesar 6,83% dan 8,26% Namun bila dibandingkan dengan pencapaian
tahun 2013 APM
100,58% dan APK sebesar 117,68%, APM mengalami
kenaikan
sebesar 1,41% dan APK sebesar 0,78.%. Secara rinci bisa dilihat pada tabel 1.1 3) Pada Tahun 2017 APM maupun APK SD/MI/PaketA ditargetkan sebesar 100 % sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100.% 4) Beberapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain :
3
Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMP melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan,
Fasilitas belajar mengajar yang semakin memenuhi SPM,
Terpenuhinya tenaga PTK,
Kualitas mutu pendidikan semakin meningkat
Kesadaran masyarakat semakin baik dalam merespon pendidikan bagi anak.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6), Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Sembilan Tahun Kegiatan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Penambahan Ruang Kelas Sekolah Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas parker Pembangunan Ruang Ibadah Pembangunan perpustakaan sekolah Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa pengadaan alat praktek dan peraga siswa Pengadaan Mebeluer Sekolah Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan sekolah Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah,guru, penjaga sekolah Pemeliharaan rutin/berkala taman,lapangan upacara dan fasilitas parker Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik dan Peraga Siswa Rehabilitas Sedang/Berat sedang berat rumah dinas Kepala Sekolah.Guru, Penjaga sekolah Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Guru Sekolah Rehabilitasi sedang/berat taman,lapangan upacara dan fasilitas parkir
4
17 18 19 20 21 22 23 22 23
Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pelatihan penyusunan kurikulum Pembinaan SMP Terbuka Penyediaan BOS Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs Penyelenggaraan Kejar paket A setara SD Penyelenggaraan Kejar Paket B Setara SMP Pembinaan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah dengan Penerapa Manajemen berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan Dasar
24 Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Siswa 25 Pengembangan Materi Belajar Mengajar & Metode Pembelajaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 26 27 28 29 30 31
Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pendidikan Dasar Penyelenggaraan akreditasi Sekolah Dasar Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Try Out UN/UASBN Pembelajaran Wisata Edukasi Pemeliharaan rutin/berkala Buku perpustakaan sekolah
2. Sasaran : Meningkatnya angka partisipasi jenjang SMP/MTs IKU
: Prosentase penduduk usia 13 -15 tahun yang bersekolah di SMP/MTs.
1) SMP/MTs/Paket B baik APM maupun APK tercapai sangat baik yaitu 88,62% dari jumlah siswa SMP/MTs/Paket B yaitu 7.630 orang dan APK sebesar 123,01%. 2) Dibandingkan dengan APM maupun APK tahun 2015 sebesar 84,70% dan APK sebesar 125,43% maka mengalami kenaikan sebesar 3,92% dan penurunan APK sebesar 2,42% Dibandingkan dengan APM dan APK tahun 2014 sebesar 81,98% dan 114,95%
mengalami
kenaikan2,72%
dan
8,06%.
Namun
bila
dibandingkan dengan tahun 2013 pencapaian APM sebesar 87,23% mengalami kenaikan sebesar 1,39 % dan tahun 2013 APK sebesar 125,% mengalami penurunan sebesar 1,99%. 5
3) Pada Tahun 2017 APM maupun APK SMP/MTs ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100%. 4) Beberapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain : Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMP melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar memenuhi SPM Terpenuhinya tenaga PTK, Kualitas mutu pendidikan semakin meningkat Kesadaran masyarakat semakin baik dalam merespon pendidikan bagi anak Meningkatnya
animo
masyarakat
dalam
mengikuti
program
kesetaraan Paket B 5) Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 6) .Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Sembilan Tahun Kegiatan : Penambahan Ruang Kelas Sekolah Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas parker Pembangunan Ruang Ibadah Pembangunan perpustakaan sekolah Pembangunan sarana air bersih dan sanitary Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa pengadaan alat praktek dan peraga siswa Pengadaan Mebeluer Sekolah Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan sekolah 10 Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas kepala sekolah,guru, penjaga sekolah 11 Pemeliharaan rutin/berkala taman,lapangan upacara dan fasilitas parker 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6
12 Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik dan Peraga Siswa Rehabilitas Sedang/Berat sedang berat rumah dinas Kepala Sekolah.Guru, 13 Penjaga sekolah 14 Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah 15 Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Guru Sekolah 16 Rehabilitasi sedang/berat taman,lapangan upacara dan fasilitas parker 17 Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah 18 Rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary 19 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 20 Pelatihan penyusunan kurikulum 21 Pembinaan SMP Terbuka 22 Penyediaan BOS Jenjang SD/MI/SDLB dan SMP/MTs 23 Penyelenggaraan Kejar paket A setara SD
22 Penyelenggaraan Kejar Paket B Setara SMP 23 Pembinaan Kelembagaan dan Manajemen Sekolah dengan Penerapa Manajem berbasis Sekolah (MBS) di Satuan Pendidikan Dasar 24 Pembinaan Minat Bakat dan Kreativitas Siswa 25 Pengembangan Materi Belajar Mengajar & Metode Pembelajaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi 26 27 28 29 30 31
Penyebarluasan dan Sosialisasi Berbagai Informasi Pendidikan Dasar Penyelenggaraan akreditasi Sekolah Dasar Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Try Out UN/UASBN Pembelajaran Wisata Edukasi Pemeliharaan rutin/berkala Buku perpustakaan sekolah
3. Sasaran : Meningkatnya Angka Partisipasi jenjang SMA/SMK/MA IKU
: Angka prosentase penduduk usia 16-18 tahun yang bersekolah di SMA/SMK/MA/Paket C
1).
APM dan APK SMA/SMK/MA/Paket C tercapai sangat baik yaitu 113,29% dari jumlah siswa SMA/SMK/MA yaitu 10.423 orang dan APK sebesar 163,88.%. APK dan APM melebihi 100% yang artinya Kota Salatiga mampu menampung dari daerah sekitar.
7
Dibandingkan pada tahun 2015 APM dan APK SMA/SMK/MA tercapai sangat baik yaitu 112,16% dan APK sebesar 159,07% maka APM dan APK mengalami kenaikan yaitu 1,13% dan 4,81% 2).
Pada tahun 2014 pencapaian APM dan APK
adalah 95,11% dan
138,81%. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 maka APM dan APK mengalami kenaikan sebesar 18,18% dan 24,48%. 3).
Demikian pula bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2013 APM 105,37% dan APK 146,31% mengalami kenaikan 7,92% dan 17.57%
4).
Beberapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain :
Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMA/SMK melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan,
Fasilitas belajar mengajar memenuhi SPM
Terpenuhinya tenaga PTK,
Meningkatnya animo masyarakat pada untuk mengikuti program keaksaraan Paket C.
6).
Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain: SDM Keuangan, 7)
Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :Pendidikan Menengah Kegiatan : 1 2
Pembangunan Laboratorium dan Ruang Praktek Sekolah Pembangunan Taman, Lapangan Upacara dan Fasilitas Parkir
3
Pembangunan perpustakaan sekolah
4 5 6 7 8
Pengadaan Buku-buku dan Alat Tulis Siswa Pengadaan Alat Paraktik dan Peraga Siswa Rehabilitasi sedang/ berat bangunan sekolah Rehabilitasi sedang/ berat sarna air bersih dan sanitary Pelatihan penyusunan kurikulum 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
Penyediaan Bantuan BOMM Penyelenggaraan Paket C Setara SMA Peningkatan Kerjasama dengan DUDI Penyebarluasan & Sosialisasi Berbagai Informasi Dikmen Penyelenggaraan akreditasi sekolah menengah Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi Pengembangan Kota Vokasi Penyelenggaraan penerimaan peserta didik Try Out UN Pengalihan kewenangan bidang Dikmen
Pada tahun 2016 realisasi pencapaian APM maupun APK mengalami kenaikan secara rinci bisa dilihat pada tabel III.1 TABEL III.1 APM DAN APK SD/MI, SMP/MTS,SMA/SMK/MA TAHUN 2011 S/D 2016 No.
Jenjang
2011 100,29
2012 108,88
APM (%) 2013 2014 100,58 94,18
2015 99,58
2016 101,41
2011 117,85
2012 118,02
APK (%) 2013 2014 117,68 110,2 0
2015 115,53
2016 118,46
1.
SD/MI/ Paket A
2.
SMP/MTs/ Paket B
94,37
85,13
87,23
81,98
84,70
101,41
131,6
116,35
118,44
114,9 5
125,43
123,01
3.
SMA/SMK/ MA
166,72
139
105,37
95,11
112,16
88,62
234,88
256
146,31
138,8 1
159,07
163,88
Sumber : Laporan PUS 2013& database disdikpora 2016
1. Sasaran IKU
: Meningkatnya angka partisipasi jenjang TK/RA : Prosentase penduduk usia 4-6 tahun yang bersekolah di TK/RA/Penitipan Anak (PAUD)
1)
APK TKRA tercapai cukup berhasil yaitu 119,79% dari jumlah siswa TK/RA adalah 9.993 orang.
2)
Dibandingkan dengan tahun 2015, APK TK/RA tercapai cukup berhasil yaitu 72,34% Mengalami kenaikan 47,45% Bila dibandingkan dengan tahun 2014, APK TK/RA
adalah61,14%,
mengalami kenaikan 58,38% Dibandingkan tahun 2013, pencapaianAPK 66,39% mengalami kenaikan 53,4%. 3).
Berapa penyebab naiknya APM dan APK antara lain : 9
Besarnya dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung pendidikan anak jenjang SMA/SMK melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan, Fasilitas belajar mengajar yang semakin meningkat, Kualitas mutu pendidikan semakin meningkat, TK/RA di Kota Salatiga memiliki siswa yang berasal dari dalam dan luar Kota Salatiga, Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya Pendidikan TK/RA dan penitipan anak 4).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan
5).
Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terdiri dari kegiatan : Pembangunan Gedung Sekolah
1 2
Pembangunan Sarana dan Prasarana Bermain
3
Pelatihan kompetensi tenaga pendidik
4
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini
5 6
Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Anak Usia Dini
7
Pengembangan kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Anak Usia Dini Apresiasi PTK PAUD Breprestasi
2. Sasaran : Meningkatnya angka transisi TK/RA ke SD/MI IKU
: Prosentase lulusan TK/RA yang diterima SD/MI
1). Angka transisi TK/RA ke SD/MI tercapai sangat baik yaitu 101,19% dari jumlah lulusan TK/RA 3.373 orang. Bila dibandingkan tahun 2015 angka transisi TK/RA ke SD/MI yaitu 104,71% mengalami penurunan 3,524 10
2). Bila dibandingkan tahun 2014 angka transisi TK/RA ke SD/MI yaitu 117,39% mengalami penurunan 16,21%. 3). Dibandingkan tahun 2013 dengan angka transisi 116.97% mengalami penurunan 15.78 %. 4) Sekolah SD/MI mampu menampung seluruh lulusan TK/RA di Kota Salatiga. 5). Beberapa penyebab turunnya angka transisi TK/RA ke SD/MI antara lain :
Fasilitas belajar mengajar yang semakin meningkat di wilayah Kota Salatiga sekitar
Menurunnya jumlah lulusan TK/RA
Pendidikan TK/RA tidak menjadi persyaratan utama untuk diterima di jenjang SD/MI
6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan,
terdapat
efisiensi
sebesar
30,75%
dari
(Rp.
732.095.000,-) 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 1 2 3 4 5 6 7
Pembangunan Gedung Sekolah Pembangunan Sarana dan Prasarana Bermain Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Pengembangan Data dan Informasi Pendidikan Anak Usia Dini Pengembangan kurikulum, Bahan Ajar dan Model Pembelajaran Anak usia dini Apresiasi PTK PAUD Breprestasi
3. Sasaran : Meningkatnya angka transisi SD/MI ke SMP/MTs. IKU
: Prosentase lulusan SD/MI yang diterima SMP/MTs. 11
1) Angka transisi SD/MI yaitu 115,68% dari jumlah lulusan siswa SD/MI 3.017 orang. 2) Dibandingkan tahun 2015Angka transisi SD/MI yaitu 131,58% dari jumlah lulusan siswa SD/MI 2.820
orang mengalami penurunan
15,89% Dibandingkan tahun 2014 angka transisi SD/MI adalah 128,52%, mengalami penurunan 12,84%. Dibandingkan tahun 2013, pencapaian Angka transisi 128,51% mengalami penurunan sebesar 12,83 %. 4). Pada Tahun 2017 angka transisi ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100.% 5). SMP/MTs di Kota Salatiga mampu menampung seluruh lulusan SD/MI Kota Salatiga 6). Beberapa penyebab turunnya angka transisi antara lain :
SMP/MTs di Kota Salatiga memiliki siswa yang berasal dari dalam dan luar Kota Salatiga,
Banyaknya siswa yang melanjutkan sekolah ke sekolah sekitar Kota Salatiga
Banyaknya sekolah yang berdiri di sekitar Kota Salatiga yang menjadi pilihan alternatif karena alasan keterjangkauan dan persaingan nilai yang lebih rendah.
Menurunnya jumlah lulusan SD/MI
7). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
8). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Wajib Belajar Sembilan Tahun
Program Pendidikan Menengah 12
Kegiatan : Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan dasar Pemberian Beasiswa Miskin Pendampingan BOS SD/MI, SMP/MTs Pembinaan Minat bakat dan prestasi siswa Pelatihan kompetensi siswa Penerimaan peserta didik baru 4. Sasaran : meningkatnya angka transisi SMP/MTs ke SMA/SMK/MA IKU
: Prosentase lulusan SMP/MTs yag diterima di SMA/SMK/MA
1). Angka transisi SMP/MTs tercapai cukup berhasil yaitu 161,85% dari jumlah lulusan 3.071 orang. 2). Dibandingkan Tahun 2015 Angka transisi SMP/Mts tercapai cukup berhasil yaitu 159,11% dari jumlah lulusan 3.174 siwa SMP/MTs. Mengalami kenaikan 2.74 % Dibandingkan dengan tahun 2014 angka transisi SMP/MTs yaitu 157.55%, mengalami kenaikan 4,3% Dibandingkan tahun 2013, pencapaian Angka transisi 128,46% mengalami kenaikan sebesar 33,39% 3). Pada Tahun 2017 angka transisi
ditargetkan sebesar 100%
sedangkan tahun 2018 ditargetkan tercapai 100% 4). SMA/SMK/MA di Kota Salatiga mampu menampung seluruh lulusan SMP/MTs Kota Salatiga 5). Beberapa penyebab naiknya angka transisi antara lain :
SMA/SMK/MA di Kota Salatiga memiliki siswa yang berasal dari dalam dan luar Kota Salatiga,
Besarnya
dukungan
pemerintah
Kota
Salatiga
dalam
mendukung pendidikan anak jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK melalui penyediaan anggaran berbagai program dan kegiatan,
Fasilitas belajar mengajar memenuhi SPM
Terpenuhinya tenaga PTK
13
Tingginya kesadaran dan minat masyarakat terhadap pentingnya pendidikan menengah.
6). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan,
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Program Wajib Belajar Sembilan Tahun Program Pendidikan Menengah Kegiatan :
Pembinaan Kelembagaan dan Managemen Berbasis Sekolah dengan penerapa MBS di satuan pendidikan dasar
5.
Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi pendidikan
Pemberian beasiswa miskin Dikdasmen
Sasaran : Menurunnya angka putus sekolah disemua jenjang pendidikan IKU
: Prosentase siswa putus sekolah jenjang SD/MI, SMP/MTs,
SMA/SMK/MA. a). SD/MI 1). Prosentase siswa putus sekolah SD/MI adalah 0,0107 % dari jumlah siswa SD/MI tahun sebelumnya 18.752 orang. Jumlah siswa SD/MI yang putus sekolah adalah 2 orang. 2). Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase siswa putus sekolah SD/MI adalah 0,0118 % lebih rendah 0,00108%. Dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa putus sekolah SD/MI adalah0,01078 % lebih rendah 0,00008% 14
Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa putus sekolah 0,07%, mengalami penurunan sebesar 0,06%. 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa putus sekolahditargetkan sebesar 0,001% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 0,007%. 5). Beberapa penyebab menurunnya angka putus sekolah antara lain : Adapun penyebab siswa putus sekolah karena terpengaruh pergaulan buruk. 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan :
Pemberian beasiswa kurang mampu (SD)
Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa (SD)
Kejar Paket A
Pendampingan BOS SD/MI
b .SMP/MTs. 1). Pada tahun 2016 prosentase siswa putus sekolah SMP/MTs
adalah
0,22 % dari jumlah siswa SMP/MTs tahun sebelumnya 10.488 orang. Jumlah siswa SMP/MTs yang putus sekolah adalah 23 orang. Pada tahun 2015 Prosentase siswa putus sekolah SMP/MTs
adalah
0,21 % dari jumlah siswa SMP/MTs tahun sebelumnya 9.245 orang. Jumlah siswa SMP/MTs
yang putus sekolah adalah 19 orang,
mengalami kenaikan 0,01% atau 4 orang. 2). Dibandingkan dengan tahun 2014 prosentase siswa putus sekolah SMP/MTsadalah 0,20%. Jumlah siswa SMP/MTs yang putus sekolah 15
adalah 20 orang. Dengan demikian mengalami kenaikan jumlah siswa putus sekolah 0,02% atau 3 orang. 3). Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa putus sekolah 0,13 %, mengalami kenaikan 0,09% 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa putus sekolahditargetkan sebesar 0,02 % sedangkan tahun 2017 ditargetkan 0,18%. 6) Beberapa penyebab meningkatnya angka putus sekolah antara lain : - Terpengaruh pergaulan buruk. 7). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
8). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan :
b.
Pemberian beasiswa kurang mampu (SMP)
Pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa (SMP)
Bantuan Pendampingan BOS
Kejar paket B
Pembinaan SMP Terbuka
SMA/MA 1). Prosentase siswa putus sekolah SMA/SMK adalah 1,94 % dari jumlah siswa SMA/SMK tingkat yang sama pada tahun sebelumnya 14.339 orang.Jumlah siswa SMA/SMK yang putus sekolah adalah 278 orang. Pada tahun 2015 prosentase siswa putus sekolah SMA/SMK adalah 2,18 % dari jumlah siswa SMA/SMK tingkat yang sama pada tahun sebelumnya 13.332 orang.Jumlah siswa SMA/SMK yang putus 16
sekolah adalah 269 orang, mengalami penurunan 0,24%. Namun dari jumlah siswa mengalami kenaikan 9 orang 2). Bila dibandingkan tahun 2014 jumlah siswa putus sekolah SMA/SMK adalah 236 orang atau 1,68 %, mengalami penurunan 0,26% atau 42 orang. 3). Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa putus sekolah adalah 2,18% atau 303 orang atau mengalami penurunan 0,196% 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa putus sekolahditargetkan sebesar 0,20 % sedangkan tahun 2018 ditargetkan 0,20 %. 6). Beberapa penyebab menurunnya angka putus sekolah antara lain :
Terpengaruh pergaulan buruk/sosial
Keterbatasan perekonomian
7). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
8). Program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Kegiatan :
Pemberian beasiswa bagi siswa keluarga kurang mampu (Dikmen)
Pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi
Pengembangan Kota Vokasi
Peningkatan kerjasama dan Dudi
Penyebarluasan berbagai informasi pendidikan menengah
17
6.
Sasaran : Meningkatkan angka lulusan disemua jenjang pendidikan IKU : Prosentase siswa yang lulus ujian nasional a). SD/MI 1). Prosentase siswa lulus ujian nasional
adalah 100% dari jumlah
peserta ujian nasionalSD/MI 3.017 orang. Kondisi ini sama dengan tahun 2015 prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 100%. 2) Dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 99,97% mengalami kenaikan 0,13%. 3). Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa lulus ujian adalah 100 %, 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa lulus ujian nasionalditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 5). Beberapa penyebab meningkatnya prosentase siswa lulus ujian nasional :
Adanya penyediaan sarana prasarana penunjang,
Perbaikan cara mengajar guru,
Upaya meningkatkan kualitas dengan kegiatan try out ujian bagi siswa
Bantuan penyelenggaraan ujian dari kota, propinsi dan pusat,
6). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan :
Pembangunan Laboratorium Dan Ruang Praktek Sekolah
18
Pembangunan Perpustakaan Sekolah
Pengadaan Buku-Buku Dan Alat Tulis Siswa
Pengadaan Alat Praktik Dan Peraga Siswa
Pengadaan Mebeluer Sekolah
Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik Dan Peraga Siswa
Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Sekolah
Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah
Pelatihan Kompetensi Siswa Berprestasi
Pelatihan Penyusunan Kurikulum
Penyediaan BOS Jenjang SD/MI/SDLB Dan SMP/Mts
Penyediaan Buku Pelajaran Untuk SD/MI/SDLB Dan SMP/Mts
Penyelenggaraan Kejar Paket A Setara SD
Pengembangan Materi Belajar Mengajar & Metode Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Penyebarluasan Dan Sosialisasi Berbagai Informasi
Pendidikan Dasar
Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Dasar
Try Out UN/UASBN
c. SMP/MTs 1).
Prosentase siswa lulus ujian nasional SMP/Mts adalah 99,94% dari jumlah peserta ujian 3.248 orang
19
Dibandingkan tahun 2015 prosentase siswa lulus ujian nasional SMP/Mts adalah 99,91% mengalami peningkatan 0,03% 2). Dibandaingkan dengan tahun 2014 Prosentase siswa lulus Ujian Nasional SMP/MTs
adalah 99,97 % mengalami penurunan sebesar
0,03%. 3). Dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 99,93%, mengalami kenaikan sebesar 0,01% 4). Pada Tahun 2017 prosentase siswa lulus ujian nasionalditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 5). Beberapa penyebab naiknya prosentase siswa lulus ujian nasional disebabkan karena: Penyediaan sarana dan prasarana penunjang Perbaikan cara mengajar guru Bantuan penyelenggaraan ujian dari Kota, Propinsi dan Pusat Latihan/try out ujian 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
7). Program dan Kegiatan
yang menunjang
keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan :
Penyediaan buku pelajaran untuk SD/MI/SDLB/SMP/MTs
Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM)
Try out UN/UASBN.
Penyelenggaraan akreditasi sekolah 20
Pelatihan penyusunan kurikulum
. d. SMA/MA 1) Prosentase siswa lulus ujian nasional SMA/SMK adalah 99,95% dari jumlah siswa 3853 orang. 2) Dibandingkan tahun 2015 prosentase siswa lulus ujian nasional SMA/SMK adalah 99,94% lebih rendah 0,68% Bila dibandingkan tahun 2014 prosentase siswa lulus adalah 99,96%, mengalami penurunan 0,7%. Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase siswa lulus ujian nasional adalah 99,88%, mengalami penurunan sebesar 0,62% 3).Pada Tahun 2017 prosentase siswa lulus ujian nasionalditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase siswa SMA/SMK lulus ujian nasional antara lain :
Terbatasnya kemampuan siswa
Siswa tidak mengikuti ujian nasional
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Kegiatan : Penyediaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM). Tryout/UASBN
21
7. Sasaran : Meningkatkan rata-rata nilai ujian nasional pada semua jenjang pendidikan IKU : Angka rata-rata nilai Ujian Nasional SD,SMP, SMA dan SMK sederajat. a. SD/MI 1). Pada tahun 2016 Angka rata-rata ujian nasional siswa SD adalah 7,75 Dibandingkan dengan tahun 2015 angka rata-rata ujian nasional siswa SD adalah 7,24 mengalami peningkatan 0,51 2). Dibandingkan tahun 2013 dan 2014, angka rata-rata ujian sekolah siswa SD adalah 7,59 dan 7,68 mengalami peningkatan 0,16 dan 0,07 3). Pada
Tahun
2017
angka
rata-rata
lulus
ujian
nasional/sekolahditargetkan sebesar 7,25 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 7,25. 4). Beberapa penyebab angka rata-rata ujian
nasional mengalami
kenaikan adalah: Adanya penyediaan sarana prasarana penunjang,perbaikan cara mengajar guru, Upaya meningkatkan kualitas dengan kegiatan try out ujianbagi siswa dan bantuan penyelenggaraan ujian dari kota, propinsi dan pusat, 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain: SDM Keuangani 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pelatihan penyusunan kurikulum 22
Latihan try out/UASBN b.SMP/MTs 1). Angka rata-rata ujian nasional siswa SMP/Mts adalah 6,24 Dibandingkan pada tahun 2015 angka rata-rata ujian nasional siswa SMP/Mts adalah 6,79 mengalami penurunan 0,55 2).Dibandingkan tahun 2014, angka rata-rata ujian nasional adalah 6,84 mengalami penurunan 0,6 3) Dibandingkan tahun 2013 angka rata-rata ujian nasional 6,84 mengalami penurunan 0,6 4).Pada Tahun 2017 angka rata-rata
lulus ujian nasional/sekolah
ditargetkan sebesar 7 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 7,25. 5).Beberapa penyebab angka rata-rata ujian nasional tidak mengalami kenaikan adalah: Menyesuaikan kemampuan siswa 6). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 7).Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pelatihan kompetensi siswa berprestasi Pelatihan penyusunan kurikulum Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Dikdas Try out UN/UASBN. c. SMA/MA/SMK 1).Angka rata-rata ujian nasional siswa SMA adalah 7,58 dan SMK 6,22 23
2).Dibandingkan pada tahun 2015Angka rata-rata ujian nasional siswa SMA adalah 6,58, mengalami kenaikan 1. Sedangkan siswa SMK 6,57 mengalami penurunan 0,35 Dibandingkan tahun 2014, angka rata-rata nilai ujian nasional SMA adalah 6.71 dan 6.97, mengalami kenaikan 0,87 dan penurunan 0,75 (untuk jenjang SMK. 3).Pada
Tahun
2017
angka
rata-rata
nilai
ujian
nasional/sekolahditargetkan sebesar 7,25 sedangkan tahun 2018 ditargetkan 7,25. 4). Beberapa penyebab angka rata-rata nilai ujian nasional mengalami kenaikan (SMA) dan penurunan (SMK) adalah:
Menyesuaikan kemampuan siswa
Adanya penyediaan sarana prasarana penunjang,
Perbaikan cara mengajar guru,
Upaya meningkatkan kualitas dengan kegiatan try out ujianbagi
siswa
Bantuan penyelenggaraan ujian dari kota, propinsi dan pusat,
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Pendidikan Menengah Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan : Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Dikmen Pelatihan penyusunan kurikulum Dikmen Penyediaan bantuan operasional manajemen mutu (BOMM) Dikdas 24
Try out UN/UASBN. 8.
Sasaran
:Meningkatkan kualifikasi kelayakan serta kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan di semua jenjang pendidikan. IKU : Prosentase guru layak mengajar. a. SD 1). Prosentase guru SD layak mengajar adalah (S1) adalah 88,87% dari jumlah guru SD 1.186 orang. 2).
Dibandingkan tahun 2015 prosentase guru SD layak mengajar adalah (S1) adalah 83,07% mengalami kenaikan sebesar 5,8%. Bila dibandingkan tahun 2014 prosentase guru SD
layak
mengajar (S1) adalah 79,40% mengalami kenaikan sebesar 9,47% 3).
Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase guru layak mengajar adalah 68,99% mengalami kenaikan sebesar 19,88%
4).
Pada Tahun 2017 prosentase guru layakmengajarditargetkan sebesar 90% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 92%.
5). Beberapa penyebab naiknya prosentase guru layak mengajar antara lain adalah karena:
Dukungan dari bantuan pembiayaan dari pemerintah bagi guru SD yang belum S1 melalui peningkatan kualifikasi S1/D4
Sebagian guru telah menyelesaikan pendidikan S1
Adanya guru baru berpendidikan S1 yang bekerja di SD swasta.
6).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : 25
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan :
Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
b. SMP 1).
Prosentase guru SMP layak mengajar adalah 92,3% dari jumlah guru SMP 637 orang.
2).
Dibandingkan
tahun
2015
prosentase
guru
SMP
layak
mengajar adalah 90,01% mengalami kenaikan 2,29%. Namun bila dibandingkan pada tahun 2014 Prosentase guru SMP layak mengajar
adalah 89,52%,Dibandingkan dengan
tahun 2016 maka mengalami kenaikan 2.78 3).
Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase guru SMP layak mengajar adalah 90,34%,
mengalami kenaikan
sebesar
1,96%. 4).
Pada Tahun 2017 prosentase guru SMP layak mengajar ditargetkan sebesar 95% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 95%.
5).
Beberapa penyebab naiknya prosentase guru SMP layak mengajar adalah karena:
26
Dukungan dari bantuan pembiayaan dari pemerintah bagi guru SMP yang belum S1 melalui peningkatan kualifikasi S1/D4
Sebagian guru telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan biaya sendiri
Adanya guru baru berpendidikan S1 yang bekerja di SMP swasta.
6). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. Kegiatan :
Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal 27
c. SMA/SMK 1). Prosentase guru SMA/SMK yang layak mengajar adalah 96,48% dari jumlah guru SMA/SMK dengan jumlah 1.079 orang. 2). Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase guru SMA/SMK yang layak mengajar adalah 94,11% mengalami kenaikan 2,36%. Bila dibandingkan dengan pencapaian ditahun 2014 prosentase guru SMA/SMK yang layak mengajar (S1) adalah 95,74%, mengalami kenaikan 0,74% Namun bila dibandingkan tahun 2013, prosentase guru layak mengajar adalah 94,76% mengalami kenaikan sebesar 1,7%. 3).Pada Tahun 2017 prosentase guru layakmengajarditargetkan sebesar 95% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase guru layak mengajar antara lain karena:
Sebagian guru telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan biaya sendiri
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
Kegiatan :
Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
28
Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
12.Sasaran : Mengurangi buta huruf IKU : Prosentase penduduk buta huruf 1). Prosentase penduduk buta huruf adalah 0,61% atau 736 orang dari jumlah penduduk usia 15-59 tahun 121.560 orang. 2). Dibandingkan dengan tahun 2015 prosentase penduduk buta huruf adalah 0,021%, mengalami kenaikan 0,59 %. Dibandingkan dengan tahun 2014 prosentase penduduk buta huruf adalah 0,027% mengalami kenaikan 0,58%. .
Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase penduduk buta huruf adalah 0,04 % mengalami kenaikan sebesar 0,57 %
3). Pada Tahun 2017 prosentase penduduk buta huruf ditargetkan sebesar 0,6% sedangkan tahun 2017 ditargetkan 0,6%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase penduduk buta huruf adalah antara lain adalah karena :
Penduduk buta huruf tersebut merupakan sasaran penduduk buta huruf tahun 2016
Domisili penduduk buta huruf yang menyebar di beberapa kelurahan yang berbeda
Terbatasnya tenaga lapangan pendidikan masyarakat.
29
Usia sasaran sudah tidak memenuhi persyaratan untuk mengikuti proram keaksaraan dasar dan lanjutan.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Pendidikan Non Formal
Pendidikan wajib belajar pendidikan dasar
Kegiatan :
Pemberdayaan tenaga pendidik non formal
Pembinaan pendidikan kursus dan kelembagaan
Pengembangan pendidikan keaksaraan
Pengembangan pendidikan kecakapan hidup
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan non formal
Pengembangan data dan informasi pendidikan non formal
Pengembangan kebijakan pendidikan non formal
Publikasi dan sosialisasi pendidikan non formal
Pengarusutamaan gender.
Kejar Paket A
30
Prosentase Penduduk Melek Huruf 1). Prosentase penduduk melek huruf
adalah 99,03% dari jumlah
penduduk usia 15 ke atas yaitu 121.560 orang. 2). Dibandingkan tahun 2015 prosentase penduduk melek huruf
adalah
99,97% mengalami penurunan 0,94%. Dibanding tahun 2014 prosentase penduduk melek huruf
adalah 99,97% mengalami
penurunan 0,94. Demikian pula bila dibandingkan tahun 2013, prosentase penduduk melek huruf
adalah99,70 %
mengalami
penurunan sebesar 0,67 % 3). Pada Tahun 2017 prosentase penduduk melek huruf ditargetkan sebesar99,03 % sedangkan tahun 2018 ditargetkan 99,03 %. 4). Beberapa penyebab naiknya
prosentase penduduk melek huruf
adalah antara lain adalah karena penduduk buta huruf merupakan sasaran penduduk buta huruf tahun 2015, domisili penduduk buta huruf yang menyebar di beberapa kelurahan yang berbeda dan terbatasnya tenaga lapangan pendidikan masyarakat. 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan, terdapat efisiensi sebesar ...% dari
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Pendidikan Non Formal
Pendidikan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan :
Pembinaan Pendidikan Kursus Dan Kelembagaan
Pengembangan Pendidikan Keaksaraan
Pengembangan Pendidikan Kecakapan Hidup 31
Penyediaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Non Formal
Pengembangan Data Dan Informasi Pendidikan Non Formal
Pengembangan Kebijakan Pendidikan Non Formal
Publikasi Dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal
Pegarustamaan Gender Bidang Pendidikan
13. Sasaran :Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan IKU : Prosentase ruang kelas yang layak Secara keseluruhan prosentase ruang kelas yang layak SD/SMP/SMA/SMK tahun 2016 adalah 91,68% a. SD/MI 1).
Prosentase ruang kelas yang layak adalah 88,07% dari jumlah ruang kelas SD 654.
2).
Dibandingkan tahun 2015 prosentase ruang kelas yang layak adalah 82,49% mengalami kenaikan 5,58%. Dibandingkan tahun 2014 prosentase ruang kelas yang layak adalah 86,06% mengalami kenaikan 2,01%. Namun bila dibandingkan tahun 2013, prosentase ruang kelas yang layak adalah 88,27% mengalami penurunan sebesar 0,2% .
3).Pada Tahun 2017 prosentase ruang kelas yang layak ditargetkan sebesar 85% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 86%. 4). Beberapa penyebab naiknya prosentase ruang kelas yang layak disebabkan karena:
Rehab ruang kelas/pembangunan ruang dapat terlaksana
Tersedianya anggaran pemeliharaan
5) Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangani 32
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Kegiatan : Penambahan Ruang Kelas Sekolah Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman, Lapangan Upacara Dan Fasilitas Parkir Pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah b. SMP/MTs 1).
Prosentase ruang kelas yang layak adalah 92,60% dari jumlah ruang kelas SMP yaitu 338 ruang.
2). Dibandingkan tahun 2015 Prosentase ruang kelas yang layak adalah 87,76%, mengalami kenaikan 4,84%. Bila dibandingkan pada tahun 2014, prosentase ruang kelas yang layak adalah 89,92% maka mengalami kenaikan 2.68%. .
Namun bila dibandingkan tahun 2013, prosentase ruang kelas yang layak
adalah 92,68% mengalami penurunan sebesar
0,08%. 4).
Pada Tahun 2017 prosentase ruang kelas yang layak ditargetkan sebesar 88% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 89%.
5). Beberapa penyebab naiknya prosentase ruang kelas yang layak karena:
Terdapat ruang kelas yang difungsikan untuk ruang penunjang belajar.
Rehab ruang kelas/pembangunan ruang dapat terlaksana.
Terdapatnya anggaran pemeliharaan rutin/berkala bangunan sekolah.
6).
Efisiensi Sumber Daya 33
Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program : Wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Kegiatan :
Penambahan Ruang Kelas Sekolah
Pemeliharaan Rutin/Berkala Taman, Lapangan Upacara Dan Fasilitas Parkir
Rehabilitas Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah
c. SMA/SMK 1).
Prosentase ruang kelas yang layak adalah 95,97% dari jumlah ruang SMA dan SMK 273 ruang.
2).
Dibandingkan tahun 2015 prosentase ruang kelas yang layak adalah 94,73% mengalami kenaikan 1,24% Dibandingkan pada tahun 2014 prosentase ruang kelas yang layak
adalah93,15% dibandingkan dengan tahun 2016,
mengalami kenaikan 2,82%. Bila dibandingkan tahun 2013, prosentase ruang kelas yang layak adalah 94,46% mengalami kenaikan sebesar 1,51%. 3).
Pada Tahun 2017 prosentase ruang kelas yang layak ditargetkan sebesar 100% sedangkan tahun 2018 ditargetkan 100%.
4). Beberapa penyebab naiknya prosentase ruang kelas antara lain adalah karena:
Menurunnya jumlah ruang kelas rusak;
Tersedianya anggaran untuk Rehab ruang kelas/pembangunan ruang kelas yang dibiayai oleh pemerintah; 34
Tersedianya
anggaran
untuk
biaya
pemeliharaan
ruang
kelas/bangunan dari komite sekolah; 5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan.
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Pendidikan Menengah
Kegiatan :
Penambahan kelas sekolah (Dikmen)
Rehab sedang/berat ruang kelas sekolah (Dikmen)
14 .Sasaran : meningkatkan peran pemuda IKU : Jumlah keterlibatan pemuda dalam kegiatan pemuda 1)
Jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda adalah 160 orang.
2)
Dibandingkan tahun 2015 Jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda adalah 269, mengalami penurunan 106 orang. Bila
dibandingkan pada tahun 2014
jumlah pemuda yang
terlibat dalam kegiatan pemuda adalah210 orang mengalami penurunan 59 orang. 3).
Bila dibandingkan tahun 2013, jumlah pemuda yang terlibat dalam kegiatan pemuda
adalah 150 orang mengalami
kenaikan sebanyak 10 orang 4).
Beberapa penyebab meningkatnya jumlah pemuda yang terlibatdalam kegiatan pemuda adalah:
35
Terdapat program dan kegiatan yang harus menyesuaikan dan mengacu dengan Dinpora Propinsi Jatenag.
6). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan.
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program :
Pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda
Peningkatan peran serta kepemudaan
Kegiatan :
Pendataan potensi kepemudaan
Pembinaan organisasi kepemudaan
Pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan
15. Sasaran
: Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan olahraga.
IKU
: Prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga. 1)
Prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga adalah 73,68% dari seluruh siswa yang berprestasi 19 siswa ke tingkat karesidenan, propinsi dan nasional.
2)
Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase siswa yang berpartisipasi dibidang olahraga adalah 68,63% mengalami kenaikan 5,05%. Dibandingkan tahun
2014
prosentase
siswa yang
berpartisipasi dibidang olahraga adalah 35,53%, mengalami kenaikan 38,15%. 3).
Bila
dibandingkan
tahun
2013,
prosentase
siswa
yang
berprestasi adalah77,61% mengalami penurunan sebesar 3,93%. 36
4). Beberapa penyebab naiknyaprosentase siswa berprestasi dalam kegiatan olahraga antara lain adalah karena:
Adanya persiapan lomba bagi peserta
Adanya penghargaan bagi siswa yang berprestasi dibidang olahraga.
Dukungan pemerintah Kota Salatiga dalam pembinaan bidang pora penyediaan program, kegiatan dan anggaran.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangani
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program :pengembangan kebijakan manajemen olahraga
Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
Program peningkatan sarana dan prasarana olahraga
Kegiatan :
Peningkatan mutu organisasi dan tenaga keolahragaan
Pemantauan
dan
evaluasi
pelaksanaan
pengembangan
olahrag
Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi
Pembinaan olahraga yang berkembang di masyarakat
Pembibitan dan pembinaan olahragawan berbakat
Penyelenggaraan kompetisi olahraga
Pemberian penghargaan bagi insane OR yang berdedikasi dan berprestasi.
Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga.
Pemantauan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana olahraga
Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana olahraga.
37
B. PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) 16. Sasaran : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan IKU : Jumlah Peserta Didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang dan untuk SMP tidak melebih 36 .Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk Peserta Didik dan guru, papan tulis. a. Prosentase SD/MI yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa. 1).
Prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa adalah 68,09 atau 64 sekolah dari 94 sekolah.
2). Dibandingkan dengan tahun 2015 prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombelnya tidak melebihi 32 siswa adalah 70,01%, mengalami penurunan 1,92% .
Dibandingkan tahun 2014 prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombongan belajar tidak melebihi 32 siswa adalah 71%.mengalami penurunan 2,91 % 3). Pada tahun 2017 prosentase sekolah jenjang SD yang semua rombongan belajar tidak melebihi 32 orang ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%.
4).
Beberapa penyebab naiknyaturunnya prosentase sekolah jenjang SD yang rombongan belajar tidak melebihi 32 siswa adalah:
Besarnya minat masyarakat terhadap sekolah tertentu.
Rendahnya kesadaran sekolah dan masyarakatuntuk mematuhi aturan
yang
telah
ditetapkan
dalam
juknis
dan
kuota
penerimaan peserta didik.
Terdapat sekolah yang memiliki rombel siswa kurang dari 32 anak karena terbatasnya pendaftar.
Terdapat sekolah yang telah regrouping.
3)
Efisiensi Sumber Daya 38
Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6).
Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program :Pendidikan dasar sembilan tahun
Program : Pendidikan menengah
Kegiatan :
b.
Penyebarluasan berbagai informasi pendidikan dasar
Penerimaan peserta didik baru
Prosentase jumlah SD/MI yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, dan papan tulis. 1).
Prosentase jumlah SD yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah 68,09% dari jumlah SD 94 sekolah. Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase jumlah SD yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah 70,1%. Mengalami penurunan 2,01%
2).
Dibandingkan
tahun 2014 prosentase yang dicapai adalah
73,2%, lebih rendah 5,11% 3)
Pada tahun 2017 prosentase yang ditargetkan adalah 100% dan tahun 2018 adalah 100%.
4).
Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SD yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah: 39
Pengalihan pemanfaatan ruang kelas menjadi ruang guru atau ruang penunjang belajar lainnya.
Pengadaan
mebeleur
belum
dilaksanakan
secara
maksimal 5).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangani
7). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan c
Pengadaan Mebeluer Sekolah
Prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang 1).
Prosentase jumlah SMP yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang adalah 100% dari jumlah SMP 24 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang adalah 96%, mengalami kenaikan 4 %.
2).
Dibandingkan tahun 2014 realisasinya adalah 100%, tidak mengalami perubahan.
3). Pada tahun 2017 prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang ditargetkan 100% dan tahun 2018 adalah 100% 4). Penyebab menurunnya prosentase jumlah SMP/MTs yang semua rombelnya tidak melebihi 36 orang adalah karena:
Besarnya minat masyarakat terhadap sekolah tertentu.
Sekolah tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan dalam kuota penerimaan peserta didik. 40
5).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangani
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program :Pendidikan dasar sembilan tahun
Program : Pendidikan menengah
Kegiatan :
Penyebarluasan berbagai informasi pendidikan dasar
Penerimaan peserta didik baru
b. Prosentase jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis. 1).
Prosentase jumlah SMP yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah 95,8% dari jumlah SMP 24 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SMP yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah 96%, mengalami penurunan 0,2%
2).
Dibandingkan
tahun 2014 prosentase yang dicapai adalah
100% dari jumlah SMP 21 sekolah, lebih rendah 4,2%. 3)
Pada tahun 2017 prosentase yang ditargetkan adalah 100% dan tahun 2018 adalah 100%.
4).
Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SMP yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja
41
dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah berdirinya 2 sekolah baru yang belum memenuhi. 5).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangani
6) Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan
Pengadaan Mebeluer Sekolah
17. Sasaran : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan IKU
:
Di setiap SMP dan MTS tersedia ruang laboratorium IPA yang
dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal
satu
set peralatan
praktek IPA
untuk demonstrasi
dan
eksperimen peserta didik a.
Prosentase jumlah SMP/MTs yang telah memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja kursi untuk 36 peserta 1).
Prosentase
jumlah
SMP
yang
telah
memiliki
ruang
laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja kursi untuk 36 peserta adalah 92% dari jumlah SMP 24 sekolah. Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase jumlah SMP yang telah memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja kursi untuk 36 peserta
adalah 92% tidak mengalami
perubahan. 2).
Dibandingkan tahun 2014 prosentase jumlah SMP yang telah memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja 42
kursi untuk 36 peserta
adalah 100% dari jumlah SMP 23
sekolah, menurun 8%. 3).
Pada tahun 2017 jumlah SMP yang telah memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja kursi untuk 36 peserta ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%.
4).
Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SMP yang telah memenuhi 1 ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, papan tulis adalah:
Berdirinya
sekolah baru belum memiliki fasilitas sarana
prsarana tersebut.
Anggaran telah disediakan namun terkendala juknis dan kesiapan pelaksana.
5).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan 6). Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan ; Pembangunan Laboratorium Dan Ruang Praktek Sekolah Pengadaan Alat Praktik Dan Peraga Siswa Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik Dan Peraga Siswa Pengembangan
Materi
Belajar
Mengajar
&
Metode
Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi b.
Prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik
43
1).
Prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik adalah 100% dari jumlah SMP yaitu 25 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik adalah 95,2% mengalami kenaikan 4,8%.
2).
Dibandingkan tahun 2014 Prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik adalah 95,2%, mengalami kenaikan 4,8%.
3)
Pada tahun 2017 prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik ditargetkan 100% dan pada tahun 2018 adalah 100%.
4).
Beberapa penyebab naiknya prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik adalah karena :
sekolah belum secara tertib melaporkan peralatan praktek IPA yang dimiliki melalui DAPODIK
Adanya penganggaran untuk pengadaan dan pemeliharaan peralatan IPA..
5).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan 6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan ; Pengadaan Alat Praktik Dan Peraga Siswa 44
Pemeliharaan Rutin/Berkala Alat Praktik Dan Peraga Siswa Pengembangan
Materi
Belajar
Mengajar
&
Metode
Pembelajaran Dengan Menggunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi 18. Sasaran : Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendidikan IKU :Di setiap SD/MI tersedia 1 ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan sta kependidikan lainnya, dan di setiap SMP/MTS tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru a.
Di setiap SD/MI tersedia 1 ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan staf kependidikan lainnya 1).
Prosentase jumlah
SD/MI tersedia 1
ruang guru yang
dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan staf kependidikan lainnya adalah 34% dari jumlah SD 94 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SD/MI tersedia 1 ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan staf kependidikan lainnya adalah 32%, mengalami kenaikan 2%. 2).
Dibandingkan tahun 2014 prosentase jumlah SD/MI tersedia 1 ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan staf kependidikan lainnya adalah 100% , mengalami penurunan 66%.
3)
Pada tahun 2017 prosentase jumlah SD/MI tersedia 1 ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan staf kependidikan lainnya ditargetkan 100% dan tahun 2018 adalah 100%.
45
4).
Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah
SD/MI
tersedia 1 ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah, dan staf kependidikan lainnya adalah karena :
sekolah belum secara tertib melaporkan kondisi yang dimiliki melalui DAPODIK
Keterbatasan
luas
lahan
sekolah
sehingga
tidak
memungkinkan untuk dibangun baru. 5).
Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara
lain:
SDM
Keuangan 6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan ;
b.
Pemeliharaan Rutin/Berkala Bangunan Sekolah
Rehabilitasi sedang/berat ruang guru sekolah
Prosentase
setiap SMP/MTS memiliki ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru 1). Prosentase
SMP/MTS memiliki ruang kepala sekolah yang
terpisah dari ruang guru adalah 60 % dari jumlah SMP yaitu 25 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase
SMP/MTS memiliki
ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru adalah 60% sama dengan tahun 2016. 2).
Dibandingkan tahun 2014prosentase SMP/MTS memiliki ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru adalah 100% mengalami penurunan 40%. 46
3).
Beberapa penyebab menurunnya prosentase setiap SMP/MTS memiliki ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru adalah:
Sekolah belum secara tertib melaporkan
ruang kepala
sekolah yang terpisah dari ruang guru melalui DAPODIK.
Keterbatasan luas lahan yang dimiliki sehingga tidak memungkinkan untuk dibangun ruang kepala sekolah baru.
4). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6).Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Kegiatan :
Pemeliharaan
rutin/berkala
rumah
dinas
Kepala
Sekolah,Guru, Penjaga Sekolah
Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas Kepala Sekolah, Guru, Penjaga Sekolah
19. Sasaran : Meningkatan kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan pada jenjang SD/MI IKU : Prosentase disetiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32
peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan
pendidikan a. Prosentase jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik 47
1).
Prosentase jumlah SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik adalah 93% dari jumlah SD 94 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik adalah 94,85% mengalami penurunan 1,85%.
2). Dibandingkan tahun 2014 prosentase jumlah SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik adalah 100%, mengalami penurunan 7%. 3). Pada tahun 2017 target prosentase jumlah SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik adalah 100% dan tahun 2018 adalah 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik adalah karena:
sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun atau pindah ke luar kota
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan 6).Programdan
Kegiatan
yangmenunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan.
48
b Prosentase disetiap SD/MI tersedia 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan 1).
Prosentase disetiap SD tersedia 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan 94,68% dari jumlah SD 94 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase disetiap SD tersedia 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan 94,85% mengalami penurunan 0,17%.
2) Dibandingkan tahun 2014 Prosentase disetiap SD tersedia 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan 100%, mengalami penurunan 5,32%. 3). Pada tahun 2017 prosentase disetiap SD tersedia 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SD yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didikkarena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun
Pindah ke luar kota
Mutasi ke sekolah lain
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan 6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; 49
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 20. Sasaran : Meningkatan kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan pada jenjang SMP/MTs IKU
: Disetiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata
pelajaran dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran 1).
Prosentase disetiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran adalah 24% dari jumlah SMP 25 sekolah. Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase disetiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran adalah 24%, tidak mengalami perubahan.
2). Dibandingkan tahun 2014 prosentase disetiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran 100% mengalami penurunan 76%. 3).
Beberapa penyebab menurunnya prosentase disetiap SMP tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran adalah karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun atau pindah ke luar kota
Berdirinya sekolah baru.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antaralain:
SDM
Keuangan 6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : 50
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 21.
Sasaran
:
meningkatkan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan pada tingkat SD/MI IKU : Disetiap SD/MI tersedia 2 (dua) kualifikasi akademik S1 atau DIV
orang guru yang memenuhi
dan 2 orang guru yang telah
memiliki kualifikasi pendidik a.
Prosentase disetiap SD/MI tersedia 2 (dua)
orang guru yang
memenuhi kualifikasi akademik S1. 1). Disetiap SD tersedia 2 (dua)
orang guru yang memenuhi
kualifikasi akademik S1 adalah 98,93% Dibandingkan tahun 2015 disetiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 adalah
94,85%
mengalami kenaikan 4,087%. 2). Dibandingkan tahun 2014 prosentase disetiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 adalah 100%, mengalami penurunan 1,07% 3). Pada tahun 2017 prosentase disetiap SD tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase disetiap SD tersedia 2 (dua)
orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik
S1.adalah karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun,
Berkurangnya guru karena pindah ke luar kota
Berkurangnya guru karena mutasi ke sekoalh lain 51
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya Antaralain:
SDM
Keuangan 6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
52
b.
Prosentase jumlah SD/MI yang memiliki kualifikasi sertifikasi pendidik 1).
Prosentase jumlah SD yang memiliki kualifikasi sertifikasi pendidik adalah 98,94 dari jumlah seluruh SD 94 sekolah. Dibandingkan pada tahun 2015 Prosentase jumlah SD yang memiliki
kualifikasi
sertifikasi
pendidik
adalah
94,85%
mengalami kenaikan 4,086% 2).
Dibandingkan tahun 2014 prosentase jumlah SD yang memiliki kualifikasi sertifikasi pendidik adalah 97% mengalami kenaikan 1,94%
3).
Pada tahun 2017 prosentase jumlah SD yang memiliki kualifikasi sertifikasi pendidik ditargetkan 100% dan pada tahun 2018 ditargetkan 100%.
4).
Beberapa penyebab naiknya prosentase disetiap SD memiliki kualifikasi sertifikasi pendidik karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun,
Berkurangnya guru karena mutasi ke sekolah lain
Berkurangnya jumlah sekolah karena ada regrouping.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan 6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 53
Pelatihan
Bagi
Pendidik
Untuk
Memenuhi
Standar
Kompetensi Tenaga Kependidikan Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal 22.
Sasaran
:
Meningkatkan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan pada tingkat SMP/MTs IKU : Prosentase disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak 70 % dan separuh diantaranya telah memiliki sertifikat pendidik. a.
Prosentase disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak >=70 % 1). Prosentase disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak >=70 % pada tahun 2015 adalah 92% dari jumlah SMP 25 sekolah. Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase disetiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak>= 70 % pada tahun 2015 adalah 92% tidak mengalami perubahan.. 2).
Dibandingkan tahun 2014 prosentase disetiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak 70 % adalah 100% mengalami penurunan 8%.
3). Pada tahun 2017 prosentase disetiap SMP tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak >= 70 % ditargetkan 100%. 54
4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase disetiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D IV sebanyak >=70 % karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun,
Berkurangnya guru karena mutasi ke sekolah
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal b.
Prosentasejumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik >=35%
55
1).
Prosentasejumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik >=35% adalah 92% dari jumlah SMP 25 sekolah. Prosentasejumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik >=35% adalah 92% tidak mengalami perubahan.
2).
Dibandingkan tahun 2014 prosentase sejumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik >=35% adalah 100% mengalami penurunan 8%
3).
Pada tahun 2017 prosentasejumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik >=35% ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%.
4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase jumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik >=35% karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun,
Berkurangnya guru karena mutasi ke sekolah kaib
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan 56
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal 23.
Sasaran
:
Meningkatkan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan pada tingkat SMP/MTs IKU : Prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidikmasingmasing satu orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN 1).
Prosentase jumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidikmasingmasing satu orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN adalah 40% dari jumlah SMP yaitu 25. Dibandingkan tahun 2015 prosentase jumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidikmasing-masing satu orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN adalah 40%, tidak mengalami perubahan.
2).
Dibandingkan pada tahun 2014 prosentase jumlah SMP yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidikmasing-masing satu orang untuk 57
mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN adalah 100%, mengalami penurunan 60%. 3). Pada tahun 2017 prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidikmasing-masing satu orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN ditargetkan 100% dan pada tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Beberapa penyebab menurunnya prosentase prosentase jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidikmasing-masing satu orang untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Berkurangnya guru karena pensiun,
Berkurangnya guru karena mutasi ke sekolah
Terbatasnya guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik untuk mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, B. Inggris, dan PKN
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam
rangka
mencapai
sasaran
strategis
terjadi
efisiensi
sumberdaya antara lain:
SDM Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
Kegiatan ;
Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi
Tenaga Kependidikan
58
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan
Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
24,
Sasaran
:
Meningkatkan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan pada tingkat SD/MI IKU
: Prosentase semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. 1). Prosentase kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 78,72% dari jumlah SD 94 sekolah. Dibandingkan tahun 2015 prosentase kepala SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 76,29% mengalami kenaikan 2.43% 2). Dibandingkan tahun 2014 semua kepala SD/Mi berkualifikas akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 100%, menurun 22%. 3) Pada tahun 2017 semua kepala SD/Mi berkualifikas akademik S-1 atau DIV dan telah memiliki sertifikat pendidik ditargetkan 100% dan 2018 ditargetkan 100%, 4).
Beberapa
penyebab
naiknya
prosentase
semua
kepala
SD/Mi
berkualifikas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Adanya kekosongan jabatan kepala sekolah pada sebagian sekolah 59
Sebagian kepala sekolah SD swasta belum memiliki sertifikat pendidik.
Beberapa sekolah mengalami regrouping.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain: SDM Keuangan 6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu : Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Kegiatan ;
Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
25.Sasaran : Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan pada tingkat SMP/MTs, IKU : Prosentase kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 60
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
1). Prosentase kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 60 % dari jumlah SMP, 25 sekolah. Dibandingkan
tahun
2015
prosentase
kepala
SMP/MTs
berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 60 % dari jumlah SMP tidak mengalami perubahan. 2). Dibandingkan tahun 2014 prosentase kepala SMP/MTs berkualifikas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 100%, mengalami penurunan 40%. 3). Pada tahun 2017 prosentase kepala SMP/MTs berkualifikas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4).Beberapa
penyebab
menurunnyaprosentase
semua
kepala
SD/Mi
berkualifikas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik karena:
Sekolah belum secara tertib melaporkan melalui DAPODIK.
Adanya kekosongan jabatan kepala sekolah pada sebagian sekolah
Sebagian kepala sekolah SD swasta belum memiliki sertifikat pendidik.
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6).Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalanpencapaian sasaran strategis yaitu : Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik 61
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik Penyelenggaraan
Pelatihan
Pendidik
Dan
Tenaga
(PTK)
Kependidikan Formal 26. Sasaran : Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan IKU : Prosentase jumlah Pengawas SD/MI/SMP/MTS berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Prosentase Pengawas SD berkualifikas akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 1). Prosentase Pengawas SD berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 100% dari jumlah pengawas SD 9 orang. 2). Dibandingkan tahun
2015 prosentase Pengawas SD berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 100% tidak mengalami perubahan. Dibandingkan pada tahun 2014 prosentase
Pengawas SD berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 100%. 3). Pada tahun 2017 prosentase Pengawas SD berkualifikasi akademik S-1 62
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik ditargetkan100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
5).
Program
dan
Kegiatan
yang
menunjang
keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan TenagaKependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
Prosentase Pengawas SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik
63
1). Prosentase Pengawas SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 100% dari seluruh jumlah penagwas 3 orang. 2) Dibandingkan
tahun 2015 prosentase Pengawas SMP berkualifikasi
akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 100%, tidak mengalami 3). Dibandingkan tahun 2014, prosentase Pengawas SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik adalah 100% tidak mengalami perubahan. 4). Pada tahun 2017 prosentase Pengawas SMP berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik ditargetkan 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%. 5). Efisiensi Sumber Daya o Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6). Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran strategis yaitu :
Program Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan Kegiatan ; Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik
Pelaksanaan Uji Kompetensi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi Tenaga Kependidikan
Pengembangan Mutu Dan Kualitas Program Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Pendataan Dan Pemetaan Pendidik 64
Dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan Sistem Penghargaan Dan Perlindungan Terhadap Profesi Pendidik
Penyelenggaraan Pelatihan Pendidik Dan Tenaga (PTK) Kependidikan Formal
27
Sasaran
:Meningkatkan
kompetensi
pendidik
dan
tenaga
kependidikan IKU
:
Prosentase
pemerintah
kota
memiliki
rencana
dan
melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif 1). Prosentase pemerintah kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif adalah 100%. 2). Dibandingkan pada tahun 2015 prosentase pemerintah kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif adalah 100% tidak mengalami perubahan. Dibandingkan tahun 2014 prosentase pemerintah Kab/Kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektifadalah 100%, tidak mengalami perubahan. 3). Pada tahun 2017 ditargetkan Pemerintah Kab/Kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif 100% dan tahun 2018 ditargetkan 100%. 4). Tidak ada permasalahan karena pengembangan kurikulum sudah tercantum dalam renstra dan program kegiatan di bidang
pendidikan
dasar. 65
5). Efisiensi Sumber Daya Dalam rangka mencapai sasaran strategis terjadi efisiensi sumberdaya antara lain:
SDM
Keuangan
6). Program dan Kegiatan
yang menunjang
keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran strategis yaitu : Program Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Kegiatan Pegembangan Kurikulum
Pencapaian kinerja bila dibandingkan pada antara tahun 2016 dan tahun 2015 mengalami keberhasilan dan penurunan kinerja dibeberapa bidang
hal ini
dipengaruhi oleh : 1. Jumlah personil/SDM
yang berkompeten di Disdipora, UPTD dan
sekolah; 2. Penyedia barang/jasa; 3. Aturan baru, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dari Pemerintah, Kemendikbud atau Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prop. Jawa Tengah 4. Kesesuaian pagu anggaran dengan harga di lapangan terutama sarpras (misalnya sanitasi); 5. Kesiapan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan; 6. Kegiatan yang mendesak dan harus dilaksanakan; 7. Sasaran yang tidak memeuhi persyaratan; 8. Anggaran yang diluncurkan dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan
masalah-masalah
yang
dapat
diidentifikasikan
dari
hasil
pengukuran indikator kinerja, strategi pemecahan masalah yang akan dilakukan olah Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Salatiga adalah : 66
1. Pemantauan dan pembimbingan melalui kegiatan POK secara rutin 2. Penggunaan SDM semaksimal mungkin dan melibatkan instansi lain yang berkompeten 3. Melaksanakan kegiatan dengan anggaran seefisien mungkin 4. Melakukan perencanaan penyusunan RKA/DPA dengan cermat. 5. Berkoordinasi dengan instansi terkait. 6. Penganggaran kembali tahun 2016. Berkaitan dengan kegiatan per program, selain hal tersebut di atas dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Peningkatan kualifikasi dan sertifikasi pendidik Sesuai Undang-undang 14/2005 tentang Guru dan Dosen, guru sebagai profesi maka guru harus memenuhi kualifikasi minimal S1/D4. Sehingga pada tahun 2014 semua guru harus sudah S1 atau dalam proses penyelesaian S1/D4, melalui:Penyetaraan S1/D4,Beasiswa S1/D4 bagi pendidik, Sertifikasi pendidik, Pembinaan guru tersertifikasi 2. Penerapan metodologi Pendidikan Akhlak Mulia dan Karakter Bangsa Sistim
pembelajaran
yang
mendorong,
membangun
dan
mengembangkan akhlak mulia dan karakter bangsa, dikarenakan maraknya radikalisme, narkoba, pornografi dan pornoaksi, serta perilakuperilaku menyimpang sudah sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat, bangsa dan negara, antara lain melalui: 1)
Menanamkan pendidikan moral yang diintregasikan mutan agama,
budi
pekerti,
kebersihan,peduli
kebanggaan
lingkungan
dan
bernegara,
peduli
ketertiban
dalam
penyelenggaraan pendidikan. 2)
Mengembangkan kurikulum pendidikan bermuatan soft skill untuk meningkatkan akhlak mulia dan karakter bangsa.
67
3.
Pengembangan metodologi pendidikan formal dan non formal yang membangun manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif dan wirausaha melaluipengembangan ekonomi kreatif, keterampilan dan bakat individu
4.
Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas (1)Pemberdayaan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (2)Pengembangan profesional Kepala Sekolah secara berkelanjutan (3)Pengembangan profesional Pengawas
5.
Penyediaan dan pemetaan
pendidik dan tenaga kependidikan
(pustakawan, laboran, tenaga administrasi, dsb) 6.
Pengembangan profesional pendidik berkelanjutan melalui (1) Pelatihan bagi pendidik, (2) Peningkatan peran dan fungsi KKG, MGMP (3) pengembangan kegiatan penelitian oleh guru
7.
Keterpaduan sistim evaluasi pendidikan (1) Pengembangan sistem online dengan sekolah (2) Peningkatan kapasitas SDM perencanaan (3) Peningkatan pencapaian hasil ujian nasional
8.
Penyediaan prasarana dan sarana pendidikan pada semua jenjang pendidikan (1) Pendataan dan penganggaran kebutuhan sarpras (2) Perbaikan mutu pelaksanaan (3) Tertib administrasi dan pengamanan aset
9. Pemberdayaan Tim Pengembang Kurikulum Tingkat Kota Salatiga (1) Evaluasi kurikulum (2) Penyelarasan kurikulum (3) Penyusunan kurikulum pendidikan karakter 10.Penataan birokrasi bidang pendidikan (1) Penataan personil (SDM) pendidik dan tenaga kependidikan (2)
Pembinaan
dan
pengembangan
pendidik
dan
tenaga
kependidikan 11. Pengembangan potensi siswa sesuai bakat dan minat 68
(1)
Fasilitasi lomba kesiswaan (olahraga, sains, olimpiade, OSN,
(2)
festival, ketrampilan, dsb)
(3)
Pembinaan dan pengembangan karakter siswa termasuk moral agama
(4) Penyediaan beasiswa bagi yang miskin dan berprestasi 9. Peningkatan kerjasama dengan DUDI dan stakeholders pendidikan (1) Mendorong partisipasi kerjasama dan kemitraan dengan DUDI, Dewan Pendidikan, IGTKI, PGRI, BAP S/M dan Perguruan Tinggi (2) Penyelarasan kurikulum sesuai kebutuhan DUDI (4) Sertifikasi keahlian siswa 10. Penguatan dan perluasan
penyelenggaraan Non Formal dan
Informal (1) Penyetaraan gender (2) Perluasan layanan PAUD (3) Pengembangan dan pembinaan kursus (4) Penyelenggaraan pendidikan kesetaraan. (5) Pembinaan dan pelatihan pengelola, tutor, pamong belajar, 11. Keterjangkauan Pelayanan pendidikan kepada seluruh untuk
memperoleh
akses
masyarakat kota Salatiga
pendidikan
yang
bermutu,
terjangkau,bermutu,berkesetaraan dan kepastian. 12. Kualitas (1) Peningkatan prestasi hasil pendidikan, kelulusan dan capaian nilai kelulusan (2) Memperluas jaringan kerjasama dengan DUDI/Ekonomi kreatif dan stakeholders pendidikan (3) Penyelarasan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan DUDI (4) Peningkatan Prestasi pada tingkat propinsi dan Nasional (5) Peningkatan daya serap lulusan pada lapangan kerja 13. Kesetaraan
69
(1) Seluruh masyarakat Kota Salatiga dengan keragaman status sosial, ekonomi, latar belakang agama, budaya serta faktor lain berhak atas layanan pendidikan yang berkualitas (2) Menurunnya disparistas kesetaraan gender bidang pendidikan termasuk garapan PNF (3) Merupakan kebijakan untuk mendorong terselenggaranya pendidikan
khusus
dan
pendidikan
inklusif
sehingga
memperluas akses pendidikan bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus baik
karena kelainan fisik, emosional,
mental, sosial, atau memiliki potensi bakat istimewa atau kecerdasan luar biasa. 14. Kepastian Kebijakan strategis dalam rangka peningkatan dan
percepatan
layanan pendidikan yang merata, terjangkau, bermutu dan dijamin kepastiannya, maka
tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan
publik pendidikan perlu terus ditingkatkansecara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan Kerja Sama BNSP S/M, LSP dan TUK untuk Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi Aparat Perencanaan dan Penganggaran (2) Peningkatan Kapasitas Pengembangan Manajemen Sekolah (3) Peningkatan
Sistem
Pengendalian
Internal
(SPI)
dan
berkoordinasi dengan Badan Pengawas (4) Peningkatan kapasitas dan kompetensi aparat perencanaan dan penganggaran (5) Peningkatan kapasitas dan kompetensi managerial aparat (6) Peningkatan ketaatan pada peraturan perundang-undangan (7) Penataan regulasi pengelolaan pendidikan
70
Program-program dan kegiatan yang tidak menunjang
tercapainya
kinerja adalah kegiatan yang penyerapan keuangan/fisiknya adalah 0% Yaitu Program/kegiatan : I.Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun 1. Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa 2. Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah 3. Rehabilitasi sedang/berat perpustakaan sekolah 4. Pengembangan materi belajar mengajar dan metode pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi II. Program Pendidikan Menengah 1.Pembangunan laboratorium dan ruang praktikum sekolah (laboratorium bahasa,Komputer,IPA,IPS dan lain-lain) 2. Pembangunan perpustakaan sekolah 3. Pengadaan buku-buku dan alat tulis siswa
71