PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS DAN MOTIVASI TERHADAP KUALITAS AUDIT APARAT INSPEKTORAT DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Salatiga) Oleh: WISNU AYONA TARANIKA NIRWANA NIM : 232009136
KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS PROGRAM STUDI
: EKONOMIKA DAN BISNIS : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014 i
ii
iii
MOTTO “Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan membuat mereka berbahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai, sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan” -Tom Bodett-
iv
ABSTRACT
An auditor must have an independent nature, competent, accountable and strong motivation of auditors to play a role in determining the quality of the audit will also affect the quality of the work of auditors. The purpose of this study was to determine the effect of competence, independence, accountability and motivation to audit quality Inspectorate officials in Regions Financial Supervision. This study uses primary data. The population in this study were all Salatiga Inspectorate officers who participated in the inspection tasks totaling 37 people, all members elected as members of the sample population (census). Hypothesis testing is done using multiple regression analysis models. The results showed that the competence, independence, accountability and motivation jointly affect the quality audit is significant
Keywords: competence, independence, accountability, motivation and quality audits
v
SARIPATI
Seorang auditor harus memiliki sifat independen, kompeten, akuntabel dan adanya motivasi yang kuat dari auditor untuk berperan dalam menentukan kualitas audit yang nantinya juga akan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi terhadap kualitas audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Penelitian ini menggunakan data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat Kota Salatiga yang ikut dalam tugas pemeriksaan yang berjumlah 37 orang, semua anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel (sensus). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit adalah signifikan
Kata Kunci : kompetensi, independensi, akuntabilitas, motivasi dan kualitas audit
vi
KATA PENGANTAR
Kualitas dari hasil kerja auditor dapat dipengaruhi oleh rasa tanggungjawab (akuntabilitas),
independensi,
motivasi
yang
dimiliki
auditor
dalam
menyelesaikan tugas audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Dengan melihat uraian tersebut maka penulis uraikan pada Bab Pendahuluan, dijabarkan latar belakang penelitian, masalah penelitian, persoalan penelitian. Bab berikutnya menjabarkan Landasan Teori. Metode penelitian mencakup jenis dan sumber data serta teknik analisis yang digunakan. Bab selanjutnya merupakan inti dari penelitian, yang terdiri dari analisis dan bahasan analisis. Bab terakhir menyajikan kesimpulan penelitian beserta imlikasinya. Penulis berharap, kiranya penelitian sederhana ini bermanfaat bagi pembaca umum dan pihak-pihak yang bersangkutan khususnya, maupun peneliti lain. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran sangat penulis hargai dengan suka cita, karena semuanya akan menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian lanjut dalam topik yang sama.
Salatiga, 05 Mei 2014
Penulis vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Salatiga)” ini. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan yang sangat berati dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada : 1. Allah SWT, atas segala Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 2. Bapak Hari Sunarto, SE., M.BA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 3. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., M.BA selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. 4. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., M.BA selaku wali studi yang telah memberikan pengarahan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana. 5. Bapak Dr. Usil Sis Sucahyo, SE., M.BA selaku dosen pembimbing, yang senantiasa
meluangkan
waktu,
pikiran,
dan
tenaga
untuk
membimbing penulis selama masa penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang tak ternilai. 7. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama kuliah.
viii
8. Kedua Orang tua dan Mas Adit tercinta, terimakasih atas kasih sayang, doa, bimbingan serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis. 9. Seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat, doa serta dukungan kepada penulis. 10. Teman-teman seperjuangan, Florentina Paula Putri Gani, Diah Intan Pandini dan Sari Wulan yang telah memberikan dukungan dan menjadi patner selama masa-masa kuliah dari semester 1 hingga akhir semester. Teman satu bimbingan, Elisya Kayori terimakasih atas bantuan dan dukungannya. 11. Rienda Sito Murti, Ignatia Linda Pratiwi dan Gendon, sahabat yang saling menguatkan, menghibur, memberikan dukungan, bantuan, kebersamaan, semangat, canda tawa dan keceriaan, tempat sharing dikala penulis mengalami keputus-asaan dalam pembuatan kertas kerja ini, sehingga penulis dapat bangkit lagi dan termotivasi kembali. Terima kasih sudah menjadi sahabat dan teman satu perjuangan. Pengalaman suka maupun duka dan kenangan yang “menggila” bersama kalian tak akan pernah penulis lupakan. Akan sangat merindukan kalian dan hal-hal gila yang kita lakukan. Semester terakhir kita kuliah adalah kenangan paling menyenangkan semoga kita menjadi best friend forever. Amin. 12. Teman-teman akuntansi angkatan 2009 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, terima kasih atas segala kebersamaan dan pengalaman yang didapat. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa pastilah penuh dengan ketidak sempurnaan. Apabila di dalam penulisan ini terdapat kekurangan, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya, serta mengharapkan saran yang membangun dan masukan demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap ix
semoga penulisan kertas kerja ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta demi kemajuan penelitian-penelitian selanjutnya
Salatiga, 05 Mei 2014 Penulis
Wisnu Ayona T. N.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..............................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ...........................................................................
iii
MOTTO .............................................................................................................
iv
ABSTRACT .........................................................................................................
v
SARIPATI...........................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vii
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................
viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xiv
1. PENDAHULUAN ........................................................................................
1
2. KERANGKA TEORITIS .............................................................................
4
Teori Good Governance ...............................................................................
4
Kualitas Audit ...............................................................................................
6
Kompetensi ...................................................................................................
7
Independensi .................................................................................................
8
Akuntabilitas .................................................................................................
10
Motivasi ........................................................................................................
11
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit ............................................
14
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit ..........................................
16
xi
Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit ..........................................
17
Pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Audit .................................................
18
Model Penelitian ...........................................................................................
19
3. METODE PENELITIAN..............................................................................
19
Jenis dan Sumber Data ..................................................................................
19
Populasi dan Sampel .....................................................................................
19
Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................................
20
Instrumen Penelitian .....................................................................................
21
Teknik Analisis .............................................................................................
23
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..............................................................
27
Profil Responden ...........................................................................................
27
Uji Validitas dan Reliabilitas Data................................................................
29
Uji Asumsi Klasik .........................................................................................
29
Pengujian Hipotesis ......................................................................................
30
Pembahasan ...................................................................................................
31
5. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................
33
Kesimpulan ..................................................................................................
33
Implikasi .......................................................................................................
34
Keterbatasan dan Saran .................................................................................
34
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
35
LAMPIRAN ........................................................................................................
39
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakretistik Responden .......................................................................
28
Tabel 2. Hasil Olahan Regresi Berganda ............................................................
30
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Kuesioner ..........................................................................................
40
Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kualitas Audit Auditor ....................
45
Lampiran 2 Uji Normalitas .................................................................................
50
Lampiran 3 Uji Autokorelasi dan Multikorelasi ................................................
51
Lampiran 4 Uji Heteroskedastisitas ....................................................................
53
Lampiran 5 Uji Regresi Berganda ......................................................................
55
xiv
1. Pendahuluan Pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Akuntabilitas sektor publik berhubungan dengan praktik transparansi dan pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik. Sedangkan good governance menurut World
Bank
didefinisikan
sebagai
suatu
penyelenggaraan
manajeman
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab dan sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara politis maupun administratif, menciptakan disiplin anggaran, serta menciptakan kerangka hukum dan politik bagi tumbuhnya aktivitas usaha (Mardiasmo, 2005). Menurut Mardiasmo (2005), terdapat tiga aspek utama yang mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance), yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar eksekutif, yaitu masyarakat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian (control) adalah mekanisme yang dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Sedangkan pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
1
Kualitas
dari
hasil
kerja
auditor
dapat
dipengaruhi
oleh
rasa
tanggungjawab (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan tugas audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya
(Mardisar
tanggungjawabnya
sebagai
dan
Sari,
profesional
2007). setiap
Dalam auditor
melaksanakan
harus
senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Penelitian ini mengadopsi variabel penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, dkk (2011), meliputi variabel kompetensi, independensi dan kualitas audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah ditambahkannya variabel akuntabilitas dan menambah variabel motivasi, alasan ditambahkannya variabel akuntabilitas karena dalam prinsip-prinsip etika auditor selain kompetensi dan independensi, auditor juga harus memiliki tanggungjawab (akuntabilitas) terhadap profesinya dan alasan ditambahkan motivasi sebagai variabel baru pada penelitian ini karena dalam diri seseorang yang terdapat keinginan individu yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu agar dapat mencapai suatu tujuan (Reksohadiprodjo dalam Ardini, 2010). Jadi auditor harus memiliki sifat independen, kompeten, akuntabel dan adanya motivasi yang kuat dari auditor untuk berperan dalam menentukan kualitas audit yang nantinya juga akan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor. Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah kompetensi aparat pengawasan
2
berpengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? 2) Apakah independensi aparat pengawasan berpengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? 3) Apakah akuntabilitas aparat pengawasan berpengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? 4) Apakah motivasi aparat pengawasan berpengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? 5) Apakah kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi aparat pengawasan secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah? Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk 1) Mengetahui pengaruh kompetensi aparat pengawas terhadap kualitas audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, 2) Mengetahui pengaruh independensi aparat pengawas terhadap kualitas audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, 3) Mengetahui pengaruh akuntabilitas aparat pengawas terhadap kualitas audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, 4) Mengetahui pengaruh motivasi aparat pengawas terhadap kualitas audit inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah, inspektorat, dan akademisi mengenai prinsip-prinsip etika yang harus dimiliki oleh aparat pengawas agar dapat menghasilkan laporan audit yang berkualitas sehingga dapat mewujudkan good governance.
3
2. Kerangka Teoritis Teori Good Governance Menurut Bank Dunia (World Bank) good governance merupakan cara kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009 dalam Kuswanto, 2012). UNDP (United National Development Planning) mendefinisikan good governance merupakan praktek penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan. Penyelenggaraan negara secara politik, ekonomi dan administratif di semua tingkatan. Dalam konsep di atas, ada tiga pilar good governance yang penting,
yaitu:
kesejahteraan
rakyat
(economic
governance),
proses
pengambilan keputusan (political governance), dan tata laksana pelaksanaan kebijakan (administrative governance) (Prasetijo, 2009 dalam Kuswanto, 2012). Kunci utama memahami good governance, menurut Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), adalah pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-prinsip tersebut meliputi (Hardjasoemantri, 2003 dalam Kuswanto, 2012 ): a) Partisipasi masyarakat: semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembagalembaga perwakilan yang sah yang mewakili kepentingan mereka. Partisipasi
menyeluruh
tersebut
dibangun
berdasarkan
kebebasan
berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kepastian untuk berpartisipasi secara konstruktif.
4
b) Tegaknya supremasi hukum: kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa
pandang
bulu,
termasuk
didalamnya
hukum-hukum
yang
menyangkut hak asasi manusia. c) Transparasi: transparansi dibangun atas dasar informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintah, lembaga-lembaga, dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau. d) Peduli dan stakeholder: lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. e) Berorientas pada consensus: tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan
yang
berbeda
demi
terbangunnya
suatu
consensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompokkelompok masyarakat, dan bila mungkin, consensus dalam hal kebijakankebijakan dan prosedur-prosedur. f) Kesetaraan:
semua
warga
masyarakat
mempunyai
kesempatan
memperbaiki atau mempertahankan kesejahteraan mereka. g) Efektifitas dan efisiensi: proses-proses pemerintahan dan lembagalembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. h) Akuntabilitas: para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat bertanggungjawab, baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
5
i) Visi strategis: para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya, dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut. Mulyawan (2009) mengemukakan bahwa pemimpin organisasi publik, sruktur organisasi dan sumberdaya manusianya baik maka akan tercipta good governance yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi itu sendiri. Dengan demikian jelaslah pelaksanaan good governance akan berpengaruh terhadap kinerja organisasi, sehingga para stakeholders dalam hal ini masyarakat luas dapat merasa terpuaskan akan hasil kinerja dari organisasi tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dalam Yuanida (2010) dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor good governance terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah, selain faktor-faktor good governance, prinsip-prinsip good governance juga terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja dari suatu organisasi dapat mempengaruhi terciptanya good governance. Kualitas Audit AAA Financial Accounting Commite (2000) dalam Indah (2010) menyatakan bahwa “Kualitas audit ditentukan oleh 2 hal yaitu kompetensi
6
(keahlian) dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Lebih lanjut, persepsi pengguna laporan keuangan atas kualitas audit merupakan fungsi dari persepsi mereka atas independensi dan keahlian auditor“. Menurut Mardisar dan Sari (2007) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. De Angelo (1981) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi klien. Berdasarkan kedua pendapat tersebut di atas, pada penelitian ini yang dimaksud dengan kualitas audit adalah auditor dituntut oleh pihak yang berkepentingan untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan agar dapat menjalankan kewajibannya. Kompetensi Standar kompetensi auditor ( dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-211/K/JKF/2010 pasal 1) menyebutkan kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa
7
pengetahuan, keahlian, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Kompetensi yang dikutip dari web milik The Institute of Internal Auditors (https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx) menyebutkan bahwa “internal auditors apply the knowledge, skills, and experience needed in the performance of internal audit services”. Menurut Virtanen (2000) competence is seen as an attribute of an employee referring to "a kind of human capital resource that can be transformed into productivity". Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan kompetensi auditor dalam penelitian ini mengacu pada, Standar kompetensi auditor ( dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-211/K/JKF/2010 pasal 1) menyebutkan kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlian, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Independensi
International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA) mengidentifikasi independensi auditor internal sebagai kriteria paling penting bagi efektivitas fungsi auditor internal. Jadi, dalam setiap kejadian, auditor internal diharapkan untuk mempunyai integritas dan komitmen untuk membuat pendapat yang bebas dari bias (Ahmad dan Taylor, 2009 dalam Hutami dan Chariri, 2011). Independensi menurut Arens dkk. (2008 : 111) berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Pada penelitian ini independensi diproksikan
8
dengan 4 sub variabel yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit. Independensi yang dikutip dari web milik The Institute of Internal Auditors (https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx) menyebutkan bahwa “independence is the freedom from conditions that threaten the ability of the internal audit activity to carry out internal audit responsibilities in an unbiased manner. To achieve the degree of independence necessary to effectively carry out the responsibilities of the internal audit activity, the chief audit executive has direct and unrestricted access to senior management and the board. This can be achieved through a dual-reporting relationship. Threats to independence must be managed at the individual auditor, engagement, functional, and organizational levels”. Agoes (2004) dalam Ardini (2010) mengklasifikasikan aspek independensi seorang auditor menjadi 3 aspek : (1) Independensi senyatanya (independent in fact), yaitu suatu keadaan dimana auditor memiliki kejujuran yang tinggi dan melakukan audit secara obyektif; (2) Independensi dalam penampilan (independent in appeareance), yaitu pandangan pihak
luar
terhadap diri auditor sehubungan denngan pelaksanaan audit; (3) Independensi dari sudut keahlian atau kompetensi (independent in competence), hal ini berhubungan erat dengan kompetensi atau kemampuam auditor dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan independensi auditor dalam penelitian ini mengacu pada, International Standards for the
9
Professional Practice of Internal Auditing (ISPPIA) mengidentifikasi independensi auditor internal sebagai kriteria paling penting bagi efektivitas fungsi auditor internal. Jadi, dalam setiap kejadian, auditor internal diharapkan untuk mempunyai integritas dan komitmen untuk membuat pendapat yang bebas dari bias (Ahmad dan Taylor, 2009 dalam Hutami dan Chariri, 2011). Akuntabilitas Tetclock (1987) mendefinisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat sesorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Sedangkan Stanbury (2003) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012) mendefisinikan akuntabilitas
dalam
sektor
publik
merupakan
bentuk
kewajiban
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sassaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Menurut Mardisar dan Sari (2007), seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh supervisor/ manajer/pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas rendah. Dalam standar umum dikatakan auditor independen harus melaksanakan tugasnya dengan cermat dan seksama. Kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggungjawab setiap petugas audit yang bekerja pada suatu kantor akuntan publik. Kecermatan dan keseksamaan menyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana
10
kesempurnaan pekerjaannya itu. Jadi kecermatan dan keseksamaan merupakan tanggungjawab setiap auditor. Akuntabilitas (tanggungjawab) yang harus dimiliki auditor, yaitu : tanggungjawab kepada klien dan tanggungjawab rekan seprofesi. Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan akuntabilitas auditor dalam penelitian ini mengacu pada, Tetclock (1987) mendefinisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang membuat sesorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Motivasi Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman 2007: 73), menyebutkan bahwa motivasi sebagai perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu: bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia; motivasi di tandai dengan munculnya rasa/”feeling” yang relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi serta dapat menentukan tinggkah-laku manusia; motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan dan tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Sedangkan Terry dalam Efendy (2010) mendefinisikan motivasi sebagai keinginan di dalam seorang individu yang mendorong ia untuk
11
bertindak. Dari berbagai jenis teori motivasi, teori yang sekarang banyak dianut adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya. Ahli yang mencoba merumuskan kebutuhan-kebutuhan manusia, di antaranya adalah Abraham Maslow (Wahjosumidjo 1987 dalam Efendy 2010). Maslow telah menyusun “tingkatan kebutuhan manusia”, yang pada pokoknya didasarkan pada prinsip, bahwa: 1) Manusia adalah “ binatang yang berkeinginan” 2) Segera setelah salah satu kebutuhannya terpenuhi, kebutuhan lainnya akan muncul 3) Kebutuhan-kebutuhan manusia nampak diorganisir ke dalam kebutuhan yang bertingkat-tingkat 4) Segera setelah kebutuhan itu terpenuhi, maka mereka tidak mempunyai pengaruh yang dominan, dan kebutuhan lain yang lebih meningkat mulai mendominasi Maslow merumuskan lima jenjang kebutuhan manusia, sebagaimana dijelaskan sebagai berikut (Wahjosumidjo 1987 dalam Efendy 2010): 1) Kebutuhan mempertahankan hidup (Physiological Needs). Manifestasi kebutuhan ini tampak pada tiga hal yaitu sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan biologis. 2) Kebutuhan rasa aman (Safety Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain adalah kebutuhan akan keamanan jiwa, di mana manusia berada,
12
kebutuhan keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua. 3) Kebutuhan social (Social Needs). Manifestasi kebutuhan ini antara lain tampak pada kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain (sense of belonging), kebutuhan untuk maju dan tidak gagal (sense of achievement), kekuatan ikut serta (sense of participation). 4) Kebutuhan akan penghargaan/prestise (Esteem Needs), semakin tinggi status, semakin tinggi pula prestisenya. Prestise dan status ini dimanifestasikan dalam banyak hal, misalnya mobil mercy, kamar kerja yang full AC, dan lain-lain. 5) Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja (Self Actualization), kebutuhan ini bermanifestasi pada keinginan mengembangkan kapasitas mental dan kerja melalui seminar, konferensi, pendidikan akademis, dan lain-lain. Sehubungan dengan audit pemerintah, terdapat penelitian mandiri mengenai pengaruh rewards instrumentalities dan environmental risk factors terhadap motivasi partner auditor independen untuk melaksanakan audit pemerintah. Penghargaan (rewards) yang diterima auditor independen pada saat melakukan audit pemerintah dikelompokkan ke dalam dua bagian penghargaan, yaitu penghargaan intrinsik (kenikmatan pribadi dan kesempatan membantu orang lain) dan penghargaan ekstrinsik (peningkatan karir dan status). Sedangkan faktor risiko lingkungan (environmental risk factors) terdiri dari iklim politik dan perubahan kewenangan (Lowehnson and Collins 2001 dalam Efendy 2010).
13
Motivasi yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Terry dalam Efendy (2010) yang mendefinisikan motivasi sebagai keinginan di dalam seorang individu yang mendorong ia untuk bertindak. Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Kompetensi auditor adalah kemampuan auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif, dan obyektif (Efendy, 2010). Auditor yang belum memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman yang memadai dalam bidang audit akan mempengaruhi kualitas audit, kualitas audit dapat dikatakan tinggi apabila audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. Dalam audit pemerintahan, auditor dituntut untuk memiliki dan meningkatkan kemampuan atau keahlian bukan hanya dalam metode dan teknik audit, akan tetapi segala hal yang menyangkut pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan kegiatan pemerintah, sehingga auditor
dapat menemukan serta melaporkan pelanggaran pada
sistem akuntansi pemerintah dengan berpedoman pada standar akuntansi dan standar audit yang telah ditetapkan (Efendy, 2010). Penelitian yang dilakukan Alim, dkk, (2007) menyatakan bahwa kompentensi berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
14
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Murtanto (1998) dalam Mayangsari (2003) menunjukkan bahwa komponen kompetensi untuk auditor di Indonesia terdiri atas: 1 Komponen pengetahuan, yang merupakan komponen penting dalam suatu kompetensi. Komponen ini meliputi pengetahuan terhadap fakta-fakta, prosedur-prosedur dan pengalaman. Kanfer dan Ackerman (1989) dalam Mayangsari (2003) juga mengatakan bahwa pengalaman akan memberikan hasil dalam menghimpun dan memberikan kemajuan bagi pengetahuan. 2
Ciri-ciri psikologi, seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas, kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Gibbin’s dan Larocque’s (1990) dalam Mayangsari (2003) juga menunjukkan bahwa kepercayaan, komunikasi, dan kemampuan untuk bekerja sama adalah unsur penting bagi kompetensi audit. Penelitian Nizarul dkk (2007) dalam Ilmiyati dan Suhardjo (2012)
menyatakan bahwa kompetensi auditor yang berdimensi pengetahuan dan pengalaman kerja auditor memiliki hubungan positif terhadap kualitas hasil auditor. Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut : H1 : Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah.
15
Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit Independensi menurut Arens dkk. (2008 : 111) berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias. Pada penelitian ini independensi diproksikan dengan 4 sub variabel yaitu lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit. Independensi auditor merupakan salah satu faktor yang penting untuk menghasilkan audit yang berkualitas. Karena jika auditor kehilangan independensinya, maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan (Supriyono, 1988 dalam Efendy, 2010). Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dapat dilihat dari interaksi independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit berpengaruh signifikan, sedangkan kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit (Alim, dkk, 2007). Mayangsari (2003) mengemukakan bahwa hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan alat analisis ANOVA diperoleh hasil bahwa auditor yang memiliki keahlian dan independen memberikan pendapat tentang kelangsungan hidup perusahaan yang cenderung benar dibandingkan auditor yang hanya memiliki salah satu karakteristik atau sama sekali tidak memiliki keduanya. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan uji Simple Factorial Analysis of Variance diperoleh hasil bahwa auditor yang ahli lebih banyak mengingat informasi yang atypical sedangkan auditor yang tidak ahli lebih banyak mengingat informasi yang typical.
16
Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut : H2 : Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit Akuntabilitas (tanggungjawab) yang harus dimiliki auditor,yaitu : (1) tanggungjawab kepada klien, (2) tanggungjawab rekan seprofesi, (3) tanggungjawab dalam praktik lain. Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997) dan Tan dan Alison (1999) dalam Mardisar dan Sari (2007) melihat ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas individu. Pertama, seberapa besar motivasi mereka untuk meyelesaikan pekerjaan tesebut, kedua, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, dan ketiga, seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keingian dan usaha seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Penelitian Mardisar dan Sari (2007) menyatakan bahwa akuntabilitas dan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor. Berdasarkan hasil penelitian di atas serta kesimpulan dari landasan teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut : H3 : Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah.
17
Pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Audit Motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang menuju sasaran, membantu kita mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi (Goleman (2001) dalam Ardini (2010)). Sebagaimana dikatakan oleh Goleman (2001) dalam Ardini (2010), hanya motivasi yang akan membuat seseorang mempunyai semangat juang yang tinggi untuk meraih tujuan dan memenuhi standar yang ada. Dengan kata lain, motivasi akan mendorong seseorang, termasuk auditor, untuk berprestasi, komitmen terhadap kelompok serta memiliki inisiatif dan optimisme yang tinggi. Respon atau tindak lanjut yang tidak tepat terhadap laporan audit dan rekomendasi yang dihasilkan akan dapat menurunkan motivasi aparat untuk menjaga kualitas audit. Kualitas audit akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan auditor yang menjadikan motivasi kerjanya dapat terpenuhi. Kompensasi dari organisasi berupa penghargaan (reward) sesuai profesinya, akan menimbulkan kualitas audit karena mereka merasa bahwa organisasi telah memperhatikan kebutuhan dan pengharapan kerja mereka. Dengan demikian,
apabila
seseorang
atau
auditor
mempunyai
kompetensi,
independensi dan akuntanbilitas maka akan mengarahkan atau menimbulkan motivasi secara profesional dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan menambah kualitas audit (Ardini, 2010). Berdasarkan dari tinjauan paparan di atas kesimpulan dari landasan teori yang ada, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
18
H4 : Motivasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah Model Penelitian Kompetensi
Independensi
Kualitas audit aparat Inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah
Akuntabilitas
Motivasi
3. Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor pada Inspektorat Kota Salatiga sebagai responden dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan langsung oleh peneliti. Karena cara ini yang diperkirakan lebih efektif dan efisien. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat fungsional Inspektorat Kota Salatiga yang ikut dalam tugas pemeriksaan yang berjumlah 37 orang, semua anggota populasi dipilih menjadi anggota sampel (sensus). 19
Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Independen: 1. Kompetensi adalah pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang
dibutuhkan auditor untuk dapat melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Indikator yang digunakan untuk menilai kompetensi auditor dalam penelitian ini antara lain penguasaan standar akuntansi dan auditing, wawasan tentang pemerintahan, dan peningkatan keahlian yang mengacu pada kuesioner Efendy (2010).
2. Independensi adalah kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas audit yang dilaksankannya. Indikator yang digunakan untuk menilai independensi auditor dalam penelitian ini antara lain hubungan dengan klien, tekanan dari klien, telaah dari rekan auditor, dan jasa non audit yang mengacu pada kuesioner Elfarini (2007). 3. Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikologi yang membuat sesorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Indikator yang digunakan untuk menilai akuntabilitas auditor dalam penelitian ini antara lain tanggungjawab tehadap klien dan rekan seprofesi yang mengacu pada kuesioner Cindorahma (2010). 4. Motivasi merupakan sebuah proses untuk mencapai suatu tujuan. Indikator yang digunakan untuk menilai motivasi auditor dalam
20
penelitian ini antara lain tingkat aspirasi: urgensi audit yang berkualitas, ketangguhan, keuletan, dan konsistensi yang mengacu pada kuesioner Efendy (2010). b. Variabel Dependen : Kualitas Audit adalah tuntutan oleh pihak yang berkepentingan kepada auditor untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan agar dapat menjalankan kewajibannya. Hal ini dilakukan sebagai probabilitas di mana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Ada 3 dimensi dalam penelitian ini yaitu, materialitas, kesesuaian dan kepatuhan terhadap aturan audit, pengendalian dan perhatian atasan. Adapun indikator pertanyaan untuk kualitas audit, yaitu keakuratan temuan audit, sikap skeptis, nilai rekomendasi, kejelasan laporan, manfaat audit, dan tindak lanjut hasil audit yang mengacu pada kuesioner Efendy (2010). Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan media dalam pengumpulan data. Kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban responden konsisten saat diajukan pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini, daftar kuesioner untuk variable kompetensi, dan motivasi auditor terhadap kualitas audit mengacu pada kuesioner Efendy (2010), daftar kuesioner untuk variable independensi terhadap kualitas audit mengacu pada Elfarini (2007), daftar kuesioner untuk variable akuntabilitas terhadap kualitas audit mengacu pada
21
kuesioner Cindorahma (2010), sedangkan daftar kuesioner untuk kualitas audit mengacu pada kuesioner Efendy (2010). Untuk menguji kualitas data yang diperoleh dari penerapan instrumen, maka diperlukan uji validitas, dan uji reliabilitas dengan penjelasan sebagai berikut: 1
Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengetahui sah tidaknya instrumen kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti
(Ghozali, 2006).
Masrun dalam
Sugiyono (2008),
menjelaskan bahwa dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi. Uji validitas dilakukan dengan uji korelasi Pearson Moment antara masingmasing skor indikator dengan total skor konstruk. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai korelasi item butir dengan skor total signifikan pada tingkat signifikansi 0,01 dan 0,02. 2
Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dikatakan handal atau reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsistensi kuesioner dalam mengukur suatu konstruk yang sama atau stabilitas kuesioner jika digunakan dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dilakukan
22
dengan metode internal consistency. Kriteria yang digunakan dalam uji ini adalah One Shot, artinya satu kali pengukuran saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lainnya atau dengan kata lain mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Statistical Product and Service Solution (SPSS) memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Jika nilai koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan bahwa intrumen penelitian tersebut handal atau reliabel (Nunnaly dalam Ghozali, 2006). Teknik Analisis 1
Uji Asumsi Klasik Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yaitu: uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data tersebut dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu menggunakan Uji Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S), grafik histogram dan kurva penyebaran P-Plot. Untuk Uji K-S yakni jika nilai hasil Uji K-S > dibandingkan taraf signifikansi 0,05 maka sebaran data tidak menyimpang dari kurva normalnya itu uji normalitas. Sedangkan
23
melalui pola penyebaran P Plot dan grafik histogram, yakni jika pola penyebaran memiliki garis normal maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan (Ghozali, 2006). c. Uji Multikolinieritas Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksi gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresimyang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2006).
24
d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamataan
ke
pengamatan
homoskedastisitas.
Model
homoskedastisitas,
tidak
yang
regresi
lain yang
heteroskedastisitas.
tetap,
atau
baik
adalah
disebut yang
Heteroskedastisitas
ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika titiktitik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain itu, heteroskedastisitas
dapat
diketahui
melalui
uji
Glesjer.
Jika
probabilitas signifikansi masing-masing variabel independen > 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi (Ghozali, 2006). 2
Uji Statistik Deskriptif Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi berapa besar kekuatan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresinya adalah: Y = a + b1X1+b2X2+b3X3 + b4X4 + e Y = kualitas audit
25
a = konstanta b = koefisien regresi X1 = variabel kompetensi X2 = variabel independensi X3 = variabel akuntabilitas X4 = variabel motivasi Sementara itu, langkah-langkah untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi auditor dilakukan dengan uji R square, uji simultan dan uji parsial. a. Uji R Square Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien determinasi (R2) ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0), artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang mempunyai nilai antara nol dan satu.
26
b. Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan Ftabel. Jika Fhitung > F tabel (n-k-1), maka Ha diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika Fhitung < F tabel (n-k-1), maka Ha ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua variabel independen (X1, X2, X3, X4) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). c. Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. 4. Analisis dan Pembahasan Profil Responden Tabel berikut ini memperlihatkan karakteristik dari responden yang dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, jenis usaha dan melakukan investasi lain. Berikut adalah tabel yang
27
menyajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, latarbelakang pendidikan, usia, lama menjadi auditor dan jabatan. Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Responden Jumlah Jenis Kelamin 26 Laki-laki 11 Perempuan 37 Total Pendidikan 6 S2 31 S1 37 Total Latar Belakang Pendidikan 14 Ekonomi 23 Akuntansi 37 Total Usia 6 20-35 Th 6 36-50 Th 25 51-65 Th 37 Total Lama Menjadi Auditor 11 1-3 Th 26 4-6Th 37 Total Jabatan 9 Auditor JFPP (Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah) 7 19 Pengawas Pemerintahan Madya Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan 1 Daerah 1 Staff 37 Total Sumber: data primer 2014
Prosentase 70,27% 29,73% 100,00% 16,22% 83,78% 100,00% 37,84% 62,16% 100,00% 16,22% 16,22% 67,57% 100,00% 29,73% 70,27% 100,00% 24,32% 18,92% 51,35% 2,70% 2,70% 100,00%
Dari Tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa responden terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 75,27 % dengan sebagian besar tingkat pendidikan terakhir adalah S1 sebesar 83,78 %. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan, responden memiliki pendidikan ekonomi dan akuntansi. Sebagian 28
besar usia responden telah berusia diatas lima puluh tahun dengan lama menjadi auditor sebagian besar antara empat sampai dengan lima tahun. Adapun jabatan yang diemban oleh responden sebagian besar adalah sebagai pengawas pemerintahan madya. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Hasil uji validitas variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi serta kualitas audit diperoleh
nilai Item-Total Correlation tiap
indikator lebih besar dari 0,3 artinya data valid dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach Alpha (α), menunjukkan dari masing-masing variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi serta kualitas audit memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,60. Dengan demikian, maka semua indikator dari variabel conscientiousness dan risk tolerance dapat digunakan dalam pengolahan data selanjutnya (Lampiran1). Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heterokedasitas. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorof smirnof yang diperoleh nilai signifikansi 0,688 yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan normal (lampiran 2). Dengan melihat nilai DW sebesar 1,835 yang berada pada nilai 1,66 sampai dengan 2,34 sehingga tidak ada masalah autokorelasi serta uji multikolienaritas diperoleh nilai VIF < 10 dan nilai tolerance < 0,1 (Lampiran 3). Uji heterokedasitas menggunakan uji glejser
29
yang diperoleh nilai
signifikansi yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan tidak ada masalah heterokedasitas (lampiran 4). Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 17,608 dengan tingkat tingkat signifikansi 0,020, dan karena nilai probalilitas 0,020 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi kualitas audit pada Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah. Selain itu juga, dilihat dari hasil analisis diketahui R Square sebesar 0,673. Hal tersebut menunjukan bahwa variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah sebesar 67,30%, sedangkan sisanya sebesar 32,70% dipengaruhi oleh variabel lain. Untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah diketahui hasilnya sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Olahan Regresi Berganda
Model Constant Kompetensi Independensi Motivasi Akuntabilitas R Square F hitung Sig F
Unstandardized Coefficients B 20,593 0,182 0,401 0,326 0,314
Hipotesis
H1 H2 H3 H4
Sumber: olahan SPSS 30
t hitung
2,616 2,409 2,661 2,560 0,673 17,608 0,020
Sig
Ket
0,018 0,027 0,019 0,015
Diterima Diterima Diterima Diterima
Tabel 2 di atas menunjukan bahwa hasil pengujian untuk variabel kompetensi memberikan nilai beta = 0,182 dengan sig 0,018 < 0,05. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi terhadap kualitas audit. Dengan demikian H1 diterima, sehingga hipotesis 1 pada penelitian ini diterima. Untuk pengujian independensi memberikan nilai beta = 0,401 dengan sig 0,027 < 0,05. Hal ini berarti independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Dengan demikian H2 diterima, sehingga hipotesis 2 pada penelitian ini diterima. Hasil yang sama juga terjadi pada variabel motivasi dan akuntabilitas memberikan nilai masing-masing untuk variabel motivasi (beta = 0,326 dengan sig 0,021 < 0,05) dan akuntabilitas (beta = 0,314 dengan sig 0,014 < 0,05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dan akuntbilitas
dengan
kualitas audit. Dengan demikian H3 dan H4 diterima, sehingga hipotesis 3 dan hipotesis 4 pada penelitian ini diterima. Pembahasan Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Alim, dkk, (2007) menyatakan bahwa kompentensi berpengaruh langsung terhadap kualitas audit. Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pada Inspektorat Kota Salatiga dalam pengawasan keuangan daerah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa untuk meningkatkan kualitas audit, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas-tugas auditnya, dan sebaliknya
31
jika rendah, maka dalam melaksanakan tugasnya auditor akan mendapatkan kesulitan-kesulitan sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan rendah pula. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Alim, dkk, (2007) yang menyatakan bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit dapat dilihat dari interaksi independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit berpengaruh signifikan, sedangkan kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini mengindikasikan bahwa bahwa independensi aparat inspektorat Kabupaten Pasaman tidak terpengaruh dengan penentu kebijakan dan sering adanya mutasi antar satuan kerja perangkat daerah, ataupun sering kali mendapat fasilitas dari auditee. Auditor tetap menganggap bahwa audit yang baik tetap harus dilaksanakan meskipun ada gangguan independesi. Akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Mardisar dan Sari (2007) menyatakan bahwa akuntabilitas dan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kecermatan yang tinggi dalam memeriksa laporan yang akan diaudit, serta mengerjakan tugas audit seoptimal mungkin dengan penuh tanggungjawab akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Selain itu juga bahwa kualitas audit dapat dicapai apabila auditor dalam melaksanakan tugas audit selalu disertai dengan tanggungjawab, memiliki kecermatan yang tinggi dalam memeriksa laporan, mencurahkan usaha (daya pikir) dalam menyelesaikan
32
tugas audit serta selalu berfikir seoptimal mungkin dalam mengerjakan tugas audit. Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Ardini (2010).yang menyatakan bahwa dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan menambah kualitas audit. Hal ini mengindikasikan bahwa Kualitas audit akan tinggi apabila keinginan dan kebutuhan auditor yang menjadikan motivasi kerjanya dapat terpenuhi. Kompensasi dari organisasi berupa penghargaan (reward) sesuai profesinya, akan menimbulkan kualitas audit karena mereka merasa bahwa organisasi telah memperhatikan kebutuhan dan pengharapan kerja mereka. Dengan demikian, apabila seseorang atau auditor mempunyai kompetensi, independensi dan akuntanbilitas maka akan mengarahkan atau menimbulkan motivasi secara professional dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan menambah kualitas audit. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi dalam model penelitian ini, terbukti secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Tingkat koefisien determinasi R square (R2) sebesar 0,673 atau 67,30% dapat menjelaskan bahwa model regresi pada penelitian ini dapat digunakan, karena menunjukkan adanya kontribusi dari kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi yang secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan sisanya sebesar
33
0,327 atau 32,70% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain di luar model. Dari hasil uji t untuk variabel kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi terbukti mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, sehingga model regresi pada penelitian dapat diterima. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian telah terbukti bahwa kompetensi, independensi, akuntabilitas dan motivasi dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor, sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Keterbatasan dan Saran Keterbatasan dalam penelitian ini adalah responden dalam penelitian ini tidak semuanya berprofesi sebagai auditor, karena pada saat penelitian ini dilakukan ada beberapa auditor yang beralih jabatan menjadi pengawas pemerintahan madya, pengawas penyelenggara urusan pemerintahan daerah dan jabatan fungsional pengawas pemerintah. Pada saat pengambilan penyebaran kuesioner kepada aparat Inspektorat Kota Salatiga yang ikut dalam tugas pemeriksaan, ada beberapa responden yang tidak sempat mengisi kuesioner. Hal ini dikarenakan kesibukan responden, oleh sebab itu peneliti melakukan penyebaran kuesioner sebanyak dua kali. Oleh karena itu, penelitian mendatang sebaiknya melakukan konfirmasi dan membuat janji kepada pihak-pihak terkait sebelum menyebarkan kuesioner.
34
Pengukuran untuk
masing-masing variabel dalam penelitian ini
kurang mempertimbangkan objektivitas data responden yang terdapat dalam kuesioner. Untuk penelitian mendatang sebaiknya dalam data responden yang terdapat pada kuesioner menambahkan poin mengenai pelatihan-pelatihan apa saja yang pernah diikuti. Pengukuran lebih pada auditor eksernal, hal ini dikarenakan acuan yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengarah pada auditor eksternal. Sehingga untuk penelitian mendatang sebaiknya menggunakan acuan yang mengarah pada auditor internal. Acuan tersebut dapat dilihat dalam web https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx. Penelitian mendatang sebaiknya menambah variabel-variabel lain yang belum termasuk dalam penelitian ini seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, pengetahuan, keahlian, sikap perilaku dan sebagainya.
Daftar Pustaka Ahmad, A. W., F. Sriyuniati, N. Fauzi, dan Y. Septriani. 2011. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi pada Inspektorat Kabupaten Pasaman)”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 6, No. 2, Desember 2011. Alim, M.N., T. Hapsari, dan L. Purwanti. 2007. “Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor sebagai Variabel Moderasi”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar.
35
Ardini, L. 2010. “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi terhadap Kualitas Audit”. Majalah Ekonomi. Tahun XX, No 3, Desember 2010. Surabaya. Arens, A. A., R. J. Elder, dan Beasley M. S. 2008. Auditing and Assurances Services - An Integrated Approach. Edisi Keduabelas. Prentice Hall. Christiawan, Y. J. 2003. ”Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik. Refleksi Hasil Penelitian Empiris”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.4, No. 2 (Nov) Hal. 79-92. Efendy, M. T. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintahan Kota Gorontalo), Tesis
Program
Pascasarjana,
UNDIP.
eprints.undip.ac.id/24634/1/Muh._Taufiq_Efendy.pdf.
17
Oktober
2012. Ghozali, I. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”. Edisi 3. BP. https://na.theiia.org/Pages/IIAHome.aspx, yang diakses tanggal 27 Mei 2014. https://www.bpkp.go.id/uu/filedownload/8/88/1948.bpkp,
yang
diakses
tanggal 3 Juni 2014. Hutami, G. dan Chariri, A. 2011. “Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah
(Studi
Empiris
pada
Inspektorat
Kota
Semarang)”.
http://eprints.undip.ac.id/30903/1/Jurnal_-_Gartiria_Hutami.pdf. 3 Juni 2014. Ilmiyati, F., dan Yohanes S. 2012. “Pengaruh Akuntabilitas dan Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Semarang)”. Jurnal Akuntansi, Volume 1, No 1, Januari 2012. 36
Indah, S. N. M. 2010. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap
Kualitas
Audit,
Skripsi,
UNDIP.
eprints.undip.ac.id/22994/1/SKRIPSI...pdf. 18 Oktober 2012. Kuswanto,
G.
2012.
Pelaksanaan
Good
Govrnance
di
Indonesia.
http://www.banyumaskab. go.id/berita/berita_detail/246. 23 Januari 2014. Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta. Mardisar, D. dan R. N. Sari. 2007. “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor”. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar. Mayangsari, S. 2003. ”Pengaruh Keahlian dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasi eksperimen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.1 (Januari). Mulyawan, B. 2009. Pengaruh Pelaksanaan Good Governance terhadap Kinerja Organisasi (Studi pada Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang), Skripsi, USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345 6789/14915/1/09E00979.pdf. 23 Januari 2014. Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Penerbit Grafindo Persada. Jakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung. Tetclock, P.E dan J.L. Kim. 1987. Accountability and judgment processes in a personality prediction task. Journal of Personality and Social psychology (April): 700-709.
37
Virtanen, T. 2000. Changing competences of public managers: tensions in commitment. The International Journal of Public Sector Management, Vol. 13 No. 4. MBC Univercity Press.
38
39
KUESIONER A. DATA RESPONDEN Mohon anda memberi tanda X pada pilihan jawaban pertanyaan berikut: 1. Nama :
(boleh diisi atau tidak)
2. Alamat : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :
Pria S3
Wanita S2
S1
D3
Lainnya 5. Latar belakang pendidikan :
Akuntansi
Ekonomi
Non Akuntansi 6. Usia :
20-35 Th
36-50 Th
7. Berapa lama anda menjadi auditor:
1-3 Th
51-65 Th 4-6Th
8. Jabatan saat ini :
B. DAFTAR PERTANYAAN Silahkan memberikan jawaban anda dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia:
SS S N TS STS Anda
: jika pernyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan diri Anda : jika pernyataan tersebut SESUAI dengan diri Anda : NETRAL : jika pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan diri Anda : jika pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan diri
40
Kompetensi Indikator 1
2
3
Penguasaan Standar Akuntansi dan Auditing Wawasan tentang Pemerintahan
4
5 Peningkatan Keahlian 6
Independensi Indikator 7
8
Hubungan dengan Klien
9 10 11 12 13
Tekanan dari Klien
Pernyataan STS Di bangku kuliah (pendidikan formal) saya memperoleh pengetahuan yang sangat berguna dalam proses audit. Saya memahami dan mampu melakukan audit sesuai standar akuntansi dan auditing yang berlaku. Saya memahami hal-hal terkait pemerintahan (di antaranya struktur organisasi, fungsi, program, dan kegiatan pemerintahan). Seiring bertambahnya masa kerja saya sebaga auditor, keahlian auditing saya pun makin bertambah. Saya selalu mengikuti dengan serius pelatihan akuntansi dan audit yang diselenggarakan internal inspektorat. Dengan inisiatif sendiri saya berusaha meningkatkan penguasaan akuntansi dan auditing dengan membaca literatur atau mengikuti pelatihan di luar lingkungan inspektorat.
TS
N
S
SS
Pernyataan Saya berupaya tetap bersifat independen dalam melakukan audit walaupun telah lama menjalin hubungan dengan klien. Tidak semua kesalahan klien yang saya temukan saya laporkan karena lamanya hubungan dengan klien tersebut. Auditor sebaiknya memiliki hubungan dengan klien yang sama paling lama 3 tahun. Agar tidak kehilangan klien, kadang-kadang saya harus bertindak tidak jujur. Jika audit yang saya lakukan buruk, maka saya dapat menerima sanksi dari klien. Tidak semua kesalahan klien saya laporkan karena saya mendapat peringatan klien. Saya tidak berani melaporkan kesalahan klien karena klien dapat mengganti posisi saya dengan auditor lain.
TS
N
S
SS
41
STS
14
Fasilitas yang saya terima dari klien menjadikan saya sungkan terhadap klien sehingga kurang bebas dalam melakukan audit.
15
Saya tidak membutuhkan telaah dari rekan auditor untuk menilai prosedur audit saya karena kurang dirasa manfaatnya.
Telaah dari Rekan Auditor 16
17 Jasa Non Audit 18
Motivasi Indikator 19
20
Tingkat Aspirasi: Urgensi Audit yang Berkualitas
21
22
23
Ketangguhan
Keuletan
24 25 Konsistensi 26
Saya bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim. Selain memberikan jasa audit, suatu kantor akuntan dapat pula memberikan jasa-jasa lainnya kepada klien yang sama. Jasa non audit yang diberikan pada klien dapat merusak independensi penampilan audit publik.
Pernyataan Tanpa auditor internal, sebenarnya pemerintahan sudah bisa berjalan dengan baik. Hasil audit saya benar-benar dimanfatkan oleh penentu kebijkan sehingga akan memberi pengaruh yang cukup besar bagi peningkatan kualitas pelayanan publik. Saya tidak akan menerima dampak negatif apa pun jika tidak melakukan audit dengan baik. Saya cenderung memaafkan jika ada sedikit penyimpangan karena saya pun mungkin akan melakukan kesalahan yang sama jika ada pada posisi tersebut. Apa yang saya lakukan selama ini sudah cukup baik, tidak perlu adanya perbaikan. Saya sering melakukan introspeksi diri Saya akan mempertahankan hasil audit saya meskipun berbeda degan hasil audit rekan lain dalam tim. Kesungguhan saya dalam menjalankan tugas sering dipengaruhi mood (suasana hati). 42
STS
TS
N
S
SS
Akuntabilitas Indikator
27
28
29
30
31
Tanggungjawab terhadap Klien dan Rekan Seprofesi
32
33
34
35
Kualitas Audit Auditor Indikator 36 37
Keakuratan Temuan Audit
Pernyataan STS Laporan Hasil Pemeriksaan yang dibuat oleh auditor pemerintah (BPK) harus disampaikan kepada pengguna laporan keuangan daerah secara tepat waktu, yaitu maksimal dua bulan setelah pemeriksaan. Laporan Hasil Pemeriksaan harus dibuat dan disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) dengan tujuan yang jelas. Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh auditor pemerintah (BPK) harus disampaikan untuk masyarakat (publik). Laporan Hasil Pemeriksaan yang disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) dibuat dalam format yang mudah dipahami. Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat dan disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) harus berisi masalah-masalah relevan. Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat dan disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) harus berisi rekomendasi-rekomendasi yang efektif. Laporan hasil pemeriksaan yang dibuat dan disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) harus bisa menjelaskan luas pekerjaan (lingkup) pemeriksaan yang dilaksanakan. Laporan Hasil Pemeriksaan yang dibuat dan disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) merupakan mekanisme yang efektif untuk menjamin akuntabilitas sektor publik. Laporan Hasil Pemeriksaan yang dibuat dan disampaikan oleh auditor pemerintah (BPK) harus memperhatikan kebutuhan pengguna informasi (pengguna laporan keuangan).
Pernyataan Saya menjamin temuan audit saya akurat. Saya bisa menemukan sekecil apapun kesalahan/penyimpangan yang ada. Saya tidak pernah melakukan rekayasa, temuan apapun saya laporkan apa adanya.
43
STS
TS
TS
N
N
S
S
SS
SS
38
Sikap Skeptis
39
Nilai Rekomendasi
40
Kejelasan Laporan
41
Manfaat Audit
42 43
Tindak Lanjut Hasil Audit
Saya percaya pada klien saya kali ini tidak akan saya temui kesalahan/penyimpangan, sebab sebelumnya saya pernah mengaudit klien yang sama dan waktu itu tidak ada temuan. Rekomendasi yang saya berikan dapat memperbaiki penyebab dari kesalahan/penyimpangan yang ada. Laporan hasil audit saya dapat dipahami oleh klien. Audit yang saya lakukan akan dapat menurunkan tingkat kesalahan/penyimpangan yang selama ini terjadi. Hasil audit saya dapat ditindaklanjuti oleh klien. Saya terus memantau tindak lanjut hasil audit.
44
LAMPIRAN 1 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUALITAS AUDIT AUDITOR Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
37
100.0
0
.0
37
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .763
N of Items
.876
9
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted kaa1 kaa2 kaa3 kaa4 kaa5 kaa6 kaa7 kaa8 Kualitas Audit Auditor
60.03 59.68 59.73 59.57 59.81 59.86 59.86 59.43 31.86
54.527 52.336 52.869 53.974 53.713 52.287 51.676 53.197 15.009
Corrected ItemTotal Correlation .615 .665 .477 .438 .630 .702 .722 .664 1.000
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS AKUNTABILITAS Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
45
Cronbach's Alpha if Item Deleted .744 .733 .743 .748 .740 .731 .728 .737 .813
Case Processing Summary N Cases
%
Valid
37
100.0
0
.0
37
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .755
N of Items
.865
10 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted akun1 akun2 akun3 akun4 akun5 akun6 akun7 akun8 akun9 Akuntabilitas
66.78 66.49 66.57 66.35 66.57 66.51 66.43 66.19 66.78 35.22
Corrected ItemTotal Correlation
76.452 74.868 77.419 76.512 74.863 74.201 74.752 79.324 69.341 21.119
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS MOTIVASI Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
37 a
Excluded Total
% 100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
46
.600 .704 .420 .533 .737 .741 .674 .415 .697 1.000
Cronbach's Alpha if Item Deleted .734 .727 .742 .756 .726 .724 .727 .747 .709 .809
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .772
N of Items
.892
9
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted mot1 mot2 mot3 mot4 mot5 mot6 mot7 mot8 Motivasi
56.30 55.70 55.97 55.81 56.16 55.78 55.73 55.70 29.81
Corrected ItemTotal Correlation
89.548 96.492 88.194 93.935 87.029 96.508 94.647 91.159 26.102
Squared Multiple Correlation
.810 .492 .737 .509 .837 .516 .608 .677 1.000
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INDEPENDENSI Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .767
N of Items
.916
13
47
Cronbach's Alpha if Item Deleted . . . . . . . . .
.735 .762 .734 .756 .727 .761 .755 .744 .852
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted ind1 ind2 ind3 ind4 ind5 ind6 ind7 ind8 ind9 ind10 ind11 ind12 Independensi
83.51 83.73 83.57 83.70 83.65 83.84 83.76 83.59 84.05 83.59 83.57 83.35 43.65
272.535 268.703 273.252 269.492 278.901 267.417 266.745 264.026 265.775 263.914 277.252 276.512 74.679
Corrected ItemTotal Correlation .682 .871 .726 .683 .695 .862 .839 .789 .724 .629 .641 .659 1.000
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KOMPETENSI Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 37
100.0
0
.0
37
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .756
N of Items
.822
7
48
Cronbach's Alpha if Item Deleted .771 .740 .746 .744 .752 .739 .739 .737 .740 .768 .751 .750 .906
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted komp1 komp2 komp3 komp4 komp5 komp6 Kompetensi
43.08 42.86 42.68 42.73 42.92 42.89 23.38
28.132 27.065 28.003 27.314 27.965 26.710 8.242
49
Corrected ItemTotal Correlation .618 .659 .546 .629 .623 .692 1.000
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted . . . . . . .
.724 .712 .728 .766 .723 .707 .712
LAMPIRAN 2 UJI NORMALITAS
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Unstandardiz ed Residual 37 ,0000000 3,53519559 ,119 ,084 -,119 ,726 ,668
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
50
LAMPIRAN 3 UJI AUTOKORELASI DAN MULTIKOLINEARITAS
Regression Variables Entered/Removedb
Model 1
Variables Entered Akuntabilit as, Independe nsi, Kompeten a si, Motiv asi
Variables Remov ed
,
Method
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
Model Summaryb
Model 1
Durbin-W atson 1,835a
a. Predictors: (Const ant ), Akuntabilitas, Independensi, Kompetensi, Motiv asi b. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor Coeffici entsa
Model 1
Kompetensi Independensi Motiv asi Akuntabilitas
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,098 1,179 ,095 1,542 ,074 1,480 ,096 1,390
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor a Colli nearity Di agnostics
Model 1
Dimension 1 2 3 4 5
Eigenv alue 4,963 2,541E-02 9,581E-03 1,352E-03 7,695E-04
Condition Index 1,000 13,976 22,759 60,587 80,311
(Constant) ,00 ,15 ,81 ,02 ,03
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
51
Variance Proportions Kompetensi Independensi Motiv asi ,00 ,00 ,00 ,00 ,06 ,01 ,02 ,01 ,00 ,08 ,84 ,91 ,89 ,09 ,07
Akuntabilitas ,00 ,00 ,04 ,00 ,95
Residual s Statisti csa
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 28,23 -11,10 -2,293 -2,960
Maximum 35,05 7,58 2,009 2,022
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
52
Mean 31,86 ,00 ,000 ,000
Std. Dev iat ion 1,585 3,535 1,000 ,943
N 37 37 37 37
LAMPIRAN 4 UJI HETEROSKEDASTISITAS
Regression Variabl es Entered/Removedb
Model 1
Variables Entered Akuntabilit as, Independe nsi, Kompet en a si, Motiv asi
Variables Remov ed
Method
,
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: SBRESID
Model Summaryb
Model 1
R ,223a
R Square ,050
Adjusted R Square -,069
St d. Error of the Estimate 2,56469
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Independensi, Kompet ensi, Motiv asi b. Dependent Variable: SBRESID ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 10,987 210,485 221,472
df 4 32 36
Mean Square 2,747 6,578
F ,418
a. Predictors: (Const ant), Akunt abilitas, Independensi, Kompet ensi, Motiv asi b. Dependent Variable: SBRESID
53
Sig. ,795a
Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Kompetensi Independensi Motiv asi Akuntabilitas
Unstandardized Coef f icients B Std. Error -,890 3,518 ,471 ,475 -5,08E-02 ,161 ,117 ,307 -,253 ,300
Standardized Coef f icients Beta ,546 -,177 ,240 -,469
t -,253 ,993 -,316 ,380 -,844
Sig. ,802 ,328 ,754 ,707 ,405
a. Dependent Variable: SBRESID Casewi se Di agnosticsa Case Number 34
St d. Residual 3,229
SBRESID 11,10
a. Dependent Variable: SBRESID
Residual s Statisti csa
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 1,0274 -2,8941 -2,638 -1,128
Maximum 3,5533 8,2803 1,934 3,229
a. Dependent Variable: SBRESID
54
Mean 2,4848 ,0000 ,000 ,000
Std. Dev iat ion ,55244 2,41802 1,000 ,943
N 37 37 37 37
LAMPIRAN 5 UJI REGRESI BERGANDA
Regression Variables Entered/Removedb
Model 1
Variables Entered Akuntabilit as, Independe nsi, Kompeten a si, Motiv asi
Variables Remov ed
Method
,
Enter
a. All requested v ariables entered. b. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
Model Summaryb
Model 1
R ,409a
R Square ,673
Adjusted R Square ,692
St d. Error of the Estimate 3,750
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Independensi, Kompet ensi, Motiv asi b. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 90,410 449,914 540,324
df 4 32 36
Mean Square 22,603 14,060
F 17,608
Sig. ,020a
a. Predictors: (Const ant), Akunt abilitas, Independensi, Kompet ensi, Motiv asi b. Dependent Variable: Kualitas Audit Audit or Coeffici entsa
Model 1
(Constant) Kompetensi Independensi Motiv asi Akuntabilitas
Unstandardized Coef f icients B Std. Error 20,593 5,144 ,182 ,695 ,401 ,235 ,326 ,449 ,314 ,438
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
55
Standardized Coef f icients Beta ,347 ,479 ,430 ,372
t 4,004 2,616 2,409 2,661 2,560
Sig. ,001 ,018 ,027 ,019 ,015
Residual s Statisti csa
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 28,23 -11,10 -2,293 -2,960
Maximum 35,05 7,58 2,009 2,022
a. Dependent Variable: Kualitas Audit Auditor
56
Mean 31,86 ,00 ,000 ,000
Std. Dev iat ion 1,585 3,535 1,000 ,943
N 37 37 37 37