Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
182
PEMBENTUKAN MORAL DAN KARAKTER ANAK MELALUI MENDONGENG
Syofiani Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta
[email protected] Abstrak It has long been suspected that oral tradition or bedtime storytelling among parents increasingly rare. And if you see that so much load on the moral teachings that can be transferred to children through storytelling. Fairy tales as a medium that can form the morals and character of the child. Planting the values of honesty, confidence, courtesy, solidarity, responsibility and many other values can be done through the medium of storytelling. However, the fairy tale as a local literature - have received less attention both for the parents and the community. One of the reasons that led to the fabled less attention is because the parents argued because of the flurry of work that is either by domestic or profession. It must be realized again by the parents that the family is the primary maintainer for the existence of media myths. This institution is a habitat for the survival of a fairy tale as an instrument of moral transformation. Through fairy tales can be used as a means of expression of a parent in expressing and articulating the symbolic life and dynamics surrounding the future of their children. To that end, it is necessary to revive the tradition of storytelling as a family's needs. With the need for it, it will display a sense of ownership that could affect the survival of the fairy tale itself. Key Words: fables, moral and character
PENDAHULUAN Sudah lama ditengarai bahwa tradisi
orang tua tidak memiliki waktu unjtuk
atau kebiasaan mendongeng menjelang
mendongeng.
tidur di kalangan orang tua pada
lingkungan
anaknya semakin jarang dilakukan. Ini
kebiasaan mendongeng nampak sudah
disebabkan oleh berbagai alasan dan
sangat
pembelaan di antaranya adalah masalah
mendongeng
rutinitas orang tua yang begitu tinggi
memberikan bekal pendidikan dan budi
sehingga tidak ada waktu lagi untuk
pekerti pada anak-anak, sebab di dalam
mendongeng. Di samping itu, kesibukan
dongeng
orang tua memenuhi kebutuhaan hidup
makna kasih sayang, mencintai sesama,
dan gaya berpikir yang praktis, nyaris
dan menghargai orang yang lebih tua.
Bahkan masyarakat
berkurang.
hingga
perdesaan,
Padahal
orang
sesungguhnya
di
tua
dengan dapat
mengandung
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
Oleh sebab itu, diharapkan kepada orang tua selalu meluangkan waktu setidaknya
183
PEMBAHASAN Dongeng sebagai Media Penyeimbang
lima menit sehari untuk mendongeng, namun
perlu
dongeng
diingat
tidak
semua
tradisional
baik
bagi
pendidikan moral dan karakter anakanak. Dalam upaya penanaman nilai moralitas dan karakter pada anak, orang tua perlu diingatkan kembali akan pentingnya fungsi dan manfaat dongeng sebagai sarana mulia tersebut. Apalagi, jika kita lihat sekarang perkembangan teknologi yang luar biasa, anak sibuk dengan gadget tanpa menghiraukan situasi dan kondisi di sekeliling. Muncul pertanyaan dalam pikiran penulis “mau dibawa
kemanakah
anak-anak
kita
nantinya – mau jadi apakah anak-anak kita
nantinya”,
dan
banyak
lagi
pertanyaan miris yang muncul dalam
Perkembangan berdampak pada dan
termasuk
globalisasi
gaya
hidup,
berperilaku
anak-anak.
cara
manusia,
Peran
orang
dewasa, baik orang tua, guru, dan semua individu
sangat
mempersiapkan menjadi
diperlukan anak-anak
pribadi
yang
dalam tumbuh
baik
dan
berkembang utuh melalui komunikasi yang baik dan efektif. Salah satu media komunikasi
dongeng memberikan
adalah
adalah
bercerita-
nasihat,
nasihat
kepada
cara anak
sehingga anak mau mendengarkan dan menuruti apa yang dikatakan orang tua. Mendongeng merupakan rangkaian tutur kata yang dijadikan sebagai alat bantu berkomunikasi, dengan muatan nilainilai positif, edukatif, dan pesan moral yang melekat dalam ingatan anak. Mendongeng pada anak bisa dilakukan kapan dan di mana saja, dongeng membuat nyaman dan senang untuk membantu anak dalam berimajinasi. Dengan mendengarkan dongeng, anak tidak merasa dinasihati oleh orang tua maupun guru. Kegiatan mendongeng memiliki muatan atau esensi sebagai
benak penulis.
berpikir,
Dongeng
yang
efektif
dalam
membentuk moral dan karakter anak adalah dengan mendongeng.
berikut: mendongeng membuat anak lebih
menghargai
martabat
bangsa,
menghormati budaya dan tradisi budaya lokal
sehingga
tiba
saatnya
dapat
membentuk anak menjadi pribadi yang berwawasan nusantara – berpndangan jauh ke depan. Di samping itu, melalui mendongeng akan membentuk pola berpikir anak perihal gagasan-gagasan cerita, alur, dan jalan cerita, konflik dan penyelesaian
serta
relevansinya.
Mengasah kreativitas, daya pikir dan imajinasi anak melalui visualisasi cerita
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
184
yang didengarkan sehingga anak dapat
menyenangkan bagi anak-anak. Mereka
membayangkan
seperti
apa
tokoh
tidak akan merasa jenuh dan bosan
maupun
yang
muncul
dari
karena pesan moral dibingkai dengan
situasi
dongeng tersebut. Selain
narasi cerita yang bersifat imajinatif juga
simbolik. Dongeng yang penuh dengan
merupakan media yang efektif untuk
imajinasi simbolik ini akan memberi
menanamkan etika dan berbagai nilai
pengaruh
seperti kejujuran, rendah hati, empati,
kedalaman hidup (Sunardi, 2002:34).
kerja
itu,
keras,
mendongeng
serta
kesetiakawanan/
Di
pada
pemaknaan
tengah
banyaknya
akan
kasus
persahabatan. Dongeng, bahkan dapat
kekerasan (bullying) yang dilakukan
dikatan sebagai instrumen yang cukup
oleh guru kepada siswa, siswa kepada
signifikan dalam menginternalisasikan
temannya sendiri dan banyak lagi kasus
nilai-nilai budi pekerti pada jiwa yang
kekerasan lainnya, maka media dongeng
murni. Media ini dapat dijadikan sebagai
dapat dijadikan sebagai sarana untuk
salah
untuk
menumbuhkan rasa cinta kasih, empati
membendung atau paling tidak menjadi
dan simpati pada sesama. Konstruksi
media
cerita yang diinternalisasikan pada diri
satu
alternatif
penyeimbang
sarana
atas
derasnya
terpaan informasi berbagai media pada
anak
tentunya
diorientasikan
anak yang semakin jauh dari nilai moral
perkembangan jiwa anak diwarnai oleh
dan etika. Melalui media ini pula akan
nuansa
dapat dipelihara kedekatan emosional
Namun, tentu saja masih tetap diwarnai
antara anak dan orang tua. Jadi, melalui
kesadaran kritis oleh anak. Lewat media
media dongeng mampu ditanamkan
dongeng hal itu dapat dilakukan, karena
banyak hal yang bersifat edukatif,
dongeng
konstruktif dan inspiratif pada pola pikir
terjadinya dialog empati tanpa dominasi,
anak.
sehingga
kedamaian
memberi
dan
agar
toleransi.
peluang
untuk
memungkinkan
Proses edukasi dan pendidikan
tersemaikannya kesadaran kritis pada
moral pada anak melalui media dongeng
anak. Muaranya adalah menyebabkan
dapat dilakukan secara dini. Hal ini
jiwa anak terkonstruksi pada hal yang
dapat
mengemas
bersifat manusiawi. Lewat cerita yang
dengan menggunakan
disampaikan kadang meski bersifat fiktif
bahasa yang mudah dimengerti dan
dapat memunculkan inspirasi yang akan
dimaknai oleh anak. Dengan demikian,
memotivasi anak untuk melakukan hal
akan
yang
dilakukan
bentuk cerita
dengan
menciptakan
atmosfir
yang
kreatif
dan
meningkatkan
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
kecerdasan mereka. Oleh sebab itu,
untuk
dongeng merupakan salah satu hal yang
mengenangkan oleh karena orang yang
cukup
menyajikan
membantu
pertumbuhan
merangsang
kecerdasan
anak,
didengarkan
dengan
185
cerita
rasa
tersebut
menyampaikannya dengan semenarik
intelegensi maupun emosional anak.
mungkin.
Menikmati
sebuah
cerita
Melalui media dongeng ini jika disajikan
mulai tumbuh pada seorang anak. Ia
dengan intensif dapat menjadi instrumen
akan mengerti peristiwa yang akan
yang dapat membangkitkan kesadaran
terjadi di sekitarnya dan setelah itu
anak akan pentingnya sikap menghargai
memorinya akan merekam apa yang
dan menghormati sesama.
mereka dengarkan. Jika dilihat fungsi
Dalam kondisi ini, mendongeng
bercerita bagi anak yaitu memainkan
juga dapat diartikan memiliki kesamaan
peranan penting bukan saja dalam
dengan
menumbuhkan minat dan kebiasaan
bercerita.
Bercerita
adalah
menuturkan sesuatu yang mengisahkan
membaca
tentang perbuatan atau sesuatu kejadian
mengembangkan bahasa dan pikiran
dan disampaikan dengan lisan dengan
anak. Dengan demikian, dapat juga
tujuan membagikan pengalaman dan
dikatakan bahwa kegiatan bercerita bagi
pengetahuan kepada orang lain. Sejalan
anak dapat membantu perkembangan
dengan hal tersebut, menurut Mustakim
bahasa
(2005: 20) bahwa bercerita adalah upaya
perbendaharaan
untuk
kemampuan
mengembangkan
kemampuan
juga
terutama
dalam
terhadap
kosakata
mengucapkan
anak, kosakata
anak, melatih anak untuk merangkain
bercakap-cakap untuk menyampaikanide
kata demi kata menjadi kalimat yang
dalam bentuk lisan. Dengan kata lain,
runtut.
yang
Di sisi lain, juga dapat dikatakan
mengisahkan tentang perbuatan atau
bahwa ketika orang tua mendongeng
sesuatu kejadian secara lisan dalam
secara tidak langsung orang tua juga
dalam upaya mengembangkan potensi
melatih anak bercerita.
berbahasa
menuturkan
anak
anak
tetapi
dalam
bercerita
berbahasa
potensi
anak,
anak.
Jika
sesuatu
dilihat
dari
kegiatan bercerita berupa suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan
Tahapan Pemerolehan Anak terhadap Materi Dongeng Secara
harfiah
anak
belum
kepada orang lain dengan alat atau tanpa
sepenuhnya mengerti tentang dongeng.
alat disampaikan dalam bentuk pesan
Namun, anak dapat belajar memahami
informasi atau hanya sebuah dongeng
dongeng lewat
ekspresi
orang tua
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
186
tepatnya ibu. Di sini dituntut peran ibu
Pada tahap inilah orang tua mulai
dalam
kemampuan
mendorong minat anak. Interaksi yang
pemahaman anak sehingga anak mampu
penuh bdengan kasih sayang selama
menangkap cerita yang disampaikan
mendongeng akan terjalin indah dan
oleh ibu.
membekas begitu dalam di sanubarinya.
mengembangkan
Pertama, tahapan pemerolehan
Bahkan anak pada usia ini senang
anak dimulai pada usia satu tahun. Pada
dengan cerita masa kecil orang tuanya
usia ini anak sudah dapat mengerti dan
atau neneknya. Biasanya anak sangat
menangkap isi dongeng itu, hingga pada
menikmati
usia dua tahun anak mulai menghafal
momen yang tidak terlupakan. Semua
dan
itu
mampu
mengulanginya
lagi.
cerita
akan
tentang
mendorong
momen-
anak
untuk
perbandingan
dan
Walaupun pada usia ini anak belum
mendapatkan
dapat berfantasi karena keterbatasan
pelajaran jika anak sendiri mengalami
kemampuan bahasa yang mereka miliki.
hal yang serupa. Dari sinilah sebetulnya
Pada
mulai
orang tua dapat berbagi pengalaman
mengagumi dan suka membayangkan
dengan anak, menanamkan budi pekerti
dirinya sebagai tokoh tertentu di dalam
dan
dongeng yang diceritakan. Kedua, anak
berpikir rasional anak. Keempat, anak
usia 2 – 4 tahun; usia ini disebut fase
usia 7 – 12 tahun, usia ini merupakan
pembentukan. Banyak sekali konsep
masa anak mulai menyukai cerita-cerita
baru yang harus dipelajari pada masa-
dengan tokoh heroik, penuh tantangan
masa ini. Anak sangat suka mempelajari
sejarah
manusia dan kehidupan. Itulah sebabnya
patriotisme, sikap kepahlawanan yang
anak senang meniru tingkah laku orang
dicerminkan tokoh heroik tersebut.
usia
ini
anak
juga
dewasa. Ia biasanya mengungkapkan
nilai-nilai
yang
Jika
luhur
serta
melatih
menampilkan
dilihat
dengan
jiwa
fase-fase
dengan bermain peran. Pada usia anak
tersebut dapat dikatakan bahwa dunia
sudah pandai berfantasi, yang mencapai
anak
puncaknya pada usia empat tahun.
imajinasi. Anak yang cerdas adalah anak
Ketiga, usia 4 – 7 tahun orang tua dapat
yang paling kuat daya imajinasinya.
memperkenalkan
Melalui metode mendongeng inilah
dongeng-dongeng
yang lebih kompleks.
dunia
yang
penuh
dengan
Anak mulai
dapat diberikan berbagai stimulus yang
menyukai cerita-cerita tentang terjadinya
dapat merangsang anak untuk bisa
suatu benda, sejarah kenabian dan kisah-
bermain dengan kekuatan imajinasinya.
kisah yang membutuhkan pemahaman.
Kegiatan mendongeng juga
mampu
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
merekatkan hubungan emosional antara
disesuaikan
orang tua dengan anak. Anak bisa
Ekspresi
beradaptasi dan mendapat teman baru.
mempunyai peranan penting untuk
Efek mendongeng sangat mempengaruhi
dapat menampilkan dongeng yang
perilaku anak dalam bertindak. Anak
menarik dan tidak membosankan.
yang tumbuh dari suasana kedekatan
Ekspresi marah, bahagia, sedih, atau
baik orang tua dengan anak akan
bingung dapat ditunjukkan melalui
menentukan pola asuh anak ketika
mimik wajah.
menjadi orang tua.
dengan dan
alur
187
mimik
cerita. wajah
c. Pilihlah dongeng sesuai dengan usia anak; tujuannya agar anak dapat lebih
Teknik Mendongeng Tidak semua orang tua bahkan
mudah memahami dongeng tersebut.
pendidik (guru) dalam kenyataannya
Orang tua boleh saja melakukan
pandai mendongeng. Ini disebabkan
improvisasi agar dongeng menjadi
karena baik orang tua maupun pendidik
lebih menarik.
(guru) merasa mendongeng tidak begitu penting.
Ada
beberapa
d. Gunakanlah alat peraga; tujuannya
teknik
agar imajinasi anak lebih terbangun
mendongeng yang efektif, sehingga
dengan menggunakan alat peraga
tidak perlu menjadi pendongeng yang
seperti: boneka, tangan atau benda-
profesional untuk dapat diterima oleh
benda lain yang menyerupai isi
anak-anak. Dalam arti kata, cukup
dongeng.
dengan mengetahui beberapa teknik mendongeng
dan
mengetahui bahwa konsentrasi anak
kedekatan emosional antara orang tua
sangat terbatas. Oleh sebab itu,
dan anak dapat terbentuk.
pilihlah dongeng yang tidak begitu
a. Rangkaian kata dan efek suara
panjang karena anak akan cepat
kreatif, lafal ucapan harus menarik,
bosan. Agar anak tidak cepat bosan,
keras
suara
dapat diberikan pertanyaan di sela-
mengikuti alur cerita, kapan harus
sela penceritaan sesuai dengan cerita.
dan
agar
jelas.
komunikasi
e. Perhatikan konsentrasi anak; kita
Intonasi
bersuara keras, lembut atau suara dibuat
berbeda-beda
aantartokoh.
Salah satu yang paling disukai anakanak adalah menirukan suara. b. Gerak tubuh dan mimik; gerak tangan, kaki atau anggota tubuh lain
Dengan demikian, agar anak tidak cepat bosan maka berikanlah dongeng yang yang tidak mengandung unsur edukatif saja, tetapi juga yang bersifat inspiratif serta menghibur.
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
anakmu, karena itu dapat mengubah
PENUTUP Mendongeng
sebagai
sebuah
bentuk sastra lisan perlu mendapat perhatian dan perlu dilestarikan. Karena jika
tidak,
maka
keberadaan
mendongeng sebagai sastra lisan akan semakin punah. Jadi, sebagai orang tua bijak,
mulailah
hidupkanlah
kembali
tradisi
kemudian buat
anak-anak
Anda sebagai bintangnya. Mulailah menceritakan kepada mereka sebuah cerita,
bahkan
anak yang pengecut menjadi pemberani (Umar bin Khattab, ra)”. Semoga! Seperti
halnya
apa
yang
disampaikan oleh Buya Hamka “Sesuatu yang dibutuhkan untuk menghaluskan jiwa adalah seni dan sastra”.
mendongeng,
mendongeng. Sekali Anda menemukan temanya,
188
jika
Anda
harus
meminjam dari cerita terkenal lainnya. Mulailah dengan “Pada suatu hari ada
DAFTAR RUJUKAN Hoerudin, Cecep Wahyu, 2011. “Menumbuhkembangkan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Bahasa dan Budaya”. Dalam Prosiding Seminar Nasional. Padang. Sukabina Press Padang. Muhardi dan Hasanuddin, Ws. 1992. Prosedur Menulis Fiksi. Padang. IKIP. Padang.
seorang anak bernama (nama anak Anda) ............”
Mutiara misalnya.
Anda akan terkejut betapa cepatnya cerita milik Anda mulai muncul dan berkembang
dari
awal
anda
memulainya. Untuk itu, cobalah untuk menceritakan
sebuah
cerita
kepada
anak-anak anda mulai malam ini dan lihatlah sendiri bagaimana dongeng bisa menjadi
sangat
dihargai.
Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa tradisi mendongeng dapat mengakrabkan orang
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter; Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta. Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan.. 2005. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Danandjaya, James. 1991. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Hasanuddin WS, dkk. 2004. Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu.
tua dengan anaknya dan membekali pendidikan moral, karakter, dan budi pekerti. Umar
bin
Khattab
Rusyana, Yus, dkk. 2000. Prosa Tradisional: Pengertian, Klasifikasi, dan Teks. Jakarta: Pusat Bahasa.
pernah
berkata: “ajarkanlah sastra kepada anak-
Syofiani. 2014. “Sastra sebagai Sarana Pembentukan Karakter Anak”
Pembentukan Moral dan Karakter ... (Syofiani)
Makalah disajikan dalam Seminar Internasional ISLA Universitas Negeri Padang. Syofiani. 2015. “Nilai-nilai Sosial Kaba (Bakaba) dalam Pembentukan
189
Moral Anak”. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional JBSI dan Daerah Universitas Negeri Padang.