Oswar Mungkasa (Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup) Seminar Nasional Peran Ahli Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Indonesia Gedung Annex UI, Depok 30 Agustus 2016
Kota berhadapan dengan tantangan urbanisasi, perubahan iklim, dan perubahan teknologi
Tahun 2030, 6 dari 10 penduduk tinggal di perkotaan, berkontribusi jauh lebih besar terhadap perekonomian. Pertumbuhan kota akan sangat berpengaruh terhadap konsumsi sumberdaya dan emisi karbon
Di dunia, 80 persen kota besar rentan terhadap bencana, 60 persen kota besar beresiko terhadap badai dan tsunami, bahkan seluruh kota besar menghadapi dampak dari perubahan iklim.
Kerugian dari bencana dalam 10 tahun terakhir di perkotaan berdampak pada 220 juta penduduk dan kerugian ekonomi mencapai USD 100 juta per tahun. Bencana buatan manusia seperti daerah kumuh juga semakin meluas.
Urbanisasi yang tetap tinggi, mendorong perlunya pendekatan baru yang memperkuat pemda dan masyarakat dalam melindungi manusia, perekonomian, dan sumberdaya alam dari sebuah kota.
Kota Berketahanan (Resilience City) menggambarkan kemampuan sebuah kota untuk bertahan, beradaptasi, dan tumbuh terhadap tantangan/krisis pada waktu yang tepat dan efisien (PBB)
Tantangan/krisis terbagi menjadi 2 kategori: Shocks: Peristiwa besar dan terjadi dengan tiba-tiba (bencana
alam, terorisme, penyakit). Acute: Permasalahan akut yang berulang-ulang (penurunan tanah, banjir tahunan, krisis air bersih, polusi). Kota berketahanan dipersiapkan untuk menyerap dan pulih dari setiap kejutan atau tekanan sementara pada saat yang sama mampu tetap mempertahankan fungsi, struktur, identitas, dan beradaptasi dalam perubahan yang terjadi.
pembangunan perkotaan yang memadukan berbagai teknologi komunikasi dan informasi (ICT) dan berujung pada peningkatan kualitas hidup dan efisiensi pelayanan kota.
Smart City mencakup “smartness”dalam pelaksanaannya, dan dipandu oleh tujuan untuk menjadi lebih berkelanjutan, baik fisik (energi, air, limbah, transportasi, emisi) atau sosial (kepemerintahan, partisipasi masyarakat) melalui mekanisme penyediaan informasi yang terbuka dan inklusif.
Walaupun didominasi dengan pemanfaatan teknologi namun masyarakat merupakan fokus utama dari Smart City. Dengan demikian, teknologi, infrastruktur, dan sistem perkotaan harus berdasar pada pelibatan menyeluruh masyarakat, dan berorientasi layanan.
Sistem perkotaan adalah sistem masyarakat; keputusan berdasar adopsi terhadap kemajuan teknologi yang bergantung pada manfaat bagi masyarakat dan keberlanjutannya.
Dimensi dasar Smart City dan Kota Berketahanan yang sama adalah ‘partisipasi pemangku kepentingan’
Dalam berbagai aspek, implementasi konsep Smart City berkontribusi dalam mewujudkan sebuah kota berketahanan, dengan cara digitally smart – secara efektif memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk menjalankan kepemerintahan, mendorong keterlibatan masyarakat, dan berbagi pembelajaran diantara institusi dan masyarakat. physically smart – transformasi infrastruktur dan proses pemanfaatan
energi, layanan dan finansial untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan, berketahanan, kualitas hidup lebih baik. economically smart – mengembangkan ekosistem setempat sehingga
masyarakat dan pebisnis dapat berbagi aset dan sumberdaya, serta bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.
Kriteria pencapaian Smart City liveability (kualitas hidup, mobilitas kota) workability (kepemerintahan, kesetaraan pendapatan, lingkungan kerja
dan produktivitas ekonomi); sustainability (efisiensi energi dan sumberdaya, perlindungan polusi dan
lingkungan)
Tahapan Smart City Penyamaan Persepsi/Paradigma memastikan terbentuknya
pemahaman yang sama dari seluruh pemangku kepentingan. Internalisasi penuangan konsep, grand design, road map, action plan
kedalam RPJMD, Renstra SKPD Implementasi pelaksanaan kegiatan
Pengelolaan sumber daya alam yang efisien. Mendorong green building dan pembangunan ramah lingkungan Environment
Governance
Mewujudkan pemerintahan transparan, informatif, dan responsif. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui saluran aspirasi. Membina kewirausahaan dan semangat inovasi. Pengembangan UKM, memperluas lapangan kerja, meningkatkan daya saing daerah.
Mewujudkan kota sehat dan layak huni. Memfasilitasi akses terhadap informasi kesehatan, pariwisata, dan fasilitas keamanan. Living
Economy
Membangun sistem transportasi terintegrasi. Penyediaan inftrastruktur IT untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Mobility
People
Meningkatkan kualitas SDM. Menyediakan fasilitas untuk meningkatkan kualitas hidup. Meningkatkan akses ke informasi publik.
Jakarta Smart City in 2025
Layanan Teknologi Jakarta Smart City Saat Ini
Peta Ekoregion pada portal Jakarta Smart City menampilkan informasi tipe dataran di Jakarta
Informasi mengenai Indeks Standar Pencemaran Udara yang di-update setiap hari
Rencana Zonasi Jakarta secara detil dapat diakses dan diunduh lewat portal Jakarta Smart City
Sistem pengaduan via aplikasi Qlue dari berbagai permasalahan di Jakarta termasuk yang berhubungan dengan lingkungan hidup (misalnya kebersihan) yang dapat dipantau prosesnya melalui portal Jakarta Smart City.
1
2
3 4
1. 2. 3. 4.
Deskripsi permasalahan Foto pendukung Proses tindak lanjut Bukti foto tindak lanjut
Sistem Transportasi MRT
Analisis Preventif dan Prediktif
Reservasi Online untuk Rumahsakit
City Surveillance System
Startup Incubation
Citizen Relationship Sistem Smart Penerangan Jalan Management
Peningkatan Layanan Transportasi Publik
Jakarta One Card
Citizen Relationship Management • Hub of all public input (feedbacks, complaints, aspirations and suggestions), • Multiple channels: applications, social media, online media, email, call center, sms center, sensors • Will be used internally by JSC, and all gov agencies will get dashboard to monitor and follow up all of the inputs assigned to them
Smart Street Lighting System • In 2016, Jakarta Provincial Government will replace 90.000 street lights to LED street lights • 50% energy usage efficiency • Centralised monitoring systems, more efficiency on monitoring and maintaining the street lights • Variable light intensity to get more efficiency
City Surveilance System • In 2018, Jakarta will host Asian Games • Need to ensure the safety and convenience of delegates and visitors • Surveilance system quipped with video analytics: face detection, crowd monitoring, object detection, etc
Jakarta One Card • One payment card for every kind of transactions and purchases in Jakarta • Registered and anonymous cards • Capturing transaction data from all over Jakarta, the data will be processed and analysed as the basis of future policy making
TERIMA KASIH
pitt.academia.edu/oswarmungkasa
[email protected] Sumber: JSC, internet.