KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh
1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah permasalahan yang dihadapi siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dalam kemampuan menulis karangan narasi sugestif masih kurang, yang menjadi kesulitan utama bagi siswa dalam menulis adalah mengembangkan ide atau gagasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini siswa kelas X semester 1 SMA N 9 Sijunjung. Jumlah siswa yang terdaftar sebanyak 175 orang tersebar dalam 5 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sample random sampling atau secara acak. Sampel penelitian berjumlah 35 orang (20% dari populasi per kelas). hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita, dapat disimpulkan kemampuan menulis karangan narasi berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 76.77 berada pada rentangan 76—85%. Kata Kunci: Menulis Narasi Sugestif, Teknik Menyelesaikan Cerita
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG Oleh
3) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 4) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this research is about the problem that had been gotten by the students class X at SMAN 9 Sijunjung in writing narrative paragraph, and also suggestive paragraph, the frist problem of students is to develop their ideas. The purpose of this research is to desribe the ability of the students in writing paragraph narative and also paragraph suggestive at class X in SMAN 9 Sijunjung by using techniq finishing story. Kind of this research is quatitative by using descriptive method. The population of this research is students at X class SMAN 9 Sijunjung. The population of the students are araoud 175 students in five classses. Techniq in talking the sample that had been used by the researcher is sample random sampling. Sample of the research is araoud 35 person 20 % population for each classes, the result of this research stades that the ability of the students in writing paragraph narative and suggestive by using techniq finishing story, can be conclude that their ability in writing narartive paragraph in good, qualification and the mean of their result is about 76.77 and this is in level 76-85 %
Key word: writing paragraph narrative, and suggestive, techniq in finising story.
2
3
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan berbahasa yang saling berhubungan erat dengan proses berfikir yang mendasari bahasa dengan cara beraneka ragam. Keempat aspek tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pemerolehan keterampilan ini terjadi secara alamiah. Seseorang mampu menyimak bahasa kemudian mampu melafalkannya. Setelah belajar di sekolahseseorang akan mampu membaca kemudian mampu menulis. Keterampilan menulis merupakan tujuan akhir yang harus dicapai dalam keterampilan berbahasa. Sesuai yang dikemukakan oleh Tarigan (2005:85) meskipun posisi menulis selalu terakhir, tidak berarti menulis tidak penting. Karangan narasi dikenal sebagai sebuah cerita. Narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi sauatu konflik. Menurut Keraf (2007:136) narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Narasi menyajikan peristiwa dalam sebuah rangkian peristiwa kecil yang berkaitan. Karangan narasi menggunakan nalar dengan menghubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah dilakukan jika tidak menulis. Jika pembaca tidak dapat memahami gagasan yang disampaikan oleh penulis, berarti penulis belum terampil dalam menulis karangan narasi. Kemampuan siswa dalam menulis dipengaruhi oleh komponen-komponen lain seperti, teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengembangkan ide dan gagasannya kedalam bentuk tulisan. Oleh karena itu untuk mengembangkan keterampilan menulis siswa perlu adanya teknik pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran, khususnya dalam menulis karangan narasi sugestif. Salah satu strategi yang dapat mengaktifkan siswa dalam menulis karangan narasi sugestif adalah dengan menerapkan teknik menyelesaikan cerita. Melalui strategi ini bukan siswa saja yang bekerja, tetapi guru pun dituntut aktif untuk mengembangkan kreativitasnya. Guru memilih suatu cerita tertentu yang cocok dan sesuai bagi siswa. cerita itu dihilangkan setengah dibagian akhir, lalu dibagikan kepada siswa bagian pertamanya untuk dibaca dan dipelajari. Kemudian siswa diinstruksikan untuk menyelesaikan cerita itu menurut jalan pikiran masing-masing (Tarigan, 1986:200). Keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah menengah atas (SMA) kelas X semester 1 Standar Kompetensi (SK) ke-4 yang berbunyi mengungkapkan informasi dalam bentuk paragraf (naraeterampilan mesi, deskripsi, dan eksposisi). Kompetensi dasar (KD) 4.1 yaitu menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif. Penulisan karangan narasi menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf narasi. Hal ini tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidiakan (KTSP). Berdasarkan wawancara yang pernah dilakukan dengan Ibu Susi Sintia Dewi guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia serta beberapa orang siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, siswa mengalami kesulitan untuk menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya ke dalam bentuk tulisan. Kedua, kemampuan siswa untuk menulis karangan masih kurang, terutama karangan narasi sugestif jika dilihat dari segi penggunaan alur, menggambarkan pelaku, dan menggunakan latar. Ketiga, guru belum menemukan teknik yang tepat untuk memotivasi siswa dalam memahami karangan narasi. Keempat, guru bertindak sebagai sumber informasi yang menyampaikan materi dengan cara berceramah dan mencatatkan materi kepada siswa. Akibatnya, siswa menjadi pasif karena mereka hanya menerima informasi dari guru tanpa terlibat aktif dalam proses pembelajaran akhirnya konsep tentang karangan narasi kurang dipahami sehingga karangan yang ditulis tidak tersusun dengan baik dan tidak jelas. Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakn teknik menyelsaikan cerita siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung sebagai berikut. (1) Siswa mengalami kesulitan mengembangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya ke dalam bentuk tulisan, (2) Kemampuan siswa untuk menulis karangan masih kurang, terutama karangan narasi sugestif jika dilihat dari segi penggunaan alur, menggambarkan pelaku, dan menggunakan latar, (3) Guru menyampaikan materi dengan cara ceramah yang menyebabkan siswa pasif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
4
(4) Guru belum menemukan teknik yang tepat untuk memotivasi siswa dalam memahami karangan narasi. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dibatasi masalah pada kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung. Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung. Menurut Tarigan (2005:21) menyatakan menulis merupakan suatu kegiatan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut. Menurut Semi (2003:29) narasi merupakan bentuk percakapan dan tulisan yang bertujuan menyampaikan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Dalam cerita bertujuan untuk memberitahuakan suatu kejadian yang diketahui dan dialami kepada pembaca sehingga dapat menimbulkan kesan dihati pembaca. Menurut Keraf (2007:135--139) narasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Menurut Tarigan (1986:200), menyelesaikan cerita merupakan memilih suatu cerita tertentu yang cocok dan sesuai bagi siswa. Guru pun dapat menyusun sendiri cerita itu. Cerita itu dihilangkan setengah dibagian akhir. Lalu diberikan kepada siswa bagian pertamanya untuk dibaca dan dipelajari. Kemudian siswa diintruksikan untuk menyelesaikan cerita itu menurut jalan pikiranya masing-masing. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dan metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada hari senin 15 september 2013 pada siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung yang terdaftar pada tahun 2013/2014. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini Tes yang diberikan adalah tes unjuk kerja, yaitu menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita. Teknik analisis melalui tahap-tahap berikut ini. Pertama, memberi skor pada hasil karangan narasi sugestif yang ditulis siswa dengan menggunakan format. Kedua, mengolah skor mentah menjadi nilai, Ketiga, menafsirkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA N 9 Sijunjung dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita berdasarkan rata-rata hitung, Keempat, berdasarkan nilai yang diperoleh dilakukan pengklasifikasian kemampuan siswa menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita ditinjau dari alur, latar dan penokohan, Kelima, membuat histogram kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dalam menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita. Keenam, membahas hasil analisis data. Ketujuh, menyimpulkan hasil pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Data diperoleh melalui sebuah instrument berupa tes unjuk kerja yang diberikan kepada sampel penelitian yaitu siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung yang berjumlah 33 orang siswa. Bardasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan menulis karangan narasi sugestif siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 76.77 berada pada rentangan 76—85%. Hasil penelitian yang diperoleh dari kemampuan mengidentifikasi alur, latar dan tokoh dalam karangan narasi sugestif siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung dapat dijelaskan berdasarkan indikator tersebut, yaitu: Pertama, indikator alur, kemampuan siswa dalam menggunakan indikator alur berada pada kualifikasi sempurna 14 siswa (42,42%), pada kualifikasi lebih dari cukup 17 siswa (51,51%), dan pada kurang sekali 2 siswa (6,06%). Dapat disimpulkan bahwa kemampuan
5
rata-rata siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung indikator menggunakan alur dapat diperoleh nilai 2600.05: 33=78.79. Nilai ini berada pada klasifikasi baik. Alur adalah salah satu pembangun yang harus ada di dalam cerita. Dilihat dari hasil yang diperoleh kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif Siswa Kelas X SMAN 9 Sijunjung dalam mengidentifikasi alur terlihat baik. Hal ini bertolak pada pendapat Nurgiantoro (dalam Abdurrahman dan Ellya Ratna, 2003: 265) yang menyatakan nilai rata-rata antara 86-95 berada pada kualifikasi Baik(B). Kedua, indikator latar, kemampuan siswa dalam menggunakan latar berada pada kualifikasi sempurna 11 siswa (33,33%), dan pada kualifikasi lebih dari cukup 22 siswa (66,67%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung untuk indikator 2 atau menggunakan latar berada pada kualifikasi baik karena rata-rata (Mean) berada pada tingkat penguasaan 76-85% Latar mempunyai peranan penting di dalam cerita karena latar atau setting merupakan tempat dan waktu yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa dalam suatu cerita. latar ini berpengaruh pada tingkah laku dan pola pikir tokoh sehingga berpengaruh juga kepada pemilihan tema cerita. Semi (1988:46) menjelaskan, latar adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi termasuk di dalamnya latar tempat, waktu, dan suasana. Ketiga, Indikator penokohan, kemampuan siswa dalam menggambarkan tokoh berada pada kualifikasi sempurna 9 siswa (27.27%), pada kualifikasi lebih dari cukup 22 siswa (66.67%), dan pada kualifikasi kurang sekali 2 siswa (6.06%). Dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung untuk indikator 3 atau menggambarkan penokohan pada kualifikasi lebih dari cukup karena rata-rata (Mean) berada pada tingkat penguasaan 66—75% Tokoh merupakan salah satu dari unsur-unsur intrinsik dalam karya sastra. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh didalam sebuah cerita. nilai rata-rata (M) sebesar 76.77 dan berada pada kualifikasi 76—85%. Setelah nilai rata-rata (M) dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA N 9 Sijunjung berada pada kualifikasi baik (B) karena rata-rata (Mean) pada tingkat penguasaan 76—85%. Hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau kemampuan menggunakan alur diperoleh mean (M) 78,79% berada pada kualifikasi baik karena rata-rata (Mean) berada pada tingkat 76—85%. Pada indikator 2 kemampuan siswa menggambarkan penokohan memperoleh mean (M) sebesar 73,74 % lebih dari cukup karena rata-rata (Mean) berada pada tingkat penguasaan 66—75%. Pada indikator 3 atau kemampuan dalam menggunakan latar memperoleh mean (M) sebesar 77.78 % berada pada rentangan 76—85%. Berada pada kualifikasi baik. Penjelasan tentang analisis data agar lebih mudah dipahami dapat dilihat pada histogram berikut ini: 20 Hampir cukup
15
cukup
10
Baik
5
Baik Sekali
0 S
BS
B
LC
C
HC
K
KS
Sempurna BR BRS
Histogram Kemampuan Menulis Karangan Narasi Sugestif dengan Menggunakan Teknik Menyelesaikan Cerita Siswa Kelas X SMAN 9 Sijunjung Untuk Indikator (Alur, Penokohan, dan Latar).
6
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis yang dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi sugestif dengan menggunakan teknik menyelsaikan cerita siswa kelas X SMAN 9 Sijunjung dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata 76.77 berada pada rentangan 76—85%. Hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, maka dapat diambil kesimpulan nilai rata-rata siswa pada indikator 1 atau kemampuan menggunakan alur diperoleh mean (M) 78,79% berada pada kualifikasi baik karena rata-rata (Mean) berada pada tingkat 76—85%. Pada indikator 2 kemampuan siswa menggambarkan penokohan memperoleh mean (M) sebesar 73,74 % lebih dari cukup karena rata-rata (Mean) berada pada tingkat penguasaan 66—75%. Pada indikator 3 atau kemampuan dalam menggunakan latar memperoleh mean (M) sebesar 77.78 % berada pada rentangan 76—85%. Berada pada kualifikasi baik. Dari hasil penelitian tersebut penulis mengemukakan saran-saran sebagai berikut. Pertama, kepada siswa bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam kemampuan menulis karangan narasi. Khususnya siswa kelas X SMA Negeri 9 Sijunjung, melalui teknik menyelesaikan cerita. Kedua, guru bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 9 Sijunjung dapat dijadikan sebagai salah satu bahan masukan dalam pembelajaran menulis dan sebagai alternatif untuk meningkatkan proses pembelajaran khususnya mengenai karangan narasi sugestif. Ketiga, peneliti lain, sebagai bahan rujukan dan bandingan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang pembelajaran menulis karangan narasi sugestif. Keempat, penulis untuk melihat kemampuan menulis karangan narsi sugestif siswa dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita dan memperkaya wawasan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. ”Evaluasi Pembelajaran dan Sastra Indonesia (Buku Ajar).” Padang: FBSS UNP. Akhadiah, Sabarti,dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Satu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, Hendri Guntur. 2005. Teknik Pengaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Tarigan, Hendri Guntur. 2005. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Keraf ,Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia.
7