1
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGHUBUNGKAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG Hanafi Albar 1), Gusnetti 2), Syofiani 2) 1)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang E_mail :
[email protected] ABSTRACT The target of this research is to describe the influence of applying pemodelan to ability writing competent of narasi class of student X Senior High School 13 Padang. The theory that used in this research is definition of writing, narration text and pemodelan tecnique. The research type was categhorized as exsperimen quantitative ( quasi exsperiment ) research. Based on the analyzed of data, we can conclude that the result of student learning process with use pemodelan technique with exspository learning is different because in fact tcalculated = 2,9899 and ttabel = 1,677. This phenomenoun that showed by students mean score in exsperiment class is 46,72 meanwhile students mean score in control class is 39,17. So, pemodelan technique is have influence to students ability to write in X grade at Senior High School 13 Padang. Keyword: Pemodelan tecnique, writing competent of narration.
PENDAHULUAN
Menulis
sebagai
salah
satu
menggambarkan
suatu
bahasa
yang
keterampilan berbahasa sangat menuntut
dipahami oleh sesorang, sehingga orang lain
kreativitas dan penting bagi siswa. Menulis
dapat membaca lambang-lambang grafik
merupakan keterampilan berbahasa yang
tersebut Melalui kegiatan menulis siswa
digunakan
sebagai
tidak
dapat mengekspresikan perasaan dalam
langsung.
Kegiatan
menuntut
bentuk paragraf. Salah satu bentuk paragraf
komunikasi menulis
gagasan-gagasan yang tersusun secara logis,
adalah
diekspresikan dengan jelas, dan ditata secara
Kurikulum
menarik (Tarigan, 2008: 9). Lebih lanjut
(KTSP) pembelajaran menulis karangan
Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa
narasi di sekolah diajarkan pada siswa kelas
menulis
atau
X semester I, dengan Standar Kompetensi
melukiskan lambang-lambang grafik yang
(SK) yaitu mengungkapkan informasi dalam
merupakan
menurunkan
paragraf Tingkat
narasi. Satuan
Berdasarkan Pendidikan
2
berbagai bentuk karangan (narasi, deskripsi,
Berdasarkan
hasil
wawancara
eksposisi) dan Kompetensi Dasar (KD)
dengan salah satu guru mata pelajaran
menulis gagasan dengan membuka pola
Bahasa Indonesia di SMA Negeri 13
urutan waktu dan tempat dalam bentuk
Padang, Ibu Dra. Hj. Fauziah pada tanggal
tulisan narasi.
24 Mei 2013 dikatakan bahwa dalam proses
Menurut Keraf (2007: 72) karangan
pembelajaran lebih banyak didominasi oleh
narasi merupakan suatu bentuk tulisan yang
guru
sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang
menjelaskan
dijalani dan dirangkaikan menjadi suatu
mendengarkan serta mencatat penjelasan
peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan
yang diberikan guru kemudian mengerjakan
waktu. Sedangkan menurut Semi (2003: 29)
latihan. Hal tersebut, membuat siswa belajar
narasi merupakan tulisan yang bertujuan
secara individu dan kurang terjadi interaksi
untuk menyampaikan atau menceritakan
dengan siswa lain sehingga menimbulkan
rangkaian
kebosanan pada diri siswa.
peristiwa
atau
pengalaman
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.
dan
terkesan materi
monoton. ajar
dan
Guru siswa
Proses pembelajaran yang monoton membuat siswa kurang semangat dalam
Semi (2003: 31-32) menyatakan
belajar. Hal tersebut juga membuat siswa
bahwa tulisan narasi memiliki enam ciri,
kurang tertarik dalam mengerjakan latihan
yaitu: (1) berupa cerita tentang peristiwa
yang diberikan guru, sementara pelajaran
atau pengalaman manusia, (2) kejadian atau
Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang
peristiwa yang disampaikan dapat berupa
menuntut kreatifitas siswa dan daya pikir
peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat
siswa dalam memahami sebuah bacaan.
berupa imajinasi, atau gabungan keduanya, (3)
berdasarkan
konflik,
guru
Bahasa
Indonesia
tanpa
seharusnya mampu membangkitkan minat
konflik biasanya narasi tidak akan menarik,
belajar siswa. Salah satu cara yang dapat
(4) memiliki nilai estetika karena isi dan
dilakukan oleh guru adalah mengubah cara
cerita
sastra,
atau strategi belajar siswa. Salah satu
khusunya narasi yang berbentuk fiksi, (5)
strategi pembelajaran yang dianggap dapat
menekankan
meningkatkan hasil belajar siswa adalah
penyampainnya
susunan
biasanya memiliki dialog.
karena
Sebagai
bersifat
kronologis,
(6)
pembelajaran kontekstual
kontekstual. adalah
salah
Pembelajaran satu
strategi
3
pembelajaran yang menekankan kepada
tertentu diikuti dengan model yang dapat
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
ditiru siswa. Selanjutnya, Kardi dan Nur
dapat menemukan materi yang dipelajari
(dalam Trianto, 2010: 52) menyatakan
dan menghubungkannya dengan situasi
bahawa teknik pemodelan merupakan suatu
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa
teknik yang dikembangkan berdasarkan
untuk
prinsip bahwa seseorang dapat belajar
dapat
menerapkannya
dalam
kehidupan mereka.
melalui pengamatan perilaku orang lain.
Pembelajaran
dengan
pendekatan
Dalam
pembelajaran
kontekstual,
kontekstual melibatkan tujuh komponen
guru bukan satu-satunya model. Model
utama. Ketujuh komponen tersebut yaitu: (1)
dapat dirancang oleh siswa, dan siswa lain
konstruktivisme
dapat
(contructivism),
(2)
menjadikannya
sebagai
patokan
bertanya (questioning), (3) menemukan
standar komepetensi yang ingin dicapai.
(inquiry), (4) masyarakat belajar (learning
Menurut Trianto (2010: 53) alasan yang
community), (5) pemodelan (modeling), (6)
mendasari diterapkan teknik pemodelan
refleksi
dalam proses pembelajaran adalah untuk
(reflection),
dan (7) penilaian
autentik (autentic assesment).
mengubah perilaku melalui pengamatan
Salah satu komponen pembelajaran
terhadap guru (model) yang melakukan
kontekstual adalah komponen pemodelan
kegiatan
(modeling). Menurut Muslich (2008: 46)
eksperimen, maka peserta didik dapat
pendekatan
meniru perilaku (langkah-langkah) yang
kontekstual
pemodelan pembelajaran
menyarankan keterampilan
komponen bahwa pengetahuan
seperti
dimodelkan
atau
demonstrasi
terampil
dan
melakukan
kegiatan seperti yang dimodelkan.
METODOLOGI jenis penelitian ini adalah penelitian
menyisishkan
eksperimen. Menurut Arikunto (2010: 9)
mengganggu.
faktor-faktor
lain
yang
eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
Berdasarkan jenis penelitian, maka
hubungan sebab akibat (hubungan kausal)
penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu
antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau
eksperimen teknik
menggunakan
pemodelan
dan
pendekatan kelas
kontrol
4
menggunakan pembelajaran konvensional.
karangan narasi. Tahap pelaksanaan, pada
Pada akhir penelitian masing-masing kelas
tahap ini pembelajaran yang diberikan
sampel diberikan tes akhir.
kepada kedua sampel berdasarkan standar
Populasi dalam penelitian ini adalah
proses, sedangkan perlakuan terhadap kedua
seluruh siswa kelas X SMAN 13 Padang
sampel berbeda. Perlakuan yang diberikan
pada Tahun ajaran 2013/2014. Teknik
peneliti
pengambilan sampel yang digunakan yakni
menerapkan
random sampling. Dari hasil perhitungan
contoh teks karangan narasi dan LKS. Pada
sampel yang digunakan dalam penelitian ini
kelas kontrol, menerapkan pembelajaran
adalah kelas X1 sebagai kelas eksperimen
ekspositori. Tahap penyelesaian, pada tahap
dan kelas X3 sebagai kelas kontrol.
ini dilakukan analisis data yang diperoleh
Variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian ini yaitu variabel bebas
di
kelas
eksperimen
dengan
teknik
pemodelan
disertai
selama penelitian kemudian ditarik suatu kesimpulan.
merupakan perlakuan yang diberikan pada
Menganalisis data dengan melakukan
sampel yaitu metode mengajar. Variabel
uji hipotesis. Uji hipotesis memiliki syarat
terikat dalam penelitian ini adalah hasil
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
belajar siswa berupa kemampuan menulis
normalitas dilakukan dengan uji liliefors.
karangan narasi. Data penelitian ini adalah
Selanjutnya
skor kemampuan menulis karangan yang
menggunakan uji F. Setelah dilakukan uji
diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan.
normalitas dan uji homogenitas, kemudian
Sumber data berupa teks karangan narasi
dilakukan uji hipotesis dengan tujuan untuk
setelah proses pembelajaran, baik kelas
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil
eksperimen maupun kelas kontrol.
belajar kelas sampel akibat perlakuan yang
uji
homogenitas
dengan
Prosedur dalam penelitian ini terdiri
diberikan pada kelas eksperimen, maka
atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap
dilakukan uji kesamaan rata-rata hasil
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Pada
belajar kedua kelas sampel dengan statistik
tahap persiapan, peneliti mempersiapkan hal
penguji. Pada penelitian ini sampel distribusi
seperti:
normal dan kedua kelompok data homogen
mempersiapkan
Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan merancang instrumen penelitian berupa tes kemampuan menulis
sehingga digunakan uji t. Untuk memperoleh data tentang kemampuan
menulis
karangan
narasi
5
digunakan instrumen pengumpulan data S=
berbentuk tes hasil kemampuan menulis
n1 1 S12 n2 1S 22 n1 n2 2
karangan narasi. Tes yang diberikan adalah
Dimana X1 dan X3 adalah nilai rata-
tes berbentuk uraian, karena kemampuan
rata kelas eksperimen dan kelas kontrol, n1
menulis karangan narasi siswa dapat dilihat
dan n2 adalah jumlah siswa kelas eksperimen
dari hasil tes uraian.
dan kelas kontrol, S12 dan S22 adalah variansi
Teknik analisis data yang peneliti
terbesar dan variansi terendah hasil belajar
gunakan adalah perbedaan rat-rata dengan
kelompok sampel, harga thitung dibandingkan
menggunakan uji t. Analisis tes kemampuan
dengan ttabel yang terdapat dalam tabel
menulis karangan narasi bertujuan untuk
distribusi t. Kriteria pengujian tidak ada
menguji apakah hipotesis yang diajukan
perbedaan yang berarti jika ttabel ≤ thitung atau
diterima atau ditolak.
thitung
t=
X1 X 2 dengan 1 1 S n1 n2
H0 ditolak dan ada perbedaan yang berarti jika mempunyai harga lain pada taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2) -2.
Hasil dan Pembahasan Tabel 4.1
Berdasarkan penelitian yang telah
Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen
dilakukan dari tanggal 11–12 November 2013 diperoleh hasil penelitian pada kelas
Kelas
Jumlah Siswa
eksperimen sebagai berikut: Siswa yang
Eksperi
mengikuti posttest pada kelas eksperimen
men
29
Si
Si2
Xmax
Xmin
46,
10,
112,
75
30
72
59
15
x
berjumlah 29 orang. Setelah dilakukan posttest maka diperoleh nilai rata-rata,
Deskripsi hasil penelitian pada kelas
simpangan baku dan variansi hasil belajar
kontrol dilaksanakan pada tanggal 13-14
kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat pada
November 2013. Siswa yang mengikuti
tabel 4.1 berikut:
posttest pada kelas kontrol berjumlah 24 orang. Setelah dilakukan posttest maka diperoleh nilai rata-rata, simpangan baku dan variansi hasil belajar kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
6 Tabel 4.2
Fhitung =
Data Hasil Belajar Kelas Kontrol
Kelas
Jumlah Siswa
Kon
24
trol
Si2
Si
x
Xmax
Xmin
=
39,
7,0
49,
17
1
14
55
25
rumus
2
S2
2
112,15 49,14
= 2,28
Selanjutnya dicari uji normalitas dengan menggunakan
S1
uji
liliefors.
Uji
normalitas dilakukan pada kedua kelas sampel dan didapatkan harga Lo < Ltabel,
yang didapatkan pada tabel taraf nyata=
Kemudian dicari harga F dengan melihat tabel distribusi Ftabel dengan taraf nyata
pembilang: (29-1)= 28, dk penyebut: (241)= 23 adalah 2,60.
0,05. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
= 0,5 dalam distribusi f dan dk
Karena Fhitung < Ftabel dimana 2,28 < 2,60, dengan demikian dapat disimpulkan
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
bahwa kedua kelompok data yang di atas
Kelas
Jumlah Siswa
Lo
L tabel
memiliki variansi yang homogen.Dari hasil
Eksperimen
29
0,1736
0,1826
uji normalitas dan uji homogenitas yang
Kontrol
24
0,1101
0,1764
telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kedua kelas sampel
Dari perbandingan Lo dan Ltabel untuk kedua kelas sampel maka diperoleh Lo < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
belajar
kedua
kelas
sampel
berdistribusi
untuk
hal ini akan diuji H0
S2 =
2
1 2 adalah simpangan baku masingmasing
kelompok.
=
1 2 , dimana 2
=
Untuk
=
homogenitas
variansi dapat digunakan rumus:
mempunyai
pengujian
hipotesis
digunakan
statistik sebagai berikut:
melihat apakah data hasil belajar kedua kelas sampel homogen atau tidak. Dalam
dan
variansi yang homogen. Oleh karena itu,
berdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk
normal
=
n1 1S1 2 n 2 1S 2 2 n1 n 2 2
29 1112,15 24 149,14 29 24 2
28112,15 2349,14 53 2 3140,2 1130,22 51
7
S
=
4270,42 51
=
83,73
t(0,95:60) = 1,67 t(0,95:44) = t0 + t1 t 0 (
= 1,68 + (46-40) (
= 9,1506
Selanjutnya digunakan rumus t sebagai
= 1,68 + (6) (
berikut : t
x1 x 2 s
60 40
0,01
)
20
)
= 1,68 + (-0,003)
1 1 n1 n 2
46,72 39,17 1 1 9 ,1506 29 24 7,55
= 9,1506
=
1,67 1,68
= 1,68 + (6)(-0,0005)
=`
=
t1 t 0 ) x1 x0
1 1 29 24
2,9899
= 1,677 Harga thitung = 2,9899 dibandingkan dengan t
tabel
= 1,677. Karena thitung > ttabel,
berarti hipotesis H0 tolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan teknik pemodelan cukup baik daripada hasil belajar menulis karangan
Dari daftar distribusi t dengan peluang 0,95
narasi dengan metode ekspositori (ceramah)
dan dk = n1 + n2 - 2 = 51 maka didapat:
di SMAN 13 Padang.
t(0,95:40) = 1,68
Kesimpulan
kelas kontrol adalah 39,17. Hal tersebut dapat dilihat dari dalam aktivitas siswa
Berdasarkan hasil analisis data dan
selama proses belajar mengajar berlangsung.
pembahasan data yang telah dilakukan,
Aktivitas
siswa
tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa, dengan
perhatian siswa terhadap berbagai aktivitas
diterapkan teknik pemodelan siswa kelas X
dalam proses belajar mengajar, keaktifan
SMAN 13 Padang mampu menulis karangan
siswa dalam menganalisis model yang telah
narasi lebih baik, karena diperoleh thitung =
dibagikan, keaktifan siswa dalam bertanya
2,9899 dan ttabel 1,677. Hal ini dibuktikan
dan
dari nilai rata-rata siwa kelas eksperimen
demikian,
adalah 46,72 sedangkan nilai rata-rata siswa
peningkatan keterampilan menulis karangan
mengemukakan
terdiri
pendapat.
berdampak
positif
atas
Dengan pada
8
narasi.
Jadi
dapat
disimpulkan
teknik
menulis karangan narasi siswa kelas X
pemodelan berpengaruh dalam keterampilan
SMAN 13 Padang.
Daftar Pustaka
Mata Pelajaran: Bahasa Indonesia. Depdiknas, Jakarta. Muslich, Mansur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Sudjana, Nana. 20005. Metode Statistika. Bandung: Trasito. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wahyudi, Imam. 2012. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Wewenti, Gusra. (2011). “Kemampuan
Abdurahman dan Elya Ratna. 2003. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Padang: UNP Press. Aldy, Nurul. 2012. “Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) terhadap Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Siswa Kelas X SMANegeri 1 Kecamatan Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota”, Skripsi. Padang: Universitas Bung Hatta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Adi Mahasatya. Ermanto dan Emidar. 2010. Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press. Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. _____________. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2006. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Padang”, Skripsi. Padang. Program Studi Bahasa dan sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta.