ANALISIS KORELASIONAL ANTARA JUMLAH MODAL KERJA DENGAN RETURN ON ASSETS (ROA) (Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia) Oleh : ELISTIYANI NUR FADILLAH NPM : 063403001 Pebimbing : DR. Dedi Kusmayadi, S.E., M.Si., Ak. H. Usman Muljakusumah, SE., AK. ABSTRACT This study aimed to determine (1) working capital and Return on Assets (ROA) (2) Analysis of the correlation between working capital Return on Assets (ROA). In this research, the writer uses descriptive method of analysis with the case study approach At PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) In Indonesia Stock Exchange. Research used primary data, which is the company's financial statements in 2002 s / d in 2011, with data collection library research techniques. Analysis tool used is the analysis of correlation with the ratio of the measurement scale. These results indicate that: (1) the condition of being owned working capital is still quite good, while Return on Assets (ROA) is good enough. (2) working capital was not significantly associated with Return On Asset (ROA). Key Words : Working Capital, Return On Asset (ROA)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) modal kerja dan Return On Asset (ROA) (2) Analisis korelasional antara modal kerja dengan Return On Asset (ROA). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang digunakan adalah data primer, yaitu laporan keuangan perusahaan pada tahun 2002 s/d tahun 2011, dengan teknik pengumpulan data library research. Alat analisis yang digunakan adalah analisis korelasi dengan skala pengukuran rasio. Hasil ini menunjukan bahwa : (1) kondisi modal kerja yang dimilki masih cukup baik, sedangkan Return On Asset (ROA) sudah cukup baik. (2) modal kerja tidak berhubungan signifikan dengan Return On Asset (ROA). Kata Kunci : modal kerja, Return On Asset (ROA)
Latar Belakang Dunia usaha memegang peranan penting dalam pembangunan, baik yang diusahakan oleh pemerintah melalui BUMN maupun yang dilaksanakan oleh pihak swasta.Sukses suatu perusahaan hanya mampu dicapai dengan manajemen yang baik, yaitu manajemen yang mampu mempertahankan kontinuitas perusahaan dengan memperoleh laba yang maksimal karena pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran para pemiliknya dan harga pasar sahamnya. Modal kerja akan senantiasa berputar selama perusahaan menjalankan kegiatan operasinya. Dana yang telah dikeluarkan untuk membiayai kegiatan operasi diharapkan akan kembali masuk ke perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil produksi (Bambang Riyanto, 2001:57). Perusahaan juga pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat dijalankan (SudarsonodanEdilius, 2002:169).Modal tersebut berasal dari kekayaan yang dimiliki perusahaan tersebut.Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan dapat beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan sebagai akibat adanya krisis atau kekacauan keuangan. Perkembangan sebuah perusahaan dapat dilihat dari besar atau kecilnya modal yang dimiliki oleh perusahaan. Karena modal merupakan struktur utama dalam menjalankan aktifitas-aktifitas yang dilakukan perusahaan begitu pula dengan tingkat laba atau keuntungan yang dicapai oleh perusahaan sangat dipengaruhi dengan besar kecilnya modal yang dimiliki perusahaan. Modal kerja yang diperoleh perusahaan bisa dari pihak intern dan eksteren. Modal kerja dari pihak intern adalah modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri dari aktiva operasional yang terdiri dari laba ditahan. Sedangkan modal kerja yang diperoleh dari pihak ekstern adalah modal yang berasal dari luar perusahaan diantaranya para kreditur dan pemilik atau peserta dan atau pengembalian bagian di dalam perusahaan (S. Munawir, 2007:120). Agar tujuan tersebut dapat tercapai diperlukan laporan keuangan yang efisien dan mampu menciptakan rangkaian kerja sama yang teratur di antara masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan tersebut. Modal kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi bagian lainnya dalam suatu perusahaan. Modal kerja dapat.Modal kerjalah yang menjadi sumber utama dalam menjalankan suatu usaha, misalnya kekurangan bahan baku akan menghambat proses produksi. Jika hal ini terjadi, maka akan mengakibatkan keterlambatan penyerahan barang sehingga kemungkinan
besar pelanggan akan beralih pada produk lain, yang artinya profit atau keuntungan perusahaan akan berkurang. Mengingat modal kerja sangat penting dalam proses atau jalannya suatu usaha, maka diperlukanlah laporan keuangan dengan modal kerja yang baik. Perlu di ingat bahwa aktiva lancer dari suatu perusahaan manufaktur jumlahnya lebih dari setengah jumlah total aktiva, terlebih lagi perusahaan distribusi. Untuk jalannya kontinuitas perusahaan, maka perlu adanya modal kerja yang cukup sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya dan dapat juga memenuhi pembayaran-pembayaran yang diperlukan untuk kelancaran jalannya perusahaan.Agar modal kerja dapat digunakan secara efektif dan efisien, maka perlu adanya penyesuaian antara modal kerja yang tersedia dengan kebutuhan operasi perusahaan. Komposisi aktiva lancar dan utang lancar pada neraca merupakan cerminan dari kebijakan modal kerja (working capital) suatu perusahaan. Sebagian besar kegiatan harian manajer keuangan berhubungan dengan pengelolaan modal kerja. Suatu pekerjaan yang tampaknya sederhana, tetapi apabila dikelola dengan sungguh-sungguh, berpeluang memperburuk tingkat likuiditas, yang pada akhirnya memungkinkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Penulis akan melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya pada perusahaan melalui informasi yang salah satunya berasal dari laporan keuangan perusahaan. Salah satu perusahaan yang hingga saat ini masih beroperasi secara baik dan lancar adalah PT. TELKOMUNIKASI INDONESIA (Persero) Tbk Tasikmalaya masih mempertahankan jalannya usahanya. Dan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Persero) Tbk di tuntut untuk mempunyai modal kerja yang cukup. Modal kerja pada PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA (Persero) Tbk digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan seperti membayar gaji karyawan, pembelian bahan mentah, dan lain-lain. Dana atau uang yang telah keluar untuk membiayai operasi sehari-hari berputar kembali masuk keperusahaan melalui hasil penjualan produk dan jasa telekomunikasi. Dengan penjualan produk dan jasa telekomunikasi tersebut perusahaan diharapkan memperoleh keuntungan atau laba yang akan digunakan lagi sebagai modal kerja perusahaan untuk periode selanjutnya. Maka dari itu efisiensi modal kerja perlu dilakukan oleh perusahaan untuk memperlancar kegiatan yang bermanfaat. Pengelolaan modal kerja yang baik mungkin salah satu faktor keberhasilan perusahaan tersebut. Jika perusahaan terus berjalan secara kontinu dan mempertahankan keuntungannya, bias jadi jumlah modalnya setiap tahun meningkat tanpa adanya penambahan modal kerja atau malah setiap tahunnya terjadi penambahan modal kerja. Sejalan dengan uraian di atas, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis merujuk kepada penelitian sebelumnya antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dikti Kusmeidi Ruwindas tahun 2009, dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusaha”. Penelitian dilakukan pada CV. Dandy Hadycrafy Tasikmalaya”, diperoleh hasil pengujian hipotesis pada tingkat keyakinan 95% dan memiliki hasil bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sherly Sabhatini, dengan judul “Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010”. Penelitian dilakukan pada Bursa Efek Indonesia, di peroleh hasil bahwa melalui hasil uji t yang telah dilakukan maka dapat diketahuibahwa perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Merlin Nurhayati tahun 2012, dengan judul “Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Asset Terhadap Retrun On Assets”. Penelitian dilakukan pada PT. Mayora Indah, Tbk, diperoleh hasilbahwa secara simultan perputaran modal kerja dan perputaran asset berpengaruh terhadap Retrun On Assets pada PT. Mayora Indah, Tbk. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Adi Hardian Nugroho tahun 2012, dengan judul “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Retrun On Equity (ROE)”, penelitian ini dilakukan pada PD. BPR Artha Galunggung, diperoleh hasil bahwa modal kerja berpengaruh signifikan terhadapROE pada PD. BPR Artha Galunggung periode 2011 sampai April 2012. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Rio Malintan tahun 2011, dengan judul “Pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER) dan Retrun On Assets(ROA) terhadap Retrun Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2005-2010” penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia. Di peroleh variabel-variabel independen yang digunakan yaitu CurrentRatio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio (PER), dan Retrun On Assets (ROA) secara simultan tidak memberikan pengaruh terhadap retrun saham perusahaan pertambangan yang terdaftar di Buesa Efek Indonesia (BEI) tahun 2005-2010. 6. Penelitian yang dilakukan oleh IG.K.A. Ulupi tahun 2005, dengan judul “Pengaruh Retrun On Assetsdan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham”. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mendekati studi kasus. Hasil penelitian Retrun On Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap Retrun saham satu periode ke depan dan Debt to Equity Ratio berpengaruh positip tetapi tidak signifikan Retrunsaham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Identifikasi Masalah Penulis Penulis dapat merumuskan identifikasi masalah, diantaranya : 1. Bagaimana jumlah modal kerja dan ROA Pada PT. Telkomunikasi Indonesia (Persero) Tbk di Bursa Efek Indonesia? 2. Bagaimana hubungan antara modal kerja dan ROA ?
Tinjauan Pustaka Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan, jadi modal kerja ini disebut modal kerja bruto ( gross working capital ). (Weston dan Brigham (1981, p. 266). Modal kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat-surat berharga, persediaan dan lainlain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Wasis (1991 : 131). Return On Asset (ROA) ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. (Bambang R, 1997). Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan,dengan menghilangkan dampak sumber pendanaan aktiva, analisis evaluasi dan peramalan kinerja operasi. (John, Subramanyam dan Halsey 2003 : 65) Kerangka Pemikiran Pengelolaan modal kerja merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam menentukan maju mundurnya perusahaan. Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan utang lancar terutama mengenai bagaimana menggunakan dan komposisi keduanya akan mempengaruhi resiko, modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan (Agus Sartono, 2001:120). Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari (Bambang Riyanto, 2001:57) Modal kerja merupakan inti kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena modal kerja digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari – hari.Dapat di artikan bahwa modal kerja membiayai setiap aktivitas perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan laba guna pengembangan perusahaan, modal kerja membiayai siklus konversi kas suatu bisnis. Oleh karena itu pengelolaan modalkerja sangat penting bagi perusahaan. Dengan modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Sawir, 2005). Dengan terjadinya penjualan produk akan menghasilkan profit bagi perusahaan. Sebagian profit perusahaan akan di inventasikan kembali ( dalam bentuk sumber modal kerja ) terhadap modal kerja seperti kas, piutang dagang, dan persediaan. Dengan peningkatan penjualan membutuhkan tambahan persediaan barang dan menambah kas. Proses seperti ini akan terjadi berulang kali selama perusahaan masih melakukan aktifitasnya. Proses yang dilakukan perusahaan mulai dari memperoleh modal kerja sampai dipergunakan untuk
kegiatan operasional perusahaan itulah yang dinamakan perputaran modal kerja. Masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen – elemen modal kerja hingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangangka pendek.Masa perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisiensi pengguanaan modal kerja dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil Agnes Sawir (2003). Selama perusahaan melakukan aktivanya, maka sela itu pula modal kerja akan terus berputar. Namun apabila penggunaan aktiva lancar tersebut dikelola secara efisien sehingga dapat menunjang aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba, maka secara tidak langsung akan meningkatkan laba dan profitabilitas perusahaan. Perolehan laba merupakan akhir dari siklus perputaran modal kerja perusahaan.Laba itu sendiri merupakan salah satu alat ukur kinerja perusahaan khususnya kinerja keuangan, yaitu dengan melakukan analisis rasio keuanganAbdul Halim dan Saarwoko (2003). Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka – angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Hasil dari rasio keuangan inilah yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode.Dari beberapa rasio keuangan yang ada, penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas.Hal ini dikarenakan rasio profitabilitas membandingkan antara laba yang diperoleh terhadap aktiva yang dimiliki.Dapat diartikan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan Agus Sartono (2001). Berdasarkan penjelasan di atas dapat digambarkan modal pemikiran dalam bagan seperti dalam Gambar 1 Modal Kerja
ROA Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis Hipotesis penelitian adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji secara empiris. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut terlihat bahwa tersedianya jumlah modal kerja, oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menentukan hipotesis : “Terdapat Hubungan Antara Jumlah Modal Kerja dan ROA“ OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Adapun objek dalam penelitian ini adalah modal kerja dan ROA. Adapun subjek penelitian adalah Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia.
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Operasionalisasi Variabel Untuk menentukan data yang diperlukan dan untuk memudahkan pengukuran dari variabel-variabel diatas, maka variabel-variabel tersebut perlu dioperasionalisasikan. Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variable pada penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1 Operasionalisasi Variabel Variabel Modal Kerja (X1)
Definisi - Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan, jadi modal kerja ini disebut modal kerja bruto ( gross working capital ). (Weston dan Brigham (1981, p. 266) - Modal kerja adalah dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar, oleh karena itu dapat berupa kas, piutang, surat-surat berharga, persediaan dan lain-lain. Modal kerja bruto adalah keseluruhan dari aktiva / harta lancar yang terdapat dalam sisi debet neraca. Wasis (1991 : 131) Retrun On Asset -ROA adalah rasio keuntungan bersih (X2) pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. (Bambang R, 1997) - Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi operasi yang relevan. Nilai ini mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan,dengan menghilangkan dampak sumber pendanaan aktiva, analisis evaluasi dan peramalan kinerja operasi.(John, Subramanyam dan Halsey 2003 : 65)
Indikator Skala Total Aktiva Rasio Lancar
Rasio EBT Total Assets
Model / Paradigma Penelitian Maka pradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pradigma sederhana karena dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan satu variabel dependen, yang dapat digambarkan sebagai berikut : X1
X2 Gambar 2 Model Analisis Data
Alat Analisis Analisis korelasi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (X). Ukuran yang dipakai untuk menyatakan derajat tersebut dinamakan koefisiensi korelasi (r). Koefisiensi Korelasi dirumuskan sebagai berikut : (Sugiyono, 2004:213) Keterangan : r : koefisiensi korelasi n : Waktu periode x1 : Modal kerja x2 : ROA Koefisien korelasi r menunjukan derajat antara X1 dan X2, nilai dari koefisien korelasi yang diterima harus berkisar antara negatif dan positif. Apabila koefisien korelasi positif, maka korelasi antara kedua variabel searah, artinya apabila variabel X1 naik maka variabel X2 akan naik, dan apabila variabel X1 turun maka variabel X2 akan turun. Sedangkaan apabila koefisien korelasi bertanda negatif, maka korelasi antara kedua variabel berbanding berbalik, artinya apabila variabel X1 naik maka variabel X2 turun dan apabila variabel X1 turun maka variabel X2 akan naik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Modal Kerja Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil penelitian, modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk selama tahun 2002 - 2011 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2 Modal Kerja Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2002 – 2011 (dalam jutaan rupiah) Tahun Modal Kerja Peningkatan/Penurunan 2002 9.218.419 2003 8.482.003 (736.416) 2004 8.577.801 95.798 2005 9.393.560 815.759 2006 13.091.362 3.697.802 2007 13.873.224 781.862 2008 11.178.708 (2.694.516) 2009 12.389.895 1.211.187 2010 14.349.527 1.959.632 2011 15.668.000 1.318.473
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa besarnya modal kerja PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk selama periode 2002-2011 setiap tahunnya umum mengalami peningkatan. Modal kerja tertinggi pada tahun 2006 sebesar Rp. 3.697.802, sedangkan modal kerja terendah pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.694.516. Analisis Return On Asset Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Berdasarkan hasil penelitian, Return On Asset pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk selama tahun 2002 - 2011 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3 Analisis Return On Asset Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Tahun 2002 – 2011 (dalam jutaan rupiah) Peningkatan/ Tahun ROA Penurunan 2002 18,15 2003 12,11 (6,06) 2004 10,89 (1,22) 2005 12,86 1,97 2006 14,65 1,79 2007 15,67 1,02 2008 11,64 (4,03) 2009 11,65 0.01 2010 11,56 (0.09) 2011 15,01 3.45 Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa besarnya Return On Asset PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk selama periode 2002-2011 setiap tahunnya umum mengalami peningkatan. Return On Asset tertinggi pada tahun 2011 sebesar 3.45, sedangkan Return On Asset penurunan terendah pada tahun 2008 sebesar 4,03. Analisis Kolelasional Antara Jumlah Modal Kerja Dengan Return On Asset (ROA) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Untuk mengetahui hubungan Modal Kerja dengan Return On Asset (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dilakukan dengan pengujian korelasi dari kedua variabel tersebut. untuk menguji hal tersebut dilakukan uji statistik koefisien korelasi dengan bantuan software SPSS V.16. Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat hubungan variabel Modal Kerja (X1) dengan Return On Asset (ROA) (X2).
Hasil dari pengolahan data dan hasil analisis yang dapat dilihat pada lampiran menunjukan bahwa nilai korelasi sebesar 0,176 yang menunjukan besarnya hubungan atau korelasi antara biaya bahan baku dengan Return On Asset (ROA) sangat rendah. Untuk menguji hipotesis hubungan antara Modal Kerja (X1) dengan Return On Asset (ROA) (X2) pada PT. Telkomunikasi Indonesia Tbk dilakukan dengan menggunakan uji r. Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji r pada hasil perhitungan SPSS.V.16 yang tersaji pada lampiran untuk variabel modal kerja dengan Retun on Asset diperoleh nilai rhitung 0,176 dengan nilai signifikansi 0,626 dan df = (n-2) = 8 maka nilai rtabel = 0,632 dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai rhitung (0,176) < (0,632) rtabel dan berdasarkan probabilitas nilai signifikansi 0,626 < 0,05. Dengan demikian hal ini berarti Ho diterima atau Ha ditolak dengan kata lain modal kerja tidak berhubungan signifikan dengan Return On Asset (ROA) Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Penelitian inipun berkaitan dengan hasil sebelumnya yang dilakukan oleh Juni Senjaya (2007) “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Return On Asset studi kasus pada CV. Panamas Ligar Perkasa Tasikmalaya”, menghasilkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap retun on asset. Meskipun ada kemiripan dalam judul namun penggunaan analisis data yang digunakan penulis adalah analisis kolerasional, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan analisis linear sederhana. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penulis menyimpulkan sebagai berikut : 1. Modal kerja yang dimilki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk tiap tahunnya cenderung naik, penurunan terjadi pada tahun 2008 sedangkan mengalami peningkatan modal kerja paling tinggi pada tahun 2006 yang di sebabkan perusahaan memperoleh kembali aktivanya dari pencairan piutang usaha sehingga kembali mengalokasikan assetnya sebagai modal kerja dan volume penjualan yang mengalami peningkatan yang disertai efektif dan efisiennya penggunaan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai operasi perusahaan sehingga menghasilkan laba operasi yang semakin besar dari tahun ke tahun. Retun On Asset (ROA) yang terjadi setiap tahunnya cenderung naik, penurunan terjadi pada tahun 2008 sedangkan peningkatan paling tertinggi pada tahun 2011. Hal ini diakibatkan oleh volume penjualan yang mengalami peningkatan dan biaya yang dapat ditekan atau perusahaan dapat mengefisiensikan biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai operasi perusahaan sehingga menghasilkan laba operasi yang semakin besar pula. 2. Bahwa besarnya Modal Kerja tidak berhubungan signifikan dengan Return On Asset (ROA) pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna baik bagi peneliti selanjutnya maupun bagi kemajuan perusahaan. Adapun saran tersebut antara lain: 1. Bagi perusahaan diharapkan dapat mengelola modal kerja lebih baik lagi sejak perusahaan mengeluarkan uang yang diinvestasikan sebagai persediaan, dijual dan berubah menjadi piutang sampai penerimaan kas dari pelunasan piutang untuk memperoleh laba atau pengembalian yang lebih besar. Juga melakukan perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil agar Return On Asset (ROA) perusahaan dapat dicapai dengan optimal, sehingga aset-aset yang dimiliki perusahaan dapat memberikan pengembalian yang menguntungkan bagi perusahaan. Disamping itu untuk memperoleh kenaikan penjualan, perusahaan juga harus dapat melakukan inovasi terus menerus yang selama ini telah dilakukan dan menambah lagi nilai lebih terhadap produk yang dihasilkan walaupun selama ini penjualan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dari penelitian ini dengan menambah variabel-variabel lain yang mempengaruhi peningkatan besarnya modal kerja disamping penggunaan Return On Asset (ROA) sebagai faktor yang dipengaruhinya. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto, 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Agres Sawir, 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. C. Rollin Niswongger, 2003. Prinsip-prinsip Akuntansi, alih bahasa oleh : Herman Wibowo. Jakarta. Salemba Empat Agus Sartono, 2001. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga, Yogyakarta : BPFE Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta, Liberty B.N. Marbun, 2003. Kamus Manajemen, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Bambang Riyanto, 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. Yogyakarta, BPFE Abdul Halim dan Sarwoko, 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YPKN Munawir Slamet, 2001. Akuntansi dan Manajemen. Cetakan Pertama. Yogyakarta : BPFE Eduardus Tandelilin, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta Agnes Sawir, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sugiono, 2003. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Kelima, Bandung : CV. Alfabeta
Wibisono, 1997. Manajemen Modal Kerja. Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Pratiwi, Aditya, 2010. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja. (http://tiwi8.blogspot.com/2010/05/faktor-yang-mempengaruhi-modal-kerjahtml.) diakses 20 Mei 2013 IG.K.A, 2005. Pengaruh Return On Asset Debt to Equity Ratio Terhadap Harga Saham. (http:www.indoskripsi.com) diakses 20 Mei 2013 Merlin Nurhayati, 2012. Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Asset Terhadap Return On Assets. Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Sherly Subhatini. Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 20072010. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/2348/i/JURNAL%20SHER LY%20SABHATINI.pdf. Diakses 20 Mei 2013 Dikti Kusmeidi Ruwindas, 2009. Pengaruh Modal Terhadap Profitabilitas Perusahaan. http://journal.unsil.ac.id/download.php?id. Diakses 20 Mei 2013 Adi Hardian Nugraha, 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Return On Equity. http://journal.unsil.ac.id/download.php?id. Diakses 20 Mei 2013 Rio Malintan, 2011. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Price Earning ratio, dan Return On Assets Terhadap Return Saham Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010. http://jimfeb.ub.ac.id/index.php.jimfeb/article/download/159/123. Diakses 20 Mei 2013