KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA
JURNAL ILMIAH
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata Satu)
ZILVICHA GUSNITA NPM 09080280
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2013
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA Oleh Zilvicha Gusnita¹, Indriani Nisja², Yulia Sri Hartati³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The research on the background by students difficulties in proposing their ideas while writing short story. Furthermore, the technique of learning which is used by the teachers are not vary. The teachers also are not able to motivate students in helping them to bring up their ideas. According to those problems, the researcher do the research writing short story by finishing the story technique. The purpose of this research is to describe the capability of SMA Negeri 9 Sijunjung class X students in writing short story. The research is used Semi theory about writing, Thahar theory about short story, and Tarigan theory about the technique of finishing story. This research is a quantitative research with descriptive method. The population in this research is about 130 students which are dispersed in five classes. Those students are listed in 2012/2013 period. The sample of the research is about 26 students by purposive sampling technique. The researcher choose X.I class as the sample of the research. It is considered by variety of students ability. Later on, the research data is to test ferformance to research the ability writing short story with the technique. According to the result of data analysis, it shows that the ability in writing short story of SMA Negeri 9 Sijunjung students by finishing story technique as (1) students ability in describing the characters in writing short story are classified enough with the avarage of mastery 73.23%, (2) students’ ability in using plot of the story are classified enough with the avarage of mastery 56-65%, (3) students’ ability in using background of the story are classified more than enough with the avarage of mastery 71.92%. As a result, it can be conluded that students’ abitlity in writing short story with finishing story techniqueare classified more than enough with the avarage 67.76% in the stretch of 66.75%. Keywords : ability to write, short stories, techniques finish the story
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG DENGAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA Oleh Zilvicha Gusnita¹, Indriani Nisja², Yulia Sri Hartati³ 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa dalam mengemukakan ide atau gagasan ketika menulis cerpen. Selanjutnya teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan kurang mampu memotivasi siswa untuk memunculkan ide kreatif dalam menulis cerpen. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dilakukanlah penelitian pembelajaran menulis cerpen dengan teknik menyelesaikan cerita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita. Penelitian ini menggunakan teori Semi tentang menulis, teori Tahar tentang cerpen, dan teori Tarigan tentang teknik menyelesaikan cerita. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 130 orang yang tersebar lima kelas yang terdaftar pada tahun 2012/2013. Sampel pada penelitian ini adalah 26 siswa dengan teknik purposive sampling dengan cara mengambil satu kelas saja pada kelas X.I yang dijadikan sampel karena kemampuan siswanya beragam. Data penelitian ini adalah tes unjuk kerja untuk kemampuan menulis cerpen dengan teknik menyelesaikan cerita. Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita sebagai berikut ini. (1) kemampuan siswa menggambarkan watak tokoh dalam menulis cerpen tergolong lebih dari cukup, dengan rata-rata penguasaan 73.23%, (2) kemampuan siswa dalam menggunakan alur cerita dalam menulis cerpen tergolong cukup 64% dengan rata-rata penguasaan 56-65%, (3) kemampuan siswa menggunakan latar cerita dalam cerpen tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata penguasaan 71.92%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis cerpen siswa dengan teknik menyelesaikan cerita tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata 69.76% pada rentangan 66-75%. Kata kunci : kemampuan menulis, cerpen, teknik menyelesaikan cerita
PENDAHULUAN Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa setelah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Dari keempat keterampilan tersebut keterampilan menulis selalu diletakkan paling akhir. Pengurutan keterampilan ini terjadi secara alamiah. Seseorang mampu menyimak bahasa kemudian mampu melafalkannya. Setelah belajar di disekolah seseorang akan mampu membaca kemudian mampu menulis. Keterampilan menulis merupakan tujuan akhir yang harus dicapai dalam keterampilan berbahasa. Tarigan (1987:85) mengemukakan biarpun posisi menulis selalu terakhir, tidak berarti menulis tidak penting. Keterampilan menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia komunikasi dan pendidikan. Siswa yang tidak mampu mengekspresikan pikiran dan gagasannya ke dalam tulisan akan tertinggal dari kemajuan ilmu pendidikan karena kegiatan menulis dapat mendorong perkembangan intelektual seseorang berpikir kritis. Oleh sebab itu, pembelajaran keterampilan menulis sudah diajarkan sejak sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Namun demikian, tetap saja siswa mengalami kesulitan dalam menulis. Hal ini disebabkan oleh keterampilan menulis kurang dilatihkan sehingga siswa kesulitan untuk mengemukakan ide atau gagasan. Menurut Tarigan (1999:4),
keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang sering dan teratur. Keterampilan menulis merupakan hal yang rumit dan kompleks karena siswa dituntut mampu mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Untuk itu, kegiatan belajar mengajar harus diprioritaskan pada latihan dan praktik yang sering dan teratur. Suatu keterampilan tidak akan dikuasai kalau hanya mempelajari teori tetapi dibutuhkan latihan dan praktik yang terus menerus. Salah satu keterampilan menulis yang harus dilatih siswa yaitu keterampilan menulis cerpen. Menulis cerpen ditingkat SMA diajarkan pada siswa kelas X Semester 2 Standar Kompetensi (SK) ke-16 mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain ke dalam cerpen. Kompetensi Dasar (KD) 16.2 menulis karangan berdasarkan pengalaman orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, dan latar). Terampil menulis cerpen berarti siswa terampil mengungkapkan ide dalam tulisan bernilai sastra. Apabila keterampilan menulis cerpen siswa dilatih dan dikembangkan akan menjadi lapangan pekerjaan bagi siswa nantinya. Thahar (2008:6) mengemukakan keterampilan menulis cerpen merupakan lahan pekerjaan yang produktif dan mempunyai prospek masa depan yang cerah. Selain memiliki nilai estetika, cerpen juga memiliki nilai komersial.
Berdasarkan wawancara yang pernah penulis lakukan dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMA 9 Sijunjung tentang pembelajaran menulis cerpen. Dalam proses pembelajaran menulis cerpen, beliau sudah menggunakan teknik pemodelan. Permasalahan yang dialami siswa dengan menggunakan teknik ini yaitu siswa kesulitan dalam memulai ide atau gagasan yang akan ditulisnya sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam menulis. Selain itu, siswa kurang kreatif menggambarkan penokohan dalam cerita. Kemudian, siswa kesulitan dalam menggunakan alur cerita sehingga cerita yang ditulis siswa terkesan tidak menarik. Siswa kurang mampu menggunakan latar cerita karena terfokus pada contoh, sehingga hasil pembelajaran yang dicapai belum maksimal. Dari permasalahan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa permasalahan itu terjadi karena berbagai faktor. Faktor tersebut adalah teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan guru kurang mampu memotivasi siswa untuk menimbulkan ide kreatif siswa dalam menulis cerpen. Untuk memberikan variasi pada pembelajaran keterampilan menulis cerpen, perlu dilakukan penelitian pada kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita. METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriftif. Dalam penelitian kuantitatif
data yang akan dikumpulkan berupa angka dan dianalisis dengan rumus statistik. Menurut Arikunto (2006:12), penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Data dalam penelitian ini adalah skor kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita. Menurut Nazir (2009:54), Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa. Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita. HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis data kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita dapat diklasifikasikan menurut skala 10. Nilai yang diperoleh siswa dapat dikelompokan atas 6 kelompok yaitu, (1) sempurna sebanyak 4 orang (15.4%) dengan tingkat penguasaan 96-100%, (2) baik sekali (BS) sebanyak 4 orang (15.4%) dengan tingkat penguasaan 86%-95%. (3) baik (B) 2 orang (7.7%) dengan tingkat penguasaan 76%-85%. (4) lebih dari cukup (LdC) 6 orang (23.1%) dengan
tingkat penguasaan 66%-75%, (5) cukup (C) 5 orang (19.2%) dengan tingkat penguasaan 56%-65%, (6) kurang (K) 5 orang (19.2%) dengan tingkat penguasaan 36-45%. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata 69.76 dengan tingkat penguasaan berada pada rentangan 66-75%. PEMBAHASAN 1.
Kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita untuk aspek 1 menggambarkan penokohan Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita untuk aspek 1 tergolong lebih dari cukup, dengan rata-rata penguasaan sebesar 73.23% berada pada rentangan 66-75%. 2. Kemampauan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan Teknik Menyelesaikan Cerita Untuk Aspek 2 Menggunakan Alur Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita untuk aspek Alur tergolong cukup, dengan rata-rata
penguasaan 64% rentangan 56-65%.
berada
pada
3. Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas X SMA 9 Sijunjung dengan Teknik Menyelesaikan Cerita Untuk Aspek 3 Melukiskan Latar Berdasarkan analisis data menunjukkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita untuk aspek latar tergolong lebih dari cukup, dengan rata-rata penguasaan 71.92% berada pada rentangan 66-75%. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan teknik menyelesaikan cerita dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut: (1) kemampuan siswa menggambarkan watak tokoh dalam menulis cerpen tergolong lebih dari cukup, dengan rata-rata penguasaan sebesar 73.23% berada pada rentangan 66-75%, (2) kemampuan siswa dalam menggunakan alur cerita dalam menulis cerpen tergolong cukup dengan rata-rata penguasaan 64% berada pada rentangan 56-65%, (3) kemampuan siswa menggunakan latar cerita dalam cerpen tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata penguasaan 71.92% berada pada rentangan 66-75%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis cerpen siswa
dengan teknik menyelesaikan cerita tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata 69.76% pada rentangan 6675%. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. 1987. Teknik
Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Hendry Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung Tarigan, Hendry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Thahar, Harris Efendi. 2008. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.