PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA BAPERMAS KOTA SALATIGA TAHUN 2017
1
AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2016
A. Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas Kinerja Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan (Bapermasper, KB dan KP) Kota Salatiga adalah perwujudan Bapermasper, KB dan KP Kota Salatiga untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2016. Kinerja Bapermasper, KB dan KP Kota Salatiga Tahun 2016 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang telah ditetapkan. Pada bab ini akan disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, analisis dan evaluasi akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/ kendala dan langkah –langkah yang diambil guna mengatasi hambatan/ kendala dan permasalahan. Selain itu akan disajikan akuntabilitas keuangan dengan menyajikan anggaran kegiatan tahun 2016 dengan realisasi keuangannya. Sasaran 1: “ Meningkatnya Keberdayaan Organisasi dan Lembaga Kemasyarakatan ” Indikator Kinerja Utama a. Rata-rata jumlah kelompok binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebanyak 2 kelompok per kelurahan dapat tercapai sebanyak 2 kelompok, dapat terealisasi sebesar 100% 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu.
2
Pada tahun 2015 target sebanyak 2 kelompok dapat tercapai 2 kelompok dalam hal ini untuk tahun 2015, dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebanyak 2 kelompok 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain didukung oleh beberapa faktor antara lain antusiasme warga masyarakat dalam berpartisipasi membangun lingkungan mereka, program pemerintah yang mendukung pembangunan sarana dan prasarana di lingkungan masyarakat, untuk meningkatkan motivasi kerja LPMK pada tahun 2016 telah direalisasikan pemberian insentif kepada 23 ketua LPMK se Kota Salatiga. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
pencapaian
sasaran
tersebut
terdapat
anggaran
sebesar
Rp. 323.800.000,- dapat terealisasi sebesar Rp. 286.778.500,- atau sebesar 88,57 %,
tingginya kesadaran masyarakat akan keberadaan kelompok
masyarakat pada bidang sarana dan prasarana, sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi serta bidang lain bermanfaat sebagai sarana peningkatan aktifitas pembangunan wilayah (Kelurahan) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan itu pula tidak luput dari SDM yang memadai dalam kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) itu sendiri, dan kesinambungan pembinaan oleh Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan
b. Cakupan
Lembaga
Pemberdayaan
Masyarakat
Kelurahan
(LPMK)
berprestasi 3
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 65 % dapat tercapai sebesar 65 %, dapat terealisasi sebesar 100 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 54 % dapat tercapai 54 %, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 72 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Pembangunan di tingkat kelurahan memang perlu didukung oleh adanya peran serta masyarakat secara nyata, karena hanya dengan dukungan masyarakat itulah pembangunan di wilayah Kelurahan dimungkinkan dapat berjalan secara lebih efektif. Salah satu lembaga yang dapat menampung aspirasi masyarakat tingkat kelurahan adalah LPMK Terbentuknya Lembaga Kemasyarkaatan di Kelurahan dalam rangka mewujudkan peran serta masyarakat
dalam
kemasyarakatan Lembaga
pelaksanaan
serta
melestarikan
masyarakat
dapat
Pemerintahan, nilai-nilai
bersinergi
pembangunan
kehidupan
dengan
baik
dan
masyarakat.
dengan
aparat
Pemerintahan Kelurahan. Sehingga semua kegiatan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
pencapaian
sasaran
tersebut
terdapat
anggaran
sebesar
Rp. 323.800.000,- dapat terealisasi sebesar Rp. 286.778.500,- atau sebesar 88,57 %, tingginya kesadaran masyarakat akan keberadaan kelompok 4
masyarakat atas bidang sarana dan prasarana, sosial, budaya, lingkungan dan ekonomi serta bidang lain bermanfaat sebagai sarana peningkatan aktifitas pembangunan
wilayah
(Kelurahan)
dan
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan itu pula tidak luput dari SDM yang memadai dalam kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) itu sendiri. Untuk meningkatkan motivasi kerja LPMK pada tahun 2016 telah direalisasikan pemberian insentif kepada 23 ketua LPMK se Kota Salatiga. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Kegiatan pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat pedesaan
c. Cakupan Posyandu Aktif 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, Kota salatiga terdapat 285 posyandu yang semuanya aktif sehingga dapat terealisasi sebesar 100% 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 100 % dapat tercapai 100 %, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Cakupan Posyandu aktif merupakan salah satu indikator untuk mencapai sasaran tersebut, di kota Salatiga memiliki 285 Posyandu yang seluruhnya aktif. Keberhasilan dalam pelaksanaan posyandu sendiri didukung oleh SDM 5
kader posyandu yang aktif dalam menggerakkan masyarakat, peran serta masyarakat yang memahami akan pentingnya posyandu dan didukung oleh program pemerintah kota salatiga. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
pencapaian
sasaran
tersebut
terdapat
anggaran
sebesar
Rp. 42.000.000,- dapat terealisasi sebesar Rp. 21.970.000,- atau sebesar 52,31 %, Penggunaan sumberdaya yang ada dalam mencapai sasaran tersebut didukung dari berbagai unsur, baik dari unsur pemerintah (mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan, dan SKPD terkait Tingkat Kota, UPTD Puskesmas), maupun lembaga masyarakat (LPMK, dan PKK tingkat RW dan RT ) dan peran serta aktif Kader Posyandu. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Peningkatan Pemanfaatan sarana Kesehatan
Sasaran 2: “ Meningkatnya Jaminan dan Kepastian Hukum terhadap Perlindungan Hak Perempuan dan Anak ” Indikator Kinerja Utama a. Prosentase pengaduan tentang kekerasan terhadap perempuan yang telah diselesaikan 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 5 kasus, dapat terselesaikan 7 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 140 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 100 % dapat tercapai 100 %, target pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 4 kasus, dapat terselesaikan 4 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 100%, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%.
6
3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Faktor pendukung keberhasilan pencapaian sasaran ini tidak lepas dari Pelaksanaan Sosialisasi tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan semakin mengertinya masyarakat tentang KDRT serta meningkatnya keberanian masyarakat untuk melaporkan kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2015 sebesar
Rp.
95.375.000,- dapat terealisasi Rp. 48.626.744,- atau terserap sebesar 50,98 %, dan didukung oleh sumber daya dari Kejaksaan Negeri, Kementerian Agama, Polresta, Bappeda, Bagian Hukum, Tim Penggerak PKK, Pusat Penelitian Studi Gender (PPSG) UKSW yang tergabung dalam tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A). 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
-
Pelaksanaan
Sosialisasi
yang
terkait
dengan
kesetaraan
gender,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak -
Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan gender
-
Pembinaan organisasi perempuan
-
Peningkatan
kapasitas
dan
jaringan
kelembagaan
pemberdayaan
perempuan dan anak -
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
7
b. Prosentase pengaduan tentang pelanggaran terhadap hak anak yang dapat diselesaikan 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, target pengaduan kekerasan terhadap perempuan sebanyak 5 kasus, dapat terselesaikan 13 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 260 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Pada tahun 2015 target sebesar 100 % dapat tercapai 100 %, target pengaduan kekerasan terhadap Anak sebanyak 5 kasus, dapat terselesaikan 5 kasus, sehingga dapat terealisasi sebesar 100%, dalam hal ini untuk tahun 2015 dapat tercapai sebesar 100%. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Tidak ada 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Faktor pendukung keberhasilan pencapaian sasaran ini tidak lepas dari Pelaksanaan Sosialisasi tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan semakin mengertinya masyarakat tentang KDRT serta meningkatnya keberanian masyarakat untuk melaporkan kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar
Rp.
95.375.000,- dapat terealisasi Rp. 48.626.744,- atau terserap sebesar 50,98 %, dan didukung oleh sumber daya dari Kejaksaan Negeri, Kementerian 8
Agama, Polresta, Bappeda, Bagian Hukum, Tim Penggerak PKK, Pusat Penelitian Studi Gender (PPSG) UKSW yang tergabung dalam tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A). 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Fasilitasi upaya perlindungan perempuan terhadap tindak kekerasan
-
Pendidikan dan pelatihan peningkatan peran serta dan kesetaraan gender
-
Pelaksanaan
Sosialisasi
yang
terkait
dengan
kesetaraan
gender,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak -
Pembinaan organisasi perempuan
-
Peningkatan
kapasitas
dan
jaringan
kelembagaan
pemberdayaan
perempuan dan anak -
Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak
Sasaran 3: “ Meningkatnya Kualitas dan Pemerataan Pelayanan KB ” Indikator Kinerja Utama a. Cakupan PUS yang Istrinya dibawah usia 20 tahun 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Tahun
2016
target
yang
ditetapkan
sebesar
3,5%
dapat
tercapai
2,8%, tingkat keberhasilan sebesar 125 %. 2. kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tidak ada 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Tidak ada 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 3,5 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan peserta KB aktif telah melampuai standar nasional dengan angka 2,8 %.
9
5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Faktor pendukung dalam menunjang keberhasilan adanya dukungan dari para tokoh masyarakat untuk dilibatkan dalam penggerakan dan KIE bagi PUS dan Konseling pra nikah. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar
Rp.
95.375.000,- dapat terealisasi Rp. 48.626.744,- atau terserap sebesar 50,98 %, dan didukung oleh sumber daya dari jumlah kader PPKBD yang memenuhi standar Nasional yaitu 1 Kelurahan 1 Kader PPKBD 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Penyediaan Biaya Operasional Keluarga Berencana
b. Cakupan peserta KB Aktif 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Tahun 2016
target
yang
ditetapkan
sebesar
76 %
dapat tercapai
79,28 %, tingkat keberhasilan sebesar 104,31% Cakupan peserta KB aktif tahun 2016 berjumlah 21.383 dari 26.971 PUS. 2. kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target
yang ditetapkan sebesar
76 %
dapat tercapai
80,95 %, tingkat keberhasilan sebesar 106,51 %. tahun 2015 berjumlah 28.363 PUS dari 35.038 PUS. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 76 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional 10
Target standar nasional ditetapkan sebesar 65 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan peserta KB aktif telah melampuai standar nasional dengan angka 79,28 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain faktor pendukung (ketersediaan alat kontrasepsi, jarak rumah ke puskesmas, waktu tempuh dan biaya yang terjangkau), faktor pendorong (dukungan dari petugas kesehatan). Dalam pelaksanaannya beberapa indikator sasaran saling berkaitan misalnya cakupan peserta KB aktif dapat tercapai melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar
79,28 %.
6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran untuk pengadaan alat kontrasepsi tahun 2016 sebesar Rp. 125.000.000,- dapat terealisasi
Rp.
106.398.500,- atau terserap sebesar 85,12 %, Pencapaian sasaran tersebut tidak lepas dari sumber daya yang digunakan antara lain Tenaga Pelayanan KB yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk melayani masyarakat di 23 Kelurahan, Mobil unit penerangan KB, kemitraan dengan fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas), Organisasi Masyarakat (Aisiyah, Muslimat NU), Polri, PKK, Organisasi Profesi (IBI). 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Pelayanan KIE
-
Pembinaan keluarga berencana
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
-
Pengadaan Alat Kontrsepsi
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
-
Peningkatan Kualitas Pelayanan KB
c. Ratio PLKB 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016
11
Target tahun 2016 sebesar 2 : 1
dapat tercapai sebesar 2,5 : 1, tingkat
keberhasilan sebesar 80 % 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target sebesar 2 : 1
dapat tercapai sebesar 2,5 : 1, tingkat
keberhasilan sebesar 80 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi menetapkan rasio perbandingan 2 : 1, yang artinya 2 Kelurahan ditangani oleh 1 Tenaga Penyuluh KB. 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan rasio perbandingan 2 : 1, yang artinya 2 Kelurahan ditangani oleh 1 Tenaga Penyuluh KB. untuk mendapatkan hasil yang optimal rasio Tenaga Penyuluh KB yang ideal sesuai dengan target nasional adalah 2 : 1 yang artinya 2 kelurahan ditangani oleh 1 tenaga PLKB. Kota salatiga memiliki rasio perbandingan 2,5 : 1, berarti kota Salatiga belum memiliki rasio perbandingan tenaga Penyuluh KB yang ideal, untuk mencapai perbandingan yang ideal antara jumlah PLKB dan jumlah kelurahan sehingga masih kekurangan tenaga PLKB sebanyak 3 orang. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Kota salatiga memiliki rasio perbandingan 2,5:1, maka kota Salatiga belum memiliki rasio perbandingan tenaga Pelayanan KB yang ideal. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dari 9 Petugas PLKB ditempatkan 2 Petugas di masing-masing Kecamatan, kecuali Kecamatan Tingkir terdapat 3 Petugas PLKB dikarenakan jumlah Kelurahan yang mencapai 7 Kelurahan, banyaknya jumlah PUS dan terbatasnya Petugas Sub PPKBD yang terdapat di Kecamatan Tingkir. 12
6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Mutu dan jangkauan pelayanan program KB sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu tenaga pelaksana program KB. Dalam rangka meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan program KB dilakukan usaha-usaha pendidikan dan pelatihan bagi tenaga program KB. Melalui pendidikan dan latihan tersebut, kemampuan dan keterampilan teknis para tenaga program yang terdiri dari tenaga penyuluh, tenaga medis dan tenaga pengelola program akan
meningkat
sehingga
para
tenaga
program
dapat
memenuhi
permintaan masyarakat yang akan ber-KB. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Peningkatan Kualitas Pelayanan KB
-
Pembinaan keluarga berencana
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
d. Ratio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 1 : 2 dapat tercapai sebesar 1 : 1,74 , tingkat keberhasilannya sebesar 87 %, Jumlah PPKBD di Kota Salatiga ada 40 orang yang mengampu di 23 kelurahan, pencapaian jumlah PPKBD masih dibawah target tahun 2016 sejumlah 46 orang, yang artinya untuk perbandingan ideal untuk 1 kelurahan terdapat 2 PPKBD 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target sebesar 1 : 2 dapat tercapai sebesar 1 : 1,74, tingkat keberhasilan sebesar 87 % 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi menetapkan rasio perbandingan 1 : 2, yang artinya
1
13
Kelurahan ditangani oleh 2 Tenaga pembantu pembina keluarga berencana (PPKBD) 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan rasio perbandingan 1 : 1, yang artinya 1 Kelurahan ditangani oleh 1 Tenaga Pelayanan KB. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Kesadaran masyarakat untuk mendukung Program Keluarga Berencana, serta sosialisasi dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat/ Kader, tujuan dilaksanakannya pelatihan Kader PPKBD adalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan
manajerial
pengelolaan
Program
KB
di
Lini
Lapangan,
pengembangan berbagai kegiatan Operasional di wilayah kerjanya dan meningkatkan motivasi dan kinerja Kader PPKBD 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar
Rp.
81.240.000,- dapat terealisasi Rp. 81.180.000,- atau terserap sebesar 99,93 %. PPKBD tetap selalu berkonsultasi dan berkoordinasi dengan PLKB, agar PLKB bisa mengkoordinasikan dengan pihak Kelurahan/ Desa, RW, Toga dan Toma. Sehingga dukungan semua pihak akan memperlancar kegiatan motivasi PPKBD. Pengetahuan dan keterampilan motivasi sangat diperlukan bagi PPKBD sebagai kader dalam perannya membantu PLKB melaksanakan program Keluarga Berencana. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD)
-
Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (BKB)
-
Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan (UPPKS)
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat 14
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
e. Cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 30 % dapat tercapai sebesar 31,25 %, tingkat keberhasilan sebesar 104,17 %, Cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang ditargetkan sebesar 30 % dapat terealisasi sebesar 104,17 % angka tersebut diperoleh dari jumlah anggaran pengadaan alkon yang bersumber dari APBD sebesar Rp. 106.398.500,-, sedangkan kebutuhan alkon sebesar Rp.340.475.200,2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 30 % dapat tercapai sebesar 28,03 %, tingkat keberhasilan sebesar 93,43 %, Cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi yang ditargetkan sebesar 30 % dapat terealisasi sebesar 28,03 % angka tersebut diperoleh dari jumlah anggaran pengadaan alkon yang bersumber dari APBD sebesar Rp. 67.179.000,-, sedangkan kebutuhan alkon sebesar Rp.239.633.938,3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 30 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 30 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi telah memenuhi standar nasional dengan angka 31,25 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan pencapaian indikator ini antara lain Pemerintah Kota Salatiga mendukung program Keluarga Berencana dengan memberikan anggaran untuk pengadaan Alat Kontrasepsi, serta tersedianya mobil distribusi Alkon menunjang kelancaran pelaksanaan pendistribusian Alat 15
Kontrasepsi kepada Pelayanan Keluarga Berencana Rumah sakit umum (PKBRS), Klinik Keluarga Berencana (KKB) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar
Rp.
125.000.000,- dapat terealisasi Rp. 106.398.500,- atau terserap sebesar 85,12 %. kerjasama dengan Pelayanan Keluarga Berencana Rumah sakit umum (PKBRS), Klinik Keluarga Berencana yang meliputi Klinik Keluarga berencana Pemerintah dan Swasta. Tersedianya prasarana dan sarana yang memadai merupakan komponen penting dalam mendukung lancarnya pelaksanaan program. Dalam program KB sarana utama adalah alat dan obat kontrasepsi. Oleh karena itu selalu diusahakan pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi yang sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya dengan pengadaan secara tepat waktu. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Pelayanan KIE
-
Pembinaan keluarga berencana
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pengadaan Alat Kontrsepsi
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
f. Cakupan Unmetneed 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 8,5 % dapat tercapai sebesar 9,79 %, tingkat keberhasilan sebesar 86,82 %
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tahun 2015 target sebesar 9 % dapat tercapai sebesar 8,84 %, tingkat keberhasilan sebesar 101,8 % 16
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 8,0 %
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 5,0 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan unmetneed belum memenuhi standar nasional dengan angka yang tercapai sebesar 9,79 %.
5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Prosentase
keberhasilan capaian unmetneed Kota Salatiga Tahun 2016
sebesar 9,79 % dari target yang telah ditetapkan sebesar 9 %, hal ini dipengaruhi oleh Umur, usia kawin, tempat tinggal, pendidikan, pengetahuan tentang
keluarga
berencana,
status
pekerjaan
serta
kegagalan
alat
kontrasepsi sebelumnya dan jumlah anak sebagai faktor yang mempengaruhi tejadinya unmet need KB. Peningkatan kualitas layanan merupakan salah satu cara yang efektif untuk menurunkan prevalensi unmet need KB. Dalam memenuhi
kebutuhannya,
PUS
sering
mengalami
hambatan
dalam
pemanfaatan layanan KB sehingga akses mereka terbatas, bahkan tertutup sama sekali. Hal ini mengakibatkan mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi, padahal sebenarnya mereka membutuhkan. Kejadian unmet need KB berhubungan dengan kehamilan yang tidak diinginkan. adanya KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukatif) oleh petugas kesehatan kepada semua pasangan usia subur untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut tidak lepas dari sumber daya yang digunakan antara lain Tenaga Pelayanan KB yang ada dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk melayani masyarakat di 23 Kelurahan, Mobil unit penerangan 17
KB, kemitraan dengan fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas), Organisasi Masyarakat (Aisiyah, Muslimat NU),PPKBD, Polri, PKK, Organisasi Profesi (IBI). 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Pelayanan KIE
-
Pembinaan keluarga berencana
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pelayanan pemasangan kontrasepsi KB
-
Pengadaan Alat Kontrsepsi
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
g. cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) yang berKB 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 75 % dapat tercapai sebesar 86,49 %, tingkat keberhasilan sebesar 115,32 %, Jumlah anggota kelompok
BKB yang
berstatus PUS di Kota Salatiga pada Tahun 2016 sejumlah 622 anggota, sedangkan anggota kelompok BKB yang menjadi peserta KB sejumlah 538 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 86,49 % diatas target Tahun 2016 sebesar 75 %. 2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 75 % dapat tercapai sebesar 87,40 %, tingkat keberhasilan sebesar 116,53 %, Jumlah anggota kelompok
BKB yang
berstatus PUS di Kota Salatiga pada Tahun 2015 sejumlah 635 anggota, sedangkan anggota kelompok BKB yang menjadi peserta KB sejumlah 555 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 87,40 %. 3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 75 %
18
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 70 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) yang berKB telah memenuhi standar nasional dengan angka yang tercapai sebesar 86,49 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Dukungan dana operasional dan kader BKB, Pelatihan/ Orientasi Kader BKB, Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) tenaga penggerak Tokoh Masyarakat, Pelatihan/ orientasi PLKB sebagai pembina BKB, Keterlibatan IMP, Tokoh Masyarakat dalam kegiatan BKB
6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
mencapai
sasaran
tersebut
anggaran
tahun
2016
sebesar
Rp. 81.240.000,- dapat terealisasi Rp. 81.180.000,- atau terserap sebesar 99,93 %, Kelompok BKB umumnya terdiri dari keluarga muda dengan anggota yang mempunyai anak batita atau anak balita. Untuk memberdayakan keluarga Batita (Bawah Usia Tiga Tahun) dan keluarga Balita (Bawah Usia Lima Tahun), sumber daya yang digunakan antara lain PLKB, PPKBD, Kader BKB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD)
-
Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (BKB)
-
Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan (UPPKS)
-
Pembinaan keluarga berencana
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
19
h. cakupan PUS
anggota
Usaha Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB 1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 85 % dapat tercapai sebesar 69,35 %, tingkat keberhasilan sebesar 81,59 %, Jumlah anggota kelompok UPPKS di Salatiga yang berstatus PUS sebanyak 186 anggota, jumlah anggota kelompok UPPKS yang status PUS ber KB sebanyak 129 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 69,35 % atau belum memenuhi
target tahun 2016 yang
ditetapkan sebesar 85 %. 2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 85 % dapat tercapai sebesar 84,79 %, tingkat keberhasilan sebesar 99,75 %, Jumlah anggota kelompok UPPKS di Salatiga yang berstatus PUS sebanyak 171 anggota, jumlah anggota kelompok UPPKS yang status PUS ber KB sebanyak 145 anggota, maka didapat perhitungan realisasi sebesar 84,79 % atau belum memenuhi
target tahun 2015 yang
ditetapkan sebesar 85 %. 3. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 85 % 4. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 87 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk cakupan PUS anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB belum memenuhi standar nasional dengan angka yang bisa tercapai sebesar 69,35 %. 5. Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain
20
Beberapa faktor yang berhubungan dengan pelayanan KB antara lain pengetahuan tentang sumber kontrasepsi, jarak ke pusat pelayanan dan keterlibatan dengan media massa. Kesertaan ber KB (Istri/ Ibu) anggota kelompok UPPKS dipengaruhi oleh faktor sosio demografi yaitu pendidikan, daerah tempat tinggal, dan status tahapan Keluarga Sejahtera, status pekerjaan dan jumlah anak, faktor pengetahuan yaitu pengetahuan alat/ cara KB dan pengetahuan sumber pelayanan, selain itu juga dilihat dari faktor pendukung program yaitu kunjungan petugas. 6. Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
mencapai
sasaran
tersebut
anggaran
tahun
2016
sebesar
Rp. 81.240.000,- dapat terealisasi Rp. 81.180.000,- atau terserap sebesar 99,93 %, sumber daya yang digunakan antara lain ketersediaan alat dan obat kontrasepsi,tenaga PLKB, PPKBD, Kader BKB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. 7. Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD)
-
Pengumpulan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak (BKB)
-
Pelatihan tenaga pendamping kelompok bina keluarga di kecamatan (UPPKS)
-
Pembinaan keluarga berencana
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
-
Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi
i. Cakupan Data Mikro Keluarga di setiap Desa 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 100 % dapat tercapai sebesar 100 %, tingkat keberhasilan sebesar 100 %.
21
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Tidak ada
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Tidak ada
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 100 %, telah memenuhi standar nasional dengan angka yang tercapai sebesar 100 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Dukungan dana operasional dan kader KB, Pelatihan/ Orientasi Kader KB, Institusi Masyarakat Pedesaan/ Perkotaan (IMP) tenaga penggerak Tokoh Masyarakat, Pelatihan/ orientasi Penyuluh KB sebagai pembina Kader KB, Keterlibatan IMP, Tokoh Masyarakat.
6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai(pembinaan KB) sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar Rp. 81.240.000,- dapat terealisasi Rp. 81.180.000,- atau terserap sebesar 99,93 %, Ketersediaan Data Mikro berhubungan dengan pendataan Keluarga dan Statistik rutin Keluarga Berencana. Sumber daya yang digunakan antara lain Penyuluh KB, Kader KB, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat, serta didukung oleh Lintas Sektoral Terkait.
7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Pembinaan Keluarga Berencana
-
Penyediaan Biaya Operasional Keluarga Berencana
-
Pelayanan KIE
-
Fasilitasi Pembentukan kelompok masyarakat peduli KB (PPKBD)
-
Memperkuat dukungan dan partisipasi masyarakat
-
Pelayanan Pemasangan Alat Kontrasepsi 22
-
Pendidikan dan pelatihan tenaga pemberi pelayanan KB
Sasaran 4: “ Terkoordinasinya Program-program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Kota ” Indikator Kinerja Utama a. Persentase Penanganan Daerah Rawan Pangan 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 70 % dapat tercapai sebesar 85 %, tingkat keberhasilan sebesar 121,42 %
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 70 % dapat tercapai sebesar 100 %, tingkat keberhasilan sebesar 142,86 %
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 75 %
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 60 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase penanganan daerah rawan pangan memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 85 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Meningkatnya Pengetahuan dan peran dari kelompok masyarakat seperti PKK, Posyandu dan Organisasi Wanita lainnya yang sangat aktif terhadap konsumsi pangan dan gizi, serta kelancaran dalam koordinasi dengan Tim Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Adanya intervensi pangan bagi daerah rawah pangan berupa bantuan beras sebesar 3.525 Kg beras untuk 705 KK miskin non raskin di Kecamatan Tingkir dan Argomulyo serta bantuan beras bagi 23
masyarakat rawan pangan akibat dampak bencana angin puting beliung di wilayah Kelurahan Blotongan, Bugel, Sidorejo Lor sebesar 2.860 Kg untuk 286 KK. Intervensi penanganan daerah rawan pangan tersebut berasal dari Balai Pengembangan Cadangan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah. 6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
mencapai
sasaran
tersebut
anggaran
tahun
2016
sebesar
Rp. 28.990.000,- dapat terealisasi Rp. 28.335.000,- atau terserap sebesar 97,74 %. Tim pengumpul, pengolah serta penganalis dari SKPD terkait, pembinaan cadangan pangan masyarakat bagi gapoktan/ poktan dengan adanya penyediaan stok pangan ditingkat masyarakat turut menanggulangi kemiskinan, serta program pemerintah yang mendukung pemberdayaan masyarakat rawan pangan melalui program mandiri pangan/ optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Pada tahun ini oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bagi kelompok tani mendapat dukungan bantuan lumbung pangan untuk pengelolaan cadangan pangan masyarakat sebesar 3,6 ton untuk kelompok tani Al Barokah Kel. Kalibening. 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Penanganan daerah rawan pangan
-
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
-
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Pemantauan dan analisis akses pangan
-
Pemantauan dan analisis harga pangan
-
Koordinasi dewan ketahanan pangan
b. Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 91,36 %, tingkat keberhasilan sebesar 101,51 %
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. 24
Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 93,59 %, tingkat keberhasilan sebesar 103,99 % 3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 95 %
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan Akses Pangan telah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 91,36 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Wilayah Kota Salatiga merupakan wilayah perkotaan sehingga akses pangan cenderung baik, meskipun bukan sentra produksi pangan namun distribusi pangan dari daerah lain cukup lancar serta mudah diakses oleh masyarakat Kota Salatiga, kondisi iklim/ cuaca yang baik cukup mempengaruhi transportasi bahan pangan ke kota/ desa/ kelurahan. Indikator akses pangan pada infrastruktur jalan di Kota Salatiga turut mendukung lancarnya distribusi pangan hingga tingkat rumah tangga di pedesaan.
6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar 31.855.000,- dapat terealisasi Rp. 31.020.000,- atau terserap sebesar
Rp. 97,38 %.
Tersedianya Sumber daya manusia yang mampu mengumpulkan data/ informasi dan menganalisis harga, distribusi dan akses pangan, ketersediaan sarana dan prasarana berupa alat transportasi dan gudang (Cold storage) untuk dapat mengangkut dan menyimpan bahan pangan, kebijakan pemerintah melalui program-program perbaikan jalan sampai ketingkat perkampungan turut mendukung kelancaran akses pangan. 25
7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Penanganan daerah rawan pangan
-
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Pemantauan dan analisis akses pangan
-
Pemantauan dan analisis harga pangan
-
Koordinasi dewan ketahanan pangan
c. Presentase Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 91,36 %, tingkat keberhasilan sebesar 101,51 %
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 93,59 %, tingkat keberhasilan sebesar 103,99 %
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 95 %
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase stabilitas harga dan pasokan Pangan telah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 91,36 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Stabilitas harga dinyatakan harga stabil jika gejolak harga pangan disuatu wilayah kurang dari 25 % dari kondisi normal dan pasokan pangan dinyatakan stabil jika penurunan pasokan pangan disuatu wilayah berkisar antara 5 - 40 %. Letak Kota Salatiga yang strategis yang berada diantara jalan akses joglosemar
26
(Jogja , Solo, Semarang) sehingga mendukung kelancaran akses pangan di Kota Salatiga, kelancaran distribusi raskin turut berperan bagi stabilitas harga pangan. 6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar 31.855.000,- dapat terealisasi Rp. 31.020.000,- atau terserap sebesar
Rp. 97,38 %.
Tersedianya Sumber daya manusia yang mampu mengumpulkan data/ informasi harga dan pasokan pangan terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), program Pemerintah melalui Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan untuk merumuskan kebijakan intervensi yang segera dilakukan dalam rangka stabilitasi harga dan pasokan pangan. 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
-
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Pemantauan dan analisis akses pangan
-
Pemantauan dan analisis harga pangan
-
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
-
Koordinasi dewan ketahanan pangan
d. Persentase Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 75 % dapat tercapai sebesar 86,67 %, tingkat keberhasilan sebesar 115,56 %
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 80 % dapat tercapai sebesar 100 %, tingkat keberhasilan sebesar 125 %
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 80 %
27
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 80 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase kegiatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan sudah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 86,67 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Adanya koordinasi pengendalian, pengawasan dan monitoring peredaran bahan kimia berbahaya yang disalahgunakan untuk pangan seperti Dinas Kesehatan, Satpol PP, dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta meningkatnya pengetahuan pengelola kantin sekolah akan keamanan pangan.
6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam
mencapai
sasaran
tersebut
anggaran
tahun
2016
Rp.66.643.000,- dapat terealisasi Rp.43.608.000,- atau terserap sebesar
sebesar 65,44
%. Tersedianya SDM yang mampu melakukan analisis mutu, gizi dan keamanan produk pangan, kebijakan Pemerintah melalui SKPD terkait dalam pembinaan/ pelatihan keamanan produk pabrikan skala kecil/ rumah tangga pada kelompok produsen 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
-
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
-
Penyuluhan sumber pangan alternatif
-
Koordinasi dewan ketahanan pangan
e. Persentase Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 108,56 %, tingkat keberhasilan sebesar 120,62 %
28
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 125,6 %, tingkat keberhasilan sebesar 139,56 %
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 %
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi telah
untuk
Persentase
memenuhi
standar
Ketersediaan nasional,
energi dengan
dan angka
protein
perkapita
yang
tercapai
sebesar 108,56 %. 5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain Adanya peningkatan produktivitas padi di Kota Salatiga turut memenuhi pemasokan pangan yang bersumber dari dalam kota, serta adanya peningkatan untuk komoditas perikanan, peternakan dan hortikutura (sayur) berkontribusi positif untuk menambah tingkat ketersediaan energi tahun 2016. Cadangan pangan turut menjadi komponen penting dalam ketersediaan pangan karena cadangan pangan merupakan sumber pasokan untuk mengisi kesenjangan antara produksi dan kebutuhan dalam daerah dari waktu ke waktu sehingga perlunya pembinaan cadangan pangan masyarakat. Peran serta Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalam mengelola cadangan pangan masyarakat yang meningkat.
6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Tersedianya SDM aparatur Badan/ Dinas yang terkait dengan penyelenggaraan penguatan cadangan pangan, tersedianya kelompok masyarakat pengelola
29
cadangan pangan masyarakat baik rumah tangga, petani, koperasi, pedagang dan industri rumah tangga. 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan Penanganan daerah rawan pangan -
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
-
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Pemantauan dan analisis harga pangan
-
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
-
Penyuluhan sumber pangan alternatif
-
Koordinasi dewan ketahanan pangan
f. Persentase Pola Pangan Harapan (PPH) 1.
Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016 Target tahun 2016 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 90,70 %, tingkat keberhasilan sebesar 100,77%
2.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu. Target tahun 2015 sebesar 90 % dapat tercapai sebesar 90,50 %, tingkat keberhasilan sebesar 100,56 %
3.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan target jangka menengah Target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi sebesar 100 %
4.
Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan standar nasional Target standar nasional ditetapkan sebesar 90 %, jadi untuk Kota Salatiga realisasi untuk Persentase skor pola pangan harapan (PPH) telah memenuhi standar nasional, dengan angka yang tercapai sebesar 90,70 %.
5.
Faktor penunjang keberhasilan atau kegagalan pencapaian indikator ini antara lain
30
Konsumsi masyarakat yang semakin Beragam, Bergizi dan Seimbang dan Aman (B2SA) sejalan dengan peningkatan KAP (Knowledge, Attitude, Practice) konsumsi pangan pada masyarakat tentang pangan lokal, teknologi pengolahan pangan, pemanfaatan lahan pekarangan dan penguatan kelembagaan. Adanya kelompok/organisasi wanita yang berperan dalam pengelolaan optimalisasi pemanfaatan pekarangan, sehingga pemenuhan gizi bagi keluarga yang semakin meningkat keberagamanannya sesuai B2SA. 6.
Analisis dan efisiensi sumber daya yang digunakan Dalam mencapai sasaran tersebut anggaran tahun 2016 sebesar 14.510.000,-.
Tersedianya
penganekaragaman
konsumsi
aparat
percepatan
pangan
dan
yang
petugas
Rp. menangani
pengumpul
data,
meningkatnya pengetahuan dan banyaknya kader pangan desa dan PKK yang aktif, pemasyarakatan makanan tradisional berbasis pangan lokal pada hotelhotel, instansi Pemerintah, dan non Pemerintah. Kebijakan Pemerintah yang mendukung pembinaan dan pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan. Adanya tenaga pendamping bagi kelompok pengelola Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang berasal dari tenaga penyuluh Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Salatiga serta tenaga penyuluh swadaya. 7.
Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan -
Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
-
Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
-
Pemantauan dan analisis harga pangan
-
Peningkatan mutu dan keamanan pangan
-
Penyuluhan sumber pangan alternatif
-
Koordinasi dewan ketahanan pangan
31