JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
33
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA MENERAPKAN MODEL BELAJAR KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SDN II SUKODONO KARANGREJO TULUNGAGUNG Oleh: Warsito SD Negeri II Sukodono Karangrejo Tulungagung Abstrak. Dalam pembelajaran Bahasa indonesia, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia harus mampu menanamkan sifat saling menghormati, gotong royong dan saling menghargai. Pembelajaran harus mampu memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian dilaksanakan di SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung pada siswa Kelas V Semester I tahun 2011/2012 bidang studi Bahasa Indonesia pokok bahasan menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan) dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil penelitian, prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan Strategi Belajar Kelompok menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui pada sebelum siklus dengan rerata 65,47 dengan tingkat ketuntasan sebesar 20,00%, sedangkan pada siklus I: nilai rata-rata 72,80 dengan ketuntasan mencapai 50,00 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86,10 dengan ketuntasan mencapai 90,00 %, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya. Hal ini membuktikan bahwa penerapan Strategi Belajar Kelompok dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menanggapi penjelasan narasumber dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung secara meyakinkan. Kata kunci: prestasi belajar, belajar kelompok, Bahasa Indonesia
Peran sentral dimiliki oleh bahasa dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu pembelajaran bahasa juga membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Sehingga diperlukan kondisi belajar yang optimal. (Slameto, 1998). Prestasi belajar pada dasarnya merupa-
kan perubahan perilaku sebagai hasil dari suatu tindakan. Menurut Sudjana (2009: 3) hasil belajar adalah perubahan tingkah aku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Winkel (1987: 36) berpendapat bahwa perubahan yang terjadi sebagai akibat aktivitas disebut dengan prestasi belajar atau hasil belajar. Begitu juga pendapat Djamarah (1984: 28) bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesankesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil aktivitas dalam belajar. Untuk membuat kondisi belajar siswa yang optimal, guru harus mampu mengatur
34
Warsito, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
siswa dan sarana pembelajaran serta mengendalikan dalam suasana yang menyenangkan untuk menciptakan tujuan pembelajaran. Pengaturan berkaitan dengan penyampaian pesan pembelajaran atau dapat pula berkaitan dengan penyediaan kondisi belajar. (Sadirman, 1995) Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal, maka proses belajar berlangsung secara optimal pula dan minat belajar siswa akan meningkat. Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 1995: 136). Doyles Fryer menyatakan minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu (Nurkancana dan Sunartana, 1986: 229). Ditinjau dari definisi-definisi tersebut, maka minat itu sebenarnya mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), afeksi (perasaan) dan konasi (kehendak). Unsur kognitif, dalam arti minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal, tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat sementara sehingga perlu dikembalikan lagi ke dalam iklim belajar yang serasi, akan tetapi gangguan dapat bisa pula bersifat cukup serius dan terus-menerus sehingga guru dituntut untuk dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik. Di dalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia, siswa sebagai pusat pembelajaran harus aktif dan tidak pasif. Siswa yang aktif tidak hanya sekedar duduk mendengarkan dan mencatat keterangan dari guru, akan tetapi siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses belajar mengajar. Hal ini
diterapkan karena berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia itu sendiri, yang mengembangkan ketrampilan-ketrampilan berkomunikasi dan berwacana dalam Bahasa Indonesia untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun kenyataannya guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam melaksanakan proses pembelajaran Bahasa Indonesia sering menggunakan metode yang membuat siswa hanya monoton. Tidak optimalnya pendekatan ketrampilan proses dilaksanakan di suatu sekolah karena ada kendala seperti fasilitas pendukung ke arah keterampilan proses terbatas, pokok bahasannya banyak sedangkan waktu yang disediakan relatif singkat, guru kurang terampil melakukan kegiatan yang nyata dan evaluasi yang berlaku hanya menekankan pengetahuan kognitif. Model Belajar Kelompok menjadi pilihan penulis untuk menjawab problem ini karena Model Belajar Kelompok mengarahkan pembelajaran dan sesuai dengan karakter pembelajaran Bahasa Indonesia yang bukan menekankan pada hasil belajar tetapi juga mengaplikasikan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi Bahasa Indonesia materi pokok menanggapi penjelasan narasumber. Hal ini penting karena prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh aktivitas, proses belajar, dan hasil belajar. Bagi guru diharapkan penelitian ini lebih jauh mendorong untuk menjadi guru yang kreatif dan inovatif dalam hal memilih metode dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi kondisi serta dinamika siswa. Manfaat bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan andil dalam meningkatkan hasil belajar dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Jika kita perhatikan latar belakang masalah ini peneliti perlu mengadakan penelitian yang berjudul: “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi Bahasa Indonesia Menerapkan Model Belajar Kelompok Pada Siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung”. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung pada siswa Kelas V Semester I tahun 2011/2012 bidang studi Bahasa Indonesia pokok bahasan menanggapi penjelasan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan) dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Peneliti disini adalah sebagai kepala sekolah di SDN II Sukodono Karangrejo. Penelitian dilakukan siswa kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung. Rancangan Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (1) Perencanaan (Planning), (2) Pelaksanaan (Action), (3) Observasi (Observation), dan (4) Refleksi (Reflection). Prosedur Penelitian Persiapan Tindakan Dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah rendahnya prestasi hasil belajar siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung, adapun penyebab rendahnya prestasi hasil belajar siswa adalah:
35
(a) Siswa enggan untuk bertanya/ mengemukakan pendapat. (b) Siswa malu bertanya. (c) Siswa tidak memahami konsep yang diajarkan. (d) Pertanyaan guru tidak dimengerti siswa. (e) Merasa takut ditertawakan oleh teman-temannya bila pertanyaan yang diajukan salah/jelek. Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Untuk menunjang pemecahan masalah dalam penelitian ini diperlukan alat bantu sebagai berikut: (1) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. Lembar observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh tim action research. (2) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga. (3) Lembaran angket siswa, menitik beratkan bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan guru. (4) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes dilaksanakan tiap akhir siklus. (5) Dokumentasi, digunakan sebagai data aktivitas belajar di kelas. Kegiatan pemotretan ini untuk mengetahui situasi dan kondisi guru maupun siswa ketika melaksanakan penelitian. Untuk mengetahui lebih jelas tindakan yang akan dilaksanakan, berikut disampaikan deskripsi, skenario dan prosedur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini.
36
Warsito, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen yaitu:
turan tentang kegiatan pengajaran, pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. Rencana Pokok Pembelajaran (RPP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar. tujuan pengajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan ini adalah lembar kegiatan yang dipergunakan siswa dan digunakan peneliti untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Lembar observasi pengelolaan Strategi Belajar Kelompok untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pengajaran. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Tes formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman Bahasa Indonesia. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data. Langkah-langkah analisis butir soal adalah sebagai berikut.
Silabus Yaitu seperangkat rencana dan penga-
Validitas Tes
Deskripsi Tindakan Deskripsi tindakan penelitian ini sebagai berikut: Jumlah siswa Kelas V sebanyak 20 siswa dibagi kelompok-kelompok berpasangan 2 siswa dengan teman sebangku. Bagi kelompok yang aktif, maka guru memberikan beberapa penghargaan. Skenario Kerja Tindakan Skenario dari tindakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: (1) Langkah-langkah yang dilakukan guru: (a) Melaksanakan appresepsi/persepsi. (b) Memberikan motivasi. (c) Menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis. (d) Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. (e) Menjelaskan cara belajar kelompok. (f) Melaksanakan diskusi kelas. (g) Membantu melancarkan diskusi/membantu siswa dalam kesulitan. (h) Melatih siswa membuat pertanyaan. (i) Bersama siswa membuat rangkuman materi yang didiskusikan. (j) Melaksanakan penilaian proses. (k) Memberikan tugas pada akhir pelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan siswa: (a) Siswa diperdengarkan rekaman contoh membaca berita yang baik dari kaset. (b) Siswa membuat teks berita. (c) Siswa melaksanakan diskusi dengan kelompoknya. (d) Siswa meminta bantuan guru bila mengalami kesulitan. (e) Siswa menampilkan membaca berita yang mereka buat di depan kelas. (f) Bersama guru mengambil kesimpulan apa yang didiskusikan. Dan (g) Mengerjakan penilaian proses.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Validitas item digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan masing-masing butir soal. Tingkat kevalidan ini dapat dihitung dengan korelasi Product Moment:
r
xy
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
(Suharsimi Arikunto, 2001: 7 ) Dengan: rxy : koefisien korelasi product moment N : jumlah peserta tes Y : jumlah skor total X : jumlah skor butir soal X2 : jumlah kuadrat skor butir soal XY : jumlah hasil kali skor butir soal Reliabilitas Reliabilitas butir soal dalam penelitian ini menggunakan rumus belah dua sebagai berikut:
r
11
2r 1 r
1 / 21/ 2 1 / 21 / 2
(Suharsimi Arikunto, 2001:93) Kriteria reliabilitas tes jika harga dari perhitungan lebih besar dari harga r pada tabel product moment maka tes tersebut reliable. Taraf Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal adalah indeks kesukaran. Rumus yang digunakan untuk menentukan taraf kesukaran adalah: B P= Js (Suharsimi Arikunto, 2001: 208) Dengan P : Indeks kesukaran B : banyak siswa yang menjawab soal dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
37
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut: (a) Soal dengan P = 0.000 sampai 0.300 adalah sukar; (b) Soal dengan P = 0,301 sampai 0,700 adalah sedang; (c) Soal dengan P = 0,701 sampai 1,000 adalah mudah. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks diskriminasi adalah sebagai berikut: D
B B J B J A
B
P P A
B
A
(Suharsimi Arikunto, 2001: 211) Dimana: D : Indeks diskriminasi BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar JA : Jumlah peserta kelompok atas JH : Jumlah peserta kelompok bawah
P
A
B J
A
= Proporsi peserta kelompok atas
A
yang menjawab benar.
P
B
B J
B
= Proporsi peserta kelompok
B
bawah yang menjawab benar Kriteria yang digunakan untuk menentukan daya pembeda butir soal sebagai berikut: (1) Indeks dengan D = 0.000 sampai 0,200 adalah jelek. (2) Indeks dengan D = 0,201 sampai 0,400 adalah cukup. (3) Indeks Soal dengan D = 0,401 sampai 0,700 adalah baik. (4) Indeks Soal dengan D = 0,701
38
Warsito, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
sampai 1,000 adalah sangat baik. Teknik Analisis Data Analisa data untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pengajaran perlu diadakan. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pengajaran serta aktivitas siswa selama proses pengajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu. Untuk menilai ulangan atau tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: X X N Dengan: X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud,
1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut. p
Siswa. yang.tuntas.belajar x100% Siswa
Untuk lembar observasi Lembar observasi pengolahan Strategi Pembelajaran Belajar Kelompok Untuk menghitung lembar observasi pengolahan Strategi Pembelajaran Belajar Kelompok digunakan rumus sebagai berikut: X P1 P2 2 Dimana: P1 = pengamat 1 P2 = pengamat 2 Lembar observasi aktivitas guru dan siswa Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus sebagai berikut.
%= X
X x100 %.dengan X Jumlah.hasil. pengamatan jumlah. pengamat
P P
Dimana: % = Persentase pengamatan
X
X
= Rata-rata
= Jumlah rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Jadwal Kegiatan
1
2
2
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk siklus I dan siklus II. Tabel 1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Pertemuan Tanggal Ket. 1 Siklus I Pertemuan 17 Oktober 2011 I 2 Pertemuan 19 Oktober 2011 II 3 Evaluasi 24 Oktober 2011 4 Siklus II Pertemuan 7 Nopember I 2011 5 Pertemuan 9 Nopember II 2011 6 Evaluasi 14 Nopember 2011
Siklus I Refleksi Awal Peneliti (guru bidang studi Bahasa Indonesia) bersama mitra guru sebagai pengamat sekaligus kolaborator mengidentifikasi permasalahan yang ada di kelas V SDN II Sukodono Karangrejo yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada hasil ulangan sebelumnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Planning (perencanaan) Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Menentukan topik yang akan didiskusikan yaitu menanggapi penjelasan narasumber. (b) Merumuskan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK). (c) Membagi siswa dalam kelompok berpasangan dengan teman sebangku. (d) Membuat lembar observasi untuk mengetahui kondisi belajar mengajar di kelas. (e) Membuat alat bantu mengajar yang diperlukan dalam rangka optimalisasi kreativitas siswa, yaitu berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS) dan juga alat peraga. (f) Lembaran Angket. (g) Membuat alat evaluasi untuk peningkatan kualitas hasil belajar, tes
39
dilaksanakan tiap akhir siklus. (h) Dokumentasi. (i) Merumuskan butir-butir pengarahan, petunjuk dan tindakan-tindakan lain untuk kelancaran jalannya diskusi (kapan memberikan pujian, teguran, meluruskan pembicaraan yang menyimpang, dan sebagainya). Action (pelaksanaan) Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Kegiatan awal: (1) Menyanyi lagu ‘Aku mau Tamasya’. (2) Tanya jawab tentang tempat dan jenis hiburan. Kegiatan Inti: Mendengar pembacaan teks penjelasan dari narasumber. Kegiatan Akhir: (1) Membaca ulang pekerjaan. (2) PR: catatlah hal-hal pokok dari cerita yang kamu dengar. (3) Memajang hasil. Observation (pengamatan) Hasil observasi dapat dilihat dari hasil analisa data penilaian siswa, hasil post test dan lembar observasi. Tabel 2 Daftar nilai hasil belajar siswa siklus I Ketuntasan No Nama Skor Tidak Tuntas Tuntas 1 Pamujiari 80 T 2 Gapa ganesa 64 TT 3 Ahmad zaenal ma’arif 80 T 4 Bagus ektrada 75 T 5 Firdi asari 75 T 6 Wahyu nurfita anggra 80 T 7 Ahmad yoga pria uta 67 TT 8 Anton candra kusuma 72 TT 9 Ayu dwi lestari 70 TT 10 Bagas ansori 67 TT 11 Citra widyaningrum 70 TT 12 Davit dwi susanto 75 T 13 Diana rahayu ending 70 TT 14 Dwi yuliana 80 T 15 Dwi yuliasari 72 TT 16 Elmaha afriani 80 T 17 Elsa putrid oktafiani 70 TT
40
No 18 19 20
Warsito, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
Nama Fendik hermawan Imroatus solikah Ismi nurafufah Jumlah Rata-rata
Skor 67 75 75 1384 72.8
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas TT T T 10 10 50.00 50.00
Reflection (refleksi) Dari hasil observasi ditemukan kelemahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang sifatnya memprediksi, mengobservasi maupun menjelaskan suatu fenomena masih sangat rendah. (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif. (d) Dalam hasil temuan di atas akan dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Siklus II Planning (perencanaan) Secara garis besar peren-canaannya sama dengan siklus I dengan materi yang sama pada siklus I. Berdasar pada temuan siklus I maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut: (a) Meningkatkan perbaikan teknik bertanya. (b) Meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa. Action (pelaksanaan) Pada siklus II pelaksanaan tindakannya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi dominasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan meningkatkan bimbingan terhadap siswa, dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan diskusi dalam kelompoknya. Berikut ini penulis sajikan rencana pembelajaran
untuk siklus II: (a) Kegiatan Awal: (1) Menyanyi lagu ‘aku mau tamasya’. (2) Tanya jawab tentang tempat dan jenis hiburan. (b) Kegiatan inti: Mendengar pembacaan teks penjelasan dari nara sumber. (c) Kegiatan akhir, (1) Membaca ulang pekerjaan. (2) PR: catatlah hal-hal pokok dari cerita yang kamu dengar. (3) Memajang hasil. Observation (pengamatan) Hasil observasi selama proses belajar mengajar pada siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 3 Daftar nilai hasil belajar siswa Pada Siklus II Ketuntasan No Nama Skor Tidak Tuntas Tuntas 1 Pamujiari 100 T 2 Gapa ganesa 80 T 3 Ahmad zaenal ma’arif 75 T 4 Bagus ektrada 72 TT 5 Firdi asari 72 TT 6 Wahyu nurfita anggra 100 T 7 Ahmad yoga pria uta 92 T 8 Anton candra kusuma 92 T 9 Ayu dwi lestari 92 T 10 Bagas ansori 92 T 11 Citra widyaningrum 80 T 12 Davit dwi susanto 92 T 13 Diana rahayu ending 92 T 14 Dwi yuliana 92 T 15 Dwi yuliasari 80 T 16 Elmaha afriani 80 T 17 Elsa putrid oktafiani 80 T 18 Fendik hermawan 92 T 19 Imroatus solikah 100 T 20 Ismi nurafufah 80 T Jumlah 1635 18 2 Rata-rata 86.1 90.00 10.00
Reflection (refleksi) Dari hasil observasi ditemukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut: (a) Guru sudah bisa menjadikan suasana kelas menjadi hidup sehingga siswa menjadi semangat dan termotivasi untuk belajar. (b) Teknik bertanya yang disampaikan oleh guru sudah dapat
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
diterima siswa dengan baik, sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru sudah sangat baik. (c) Dalam forum diskusi semua siswa sudah terlibat dengan aktif. (d) Siswa sudah dapat mengidentifikasi, merespon dan menggunakan tindak tutur mengungkapkan keingintahuan dan hasrat dengan baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil data di atas prestasi belajar siswa (hasil tes belajar) dengan menggunakan model Belajar Kelompok menunjukkan prestasi belajar yang meningkat dari setiap siklusnya dapat diketahui bahwa nilai ratarata pada siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung pada sebelum siklus dengan rerata 65,47 dengan tingkat ketuntasan sebesar 20,00%, sedangkan pada siklus I: nilai rata-rata 72,8 dengan ketuntasan mencapai 50,00 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86,10 dengan ketuntasan mencapai 90,00 %, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya. Untuk lebih memperjelas adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung, penulis sajikan dalam Gambar 1. nilai nilai ketunt nilai ratarataasan, ratarata, ketunt rata, siklus rata, asan, siklus II, 90 siklus seb. siklus Siklus, I, 72.8 II, 86.1 ketunt I, 50 65.47 ketuntasan asan, seb. nilai rata-rata Siklus, 20
41
Gambar 1 Grafik Peningkatan Prestasi Hasil Belajar Siswa
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Minat siswa dalam belajar Bahasa Indonesia secara umum cukup tinggi disebabkan setelah pertemuan awal siswa mengetahui pembelajaran dengan model Belajar Kelompok ternyata cukup menyenangkan. (2) Penggunaan model Belajar Kelompok dalam pengajaran bidang studi Bahasa Indonesia dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pembelajaran tidak monoton. (3) Dari hasil data di atas maka prestasi hasil belajar siswa meningkat, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai siswa pada setiap siklusnya selalu meningkat yaitu rata-rata pada sebelum siklus dengan rerata 65,47 dengan tingkat ketuntasan sebesar 20,00%, sedangkan pada siklus I: nilai rata-rata 72,80 dengan ketuntasan mencapai 50,00 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86,10 dengan ketuntasan mencapai 90,00 %, dengan hasil penelitian yang selalu meningkat setiap siklusnya. Hal ini menandakan keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa Kelas V SDN II Sukodono Karangrejo Tulungagung Tahun 2011/2012 semester I secara signifikan. Saran Perlu adanya beberapa metode atau metode bervariasi dalam penyampaian materi pada setiap PBM, sebab dengan metode yang bervariasi siswa tidak akan jenuh dan bahkan menyenangi materi yang disampaikan. Penelitian seperti ini perlu waktu yang cukup untuk mempersiapkan instrumen dan perangkat untuk pengambilan data. Hendaknya terjadi interaksi antara
42
Warsito, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Bidang Studi...
peserta didik dengan pendidik agar PBM berjalan efektif. Arikunto, S. 2001. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta. Djamarah. 1984. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Nurkancana, W. dan Sunartana. 1986. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pembelajaran Sistem.
DAFTAR RUJUKAN Jakarta: PT Bumi Aksara. Sadirman. 1995. Minat dalam Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara. Slameto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah. 1995. Pengertian Minat. Jakarta: Erlangga. Winkel. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.