PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SDN BATUKARUT 2 KECAMATAN ARJASARI KABUPATEN BANDUNG Cucu Cunayasari
[email protected] PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis diperlukan kemampuan dan keterampilan guru untuk memilih metode dan pendekatan yang tepat untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Adapun permasalahan yang penulis rumuskan sebagai berikut : 1) Apakah siswa mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi di kelas V SDN Batukarut 2 dengan menggunakan pendekatan kontekstual ? ; 2) Apakah pendekatan kontekstual cukup efektif diterapkan pada pembelajaran menulis karangan eksposisi di kelas V SDN Batukarut 2 ? ; 3) Apakah ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual ? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, sedangkan teknik pengumpulan data yang dipilih yaitu Studi Pustaka, Observasi, Uji coba dan Tes. Hasil penelitian ini menunjukkan pendekatan kontekstual di kelas V SDN Batukarut 2 tahun ajaran 2011/2012 dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan eksposisi. Hasil tes awal rata-rata 61,87 meningkat menjadi 72,62 pada saat tes akhir, dengan selisih nilai 10,75. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan penulis berkesimpulan bahwa pendekatan kontekstual sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan nilai menulis karangan yang mengalami peningkatan dari tes awal rata-rata 61,87 meningkat pada tes akhir mencapai 73,62 sesudah menggunakan pendekatan kontekstual. Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Menulis Karangan Eksposisi.
PENDAHULUAN Pada hakekatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia secara lisan dan tulisan dengan baik dan benar. Menulis salah satu keterampilan berbahasa yang cukup kompleks. Dalam kegiatan menulis, sang penulis harus mampu menerapkan sejumlah keterampilan menulis, yaitu pada saat menuangkan ide penulis perlu menyajikan secara teratur, begitupula penggunaan kebahasaan seperti diksi, kata dan kalimat perlu disusun secara efektif. Diantara sejumlah keterampilan tersebut menjadi bukti betapa kompleksnya keterampilan menulis.
Berdasarkan penelitian di SDN Batukarut II, ditemukan bahwa dalam menulis karangan sebagai siswa kelas V masih mengalami kesulitan. Agar penelitian terarah pada tujuan dan tidak menyimpang dari permasalahan, maka perlu batasan masalah. Oleh karena itu penulis membatasi permasalahan penelitian ini sebagai berikut : 1. Kemampuan menulis karangan eksposisi; 2 Penerapan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis karangan eksposisi; 3. Hasil pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan pendekatan kontekstual. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut : 1) Apakah siswa mampu meningkatkan kemampuan menulis karangan eksposisi di kelas V SDN Batukarut 2 dengan menggunakan pendekatan
kontekstual; 2) Apakah pendekatan kontekstual cukup efektif diterapkan pada pembelajaran menulis karangan eksposisi dikelas V SDN Batukarut 2 ? ; Apakah ada perbedaan signifikan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual ? Adapun tujuan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi melalui pendekatan kontekstual. 2. Mengetahui peningkatan karangan eksposisi siswa dengan menggunakan pendekatan kontekstual. 3. Mengetahui apakah penggunaan pendekatan-pendekatan kontekstual efektif diterapkan pada pembelajaran menulis karangan eksposisi. Setelah tujuan dirumuskan, peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bagi siswa dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis pada umumnya dan menulis karangan eksposisi pada khususnya juga meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa dalam berfikir dan memperoleh pembelajaran menulis karangan eksposisi yang baik dan benar. Bagi guru memperkaya khasanah metode dan strategi dalam pembelajaran menulis karangan. Bagi penulis sendiri penelitian ini dapat memberikan pengalaman berfikir ilmiah melalui penulisan dan penyusunan skripsi, sehingga dapat menambah wawasan pengetahuan dan menambah wawasan dalam bidang pendidikan khususnya bahasa Indonesia. Anggapan dasar yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dituntut tampil berbahasa, baik lisan maupun tulisan. 2. Meulis merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. 3. Pendekatan kontekstua merupakan salah satu strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar hipotesis berarti pendekatan yang kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan, kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan (Sudjana, 1991 : 37).
Berdasarkan hipotesis yang dikemukakan tadi, penulis merumuskan beberapa hipotesis sebagai berikut : 1. Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Batukarut 2 dalam menulis karangan eksposisi. 2. Pendekatan kontekstual dapat berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran menulis karangan eksposisi bagi siswa. 3. Terhadap perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 : 297) yaitu kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yaitu menekankan pada penyediaan sumber belajar. Ada pula Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan uraian di atas dan pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses pembelajaran siswa pada kegiatan belajar mengajar yang terprogram sesuai dengan kurikulum yang berlaku dengan menggunakan teori yang sudah dirancang sehingga proses interaksi pun dapat berjalan dengan lancar. Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian menulis, yaitu sebagai berikut : Henry Guntur Tarigan (1986 : 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/ gagasan dengan menggunakan bahas tulis sebagai media penyampai. M. Atar Semi (2007:14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988 : 273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian menulis di atas adalah bahwa menulis merupakan kegiatan menuangkan ide/ gagasan, ke dalam wujud lambang tulisan secara terorganisir dan sistematis sehingga orang lain dapat membaca dan memahami bahasa yang ditulisnya.
Ciri karangan eksposisi itu menurut Keraf (1982 : 4) ciri-ciri nyata karangan ilmiah dapat dibedakan pada empat aspek, yaitu aspek tujuan, gaya bahasa, serta yang dikemukakan, dan kesimpulan untuk lebih jelasnya ciri-ciri karangan eksposisi adalah sebagai berikut:
Menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (1994 : 24), bahwa dalam kegiatan menulis terdapat berbagai tujuan yaitu sebagai berikut : a. Tujuan Penugasan b. Tujuan Altruistik c. Tujuan Persuasif d. Tujuan Pernyataan Diri e. Tujuan Kreatif f. Tujuan Pemecahan Masalah
1. 2. 3. 4.
Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari tujuan menulis yaitu, tujuan penugasan, tujuan altruistik, tujuan persuasif, tujuan pernyataan diri, tujuan kreatif, dan tujuan pemecahan masalah.
Kesadaran perlunya pendekatan kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfataannya dalam kehidupan nyata.
Menulis sangat bermanfaat dalam kehidupan kita sendiri maupun orang lain. Dengan menulis bisa mengingat peristiwa memikirkan solusinya, menggambarkan gagasan/ ide sehingga nantinya akan lebih aktif dan kreatif guna membuka alam pikiran kita untuk menghilangkan rasa stres yang bisa menimbulkan berbagai macam penyakit. Tulisan ekspositori atau eksposisi adalah tulisan yang bersifat faktual, untuk menyalurkan informasi mengenai fakta-fakta penting di dunia (Tompkins, 2008 : 171). Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan pengertian karangan eksposisi menurut para ahli Karangan eksposisi yaitu karangan yang membahas/ menerangkan sesuatu. Membahas mengandung berbagi kagiatan seperti merumuskan, menguraikan, membandingkan, menghubungkan, menafsirkan, menilai, dan menyimpulkan (Rusyana 1986 : 29). Berdasarkan uraian diatas dan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan atau memaparkan sesuatu kepada pembaca mengenai mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, melakukan sesuatu sehingga pembaca memiliki pemahaman mengenai sesuatu hal.
Tujuan karangan eksposisi Gaya bahasa karangan eksposisi Fakta yang dikemukakan Kesimpulan
Pada umumnya karangan eksposisi sebagai bentuk tulisan mengandung tiga bagian yaitu pendahuluan, isi karangan eksposisi dan kesimpulan.
Adapun yang melandasi pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi merekonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya. Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Imam Mujahid, 2005 : 3). Berdasarkan beberapa pendapat tentang pendekatan kontekstual, penulis menyimpulkan bahwa pendekatan kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan menekankan kepada proses dunia nyata siswa dan menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajarinya dan menghubungkannya dengan situasi nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tujuh komponen pendekatan kontekstual dalam pembelajaran di kelas dapat dilakukan sebagai berikut ini. 1) Konstruktivisme (Contruktivism) Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosof) pendekatan kontekstual, yaitu pengetahuan yang dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas menjadi konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. 2) Bertanya (Questioning) Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis pendekatan kontekstual dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi baik administrasi maupun akademis. 3) Menemukan (Inquiry) Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan dari hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil penemuan sendiri. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lain. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat mendorong temannya yang lambat dan sebagainya. 5) Pemodelan (Modeling) Dalam sebuah pembelajaran selalu ada model yang bisa di tiru. Misalnya guru member modal tentang bagaimana cara belajar. Contohnya memberi contoh tentang materi yang akan diajarkan, misalnya contoh sebuah karangan. 6) Refleksi (Reflection) Refleksi adalah cara berfikir apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apaapa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru di terima.
7) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assesment) Assesment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh hasil menulis karangan eksposisi siswa kelas V SDN Batukarut 2 Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung Tahun Pelajaran 2011-2012. Menurut Arikunto (2006:131), Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penulis mengambil sampel seluruh hasil menulis karangan eksposisi siswa kelas V SDN Batukarut 2 sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 siswa lakilaki dan 20 siswa perempuan. Metode adalah cara yang teratur yang disusun secara sistematis dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. ( Surakhmad, 1998 : 13). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa apabila melakukan penelitian harus menggunakan metode yang tepat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan kepada metode penelitian maka teknik pengumpulan data yang dipilih sebagai berikut : 1. Studi Pustaka 2. Observasi 3. Uji Coba 4. Teknik Tes Data-data yang telah terkumpul berupa hasil tes menulis karangan eksposisi awal dan akhir diperiksa dan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menyusun nilai/ skor untuk setiap aspek penilaian dalam menulis karangan eksposisi. 2. Menyusun data hasil pretest dan postes dalam daftar perolehan penilaian. 3. Hitung skor akhir baik untuk pretes maupun postes dengan menggunakan rumus Nilai Anak = Skor Perolehan x 100 Skor Maksimum 4. Penghitungan data yang masuk
Instrument penelitian adalah sarana penelitian berupa tes untuk menyimpulkan data dan sebagai bahan pengolahan (Suharsini, 1998 ; 151). Dalam penelitian ini penulis menggunakan tes menulis karangan eksposisi. Tes hasil belajar ini dapat diukur dalam kriteria dan penskoran sebagai berikut :
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan eksposisi. Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan nilai menulis karangan eksposisi yang meningkat setelah menggunakan pendekatan kontekstual. Siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan produktif. Siswa membangun pemahaman sendiri berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dialaminya.
Format Penilaian Karangan Eksposisi No 1 2 3 4
Komponen yang dinilai Kesesuaian judul dengan isi karangan Bahasa karangan Pengembangan isi karangan Ejaan Jumlah
Skala Nilai Skor 1 2 3 4 5 5 5 5 5 20
DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti dkk. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. 2003. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. 2010.
Arti Skala Nilai : 1 = Sangat kurang. 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik
Johnson, Elaine B. CTL (Contexual Teaching & Learning). Bandung : Kaifa Learning.
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100 % Skor Maksimum
Keraf, G. Eksposisi. Jakarta : Gramedia. 1995.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat saat penulis melakukan tes awal (pretes), nilai yang diperoleh yaitu 61,87 dan nilai rata-rata tes akhir (postes) yaitu 61,87 dan nilai rata-rata tes akhir (postes) yaitu 72,62. Ini berarti terdapat selisih nilai tes awal dan tes akhir adalah 10,75.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta : Bp. Dharma Bhakti. 2007. Tarigan, Henry Guntur. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa. 1994. Zainurrahman. Menulis Dari Teori Hingga Praktik (Penawar Racun Plagiarisme). Bandung : Alfabeta, 2011.