PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN (CONTEKSTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 NARINGGUL KECAMATAN NARINGGUL KABUPATEN CIANJUR Ugan Hermawan NIM : 09210274 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia HP : 087825356835 e-mail :
[email protected] ABSTRAK Menulis merupakan satu aspek keterampilan berbahasa seperti menyimak, berbicara, membaca. Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus diajarkan dan dikuasai siswa di sekolah. Penerapan model pembelajaran kontekstual merangsang siswa untuk melakukan aktivitasnya. Pembelajaran pada siswa. Dengan latar belakang itu, penulis mengujicobakan model pembelajaran kontekstual dalam menulis narasi. Masalah yang dibahas dalam peneliti ini yaitu apakah model pembelajaran konstektual efektif bila diterapkan dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-F SMP Negeri 3 Naringgul, Cianjur Tahun Pelajaran 2011-2012, apakah model pendekatan konstektual dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran menulis narasi di kelas VII-F SMP Negeri 3 Naringgul (Tahun Pelajaran2011-2012). Adapun tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran konstektual dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-F SMP Negeri 3 Naringgul. Metode yang digunakan yaitu eksperimen semu. Data diolah dengan menggunakan uji statistik. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII-F sebanyak 35 siswa. Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran konstektual efektif dalam pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas VII-F SMP Negeri 3 Naringgul. Hal ini terbukti dari perhitungan statistik yang membuktikan bahwa nilai siswa meningkat 28% dari 50%. Pendekatan Kontekstual ektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan Narasi. Ditunjukan dengan pernyataan siswa bahwa pembelajaran ini menyenangkan dengan bervariasi metode yang digunakan. Kata kunci : Pembelajaran, Menulis, Karangan Narasi, CONTEKSTUAL
1
wilayah karangan lain. Narasi mempunyai kebebasan kepada siswa dalam berimprovisasi dan mengoktimalkan imajinasinya. Meskipun demikian, tidak semua siswa bissa menulis narasi dengan baik. Tidak semua cerita yang dihasilkan mampu menggetarkan pembaca sehingga tulisan itu paling tidak dapat memiliki muatan sastra. Salah satu model pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mempermudah belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terutama pada keterampilan menulis karangan narasai ialah pendekatan kontekstual. Dalam hal ini, siswa dapat menggunakan situasi alam sekitar (konteks) untuk dijadikan media pembelajaran. Pendekatan yang memberdayakan alam ini dapat mernciptakan suasana yang interaktif, dimana siswa tidak lagi bersifat reseptif tehadap materi. Untuk memperjelas masalah yang akan diteliti, dan agar langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilaksanakan dengan tepat, penulis membatasi masalah pada keefektifan pembelajaran menulis karangan Narasi dengan menggunakan Kontekstual pada siswa kelas VII SMPN 3 Naringgul Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur, sebagai upaya peningkatan kreatifitas siswa dalam proses pembelajarannya. Berdasarkan batasan masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut 1) Berapa besar daya serap siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur Tahun Pelajaran 2011-2012 dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual? 2) Efektifkah teknik kontekstual dipergunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur?
A. PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi utrama untuk menyampaikan pesan baik secara tertulis maupun lisan. Keraf (2001:1) memberikan pengertian bahwa bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Sebagai alat kominikasi bahasa mrupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan, dan memungkinkan menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Menulis merupakan salah satu bagian keterampilan berbahasa. Tarigan (1982:3) mengemukakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan bahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tida secara tatap muka dengan orang lain. Menulis artinya mengorganisasikan kalimat menjadi suatu ide atau pendapat tentang pengalaman yang ingin disampaikan kepada pembaca (yang diajak berbahasa). Sutari dkk, (1997:24) mengemukakan bahwa menulis adalah mengekpresikan pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan media bahasa tulis dengan harapan dapat dibaca oleh pembaca. Di dalam pengajaran bahasa Indonesia, siswa diperkenalkan pada keterampilan mengarang melalui jenis karangan, yaitu narasi (cerita rekaan/khayalaan), eksposisi (paparan), deskripsi (gambaran /lukisan), argumentasi (gagasan/alasan), dan persuasi (bujukan). Dari kelima jenis karangan tersebut hanya karangan narasi yang mempunyai peminat yang banyak karena dalam wadah narasi, siswa tidak terbebani oleh segala batas-batas aturan yang pada kenyataanya lebih membelenggu kreativitas. Hal tersebut, terlepas benar atau tidak, masuk akal atau sebaliknya. Sswa tidak perlu dipusingkan oleh-oleh pembelokan-pembelokan ide yang bissa dijadikan karangan dari memasuki 2
3) Termotivasikah minat siswa pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan kontekstual? 4) Termotivasikah minat siswa pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan kontekstual?
dalam narasi teknik
kemampuan siswa dalam menulis karangan. b. Menambah pengalaman memilih bahan ajar menulis puisi. 4. Bagi Sekolah (Dunia Pendidikan) Bagi sekolah penelitian ini dapat dijadikan bahan awal dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah kearah yang lebih baik. Dalam suatu penelitian perlu merumuskan anggapan dasar agar ada dasar berpijak bagi masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut maka anggapan dasar penelitian ini adalah: a. Keberhasilan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual dikatakan berhasil apabila kemampuan siswa meningkat. b. Teknik kontekstual efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. c. Minat belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur termotivasi saat pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual. Dengan memperhatikan dan bertitik tolak dan pada rumusan anggapan dasar di atas, penulis dapat merumuskan hipotesis atau jawaban sementara yang akan diujicobakan sebagai berikut : 1) Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur pada tahun pelajaran 2011-2012 lebih meningkat dalam menyerap materi pelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual. 2) Teknik kontekstual lebih efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMPN 3 Naringgul Cianjur tahun pelajaran 2011-2012. 3) Minat siswa sangat termotivasi dalam pembelajaran menulis karangan narasi
dalam narasi teknik
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui kemampuan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur. 2) Untuk mengetahui keefektifan teknik kontekstual pada pembelajaran menulis karangan narasi. 3) Untuk mengetahui Motivasi minat siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik kontekstual. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan masukan bagi peneliti sendiri dan bagi guru bidang studi bahasa Indonesia. Adapun manfaat yang penulis harapkan dalam melaksanakan penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi Siswa Bagi siswa dapat meningkatkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan lebih baik. 2. Bagi Guru Bagi guru dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan pembelajaran yang lebih baik melalui penelitian tindakan kelas 3. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis yaitu: a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penerapan model pembelajaran menulis karangan untuk meningkatkan
3
konstuktivisme (contructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penelitian yang sebenarnya (authentic assesment).
dengan menggunakan teknik kontekstual. Agar terjalin penafsiran dan pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap penelitian, penulis akan menguraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : 1) Pembelajaran menulis adalah pembelajaran yang memeungkinkan siswa untuk menuangkan gagasan secara sistematik kedalam sebuah tulisan serta mengungkapkan tujuan dengan bahasa yang komunikatif sehingga orang lain dapat memahami bacaan tersebut. 2) Narasi adalah karangan yang berusasha menggambarkan atau mengisahkan dengan jelas-jelasnya suatu peristiwa yang telah terjadi. 3) Pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat yang melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme (contrutivism), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assement). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik kontekstual dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk menuangkan gagasan kedalam sebuah tulisan yang menggambarkan suatu peristiwa atau pengalaman yang dialami oleh siswa kelas VII SMPN 3 Naringgul. Dalam penelitian ini melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif, yaitu
B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Menulis Sutari dkk (1997:36) mengatakan bahwa menulis adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, pengalaman, dengan menggunakan bahasa tulis sehingga menjadi tulisan yang mudah dipahami pembaca, sesuai dengan tujuan yang telah digariskan penulisnya. 2. Pengertian Narasi Parera ( 1993:5 ) mengemukakan bahwa narasi merupakan bentuk perkembangan karangan dan tulisan yang bersifat mensejarahkan sesuatu berdasarkan perkenbangan dari waktu kewaktu. Narasi mementingkan urutan kronologis suatu peristiwa. Pengarang bertindak sebagai sejarawan atau tukang cerita. Sementara itu Keraf ( 2003:136 ) mengemukakan bahwa karangan narasi merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya merupakan sutau tindaktanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjalin dalam suatu kesatuan waktu. Rusyana (1978:3-4) menyebutkan bahwa narasi adalah karangan kisahan yang isinya memaparkan terjadinya peristiwa, baik peristiwa kenyataan atau rekaan. 3.
Ciri-ciri Narasi a) Dari segi sisi Isi karangan narasi berupa cerita yang memaparkan suatu peristiwa baik
4
b)
c)
d)
e)
peristiwa rekaan kenyataan (Rusyana, 1984:135). Dari segi dasar pembentukan. Dasar pembentukan karangan narasi adalah perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu (Keraf, 2003:136 ). Dari segi tujuan atau sasaran. Karangan narasi bertujuan memperluas pengetahuan orang. Selain itu, karangan narasi berusaha untuk memberikan maksud tertentu, menyampaikan maksud terselubung kepada pembaca atau pendengar. Dari segi unsur Karangan narasi ditandai dengan adanya penokohan, jalan cxerita atau konflik. Dari segi penggunaan bahasa Bahasa yang digunakan penulis bersifat subjektif. Kata-kata yang digunakan sangat dipengaruhi oleh jiwa pengarangnya.
Novel adalah prosa yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun (Sudjiman, 1984:53). f) Cerita Pendek Cerita pendek adalah cerita rekaan yang pendek. Arti pendek di sini adalah relatif. Sudjiman (1984:15), mengartikan sebagai kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang dimaksudkan memberikan kesan tunggal yang dominan. g) Dongeng Sudjiman (1984:16), mengemukakan bahwa dongeng adalah cerita tentang penuh mahluk hayat. 5. Unsur-unsur Narasi a) Tema b) Latar c) Penokohan d) Alur e) Sudut pandang f) Amanat
4. a)
Bentuk-bentuk Narasi Sejarah Dalam KBBI (1988:794), sejarah adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau dalam kurun waktu tertentu tanpa ditambah satu cerita sampingan. b) Biografi Biografi adalah buku yang menguraikan riwayat hidup seorang tokoh (KBBI, 1988:120). c) Autobiografi Autobiografi adalah riwayat hidup pribadi yang ditulis sendiri (KBBI,1988:57). d) Roman Roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masingmasing (KBBI, 1988:752). e) Novel
6. Pembelajaran Pendekatan Kotekstual Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transper pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. (Depdisnas 2003:1).
5
Teknik pengolahan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kecenderungan memusat. Teknik kecenderungan memusat terdiri dari 3 macam yaitu modus, median, mean atau ratarata hitung. Tetapi yang dipergunakan penulis dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah mean atau rata-rata hitung. Untuk mengetahui mean atau ratarata hitung terlebih dahulu penulis menggunakan distribusi frekuensi. Kemudian menggunakan rumus statistik yaitu : Ẋ=∑ F (X) n Keterengan : Ẋ = rata-rata hitung.
a. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Mendengarkan b. Berbicara c. Membaca dan d. Menulis. 1 METODE PENELITIAN a)
Metode Penelitian
∑ F (X) = jumlah skore
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran tentang menulis puisi pada siswa kelas VII SMPN 3 Naringgul Kecamatan Naringgul Kabupaten Cianjur dengan menggunakan Contekstual. Melalui metode pembelajaran menulis karangan Narasi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pretes-postes pada satu kelompok.
individu
= jumlah frekuensi /
5. Populasi Menurut Arikunto (1993:102) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan hal itu, maka populasi yang penulis ambil adalah sejumlah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Naringgul Cianjur. 6. Sampel
b) Teknik Penelitian penulis menggunakan beberapa teknik penelitian, seperti berikut ini : a. Teknik Studi Pustaka b. Teknik Eksperimen c)
n
Pengambilan sampel dilakukan pada Siswa kelas VII SMPN 3 Naringgul yang berjumlah 29 orang.
Teknik Pengumpulan Data 2
a. Tes Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu berupa pretes dan postes. b. Nontes Adapun non tes yang peneliti gunakan yaitu wawancara dan observasi.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
a) Deskripsi Proses Pembelajaran Penulis mendeskripsikan data hasil dari penelitian di lapangan yang di antaranya deskripsi data hasil kuesioner dan data hasil pre tes dan pos tes siswa. b) Analisis Hasil Pretes Siswa Penghitungan Rata Rata hasil pretes
4. Teknik Pengolahan Data 6
N X = 2820 29 X= 97
Siswa Kelas VII SMPN 3 Naringgul Kecamatan Naringgul Skor (X) 50 60 70 80 90 100 ∑
Frekuensi (F) 18 20 4
F(X) 900 1200 280
29
2380
d) Pembahasan Hipotesis
Pengujian
Berdasarkan hasil analisis data hasil pretes dan postes siswa SMPN 3 Naringgul kelas VII mendapatkanrata-rata dari pretes sebesar 82 dan dari postes sebesar 97. Dilihat dari perbandingan antara nilai rata-rata pretest dan posttes maka penulis simpulkan bahwa hipotesis yang diajukan penulis dapat diterima, dalam arti bahwa pembelajran menulis narasi dengan teknik latihan dapat berhasil dengan baik dan efektif serta terdapat yang signifikan antara hasil pre test siswa dengan hasil post test siswa walaupun perlu peningkatan supaya pengetahuan dan keterampilan menulis siswa lebih baik dan meningkat.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui ∑F (X) = 2380 dan N sebanyak 29, maka nilai rata-rata pretes. X = ∑F(X)Sudjana,1987 :138 ) N X=
Hasil
2380 29
3 SIMPULAN DAN SARAN
X= 82
1 Simpulan 3.
Analisis Hasil Postes Siswa
Berdasarkan pembahasan, diperoleh hasil penelitian yang selanjutnya disebut sebagai kesimpulan pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Siswa Kelas VII SMPN 3 Naringgul Kecamatan Naringgul Skor (X) Frekuensi (F) F(X) 50 2 100 60 13 780 70 22 1540 80 5 400 90 100 ∑ 29 2820
1.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui ∑F (X) = 2820 dan N sebanyak 29, maka nilai rata-rata berdasarkan teknik pengujian atau analisis data, yaitu : X = ∑F(X)Sudjana,1987 :138 ) 7
Pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual berhasil meningkat keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas VII F SMP Negeri 3 Naringgul Kabupaten Cianjur ditunjukan dengan peroleh nilai siswa meningkat 28 % dari 50 % pada pretes sebelum diberi perlakukan menjadi 78 % pada postes setelah diberikan perlakukan pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
2.
Pendekatan kontekstual efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas VII F SMP Negeri 3 Naringgul Kabupaten Cianjur ditunjukan dengan pernyataan siswa bahwa pembelajaran ini menyenangkan dengan bervariasi metode yang digunakan.
4 DAFTAR PUSTAKA Aminudin. (1995). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
2 Saran
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kurikulum KTSP 2006. Jakarta: Depdiknas.
Setelah dilaksanakan, penulis memberikan saran sebagaiberikut. 1. Guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya menggunakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual komponen pemodelan dalam kegiatan menulis karangan narasi. 2. Guru hendaknya melatih siswa untuk gemar menulis dengan memberikan latihan membuat kalimat ejaan dan tanda baca yang benar. 3. Bagi siswa hendaknya lebih peka terhadap pembelajaran yang diberikan oleh guru yang selanjutnya bisa mengungkapkan mengusulkan bentuk pembelajaran yang diinginkan kepada guru sehingga guru bisa memilih metode dan pendekatan yang cocok yang diinginkan pada akhir pembelajaran bisa lebih menyenangkan dan efektif. 4. Untuk peneliti hendaknya melakukan penelitian lanjutan dari penelitian ini dengan aspek yang lain, untuk khasanahh ilmu bahasa dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke tiga. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. (2008). Model Penyelenggaraan Sekolah Kategori Mandiri Sekolah Standar Nasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah. Keraf, Gorys. (2010). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Parera,Jos Daniel. (1993). Menulis tertip dan sistematis.Jakarta:Erlangga. Rusyana.(1978).Bahasa dan sastra dalam gamitan pendidikan.Bandung:CV Diponegoro. Sudjana, Prof, Dr. (2002). Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito. Sutari.(1997).Dasar-Dasar Menulis.Bandung.
Kemampuan
Tarigan, Henri. G. (1994). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
8