Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
PARTISIPASI PENDUDUK MISKIN DALAM PROGRAM BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DI KECAMATAN PUNDONG KABUPATEN BANTUL PARTICIPATION OF THE POOR IN THE PROGRAM BADAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS) HEALTH IN BANTUL PUNDONG DISTRICT Oleh: Utma Rosseta Mukti, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Pengetahuan penduduk miskin tentang program asuransi kesehatan; (2) Partisipasi penduduk miskin di Kecamatan Pundong terhadap program asuransi dalam BPJS Kesehatan; (3) Partisipasi penduduk miskin dalam program BPJS Kesehatan di Kecamatan Pundong berdasarkan keterjangkauan tempat tinggal mereka menuju sarana penunjang program BPJS kesehatan; (4) Partisipasi penduduk miskin berdasarkan keterjangkauan kondisi geografis tempat tinggal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah kepala keluarga (KK) penduduk miskin berjumlah 1.931 di Kecamatan Pundong. Teknik sampling yang digunakan menggunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel dari populasi total. Kemudian menggunakan metode proporsonal random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan angket. Teknik analisis data dengan skoring menggunakan skala Likert, tabel silang, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah (1) Pengetahuan penduduk miskin tentang program asuransi kesehatan berada pada kategori cukup baik (64,21%). (2)Partisipasi penduduk miskin di Kecamatan Pundong terhadap program asuransi dalam BPJS Kesehatan berada pada kategori sangat rendah (78,95%). (3) Partisipasi penduduk dalam program BPJS Kesehatan di Kecamatan Pundong berdasarkan keterjangkauan tempat tinggal mereka menuju sarana penunjang program BPJS kesehatan meliputi: (a) Keterjangkauan tempat tinggal yang tidak strategis berada pada kategosi sangat rendah (72,22%); (b) Keterjangkauan tempat tinggal yang cukup strategis berada pada kategosi sangat rendah (95,45%); (c) Keterjangkauan tempat tinggal yang strategis berada pada kategori sangat rendah (60,60%). (4) Partisipasi penduduk miskin berdasarkan keterjangkauan kondisi geografis tempat tinggal meliputi: (a) kondisi geografis tempat tinggal tidak mendukung berada pada kategori sangat rendah (100%); (b) kondisi geografis tempat tinggal cukup mendukung berada pada kategori rendah (83,33%); (c) kondisi geografis tempat tinggal mendukung berada pada kategori sangat rendah (87,50%). Keyword: skala Likert, partisipasi, BPJS kesehatan, penduduk miskin, Keterjangkauan
i
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
ABSTRACT This study aims to (1) awerness of the poor abaut insurance healthy program (2) participation of the poor in pundong district about insurence in BPJS health program(3) participation of the poor in BPJS health program in Pundong district based on accessibility their own residence towards inftastructure supporting BPJS health program (4) participation of the poor based on accessibility geography condition their own residence. This research is descriptive research. Population of this research are hauseholders of the poor 1.931 amount in pundong district. sampling technique Slavin used to determine general population and then proportional random sapling used to detrmine distribution sample from three vilages. Observation, dokumentation, and angket are used to collected data. Data analysis technique who use in this research are Likert scale, crosstab, and descriptive analysis.. The results of this research showed: (1) awerness of the poor abaut healthy programe have respectable category (64,21%). (2) participation of the poor about insurence in BPJS health program have worse category (78,95). (3) participation of the poor in BPJS health program in Pundong district based on accessibility their own residence towards inftastructure supporting BPJS health program are : (a) accesibility not strategic have worse category (72,22%); accesibility strategic enought have worst category (95,45%); (c) accesibility strategic have worse category (60,60%). (4) participation of the poor based on accessibility geography condition their own residence are ; (a) bad geography condition have worse category (100%); (b) geography condition good enought have bad category (83,33%); (c) good geography condition have worse category (87,50%).
Keywords: Likert scale, participation, BPJS health, the poor, accessibilty
ii
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
sebagai
PENDAHULUAN Kemiskinan permasalahan
Kecamatan
Pundong,
data
register
dihadapi
kecamatan ini diyakini akibat dari
yaitu
kondisi tersebut.
di
Kemiskinan
menurut
penyusunan
pengumpulan
buruh.
Tingginya angka kemiskinan di
masyarakat. Salah satu daerah di Bantul
dan
merupakan
yang
Kabupaten
petani
keluarga
menjadikan
masyarakat takut untuk berobat
dan
karena menurut mereka berobat
miskin
difasilitas kesehatan memerlukan
tahun 2013 di Kabupaten Bantul
biaya
wilayah ini merupakan kecamatan
penduduk
miskin
memerlukan
yang
bantuan
asuransi
kesehatan.
memiliki
persentase
penduduk miskin
yang tinggi
dibandingkan
yang
mahal,
sehingga
Bantuan asuransi kesehatan akan
kecamatan
memberikan
dorongan
disekitarnya (Imogiri, Jetis, dan
mereka
Kretek).
Kondisi
di
selamanya mahal. Menanggapi hal
sebelah
Timur
Kecamatan
tersebut pemerintah memberikan
Pundong merupakan daerah yang
bantuan kepada penduduk miskin
kurang subur karena belum di
berupa
jangkau irigasi teknis dan adanya
Kesehatan
ancaman banjir oleh Sungai Opak
(Jamkesmas).
saat hujan. Membentang disebelah
masuk
Timur hingga sebagian Selatan
kebijakan
kesehatan
berupa pegunungan kapur dengan
terangkum
dalam
kondisi
Penyelenggaraan Jaminan Sosial
tanah
Sebagian Kecamatan
besar
kawasan
kurang
subur.
penduduk
Pundong
bahwa
kepada
berobat
asuransi
tidak
Jaminan Masyarakat
Jamkesmas
kedalam
kini
program yang Badan
di
Kesehatan yang lebih di kenal
bekerja
sebagai program BPJS Kesehatan.
iii
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
BPJS Kesehatan adalah badan
Opak, dan dataran rendah subur
baru
penyelengara
program
membuat
kesehatan
sehingga
memiliki kondisi fisik geografis
asuransi
Kecamatan
dimungkinkan masyarakat belum
beragam
mengetahui
Keberagaman
penyelenggaraan
pada
Pundong
tiap
desanya.
kondisi
asuransi kesehatan oleh BPJS
geografis
Kesehatan
keragaman letak geografis dimana
yang
berakibat
ini
fisik
terpadu
masyarakat tidak dapat menikmati
sebelah
Timur
jaminan
Pundong
berbatasan
kesehatan
yang
seharusnya mereka dapatkan.
program
BPJS
Kecamatan langsung
dengan Kabupaten Gunung Kidul,
Ketidaktahuan masyarakat tentang
dengan
hal
akan
ini
sangat
terhadap
berpengaruh
kehidupan
seharian
diperparah dengan kondisi sosial
mpenduduk terutama penduduk
ekonomi mereka. Kondisi sosial
miskin.
ekonomi
rendah
berlangsungnya suatu kebijakan
menempatkan mereka pada garis
maka kondisi dan letak geografis
kemiskinan
yang
memerlukan
Untuk
sehingga
mereka
berupa
batas
bantuan
dalam
mereka
menjadi
menunjang
tempat
tinggal
suatu
yang
bertahan hidup. Selain itu kondisi
penting untuk dipertimbangkan
sosial ekonomi akan berpengaruh
tanpa terkecuali dalam kebijakan
terhadap
BPJS Kesehatan.
serta
kehidupan
sehari-hari
pengetahuan
mereka
Pemerintah sebagai pihak
terhadap program dan informasi
yang
yang
pemerintah
harusnya
asuransi
mengenai
kesehatan yang terdapat dalam
geografis
BPJS Kesehatan.
masyarakat.
di
termasuk
berikan informasi
Keberadaan
pegunungan
menjalankan
pemerintah
kapur, daerah yang dialiri Sungai
memiliki iv
memiliki
kebijakan informasi
pengaruh terhadap
batas partisipasi
Selama
ini
tampaknya
belum
informasi
mengenai
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
pengaruh batas geografis berupa
Sebagai
program
baru,
morfologi, penggunaan lahan serta
program- program dalam BPJS
administratif terhadap partisipasi
Kesehatan
penduduk miskin dalam program
dilaksanakan di seluruh kawasan.
asuransi
Kendala
BPJS
Kesehatan.
tetap
harus
selain
kurangnya
Pemerintah hanya menjalankan
pengetahuan masyarakat dalam
kebijakan BPJS Kesehatan tanpa
pelaksanaan
mempertimbangkan
dan
BPJS Kesehatan, adalah kurang
kondisi geografis suatu penduduk.
meratanya ketersediaan fasilitas
Mempertimbangkan
kesehatan
letak
letak
dan
program-program
dan
kelengkapan
kondisi geografis padahal sangat
peralatan kesehatan pada suatu
penting dalam menjalankan suatu
wilayah.
kebijakan, karena belum tentu
kesehatan (pegawai medis dan non
setiap daerah harus di tangani
medis) yang kurang memahami
dengan pendekatan yang sama
program- program yang berada
dengan daerah lain. Untuk dapat
pada BPJS Kesehatan menjadikan
mengembangkan
pelaksanaan
kebijakan
asuransi kesehatan di Kecamatan
kesehatan
Pundong
sempurna.
hendaknya
harus
mengetahui bagaimana partisipasi penduduk batas
Selain itu pegawai
program masih
asuransi
jauh
Kecamatan
miskin
berdasarkan
merupakan
morfologi,
penggunaan
budaya
Pundong
kecamatan
masyarakat
dari
dengan perdesaan
lahan serta batas administratif
yang kental. Dalam masyarakat
terhadap
jaminan
perdesaan
berobat
kesehatan, atau bahkan beban
tradisional
merupakan
kemiskinan membuat perbedaan
masyarakat desa menyembuhkan
batas
penyakit
program
tersebut
mempengaruhi
mereka
tidak dalam
mereka.
secara cara
Terdapat
berbagai pengobatan alternatif di
berpartisipasi.
Kecamatan v
Pundong
dan
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
Kebupaten Bantul pada umumnya.
Berganti-ganti
Dengan
melakukan
demikian
pelaksanaan
cara
dalam
pengobatan
tidak
program asuransi kesehatan dalam
jarang dilakukan oleh masyarakat
BPJS Kesehatan akan tergantung
untuk
pada
tingkah laku masyarakat
pengobatan yang sesuai keinginan
dalam
memilih
mereka.
Selain
itu
pahaman
akan
penyakit
sarana
untuk
menyembuhkan penyakit mereka. Kecamatan merupakan
menemukan
cara
ketidak yang
Pundong
diderita memiliki dampak buruk
yang
berupa keterlambatan penanganan.
kecamatan
memiliki persentase rumah sehat
Di
Kabupaten
Bantul
paling sedikit di Kabupeten Bantul
ketersediaan fasilitas kesehatan
(Seksi
Penyehatan
Lingkungan
seperti rumah sakit tidak terdapat
Dinas
Kesehatan
Kab.Bantul
di setiap kecamatan. Pemerintah
Th.2013). Rendahnya persentase
hanya
tersebut akan berdampak bagi
kesehatan berupa puskesmas di
kondisi
setiap
kesehatan
masyarakat.
lingkungan
kecamatan.
fasilitas
Fasilitas
akan
kesehatan seperti rumah sakit
rentan terhadap berbagai penyakit
yang menjadi rujukan masyarakat
sehingga berbagai penyakit akan
hanya terdapat pada wilayah-
muncul
menyerang
wilayah tertentu. Salah satu dari
buruknya
beberapa kecamatan di Kabupaten
masyarakat
Masyarakat
menyediakan
dan karena
lingkungan.
Bantul yang tidak memiliki rumah
Sedikitnya
persentase
sakit adalah Kecamatan Pundong.
rumah sehat merupakan gambaran
Warga
rendahnya kesadaran masyarakat
memanfaatkan fasilitas kesehatan
terhadap
berupa rumah sakit terdekat yang
penyakit
yang
masyarakat
berdampak pada cara masyarakat
terdapat
dalam
menyelesaikan
sayangnya rumah sakit tersebut
kesehatan.
merupakan tujuan utama bagi
permasalahan
vi
di
Pundong
Kecamatan
Jetis,
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
daerah lain dan lebih mudah
Penyelenggaraan
dimanfaatkan masyarakat sekitar
(BPJS) Kesehatan”
Jaminan
Sosial
rumah sakit. Pemanfaatan fasilitas kesehatan masyarakat Pundong
METODE PENELITIAN
sangat tergantung dengan daya
Penelitian ini termasuk
tampung rumah sakit yang dekat
dalam jenis penelitian deskriptif
dengan
dengan menggunakan pendekatan
wilayah
mereka.
Hal
tersebut merugikan masyarakat
kuantitatif.
Pundong terutama saat kapasitas
digunakan untuk menggambarkan
rumah
partisipasi
sakit
masyarakat
penuh
sehingga
Pundong
Penelitian
penduduk
ini
miskin
harus
dalam program BPJS Kesehatan
mencari fasilitas kesehatan berupa
dan partisipasi penduduk miskin
rumah sakit di wilayah lainya.
berdasarkan
Dari latar belakang di atas,
keterjangkauan
tempat tinggal mereka. Responden
maka perlu digali tentang pengetahuan
penelitian
masyarakat
asuransi
keluarga penduduk miskin yang
kesehatan yang di laksanakan. Agar
berjumlah 95 orang. Variabel
program
penelitian ini adalah penduduk
mengenai
asuransi
dalam
BPJS
ini
adalah
kepala
Kesehatan dapat berlangsung dengan
miskin,
baik
pengetahuan, dan partisipasi.
maka
diperlukan
partisipasi
penduduk miskin dalam pelaksanaan
letak
Teknik
geografis,
pengumpulan
program ini, serta perlu diketahui
data
partisipasi
miskin
menggunakan teknik observasi,
letak
dokumentasi, angket. Observasi
berdasarkan
penduduk kondisi
dan
dalam
penelitian
ini
geografis. Oleh karena itu penulis
untuk
tertarik melakukan penelitian dengan
keadaan daerah penelitian serta
judul Miskin dalam
”Partisipasi di
Kecamatan Program
mendapatkan
gambaran
Penduduk
data letak geografis. Dokumentasi
Pundong
untuk memperoleh data sekunder
Badan vii
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
penunjang penelitian seperti data
1. Tingkat
Pengetahuan
morfologi, kepadatan penduduk,
Penduduk Miskin Terhadap
penggunaan
Program Asuransi Kesehatan
lahan,
dan
curah
hujan. Angket digunakan untuk
Untuk
menentukan
memperoleh data partisipasi dan
pengetahuan penduduk miskin
pengetahuan.
terhadap
Teknik analisis data dalam
program
asuransi
pada
daerah
kesehatan
penelitian ini menggunakan editing,
penelitian mengunakan analisis
reduksi data, skoring, dan analisis
deskriptif dengan mengunakan
deskriptif
tabel
bantuan tabel silang (cross
untuk
tab). Analisis yang dilakukan
silang.
berdasarkan Editing
dari
digunakan
memeriksa kembali hasil dari angket.
berdasarkan
Reduksi
untuk
kelas interval hasil dari skala
mengolongkan data dan membuang
Likert (sangat baik, baik, cukup
data yang tidak diperulan dalam
baik, buruk, dan sangat buruk).
data
digunakan
penelitian. Skoring digunakan untuk
pedoman
Berdasarkan
lima
hasil
mengubah data yang ada kedalam
penelitian
bentuk angka. Skoring yang digunakan
bahwa
dalam penelitian ini mengunakan skala
penduduk
likert. Deskripsi berdasarkan tabel
pengetahuan
silang digunakan untuk memberikan
(64,21%).
Terdapat
sedikit
gambaran
penduduk
miskin
dengan
yang lebih mendalam
tentang hasil penelitian.
dapat
diketahui
sebagian
besar
miskin
memiliki
cukup
baik
pengetahuan baik
(21,05%).
Sangat
penduduk
sedikit
HASIL PENELITIAN DAN
miskin
PEMBAHASAN
sangat buruk dan buruk (2,10%
A. Hasil
Intepretasi
dengan
pengetahuan
dan 12,63%). Berdasarkan lima
Variabel
kelas interval yang tersedia
Kerentanan
tidak viii
ada
responden
yang
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
menempati baik,
kategori
sehingga
sangat
agar
kedalam
dapat
empat
pengetahuan
tingkatan
(2,41%
sangat
diambil kesimpulan yang lebih
buruk, 14,46% buruk, 62,65%
akurat
hasil
cukup baik, dan 20,48% baik).
tabel
Seluruh responden perempuan
tingkat pengetahuan penduduk
hanya terbagi kedalam dua
miskin menitikberatkan pada
tingkatan yaitu cukup baik
empat kelas interval yang ada (
(75%)
sangat buruk, buruk, cukup
Responden
baik,
memiliki
mengenai
penelitian
penyajian
dan
baik).
Untuk
dan
baik
(25,00%). perempuan tingkatan
memperjelas hasil mengenai
pengetahuan
pengetahuan
penduduk
seberagam responden laki-laki,
asuransi
walapun demikian responden
terhadap
program
yang
kesehatan dilakukan korelasi
perempuan
antara
tingkat pengetahuan yang lebih
faktor-faktor
mempengaruhi
yang
pengetahuan
baik
dinilai
tidak
memiliki
dibandingkan
dengan tingkatan pengetahuan
responden
dengan hasil sebagai berikut :
responden perempuan
a. Pengetahuan
laki-laki
dengan karena tidak
ada pada kategori sangat buruk
Berdasarkan
dan buruk. Total pengetahuan
Jenis Kelamin Berdasarkan
hasil
antara laki-laki dan perempuan
bahwa
dinilai cukup baik karena lebih
responden laki-laki memiliki
dari 60% responden memiliki
tingkat pengetahuan yang lebih
pengetahuan
beragam dibandingkan dengan
cukup baik dan baik.
penelitian
diketahui
responden perempuan. Tingkat pengetahuan
yang
b. Pengetahuan
beragam
Umur
terbukti dari seluruh responden laki-laki yang ada dapat terbagi ix
pada
kategori
Berdeasarkan
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
Berdasarkan hasil penelitian
d. Pengetahuan
dapat diketahui bahwa kelima
Pekerjaan
Berdasarkan
kelompok umur mempunyai kecenderungan
tingkat
Keseluruhan
hasil
pengetahuan baik dan cukup
tingkat
baik. Kecenderungan tersebut
berdasarkan
dilihat dari kelompok umur 21-
responden menunjukan bahwa
29 tahun hingga ≥60 tahun
dari berbagai jenis pekerjaan
yang mendominasi persentase
yang ada, mayoritas responden
tingkat
memiliki tingkat pengetahuan
pengetahuan
pada
kategori cukup baik dan baik. c. Pengetahuan
e.
Tingkat Pendidikan
dapat
dianggap
seseorang
lingkungannya, yang
sikap
suatu
hasil
penelitian
diketahui
bahwa
sikap
semakin
banyak
jumlah
bagi
anggota
keluarga
maka
responden
memiliki
tingkat
yang
semakin
kesejahteraan
pengetahuan
Keseluruhan
hasil
rendah
pengetahuan
berdasarkan
pendidikan
anggota cenderung
semakin
tinggi
anggota
pendidikan
responden
semakin
tinggi mereka
tentang
kesehatan.
responden menunjukan bahwa
pengetahuan
Jumlah
Berdasarkan
seluruh masyarakat.
tingkat
Pengetahuan
Anggota Keluarga
terhadap
diperlukan
peningkatan
pekerjaan
Berdasarkan
mempengaruhi
hidup
jenis
pada kategori cukup baik.
Berdasarkan
Pendidikan
pengetahuan
tingkat maka
asuransi
Semakin
banyak
keluarga
responden
sibuk
menafkahi keluarganya.
Kesibukan membuat mereka
tingkat
mengesampingkan
dalam
pengetahuan
asuransi kesehatan.
asuransi
kesehatan. Keseluruhan hasil x
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
tingkat
pengetahuan
akurat penyajian tabel tingkat
berdasarkan jumlah anggota
partisipasi
keluarga menunjukan semua
menitik beratkan pada tiga
kategori
memiliki
kelas interval yang ada yaitu
pengetahuan
(sangat rendah, rendah, dan
kecenderungan
pada kategori cukup baik.
sedang). Untuk memperjelas hasil
2. Tingkat
penduduk miskin
mengenai
penduduk
Partisipasi
partisipasi
terhadap
asuransi
Penduduk Miskin Terhadap
kesehatan dalam program BPJS
Program
Kesehatan
Asuransi
Dalam
maka
dilakukan
hubungan antara faktor-faktor
BPJS Kesehatan
yang mempengaruhi partisipasi Berdasarkan penelitian bahwa
hasil
dapat
diketahui
sebagian memiliki
tingkat
partisipasi
sangat
rendah
jumlah
75
a. Partisipasi
besar
responden
dengan
dengan tingkatan partisipasi. Berdasarkan
Jenis Kelamin Berdasarkan penelitian
orang
bahwa
hasil
dapat
diketahui
responden
berjenis
yang
kelamin perempuan memiliki
memiliki partisipasi rendah dan
partisipasi yang lebih rendah
sedang dengan jumlah 17 dan
dibandingkan responden laki-
tiga
laki.
(78,95%).
Responden
orang
(17,89%
dan
Keseluruhan
hasil
3,16%). Berdasarkan lima kelas
partisipasi berdasarkan jenis
interval yang tersedia tidak ada
kelamin menunjukan meskipun
responden
responden
kategori tinggi
yang tinggi
sehingga
menempati dan agar
laki-laki
dan
perempuan memiliki tingkat
sangat
partisipasi
dapat
yang
cenderung
sangat rendah, responden laki-
diambil kesimpulan yang lebih
laki xi
cenderung
memiliki
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
partisipasi
yang lebih
dibandingkan
baik
dengan
c. Partisipasi
responden perempuan. b. Partisipasi
Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Seluruh hasil partisipasi
Berdasarkan
berdasarkan tingkat pendidikan
Umur Partisipasi berdasarkan
menunjukan bahwa dari lima
umur dapat diketahui bahwa
kategori
responden 30-39 dan 50-59
yang
memiliki
kecenderungan partisipasi pada
tingkat
partisipasi
yang sama pada kategori sangat
umur
pendidikan
ada
memiliki
kategori sangat rendah
sedang hingga sedang. Kedua kelompok
jenjang
d. Partisipasi
responden
Berdasarkan
Pekerjaan
tersebut memiliki persentase
Berdasarkan hasil penelitian
yang
diketahui
paling
kategori
tinggi
sangat
pada
buruh
bangunan
rendah
memiliki tingkatan partisipasi
(81,82%) dan kategori terendah
yang paling baik diantara jenis
pada
sedang
pekerjaan
4,44%
responden yang bekerja sebagai
partisipasi
(4,44%).
Partisipasi
pada kedua kategori kelompok umur
30-39
dan
buruh
≥60
lainya
bangunan
karena
memiliki
resiko kecelakaan kerja yang
merupakan persentase tertinggi
lebih
dibandingkan kelompok umur
dengan jenis pekerjaan lainya.
lainya. Seluruh hasil partisipasi
Keseluruhan hasil partisipasi
berdasarkan kelompok umur
berdasarkan
menunjukan
setiap
menunjukan bahwa dari kelima
memiliki
kategori pekerjaan yang ada
kelompok
bahwa umur
kecenderungan
tingkat
besar
memiliki
dibandingkan
jenis
pekerjaan
kecenderungan
partisipasi pada kategori sangat
partisipasi pada kategori sangat
rendah.
rendah. Hubungan yang terjadi xii
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
antara jenis pekerjaan dengan partisipasi erat kaitanya dengan
3. Partisipasi Penduduk Miskin
pekerjaan yang memerlukan
Dalam
pendidikan yang tinggi serta
Kesehatan
pekerjaan yang memiliki resiko
Keterjangkauan
Tempat
kerja.
Tinggal
Sarana
e. Partisipasi
Berdasarkan
Program
Berdasarkan
Menuju
Penunjang
Jumlah Anggota Keluarga
BPJS
Program BPJS
Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian
Partisipasi
dapat diketahui bahwa kategori
berdasarkan
keterjangkauan
partisipasi sedang pada anggota
tempat tinggal menuju sarana
keluarga ≥5 orang menunjukan
penunjang partisipasi program
semakin
banyak
jumlah
BPJS kesehatan menunjukan
anggota
keluarga
membuat
bahwa
meskipun
responden memiliki partisipasi
keterjangkauan tidak strategis
yang semakin baik. Partisipasi
terdapat
yang
partisipasi
semakin
semakin
baik
banyak
karena
responden
dengan
sedang,
kategori
anggota
tersebut
masih
keluarga memerlukan perhatian
dengan
partisipasi
kesehatan yang lebih banyak
rendah
dibandingkan
dengan
partisipasi sangat rendah pada
sedikit
tiga kategori keterjangkauan
anggota keluarga. Seluruh hasil
tempat tinggal menuju sarana
partisipasi berdasarkan jumlah
penunjang
partisipasi
anggota keluarga menunjukan
kesehatan
menunjukan
bahwa dari ketiga kategori
ketiga kategori keterjangkauan
jumlah
yang
responden
memiliki
dengan
anggota
yang
ada
kecenderungan
(72,22%).
ada
didominasi sangat Dominasi
BPJS dari
memiliki
kecenderungan partisipasi pada
partisipasi pada sangat rendah.
tingkatan sangat rendah. Sangat xiii
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
rendahnya
partisipasi
bahwa
responden
dengan
dikarenakan responden yang
keterjangkauan tempat tinggal
merupakan penduduk miskin
berdasarkan kondisi geografis
cenderung
tidak
pasif
dengan
keberadaan di sekitarnya.
mendukung
responden
berada
partisipasi
Dalam
BPJS
tempat
Berdasarkan
kondisi
Program
Kesehatan Keterjangkaua
partisipasi
pada rendah
Keterjangkauan tinggal
berdasrkan
geografis
cukup
mendukung memiliki banyak
Kondisi
partisipasi
Geografis Tempat Tinggal Untuk
sangat
(100%).
4. Partisipasi Peduduk Miskin
seluruh
pada
kategori
rendah (83,33%) dan sedikit
menentukan
pada
penduduk miskin
partisipasi
sedang
jaminan
(16,67%). Responden memiliki
kesehatan yang berada didalam
keterjangkauan tempat tinggal
program
berdasarkan
berdasarkan kondisi geografis
batas keterjangkauan kondisi
mendukung memiliki banyak
geografis
partisipasi
dalam
program
BPJS
tempat
tinggal
sangat
rendah
diawali dengan mereduksi data
(78,95%), sedikit
batas morfologi, penggunaan
rendah dan sedang (10,42%
lahan dan batas administratif
dan 2,08%). Seluruhan hasil
kemudian melakukan skoring
antara
yang
berdasarkan
telah
ditentukan
tingkat
partisipasi
partisipasi
keterjangkauan
berdasarkan tiga kelas interval
geografis
(tidak
menunjukan bahwa dari ketiga
mendukung,
cukup
penelitian
dapat
tinggal
kondisi geografis yang ada,
mendukung, dan mendukung). Berdasarkan
tempat
kondisi
hasil
mendukung
diketahui
xiv
geografis
tidak membuat
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
responden sangat rendah dalam
pekerjaan, dan jumlah anggota
berpartisipasi.
keluarga menunjukan banyak responden berada pada tingkat partisipasi
KESIMPULAN DAN SARAN
sangat
rendah.
Partisipasi penduduk miskin di
A. Kesimpulan
Kecamatan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penduduk miskin di Kecamatan
berdasarkan partisipasi
Pundong lima yang
kategori disediakan
hanya memiliki tiga tingkatan partisipasi.
Tiga
tingkatan
Pundong memiliki pengetahuan
partisipasi
cukup baik terhadap program
berada pada kategori sangat
asuransi kesehatan (64,21%).
rendah hingga sedang dengan
Pengetahuan
tingkatan
berdasarkan
cukup jenis
baik kelamin,
penduduk miskin
sedang
sebagai
tingatan partisipasi
terendah
umur, pendidikan, pekerjaan,
dibandingakn dengan tingkatan
banyak
partisipasi sangat rendah dan
yang
memiliki
pengetahuan yang berada pada kategori
cukup
rendah (3,16%).
baik
3. Penduduk
miskin
yang
dibandingkan dengan kategori
memiliki tingkat keterjangkuan
lainya.
tidak strategis ataupun strategis
2. Penduduk miskin di Kecamatan
menuju
sarana
penunjang
Pundong
memiliki
tingkat
dalam melakukan partisipasi
partisipasi
sangat
rendah
program
program
asuransi
memiliki
terhadap kesehatan
dalam
Kesehatan
BPJS
sangat
(78,95%).
sangat
BPJS
seluruhnya
partisipasi rendah. rendah
yang
Partisipasi menunjukan
Partisipasi berdasarkan jenis
kemiskinan merupakan faktor
kelamin,
yang sangat berpengaruh dalam
umur,
pendidikan, xv
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
menentukan tingkat partisipasi
ikut mempengaruhi penduduk
mereka,
sehingga
penduduk
miskin
yang
memiliki
tingkat
dalam
berpartisipasi
program BPJS kesehatan.
keterjangkuan strategis ataupun
B.
tidak strategis sangat banyak
Saran Berdasarkan
hasil
memiliki tingkatan partisipasi
penelitian
sangat rendah.
diberikan saran-saran sebagai
4. Terdapat
pengaruh
maka
dapat
berikut:
keterjangkuan
kondisi
1. Bagi pemerintah perlu adanya
geografis
tinggal
penambahan sosialisasi secara
tempat
terhadap partisipasi penduduk
langsung
miskin dalam program BPJS
pelaksanaan program asuransi
kesehatan. Penduduk miskin
kesehatan yang ikut serta dalam
yang memiliki keterjangkuan
BPJS
kondisi
tidak
penduduk
mendukung memiliki tingkat
penduduk
partisipasi yang lebih rendah
memanfaatkan
dibandingkan dengan penduduk
asuransi tersebut dengan lebih
miskin
baik.
geografis
yang
memiliki
keterjangkuan
kondisi
geografis
tidak
Dari
tiga
Kesehatan miskin
sehingga
miskin
dapat program
berperan lebih aktif
kategori
program
yang
dalam
dijalankan
kondisi
pemerintah sehingga program tersebut dapat berjalan lebih
geografis
yang
terdapat
dominasi
pada
tingkatan
partisipasi
sangat
baik.
rendah.
Suatu
program
yang
berjalan dengan baik nantinya
Sangat rendahnya partisipasi
akan
juga
miskin tersebut
membuktikan
terhadap
2. Bagi penduduk miskin perlu
mendukung.
keterjangkuan
mengenai
bahwa
kemiskinan merupakan faktor xvi
membantu
penduduk
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
Khairuddin. (1992). Pembangunan Masyarakat Tinjauan Aspek Sosiologi, Ekonomi, dan Perencanaan. Yogyakarta: Liberty.
DAFTAR PUSTAKA Badan
Pusat
(1988).
Statistik Pola
(BPS). Konsumsi
Moh. Nasir. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Penduduk Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Mohamad Pabundu Tika. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. (2013). Bantul Dalam Angka 2013. Yogyakarta: Badan Pusat Statistik Bantul.
Nursid Sumaatmadja. (1988). Geografi Pembangunan. Jakarta. Dikti
Browen Laster R, dkk. (1982). Dua Puluh Dua Segi Masalah Kependudukan. Jakarta : Sinar Harapan.
Nursid Sumaatmadja. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni
Daldjoeni. (1986). Masalah Penduduk Dalam Fakta dan Angka. Bandung: Alumni.
Said Rusli. (2012). Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES.
Hartono Arnicun Aziz. (2008). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Soerjono Soekamto. Sosiologi Pengantar.Jakarta: Pers.
Heru Pramono dan Arif Ashari. (2014). Geomorfologi Dasar. Yogyakarta: UNY Press Ida Bagoes Mantra. (2007). Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
(2010). Suatu Rajawali
Soekidjo, Notoadmojo. (2003). Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT Rineka Cipta Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Imam Choirmain. (1994). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
xvii
Partisipasi Penduduk Miskin.....(Utma Rosseta Mukti)
Soerjono Soekanto. (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Keputusan Mentri Kesehatan Repoblik Indonesia Nomor 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Suharyono dan Moch. Amien. (2013). Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor.837/KPTS/UM/1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Repoblik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 11 tentang Penyelengaraan Jaminan Kesehatan. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional.
Yogyakarta, 2 April 2015 Reviewer
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Sejahtera.
Sri Agustin Sutrisnowati, M. SI 19610817 198603 2 002
Peraturan Presiden Repoblik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
xviii