KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL
ARTIKEL E JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
IFFAN SETIAWAN NIM. 09080213
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL
Iffan Setiawan1, Wirsal Chan2, Titiek Fujita Yusandra3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat email:
[email protected]
ABSTRAK Latar belakang masalah penelitian ini yaitu, siswa kurang terampil dalam mengidentifikasikan ide ke dalam bentuk tulisan narasi, dan kesulitan membedakan narasi ekspositoris dengan narasi sugestif. Belum adanya media yang digunakan dalam pembelajaran narasi menyebabkan tujuan pembelajaran belum tercapai dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang menggunakan media audio-visual ditinjau dari aspek kesesuaian tema dengan pengembangan; urutan peristiwa (alur); dan latar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sampel penelitian ini yaitu kelas X1 sebanyak 32 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang menggunakan media audio-visual secara umum berada pada kualifikasi baik (82,08%). Jadi, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual sudah tuntas karena KKM untuk bidang studi bahasa Indonesia di SMA Negeri 16 Padang adalah 75. Kata kunci: kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris
1 2 3
Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode April 2014 Pembimbing I, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Pembimbing II, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL
Iffan Setiawan4, Wirsal Chan5, Titiek Fujita Yusandra6 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat email:
[email protected]
ABSTRACT The background of this research problem, namely, students are less skilled in identifying ideas into written form narrative, expository and narrative trouble distinguishing the suggestive narrative. The absence of media used in the study of narrative cause learning objectives have not been achieved well. This study aimed to describe the narrative expository essay writing skills tenth grade students of SMA Negeri 16 Padang using audio-visual media from the aspect of suitability theme with development; sequences of events (workflow), and background. This research is a quantitative research using descriptive methods. The sample of this study is the class X1 as many as 32 students. The results showed that the ability to write a narrative essay expository tenth grade students of SMA Negeri 16 Padang using audio-visual media in general are in good qualifying (82.08 %). Thus, the ability to write a narrative essay expository tenth grade students of SMA Negeri 16 Padang by using audio-visual media have been completed since the KKM for Indonesian field study in SMA 16 Padang is 75.
Key word: ability to write a narrative essay expository
4 5 6
Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode April 2014 Pembimbing I, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Pembimbing II, Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
Pendahuluan Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, seseorang mampu mengungkapkan serta mengembangkan pola pikir dalam mengungkapkan ide atau gagasan untuk mencapai maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan menulis. Kemampuan menulis mengharapkan penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang menjadi isi karangan. Unsur bahasa dengan unsur isi haruslah tejalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester satu, siswa dituntut terampil menulis paragraf narasi. Hal ini tergambar dalam Standar Kompetensi (SK) 4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, ekspositif). Lebih rincinya terdapat dalam Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif (Depdiknas, 2006:74). Narasi biasanya karangan yang berisi cerita tentang suatu kejadian yang dialami tokoh baik orang maupun binatang dalam suatu kehidupan. Kadang, tokoh yang diceritakan dapat pula tumbuhan atau benda mati yang seolah-olah bisa berbicara seperti manusia (Ermanto dan Emidar, 2009:146). Pada hakikatnya narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Narasi ekspositoris biasanya bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas, sedangkan narasi sugestif biasanya disusun dan disajikan dengan berbagai macam bentuk hingga menimbulkan daya khayal pembaca dengan tujuan menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal yang dimilikinya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Agustus 2013 dengan Bapak Drs. Ferdi Nadia Putra sebagai guru bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 16 Padang ditemukan permasalahan bahwa dalam pembelajaran menulis narasi masih mengalami beberapa kendala. Siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran menulis narasi, belum terampil dalam mengidentifikasikan ide ke dalam bentuk tulisan narasi, kurang terampil menggunakan ejaan, dan kosakata yang tepat dalam tulisan. Tidak hanya itu, siswa mengalami kesulitan dalam membedakan narasi ekspositoris dengan narasi sugestif. Permasalahan ini merupakan hal yang cukup mengganggu siswa dalam penulisan karangan narasi. Akibatnya, tujuan pembelajaran menulis narasi belum tercapai dengan baik dan keterampilan menulis narasi siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan menulis narasi tidak terlepas dari latar belakang siswa, yaitu kurangnya motivasi menulis siswa sehingga siswa malas mengerjakan tugas pembelajaran menulis narasi. Bapak Drs. Ferdi Nadia Putra menambahkan siswa sekarang sudah terbiasa dengan bahasa SMS (Short Message Service) yang singkat dan padat sehingga siswa malas dan kesulitan saat menulis narasi. Kendala-kendala tersebut akhirnya berdampak pada kesalahan pengunaan EYD dan siswa kurang terampil menulis narasi secara kronologis. Keterbatasan waktu yang dialokasikan untuk pembelajaran menulis narasi menyebabkan guru tidak bisa terus-menerus mendampingi siswa sampai terampil menulis narasi. Wawancara juga dilakukan dengan siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang. Dari wawancara yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa siswa banyak menemukan kesukaran saat menulis narasi, di antaranya kurangnya tentang penguasaan kosakata, ejaan, tanda baca, serta penggunaan diksi yang kurang tepat. Tidak hanya itu, masih kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep paragraf narasi dan belum memahami betul langkah-langkah menulis narasi. Hal paling penting adalah guru perlu memberikan media pembelajaran agar proses pembelajaran berlangsung menarik dan tidak membosankan. Penelitian ini difokuskan pada kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris. Hal ini disebabkan siswa belum mampu membedakan secara baik narasi ekspositoris dengan narasi sugestif. Selanjutnya penelitian tentang menulis karangan narasi ekspositoris belum pernah dilakukan pada siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan judul, ”Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan Menggunakan Media Audio-Visual”. Agar proses pembelajaran menulis itu mudah, khususnya menulis karangan narasi diperlukan media pembelajaran yang tepat yang diterapkan oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan
narasi adalah audio-visual. Pemanfaatan audio-visual sebagai media pembelajaran akan menunjang proses belajar mengajar di dalam kelas. Siswa dapat menggunakan media ini sebagai acuan untuk menulis karangan narasi yang berkenaan dengan gaya ungkapan menceritakan atau menuturkan peristiwa atau kejadian dari awal hingga akhir yang seolah-olah siswa mengalami sendiri peristiwa atau kejadian tersebut. Media audio-visual menampilkan unsur suara dan gambar bergerak. Gabungan suara dan gerak diharapkan mampu merangsang siswa dalam menemukan ide-ide dan gagasan dalam menulis karangan narasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual ditinjau dari aspek (1) kesesuaian tema dengan pengembangan, (2) urutan peristiwa (alur), dan (3) latar. Menurut Tarigan (1983:21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Sependapat dengan itu, Suparno dan Yunus (2003:1.3) mengemukakan bahwa, “Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya”. Selanjutnya, Semi (2003:32) menjelaskan bahwa narasi pada dasarnya dapat dibagi dua jenis yaitu narasi informatif dan narasi artistik atau literer. Pertama, narasi informatif sering disebut ekspositoris yang berkecenderungan menginformasikan peristiwa dengan bahasa yang lugas dan konfliknya tidak terlalu kelihatan. Kedua, narasi artistik merupakan narasi yang bersifat subjektif yang sesungguhnya murni sebagai tulisan narasi. Narasi ini umumnya berupa cerita pendek atau novel. Keraf (2007:136--137) berpendapat bahwa narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memeperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak peduli apakah disampaikan secara tertulis atau secara lisan. Hamalik (dalam Hamdani, 2010:244) menyatakan, media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi bagi siswa. Hamdani (2010:244) juga menyatakan, media pembelajaran adalah alat yang bisa merangsang siswa untuk terjadinya proses belajar. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah audio-visual. Menurut Arsyad (2002:30--31) pembelajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Selanjutnya, Hamdani (2010:249), ”Media audio-visual merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut dengan media pandang-dengar”. Penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar. Bentuk media audio-visual di antaranya program video atau televisi dan program slide suara (soundslide). Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Penggunaan metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan serta menganalisis data yang diperoleh sehingga dapat diketahui gambaran kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual. Variabel penelitian ini hanya satu, yaitu kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan media audio-visual siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang. Data penelitian ini adalah tulisan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2013-2014. Jumlah siswa kelas X pada tahun pelajaran tersebut adalah 248 siswa yang tersebar dalam 8 kelas. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sample. Menurut Arikunto (2002:117) sampel bertujuan atau purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Siswa kelas X1 dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 32 siswa. Alasan memilih kelas X1 karena rata-rata nilai kelas ini dalam mata pelajaran bahasa Indonesia paling tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas yang lain dalam mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 79,43 dan kemampuan siswa heterogen. Selain itu, setiap kelas diajar oleh guru yang sama, menggunakan teknik pembelajaran yang sama serta dengan kurikulum yang sama. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja. Melalui tes tersebut siswa ditugaskan menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunakan media audio-visual. Pengumpulan data dilakukan dengan melaksanakan tes menulis karangan narasi ekspositoris dengan menggunkan media audio-visual. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut. (1) guru mejelaskan materi tentang narasi ekspositoris, (2) guru menjelaskan perbedaan narasi ekspositoris dengan narasi sugestif, (3) guru menjelaskan langkahlangkah menulis narasi ekspositoris, (4) guru menjelaskan aspek-aspek apa saja yang dinilai dalam tulisan narasi ekspositoris siswa, (5) guru menampilkan media audio-visual dalam bentuk video, dan diperbesar menggunakan infocus sehingga semua siswa dapat melihat. Selanjutnya, untuk suara guru menggunakan speaker. (6) video yang ditampilkan nantinya yaitu video tentang laporan perjalanan wisata. (7) siswa mengamati video tersebut, kemudian guru menentukan tema dalam video tersebut, tema dalam video tersebut yaitu, ”Perjalanan Wisata ke Mekarsari”, (8) berdasarkan tema yang sudah ditentukan dari cuplikan video tersebut, siswa merangkai menjadi karangan narasi ekspositoris dalam durasi waktu 60 menit, (9) setelah siswa selesai menulis karangan narasi ekspositoris, hasil tulisan siswa dikumpulkan dan dinilai berdasarkan aspek yang diteliti. Setelah lembar jawaban siswa dikumpulkan selanjutnya dianalisis berdasarkan indikator penilaian. Penganalisisan data dilakukan melalui tujuh tahapan. Pertama, memeriksa hasil tulisan siswa sesuai dengan aspek-aspek yang diteliti yaitu kesesuaian tema dengan pengembangan, urutan peristiwa (alur), dan latar. Kedua, mengelola skor yang diperoleh siswa menjadi nilai. Menurut Abdurahman dan Ratna (2003:264) penentuan nilai berdasarkan perhitungan persentase dapat dihitung dengan rumus berikut.
N
Sm S max SI
Keterangan: N = tingkat penguasaan Sm = skor yang diperoleh SI = skor ideal (skor yang harus dicapai dalam suatu tes) SMax = skala yang digunakan Ketiga, mendeskripsikan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual berdasarkan rata-rata hitung. Untuk menentukan rata-rata digunakan rumus sebagai berikut.
M=
Fx N
Keterangan: M = Mean (rata-rata) F = Frekuensi N = Jumlah sampel X = Skor (Abdurahman dan Ratna, 2003:270)
Keempat, mengelompokkan kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual berdasarkan skala 10. Kelima, membahas hasil penelitian. Keenam, menyimpulkan hasil penelitian. Hasil dan Pembahasan Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian tentang kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual ditinjau dari aspek, (1) kesesuaian tema dengan pengembangan; (2) urutan peristiwa (alur); dan (3) setting/latar. Hasil penelitian ini meliputi: deskripsi data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. 1. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan Menggunakan Media Audio-visual Secara umum pemerolehan skor kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang menggunakan media audio-visual sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 15 berjumlah 4 orang (12,5%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 14 berjumlah 5 orang (15,63%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 13 berjumlah 5 orang (15,63%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 12 berjumlah 7 orang (21,86%). Kelima, siswa yang memperoleh skor 11 berjumlah 5 orang (15,63%). Keenam, siswa yang memperoleh skor 10 berjumlah 6 orang (18,75%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan menulis karagan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual tergolong baik dengan rata-rata 82,08% berada pada rentangan 76-85%. Nilai siswa tersebebut sudah tuntas karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk bidang studi bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 16 Padang adalah 75. Dari ketiga indikator kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris, indikator yang paling dikuasai siswa adalah kesesuaian tema dengan pengembangan dengan rata-rata nilai 92,50 berada pada kualiikasi baik sekali (BS) pada rentangan 86--95%. Sedangkan, indikator yang paling rendah dikuasai siswa adalah setting/latar dengan rata-rata nilai 74,00 % berada pada kualifikasi lebih dari cukup pada rentangan 66-75%. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa siswa kurang memahami mengenai adanya setting/latar dalam sebuah karangan. 2. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan Menggunakan Media Audio-visual untuk Indikator Kesesuaian Tema dengan Pengembangan Pada indikator kesesuaian tema dengan pengembangan ini, siswa dengan kualifikasi sempurna berjumlah 20 orang (62,50%) dan kualifikasi baik berjumlah 12 orang (37,50%). Persentase terbesar dalam aspek kesesuaian tema dengan pengembangan yaitu berada pada kualifikasi sempurna dengan 20 siswa (62,50%). Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator A (kesesuaian tema dengan pengembangan) yaitu, 92,50 berada pada kualifikasi baik sekali (BS) pada rentangan 86--95%. 3. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan Menggunakan Media Audio-visual untuk Indikator Urutan Peristiwa (Alur) Pada indikator urutan peristiwa (alur) ini, siswa dengan kualifikasi sempurna berjumlah 9 orang (28,12%), kualifikasi baik 14 orang (43,76), dan kualifikasi cukup berjumlah 9 orang (28,12%). Persentase terbesar dalam aspek kesesuaian tema dengan pengembangan yaitu berada pada kualifikasi baik dengan 14 siswa (43,76%). Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator B (urutan peristiwa/alur) yaitu, 80,00 berada pada kualifikasi baik (B) pada rentangan 76--85%.
4. Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris Siswa Kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan Menggunakan Media Audio-visual untuk Indikator Setting/latar Pada indikator setting/latar ini, siswa dengan kualifikasi sempurna berjumlah 6 orang (18,75%), kualifikasi baik 10 orang (31,25%), dan kualifikasi cukup berjumlah 16 orang (50,00%). Persentase terbesar dalam aspek kesesuaian tema dengan pengembangan yaitu berada pada kualifikasi cukup dengan 14 siswa (50,00%). Jadi, nilai rata-rata kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris untuk indikator C (setting/latar) yaitu, 74,00 berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LC) pada rentangan 66--75%. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris berada pada taraf kualifikasi baik (B) dengan nilai rata-rata 82,08 berada pada rentangan 76--85%. Dari hasil yang diperoleh berdasarkan indikator, menunjukkan bahwa: pertama, pada indikator A atau kemampuan menggambarkan kesesuaian tema dengan pengembangan diperoleh nilai rata-rata 92,50 berada pada rentangan 86--95%, dengan kualifikasi baik sekali (BS), kedua, pada indikator B atau kemampuan menggambarkan urutan peristiwa (alur) diperoleh nilai rata-rata 80,00 berada pada rentangan 76--85% dengan kualifikasi baik (B), dan ketiga, pada indikator C atau kemampuan dalam menggunakan setting/latar diperoleh nilai rata-rata 73,75 dibulatkan menjadi 74,00 berada pada rentangan 66--75% dengan kualifikasi lebih dari cukup (LC). Jadi, kemampuan menulis karangan narasi ekspositoris siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang dengan menggunakan media audio-visual sudah tuntas dengan rata-rata penguasaan kelas 82,08. Dikatakan tuntas karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk bidang studi bahasa dan sastra Indonesia di SMA Negeri 16 Padang adalah 75. Temuan penelitian ini sangat penting dipahami dan dipedomani oleh, Pertama, bagi siswa kelas X SMA Negeri 16 Padang, agar meningkatkan kemampuan di bidang menulis khususnya menulis karangan narasi ekspositoris dengan memperhatikan aspek kesesuaian tema dengan pengembangan, urutan peristiwa (alur), dan setting/latar. Kedua, bagi guru bahasa dan sastra Indonesia agar mencari strategi dan teknik-teknik yang tepat dalam memberikan materi pelajaran, khususnya menulis karangan narasi ekspositoris sehingga siswa termotivasi dan menjadikan pembelajaran menulis sesuatu yang disenangi dan digemari, bukan sesuatu yang harus ditakuti. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran menulis karangan narasi ekspositoris adalah audio-visual. Ketiga, bagi peneliti lain, agar menjadikan penelitian ini sebagai bahan perbandingan untuk mencari strategi dan teknik-teknik baru dalam penelitian selanjutnya. Keempat, bagi peneliti, agar mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh dalam penelitian sebagai calon guru bahasa dan sastra Indonesia.
Daftar Pustaka Abdurahman dan Ellya Ratna. 2003. ”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Buku Ajar. Padang: FBSS UNP. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Ermanto dan Emidar. 2009. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Padang: UNP Press. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Keraf, Gorys. 2007. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Suparno, dan Muhammad Yunus. 2003. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Tarigan, Henry Guntur. 1983. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.