PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
Pusat Penyuluhan Pertanian Kanpus Kementerian Pertanian Gedung D Lantai 6 Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan Jakarta Selatan 12550
PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
KATA PENGANTAR Penyuluh Pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian, yang dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, diamanatkan dalam Pasal 20 ayat (1), penyuluhan dilakukan oleh Penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), Penyuluh Swasta dan atau Penyuluh Swadaya. Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahataninya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh. Keterbatasan jumlah Penyuluh Pertanian PNS sebagai mitra dan pendamping petani, perlu disikapi dengan meningkatkan peran Penyuluh Pertanian Swadaya dalam kegiatan penyuluhan pertanian. Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas Penyuluh Pertanian Swadaya dalam mendukung peningkatan produksi pangan 7 komoditas strategis nasional dan sebagai petunjuk operasional dalam penumbuhan dan pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya.
Jakarta, Desember 2015 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian
Ir. Fathan A. Rasyid, M.Ag NIP. 19580516 198203 1 016
i
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...............................................
i
DAFTAR ISI ........................................................
iii
1.
PENDAHULUAN ............................................ A. Latar Belakang ....................................... B. Tujuan ................................................ C. Sasaran ................................................ D. Ruang Lingkup ........................................ E. Dasar Hukum ......................................... F. Pengertian.............................................
1 1 3 3 3 4 5
2.
PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA ................................... A. Tugas dan Fungsi Penyuluh Pertanian Swadaya . B. Penumbuhan Penyuluh Pertanian Swadaya .... C. Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya ..
7 7 9 14
3.
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ............ A. Monitoring ............................................. B. Evaluasi .............................................. C. Pelaporan ............................................
18 18 18 18
4.
PEMBIAYAAN ...............................................
20
5.
PENUTUP ...................................................
21
iii
iv
1
Pendahuluan
A. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Periode
2015-2019
ditujukan
untuk
memantapkan
pembangunan nasional dalam segala bidang dengan fokus peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), termasuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta penguatan daya saing dalam bidang perekonomian. Sebagai tindak lanjut dari RPJMN periode 2010-2014, Presiden RI telah menetapkan bahwa dalam kurun waktu 2015-2017 Indonesia berswasembada pangan. Untuk mencapai swasembada pangan tersebut, Kementerian Pertanian pada tahun 2015 telah menetapkan target produksi padi sebesar 73,40 juta ton, jagung sebesar 20,33 juta ton, dan kedelai sebesar 1,27 juta ton. Untuk itu, Kementerian Pertanian telah mengambil kebijakan Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Pencapaian Swasembada Pangan padi, jagung, dan kedelai (Pajale). Pada tahun 2016 target diperluas terhadap pencapaian produksi pangan 7 komoditas strategis nasional, yaitu padi sebesar 76,23 juta ton, jagung sebesar 21,35 juta ton dan kedelai sebesar 2,03 juta ton, gula sebesar 3,27 juta ton, bawang merah sebesar 1.173 ribu ton, cabai besar 1.106 ribu ton, daging sapi/dan kerbau 0,59 juta ton.
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
1
Untuk mewujudkan target tersebut, diperlukan SDM yang berkualitas,
andal,
serta
berkemampuan
manajerial,
kewirausahaan, dan organisasi bisnis, sehingga pelaku utama dan pelaku usaha mampu membangun usahatani yang berdaya saing dan berkelanjutan. Salah satu upaya untuk meningkatkan SDM pertanian, terutama pelaku utama dan pelaku usaha adalah melalui kegiatan penyuluhan oleh Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB Penyuluh Pertanian) dan Penyuluh Pertanian Swadaya. Secara empiris jumlah Penyuluh Pertanian Swadaya yang terdata di Pusat sampai tahun 2015 sebanyak 16.596 orang, yang tersebar di 34 provinsi dan baru mencakup 253 kabupaten/kota (49,2%), dari 514 kabupaten/kota yang ada. Hal
ini
menunjukkan
melakukan
belum
penumbuhan
semua
terhadap
kabupaten/kota
Penyuluh
Pertanian
Swadaya (Permentan Nomor 61 Tahun 2008) atau belum menyampaikan
data
Penyuluh
Pertanian
Swadaya
di
wilayahnya. Dalam rangka pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya, pada tahun 2016 Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian akan melaksanakan kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan menyamakan penumbuhan Swadaya,
Penyuluh persepsi
dan perlu
Pertanian dalam
Untuk
pelaksanaan
kegiatan
Penyuluh
Pertanian
pengembangan disusun
Swadaya.
Pedoman
Pelaksanaan
Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
Tahun
2016,
sebagai
acuan
bagi
para
penyelenggara penyuluhan dalam melakukan pembinaan terhadap Penyuluh Pertanian Swadaya.
2
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
B. Tujuan Pedoman ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas Penyuluh Pertanian Swadaya dalam mendukung peningkatan produksi pangan 7 komoditas strategis nasional.
C. Sasaran Sasaran pedoman ini meliputi: 1.
Pimpinan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) yang mendapat fasilitasi peningkatan kapasitas BP3K tahun 2016;
2.
Kepala
Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan atau pimpinan kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota; 3.
Kepala
Sekretariat
Badan
Koordinasi
Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Provinsi atau pimpinan kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi; 4.
Penyuluh Pertanian Swadaya, sebanyak 10.000 orang (alokasi jumlah Penyuluh Pertanian Swadaya di setiap provinsi terlampir).
5.
Instansi terkait dan pemangku kepentingan lainnya.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya ini meliputi: (1) Penumbuhan
dan
Pengembangan
Penyuluh
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
Pertanian
3
Swadaya; (2) Tugas dan Fungsi Penyuluh Pertanian Swadaya; dan (3) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
E. Dasar Hukum 1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
2.
Undang-Undang
Nomor
19
tahun
2013
tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani; 3.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
43
Tahun
2009,
Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Penyuluhan; 4.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61 Tahun 2008 tentang
Pedoman
Pembinaan
Penyuluh
Pertanian
Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta; 5.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun 2013 tentang
Pedoman
Pembinaan
Kelompoktani
dan
Gabungan Kelompoktani; 6.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 tentang Mekanisme dan Tata Hubungan Kerja Antar Kelembagaan
Lingkup
Pertanian
dalam
Mendukung
Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional; 7.
Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 100 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya.
4
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
F. Pengertian Dalam pedoman ini, yang dimaksud dengan: 1.
Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong
dalam
mengakses
serta
mengorganisasikan
informasi
pasar,
dirinya
teknologi,
permodalan, dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 2.
Pelaku
utama
adalah
petani
dan/atau
beserta
keluarganya, yang melakukan usahatani di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan; 3.
Pelaku usaha adalah perorangan Warga Negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian.
4.
Penyuluh
Pertanian
adalah
terdiri
dari
Penyuluh
Pertanian Swadaya yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. 5.
Penyuluh Pertanian Swadaya adalah pelaku utama yang berhasil dalam usahataninya dan atau warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi penyuluh pertanian di wilayahnya;
6.
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) adalah satuan unit kerja penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan termasuk Balai Penyuluhan Pertanian
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
5
(BPP), Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD). 7.
Kelompoktani yang selanjutnya disingkat Poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar
kesamaan
lingkungan
kepentingan,
(sosial,
kesamaan
ekonomi,
sumber
kondisi
daya)
dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. 8.
Gabungan Kelompoktani yang selanjutnya disingkat Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
9.
Metode
penyuluhan
penyampaian
materi
pertanian
adalah
penyuluhan
teknik
pertanian
oleh
penyuluh kepada pelaku utama/anggota poktan dan gapoktan beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui media cetak dan elektronik)
agar
mereka
tahu,
mau
dan
mampu
menerapkan teknologi anjuran. 10. Kursus Tani adalah kegiatan proses belajar-mengajar yang diperuntukan bagi para pelaku utama beserta keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu. 11. Percontohan penerapan
adalah teknologi
wahana spesifik
untuk lokasi
pendampingan terutama
7
komoditas pangan strategis nasional dilaksanakan di kecamatan atau di lahan petani yang merupakan wilayah kerja BP3K yang selanjutnya digunakan sebagai sarana
pembelajaran
bagi
poktan,
gapoktan
masyarakat sekitar.
6
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
dan
Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
2
Dalam rangka mendukung tercapainya percepatan peningkatan produksi pangan 7 komoditas strategis nasional, diperlukan peningkatan
peran
pembinaan.
Untuk
Penyuluh
Pertanian
mencapai
hal
Swadaya
tersebut,
melalui
diperlukan
penumbuhan dan pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya secara bertahap dalam jangka panjang dan berkelanjutan, sehingga dapat diperoleh Penyuluh Pertanian Swadaya yang handal.
A. Tugas dan Fungsi Penyuluh Pertanian Swadaya 1.
Tugas Penyuluh Pertanian Swadaya Tugas Penyuluh Pertanian Swadaya yaitu melakukan pengawalan dan pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha. Dalam melakukan pengawalan dan pendampingan, Penyuluh Pertanian Swadaya bekerja sama dengan Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh
Pertanian
melalui
kegiatan
penyuluhan
pertanian. Pelaksanaan tugas tersebut sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) yang disusun berdasarkan programa penyuluhan pertanian di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian (WKPP). 2.
Fungsi Penyuluh Pertanian Swadaya Penyuluh
Pertanian
Swadaya
melaksanakan
fungsi
sebagai berikut:
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
7
a.
Menyusun Rencana kegiatan penyuluhan pertanian bersama Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian sesuai kebutuhan pelaku utama yang dikoordinasikan oleh Pimpinan BP3K;
b. Melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian sesuai dengan rencana kegiatan penyuluhan pertanian; c.
Berperan
aktif
menumbuhkan
Pertanian
Swadaya
dan
calon
Penyuluh
menumbuhkembangkan
kelembagaan pelaku utama
bersama Penyuluh
Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian; d. Berperan
aktif
dalam
kegiatan-kegiatan
yang
diselenggarakan oleh BP3K, seperti: Rembug Tani Tingkat Kecamatan, fasilitasi penyusunan RDK/RDKK termasuk RDKK Pupuk Bersubsidi bersama Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian; Percontohan BP3K; Pelatihan di BP3K dalam Rangka Latihan dan Kunjungan (LAKU), Kursus Tani tingkat BP3K, Hari Temu Lapangan Petani; e.
Menjalin kemitraan antara pelaku utama dan pelaku usaha serta pihak yang terkait dengan bidang tugasnya bersama Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian;
f.
Menumbuhkembangkan
jiwa
kepemimpinan
dan
kewirausahaan pelaku utama bersama Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian; g.
Menyampaikan informasi dan inovasi teknologi anjuran dan tepat guna kepada pelaku utama bersama Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian;
8
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
h.
Melaksanakan
proses
pembelajaran
secara
partisipatif melalui berbagai media penyuluhan antara lain percontohan; dan i.
Menyusun laporan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan.
B. Penumbuhan Penyuluh Pertanian Swadaya Penumbuhan Penyuluh Pertanian Swadaya dilaksanakan dalam rangka mendorong pelaku utama dan masyarakat lainnya menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya. 1.
Tujuan Meningkatkan jumlah Penyuluh Pertanian Swadaya.
2.
Sasaran Pelaku utama dan masyarakat pertanian lainnya.
3.
Waktu Periode Januari – Desember 2016.
4.
Penanggung jawab Kepala
Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan atau pimpinan kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota. 5.
Output Penentapan Penyuluh Pertanian Swadaya oleh Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota dan pengukuhan oleh Bupati/Walikota; Untuk
mendorong
tumbuhnya
jumlah
penyuluh
pertanian swadaya di masing-masing wilayah kerja
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
9
BP3K,
perlu
secara
berkelanjutan
dilaksanakan
penumbuhan penyuluh pertanian dengan melakukan halhal sebagai berikut: a.
Persiapan 1)
Pimpinan kelembagaan penyuluhan pertanian di setiap
tingkatan
(Pusat,
administrasi
Provinsi,
pemerintahan
Kabupaten/Kota
dan
Kecamatan) melaksanakan sosialisasi tentang peran strategis Penyuluh Pertanian Swadaya sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian PNS dan THL-TB
Penyuluh
Pertanian,
dalam
pemberdayaan petani secara terpadu; 2)
Melakukan identifikasi terhadap calon-calon Penyuluh Pertanian Swadaya di wilayah kerja BP3K.
3)
Sosialisasi
dilaksanakan
melalui
kegiatan-
kegiatan temu koordinasi di provinsi kabupaten/kota
serta
temu
teknis
dan di
kecamatan, dengan melibatkan pelaku utama dan masyarakat pertanian lainnya. b. Pelaksanaan 1)
Sosialisasi (tentang pengertian, persyaratan, tugas, dan fungsi Penyuluh Pertanian Swadaya), sesuai Permentan Nomor 61 Tahun 2008 dan Peraturan
Kepala
Badan
Penyuluhan
dan
Pengembangan SDM Pertanian Nomor 100 Tahun 2012. 2)
Identifikasi pelaku utama dan masyarakat lain yang memenuhi persyaratan menjadi calon
10
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
Penyuluh Pertanian Swadaya oleh pimpinan BP3K; 3)
Rekapitulasi calon Penyuluh Pertanian Swadaya oleh pimpinan BP3K dan mengusulkan Kepada Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan/pimpinan kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian kabupaten/kota; 4)
Klarifikasi dan verifikasi data calon Penyuluh Pertanian Swadaya oleh Tim Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian,
Kehutanan/pimpinan
Perikanan
kelembagaan
dan yang
membidangi penyuluhan pertanian kabupaten/ kota; 5)
Hasil verifikasi dilaporkan oleh pimpinan BP3K kepada Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan/pimpinan kelembagaan
yang
membidangi
penyuluhan
pertanian kabupaten/kota, untuk selanjutnya ditetapkan
sebagai
Penyuluh
Pertanian
Swadaya, dan dikukuhkan serta ditetapkan wilayah binaannya oleh Bupati/Walikota; 6)
Penentapan Penyuluhan
oleh
Kepala
Pertanian,
Kehutanan/pimpinan
Badan
Pelaksana
Perikanan
kelembagaan
dan yang
membidangi penyuluhan pertanian kabupaten/ kota; 7)
Penyuluh ditetapkan, Sekretariat pimpinan
Pertanian
Swadaya
selanjutnya Badan
diusulkan
Koordinasi
kelembagaan
yang
yang
telah ke
Penyuluhan/ membidangi
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
11
penyuluhan
pertanian
provinsi
disampaikan
ke
Penyuluhan
Pengembangan
Badan SDM
untuk dan
Pertanian/Lembaga
Pelatihan untuk mendapat pelatihan. c.
Persyaratan Calon Penyuluh Pertanian Swadaya Calon Penyuluh Pertanian Swadaya perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1)
Persyaratan Umum a)
Warga Negara Republik Indonesia;
b)
Memiliki keterampilan dan keahlian teknis dalam bidang pertanian;
c)
Mempunyai
kesempatan,
kesediaan,
kemauan, kemampuan dan perhatian untuk menyebarluaskan
keahliannya
kepada
pelaku utama melalui kegiatan penyuluhan pertanian; d)
Mampu
berkomunikasi
dengan
pelaku
utama dan pelaku usaha; e)
Mampu dan mau bermitra dengan Penyuluh Pertanian
PNS
dan
Pertanian
dalam
THL-TB
Penyuluh
melakukan
kegiatan
penyuluhan pertanian; f)
Bersedia mengikuti pelatihan di bidang penyuluhan pertanian yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah dalam mendukung
mendukung
peningkatan
produksi pangan 7 komoditas strategis nasional.
12
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
2)
Persyaratan Khusus a)
Memiliki dan melaksanakan usaha di bidang pertanian yang berhasil dan dapat dicontoh oleh masyarakat di sekitarnya;
b)
Mempunyai dan atau menyediakan lahan percontohan kegiatan
sebagai
sarana
pembelajaran
melakukan penyuluhan
pertanian atas prakarsa dan keswadayaannya; c)
Mempunyai jiwa kepemimpinan, memiliki komitmen melalui
memajukan
kegiatan
pelaku
penyuluhan
utama
pertanian
secara berkelanjutan dan menjadi teladan bagi pelaku utama dan pelaku usaha. d. Lokasi Lokasi penumbuhan Penyuluh Pertanian Swadaya di 34 provinsi, yang diprioritaskan pada kabupaten/ kota sebagai sentra produksi 7 komoditas strategis nasional. 6.
Pelaksana Pimpinan BP3K dibantu oleh Penyuluh Sumber Daya.
7.
Laporan Hasil pelaksanaan penumbuhan Penyuluh Pertanian Swadaya oleh pimpinan BP3K disampaikan kepada Kepala
Badan
Pelaksana
Penyuluhan
Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan/pimpinan kelembagaan yang membidangi
penyuluhan
pertanian
kabupaten/kota.
Data penyuluh pertanian swadaya tersebut dimasukkan ke
dalam
SIMLUH
oleh
admin
kecamatan
atau
kabupaten/kota.
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
13
C. Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas Penyuluh Pertanian Swadaya dalam pengawalan dan pendampingan pelaku utama dalam mendukung peningkatan produksi pangan 7 strategis nasional. Kegiatan tersebut dilaksanakan di sentra produksi pangan melalui kegiatan pembelajaran dan kursus tani bagi pelaku utama. 1.
Tujuan a.
Meningkatkan peran Penyuluh Pertanian Swadaya sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian (PNS, THLTB Penyuluh Pertanian) dalam pengawalan dan pendampingan bagi pelaku utama;
b. Meningkatkan
kompetensi
Penyuluh
Pertanian
Swadaya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan. 2.
Sasaran Penyuluh Pertanian Swadaya yang telah ditetapkan dan terdata di BP3K dan diutamakan yang belum mengikuti program pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya.
3.
Waktu Periode Januari - Desember 2016 atau sesuai dengan kebutuhan lapangan.
4.
Output a.
Meningkatnya peran Pertanian
Swadaya
dan
kompetensi Penyuluh
dalam
pengawalan
dan
pendampingan bagi pelaku utama; b. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan pelaku utama dalam penerapan inovasi teknologi yang
14
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
direkomendasikan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP). 5.
Penyelenggaraan a.
Persiapan 1)
Pimpinan BP3K menetapkan Penyuluh Pertanian Swadaya yang akan menjadi sasaran kegiatan;
2)
Penyuluh Pertanian Swadaya yang akan menjadi sasaran
mengikuti
kecamatan
untuk
temu
teknis
persiapan
tingkat
pelaksanaan
kegiatan; 3)
Penyuluh Pertanian Swadaya pada butir 1 menyusun rencana kegiatan pembelajaran dan kursus tani;
4)
Menetapkan
jadual,
peserta
dan
materi
pembelajaran serta kursus tani (yang dibahas pada temu teknis tingkat kecamatan); 5)
Menentukan penggunaan bahan pembelajaran (seperti: varietas benih dan jenis pupuk);
b. Pelaksanaan 1)
Kegiatan pembelajaran a)
Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui kegiatan percontohan
untuk penerapan
inovasi teknologi pangan yang dipilih dari 7 komoditas strategis nasional dan telah teruji serta menguntungkan dan sesuai kebutuhan petani serta mempunyai daya ungkit terhadap produksi pangan nasional; b)
Penyuluh
Pertanian
Swadaya
membuat
percontohan mengunakan biaya pembelian
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
15
bahan pembelajaran berupa benih dan pupuk yang disesuaikan dengan komoditas yang dipilih sebagai percontohan; c)
Setiap proses atau tahapan dan hasil percontohan
digunakan
sebagai
bahan
pembelajaran bagi pelaku utama anggota kelompoktani binaannya; d)
Setiap Penyuluh Pertanian Swadaya wajib membina 4 sd 8 kelompoktani di wilayah kerjanya.
2)
Kegiatan kursus tani a)
Pelaksana kursus tani adalah Penyuluh Pertanian
Swadaya
bersama
dengan
Penyuluh Pertanian PNS dan atau THL-TB Penyuluh Pertanian; b)
Kursus tani dilakukan sebanyak 2 kali dengan peserta setiap kali berjumlah 10 orang petani perwakilan dari kelompoktani di WKPP Penyuluh Pertanian Swadaya;
c)
Materi kursus tani sesuai dengan kebutuhan petani.
d)
Biaya yang tersedia berupa konsumsi untuk 2 kali pertemuan.
c.
Persyaratan Penyuluh Pertanian Swadaya yang akan ditingkatkan kemampuan/kapasitasnya berjumlah 10.000 orang dengan kriteria: 1)
Telah
mendapatkan
pengukuhan
Bupati/
Walikota dan atau penetapan dari Kepala Badan
16
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan/pimpinan
kelembagaan
yang
membidangi penyuluhan pertanian kabupaten/ kota; 2)
Melakukan pembinaan kepada pelaku utama dan sudah terdata di BP3K.
d. Lokasi Lokasi pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya di 34 provinsi, yang diprioritaskan pada kabupaten/ kota sebagai sentra produksi 7 komoditas strategis nasional. Lokasi tersebut berada di BP3K yang mendapat kegiatan peningkatan kapasitas BP3K sebanyak 2.600 unit, sesuai lampiran 1. 6.
Penanggung Jawab/Pelaksana Penyuluh Pertanian Swadaya.
7.
Laporan Laporan
hasil
pelaksanaan
Penumbuhan
penyuluh
pertanian swadaya melalui pembelajaran dan kursus tani oleh Penyuluh Pertanian Swadaya disampaikan kepada
pimpinan
BP3K
dan
selanjutnya
secara
rekapitulasi dan berjenjang dilaporkan ke BP4K dan Bakorluh serta pusat.
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
17
3
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
A. Monitoring Kegiatan
monitoring
Penumbuhan
dan
Pengembangan
Penyuluh Pertanian Swadaya dilaksanakan secara periodik dan
berjenjang
mulai
dari persiapan sampai
dengan
pelaksanaan, untuk mengetahui peningkatan kuantitas dan kualitas Penyuluh Pertanian Swadaya. Kegiatan monitoring ini dilaksanakan oleh Kepala BP4K/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di kabupaten/kota untuk mengetahui
kesesuaian
antara
perencanaan
dan
pelaksanaan.
Sedangkan
supervisi
dilaksanakan
oleh
Bakorluh/Pimpinan
Kelembagaan
yang
membidangi
penyuluhan di provinsi dan pusat.
B. Evaluasi Evaluasi
pelaksanaan
Pengembangan mengetahui
kegiatan
Penyuluh keberhasilan
Penumbuhan
Pertanian dan
Swadaya
manfaat
dan untuk
kegiatan
penumbuhan, pembelajaran dan kursus tani.
C. Pelaporan 1.
Pimpinan
BP3K
wajib
membuat
laporan
kegiatan
penumbuhan dan pengembangan serta menyampaikan kepada
18
Kepala
BP4K/Pimpinan
Kelembagaan
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
yang
membidangi
penyuluhan
di
kabupaten/kota
dan
diteruskan ke Kepala Sekretariat Bakorluh/Pimpinan Kelembagaan yang membidangi penyuluhan di provinsi dengan
tembusan
Kepala
Badan
Penyuluhan
dan
Pengembangan SDM Pertanian; 2.
Data
Penyuluh
Pertanian
Swadaya
yang
baru
ditumbuhkan dan dikembangkan wajib diinput ke dalam SIMLUH SIPP Pusat Penyuluhan Pertanian oleh admin daerah.
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
19
4
Pembiayaan
Dukungan pembiayaan yang tersedia, meliputi: 1.
Bahan pembelajaran;
2.
Kursus tani; dan
3.
Bantuan transport bagi Penyuluh Pertanian Swadaya.
20
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
5
Penutup
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya Tahun 2016 ini sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penumbuhan dan pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya.
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
21
Lampiran 1. Rekapitulasi Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya Seluruh Indonesia Tahun 2016 No.
Provinsi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jumlah
22
Kabupaten/ Kota 23 33 19 12 11 17 10 15 7 7 6 27 35 5 38 8 9 10 22 14 14 13 10 5 15 13 24 17 6 6 11 10 13 29 514
BP3K 128 140 65 67 73 100 59 110 13 6 1 139 293 30 277 61 26 83 116 62 47 51 59 7 79 65 131 90 55 40 32 40 15 40 2.600
Pengawal Penyuluh Sentra Pertanian Pangan Swadaya 1.152 420 1.260 450 585 210 603 210 657 300 900 300 531 240 990 450 117 60 54 60 9 0 1.390 1050 2.880 1330 270 150 2.711 1050 549 240 234 120 747 240 1.044 360 558 240 423 150 459 210 531 120 63 60 711 330 585 210 1.179 390 810 360 495 180 360 120 288 120 360 120 135 30 360 120 24.000 10.000
Pedoman Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh Pertanian Swadaya
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
Pusat Penyuluhan Pertanian Kanpus Kementerian Pertanian Gedung D Lantai 6 Jl. Harsono RM No. 3, Ragunan Jakarta Selatan 12550
PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015