PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) OLEH BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) DI KECAMATAN SEJANGKUNG KABUPATEN SAMBAS Oleh:
HERI HASAN HARIRI NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2016 Email :
[email protected]
Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi program Jaminan Kesehatan Nasioanal (JKN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Permasalahan yang terjadi adalah masih banyak masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Fenomena ini diindikasikan mengenai sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BPJS Kabupaten Sambas khususnya bagi peserta non PBI (Penerima Bantuan Iuran) atau mandiri di Kecamatan Sejangkung dinilai masih kurang optimal, sehingga banyak masyarakat tidak mendaftar di BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Edward III yaitu faktor yang mempengaruhi implementasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi implementasi diantaranya, komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi mengenai program JKN oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas.. Hasil dari penelitian ini ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi JKN yaitu Sosialisasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilakukan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) masih belum efektif karena sosialisasi yang dilakukan hanya di satu tempat yaitu kantor camat Sejangkung, dan hanya melibatkan sebagian kecil masyarakat. Variabel sumber daya yang mempengaruhi program ini kurang memadai, terutama sumber daya tenaga dan keuangan. Disposisi merupakan karakter ataupun watak yang dimiliki oleh implementor yaitu BPJS Kabupaten Sambas. BPJS Kabupaten Sambas dalam pembagian tugas telah sesuai SOP (Standar Operasional Prosedure). Saran dari penelitian ini adalah perlunya evaluasi terhadap pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional di Kecamatan Sejangkung Kabupaten Sambas. Kata-kata Kunci : Implementasi, Program Jaminan Sosial, Sosialisasi, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Abstract The aim of this research is to find out about the implementation of National Health Insurance programs (JKN) by the Healthcare and Social Security Agency (BPJS) in Sejangkung Subdistrict, Sambas Regency. The problem is that there are many people who have not been registered for the National Health Insurance program (JKN). This phenomenon indicated that the socialization conducted by the BPJS in Sambas Regency especially for nonPBI (aid Recipient) or independent participants in Sejangkung Subdistrict is stil considered less optimal, so many people have not registered through the BPJS. The theory used in this research is the theory by Edward III namely factors affect the implementation. This study aims to indentify and analyze the factors that affected the implementation such as communication, resources, disposition and bureaucratic structure of the JKN program by the BPJS in Sejangkung Subdistrict, Sambas Regency. The results of this research showed that there were four factors that affected the implementation of JKN namely socialization of JKN program conducted by the Healthcare and Social Security Agency (BPJS) which was still ineffective because it was conducted only in one place, namely Sejangkung Subdistrict Office, and involved only a small part of the community. The variable of resources that affected this program were inadequate,
1 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
especially energy and financial resources. Disposition is the character of the administrator of BPJS in Sambas Regency. The division of tasks in BPJS of Sambas Regency was in accordance with the SOP (Standard Operational Procedure). The suggestion from this research is that there is a need to evaluate the implementation of National Health Insurance Program in Sejangkung Subdistrict, Sambas Regency. Keyword : Implementation, Social Security Program, Socialization, Healthcare and Social Security Agency.
yang
A. PENDAHULUAN
hendak
dicapai.
Kecamatan Sejangkung Pemerintah kebijakan
sebagai
memiliki
pembuat
kewajiban
untuk
Misalnya
di
yang berjalan
belum efektif. Peserta program Jaminan Kesehatan
menerapkan suatu kebijakan publik yang
Nasional
bertujuan
untuk
(Penerima Bantuan Iuran) atau mandiri
kesejahteraan
masyarakat
meningkatkan
khusunya
non
PBI
seluruh
yang diselenggarakan oleh BPJS (Badan
Indonesia. Selain itu juga, pemerintah
Penyelenggara Jaminan Sosial) adalah
mempunyai kewajiban sebagai amanat
setiap orang yang terdaftar dan memiliki
amandemen
kartu dan berhak mendapatkan pelayanan
UUD
1945
di
(JKN)
ayat
(1)
menyatakan bahwa setiap orang berhak
kesehatan.
hidup sejahtera lahir batin, bertempat
Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 5.871 jiwa
tinggal,
lingkungan
dan Non PBI berjumlah 2.686 jiwa.
hidup yang baik dan sehat serta berhak
Jumlah tersebut berdasarkan data BPJS di
memperoleh pelayanan kesehatan.
Kabupaten Sambas tahun 2016.
dan
mendapatkan
Pengelolaan
peserta
Penerima
Jaminan
Badan penyelenggara jaminan sosial
Kesehatan Nasional (JKN) dilakukan pada
atau dikenal dengan BPJS memiliki tujuan
setiap
(pusat,
yaitu meningkatkan akses dan mutu
yang
pelayanan kesehatan terhadap seluruh
merupakan bagian integral dari BPJS.
warga negara Indonesia agar tercapai
Sebagai kebijakan yang relatif masih baru
derajad
yang diresmikan pada 1 Januari 2014 yang
optimal secara efektif dan efisien. Untuk
lalu,
mencapai tujuan program JKN yang
jenjang
provinsi,
dan
yang
program
Jumlah
pemerintahan kabupaten/kota)
dilaksanakan
di
seluruh
kesehatan
oleh
masyarakat
Indonesia baik di seluruh kota maupun di
diselenggarakan
pelosok desa, namun pelaksanaan program
diselenggarakanlah berbagai usaha atau
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diduga
strategi
masih kurang optimal sesuai dengan target
menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
program
BPJS,
yang
kesehatan
maka
secara
2 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Peserta yang telah terdaftar di BPJS
(Penerima Bantuan Iuran) di Kecamatan
mesti mengetahui informasi mengenai hak
Sejangkung Kabupaten Sambas masih
dan kewajiban masyarakat sebagai pasien
ditemukan beberapa kendala, mulai dari
yang membutuhkan pelayanan medis agar
kurang optimalnya sosialiasi pihak BPJS
terhindar dari hal yang tidak diinginkan
kepada
misalnya pelayanan dari tenaga medis
keterbatasan
yang tidak menyenangkan, malpraktik, dan
program ini.
lain sebagainya. Oleh karena itu sosialisasi
masyarakat
Hal
sehingga
pemahaman
lain
yang
terdapat mengenai
memberatkan
sangat penting dalam hal ini agar tidak
masyarakat untuk menjadi peserta program
menimbulkan kekeliruaan bagi peserta
JKN yaitu adanya kewjiban bagi setiap
program Jaminan Kesehatan Nasional
anggota keluarga meskipun yang sakit
(JKN) khususnya non PBI (Penerima
hanya salah satu dari anggota tersebut,
Bantuan Iuran) atau mandiri.
terdapat biaya perbulannya yang harus
Program Nasional
Jaminan
(JKN)
oleh
Penyelenggaran
Kesehatan BPJS
Jaminan
dikeluarkan secara rutin. Adapun tujuan
(Badan
program Jaminan Kesehatan Nasional
Sosial)
(JKN) adalah untuk menjamin kesehatan
merupakan kebijakan yang dibuat oleh
nasional
dan
memperoleh
pemerintah untuk menjamin kesehatan
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
warga negara Indonesia, namun seiring
dalam
berjalannya program ini ada beberapa
kesehatan
fenomena yang ditemui di lapangan, mulai
Indonesia.
memenuhi bagi
manfaat
kebutuhan seluruh
dasar
penduduk
dari keluhan pasien yang ingin berobat
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
namun harus melalui berbagai prosedur
masalah dalam sosialisasi, tenaga ahli serta
yang berbelit-belit khususnya pasien yang
pemahaman masyarakat tentang program
belum
Jaminan
mengikuti
program
Jaminan
Kesehatan
mengenai
penanganan segera seperti pasien UGD
tentunya permasalahan biaya. Dalam hal
(Unit Gawad Darurat) dan bagi pasien
ini BPJS sebagai penyelenggara berperan
yang ingin berobat tapi harus menunggu
sangat penting dan berpengaruh terutama
waktu 14 hari baru berlaku membuat
dalam hal upaya menciptakan iklim yang
pasien lebih memilih pelayan umum.
mendorong
mengenai implementasi program Jaminan Kesehatan
Nasional
(JKN)
non
masyarakat
(JKN)
Kesehatan Nasional (JKN) yang perlu
Berdasarkan atas observasi peneliti
partisipasi
Nasional
masyarakat
dan
terciptanya
prakarsa dan swadaya masyarakat melalui penyampaian informasi.
PBI 3
HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Melihat hal tersebut peneliti ingin menggali
lebih
mendalam
mengenai
implementor bagaimana cara memahami konsep yang akan diterapkan.
program Jaminan Kesehatan Nasional
Carl Friedrich (dalam Winarno,
(JKN) yang diselenggarakan oleh Badan
2002: 15) memandang kebijakan sebagai
Penyelenggara Jaminan Soisal (BPJS) dan
suatu arah tindakan yang diusulkan oleh
implementasinya
seseorang, kelompok atau pemerintah
Sejangkung.
di
Untuk
Kecamatan itulah,
peneliti
dalam
suatu
lingkup
tertentu,
yang
hambatan-hambatan
dan
mengambil judul “ Implementasi Program
memberikan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh
kesempatan-kesempatan
Badan
kebijakan
Penyelenggara
(BPJS)
di
Jaminan
Kecamatan
Sosial
Sejangkung
Kabupaten Sambas. Penelitian
akan
lebih
memfokuskan pada penilaian mengenai
mengatasi dalam suatu
tujuan,
atau
maksud tertentu. Adapun menurut Mustopa Didjaja
Jaminan
AR. (2003 : 5) “Kebijakan publik pada
Badan
dasarnya adalah suatu keputusan yang
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di
didasarkan untuk mengatasi permasalahan
Kecamatan
tertentu,
Kesehatan
program
mencapai
untuk
merealisasikan suatu sasaran atau suatu
komunikasi dan sumber daya dalam pengimplementasian
diusulkan
menggunakan dan rangka
ini
yang
terhadap
Nasional
oleh
Sejangkung
Kabupaten
Sambas.
untuk
melakukan
kegiatan
tertentu atau untuk mencapai kegiatan
Tujuan dari penelitian ini adalah
tertentu yang dilakukan oleh instansi yang
untuk mengetahui implementasi program
berwenang dalam rangka penyelenggaraan
Jaminan Kesehatan Nasioanal (JKN) oleh
tugas
Badan
pembangunan.
(BPJS)
Penyelenggara di
Jaminan
Kecamatan
Sosial
Sejangkung
Kabupaten Sambas.
pemerintah
negara
dan
James Anderson (dalam Agustino 2006:
7),
memberikan
pengertian
kebijakan publik, “ Sebagai serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan
B. TINJAUAN PUSTAKA
tertentu
yang
diikuti
dan
dilaksanakan oleh seorang aktor atau Dalam menjalankan suatu kebijakan tidak
semudah
proses
perumusan
kebijakan. Berhasil atau tidaknya suatu
sekelompok
aktor
yang
berhubungan
dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan”.
kebijakan yang dibuat tergantung dari 4 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Menurut Smith (Tachjan 197: 37).
yang akan menerima barang dan jasa atau
Unsur-unsur implementasi kebijakan yang
yang
harus ada ialah :
kebijakan,
1. Unsur Pelaksana
menerima dan menyesuaikan diri terhadap
2. Adanya
program
yang
akan
dilaksanakan
dipengaruhi
perilakunya
oleh
diterapkan
dapat
mereka
pola-pola interaksi yang ditentukan oleh kebijakan.
3. Target group
Model
1. Unsur Pelaksana
yang
digunakan
sebagai
penelitian ini adalah model Edward III
Pihak yang terutama mempunyai
(dalam
Iswono,1996)
mengemukakan
kewajiban untuk melaksanakan kebijakan
bahwa efektivitas suatu kebijaksanaan
publik adalah unit-unit administratif atau
ditentukan oleh beberapa hal yaitu :
unit-unit birokratik pada setiap tingkat
1. Komunikasi, kebijakan dalam hal ini
pemerintah. Smith Quade menyebutkan
yang terpenting adalah kejelasan dan
dengan
konsistensi
istilah
organization,
“implementing
maksudnya
informasi
karena
suatu
birokrasi
kebijaksanaan akan berimplikasi pada
pemerintah yang mempunyai tanggung
banyak pihak, terutama komunikasi
jawab dalam melaksanakan kebijakan
antara aparat pemerintah atau birokrasi
publik.
yang menyelenggarakan kebijaksanaan.
2. Program
2. Sumber daya manusia, adalah mereka
Program-program
yang
bersifat
yang melaksanakan pekerjaan, dimana
operasional adalah program-program yang
keberhasilan
pelaksanaan
isinya
memerlukan
jumlah
dengan
mudah
dipahami
dan
pekerjaan
dan
kualitas
dilaksankan oleh pelaksanaan. Program
sumber daya yang sesuai, memiliki
tersebut tidak hanya berisi mengenai
wewenang dan tanggung jawab yang
kebijakan tujuan atau sasaran yang ingin
jelas serta fasilitas yang memadai.
dicapai oleh pemerintah, melainkan secara
3. Disposisi, yaitu sikap dan komitmen
rinci menggambarkan pula alokasi sumber
pelaksana
program
daya yang diperlukan, kemudian kejelasan
pemerintah
atau
metode dan prosedur kerja yang harus
kebijaksanaan yang sudah ditetapkan.
ditempuh dan kejelasan standar yang harus
4. Struktur
birokasi,
birokrat
terhadap
dimana
harus
mewadahi
3. Target group
bersangkutan dan pengaruh lingkungan
group
yaitu
sekolompok
orang atau organisasi dalam masyarakat
kerja
aparat
dipedomani.
Target
proses
atau
organisasi
(Iswono, 1996) Gambar 01. 5
HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
mendapatkan hasil secara faktual dan
Bagan kerangka pikir
akurat.
Suatu
penelitian
kualitatif
Dasar Hukum
dieksplorasi dan diperdalam dari suatu
UU. No 14 Tahun 2004 dan UU No 24 Tahun 2011 mengatur program BPJS
fenomena sosial atau suatu lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu.
Fenomena
Langkah-langkah penelitian yang
Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BPJS Kabupaten Sambas untuk masyarakat di Kecamatan Sejangkung dinilai masih kurang optimal
dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan penelitian pendahuluan (pra
Dalam Teori George Edward III. Faktor yang mempengaruhi implementasi: 1. 2. 3. 4.
lapangan) Peneliti mengumpulkan dan mencari
Komunikasi Sumber Daya Disposisi Struktur Birokrasi
informasi dan observasi sementara untuk mencari informasi melalui orang terdekat pengguna BPJS dan juga informasi di Internet.
Output
2. Turun ke Lapangan
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan mahasiswa prodi Ilmu Administarsi Negara
Peneliti turun ke lapangan (tempat penelitian) yang dalam penelitian ini adalah
Kantor
Badan
Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) dan masyarakat pesert
Program
Jaminan
Kesehatan
Nasional (JKN) non PBI.
C. METODE PENELITIAN
3. Melakukan wawancara pra penelitian. Dalam
penelitian
menggunakan dengan
penulis
Peneliti melakukan wawancara pra
pendekatan
kualitatif
penelitian dengan tujuan mendapatkan
penelitian
deskriptif,
informasi yang akurat terkait dengan
jenis
penyelesaian
masalah
menggambarkan dilapangan
ini
fakta
mengenai
dengan yang
ada
implementasi
permasalahan yang diteliti. 4. Melakukan wawancara dengan subjek penelitian.
kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional Kecamatan Sambas
(JKN)
melalui
Sejangkung yang
BPJS
di
Kabupaten
bertujuan
untuk
Melakukan
wawancara
Kepala
Kantor
BPJS
Kabupaten
Puskesmas
Layanan
Operasional
Sambas,
Sejangkung
dengan
dan
Kepala Peserta 6
HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) non PBI (Penerima Bantuan Iuran). Adapun
tempat
berupa
penelitian
diteliti penulis adalah di
Komunikasi dalam hal ini adalah
yang
Kecamatan
sosialisasi,
pelaksana
atau
mempengaruhi
komunikasi implementor
keberhasilan
sangat
sosialisasi
Sejangkung Kabupaten Sambas. Adapun
dalam
subjek yang dimintai keterangan dalam
program JKN non PBI (Penerima Bantuan
penelitian ini adalah :
Iuran)
1. Kepala Kantor Layanan Operasional
Menurut Winarno (2002: 74) mengatakan
BPJS kabupaten Sambas 2. Kepala
Puskesmas
bahwa Kecamatan
Sejangkung
proses
antara
atau
pengimplementasian
mandiri
komunikasi
melalui
BPJS.
merupakan
suatu
proses yang kompleks dan sulit dalam meneruskan pesan-pesan kebawah dalam
3. Peserta BPJS Non PBI (Mandiri).
suatu organisasi ke organisasi lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Teknik
pengumpulan
lebih
kepala BPJS Kabupaten Sambas dan
banyak pada wawancara mendalam (in
Kepala Puskesmas Sejangkung bahwa
depth interview) dan dokumentasi. Teknik
BPJS
analisis data meliputi reduksi data, berarti
mensosialisasikan Program JKN (Jaminan
merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
Kesehatan Nasional) yang dibantu pihak
memfokuskan pada hal-hal yang penting
puskesmas
dan dicari tema serta polanya. Kemudian
mengundang
penyajian
desa di kecamatan Sejangkung, kader
data
penyajian
data
data
bisa
sebagai
implementor
Sejangkung, masing-masing
telah
dengan perangkat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
posyandu
bagan, hubungan antar kategori, flowchart,
seperti tokoh agama, tokoh masyarakat,
dan sejenisnya, dan terakhir verifikasi data
masyarakat umum, ibu PKK, ibu rumah
yaitu
tangga
penarikan
kesimpulan.
Teknik
beberapa tokoh berpengaruh
dan
lain-lain,
namun
setelah
keabsahan data yang digunakan dalam
disosialisasikan progam JKN ini masih
penelitian ini menggunakan uji kredebilitas
terdapat
data.
sepenuhnya
masyarakat memahami
yang
belum
program
ini,
karena yang ikut dalam sosialisasi ini hanya sebagian kecil dari masyarakat di D. HASIL
PENELITIAN
PEMBAHASAN
DAN
Kecamatan Sejangkung. Adapun juga sosialisasi tidak dilakukan ke tiap-tiap desa, kecuali jika diperlukan. Hal ini juga
1. Komunikasi
yang mengakibatkan sosialisasi progarm 7
HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) kurang
kebijakan dilaksanakan lebih dari satu
optimal, karena belum tentu masyarakat
organisasi maka sumber daya organisasi
yang ikut sosialisasi menyampaikan ke
juga meliputi kerjasama dan koordinasi.
masyarakat lainnya.
Hal tersebut yang telah dilakukan BPJS
2. Sumber Daya
Kabupaten
Sumber kebijakan
daya
manusia
(implementors)
pelaku
juga
harus
Sambas
dalam
mensosialisasikan Program JKN (Jaminan Kesehatan
Nasional)
di
Kecamatan
mengetahui orang-orang lain yang terlibat
Sejangkung, yang melibatkan puskesmas,
dalam
perangkat desa serta tokoh penting yang
pelaksanaan
kebijakan.
Seperti
perangkat desa, puskesmas sejangkung,
merupakan
ibu PKK, Posyandu, tokoh agama, tokoh
pengimplementasian Program JKN.
masyarakat dan lain-lain yang merupakan perpanjangan
tangan
BPJS
salah
satu
koordinasi
Tahapan dari implementasi suatu
dalam
kebijakan adanya sumber daya manusia
mengimplementasikan Program JKN di
yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan
Kecamatan Sejangkung.
dan disiplin ilmunya, agar aktivitas-
Sumber daya anggaran merupakan sumber
daya
yang
mempengaruhi
aktivitas yang dilakukan suatu organisasi semakin
efektif.
Setelah
pelaksanaan
efektifitas pelaksanan kebijakan, selain
sosialisasi yang melibatkan masyarakat
sumber
sebagai target group. BPJS Kabupaten
daya
manusia
adalah
dana
(anggaran) dan peralatan yang diperlukan
Sambas
untuk
operasionalisasi
mengikuti sosialisasi program JKN baik
pelaksanaan kebijakan yaitu sosialisasi
PBI maupun non PBI bisa menyampaikan
Progarm JKN.
informasi
yang
masyarakat
lainnya
membiayai
Terbatasnya anggaran yang tersedia
berharap
masyarakat
yang
diperoleh agar
mendaftarkan
publik
keluarganya untuk menjadi peserta JKN.
harus
diberikan
kepada
masyarakat juga terbatas. Hal tersebut
Sumber daya dalam suatu organisasi
anggota
3. Disposisi
ditegaskan oleh (Edward dalam Widodo 2006 : 100).
dan
masyarakat
menyebabkan kualitas pelayanan pada yang
diri
kepada
Disposisi ataupun
merupakan
watak
implementor
yang
yaitu
karakter
dimiliki
BPJS
oleh
Kabupaten
meliputi kapasitas organisasi dan orang
Sambas. Menurut George C Edward III
yang terlibat di dalamnya, mutu dan
(dalam Subarsono, 2006: 91) mengatakan
jumlahnya, kewenangan yang dimiliki, dan
bahwa disposisi atau sikap adalah watak
budaya organisasi. Selain itu apabila suatu
dan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh 8
HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
implementor, seperti komitmen, kejujuran
sehingga
dapat
dan
keberhasilan
implementasi
sifat
demokratis.
Watak
yang
dimaksud
adalah
seperti
komitmen,
tersebut.
kejujuran,
dan
sifat
demokratis
4. Struktur Birokrasi
mempengaruhi kebijakan
implementor dalam menjalankan program. Apabila
memiliki
Salah satu dari aspek struktur yang
disposisi yang baik, maka akan dapat
penting dari setiap organisasi adalah
menjalankan kebijakan dengan baik seperti
adanya prosedur operasi yang standar.
apa
pembuat
SOP (Standar Operasional dan Prosedur)
kebijakan. Ketika implementor memiliki
menjadi pedoman bagi setiap implementor
sikap atau perspektif yang berbeda dengan
dalam bertindak. Struktur organisasi yang
pembuat
terlalu
yang
implementor
diinginkan
kebijakan,
oleh
maka
proses
panjang
akan
melemahkan
implementasi kebijakan menjadi tidak
pengawasan dan menimbulkan red- tape,
efektif.
yakni prosedur birokrasi yang rumit dan
Sikap dari pelaksana mempunyai konsekuensi-konsekuensi
penting
bagi
kompleks. Ini pada akhirnya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel.
implementasi kebijakan yang efektif. Jika
Struktur
organisasi
di
BPJS
para pelaksana bersikap baik terhadap
Kabupaten Sambas yang melaksanakan
suatu kebijakan tertentu, dalam hal ini
kebijakan mempunyai pengaruh penting
berarti adanya dukungan, kemungkinan
pada implementasi. Salah satu dari aspek-
besar mereka melaksanakan kewajiban
aspek struktural paling dasar dari suatu
sebagaimana yang diinginkan oleh para
organisasi adalah prosedur-prosedur kerja
pembuat keputusan awal. Demikian pula
ukuran dasarnya antara pemerintah pusat
sebaliknya, bila tingkahlaku-tingkahlaku
dan BPJS Kabupaten Sambas dalam
atau persfektif-persfektif para pelaksana
pembagian tugas harus sesuai dengan
berbeda dengan para pembuat keputusan,
prosedur, dengan demikian akan terjalin
maka proses pelaksanaan suatu kebijakan
hubungan
menjadi semakin sulit.
menggunakan SOP, para pelaksana dapat
antar
implementor,
dengan
Perubahan-perubahan yang hendak
memanfaatkan waktu yang tersedia. Selain
dicapai oleh suatu kebijakan akan sangat
itu SOP juga menyeragamkan tindakan-
berhasil
tindakan dari para implementor dalam
apabila
Kabupaten
ditingkat
Sambas
masyarakat
memiliki
sikap
kondusif terhadap kebijakan program JKN
pelaksanaan implementasi program JKN ini.
yang diselenggarakan oleh BPJS ini, 9 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Struktur birokrasi tidak lepas dari kemampuan
manejerial
para
pelaku
Sambas yang telah peneliti jabarkan diatas, setelah
peneliti
analisis
dengan
birokrasi. Oleh karena itu ilmu dasar-dasar
menggunakan teori yang ada, dapat ditarik
manajemen
beberapa kesimpulan dari pembahasan
sangat
bersinergi
dengan
struktur birokrasi yang berjalan. Struktur
tersebut yaitu sebagai berikut :
birokrasi mengandung banyak hal tentang
1. Komunikasi
organisasi, salah satunya adalah fungsi
Sosialisasi
Program
Jaminan
pengorganisasian,
dari
fungsi
Kesehatan Nasional (JKN) yang dilakukan
pengorganisasian
muncullah
suatu
oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
organisasi, yang memperlihatkan arus
(BPJS)
interaksi dalam organisasi itu siapa yang
sosialisasi yang dilakukan hanya di satu
memerintah, siapa yang menjawab, dan
tempat yaitu kantor camat Sejangkung, dan
siapa yang melaksanakan suatu pekerjaan.
hanya
Dari fungsi tersebut, akan terbentuk
masyarakat.
sebuah
2. Sumber Daya
organisasi
birokrasi
yang
terstruktur dengan baik pula. Struktur
masih
belum
melibatkan
efektif
karena
sebagian
kecil
Implementasi program JKN non PBI
birokrasi yang dibuat untuk pelaksanaan
(mandiri)
program ini dapat dikatakan masih lemah
Jaminan Sosial di Kecamatan Sejangkung
sehingga untuk melaksanakan program
dapat dikatakan kurang efektif, karena
JKN
hal
variabel sumber daya yang mempengaruhi
sosialisasi. Kebijakan ini mengandalkan
program ini kurang memadai, terutama
partisipasi masyarakat dalam mengikuti
sumber daya tenaga dan keuangan.
program
3. Disposisi
mengalami
ini,
melahirkan
kendala
dalam
misalnya
udah
mau
sudah
sakit
baru
atau
mendaftar.
oleh
Disposisi ataupun
Penyelenggara
merupakan
watak
implementor
Badan
yang
yaitu
karakter
dimiliki
BPJS
oleh
Kabupaten
Sambas. Analisis mengenai faktor sikap pelaksana atau disposisi BPJS Kabupaten
E. KESIMPULAN
Sambas Berbagai
Program
JKN
di
tentang
Kecamatan Seangkung, peneliti belum bisa
sosialisasi dan implementasi program JKN
menganalisis lebih mendalam, hal ini
(Jaminan Kesehatan Nasional) oleh BPJS
kurangnya
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) di
Kabupaten Sambas dalam memberikan
Kecamatan
pemaparan
tentang
Sejangkung
keterbukaan
pihak
BPJS
Kabupaten 10
HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
informasi pada saat wawancara mengenai
meningkatkan partisipasi masyarakat.
disposisi.
Hal
4. Struktur Birokrasi
masyarakat mendaftarkan diri dan
BPJS
Kabupaten
Sambas
dalam
ini
anggota
dimaksudkan
keluarganya
agar
untuk
pembagian tugas telah harus sesuai dengan
mengikuti Program JKN (Jaminan
prosedur, dengan demikian akan terjalin
Kesehatan Nasional).
hubungan
antar
implementor,
dengan
3.
Meningkatkan kualitas komunikasi
menggunakan SOP, para pelaksana dapat
dalam pengajuan anggaran. Hal ini
memanfaatkan waktu yang tersedia. Selain
dimaksudkan agar BPJS Kabupaten
itu SOP juga menyeragamkan tindakan-
Sambas megajukan dan menyusun
tindakan dari para implementor dalam
anggaran yang akan digunakan untuk
pelaksanaan implementasi program JKN
pelaksanaan program, agar program
ini.
dapat berjalan tanpa hambatan dan bersinergi dengan baik antara BPJS pusat dengan BPJS di daerah.
F.
SARAN
1.
Perlunya pelaksanaan
peninjauan
terhadap
Program
Jaminan
Kesehatan Nasional di Kecamatan Sejangkung Melalui
Kabupaten
Pemerintah
Sambas.
KETERBATASAN PENELITIAN
Hal-hal yang menjadi kekurangan dalam penelitian ini adalah :
Kabupaten
1. Peneliti masih merasa kurang terampil
Sambas, peninjauan langsung harus
dalam merangkai kalimat sehingga
dilakukan melalui instansi terkait
peneliti
yaitu
menuangkan
BPJS
Peninjauan Pemerintah
Kabupaten
Sambas.
dilakukan
agar
Kabupaten
mengalami
kesulitan
pemikiran-pemikiran
kedalam bentuk tulisan. Selain itu
Sambas
kurangnya
pengalaman
dalam
mengetahui kendala yang dihadapi
melakukan
penelitian
ilmiah,
BPJS
kelemahan tersebut khususnya pada
Kabupaten
Sambas
dalam
melaksanakan program ini terutama dalam
2.
G.
penganggaran
untuk
saat wawancara. 2. Subjek dalam penelitian khususnya
sosialisasi.
BPJS Kabupaten Sambas tidak terbuka
Meningkatkan kualitas komunikasi
secara detail dalam menyampaikan
dengan
informasi, sehingga peneliti setidaknya
masyarakat
dalam
hal
11 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
hanya mengetahui 70% informasi yang berkaitan dengan pengimplementasian
Muslimin, 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. UMM Pers: Malang.
Program Jaminan Kesehatan Nasional. Satori dan Komariah Aan, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. H. REFERENSI
Subarsono, A.G. 2005. Analisis Kebijakan Publik, Konsep Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Buku : Agustino, Leo, 2006. Dasar -Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Ali, Muhammad. Kamus Indonesia Modern. Jakarta: Aman.
Bahasa Pustaka
AR, Mustopadidjaja, 2003. Manajemen Proses Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, Evaluasi Kerja, Lembaga Administrasi Negara. Jakarta : Duta Pertiwi Foundation Bonar, S.K. 1983. Hubungan Masyarakat Modern. Jakarta: Bina Aksara. Koeswandoyo dan Shodiq, Musthofa. 1995. Sosiologi I. Pabean : Surakarta.
------------- 2006 . Analisis Kebijakan Publik, Konsep Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono, 2007. Memahmi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. ------------. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Suprapto, Tommy dan Fahrianoor, 2004. Komunikasi Penyuluhan Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta : Arti Bumi dan Intara. Tahir, Arifin, 2014. Kebijakan Publik dan Transparans Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Bandung : Alfabeta
Islamy M. Irfan. 2000. Prinsp-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahab, Solichin Abdul, 2002. Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Edisi Kedua. Jakarta : Bumi Aksara.
Isworo, W.I., 1996.Beberapa Pendekatan dalam Analisis dan Implementasi Kebijakan. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada.
Widodo, Joko.2006, 2012 Analisis Kebijakan Publik. Konsep dan Aplikasi Analisis Kebijakan Publik. Bayumedia Publishing. Malang.
Mazmanian, D.A. dan Sabatier, P.A.. 1983.Implementation and Public Policy.USA, London : Scott Foresman and Company.
Winarno, Budi. 2002. Teori Dan Proses Kebijakan Publik.Yogyakarta : Media Presindo.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
----------, 2007. Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Presindo.
12 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
PublikA, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara Volume 5 Nomor 3 Edisi September 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
---------, 2002. Apakah Kebijakan Publik ? dalam Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Prsessindo.
Skripsi : Cahyani, Riris Br Sitorus, 2014. (Skripsi) Sosialisasi Pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan Oleh Bidang Perijinan Jasa Usaha Di Desa Sungai Raya Dalam Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Universitas Tanjugpura. Pontianak.
Jurnal : Syariffudin. 2000. (Jurnal) Efektivitas IMB sebagai salah satu instrumen dalam penataan ruang kota di Kota Bangkinang. Tesis S2 diajukan kepada Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Rujukan elektronik : Buku Pegangan Sosilaisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Diambil pada Tanggal 29 Desember 2015 dari http:/www.depkes.go.id/resources/downlo ad/jkn/bpjs.htm. www. Panduanbpjs.com
Lain-lain : Disdukcapil Kabupaten Sambas Data Hasil Konsolidasi Kemendagri Semester I tahun 2015. Buku Pedoman BPJS. Buku Profil Kecamatan Sejangkung 2015. Pemerintah Kabupaten Sambas Badan Perancanaan Pembangunan Daerah
13 HERI HASAN HARIRI, NIM. E01112048 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN