38
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA/BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME PADA SISWA KELAS IX B SEMESTER II TAHUN 2010/2011 SMP NEGERI 1 BESUKI TULUNGAGUNG
Oleh: Budi Harto SMP Negeri 1 Besuki, Tulungagung
Abstrak. Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Strategi konstruktivisme dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar pokok bahasan Pewarisan sifat pada siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki dalam kegiatan pembelajaran IPA/Biologi; (2) Konsep konstruktivisme dalam pembelajaran sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode konstruktivisme sangat baik. Hal ini didukung dengan meningkatnya aktifitas siswa ditiap siklusnya. Pada siklus I aktifitas siswa sebesar 55,83% meningklat pada siklus II sebesar 70,00%. Strategi konstruktivisme dapat meningkatkan siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga berdampak pada minat belajar siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki Tahun 2010/2011, dalam mata Pelajaran IPA/ Biologi Pokok bahasan Pewarisan sifat. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada kenaikan nilai rata rata siswa. Nilai rata-rata sebelum siklus 65,56 siklus I 75,47 dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 81,82. (2) Cara Meningkatkan prestasi belajar siswa: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. (3) Strategi belajar konstruktivisme, sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Terbukti nilai rata rata siswa mengalami peningkatan dan aktifitas belajar siswa juga mengalami peningkatan. Kata Kunci: Prestasi Belajar, Metode konstruktivisme, IPA/Biologi
Mata pelajaran IPA/Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA/Biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA/Biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA/Biologi diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Dalam kehidupan sehari-hari IPA/ Biologi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalahmasalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana
Budi Harto, Peningkatan Prestasi Belajar IPA/Biologi...
untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTS diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA/Biologi dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Kegiatan pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA/ Biologi di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman keterampilan proses dan sikap ilmiah. Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) di SMP/MTs merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh setiap peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa SMP adalah mendeskripsikan konsep pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan penerapannya.Untuk mewujudkan kompetensi tersebut dalam suatu kegiatan pembelajaran guru perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang sesuai, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Strategi pembelajaran IPA/Biologi yang diterapkan tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi tersebut diharapkan mampu mendorong siswa untuk mengkonstruksikan penge-
39
tahuan dibenak mereka sendiri. Menurut Hamalik (2002), mengatakan bahwa strategi merancang sistem pengajaran adalah suatu rencana untuk mengerjakan prosedur merancang sistem secara efisien. Strategi dasar dalam perencanaan meliputi: (1) menganalisa tuntutan sistem, (2) mendesain sistem, dan (3) mengevaluasi dampak sistem. Guru sebagai pelaksana pendidikan terdepan, harus mampu merencanakan suatu strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik, untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. Berdasarkan pada konteks penelitian ini strategi pembelajaran diarahkan pada strategi yang berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual. Diantaranya: (1) pengajaran berbasis masalah, (2) pengajaran kooperatif, (3) pengajaran berbasis inquiry, (4) pengajaran berbasis tugas/proyek, (5) pengajaran berbasis kerja, dan (6) pengajaran berbasis jasa layanan. (Nurhadi & Senduk, 2003). Potensi tersebut dapat dikembangkan oleh siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Woodworth (1951) mengatakan bahwa prestasi (achivement) adalah actual ability and can be measured directly by use of lest. Artinya prestasi menunjukkan suatu kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes. Dari pernyataan diatas, menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa memiliki peran penting dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikhis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap (Winkel, 1984).
40
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Nasution (2001) belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri pebelajar (siswa). Belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk berubah tingkah laku sehinga diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1984). Untuk itu guru harus mampu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan siswa agar didapatkan prestasi belajar yang optimal. Bagaimana upaya meningkatkan prestasi belajar siswa? Berbagai cara dilakukan oleh guru sebagai motor dari pembelajaran, untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Tetapi, yang lebih penting dalam usaha pencapaian prestasi belajar siswa tersebut adalah kemampuan guru dalam menggunakan strategi dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan penelitian tindakan (action research) dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas, agar diperoleh peningkatan prestasi belajar dari masing-masing individu siswa yang belajar. Upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi strategi pembelajaran konstruktivisme. Nurhadi (2003) mengatakan bahwa konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Prinsip Konstruktivisme menyatakan bahwa aktivitas harus selalu mendahului analisis. Dengan kata lain belajar bermakna
dapat dicapai melalui pengalaman dan refleksi terhadap pengalaman. Fahrurrazy (2000), mengatakan bahwa dalam pandangan konstruktivisme sebuah realitas, ada dalam pikiran mereka yang mengetahui, sehingga merekalah yang membentuk atau sekurang-kurangnya menafsirkan realitas berdasarkan persepsi mereka sendiri. Sebagai implikasinya, Strategi konstruktivisme lebih menekankan bagaimana pengetahuan dibangun dengan bantuan pengalaman, pengetahuan awal dan keyakinan yang dimiliki untuk menafsirkan obyek-obyek dan peristiwa. Berdasarkan pada konsep strategi pembelajaran konstruktivisme yang disampaikan oleh para pakar pendidikan tersebut tersebut di atas, peneliti akan mencoba melakukan suatu usaha penelitian tindakan (Action Research) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas IX.BSMP Negeri 1 Besuki melalui strategi konstruktivisme. Melalui penelitian tindakan tersebut diharapkan guru dapat melakukan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui strategi pembelajaran yaitu strategi konstruktivisme METODE PENELITIAN Pendekatan dan jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian tindakan. Penelitian Tindakan merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang. Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia faktual (Zuriah, 2003). Kehadiran peneliti dalam kegiatan penelitian
Budi Harto, Peningkatan Prestasi Belajar IPA/Biologi...
ini lebih tepat bila dimaksudkan dalam kegiatan peran serta. Sebab peneliti dalam penelitian ini tergolong pada penelitian tindakan partisipan. Spradley (1980) membagi tiga tahap pengamatan berperan serta dalam penelitian kualitatif; diantaranya: (1) Dimulai dari pengamatan-pengamatan yang bersifat memeriksa (descriptive observations) secara luas, dengan melukiskan situasi sosial secara umum yang ada di lokasi penelitian; (2) Kemudian dilanjutkan dengan pengamatanpengamatan yang lebih terfokus (focused observations) untuk menemukan kategorikategori utama tentang fokus penelitian, dan; (3) Setelah itu diadakan pengamatanpengamatan yang bersifat selektif (selective observations) untuk menemukan kategorikategori yang lebih rinci tentang sub-sub fokus penelitian. Selanjutnya Spradley (1980) menjabarkan lima tipe keterlibatan peneliti dalam Partisipasi Observasi ini adalah sebagai berikut: (a) Non Participation. Pada tipe ini peneliti dalam melakukan penelitian tidak berpartisipasi. Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan (melihat) secara pasif dan menjauhi agar tidak terlibat dalam aktivitas obyek penelitian; (b) Passive Participation. Tahap ini peneliti ikut atau berada dalam obyek penelitian, tetapi tidak berpartisipasi atau interaksi dengan obyek penelitian. Peneliti hanya mondar-mandir sebagai penonton saja; (c) Moderal Participation. Peneliti sudah pada konteks untuk menjaga keseimbangan antara seseorang yang berada di dalam (insider) dan menjadi seseorang yang berada di luar (outsider) ataupun terlibat dan mengamati; (d) Active Participation. Pada tahap ini peneliti secara aktif melakukan apa yang dilakukan oleh personal-personal sekolah, dan; (e) Com-
41
plete or Ordinary participation. Tipe ini merupakan tahap tertinggi dalam keterlibatan peneliti sebagai observer partisipant. Peneliti total melakukan seperti apa yang dikerjakan oleh personal-personal sekolah dalam memperoleh data penelitian. Lokasi penelitian tindakan ini adalah SMP Negeri 1 Besuki. Sedangkan Obyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut adalah faktor perbedaan kemampuan belajar antara siswa, dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Objek penelitian ini adalah siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki Tahun 2010/2011. Sumber data yang dimaksudkan adalah manusia dan non manusia. Sumber data manusia dalam penelitian tindakan ini adalah Guru Bidang Studi (sebagai mitra guru/pengamat) di SMP Negeri 1 Besuki, Guru mata pelajaran IPA/ Biologi Pokok Bahasan Pewarisan sifat di SMP Negeri 1 Besukidan siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki. Sedangkan sumber data non manusia berupa dokumentasi hasil pengamatan dan catatan observasi peneliti, hasil evaluasi belajar, dan dokumen lain yang relevan dengan ruang lingkup penelitian. Penggunaan prosedur pengumpulan data yang tepat dapat diperoleh data yang objektif dalam kegiatan penelitian. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini diantaranya: (1) Observasi. Dalam penelitian ini metode observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah pengamatan berperan serta dalam serangkaian kegiatan penelitian; (2) Wawancara. Wawancara dilakukan peneliti untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa Kelas IX B SMP Negeri 1
42
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
Besuki dan guru mata pelajaran di sekolah tersebut dan sekolah lainnya.Wawancara dalam penelitian ini menggunakan jenis wawancara mendalam yang tidak terstruktur; (3) Dokumentasi. Menurut Zuriah (2003) teknik ini adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Teknis analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear (mengalir) maupun bersifat sirkuler. Adapun teknik analisis data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan dengan cara menganalisis, mensintesis, memaknai, menerangkan, dan menyimpulkan. Kegiatan penelaahan pada prinsipnya dilaksanakan sejak awal data dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan mengkategorikan dan pengklasifikasian, dan; (3) Menyimpulkan dan memferivikasi. Dalam penelitian tindakan ini, untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh maka, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya: (1) Perpanjang siklus kegiatan penelitian; (2) Ketekunan Pengamatan; (3) Triangulasi Tindakan penelitian yang direncanakan dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut: (1) Menetapkan indikator desain pembelajaran konstruktivisme yang digunakan dalam proses belajar mengajar; (2) Menyusun strategi penyampaian dan pengelolaan pengajaran dengan pembelajaran konstruktivisme yang meliputi: merancang dan menyusun bahan ajar, merancang satuan pelajaran yang digunakan dalam kegiatan proses belajar mengajar; (3) Menyu-
sun metode dan alat perekam data yang terdiri atas catatan lapangan, pedoman observasi, pedoman analisis, dan catatan harian, dan; (4) Menyusun perencanaan teknik pengolahan data didasarkan pada model analisis data penelitian kualitatif. Berkaitan dengan tindakan penelitian, maka diperlukan suatu langkah-langkah penelitian, agar dalam pelaksanaan penelitian dapat terprogram dengan baik, diantaranya: (1) Refleksi, merupakan fase refleksi awal yang berarti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian; (2) Perencanaan, merupakan fase perencanaan yang dilakukan setelah melakukan fase pertama, perlu mereview analisis awal yang harus dilakukan, tentang strategi pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar pada siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki. Dalam tahap ini diharapkan (a) Dapat menterjemahkan gambaran yang jelas tentang strategi pembelajaran konstruktivisme dalam proses belajar mengajar, dan alasan pemilihan tema tersebut; (b) Draf kerja tindakan tiap individu dan kelompok; (c) Gambaran tentang pihak yang terlibat; (d) Garis besar rencana program kerja (time schedulle); (e) Memonitor perubahan saat penelitian berlangsung dan gambaran awal tentang efisiensi data yang terkumpul. Tahap ini memastikan bahwa siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki dijadikan sebagai obyek penelitian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas oleh peneliti; (3) Tindakan Observasi, merupakan tahap penjabaran rencana ke dalam tindakan dan mengamati jalannya tindakan. Dimaksudkan untuk mengetahui keadaan obyek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada; (4)
Budi Harto, Peningkatan Prestasi Belajar IPA/Biologi...
Refleksi Akhir, tahap ini terdiri dari: (a) menganalisis, (b) melakukan sintesis, (c) memberikan makna, (d) eksplanasi, dan (e) membuat simpulan. Paparan data ini mendeskripsikan bahwa implementasi strategi pernbelajaran konstruktivisme memiliki peran yang sangat penting dalam usaha pencapaian minat dan prestasi belajar siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki. Paparan data ini diperoleh dari kegiatan pengamatan dan observasi peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung. Catatan-catatan prestasi tersebut diwujudkan dalam bentuk hasil evaluasi yang dilakukan akhir kegiatan setiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Siklus 1 Refleksi Awal Pada kegiatan ini peneliti bersama mitra guru mengidentifikasi permasalahan yang timbul pada Kelas IX B mengenai rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA/ Biologi. Kegiatan dalam refleksi awal, meliputi: Perencanaan Tindakan Dari hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti, disusun rencana tindakan pembelajaran sebagai berikut: (a) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan metode yang digunakan yaitu pendekatan Konstruktivisme; (b) Menyusun lembar kerja siswa; (c) Menyusun lembar observasi guru dan siswa; (d) Menyusun lembar angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Dari rencana pembelajaran yang disusun pada tahap perencanaan tindakan dapat
43
dipaparkan secara terperinci langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: (1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit), terdiri dari: (a) Apersepsi; (b) Motivasi; (c) Prasarat pengetahuan; (2) Kegiatan Inti (60 menit), terdiri dari: (a) Siswa membentuk kelompok 4-5 siswa; (b) Siswa menyiapkan LKS tentang persilangan monohibrida; (c) Guru menjelaskan langkah-langkah penting dalam mengerjakan LKS; (d) Setiap kelompok melakukan percobaan persilangan monohibrida dan mencatat hasilnya; (e) Setiap kelompok mendiskusikan hasil percobaannya untuk memahami istilah-istilah fenotip, genotip, dominan, resesif serta menunjukkan perbandingan fenotip dan genotipnya; (f) Beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lain menanggapinya; (g) Guru memberikan soal latihan tentang monohibrida. (3) Kegiatan Penutup (10 menit), terdiri dari: (a) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman; (b) Guru memberikan soal latihan persilangan monohibrida untuk dikerjakan di rumah. Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan siklus I, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran konstruktivisme. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran konstruktivisme berdampak positif terhadap minat belajar siswa bidang studi IPA/Biologi Pokok bahasan Pewarisan sifat, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas IX BSMP Negeri 1 Besuki dalam kegiatan belajar mata
44
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
pelajaran IPA/Biologi pokok bahasan Pewarisan sifat. Dalam penelitian tindakan ini, minat belajar siswa dapat didiskripsikan melalui nilai kegiatan siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran.Asumsi peneliti bila siswa aktif dalam kegiatan belajar, dipastikan bahwa minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran itu lebih besar. Demikian juga sebaliknya. Adapun aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan sebesar 55,83% (lampiran 4) termasuk kategori “baik”. Dan untuk aktivitas guru pada siklus I sebesar 67,50% (lihat lampiran 3) termasuk kategori “baik”. Sedangkan prestasi belajar siswa ditunjukkan oleh nilai hasil evaluasi setiap akhir kegiatan (akhir siklus). Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus I, dapat dicatat nilai siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan strategi pembelajaran konstruktivisme yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi sebagai berikut. Tabel 1 Aktivitas Belajar Siswa Kelas IX.BSMP Negeri 1 Besuki padaSiklus I NO NAMA SISWA NILAI SIKLUS I 1 MILA HIDAYATUL F. 75 2 MOH. CHAMAD NURHUDA 80 3 MUCHAMMAD YOGA P. 80 4 NANDA AMALIA HASANAH 75 5 NOFA RINAWAN 75 6 RIZAL DWI SAPUTRA 75 7 NOVAN BUDI SUSETYO 63 8 NOVITA TRI MELYANI 75 9 NURUL HIDAYANTI 80 10 RETNO DHEA PALUPI 80 11 SANTI LESTARI 75 12 SINDI PROBO RETNO 80 13 ULVA SETYA NUR AFENDI 85 14 YOESEPH PRATAMA PUTRA 70 15 YOGA WISNU WARDANA 80 16 YOHANA DINDA YOHITA 65 17 A’AL NURMAJID 80
NO 18 19 20 21 22 23
NAMA SISWA ADE LISTAYUDA AINUR ULFA ALDO SETIAWAN ALVIN VIDHEA UTARANI ARDI NIRWANA ARFI ROYNANDA DIMAS P.
JUMLAH RATA-RATA
NILAI SIKLUS I 75 78 65 85 65 75 1736 75.47
Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar masih terpengaruh oleh strategi tradisional (ceramah) dalam artian komunikasi satu arah yang disampaikan oleh guru pada kegiatan belajar mengajar sebelumnya, ada 18 siswa dari 23 siswa dengan nilai≥ 75 atau 76,19% siswa telah tuntas belajar pada sebelum siklus. Hasil ini berada di bawah standar ketuntasan belajar yaitu 85% siswa dengan nilai minimal 75, sehingga perlu ditindaklanjuti pada siklus II. Refleksi Berdasarkan paparan data tentang prestasi belajarsiswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki, peneliti melakukan refleksi dari hasil temuan kegiatan penelitian sebagai berikut: (1) aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mulai nampak terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan kegiatan belajar mengajar sebelumnya; (2) beberapa siswa cepat dalam mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil evaluasi belajar yang dilakukan oleh guru beberapa siswa tidak mengalami kesulitan; (3) beberapa siswa sudah ada keberanian dalam menyampaikan pendapat; dan (4) kegiatan diskusi sudah tekesan hidup dan berjalan, tetapi masih didominasi oleh siswa yang pandai. Selanjutnya untuk membuktikan keefektifan Strategi konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar dalam upaya peningkatan minat dan prestasi belajar siswa
Budi Harto, Peningkatan Prestasi Belajar IPA/Biologi...
Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki, akan dijabarkan lebih lanjut pada kegiatan siklus II. Adapun paparan penjabaran hasil dari kegiatan pada siklus II ini adalah sebagai berikut: Kegiatan Siklus II Perencanaan Pada dasarnya perencanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I. Hanya saja pada siklus II ini rencana tindakan pembelajaran ditambah dengan rencana perbaikan yang telah disusun peneliti bersama mitra guru. Pelaksanaan Dari rencana pembelajaran yang telah disusun, dapat dipaparkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: (1) Kegiatan Pendahuluan (10 menit), terdiri dari: (a) Apersepsi; (b) Motivasi; (c) Prasarat pengetahuan. (2) Kegiatan Inti (60 menit), terdiri dari: (a) Siswa membentuk kelompok 4-5 siswa; (b) Siswa menyiapkan LKS tentang persilangan monohibrida; (c) Guru menjelaskan langkah-langkah penting dalam mengerjakan LKS; (d) Setiap kelompok melakukan percobaan persilangan monohibrida dan mencatat hasilnya; (e) Setiap kelompok mendiskusikan hasil percobaannya untuk memahami istilah-istilah fenotip, genotip, dominan, resesif serta menunjukkan perbandingan fenotip dan genotipnya; (f) Beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, kelompok yang lain menanggapinya; (g) Guru memberikan soal latihan tentang monohibrida. (3) Kegiatan Penutup (10 menit), terdiri dari: (a) Guru membimbing siswa untuk membuat rangkuman; (b) Guru memberikan soal latihan persilangan monohibrida untuk dikerjakan di rumah
45
Pengamatan Berdasarkan paparan data kegiatan siklus II, maka diperoleh hasil pengamatan dan observasi peneliti berkaitan dengan upaya peningkatan minat belajar siswa melalui pembelajaran konstruktivisme. Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan penelitian berlangsung, menunjukkan bahwa strategi pembelajaran konstruktivisme berdampak positif terhadap minat belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPA/Biologi pokok bahasan Pewarisan sifat. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II sebesar 70% (lampiran 4) termasuk kategori baik. Sedangkan untuk aktivitas guru (lampiran 3) sebesar 80% termasuk kategori sangat baik. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan belajar mengajar pada tahap siklus II, dapat dicatat nilai siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (diskusi kelas) dengan strategi pembelajaran konstruktivisme yang disampaikan oleh peneliti. Adapun paparan hasil observasi sebagai berikut. Tabel 2 Distribusi Aktivitas Belajar Siswa Kelas IX B Semester II SMP Negeri 1 Besuki Dalam Kegiatan Siklus II NO NAMA SISWA NILAI SIKLUS II 1 MILA HIDAYATUL F. 80 2 MOH. CHAMAD NURHUDA 85 3 MUCHAMMAD YOGA P. 88 4 NANDA AMALIA HASANAH 78 5 NOFA RINAWAN 78 6 RIZAL DWI SAPUTRA 80 7 NOVAN BUDI SUSETYO 75 8 NOVITA TRI MELYANI 80 9 NURUL HIDAYANTI 85 10 RETNO DHEA PALUPI 88 11 SANTI LESTARI 80 12 SINDI PROBO RETNO 86 13 ULVA SETYA NUR AFENDI 88 14 YOESEPH PRATAMA PUTRA 78
46
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
NO NAMA SISWA 15 YOGA WISNU WARDANA 16 YOHANA DINDA YOHITA 17 A’AL NURMAJID 18 ADE LISTAYUDA 19 AINUR ULFA 20 ALDO SETIAWAN 21 ALVIN VIDHEA UTARANI 22 ARDI NIRWANA 23 ARFI ROYNANDA DIMAS P. JUMLAH RATA-RATA
NILAI SIKLUS II 86 75 85 80 85 77 90 75 80 1882 81.82
Dari data tersebut menunjukkan bahwa nilairata-rata pada siklus II sebesar 81,82, siswa yang telah tuntas belajar (nilai ≥ 75) sebanyak 23 siswa (100%) sedangkan siswa yang belum tuntas hanya 0 siswa (0%). Jika dibandingkan dengan siklus I ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 76,19% menjadi 100% meningkat 23,81%. Dan jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar sebelum penelitian terjadi peningkatan sebesar 23,81% menjadi 100% meningkat 76,19%. Kondisi ini secara klasikal siswa telah tuntas belajar, sehingga dapat dikatakan penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran IPA/ Biologi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IX.B SMP Negeri 1 Besuki.
Refleksi Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti didapatkan temuan sebagai berikut: (1) terlihat ada peningkatan yang signifikan terhadap aktivitas dan prestasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (2) sebagian besar siswa lebih cepat memahami dan mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, (3) sebagian besar siswa ada keberanian dalam menyampaikan pendapat, dan (4) kegiatan diskusi sudah terkesan hidup dan berjalan, dan tidak lagi didominasi oleh siswa yang pandai, sehingga aktivitas siswa dalam belajar mempermudah pencapaian tujuan yang direncanakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan konstruktivisme sangat efektif dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa Kelas IX.B Semester II SMP Negeri 1 Besuki. Peningkatan nilai rata-rataprestasi belajar yang diperoleh siswa mulai sebelum siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: pada sebelum siklus 65,56pada siklus I 75,47 dan pada siklus II 81,82. Dengan demikian dapat di tunjukkan dengan grafik peningkatan prestasi belajar sebagai berikut.
Gambar 1 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Budi Harto, Peningkatan Prestasi Belajar IPA/Biologi...
Proses Penganalisis dan Refleksi Dalam penelitian ini refleksi yang dilakukan oleh peneliti dan tim peneliti adalah dengan cara mendiskusikan hasil kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini. Kegiatan tersebut meliputi: (1) analisis, (2) sintesis, (3) pemaknaan, (4) penjelasan, dan (5) penyimpulan data dan informasi yang dikumpulkan. Berdasarkan paparan data tersebut, maka dalam penelitian tindakan ini dapat direfleksikan sebagai berikut: (1) Strategi konstruktivisme memiliki dampak siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga motivasi belajar siswa Kelas IX.B SMP Negeri 1 Besuki, dalam kegiatan belajar mata pelajaran IPA/ Biologi mengalami peningkatan yang berarti; (b) Dalam Strategi konstruktivisme, setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disesuaikan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Karena itulah dalam Strategi konstruktivisme, kegiatan belajar mengajar harus dimulai dengan hal yang sudah dikenal dan dipahami siswa. Agar siswa aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi yang kondusif, sehingga materi pelajaran selalu tampak menarik dan tidak membosankan; (3) Strategi konstruktivisme dalam pengajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran lain selain mata pelajaran IPA/ Biologi. Namun yang perlu dicatat, bahwa penggunaan strategi belajar, harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa, baik itu lingkungan belajar, maupun kemampuan masing-masing individu; (4) Hal yang perlu
47
diingat dalam penggunaan Strategi konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar adalah: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif; (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa; (c) bangkitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa; dan (d) guru harus selalu mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi; (5) Strategi konstruktivisme, mengkondisikan siswa belajar dengan meningkatkan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar. Sehingga pendekatan konstruktivisine yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas, dan prestasi belajar siswa Kelas IX.BSMP Negeri 1 Besuki. Dari hasil refleksi tersebut, hasil penelitian tindakan ini perlu kiranya ditingkatkan lagi pelaksanaanya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dihasilkan kualitas pendidikan yang bermutu. Hasil Pembahasan Penelitian dan Pengambilan Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan rumusan masalah dalam penelitian tindakan ini, menunjukkan bahwa Strategi konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran IPA/ Biologi bagi siswa Kelas IX.B Semester IISMP Negeri 1 Besuki dimaksudkan untuk: Meningkatkan Aktivitas Siswa Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar
48
JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016
dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula.Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah. Atas dasar pernyataan tersebut diatas, maka aktivitas siswa dalam belajar perlu ditingkatkan dengan suatu strategi pengajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Strategi konstruktivisme salah satu pendekatan yang ditawarkan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam proses belajar mengajar. Keller (1993) membedakan motivasi belajar menjadi dua kelompok, (a) motivasi yang ada dalam diri siswa, dan (b) motivasi yang ada dalam pembelajaran. Motivasi adalah perubahan energi dalam dari seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.Di dalam perumusan ini dapat dilihat, bahwa ada dua unsur yang saling berkaitan, yaitu sebagai berikut, (1) motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, dan (2) motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal. Dengan Strategi konstruktivisme diharapkan motivasi belajar siswa dalam mata Pelajaran IPA/Biologi dapat mengalami peningkatan yang berarti, sebab dalam proses belajar dengan pendekatan ini siswa lebih aktif dan selalu melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa selaku pebelajar. Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Hamalik (2002), yang mengatakan bahwa siswa lebih senang belajar jika mengambil bagian yang aktif dalam latihan/praktek untuk mencapai tujuan pengajaran.Praktek secara aktif berarti siswa mengerjakan sendiri,
beraktivitas, bukan mendengarkan ceramah dan mencatat. Pengajaran hendaknya disesuaikan dengan prinsip sebagai berikut: (1) usahakan agar siswa sebanyak mungkin menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memberikan respon terhadap pertanyaan guru, sedangkan siswa lainnya menulis jawaban dan menanggapi secara lisan, (2) mintalah agar siswa menyusun dan menata kembali informasi yang diperolehnya dari bacaan, dan (3) sediakan laboratorium dan situasi praktek lapangan berdasarkan tujuan pengajaran yang dirumuskan sebelumnya. Meningkatkan Prestasi belajar Siswa Prestasi belajar merupakan segala pekerjaan yang berhasil dan prestasi belajar menunjukkan kecakapan manusia yang telah di capai. Prestasi Belajar dapat diukur dengan menggunakan tes karena prestasi belajar berupa ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, ketrampilan, dan nilai dan sikap. Berkaitan dengan usaha meningkatkan prestasi belajar, belajar akan lebih mudah dan dapat dirasakan bila belajar tersebut mengetahui hasil yang diperoleh. Kalau belajar berarti perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, maka perubahan-perubahan itu harus dapat diamati dan dinilai. Hasil dari pengamatan dan penilaian inilah umumnya diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa Kelas IX B SMP Negeri 1 Besuki menunjukkan peningkatan lebih baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi peneliti dalam serangkaian kegiatan penelitian tindakan, khususnya kegiatan belajar mengajar di kelas. Hasil kegiatan yang diperoleh meliputi, peningkatan aktivitas, motivasi dan prestasi belajar
Budi Harto, Peningkatan Prestasi Belajar IPA/Biologi...
PENUTUP Kesimpulan Sikap siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan metode konstruktivisme sangat baik. Hal ini didukung dengan meningkatnya aktifitas siswa ditiap siklusnya. Pada siklus I aktifitas siswa sebesar 55,83% meningklat pada siklus II sebesar 70,00%. Strategi konstruktivisme dapat meningkatkan siswa aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga berdampak pada minat belajar siswa Kelas IX.BSMP Negeri 1 Besuki Tahun 2010/2011, dalam mata Pelajaran IPA/ BiologiPokok bahasan Pewarisan sifat. Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada kenaikan nilai rata rata siswa. Nilai rata-rata sebelum siklus 65,56 siklus I 75,47 dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 81,82. Cara Meningkatkan prestasi belajar siswa: (a) pusat kegiatan belajar mengajar adalah siswa aktif, (b) pembelajaran dimulai dengan hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, (c) bangkitkan motivasi belajar dengan membuat materi pelajaran sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidup-
49
an siswa, dan (d) guru harus selalu mengenali materipelajaran dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan, dan hal ini harus segera ditanggulangi. Strategi belajar konstruktivisme, sangat efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Terbukti nilai rata rata siswa mengalami peningkatan dan aktifitas belajar siswa juga mengalami peningkatan. Saran Guru hendaknya mempertimbangkan pemberian materi pembelajaran dengan mengenalkan kepada siswa dengan menggunakan berbagai macam strategi. Salah satu strategi pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran konstruktivisme. Penerapan Strategi konstruktivisme dalam kegiatan belajar mengajar di kelas perlu ditingkatkan, dengan harapan siswa dapat terpacu minat dalam belajar. Pendekatan ini perlu diulang-ulang dengan memberikan materi yang sederhana menuju ke materi yang lebih variatif. Minat belajar siswa dapat dimunculkan dengan berbagai macam teknik dan metode yang disampaikan oleh guru.
DAFTAR RUJUKAN Fahrurrazy. 2000. Pendekatan Konstruktivis dan Kendalanya dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jurnal Pendidikan Dasar dan Menengah. Vol. 3 No. 9, 10 Tahun 2001 Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara Nasution, S. 1988. Metode Penelilian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Nurhadi, 2003. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang
Nurhadi, & Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang. Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FIP IKIP Yogyakarta Winkel, 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia Woodworth, R., 1951. Psichology. New York: Henry Holt & CO.