Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016
Badan Pusat Statistik
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS Tahun 2016 ini disusun sebagai petunjuk dan pegangan bagi para petugas pencacah dan pengawas dalam melakukan kegiatan pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi, baik pencacahan lengkap (VHTL) yang dilakukan setahun sekali, maupun pencacahan sampel (VHTS) yang dilakukan setiap bulan.
Buku ini memuat berbagai hal yang harus dipahami dan diaplikasikan oleh petugas pencacah, terutama yang berkaitan dengan tata cara pencacahan di lapangan, tata tertib, dan tata cara pengisian daftar VHTL dan VHTS, serta konsep dan definisi yang digunakan. Buku ini juga berisi pedoman bagi petugas pengawas dalam memeriksa kelengkapan, kebenaran, dan konsistensi pengisian daftar VHTL dan VHTS sehingga data yang didapat akurat dan up to date.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pencacahan di lapangan, maka kepada para petugas pencacah diinstruksikan untuk memahami dan mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam buku ini. Dengan demikian diharapkan pelaksanaan pencacahan usaha akomodasi/hotel dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana, sasaran dan jadwal yang telah ditetapkan.
Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS
i
ii
Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS
DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar …………….……………….…………….……………….…………….……… i Daftar Isi …………….……………….…………….……………….…………….…………….. iii
PEDOMAN VHTL BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN 1.1. Umum …….…….….…………….…………………….…………….………… 1.2. Tujuan …………….……………….………………….……………….………. 1.3. Cakupan …………….……………….………………….……………………... 1.4. Data dan keterangan yang dikumpulkan ……………....…………………... 1.5. Jadwal Pelaksanaan Lapangan .................................................................
1 2 2 2 3
METODOLOGI DAN ORGANISASI SURVEI 2.1. Metodologi ……………………………………………….……………………. 2.2. Organisasi Survei ……………………………………………….………......... 2.3. Tugas Pencacah ……………………………………………….……………...
5 5 6
PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTL 3.1. Tata Tertib Pengisian Daftar VHTL ..……………………………………....... 3.2. Tata Cara Pengisian Daftar VHTL …………………………………............. Blok I. Pengenalan Tempat ………………………………………… Blok II.A. Keterangan Perusahaan …..…………………..................... Blok II.B. Keterangan Fasilitas yang Tersedia …..………………....... Blok III. Pekerja ………………………………………………………… Blok IV. Balas Jasa Pekerja ………………….…………………….... Blok V. Pendapatan dan Pengeluaran ….……….………….……… Blok VI. Permodalan ………………………………………………..... Blok VII. Kritik dan Saran …….……………………………………….. Blok VIII. Pengesahan ………………………………………………….. Blok IX. Keterangan Petugas …………………………………………. Blok X. Catatan …………………………………………………………
7 7 7 9 23 25 31 32 32 34 34 34 34
TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI 4.1. Dokumen …………………………………………………………………….. 4.2. Tugas Pengawas/Pemeriksa ……………………………………………...
35 35
Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS
iii
BAB V
PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN KUESIONER VHTL 5.1. Umum ……………………………………………………………………….. 5.2. Pemeriksaan Daftar VHTL ……………………………………………….. Blok I. Pengenalan Tempat ………………………………………... Blok II.A Keterangan Perusahaan ………………………………….. Blok II.B Keterangan Fasilitas yang Tersedia ……………………….. Blok III. Pekerja …………………………........................................... Blok IV. Balas Jasa …………………………………………………. Blok V. Pendapatan dan Pengeluaran ……………………….……… Blok VI. Permodalan ………………………………………………..... Blok VII. Kritik dan Saran Responden ………………………………. Blok VIII. Pengesahan ……….. ……………………………………….. Blok IX. Keterangan Petugas ……………………………………….…. Blok X. Catatan …………………………………………………………
37 37 37 37 43 43 44 44 45 45 45 45 46
PEDOMAN VHTS BAB I
BAB II
BAB III
iv
PENDAHULUAN 1.1. Umum ………………………………………………………………………… 1.2. Tujuan ………………………………………………………………………… 1.3. Cakupan ……………………………………………………………………… 1.4. Data dan keterangan yang dikumpulkan ……………………………….... 1.5. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................
47 47 48 48 49
METODOLOGI DAN ORGANISASI SURVEI 2.1. Metodologi ………………………………………………………………….. 2.2. Organisasi Survei …………………………………………………………... 2.3. Tugas Pencacah …………………………………………………………… 2.4. Konsep dan Definisi ………………………………………………………...
51 53 55 55
PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTS 3.1. Tata Tertib Pengisian Daftar VHTS ……………………………………… 3.2. Tata Cara Pengisian Daftar VHTS …………………………………….... 3.2.1. Laporan Bulan Data .……………………………….…………….. 3.2.2. Pengenalan Tempat/Identitas ………...…………………………. 3.2.3. Keterangan Hotel/Akomodasi …….……………………………. 3.2.4. Pengesahan …………………….………………………………... 3.2.5. Petugas Pencacah ………………………………………………… 3.2.6. Kritik dan Saran Responden ………………………………………
57 57 57 58 60 62 63 63
Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS
BAB IV
BAB V
TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN PENCACAHAN USAHA HOTEL SAMPEL (VHTS) 4.1. Dokumen …………………………………………………………………… 4.2 Tugas Pengawas/Pemeriksa ……………………………………………..
65 65
PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN KUESIONER VHTS 5.1. Umum ……………………………………………………………………… 5.2. Pemeriksaan Daftar Isian/Kuesioner VHTS …………………………… 5.2.1. Laporan Bulan Data ……….….………………………………. 5.2.2. Pengenalan Tempat/Identitas ……………………………….. 5.2.3. Keterangan Hotel/Akomodasi ………………………………... 5.2.4. Pengesahan ……………………………................................. 5.2.5. Keterangan Petugas ……………………………………………. 5.2.6. Kritik dan Saran Responden ……………………………………
67 67 67 67 68 69 69 69
LAMPIRAN
Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS
71
v
vi
Pedoman Pencacahan VHTL dan VHTS
PEDOMAN VHTL
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Umum Pariwisata merupakan suatu kegiatan bepergian yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu dari suatu tempat asal ke tempat yang lain (daerah tujuan wisata), semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi dalam rangka memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Kegiatan tersebut melibatkan berbagai industri
pariwisata
yang
mempunyai
kaitan
erat
seperti
transportasi,
jasa
akomodasi/penginapan, restoran, pemandu wisata, dan lain-lain. Industri-industri pariwisata ini memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan pariwisata. Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus menerapkan konsep dan peraturan serta panduan yang berlaku dalam pengembangan pariwisata agar mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang nantinya bermuara pada pemberian manfaat ekonomi bagi industri pariwisata dan masyarakat lokal. Industri-industri pariwisata yang sangat berperan dalam pengembangan pariwisata diantaranya adalah usaha jasa akomodasi atau industri perhotelan. Sehingga pengembangan industri kepariwisataan khususnya industri jasa akomodasi/ perhotelan semakin penting, tidak semata-mata hanya untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan, tetapi juga untuk dampak ekonomi yang ditimbulkan seperti meningkatkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja, dan kesempatan berusaha. Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan atau pelancong) sebagai tempat tinggal sementara. Pada umumnya kebutuhan utama para tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain-lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan semacam itu yang tentunya membutuhkan sarana dan prasarana yang lengkap. Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pendirian hotel tersebut. Berdasarkan
uraian
tersebut,
maka
dianggap
penting
untuk
melakukan
pengumpulan data dan informasi mengenai perusahaan/usaha jasa akomodasi. Pengumpulan data statistik hotel dan akomodasi ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Nama dan alamat hotel diperoleh dari hasil pendataan lapangan tahun sebelumnya. Sehingga untuk pelaksanaan tahun 2016, daftar nama dan alamat hotel menjadi semakin Pedoman Pencacahan VHTL
1
lengkap. 1.2
Tujuan Tujuan pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi adalah sebagai berikut:
a.
Mendapatkan karakteristik spesifik (profil) kegiatan usaha/perusahaan akomodasi;
b.
Mendapatkan gambaran struktur pembiayaan;
c.
Menyusun kerangka (sampling frame) untuk keperluan survei lainnya;
d.
Mendapatkan informasi dasar tentang berbagai permasalahan usaha akomodasi di Indonesia.
1.3
Cakupan Pencacahan perusahaan/usaha jasa akomodasi ini dilaksanakan di seluruh wilayah
Indonesia yang meliputi seluruh usaha akomodasi komersial jangka pendek (sensus lengkap). Kegiatan pendataan ini dilakukan oleh para petugas BPS daerah, baik BPS provinsi, kabupaten, maupun kota. Perusahaan/usaha akomodasi komersial jangka pendek yang dicakup dalam kegiatan ini meliputi seluruh hotel bintang (bintang 1 sampai dengan bintang 5), hotel nonbintang/melati, pondok wisata (home stay), penginapan remaja (youth hostel), vila, dan jasa akomodasi jangka pendek lainnya seperti bungalo dan cottage. Kriteria dan klasifikasi usaha-usaha akomodasi jangka pendek tersebut didasarkan pada Permen Budpar No PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang tata cara pendaftaran usaha penyediaan akomodasi. Jenis usaha akomodasi meliputi: hotel (bintang dan non bintang), bumi perkemahan, persinggahan karavan, vila, pondok wisata dan akomodasi lainnya. Disamping itu, juga berdasarkan pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia No. PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel. Dimana pengklasifikasian hotel bintang dan nonbintang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) bidang Pariwisata. Kemudian dilengkapi dengan Permen Parekraf No
6
Tahun
2014
tentang
perubahan
atas
Perman
Parekraf
no.
PM.
53/HM.001/MPEK/2013. Peraturan lainnya yang digunakan adalah Permen Parekraf No 9 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Pondok Wisata. Juga digunakan Permen Parekraf No 2 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Usaha Hotel Syariah. Konsep dan definisi yang digunakan pada kegiatan ini juga mengacu pada Peraturan Kepala BPS No. 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia.
2
Pedoman Pencacahan VHTL
1.4
Data dan keterangan yang dikumpulkan Data dan keterangan perusahaan/usaha yang dikumpulkan dalam pencacahan jasa
akomodasi jangka pendek ini meliputi : a.
Nama perusahaan/usaha, nama pemilik/pengusaha, dan alamat perusahaan/usaha;
b.
Izin usaha, status badan hukum/usaha;
c.
Tahun mulai beroperasi;
d.
Jumlah hari kerja;
e.
Teknologi informasi yang digunakan;
f.
Penerapan sistem ramah lingkungan;
g.
Banyaknya kamar, tempat tidur dan tarif kamar per malam;
h.
Fasilitas yang tersedia;
i.
Penggunaan ruang sidang;
j.
Karakteristik pekerja/karyawana;
k.
Pendapatan dan pengeluaran; dan
l.
Permodalan.
1.5
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan
Waktu
1.
Rancangan Kuesioner dan buku pedoman
November 2015
2.
Pengiriman dokumen ke daerah
Desember 2015
3.
Pencacahan
Januari-Juni 2016
4.
Pemeriksaan
Januari-Juni 2016
5.
Pengolahan dokumen di provinsi
Februari-Juli 2016
6.
Pengiriman data ke BPS RI
Maret-Agustus 2016
7.
Pengolahan data di BPS RI
Agustus-Oktober 2016
8.
Publikasi
November 2016
Pedoman Pencacahan VHTL
3
4
Pedoman Pencacahan VHTL
BAB II METODOLOGI PENGUMPULAN DATA DAN ORGANISASI SURVEI 2.1
Metodologi Pendataan dilakukan dengan cara sensus lengkap terhadap semua perusahaan/
usaha jasa akomodasi komersial yang tergolong jangka pendek.
Pencacahan
perusahaan/ usaha tersebut dilaksanakan dengan cara wawancara langsung. Namun apabila tidak memungkinkan untuk diselesaikan, maka kuesioner dapat ditinggal dengan memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai cara pengisian kuesioner secara benar. Kuesioner dapat diambil kembali apabila telah terisi lengkap. Responden dalam pencacahan ini adalah pengusaha jasa akomodasi, pengelola atau orang yang mengetahui tentang kegiatan pengelolaan hotel dan akomodasi jangka pendek. 2.2
Organisasi Survei Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan pencacahan perusahaan/usaha jasa
akomodasi jangka pendek ini, maka perlu ditentukan mengenai berbagai proses kegiatan sebagaimana dijelaskan berikut ini. a.
Dokumen Yang Digunakan Dokumen yang digunakan pada pencacahan perusahaan/usaha jasa
akomodasi jangka pendek ini adalah kuesioner VHTL dan buku pedoman pencacahan. Kuesioner VHTL berisi rincian pertanyaan mengenai karakteristik perusahaan/usaha jasa akomodasi yang hendak dikunjungi. b.
Arus Dokumen Kuesioner VHTL dikirim dari BPS RI ke BPS provinsi yang kemudian
diteruskan ke BPS kabupaten/kota untuk dibagikan kepada petugas pengumpul data
(pencacah).
Setelah
pencacahan
selesai,
petugas
pengumpul
data
menyerahkan kuesioner VHTL ke BPS kabupaten/kota untuk diperiksa baik kelengkapan isian maupun konsistensinya oleh pengawas kabupaten/kota. Selanjutnya kuesioner VHTL dikirim ke BPS provinsi untuk di entri. Pengolahan data dilakukan di BPS provinsi. Dokumen yang sudah diinput ke dalam komputer (entry data) selanjutnya dikirim ke Subdirektorat Statistik Pariwisata, BPS RI. dengan alamat email
[email protected]; dengan tembusan
[email protected] atau
[email protected].
Pedoman Pencacahan VHTL
5
b.
Alur Pengiriman Dokumen/Data
BPS PUSAT-SUBDIT PARIWISATA
Start
Start
BPS PROPINSI
BPS KAB/KOTA Penerimaan dan Pendistribusian Dokumen VHTL ke Petugas
Pembuatan Kuesioner & Buku Pedoman VHTL
Pengiriman Dokumen VHTL ke BPS Provinsi
Penerimaan dan Pengiriman Dokumen VHTL ke BPS Kab/Kota
Pembuatan Program Aplikasi
Program Aplikasi Entri Data
Instalasi Program Entri Data
Program Aplikasi Tabulasi
Tabulasi Data VHTL
Pengolahan/ Entri Data Dokumen VHTL
Estimasi Data Nonrespon
Kompilasi Data VHTL
Pengiriman Data VHTL Hasil Entri ke BPS RI
Pelaksanaan Pencacahan Usaha Jasa Akomodasi
Kuesioner VHTL Hasil Pelaksanaan Pencacahan
Pengiriman Kuesioner Hasil Pencacahan ke BPS Provinsi
Penyusunan Publikasi VHTL Desiminasi Statistik Hotel dan Jasa Akomodasi
2.3
Tugas Pencacah a.
Melakukan
pencacahan
terhadap
setiap
perusahaan/usaha
dengan
menggunakan kuesioner VHTL berdasarkan direktori hasil pencacahan tahun sebelumnya dan berdasarkan temuan terhadap usaha baru pada saat pelaksanaan pendataan. b.
Mengikuti pertemuan dengan Pengawas Kabupaten/Kota atau KSK untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan dan cara mengatasinya.
c.
Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang isian kuesionernya belum lengkap atau bermasalah dengan disertai Pengawas/KSK.
d.
Menyerahkan seluruh kuesioner hasil pencacahan (kuesioner VHTL) ke Pengawas/KSK.
e.
6
Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan VHTL.
Pedoman Pencacahan VHTL
BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTL 3.1 Tata Tertib Pengisian Daftar VHTL a.
Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.
b.
Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).
c.
Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan.
d.
Pengisian daftar menggunakan beberapa cara:
Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia
Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified).
3.2 Tata Cara Pengisian Daftar VHTL Karakteristik usaha jasa akomodasi yang dikumpulkan sangat beragam, oleh karena itu untuk memudahkan pengisian, kuesioner tersebut dikelompokkan menjadi beberapa blok yaitu: 1.
Blok I.
Pengenalan Tempat
2.
Blok II.A.
Keterangan Perusahaan
3.
Blok II.B.
Keterangan Fasilitas yang Tersedia
4.
Blok III.
Pekerja
4.
Blok IV.
Balas Jasa Pekerja
5.
Blok V.
Pendapatan dan Pengeluaran
6.
Blok VI.
Permodalan
7.
Blok VII.
Kritik dan Saran Responden
8.
Blok VIII.
Pengesahan
9.
Blok IX.
Keterangan Petugas
10.
Blok X.
Catatan
BLOK I :
PENGENALAN TEMPAT
Blok ini digunakan untuk mencatat identitas responden, dalam hal ini adalah perusahaaan/usaha jasa akomodasi. Identitas ini digunakan untuk memudahkan proses pengolahan dan untuk mengetahui kelengkapan pemasukan dokumen.
Pedoman Pencacahan VHTL
7
Rincian 1 s.d Rincian 5: Isian nama dan kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa, dan blok sensus sesuai dengan keberadaan perusahaan/usaha akomodasi tersebut pada saat pencacahan. Isian tersebut dapat mengacu pada Master File Desa yang tersedia. Rincian 7 s.d. Rincian 9: Tulis nama lengkap perusahaan/usaha akomodasi, nama General Manager, dan alamat lengkap perusahaan/usaha akomodasi jangka pendek tersebut. Penulisan nama perusahaan/usaha jasa akomodasi diawali dengan nama, kemudian diikuti dengan jenis usahanya. Contoh 1: 7.
Nama lengkap usaha akomodasi : SHERATON BANDUNG HOTEL & TOWERS
8.
Nama General Manager : CHARLES IDRIS
9.
Alamat lengkap usaha akomodasi: Alamat tempat usaha
:
JL. IR. H. JUANDA NO. 390, BANDUNG.
Kode Pos
:
40135
Nomor Telepon
:
(022) 2500303
Nomor Faksimili
:
(022) 2500301
E-mail
:
[email protected]
Website
:
http://www.sheratonbandung.com
Contoh 2:
8
7.
Nama lengkap usaha akomodasi : DEEP PURPLE HOMESTAY
8.
Nama General Manager : CHAER JUMADI
9.
Alamat lengkap usaha akomodasi: Alamat tempat usaha
:
GEDONGKIWO MJ I /784, YOGYAKARTA.
Kode Pos
:
55133
Nomor Telepon
:
(0274) 7845868
Nomor Faksimili
:
(0274) 7845868
E-mail
:
[email protected]
Website
:
http://www.deeppurple.com
Pedoman Pencacahan VHTL
BLOK II.A :
KETERANGAN PERUSAHAAN
Rincian 1
: Apa klasifikasi usaha dari akomodasi ini?
Lingkari kode klasifikasi usaha akomodasi yang sesuai dan tuliskan kode ke kotak yang tersedia. Klasifikasi usaha akomodasi merupakan standar usaha hotel yang dirumuskan pada kualifikasi usaha hotel dan atau penggolongan kelas usaha hotel yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha hotel. Isian pada rincian ini didasarkan pada jawaban responden yang dibuktikan dengan sertifikat yang dimilikinya. Baik sertifikat yang dikeluarkan oleh PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) maupun LSU (Lembaga Sertifikasi Usaha) Bidang Pariwisata. Usaha Penyediaan Akomodasi adalah usaha yang menyediakan akomodasi jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya. Termasuk penyediaan akomodasi yang lebih lama untuk pelajar, pekerja dan sejenisnya. Penyediaan akomodasi dapat hanya menyediakan fasilitas akomodasi saja atau fasilitas akomodasi dan fasilitas makanan dan minuman, atau fasilitas akomodasi, makanan dan minuman dan/atau fasilitas rekreasi. (KBLI 2009). Penyediaan Akomodasi Jangka Pendek adalah penyediaan akomodasi, khususnya untuk harian atau mingguan, pada prinsipnya untuk tinggal dalam jangka pendek sebagai pengunjung. Termasuk penyediaan akomodasi dengan furnitur, lengkap dengan dapur, dengan atau tanpa jasa pramuwisma dan sering kali termasuk beberapa tambahan jasa dan fasilitas seperti fasilitas parkir, binatu, kolam renang, ruang olahraga, fasilitas rekreasi dan ruang rapat. Termasuk juga akomodasi yang disediakan oleh berbagai macam hotel, penginapan, losmen, hostel, villa dan lainlain. (KBLI 2009). Kode klasifikasi usaha akomodasi yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1
: Bintang 1 Hotel Bintang adalah usaha penyediaan akomodasi yang memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Hotel Bintang Satu adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang satu yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009)
Pedoman Pencacahan VHTL
9
Kode 2
: Bintang 2 Hotel Bintang Dua adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang dua yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009)
Kode 3
: Bintang 3 Hotel Bintang Tiga adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang tiga yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009)
Kode 4
: Bintang 4 Hotel
Bintang
Empat
adalah
usaha
penyediaan
jasa
pelayanan
penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang empat yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009) Kode 5
: Bintang 5 Hotel Bintang Lima adalah Kelompok ini mencakup usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan, makan minum serta jasa lainnya bagi umum dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Usaha ini dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan sebagai hotel bintang lima (termasuk lima berlian) yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. (KBLI 2009)
Kode 6
: Nonbintang/Melati Hotel non bintang/melati adalah usaha penyediaan akomodasi yang memenuhi ketentuan sebagai hotel melati yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. Termasuk motel. (KBLI 2009)
Kode 7
: Pondok Wisata (Home Stay) Pondok Wisata (Home Stay) adalah usaha penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya. (Permen Parekraf No. 9 Tahun 2014)
10
Pedoman Pencacahan VHTL
Kode 8
: Penginapan remaja (Youth Hostel) Penginapan remaja (Youth Hostel) adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi remaja sebagai akomodasi dalam rangka kegiatan
pariwisata
dengan
tujuan
untuk
rekreasi,
memperluas
pengetahuan/pengalaman dan perjalanan. (KBLI 2009) Kode 9
: Vila Vila adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan bagi umum yang merupakan rumah-rumah pribadi yang khusus disewakan kepada wisatawan berikut fasilitasnya dan dikelola sendiri oleh pemiliknya. (KBLI 2009)
Kode 10 : Jasa akomodasi jangka pendek lainnya Jasa akomodasi jangka pendek lainnya adalah usaha penyediaan jasa pelayanan penginapan yang tidak termasuk salah satu di atas, misalnya bungalo, cottage, dan lain-lain. (KBLI 2009) Rincian 2.a
: Apakah usaha akomodasi ini sudah memperoleh sertifikasi usaha?
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tuliskan kode 1 jika ”Sudah” dan kode 2 jika ”Belum”. Jika jawaban berkode 2 atau ”Belum” langsung lanjutkan ke rincian 3. Sertifikat Usaha Pariwisata adalah bukti tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata kepada usaha pariwisata yang telah memenuhi standar usaha pariwisata. Sertifikasi Usaha Hotel adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha hotel untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel melalui penilaian kesesuaian standar usaha hotel. (Permen Parekraf No. PM.53/HM.001/MPEK/2013) Rincian 2.b
: Jika "Sudah" (R.2.a. berkode 1), dari instansi/lembaga mana yang mengeluarkan?
Jika rincian 2.a diatas berkode 1 (”Sudah”), maka isikan lembaga yang mengeluarkan sertifikat tersebut. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode lembaga yang mengeluarkan sertifikat pada rincian ini meliputi: Kode 1
: PHRI PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) adalah sebuah organisasi perusahaan yang beranggotakan para pengusaha hotel, restoran,
Pedoman Pencacahan VHTL
11
jasa pangan, dan jasa boga. Kode 2
: LSU Bidang Pariwisata Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata (LSU Bidang Pariwisata) adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kode 3
: Lainnya . . . . . . . . . . . (sebutkan) Jika usaha akomodasi tersebut telah memiliki sertifikat klasifikasi usaha akomodasi dari lembaga/ instansi selain dari ketiga yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian sebutkan instansi/lembaga yang mengeluarkannya.
Rincian 3
: Apa izin operasional yang dimiliki dari usaha akomodasi ini?
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode ke kotak yang tersedia. Rincian ini dimaksudkan untuk mengetahui kepemilikan izin operasional dari usaha akomodasi yang dicacah. Kode izin usaha akomodasi yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1
: Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) adalah dokumen resmi yang membuktikan bahwa usaha pariwisata yang dilakukan oleh pengusaha telah tercantum di dalam daftar usaha pariwisata menurut Peraturan Menteri yang wajib didaftarkan oleh setiap pengusaha usaha pariwisata. Diterbitkan oleh Bupati/Walikota kecuali DKI Jakarta oleh Gubernur.
Kode 2
: Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) Izin Tetap Usaha Pariwisata (ITUP) adalah izin tetap usaha pariwisata bidang kawasan pariwisata yang berisi hal-hal sesuai dengan Peraturan Menteri yang wajib didaftarkan oleh setiap pengusaha usaha pariwisata. Dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Izin Terpadu di tiap kabupaten/kota.
Kode 3
: Lainnya . . . . . . . . . . . (sebutkan) Jika usaha akomodasi tersebut telah memiliki izin usaha akomodasi selain dari ketiga yang telah disebutkan sebelumnya. Kemudian sebutkan izin usaha akomodasi tersebut.
Rincian 4
: Bentuk badan hukum perusahaan/usaha akomodasi
Lingkari salah satu kode 1 sampai dengan kode 6 dan tuliskan kode jawaban pada kotak yang tersedia.
12
Pedoman Pencacahan VHTL
Badan hukum perusahaan/usaha adalah status badan hukum yang telah dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi/usaha berdasarkan akte pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris, atau berdasarkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang. Kode badan hukum/usaha yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1
: PT/PT Persero Perseroan Terbatas (PT) adalah perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan tergantung besar kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antara pemegang saham. PT Persero merupakan perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh negara (pemerintah), dan kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara dengan tujuan mencari keuntungan maksimal dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara efisien.
Kode 2
: Yayasan Yayasan merupakan sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha sosial dan bukan mencari untung.
Kode 3
: Koperasi Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
Kode 4
: CV CV (Commanditair Venootschap) merupakan suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggungjawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.
Kode 5
: Firma Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama
bersama,
masing-masing
anggota
firma
bertanggung
jawab
sepenuhnya atas segala perikatan. Laba yang diperoleh dibagi bersama-sama dan rugi dari perusahaan ditanggung bersama pula. Pedoman Pencacahan VHTL
13
Kode 6
: Tidak berbadan hukum/Perseorangan Perseorangan merupakan usaha/ perusahaan yang belum mempunyai badan hukum/usaha, biasanya untuk usaha-usaha perorangan.
Rincian 5
: Tahun mulai beroperasi usaha akomodas:
Tuliskan tahun mulai beroperasi usaha/perusahaan akomodasi tersebut, dan pindahkan kedalam kotak yang tersedia. Tahun mulai beroperasi adalah tahun pertama kali perusahaan/usaha akomodasi tersebut mulai beroperasi untuk menerima tamu menginap. Jika tidak diketahui kapan mulai beroperasi untuk menerima tamu menginap, dapat didekati dengan tahun yang tercantum pada akte pendirian kegiatan usaha tersebut. Apabila suatu kegiatan usaha berubah kegiatan utamanya, maka tahun beroperasi adalah tahun pada kegiatan utama terakhir. Catatan: Apabila suatu perusahaan/usaha pernah mengalami masa tidak beroperasi (tidak aktif), maka tahun berdiri tetap tahun yang lama, kecuali setelah masa tidak aktif, perusahaan tersebut berubah kegiatan utamanya. Contoh: Tahun 1986 suatu perusahaan mulai beroperasi, pada tahun 1995 - 1997 perusahaan itu tidak aktif, tetapi tahun 1998 aktif kembali, maka perusahaan tersebut mulai beroperasi tetap tahun 1986. Rincian 6
: Isikan banyaknya hari kerja pada masing-masing bulan selama Tahun 2015
Tuliskan banyaknya hari kerja pada masing-masing bulan selama Tahun 2015 sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Tuliskan pula hasil penjumlahan hari kerja selama Tahun 2015 dalam kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian pada kolom jumlah tersebut kedalam kotak yang tersedia. Hari kerja adalah hari perusahaan melakukan kegiatan operasional usaha dan ada seorang atau lebih yang bekerja secara terus menerus paling sedikit satu jam per hari
14
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 7.a
: Apakah usaha akomodasi ini sudah memperoleh sertifikat syariah dari DSN-MUI?
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tuliskan kode 1 jika ”Sudah” dan kode 2 jika ”Belum”. Jika jawaban berkode 2 atau ”Belum” langsung lanjutkan ke rincian 8. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) adalah bagian dari struktur kelembagaan MUI yang bertindak sebagai Lembaga Sertifikasi di bidang Usaha Pariwisata Syariah. Usaha Hotel Syariah adalah usaha hotel yang penyelenggaraannya harus memenuhi kriteria Usaha Hotel Syariah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri ini. Baik yang mencakup aspek produk, pelayanan, maupun pengelolaan. (Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014). Rincian 7.b
: Jika "Sudah" (R.7.a berkode 1), apa sertifikasi syariah yang dimiliki?
Jika rincian 7.a diatas berkode 1 (”Sudah”), maka isikan kode klasifikasi sertifikasi syariah tersebut. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode klasifikasi sertifikasi syariah yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1
: Syariah Hilal 1 Hotel Syariah Hilal-1 adalah penggolongan untuk usaha hotel syariah yang dinilai memenuhi seluruh kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan minimal wisatawan muslim. (Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014)
Kode 2
: Syariah Hilal 2 Hotel Syariah Hilal-2 adalah penggolongan untuk Usaha Hotel Syariah yang dinilai memenuhi seluruh Kriteria Usaha Hotel Syariah yang diperlukan untuk melayani kebutuhan moderat wisatawan muslim. (Permen Parekraf No. 2 Tahun 2014)
Rincian 8.a
: Apakah usaha akomodasi ini menjadi anggota asosiasi perhotelan?
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Tuliskan kode 1 jika ”Ya” dan kode 2 jika ”Tidak”. Jika jawaban berkode 2 atau ”Tidak” langsung lanjutkan ke rincian 9.
Pedoman Pencacahan VHTL
15
Rincian 8.b
: Jika “Ya” (R.8.a berkode 1), apa nama asosiasi yang diikuti?
Jika rincian 8.a diatas berkode 1 (”Ya”), maka isikan kode klasifikasi asosiasi perhotelan tersebut. Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Kode klasifikasi asosiasi perhotelan yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1
: PHRI PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) adalah sebuah organisasi perusahaan yang beranggotakan para pengusaha hotel, restoran, jasa pangan, dan jasa boga.
Kode 2
: Lainnya . . . . . . . . . . . (sebutkan) Jika usaha akomodasi tersebut telah menjadi anggota asosiasi selain PHRI. Kemudian sebutkan asosiasi yang diikutinya.
Rincian 9.a
: Status Pengelolaan Usaha
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 3 atau ”Sendiri” langsung lanjutkan ke rincian 10. Kode klasifikasi status pengelolaan usaha yang digunakan pada rincian ini meliputi: Kode 1
: Hotel Chain Internasional Hotel Chain Internasional adalah hotel yang pengelolaannya berada dibawah manajemen jaringan hotel Internasional. Pengelolaannya dapat berbentuk kontrak manajemen dan atau waralaba (franchise). Contoh : Hyatt Group, Ibis Group, Sangrila Group, Hilton Group dan sebagainya.
Kode 2
: Hotel Chain Nasional Hotel Chain Nasional adalah hotel yang pengelolaannya berada dibawah manajemen
jaringan
hotel
nasional
yang
berada
didalam
negeri.
Pengelolaannya dapat berbentuk kontrak manajemen dan atau “franchise”. Contoh: Natour Group, Horison Group, Sahid Group dan sebagainya. Kode 3
: Sendiri Sendiri adalah pengelolaan hotel dengan manajemen sendiri.
16
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 9.b
: Jika R.9.a berkode 1 atau 2, tulis nama kelompok (group) pengelola usaha akomodasi: . . . . . .
Jika rincian 9.a berkode 1 atau 2 maka tuliskan nama kelompok/group pengelolanya. Rincian 10
: Bentuk bangunan usaha akomodasi
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Lingkari kode 1 jika ”Berdiri Sendiri” dan kode 2 jika ”Menyatu dengan Bangunan Lain”. Berdiri sendiri : apabila bangunan hotel tersebut berdiri sendiri dan tidak satu bangunan dengan bangunan lainnya. Menyatu dengan bangunan lain : apabila bangunan hotel tersebut menyatu dengan bangunan lain seperti apartemen, mall dan sebagainya. Misalnya bangunan Hotel Ever Green di Puncak berdiri sendiri. Dan bangunan Hotel BEST WESTERN Grand Palace Kemayoran menyatu dengan bangunan lain. Rincian 11
: Lokasi bangunan usaha akomodasi
Lingkari kode jawaban yang sesuai dan tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Lingkari kode 1 jika ”Berada di Kawasan Wisata”, kode 2 jika ”Berada di Pertokoan/Perkantoran”, dan kode 3 jika ”Lainnya”, serta sebutkan jenis lokasi bangunan usaha akomodasi Lainnya yang dimaksud. Berada di kawasan wisata : apabila bangunan hotel tersebut berada di kawasan wisata. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. (Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan) Berada di Pertokoan/Perkantoran : apabila bangunan hotel tersebut berada di kompleks
menjual
barang-barang
atau
tempat
mengurus
suatu
pekerjaan/perusahaan. Misalnya Hotel Mercure di Ancol berada di kawasan wisata.
Pedoman Pencacahan VHTL
17
Rincian 12
: Jarak usaha akomodasi dari:
Isikan jarak terdekat dari usaha akomodasi (dalam km) ke fasilitas penunjang moda transportasi. Jarak yang dimaksud adalah jarak tempuh yang terdekat dan masih dalam satu provinsi. Apabila di dalam provinsi dimana usaha akomodasi itu berada tidak memiliki fasilitas-fasilitas penunjang transportasi (bandara, terminal, dan stasiun) maka ditulis tanda strip (-). Fasilitas penunjang moda transortasi tersebut meliputi: a.
Bandara (Jarak usaha akomodasi dengan bandara terdekat);
b.
Terminal (Jarak usaha akomodasi dengan terminal terdekat);
c.
Stasiun (Jarak usaha akomodasi dengan stasiun kereta api terdekat).
Rincian 13.a : Apakah usaha ini sudah menjalankan sistem ramah lingkungan? Lingkari kode 1 jika ”Ya” dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau ”Tidak” langsung lanjutkan ke rincian 14. Sistem ramah lingkungan adalah suatu sistem yang bertujuan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Contoh sistem ramah lingkungan: penghematan energi (listrik, air, AC dsb), penggunaan air daur ulang, penggunaan energi alternatif dan sebagainya Rincian 13.b : Jika “Ya” (R.13.a berkode 1), apakah ada donasi yang disisihkan dari biaya pengunjung? Rincian ini hanya terisi apabila jawaban rincian 13.a berkode 1 atau ”Ya”. Lingkari kode 1 jika ada donasi dari pengunjung hotel yang digunakan untuk menjalankan sistem ramah lingkungan, dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Rincian 14
: Apakah ada lahan khusus yang diperuntukkan sebagai lahan konservasi lingkungan, seperti taman dan lain-lain?
Lingkari kode 1 jika ada lahan khusus yang diperuntukkan untuk konservasi lingkungan dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Konservasi
lingkungan
adalah
upaya
pelestarian
lingkungan,
tetapi
tetap
memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.
18
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 15
: Apakah sudah melakukan konservasi energi, seperti penggunaan energi surya?
Lingkari kode 1 jika usaha ini sudah melakukan konservasi energi dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban yang sesuai ke kotak yang tersedia. Konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan energi yaitu: penyediaan energi, pengusahaan energi, pemanfaatan energi, konservasi sumber daya energi. Misalnya penggunaan energi surya. Rincian 16
: Apakah
sudah
memberlakukan
konsep
3R
(Reduce,
Reuse,
Recycle)? Lingkari kode 1 jika usaha ini sudah memberlakukan konsep 3R dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban yang sesuai ke kotak yang tersedia. Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah, contoh: menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi, menyediakan jaringan informasi dengan komputer (tanpa kertas), menggunakan produk yang dapat diisi ulang. Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain, contoh: menggunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang, menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis. Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi produk baru lagi, contoh: mengolah sampah organik menjadi kompos. Rincian 17
: Sistem pengolahan limbah
Lingkari kode 1 jika sistem pengolahan limbah menggunakan instalasi pengolah limbah internal dan kode 2 jika tidak dilakukan pengolahan limbah terlebih dahulu tetapi langsung dibuang keluar kawasan. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 18
: Sistem penyediaan air bersih
Lingkari kode 1 jika hanya menggunakan air tanah, kode 2 jika hanya menggunakan PDAM, kode 3 jika menggunakan air tanah dan PDAM, dan apabila sistem penyediaan air Pedoman Pencacahan VHTL
19
bersih yang digunakan selain air tanah dan PDAM maka lingkari kode 4 (”Lainnya”), serta sebutkan jenis sistem penyediaan air bersih Lainnya yang dimaksud. Tuliskan kode jawaban tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 19
: Sarana promosi yang digunakan
Media apakah yang digunakan olah pihak akomodasi dalam mempromosikan usahanya. Lingkari kode jawaban yang sesuai, pilihan dapat lebih dari satu, jumlahkan kode media yang dilingkari kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 20.a : Apakah dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer? Lingkari kode 1 jika dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau ”Tidak” langsung lanjutkan ke rincian 21. Rincian 20.b : Jumlah komputer yang dimiliki dan digunakan dalam operasional usaha/akomodasi . . . .
unit
Rincian 20.b. hanya terisi jika rincian 20.a. berkode 1 atau ”Ya”. Tuliskan jumlah komputer yang dimiliki oleh usaha/akomodasi tersebut dalam satuan unit. Rincian 20.c : Apakah komputer tersebut ada yang digunakan untuk mengakses internet? Lingkari kode 1 jika komputer tersebut digunakan untuk mengakses internet dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Jika jawaban berkode 2 atau ”Tidak”, langsung lanjutkan ke rincian 21. Internet (interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Sistem Internet ialah sistem komputer umum, yang berhubung secara global dan menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket. Rincian 20.d : Apakah dalam transaksi usahanya menggunakan fasilitas Ecommerce? Rincian ini hanya diisi apabila jawaban rincian 20.c berkode 1 atau ”Ya”. Lingkari kode 1 jika ”Ya” dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia.
20
Pedoman Pencacahan VHTL
E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, website atau jaringan komputer lainnya. Rincian 20.e : Apakah melayani pemesanan kamar melalui internet? Rincian ini hanya diisi apabila jawaban rincian 20.c berkode 1 atau ”Ya”. Lingkari kode 1 jika ”Ya” dan kode 2 bila ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 21
: Apakah Pembayaran dapat melalui kartu kredit (credit card)/ kartu ATM (debit card)?
Lingkari kode 1 jika ”Ya” dan kode 2 jika ”Tidak”. Tuliskan kode jawaban ke kotak yang tersedia. Kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Kartu kredit memiliki bentuk dan ukuran yang standar. Kartu debit adalah sebuah kartu pembayaran secara elektronik yang diterbitkan oleh Bank. Kartu ini dapat berfungsi sebagai pengganti pembayaran dengan uang tunai. Kartu ini mengacu pada saldo tabungan bank anda di bank penerbit tersebut. Fungsi dari kartu debit adalah untuk memudahkan pembayaran ketika berbelanja tanpa harus membawa uang tunai. Kartu debit biasanya juga memungkinkan untuk penarikan uang tunai secara instan, karena dapat bertindak sebagai kartu ATM untuk penarikan tunai. Rincian 22
: Banyaknya kamar, tempat tidur, kapasitas tamu, dan tarif kamar per malam pada saat pencacahan
Kolom (1) : Jenis Kamar Dirinci menurut : 1. 2.
Kamar Nonsuite (Standard, Superior, dan Deluxe) Kamar Suite (Junior Suite, Suite dan Presidential Suite)
Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. Jenis-jenis penamaan kamar suite room yang ada di hotel, antara lain: Junior suite, suite, Family suite/ room, Presidential suite, dan Penthouse. Pedoman Pencacahan VHTL
21
Kolom (2) : Banyaknya kamar Tuliskan banyaknya kamar yang tersedia dalam usaha akomodasi tersebut pada tempat yang tersedia dirinci menurut jenis kamar seperti yang tertera di kolom (1). Kamar yang dimaksud adalah kamar yang siap untuk dijual pada saat pencacahan (tidak termasuk kamar pribadi, kamar penjaga malam, kamar pegawai hotel dan kamar yang sedang dalam perbaikan). Kolom (3) : Banyaknya tempat tidur Tuliskan banyaknya tempat tidur yang tersedia dan siap pakai, tidak termasuk tempat tidur yang ada di gudang (persediaan untuk extra bed). Tempat tidur ukuran king size atau single dihitung satu tempat tidur. Jumlah tempat tidur yang tersedia dihitung dalam arti jumlah fisik tempat tidur. Kolom (4) : Kapasitas Tamu Hotel Tuliskan banyaknya kapasitas tamu pada saat pencacahan. Kapasitas Tamu adalah batas maksimal jumlah tamu yang dapat menginap di usaha akomodasi tersebut per malam. Kolom (5) s/d (6) : Tarif kamar per malam Sebelum mengisi kolom ini agar terlebih dahulu melingkari kode tarif (kode 1 = rupiah atau Kode 2 = US dolar). Kemudian tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia. Isikan tarif kamar minimum per malam pada kolom (5) untuk tiap-tiap jenis kamar, baik kamar nonsuite maupun kamar suite, saat pencacahan. Isikan pada kolom (6) tarif kamar maksimum per malam, baik kamar nonsuite maupun kamar suite, saat pencacahan. Catatan:
Tarif kamar yang dimaksud adalah tarif published. Jika tarif kamar yang ada pada usaha akomodasi hanya satu, maka kolom (5) minimum dan kolom (6) maksimum diisi tarif yang sama. Tarif minimum biasanya tarif jenis kamar standard untuk nonsuite dan junior suite untuk kamar suite. Tarif maksimum biasanya tarif jenis kamar deluxe untuk nonsuite dan presidential untuk kamar suite.
22
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 23.a : Banyaknya tamu WNI selama tahun 2015: Isikan banyaknya tamu WNI (Warga Negara Indonesia) yang datang dan menginap (check in) selama tahun 2015. Pindahkan isian tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 23.b : Banyaknya tamu WNA selama tahun 2015: Isikan banyaknya tamu WNI (Warga Negara Indonesia) yang datang dan menginap (check in) selama tahun 2015. Pindahkan isian tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Tamu WNA biasanya ditandai dengan penggunaan paspor asing sebagai kartu identitasnya. Rincian 23.c : Isikan banyaknya rombongan/group tamu yang menginap perbulan selama tahun 2015 Tuliskan banyaknya rombongan/group tamu yang menginap perbulan selama Tahun 2015 sesuai dengan kolom yang telah disediakan. Tuliskan pula hasil penjumlahan banyaknya rombongan tamu selama Tahun 2015 dalam kolom jumlah. Kemudian pindahkan isian pada kolom jumlah tersebut kedalam kotak yang tersedia. Rombongan tamu adalah sekumpulan orang yang bersama-sama menginap di hotel dengan pembayaran secara korporasi. BLOK II.B :
KETERANGAN FASILITAS YANG TERSEDIA
Isikan kode 1 (“Ya”) jika tersedia fasilitas dimaksud dan kode 2 (“Tidak”) apabila tidak tersedia fasilitas tersebut. Fasilitas kamar tersebut merupakan fasilitas yang menjadi bagian dari penilaian dalam mengklasifikasikan hotel sebagaimana yang terdapat pada Permen Parekraf no. PM. 53/HM.001/MPEK/2013 tentang standar usaha hotel. A. Fasilitas Kamar Fasilitas kamar meliputi rincian A1 s.d. A21. Rincian ini untuk mengetahui jenis fasilitas yang tersedia di kamar pada usaha akomodasi yang digunakan untuk kepentingan pelayanan tamu. Fasilitas tersebut diantaranya meliputi: 1.
AC
2.
TV/TV kabel
3.
Freezer/Mini Bar
4.
Brankas/Individual Safe Deposit Box
5.
Rak koper
Pedoman Pencacahan VHTL
23
6.
Tempat penyimpanan pakaian
7.
Meja dan kursi duduk
8.
Coffee tea maker
9.
Peralatan tulis untuk tamu
10.
Denah lokasi kamar dan petunjuk penyelamatan diri
11.
Lampu baca
12.
Saluran komunikasi internal & eksternal
13.
Jaringan internet
14.
Smoke detector dan Sprinkler
15.
Cermin panjang
16.
Air Mandi Panas dan Dingin
17.
Perlengkapan dan handuk mandi
18.
Tempat sampah
19.
Wastafel, kloset, shower/bak mandi
20.
Petunjuk arah kiblat
21.
Tanda dilarang mengganggu atau Permintaan pembersihan kamar
B. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang meliputi rincian B1 s.d. B19. Rincian ini untuk mengetahui jenis fasilitas penunjang yang tersedia pada usaha akomodasi yang digunakan untuk kepentingan pelayanan tamu. 1.
Penanda arah fasilitas hotel, meliputi tanda arah yang menunjukan fasilitas hotel (hotel directional sign) dan tanda arah menuju jalan keluar yang mana (evacuation sign);
2.
Area parkir, merupakan wilayah/ tempat menghentikan atau menaruh kendaraan bermotor bagi pengunjung untuk beberapa saat.
3.
Lobi
4.
Lift (tamu, karyawan, dan barang);
5.
Toilet umum, merupakan tempat cuci tangan dan muka, serta kamar kecil (kakus);
6.
Ruang penitipan barang
7.
Meeting/Function room
8.
Tempat ibadah, merupakan ruangan yang disediakan untuk pengunjung melakukan usaha lahir dan batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan maupun terhadap alam semesta.
24
Pedoman Pencacahan VHTL
9.
Lapangan tenis
10.
Binatu
11.
Kolam renang
12.
Money changer
13.
Minimarket
14.
Biro/Agen Perjalanan Wisata
15.
Toko cindera mata
16.
Ruang pemeriksaan kesehatan
17.
Toko Obat (Drug Store)
18.
Pelayanan antar jemput
19.
WIFI
C. Fasilitas Lainnya, dan tuliskan banyaknya fasilitas yang tersedia: Rincian C1 hingga C5, isikan ketersediaan fasilitas dan banyaknya fasilitas, baik yang dikelola sendiri oleh hotel di kolom (3) dan fasilitas yang dikelola pihak lain pada kolom (4). Fasilitas tersebut meliputi: 1.
Cafe
2.
Restoran/Rumah Makan
3.
Bar
4.
Pusat kebugaran (fitness centre)
5.
Spa
D. Banyaknya ruang pertemuan menurut kapasitas tempat duduk pada saat pencacahan dan penggunaan selama tahun 2015 Rincian ini terisi hanya jika Blok II.B.R.(B7) (meeting/function room) berkode 1 (“Ya”). Isikan banyaknya ruang pertemuan (meeting/function room) yang tersedia menurut kapasitas
ruang
tersebut
pada
kolom
(2).
Isikan
juga
banyaknya
kegiatan
konferensi/konvensi/ pertemuan yang menggunakan ruang pertemuan tersebut pada kol (3), baik untuk pertemuan yang berskala nasional maupun pertemuan yang berskala internasional pada kolom (4). Sedangkan pada kolom (5) isikan banyaknya penggunaan ruang pertemuan untuk kegiatan selain konferensi/konvensi/pertemuan seperti untuk pesta perkawinan (wedding party), pameran, dan sebagainya. BLOK III : PEKERJA Blok ini digunakan untuk mencatat banyaknya pekerja/karyawan tetap, tidak tetap/kontrak, tidak dibayar (WNI) dan pekerja asing (WNA) yang dirinci menurut jenjang Pedoman Pencacahan VHTL
25
pendidikan dan jenis kelamin. Rincian 1
: Banyaknya pendidikan
pekerja/karyawan menurut yang
ditamatkan
dan
status pekerja,
jenis
kelamin
jenjang
pada
saat
pencacahan. Isikan banyaknya pekerja/karyawan yang bekerja pada usaha akomodasi menurut status pekerja, jenjang pendidikan yang ditamatkan dan jenis kelamin pada saat pencacahan. Kemudian jumlahkan pada masing-masing kolom dan baris, serta isikan pada Baris Jumlah dan pada Kolom (10). Pekerja dibayar: orang yang bekerja pada suatu perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji baik berupa uang atau barang. Pekerja tetap: orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dengan menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon. Pekerja tidak tetap: orang yang bekerja pada perusahaan/usaha dan menerima upah/gaji, dengan memperhitungkan jumlah hari masuk kerja/prestasi pekerja tersebut. Pekerja kontrak: orang yang bekerja dengan perjanjian tertentu. Pekerja tidak dibayar: pekerja pemilik dan atau pekerja keluarga yang aktif dalam kegiatan perusahaan/usaha, tetapi tidak mendapat upah/gaji. Bagi pekerja keluarga yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja normal yang biasa di perusahaan/usaha, tidak dihitung sebagai pekerja. Termasuk pekerja training yang bekerja kurang dari 1/3 (sepertiga) jam kerja normal. Pekerja asing: pekerja yang bukan warga negara Indonesia dan bekerja dengan mendapat upah/gaji secara tetap (sebagai pekerja tetap) atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai pekerja kontrak). Jam kerja normal: total jam kerja usaha tersebut dalam satu minggu (jam kerja yang biasa berlaku di perusahaan tersebut). Jenjang pendidikan: tingkat pendidikan tertinggi pekerja/karyawan yang pada saat pencacahan telah diselesaikan/ditamatkan. Apabila seseorang belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi akan tetapi telah lulus ujian akhir dianggap tamat
26
Pedoman Pencacahan VHTL
sekolah. Contoh: Seorang pimpinan perusahaan/usaha yang pernah kuliah tetapi tidak selesai, maka dianggap tamat SMA. Jenjang pendidikan diantaranya: 1.
Tamat SMP dan jenjang pendidikan dibawahnya (SD). Tamat SMP: mereka yang tamat Sekolah Menengah Pertama, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Teknik, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama.
2.
Tamat SMK kejuruan pariwisata: mereka yang tamat dari Sekolah Menengah kejuruan pariwisata, seperti tamat dari Sekolah Menengah Ilmu Pariwisata (SMIP).
3.
Tamat SMA lainnya: mereka yang tamat dari SMTA umum dan SMTA kejuruan selain Pariwisata, seperti Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas.
4.
Diploma I/II/III kejuruan pariwisata: diploma I, II atau III pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma kejuruan pariwisata atau sarjana muda kejuruan pariwisata, seperti tamat jurusan ticketing Diploma I/II Biro Perjalanan dan jurusan memasak (Cook) dari BPLP, tamat Akademi Perhotelan dan sebagainya
5.
Diploma I/II/III lainnya: diploma I, II atau III pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma atau sarjana muda selain kejuruan pariwisata, seperti tamat jurusan komputer dari BSI, Akademi Bahasa Asing dan Akademi Seni Tari Indonesia. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar sarjana muda maka mereka yang menempuh pendidikan sampai semester 8/9 dan belum tamat tetap
Pedoman Pencacahan VHTL
27
dimasukkan sebagai tamat SMA. 6.
DIV/S1 kejuruan Pariwisata: mereka yang tamat program sarjana kejuruan pariwisata.
7.
DIV/S1 lainnya: mereka yang tamat program pendidikan sarjana, dan Akta V pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi selain kejuruan pariwisata.
8.
S2/S3: mereka yang tamat program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis 1 dan 2 pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi.
Rincian 2
: Banyaknya
pekerja/karyawan
menurut
jenis
jabatan,
jenis
pendidikan, dan jenis kelamin pada saat pencacahan Isikan banyaknya pekerja pada masing-masing kolom menurut jenis jabatan, jenis pendidikan, dan jenis kelamin pada saat pencacahan. Kolom (1) : Jenis Jabatan Jenis jabatan yang dimaksud meliputi: a.
Direktur/General Manager Direktur/General Manager, adalah orang yang berwenang merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum perusahaan, atau organisasi sesuai dengan batas wewenang yang diberikan oleh suatu badan pengurus atau badan pimpinan yang serupa seperti dewan komisaris.
b.
Manager
c.
Asisten Manager Manager/asisten manager, adalah orang yang berwenang dan bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur serta mengendalikan penyelenggaraan usaha.
d.
Supervisor (Penyelia) Supervisor atau Penyelia adalah seseorang yang diberikan tugas dalam sebuah
organisasi
perusahaan
dimana
mempunyai
kekuasaan
untuk
mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya. Peran kerja supervisor berada di level tengah, yaitu di antara para atasan pembuat kebijakan dan di antara para staf pelaksana rutinitas di lapangan. e.
Teknis Pekerja teknis, adalah pekerja yang bertugas menangani bidang pekerjaan yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan/ usaha. Seperti pekerja pemasaran/humas, pemeliharaan (maintenance)/ perbaikan, resepsionis/ informasi, juru masak, petugas kamar, petugas bar dan restoran.
28
Pedoman Pencacahan VHTL
f.
Administrasi Pekerja administrasi, adalah pekerja yang menangani administrasi, keuangan/ akunting, marketing, kepegawaian dan umum.
g.
Lainnya Pekerja lainnya, adalah pekerja yang sifat pekerjaannya mendukung kegiatan operasional perusahaan/usaha, seperti pekerja operator telepon, binatu, keamanan dan tukang kebun.
Kolom (2) : tuliskan banyaknya pekerja laki-laki WNI dengan jenis pendidikan kejuruan pariwisata menurut jenis jabatan. Kolom (3) : tuliskan banyaknya pekerja perempuan WNI dengan jenis pendidikan kejuruan pariwisata menurut jenis jabatan. Kolom (4) : tuliskan banyaknya pekerja laki-laki WNI dengan jenis pendidikan lainnya menurut jenis jabatan. Kolom (5) : tuliskan banyaknya pekerja perempuan WNI dengan jenis pendidikan lainnya menurut jenis jabatan. Kolom (6) : tuliskan banyaknya pekerja laki-laki WNA menurut jenis jabatan Kolom (7) : tuliskan banyaknya pekerja perempuan WNA menurut jenis jabatan Kolom (8) : tuliskan banyaknya pekerja menurut jenis jabatan. Isian kolom (8) merupakan penjumlahan isian kolom (2) + kolom (3) + kolom (4) + kolom (5) + kolom (6) + kolom (7) Baris jumlah : merupakan penjumlahan untuk masing-masing kolom. Rincian 3
: Apakah
usaha
akomodasi
ini
menyelenggarakan
sertifikasi
kompetensi bagi karyawannya? Lingkari kode 1 jika usaha akomodasi telah melakukan sertifikasi kompetensi bagi karyawannya dan kode 2 jika belum melakukan sertifikasi kompetensi bagi karyawannya. Tuliskan kode jawaban yang sesuai ke dalam kotak yang telah disediakan. Rincian 4
: Jumlah pekerja Indonesia yang mempunyai sertifikat kompetensi pariwisata (dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata)
Isikan banyaknya pekerja Indonesia yang mempunyai sertifikat kompetensi
Pedoman Pencacahan VHTL
29
pariwisata dari Lembaga Sertifikasi Profesi bidang Pariwisata pada masing-masing kolom menurut bidang kompetensi pada saat pencacahan. Sertifikat Kompetensi di Bidang Pariwisata adalah bukti tertulis yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi terlisensi yang menerangkan bahwa seseorang telah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI bidang pariwisata, standar internasional dan/atau standar khusus. Pola sertifikasi kompetensi dilakukan/difasilitasi oleh Direktorat Standardisasi Pariwisata dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pariwisata yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Bidang kompetensi pariwisata untuk usaha akomodasi meliputi: Front Office: Keahlian dalam bidang kantor depan hotel; seperti dalam melayani reservasi, penjualan kamar, registrasi dan pelayanan informasi kepada tamu selama menginap, juga dalam menangani pembayaran tamu. Housekeeping: Keahlian dalam bidang fungsi rumah tangga sebuah akomodasi, memiliki ketrampilan dalam bidang kebersihan dan perawatan sehari-hari dari mulai kamar tidur tamu sampai area publik seperti toilet. Tata Boga: Keahlian dalam teknik meramu, mengelolah dan menyediakan serta menghidangkan makanan. Pattiserie: keahlian dalam meramu, mengolah, membuat dan menyediakan serta menghidangkan aneka jenis kue. Food & Beverage Service: keahlian dalam bidang menyajikan, menata dan melayani makanan dan minuman. SPA: keahlian dalam bidang perawatan tubuh secara tradisional dengan menggunakan berbagai media terutama media air. Rincian 5
: Jumlah tenaga kerja yang rutin menggunakan komputer…… orang
Isikan jumlah tenaga kerja yang rutin menggunakan komputer. Pengguna secara rutin adalah tenaga kerja yang menggunakan komputer paling tidak satu jam dalam sehari.
30
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 6
: Jumlah tenaga kerja yang menangani teknologi informasi …… orang
Isikan jumlah tenaga kerja yang menangani teknologi informasi. Tenaga kerja teknologi informasi (TI) adalah semua tenaga kerja di perusahaan tersebut yang bertugas mengelola di bidang teknologi informasi sehingga fungsi TI berjalan dengan baik. Tenaga kerja yang dimaksud tidak termasuk tenaga kerja outsourching. BLOK IV : BALAS JASA PEKERJA Isikan besarnya balas jasa yang diterima pekerja menurut jenisnya. Jenis-jenis balas jasa: a.
Upah/gaji pokok adalah upah/gaji dasar sebelum ditambah dengan berbagai tunjangan dan perangsang tetap lainnya. Termasuk bila ada upah kotor yang tidak dapat dipisahkan antara upah pokok dan tunjangan teratur lainnya. Tidak termasuk upah/gaji antara lain: bonus yang dibayarkan secara tidak teratur, tunjangan lebaran/perkawinan/ perumahan/penggantian biaya sakit.
b.
Upah lembur adalah tambahan upah berupa uang yang dibayarkan perusahaan karena karyawan melakukan kegiatan kerja di luar jam kerja efektif (lembur).
c.
Hadiah, bonus, dan sejenisnya.
d.
Tunjangan rutin adalah penerimaan pekerja yang sifatnya rutin/teratur seperti uang makan, transport, dan beras. Tidak termasuk tunjangan rutin antara lain: THR, bonus tahunan, semesteran, perlengkapan kerja, dll.
e.
Lain-lain meliputi balas jasa selain yang disebutkan diatas seperti iuran dana pensiun, tunjangan sosial, asuransi tenaga kerja, dan sejenisnya.
Pekerja pelaksana: pekerja yang terlibat secara langsung dalam pelayanan tamu hotel atau bekerja untuk kenyamanan tamu hotel, diantaranya seperti resepsionis, room boy/pelayan kamar, bartender, pelayan perjamuan, kasir, pramusaji, juru masak, juru cuci, dll. Bukan pekerja pelaksana antara lain: eksekutif, kepegawaian, pembukuan, pemasaran, klinik, dan sebagainya yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan tamu hotel. Kolom (2) : Isikan jumlah keseluruhan balas jasa untuk pekerja yang bukan merupakan pekerja pelaksana sesuai dengan jenis balas jasa yang terdapat pada kolom (1). Kolom (3) : Isikan jumlah keseluruhan balas jasa untuk pekerja pelaksana sesuai dengan jenis balas jasa yang terdapat pada kolom (1). Pedoman Pencacahan VHTL
31
Kolom (4) : tuliskan jumlah keseluruhan balas jasa menurut jenisnya. Kolom ini merupakan penjumlahan isian kolom (2) dengan kolom (3). Baris Jumlah : merupakan penjumlahan menurut masing-masing kolom. BLOK V : PENDAPATAN DAN PENGELUARAN Isikan besarnya pendapatan dan pengeluaran perusahaan/usaha jasa akomodasi selama tahun 2015 dalam satuan rupiah. 1.
Jumlah pendapatan usaha a.
Jumlah pendapatan dari kegiatan utama Nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kegiatan akomodasi antara lain pendapatan dari sewa kamar, sewa tempat dan pendapatan lainnya yang berhubungan dengan usaha akomodasi.
b.
Pendapatan dari kegiatan lainnya Pendapatan/penerimaan dari kegiatan lain yang tidak berkaitan dengan usaha. Yang termasuk pendapatan lainnya adalah pendapatan dari iklan, pendapatan dari bunga atas simpanan di pihak lain atau meminjamkan ke pihak lain, deviden, royalti/hak cipta, sumbangan dan lain-lain.
2.
Jumlah Pengeluaran usaha Rincian ini untuk mencatat seluruh pengeluaran (biaya) administrasi/operasional perusahaan yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha. Jumlah ini tidak termasuk upah/gaji pekerja/karyawan selama tahun 2015.
BLOK VI : PERMODALAN Blok ini untuk mengetahui struktur permodalan usaha akomodasi Rincian 1.a
: Status penanaman modal
Lingkari kode status penanaman modal sesuai jawaban responden, dan tulislah kode jawaban ke dalam kotak yang tersedia. Status permodalan: permodalan utama yang diperoleh perusahaan pada waktu pendirian dan berdasarkan keputusan yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), meliputi:
32
Pedoman Pencacahan VHTL
1.
Fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN): Suatu perusahaan dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMDN apabila perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari BKPM bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta persyaratan penanaman modal dalam negeri yang berlaku.
2.
Fasilitas Penanaman Modal Asing (PMA): Suatu perusahaan dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMA apabila perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari presiden melalui BKPM bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta persyaratan penanaman modal asing yang berlaku.
3.
Non fasilitas: Suatu perusahaan dimana permodalan perusahaan dalam rangka usahanya tidak mendapat fasilitas dari BKPM atau BKPMD.
Perusahaan dalam kategori nonfasilitas terdiri dari : a.
Perusahaan yang belum/tidak pernah mengajukan permohonan tentang fasilitas permodalannya kepada BKPM atau kepada presiden.
b.
Perusahaan yang telah mengajukan permohonan tentang fasilitas permodalannya tetapi belum disetujui oleh presiden atau oleh BKPM (masih dalam proses).
Rincian 1.b
: Jika
rincian
1.a
berkode
2
(PMA)
negara
utama
penanam
modal……….. Isikan nama negara utama yang melakukan penanaman modal pada perusahaan akomodasi tersebut. Rincian 2
: Persentase permodalan
Tuliskan persentase permodalan yang digunakan. Penjumlahan dari ketiga sumber modal di atas harus sama dengan 100 persen. Sumber modal suatu perusahaan terdiri dari modal yang berasal dari : a.
Pemerintah Pusat/daerah adalah modal perusahaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Contoh Modal perusahaan yang berasal dari BUMN atau BUMD
b.
Swasta Nasional adalah modal perusahaan berasal dari Badan Usaha Swasta Nasional dan atau warga negara Indonesia. Contoh Modal perusahaan yang berasal dari Group Ciputra.
c.
Asing adalah modal perusahaan yang berasal dari pemerintah asing, warga negara asing dan atau pihak asing.
Pedoman Pencacahan VHTL
33
Rincian 3
: Sumber modal
Lingkari kode jawaban yang sesuai. Jawaban boleh lebih dari satu. Isikan penjumlahan kode jawaban yang sesuai ke dalam kotak yang tersedia. Sumber modal suatu perusahaan terdiri dari modal yang berasal dari: 1. Sendiri/hibah 2. Saham 3. Pinjaman Bank 4. Pinjaman Lembaga Keuangan bukan Bank Lembaga keuangan bukan bank adalah lembaga keuangan selain bank, seperti: pegadaian, sewa guna (leasing), anjak piutang (factoring), lembaga kredit, koperasi, modal ventura dan sebagainya. BLOK Vll : KRITIK DAN SARAN RESPONDEN Blok ini berisi kritik dan saran dari responden. BLOK VIII : PENGESAHAN Blok ini bertujuan untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diketahui oleh yang bertanggung jawab dalam perusahaan tersebut. Dilengkapi dengan nama, jabatan, nomor telepon, tanggal pengesahan, dan tanda tangan responden (yang memberi jawaban) serta cap perusahaan. Hal ini berguna sekali jika dibutuhkan adanya kunjungan ulang. BLOK IX : KETERANGAN PETUGAS Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan pada waktu pelaksanaan kegiatan. Isikan nama petugas, tanggal pencacahan, dan tanda tangan petugas. BLOK X : CATATAN Blok ini digunakan untuk memberikan catatan mengenai isian-isian daftar. Berikan catatan catatan jika diperlukan dengan singkat dan jelas.
34
Pedoman Pencacahan VHTL
BAB IV TUGAS PENGAWAS DALAM KEGIATAN PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA JASA AKOMODASI 4.1
Dokumen Dokumen
yang
akan
diperiksa
adalah
dokumen
hasil
pencacahan
perusahaan/usaha jasa akomodasi VHTL. 4.2
Tugas Pengawas/Pemeriksa:
a.
Menerima, mengatur dan melaksanakan pembagian dokumen VHTL.
b.
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan lapangan pencacahan VHTL yaitu : 1)
Memeriksa kebenaran isian daftar VHTL yang diisi oleh pencacah, bila isian tersebut
ada
yang
meragukan/kurang
lengkap,
maka
pengawas
mengembalikan daftar tersebut kepada pencacah untuk diteliti kembali di lapangan. Bila perlu penelitian kembali dilakukan oleh pencacah bersamasama dengan pengawas. 2)
Menerima kembali dokumen dari petugas pencacah hasil pencacahan perusahaan/usaha, serta bertanggung jawab atas kelengkapan dan kualitas hasil pencacahan.
c.
Pengawas menyampaikan dokumen VHTL yang sudah terisi dan sudah diperiksa ke BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditentukan.
d.
Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan VHTL sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pedoman Pencacahan VHTL
35
36
Pedoman Pencacahan VHTL
BAB V PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN KUESIONER VHTL 5.1
UMUM Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan daftar
VHTL hasil pelaksanaan pendataan oleh petugas pencacah: a.
Periksa kebenaran cara pengisian (isian kolom dan rincian daftar), konsistensi antar blok, antarkolom maupun antarrincian dalam blok, apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b.
Periksa apakah ada informasi atau keterangan yang dicatat oleh pencacah pada Blok X (CATATAN) yang berguna dalam mendukung pemeriksaan daftar VHTL.
5.2
PEMERIKSAAN DAFTAR VHTL
BLOK I :
PENGENALAN TEMPAT
Rincian 1 s.d 6:
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Blok Sensus, dan Nomor Urut Akomodasi.
Periksa apakah penulisan dan kode sudah sesuai dengan Master File Desa. Perbaiki jika ada yang tidak sesuai, termasuk apakah sudah dicoret (misal Kabupaten/Kota atau Kabupaten/Kota). Rincian 7 s.d 9:
Nama
Akomodasi,
General
Manager
dan
Alamat
Lengkap
Akomodasi Cermati dan periksa kebenaran penulisan nama akomodasi, general manager dan kelengkapan penulisan alamat akomodasi, jika belum agar dilengkapi dan konfirmasikan dengan pencacah. BLOK II.A : KETERANGAN PERUSAHAAN Pada blok ini, ada 2 jenis pertanyaannya, yaitu : 1.
Pertanyaan terbuka, artinya responden memberikan jawaban sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jika masih kosong, konfirmasikan kepada pencacah. Apabila disediakan kotak di sebelah kanannya, periksa apakah pemindahannya sudah benar.
2.
Pertanyaan tertutup, yaitu responden memilih alternatif jawaban yang tersedia untuk
Pedoman Pencacahan VHTL
37
setiap pertanyaan, jawaban adalah kode yang dilingkari. Perlu dicermati pemindahan kode yang dilingkari ke kotak yang tersedia. Perbaiki jika terdapat kekeliruan. Rincian 1
: Apa klasifikasi usaha akomodasi ini?
Salah satu kode klasifikasi usaha akomodasi harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Kode yang dicakup dari kode 1 sd. Kode 10. Rincian 2.a
: Apakah usaha akomodasi ini sudah memperoleh sertifikasi usaha?
Harus ada kode jawaban yang dilingkari, dan isian pada kotak harus sesuai. Jika kode 2 yang dilingkari maka rincian 2.b harus kosong. Rincian 2.b
: Jika “Sudah” (R.2.a berkode 1), dari instansi/lembaga mana yang mengeluarkan sertifikat tersebut?
Jika rincian 2.a berkode 1, maka harus ada kode jawaban yang dilingkari. Isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Apabila jawaban berkode 3, pastikan sudah disebutkan instansi/lembaga Lainnya yang dimaksud. Rincian 3
: Apa izin operasional yang dimiliki dari usaha akomodasi ini?
Harus ada kode jawaban yang dilingkari, dan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Apabila jawaban berkode 3, pastikan sudah disebutkan jenis izin Lainnya yang dimaksud. Rincian 4
: Bentuk badan hukum perusahaan/ usaha akomodasi:
Harus ada kode badan hukum perusahaan/usaha akomodasi yang dilingkari, dan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 5
: Tahun mulai beroperasi usaha akomodasi:
Cermati dan periksa bahwa rincian ini harus ada isiannya, dan cek kembali apakah isian tahun mulai beroperasi usaha akomodasi ini sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia.
38
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 6
: Isikan banyak hari kerja pada masing-masing bulan selama Tahun 2015
Periksa isian dalam kolom-kolom yang tersedia, serta apakah isian sesuai dengan bulan yang bersangkutan. Kolom jumlah berisi penjumlahan hari kerja dari tiap-tiap kolom. Rincian 7.a
: Apakah usaha akomodasi ini sudah memperoleh sertifikasi syariah dari DSN MUI?
Harus ada kode jawaban yang dilingkari, dan isian pada kotak harus sesuai. Jika kode 2 yang dilingkari maka rincian 7.b harus kosong. Rincian 7.b
: Jika "Sudah" (R.7.a berkode 1), apa klasifikasi syariah tersebut?
Jika rincian 7.a berkode 1, maka harus ada kode jawaban yang dilingkari. Isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 8.a
: Apakah usaha akomodasi ini menjadi anggota asosiasi perhotelan?
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Jika kode 2 yang dilingkari maka rincian 8.b harus kosong. Rincian 8.b
: Jika “Ya” (R.8.a berkode 1), apa nama asosiasi yang diikuti?
Apabila jawaban pada rincian 8.a berkode 1, salah satu kode harus sudah dilingkari, dan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 9.a
: Status pengelolaan usaha akomodasi
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 9.b
: Jika R.9.a berkode 1 atau 2, tuliskan nama kelompok (group) pengelola usaha akomodasi:
Apabila jawaban pada rincian 9.a berkode 1 atau 2, maka periksa apakah rincian ini sudah terisi. Rincian 10
: Bentuk bangunan usaha akomodasi
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari.
Pedoman Pencacahan VHTL
39
Rincian 11
: Lokasi bangunan usaha akomodasi
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Apabila jawaban berkode 3, pastikan sudah disebutkan jenis lokasi Lainnya yang dimaksud. Rincian 12
: Jarak usaha akomodasi dari:
Cermati dan periksa apakah jarak yang ditulis sudah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Rincian ini harus ada isiannya jika terdapat sarana transportasi tersebut dalam satu provinsi. Rincian 13.a : Apakah usaha ini menjalankan sistem ramah lingkungan? Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Jika kode 2 yang dilingkari maka rincian 13.b harus kosong. Rincian 13.b : Jika “Ya” (R.13.a berkode 1), apakah ada donasi yang disisihkan dari biaya pengunjung? Pastikan rincian ini terisi bila rincian 13.a berkode jawaban 1. Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 14
: Apakah ada lahan khusus yang diperuntukkan sebagai lahan konservasi lingkungan, seperti taman dan lain-lain?
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 15
: Apakah usaha ini sudah melakukan konservasi energi, seperti penggunaan energi surya?
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 16
: Apakah
sudah
memberlakukan
konsep
3R
(Reduce,
Reuse,
Recycle)? Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari.
40
Pedoman Pencacahan VHTL
Rincian 17
: Sistem pengolahan limbah
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 18
: Sistem penyediaan air bersih:
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Apabila jawaban berkode 4, pastikan sudah disebutkan jenis sistem penyediaan air bersih Lainnya yang dimaksud. Rincian 19
: Sarana promosi yang digunakan:
Kode jawaban yang dilingkari bisa lebih dari satu. Cermati kebenaran angka yang tertulis pada kotak apakah sudah merupakan penjumlahan dari kode-kode yang dilingkari. Apabila kode jawaban 32 dilingkari, pastikan sudah disebutkan jenis lokasi Lainnya yang dimaksud. Rincian 20.a : Apakah dalam operasional atau pengelolaan usaha, perusahaan menerapkan teknologi komputer? Harus ada kode jawaban yang dilingkari. Jika kode 2 dilingkari, maka rincian 20.b, 20.c, 20.d, dan 20.e harus kosong. Periksa apakah kode yang dituliskan kedalam kotak sudah sesuai dengan kode yang dilingkari. Jika tidak sesuai, perbaiki dengan kode yang dilingkari. Rincian 20.b : Jumlah komputer yang dimiliki dan digunakan dalam operasional usaha/perusahaan: . . . . . . . . . . . . . unit Rincian ini harus terisi apabila rincian 20.a berkode 1, periksa apakah isian yang ditulis sudah dimasukkan kedalam kotak yang tersedia. Rincian 20.c : Apakah komputer tersebut ada yang digunakan untuk mengakses internet? Rincian ini harus terisi apabila rincian 20.a berkode 1. Periksa apakah kode yang dituliskan kedalam kotak sudah sesuai dengan kode yang dilingkari. Apabila kode 2 yang dilingkari maka rincian 20.d dan 20.e harus kosong.
Pedoman Pencacahan VHTL
41
Rincian 20.d : Apakah dalam transaksi usahanya menggunakan fasilitas ecommerce? Rincian ini harus terisi apabila rincian 20.a dan 20.c berkode 1. Periksa apakah kode yang dituliskan kedalam kotak sudah sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 20.e : Apakah melayani pemesanan kamar lewat internet? Rincian ini harus terisi apabila rincian 20.a dan 20.c berkode 1. Periksa apakah kode yang dituliskan kedalam kotak sudah sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 21
: Apakah pembayaran dapat melalui kartu kredit (credit card)/kartu ATM (debit card)?
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 22
: Banyaknya kamar, tempat tidur, kapasitas tamu, dan tarif kamar per malam pada saat pencacahan
Cermati bahwa rincian ini harus ada isiannya, dan cek kembali apakah isian banyaknya kamar, tempat tidur yang tersedia dan tarif kamar per malam sudah benar dan wajar. Perlu diperhatikan perbandingan antara jumlah kamar dengan tempat tidur karena tempat tidur yang dihitung dalam arti jumlah fisik. Sedangkan kapasitas hunian hotel terdapat pada kolom (4). Cermati juga tarif kamar apakah dalam rupiah atau dolar amerika (US Dolar). Rincian 23.a : Banyaknya tamu WNI selama tahun 2015: Cermati bahwa rincian ini harus ada isiannya, dan cek kembali apakah isian banyaknya tamu WNI sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 23.b : Banyaknya tamu WNA selama tahun 2015: Cermati bahwa rincian ini harus ada isiannya, dan cek kembali apakah isian banyaknya tamu WNA sudah dipindahkan ke dalam kotak yang tersedia. Rincian 23.c : Isikan banyaknya rombongan/group tamu yang menginap perbulan selama tahun 2015 Periksa isian dalam kolom-kolom yang tersedia, serta apakah isian sesuai dengan bulan yang bersangkutan. Kolom jumlah berisi penjumlahan banyaknya rombongan tamu 42
Pedoman Pencacahan VHTL
dari tiap-tiap kolom. BLOK II.B : KETERANGAN FASILITAS YANG TERSEDIA A.
Fasilitas Kamar Cermati bahwa untuk no urut 1 s/d 21 pada kolom (3) rincian ini harus ada isiannya
dengan kode 1 atau kode 2. B.
Fasilitas Penunjang Cermati bahwa untuk no urut 1 s/d 19 pada kolom (3) rincian ini harus ada isiannya
dengan kode 1 atau kode 2. C.
Fasilitas Lainnya, dan tuliskan banyaknya fasilitas yang tersedia: Cermati bahwa untuk no urut 1 s/d 5 pada kolom (3) rincian ini harus ada isiannya
dengan kode 1 atau kode 2. Jika kolom (3) berkode 1, periksa kembali pada kolom (4) dan kolom (5), apakah sudah terisi. D.
Penggunaan ruang pertemuan menurut kapasitas tempat duduk (pada saat pencacahan) dan penggunaan (selama tahun 2015) [Diisi jika BII.B R.B(7) berkode 1] Rincian ini tidak boleh kosong bila di no urut 7 pada rincian B blok II.B ada fasilitas
untuk ruang sidang/meeting. Cermati isian yang ada di dalam kotak apakah sudah benar dan wajar. BLOK III : PEKERJA Pemeriksaan pada blok ini memerlukan kecermatan, karena konsistensi tiap rincian harus terjaga, jumlah pekerja harus sama setiap rinciannya. Rincian 1
: Banyaknya pekerja/karyawan menurut pendidikan
yang
ditamatkan
dan
status pekerja,
jenis
kelamin
jenjang
pada
saat
pencacahan. Cermati apakah rincian ini telah diisi dengan jelas dan benar. Periksa dan hitung kembali apakah isian kolom (10) masing-masing baris merupakan penjumlahan kolom (2) s/d kolom (9). Begitu juga dengan baris Jumlah, periksa kembali apakah penjumlahan tersebut sudah benar untuk masing-masing kolom.
Pedoman Pencacahan VHTL
43
Rincian 2
: Banyaknya
pekerja/karyawan
menurut
jenis
jabatan,
jenis
pendidikan, dan jenis kelamin saat pencacahan Cermati apakah rincian ini telah diisi dengan jelas dan benar. Periksa dan hitung kembali apakah isian kolom (8) masing-masing baris merupakan penjumlahan kolom (2) s/d kolom (7). Begitu juga dengan baris Jumlah, periksa kembali apakah penjumlahan tersebut sudah benar untuk masing-masing kolom. Rincian 3
: Apakah
usaha
akomodasi
ini
menyelenggarakan
sertifikasi
kompetensi bagi karyawannya? Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 4
: Jumlah pekerja Indonesia yang mempunyai sertifikat kompetensi pariwisata (dari Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata)
Cermati apakah rincian ini telah diisi dengan benar dan wajar terkait dengan jumlah pekerja yang terdapat pada usaha akomodasi tersebut. Rincian 5
: Jumlah tenaga kerja yang rutin menggunakan komputer …… orang
Cermati apakah rincian ini telah diisi dengan benar dan wajar terkait dengan jumlah pekerja yang terdapat pada usaha akomodasi tersebut. Rincian 6
: Jumlah tenaga kerja yang menangani teknologi informasi …… orang
Cermati apakah rincian ini telah diisi dengan benar dan wajar terkait dengan jumlah pekerja yang terdapat pada usaha akomodasi tersebut. BLOK IV : BALAS JASA PEKERJA Periksa isian dari nilai balas jasa menurut jenisnya, apakah sudah wajar, konsisten, dan sesuai dengan konsep yang digunakan pada kegiatan ini. Isian kolom (4) merupakan penjumlahan dari kolom (2) dan kolom (3). Isian pada baris jumlah merupakan penjumlahan dari tiap jenis balas jasa yang diterima, baik oleh bukan pekerja pelaksana (kolom 2) maupun pekerja pelaksana (kolom 3). BLOK V : PENDAPATAN DAN PENGELUARAN Periksa apakah isian pendapatan dan pengeluaran sudah relevan, wajar, dan sesuai dengan kondisi yang terjadi. Jika terdapat data-data yang outlier dan memang
44
Pedoman Pencacahan VHTL
kondisinya seperti itu, mohon ditulis blok dicatatan. BLOK VI : PERMODALAN Rincian 1.a
: Status penanaman modal
Salah satu kode harus sudah dilingkari, sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian 1.b
: Jika rincian 1.a berkode 2 (PMA) negara utama penanam modal: . . . .
Cermati isian pada rincian ini. Rincian ini terisi apabila jawaban rincian 1.a berkode 2. Isian kode negara dapat dilihat pada program entri data dan pengisian kode tersebut dilakukan pada saat entri data Rincian 2
: Persentase permodalan:
Cermati dan periksa isian pada rincian ini. Pastikan penjumlahan dari ketiga sumber modal dalam rincian ini adalah 100 persen. Rincian 3
: Sumber modal:
Periksa kode jawaban apakah sudah dilingkari. Jawaban boleh lebih dari satu. Sedangkan isian pada kotak merupakan penjumlahan dari kode yang dilingkari. BLOK Vll : KRITIK DAN SARAN RESPONDEN Blok ini berisi kritik dan saran dari responden. Periksa juga apakah ada kritik dan saran dari responden yang bisa langsung ditindaklanjuti. BLOK VIII : PENGESAHAN Periksa apakah pemberi jawaban telah menuliskan nama, jabatan, telepon, tanggal pengesahan, dan membubuhkan tanda tangannya. Bila ada yang terlewat, diminta agar pencacah
memperbaiki/kembali
ke
responden
untuk
mengisinya
sebagai
bukti
pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar merupakan jawaban responden dan sudah sesuai dengan kondisi usahanya. BLOK IX : KETERANGAN PETUGAS 1.
Periksa apakah pencacah telah menuliskan nama, tanggal pelaksanaan kegiatan, dan membubuhkan tanda tangannya. Bila belum, pencacah diminta agar
Pedoman Pencacahan VHTL
45
mengisinya sebagai tanda pertanggungjawaban pelaksanaan tugasnya. 2.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan terhadap seluruh isian dan telah melakukan perbaikan/pembetulan, pengawas harus mengisi nama, tanggal pengawasan/ pemeriksaan, dan membubuhkan tanda tangannya sebagai bukti dokumen tersebut telah diperiksa.
BLOK X : CATATAN Apabila ada hal-hal yang memerlukan keterangan, bisa dituliskan pada blok ini. Selain informasi dari responden, pencacah dan pengawas juga bisa menambahkan catatan untuk memperjelas masalah yang berkaitan dengan isian kuesioner.
46
Pedoman Pencacahan VHTL
PEDOMAN VHTS
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Umum Bisnis pariwisata di Indonesia cukup menggembirakan mengingat terdapat potensi
destinasi wisata yang cukup banyak seperti keindahan alam, keragaman, dan keunikan budaya yang terdapat di Indonesia. Semua potensi tersebut menjadi salah satu modal besar dalam pengembangan industri pariwisata. Meskipun demikian, masih terdapat kelemahan dan hambatan yang cukup banyak dalam mengembangkan industri tersebut, karena belum tersinergi dengan cukup baik antar segenap komponen bangsa. Industri ini sangat sensitif dengan issue keamanan, sehingga perlu adanya jaminan keamanan dan kenyamanan yang cukup kondusif untuk menjaga stabilitas industri tersebut. Salah satu industri
pariwisata
yang
cukup
banyak
dan
termasuk
yang
utama
adalah
perusahaan/usaha akomodasi atau hotel/penginapan. Selama ini, Jakarta, Yogyakarta, dan Bali menjadi baromerter kegiatan pariwisata nasional, sehingga menjadi sasaran para investor untuk mendirikan hotel. Namun sebenarnya banyak wilayah lain yang mulai mengalami pertumbuhan pariwisatanya cukup pesat seperti Sulawesi Utara dengan Bunaken, Sulawesi Tenggara dengan Wakatobinya, Papua Barat dengan Raja Ampatnya, serta beberapa wilayah potensial lainnya. Selain itu, saat ini mulai marak adanya penyelenggaraan beberapa kegiatan di hotel seperti seminar, rapat, lokakarya dan kegiatan MICE lainnya. Salah satu indikator yang menunjukan perkembangan usaha hotel adalah tingkat hunian atau occupancy rate hotel. Berdasarkan uraian tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan pengumpulan data/informasi tentang karakteristik hotel yang sangat penting untuk mendapatkan indikator-indikator yang diperlukan seperti tingkat hunian atau occupancy rate hotel, rata-rata lamanya tamu menginap, dan sebagainya. Informasi/data pendukung lain yang diperlukan adalah jumlah kamar terjual, jumlah tamu meninap, dan sebagainya. Data/informasi tersebut dapat dijadikan sebagai landasan perencanaan dan evaluasi, baik oleh instansi pemerintah atau swasta/pelaku usaha. 1.2
Tujuan Maksud dan tujuan pendataan perkembangan jasa akomodasi/hotel dengan
kuesioner VHT-S adalah sebagai berikut:
Pedoman Pencacahan VHTS
47
a.
Mendapatkan data tingkat penghunian kamar hotel.
b.
Mendapatkan data malam kamar yang terpakai.
c.
Mendapatkan data jumlah tamu yang datang dan menginap.
d.
Mendapatkan data rata-rata lama menginap tamu.
e.
Mendapatkan data malam tamu yang menginap.
f.
Mendapatkan data tarif kamar.
1.3
Cakupan Pencacahan perkembangan jasa usaha akomodasi/hotel (VHT-S) ini dilaksanakan
di seluruh wilayah Indonesia. Usaha/perusahaan akomodasi yang menjadi responden hanya usaha hotel, baik yang berbintang maupun nonbintang. Hotel dengan klasifikasi bintang dicacah secara lengkap (sensus) sedangkan untuk hotel nonbintang dicacah secara sampel survei. Kegiatan pendataan ini dilakukan oleh para petugas BPS daerah, baik BPS Provinsi, Kabupaten, maupun Kota. Perusahaan/usaha hotel yang dicakup pada kegiatan ini mengacu pada Peraturan Menteri
Pariwisata
dan
Ekonomi
Kreatif
Republik
Indonesia
No.
PM.
53/HM.001/MPEK/2013 tentang Standar Usaha Hotel. Kemudian dilengkapi dengan Permen Parekraf No 6 Tahun 2014 tentang perubahan atas Perman Parekraf no. PM. 53/HM.001/MPEK/2013. Peraturan lainnya yang digunakan adalah Peraturan Kepala BPS No. 57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia. Penilaian standar usaha hotel ini dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Usaha (LSU) Bidang Pariwisata. Hotel bintang memiliki beberapa penggolongan, yaitu hotel bintang satu, dua, tiga, empat, dan lima. Sedangkan hotel nonbintang dapat juga disebut sebagai hotel melati. 1.4
Data dan keterangan yang dikumpulkan Data dan keterangan perusahaan/usaha yang dikumpulkan dalam pencacahan
perkembangan jasa usaha akomodasi/hotel (VHT-S), yaitu :
48
a.
Nama perusahaan/usaha dan alamat perusahaan/usaha,
b.
Tarif menurut jenis kamar,
c.
Jumlah kamar yang tersedia,
d.
Jumlah tempat tidur yang tersedia,
e.
Jumlah kamar yang digunakan,
f.
Banyaknya tamu menginap (asing maupun Indonesia),
Pedoman Pencacahan VHTS
1.5
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan
Waktu
1.
Rancangan Kuesioner dan buku pedoman
November 2015
2.
Pengiriman dokumen ke daerah
Desember 2015
3.
Pencacahan
tanggal 1-10 setiap bulan
4.
Pemeriksaan
tanggal 1-15 setiap bulan
5.
Pengolahan data di kabupaten/kota
tanggal 5-20 setiap bulan
6.
Pengiriman data ke BPS provinsi dan BPS RI
tanggal 5-20 setiap bulan
7.
Rilis
tiap awal bulan (timelag 2 bulan)
Pedoman Pencacahan VHTS
49
50
Pedoman Pencacahan VHTS
BAB II METODOLOGI DAN ORGANISASI SURVEI 2.1
Metodologi Kegiatan pencacahan perkembangan jasa usaha akomodasi/hotel (VHT-S)
dilaksanakan secara rutin setiap bulan. Nama dan alamat usaha akomodasi/hotel yang digunakan
sebagai
kerangka
sampel
diperoleh
dari
hasil
pendataan
usaha
akomodasi/hotel (VHT-L) tahun sebelumnya. a.
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data perkembangan usaha jasa akomodasi/hotel (VHT-S)
dilakukan melalui wawancara langsung dengan tatap muka antara pencacah dengan responden. Namun demikian, dapat juga dilakukan dengan menitipkan kuesioner terlebih dahulu pada responden pada awal bulan, mengingat data yang akan diambil adalah data harian, sehingga responden dapat mengisinya setiap hari. Pengumpulan data dengan cara menitipkan kuesioner kepada responden, petugas pencacah harus menjelaskan terlebih dahulu mengenai konsep dan definisi yang digunakan, cara pengisian setiap pertanyaan, serta berbagai hal yang terkait dengan
kegiatan
ini.
Untuk
perusahaan-perusahaan
yang
relatif
besar,
pengumpulan data mungkin bisa lebih dari satu kali kunjungan. b.
Desain Sampling Desain sampling yang digunakan pada kegiatan pendataan perkembangan
usaha jasa akomodasi/hotel (VHT-S) saat ini meliputi 2 model, yaitu: Model 1.
Sensus Lengkap. Perusahaan/usaha jasa akomodasi dengan klasifikasi hotel bintang dicacah secara lengkap terhadap semua usaha.
Model 2.
Sampel Survei. Perusahaan/usaha jasa akomodasi dengan klasifikasi hotel nonbintang/ melati dicacah secara sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan dua tahap. Tahap 1. Hotel dengan klasifikasi nonbintang dikelompokan menurut kelompok kamar. Jumlah sampel untuk hotel nonbintang adalah sebanyak jumlah target provinsi dikurangi jumlah alokasi hotel bintang. Jumlah sampel tiap-tiap provinsi ditentukan oleh BPS RI. Alokasikan jumlah sampel untuk
Pedoman Pencacahan VHTS
51
masing-masing
kelompok
kamar
secara
proporsional
terhadap jumlah yang ditargetkan menurut jumlah hotel pada masing-masing kelompok kamar. Tahap 2. Lakukan penarikan sampel secara systematic sampling pada masing-masing kelompok kamar sesuai dengan alokasi sampel yang telah ditetapkan pada tahap 1 terhadap usaha akomodasi/hotel. Contoh penentuan responden: Provinsi A mempunyai target jumlah responden pencacahan VHTS per bulan sesuai POK adalah 100 perusahaan/usaha akomodasi/hotel. Jumlah hotel bintang di provinsi tersebut sebanyak 20 usaha sedangkan jumlah hotel nonbintang sebanyak 160 usaha. Cara penentuan responden: 1.
Semua hotel bintang yang sebanyak 20 usaha tersebut dicacah semua (di sensus lengkap).
2.
Alokasi jumlah responden nonbintang adalah sebanyak 80 usaha (100-20=80), yaitu seluruh target provinsi pada POK dikurangi dengan jumlah hotel bintang yang ada. Sedangkan jumlah hotel nonbintang sebanyak 160 usaha, sehingga dilakukan pemilihan sampel. Cara penarikan sampel untuk responden yang nonbintang adalah sebagai berikut:
Kelompokkan seluruh hotel nonbintang/melati yang terdapat pada Provinsi A menurut kelompok kamar, yang terbagi atas kelompok kamar <10, 10-24 kamar, 25-40 kamar, dan > 40 kamar. Hitung jumlah hotel pada masingmasing kelompok.
Alokasikan jumlah sampel untuk masing-masing kelompok kamar secara proporsional terhadap jumlah hotel pada masing-masing kelompok kamar dari sejumlah alokasi responden nonbintang.
Lakukan penomoran secara urut pada seluruh hotel nonbintang untuk masing-masing kelompok kamar. Penomoran dimulai dari nomor satu hingga nomor usaha yang terakhir pada tipa-tiap kelompok kamar. Hitung interval (I) pada masing-masing kelompok kamar dengan rumus: Jumlah seluruh hotel nonbintang/melati pada kelompok kamar i Jumlah alokasi sampel untuk kelompok kamar i i = kelompok kamar <10; 10-24 kamar; 25-40 kamar; dan > 40 kamar;
52
Hotel nonbintang dengan nomor urut 1 pada masing-masing kelompok Pedoman Pencacahan VHTS
merupakan sampel pertama (R1). Selanjutnya gunakan interval sampel untuk menentukan nomor urut sampel berikutnya, yaitu R2, R3,….., Rn R2 = R1 + I = 1+I R3 = R1 + 2*I = 1+2*I ……. Rn = R1 + (n-1) * I Nomor
urut
usaha
terpilih
diperoleh
dengan
membulatkan
hasil
perhitungan sampai 0 angka dibelakang koma.
Lingkari nomor urut yang terpilih sebagai sampel. Perusahaan/usaha yang nomor urutnya dilingkari adalah perusahaan/ usaha sampel yang akan dicacah dengan menggunakan dokumen VHTS.
c.
Responden Responden adalah pengusaha atau pengelola usaha akomodasi atau orang
yang mengetahui tentang pengelolaan hotel terkena sampel. d.
Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan pada pencacahan ini adalah kuesioner VHTS
yang terdiri dari 2 halaman, yaitu halaman pertanyaan dan halaman penjelasan. 2.2
Organisasi Survei Untuk
memperlancar
pelaksanaan
lapangan
pencacahan
perkembangan
perusahaan/usaha jasa akomodasi/hotel, maka struktur organisasi lapangan perlu ditentukan terlebih dahulu. a.
Organisasi Lapangan Gambar 1. Organisasi Lapangan
Pedoman Pencacahan VHTS
53
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Direktur Statistik KTIP
KBPS Provinsi
………
KBPS Provinsi
KBPS Kab/Kota
………
KBPS Kab/Kota
………
Pencacah
Pencacah
b.
Arus Dokumen dan Data Kuesioner VHTS dikirim dari Badan Pusat Statistik (BPS) RI ke BPS Provinsi
yang kemudian diteruskan ke BPS Kabupaten/Kota untuk dibagikan kepada petugas pengumpul data (pencacah). Setelah pencacahan selesai, petugas pengumpul data menyerahkan kuesioner VHTS ke BPS Kabupaten/Kota untuk diperiksa
baik
kelengkapan
isian
maupun
konsistensinya
oleh
pengawas
kabupaten/kota. Selanjutnya kuesioner VHTS diolah/dientri di BPS kabupaten/kota, dan data hasil entri tersebut kemudian dikirim ke Subdit Statistik Pariwisata BPS RI dengan alamat email
[email protected];
[email protected]; dan di cc ke Bidang Distribusi BPS Provinsi masing-masing. Gambar 2. Arus Dokumen dan Data File hasil entri
BPS RI
1. Dokumen VHTS 2. Buku Pedoman
File hasil entri
BPS Provinsi
1. Dokumen VHTS 2. Buku Pedoman
BPS Kabupaten/Kota
1. Dokumen VHTS 2. Buku Pedoman
Dokumen VHTS (dientri)
Dokumen VHTS
Dokumen VHTS
Pengawas
Pencacah
54
Dokumen VHTS
Pedoman Pencacahan VHTS
2.3
Tugas Pencacah a.
Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha dengan menggunakan kuesioner VHTS berdasarkan sampel yang diberikan.
b.
Mengikuti pertemuan dengan Pengawas Kabupaten/Kota atau KSK untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan dan cara mengatasinya.
c.
Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang bermasalah dengan disertai Pengawas/KSK.
d.
Menyerahkan seluruh kuesioner hasil pencacahan (kuesioner VHTS) ke Pengawas/KSK.
e. 2.4
Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan VHTS.
Konsep dan Definisi
Usaha Hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan. Hotel bintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penilaian penggolongan kelas hotel bintang satu, dua, tiga, empat, dan lima. Hotel non bintang/melati adalah usaha penyediaan akomodasi/hotel yang memenuhi ketentuan sebagai hotel melati yang ditetapkan dalam surat keputusan instansi yang membinanya. Termasuk motel. (KBLI 2009) Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. Standard room/regular room adalah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengakapan dan fasilitas yang terdapat di dalam kamar kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kelja, televisi, telepon, lemari es, lemari pakaian, rak koper. Keistimewaan dari kamar standar, yaitu harga kamarnya paling murah di hotel. Deluxe/superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi ini setingkat lebih baik dari standard room, dengan fasilitas kamar yang sama seperti standar. Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut: Pedoman Pencacahan VHTS
55
o
letak kamar strategis,
o
arah kamar lebih baik pemandangannya,
o
mutu bahan untuk mebel, air dan perabotan lebih baik dari standar,
o
ukuran kamar lebih luas dari standard room,
o
catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah direnovasi dijadikan deluxe/superior room.
Tarif Umum adalah jenis tarif yang digunakan secara umum (published rate). Tarif Korporasi adalah jenis tarif khusus yang dikenakan pada lembaga/instansi tertentu dan biasanya dalam persentase diskon.
56
Pedoman Pencacahan VHTS
BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR VHTS 3.1
Tata Tertib Pengisian Daftar VHTS a.
Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.
b.
Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).
c.
Perhatikan isian masing-masing kolom.
d.
Pengisian daftar menggunakan beberapa cara: 1.
Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia;
2.
Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified).
3.2
Tata Cara Pengisian Daftar VHTS Daftar isian/ kuesioner perkembangan jasa akomodasi (VHTS) hanya terdiri dari 2
halaman. Halaman 1 terdiri dari: 1.
Blok Rincian Bulan
2.
Blok Pengenalan Tempat
3.
Blok Keterangan Hotel/Akomodasi
4.
Pengesahan: Tanda tangan, nama, dan cap hotel.
5.
Keterangan petugas pencacah
Halaman 2 terdiri dari: kritik dan saran responden, pedoman tata cara pengisian daftar VHTS secara singkat. 3.2.1 Laporan Bulan Data Isikan nama bulan dan tahun dimana laporan/data hotel tersebut digunakan, kemudian masukkan kode bulan dan dua digit terakhir dari tahun keberadaan data dimaksud ke dalam kotak yang tersedia.
Pedoman Pencacahan VHTS
57
Contoh : LAPORAN BULAN : AGUSTUS 2016
0
8
1
6
3.2.2 Pengenalan Tempat/ Identitas Blok ini bertujuan untuk mencatat identitas perusahaaan/usaha jasa akomodasi yang menjadi responden tersebut berada. Identitas ini digunakan untuk memudahkan proses pengolahan dan untuk mengetahui kelengkapan pemasukan kuesioner. Isikan
identitas
hotel/akomodasi
seperti
provinsi,
kabupaten/kota,
nama
hotel/akomodasi, alamat, jenis hotel/akomodasi, dan kelas/kelompok hotel/akomodasi. Tuliskan dan masukan kedalam kotak yang tersedia. Rincian identitas meliputi: Rincian : Provinsi Isikan nama provinsi dimana usaha/perusahaan akomodasi/hotel tersebut berada, kemudian masukan kode provinsi tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Rincian : Kabupaten/kota Isikan nama kabupaten/kota dimana usaha/perusahaan akomodasi/hotel tersebut berada, kemudian masukan kode kabupaten/kota tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Coret yang sesuai dengan identitas dimana hotel tersebut berada, di kabupaten atau di kota. Rincian : Nama hotel/akomodasi Tuliskan nama usaha/perusahaan akomodasi/hotel yang menjadi responden. Nama responden dapat disalin dari direktori/master hotel yang tersedia. Lakukan perbaikan, jika nama tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Nama ditulis dengan menempatkan kata hotel/penginapan diakhir nama usaha. Contoh : Nama hotel/akomodasi : BEST WESTERN SOLO HOTEL Nama hotel/akomodasi : DARIZA JAYA PENGINAPAN
58
Pedoman Pencacahan VHTS
Rincian : Alamat Alamat usaha/perusahaan akomodasi/hotel dapat dilakukan dengan menyalin dari direktori/master hotel yang tersedia. Lakukan perbaikan, jika alamat tidak sesuai dengan alamat responden yang sebenarnya. Contoh : Alamat :
JL. TELUK GONG RAYA NO.4, JAKARTA UTARA.
Alamat :
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 42.
Alamat :
KOMPL HARCO MANGGA DUA BLOK N NO. 23, JAKARTA.
Apabila nama dan alamat perusahaan pada waktu dilakukan pencacahan berubah maka lakukan perubahan nama dan alamat perusahaan terbaru tersebut pada dokumen VHTS. Selanjutnya jangan lupa, lakukan perubahan juga pada master saat pengolahan.
Rincian : Jenis Hotel/Akomodasi Lingkari salah satu kode jenis hotel/ akomodasi yang meliputi hotel dan hotel nonbintang. Kemudian masukkan kode yang dilingkari tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Contoh : Jenis hotel/akomodasi : 1. Bintang 2. Non Bintang Jenis hotel/akomodasi : 1. Bintang 2. Non Bintang
1 2
Rincian : Kelas/Kelompok Hotel/Akomodasi Isikan
nama
kelas/kelompok
untuk
hotel/akomodasi
yang
bersangkutan.
Selanjutnya pindahkan kode kelas/kelompok hotel tersebut ke dalam kotak yang tersedia. Kelas hotel bintang terdiri dari satu digit yaitu 1 sampai dengan 5, sedangkan kelompok untuk hotel nonbintang yaitu 1 sampai dengan 5. Kelas hotel bintang : Kode 1 : Hotel bintang 1
Pedoman Pencacahan VHTS
Kode 4 : Hotel bintang 4
59
Kode 2 : Hotel bintang 2
Kode 5 : Hotel bintang 5
Kode 3 : Hotel bintang 3 Kelas hotel bintang ini sesuai dengan pengklasifikasian usaha akomodasi yang merupakan standarisasi usaha hotel yang dirumuskan pada kualifikasi usaha hotel dan atau penggolongan kelas usaha hotel yang mencakup aspek produk, pelayanan, dan pengelolaan usaha hotel. Isian pada rincian ini didasarkan pada jawaban responden yang dibuktikan dengan sertifikat yang dimilikinya. Baik sertifikat yang dikeluarkan oleh PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) maupun LSU (Lembaga Sertifikasi Usaha) Bidang Pariwisata. Contoh : Kelas/Kelompok/hotel/Akomodasi : BINTANG 5
5
Kelas/Kelompok/hotel/Akomodasi : BINTANG 2
2
Kelompok hotel Nonbintang : Kelompok kamar ini adalah kelompok jumlah kamar yang tersedia untuk tamu. Pengelompokan ini dilakukan untuk memudahkan di dalam pengolahannya. Kode 1 : Kelompok kamar 10
Kode 3 : Kelompok kamar 25 – 40
Kode 2 : Kelompok kamar 10 – 24
Kode 4 : Kelompok kamar ≥ 41
Contoh : Kelas/Kelompok/hotel/Akomodasi : KAMAR <10
1
Kelas/Kelompok/hotel/Akomodasi : KAMAR 25 – 40
3
3.2.3 Keterangan Hotel/Akomodasi Blok ini berisi nilai tarif berdasarkan jenis kamar, jumlah kamar tersedia dan terpakai, dan jumlah tamu menginap, baik tamu asing (WNA) maupun tamu Indonesia (WNI). Rincian : Tarif Sebelum mengisi kolom tarif agar terlebih dahulu melingkari kode tarif. Isikan kode tarif dengan 1 jika menggunakan mata uang rupiah dan kode 2 jika menggunakan mata uang dolar amerika. Tuliskan kode yang dilingkari tersebut pada kotak yang tersedia.
60
Pedoman Pencacahan VHTS
Kemudian isikan besarnya tarif menurut jenis kamar baik tarif umum maupun tarif korporasi. Tarif disini merupakan tarif pada saat akhir bulan bersangkutan. Rincian : Kamar dan Tempat Tidur Kolom (1) :
Tanggal Angka yang tersedia adalah dari 1 sampai dengan 31. Gunakan tanggal sesuai dengan jumlah hari pada bulan bersangkutan.
Kolom (2) :
Jumlah kamar tersedia Isikan banyaknya kamar yang tersedia untuk tamu (yang sedang digunakan/ terisi ataupun tidak terisi tamu). Tidak termasuk kamar yang sedang diperbaiki, kamar pegawai hotel dan kamar untuk kantor.
Kolom (3) :
Jumlah tempat tidur tersedia Isikan banyaknya tempat tidur yang tersedia untuk tamu (yang sedang digunakan/ terisi ataupun tidak terisi tamu). Jumlah tempat tidur dimaksud adalah banyaknya kapasitas tamu secara normal dari seluruh tempat tidur yang tersedia pada hotel tersebut.
Kolom (4) :
Banyaknya Kamar Digunakan Kemarin Isikan banyaknya kamar yang digunakan/ terisi oleh tamu pada waktu kemarin (satu hari sebelum tanggal pada kolom 1).
Kolom (5) :
Banyaknya Kamar Baru Dimasuki Hari ini Isikan banyaknya kamar yang dimasuki oleh tamu (check in) pada hari ini menurut tanggal pada kolom (1).
Kolom (6) :
Banyaknya Kamar Ditinggalkan Hari Ini Isikan banyaknya kamar yang ditinggalkan oleh tamu (check out) pada hari ini menurut tanggal pada kolom (1).
Pedoman Pencacahan VHTS
61
Rincian : Tamu Menginap Kolom (7) :
Banyaknya Tamu Asing Menginap Kemarin Isikan banyaknya tamu asing (WNA) yang menginap di hotel tersebut pada waktu kemarin (satu hari sebelum tanggal pada kolom 1).
Kolom (8) :
Banyaknya Tamu Indonesia Menginap Kemarin Isikan banyaknya tamu Indonesia (WNI) yang menginap di hotel tersebut pada waktu kemarin (satu hari sebelum tanggal pada kolom 1).
Kolom (9) :
Banyaknya Tamu Asing Masuk (Check In) Hari Ini Isikan banyaknya tamu asing (WNA) yang baru masuk (check in) ke hotel bersangkutan pada hari ini menurut tanggal pada kolom (1).
Kolom (10) : Banyaknya Tamu Indonesia Masuk (Check In) Hari Ini Isikan banyaknya tamu Indonesia (WNI) yang baru masuk (check in) ke hotel bersangkutan pada hari ini menurut tanggal pada kolom (1). Kolom (11) : Banyaknya Tamu Asing Keluar (Check Out) Hari Ini Isikan banyaknya tamu asing (WNA) yang keluar (check out) dari hotel bersangkutan pada hari ini menurut tanggal pada kolom (1). Kolom (12) : Banyaknya Tamu Indonesia Keluar (Check Out) Hari Ini Isikan banyaknya tamu Indonesia (WNI) yang keluar (check out) dari hotel bersangkutan pada hari ini menurut tanggal pada kolom (1). Baris Total : Jumlahkan isian pada tanggal 1 hingga tanggal terakhir untuk masingmasing kolom, yaitu pada kolom (2) sampai dengan kolom (12) pada baris total. 3.2.4 Pengesahan Pengesahan bertujuan untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan, diketahui oleh yang bertanggung jawab dalam perusahaan tersebut. Dilengkapi dengan nama, dan tanda tangan responden serta cap perusahaan. Hal ini berguna sekali jika dibutuhkan
62
Pedoman Pencacahan VHTS
adanya kunjungan ulang. 3.2.5 Petugas Pencacah Berisi keterangan mengenai petugas pencacah, dilengkapi dengan nama dan tanda tangan petugas pencacah. 3.2.6 Kritik dan Saran Responden Blok ini berisi kritik dan saran dari responden sehubungan dengan kegiatan survei VHTS.
Pedoman Pencacahan VHTS
63
64
Pedoman Pencacahan VHTS
BAB IV TUGAS PENGAWAS
4.1
Dokumen Dokumen yang akan diperiksa adalah kuesioner VHTS dari hasil pencacahan
perkembangan perusahaan/usaha jasa akomodasi/hotel. 4.2
Tugas Pengawas/Pemeriksa:
a.
Menerima, mengatur dan melaksanakan pembagian dokumen VHTS.
b.
Melakukan pengawasan dan pemeriksaan pelaksanaan pencacahan VHTS, yaitu : 1).
Memeriksa kebenaran isian daftar/ kuesioner VHTS yang diisi oleh pencacah, bila isian tersebut ada yang meragukan/kurang lengkap, maka pengawas mengembalikan daftar tersebut kepada pencacah untuk diteliti kembali atau dikonfirmasikan lagi kepada responden bersama petugas pencacah. Bila perlu, lakukan kunjungan ulang atau penelitian kembali oleh pencacah bersama-sama dengan pengawas.
2).
Menerima kembali dokumen/ kuesioner VHTS dari petugas Pencacah hasil pencacahan perusahaan/usaha akomodasi/hotel, serta bertanggung jawab atas kelengkapan dan kualitas hasil pencacahan.
c.
Pengawas menyampaikan dokumen VHTS yang sudah terisi dan sudah diperiksa ke BPS Kabupaten/Kota sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah ditentukan.
d.
Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan VHTS sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Pedoman Pencacahan VHTS
65
66
Pedoman Pencacahan VHTS
BAB V PEMERIKSAAN KONSISTENSI ISIAN KUESIONER VHTS
5.1
Umum Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemeriksaan daftar
isian/ kuesioner VHTS: a.
Periksa apakah kode provinsi, kabupaten/kota dan nama serta alamat hotel sesuai dengan yang ada di master hotel.
b.
Periksa kebenaran cara pengisian (rincian daftar dan isian kolom), konsistensi antar kolom maupun antar rincian dalam blok, apakah sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5.2 Pemeriksaan Daftar Isian/ Kuesioner VHTS 5.2.1 Laporan Bulan Data Rincian ini tidak boleh kosong. Periksa apakah isian bulan sudah sesuai. 5.2.2 Pengenalan Tempat/ Identitas Rincian : Provinsi Rincian ini tidak boleh kosong, dan kodenya terdiri dari 2 digit. Periksa apakah kode di dalam kotak telah sesuai dengan kode provinsi yang ada pada direktori/master hotel bersangkutan. Rincian : Kabupaten/ Kota Rincian ini tidak boleh kosong, dan kodenya terdiri dari 2 digit. Periksa apakah kode di dalam kotak telah sesuai dengan kode kabupaten/kota pada provinsi di rincian 5.2.2.1 seperti yang ada pada direktori/ master hotel. Perbaiki jika ada yang tidak sesuai, termasuk
apakah
sudah
dicoret
kab/
kota-nya
kosong.
Cermati
(misal
Kabupaten/Kota
atau
Kabupaten/Kota). Rincian : Nama Hotel/Akomodasi Rincian
ini
tidak
boleh
kebenaran
penulisan
nama
perusahaan/usaha. Rincian : Alamat Periksa apakah alamat tempat usaha akomodasi/hotel telah tertulis dengan jelas Pedoman Pencacahan VHTS
67
dan benar. Rincian : Jenis Hotel/Akomodasi Salah satu kode jenis usaha hotel/akomodasi harus sudah dilingkari (bintang atau nonbintang), sedangkan isian pada kotak harus sesuai dengan kode yang dilingkari. Rincian : Kelas/Kelompok Hotel/Akomodasi Rincian ini tidak boleh kosong dan kodenya terdiri dari 1 digit yaitu kode 1 sampai dengan kode 5 untuk hotel bintang, sedang hotel nonbintang dari kode 1 hingga kode 4. 5.2.3 Keterangan Hotel/Akomodasi Rincian : Tarif Periksa apakah tarif dalam mata uang rupiah atau dolar amerika (US $) dan periksa apakah kolom-kolom tarif sudah terisi. Rincian : Keterangan kamar dan tamu Periksa dan cermati kewajaran isian pada kolom 2 sampai dengan kolom 12 pada masing-masing baris. Kolom (2) : Jumlah Kamar Tersedia Isian banyaknya kamar harus lebih kecil atau sama dengan isian banyaknya tempat tidur yang tersedia pada usaha akomodasi tersebut. Kolom (3) : Jumlah Tempat Tidur Tersedia Isian banyaknya tempat tidur harus lebih besar atau sama dengan isian banyaknya kamar yang tersedia pada usaha akomodasi tersebut. Kolom (4) s.d. (6): Banyaknya Kamar Periksa dan cermati kewajaran isian pada kolom banyaknya kamar, yaitu kolom (4), kolom (5), dan kolom (6). Periksa apakah isian pada masingmasing kolom tersebut sudah wajar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Jika jumlah kamar yang digunakan tamu melebihi jumlah kamar yang tersedia, maka lakukan pemeriksaan dan konfirmasi kepada pencacah tentang kebenaran isian. Jika perlu, lakukan kunjungan ulang. Kolom (7) s.d. (12) : Banyaknya Tamu Periksa dan cermati kewajaran isian pada kolom banyaknya tamu, baik tamu Indonesia maupun tamu asing, yaitu kolom (7) hingga kolom (12). Periksa apakah isian pada masing-masing kolom tersebut sudah wajar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Jika jumlah tamu, baik tamu Indonesia maupun tamu asing yang menginap di hotel tersebut melebihi jumlah 68
Pedoman Pencacahan VHTS
tempat tidur yang tersedia, maka lakukan pemeriksaan dan konfirmasi kepada pencacah tentang kebenaran isian. Jika perlu, lakukan kunjungan ulang. Periksa juga kewajaran tamu asing (WNA) dan tamu Indonesia (WNI). Disamping itu, periksa juga apakah ada tamu yang tidak keluar (check out) dari hotel tersebut dalam satu bulan bersangkutan. 5.2.4 Pengesahan Periksa apakah pemberi jawaban telah menuliskan nama, dan membubuhkan tanda tangannya serta cap perusahaan. Bila ada yang terlewat, diminta agar pencacah memperbaiki/kembali ke responden untuk mengisinya sebagai bukti pengesahan, bahwa isian dalam kuesioner ini benar-benar merupakan jawaban responden dan sudah sesuai dengan kondisi usahanya. 5.2.5 Keterangan Petugas Periksa apakah petugas pencacah telah menuliskan nama dan membubuhkan tanda tangan. 5.2.6 Kritik dan Saran Responden Blok ini berisi catatan responden tentang kegiatan bersangkutan, jika ada.
Pedoman Pencacahan VHTS
69
LAMPIRAN