ABSTRACT THE INFLUENCE OF WORKING CAPITAL TURNOVER SALES VOLUME BY WORKING CAPITAL AS MODERATING VARIABLE (Study at PT. POS Indonesia Tasikmalaya (Persero) )
By : UCU FITRIANTI 113403078
Under the Guidance : Dr. Dedi Kusmayadi, S.E.,M.Si.,Ak.,CA H. Usman Muljakusumah,S.E.,Ak
The aim of this research is to investigate and analyze the influence of working capital turnover sales volume by working capital as moderating variable at PT. Pos Indonesia Tasikmalaya. Method of this research is used simple linear regression analysis. The results showed that the test with ( t) test result obtained working captal 0.010<0.05 where Ho is rejected, it means that working capital had a significant influence on the sales volume. On rotatiton of working capital to sales volume with the results of the test of 0.007<0.05 this means working capital turnover does not have a significant influence on the sales volume.
Keywords: Working capital, Working capital turnover and sales volume
ABSTRAK
PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP VOLUME PENJUALAN DENGAN PERPUTARAN MODAL KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Pada PT. Pos Indonesia Tasikmalaya (persero) ) Di susunOleh: Ucu Fitriyanti NPM.113403078
Dibawah Bimbingan : Dr. Dedi Kusmayadi, S.E.,M.Si.,Ak.,CA H. Usman Muljakusumah,S.E.,Ak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan dengan perputaran modal kerja sebagai variabel moderating pada PT. Pos Indonesia Tasikmalaya. Metode penelitian ini yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian dengan uji t pada modal kerja diperoleh hasil 0,010< 0,05 dimana Ho ditolak, ini berarti modal kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap volume penjualan. Pada perputaran modal kerja terhadap volume penjualan dengan hasil uji t sebesar 0,007< 0,05 ini berarti perputaran modal kerja tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap volume penjualan. Kata kunci : modal kerja, perputaran modal kerja dan volume penjualan
PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang
Dalam mempersiapkan diri mamasuki era globalisasi, Indonesia harus melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan di berbagai bidang. Kemajuan di bidang teknologi akan membaurkan batas geografi antar negara yang akan menyebabkan persaingan industri semakin ketat. Tidak hanya itu, gaya hidup dan selera masyarakat pun akan berubah. Perubahan akan melanda pula setiap badan usaha atau perusahaan baik milik swasta maupun pemerintah. Perubahan dan perkembangan masa depan akan semakin cepat dana akan menempatkan perusahaan pada lingkungan yang semakin kompetitif. Bagi perusahaan merubah dan memperbaiki diri menjadi suatu keharusan karena dalam keaadan demikian hanya ada dua pilihan yaitu merubah atau memperbaiki diri atau tertinggal oleh lajunya zaman. Pada hakikatnya tujuan umum perusahaan, baik perusahaan milik pemerintah atau swasta adalah untuk memperoleh laba yang maksimal dan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan menggunakan segala kemampuan serta sumber daya yang telah tersedia yang pada akhirnya dapat meningkatkan anggota/karyawan perusahaan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah berdiri sudah sangat lama. Untuk mempertahankan suatu usaha yang telah berjalan dalam waktu yang sudah sangat lama cenderung sangat sulit. PT. Pos Indonesia dituntut untuk mampu mempertahankan usahanya dan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang banyak sekali keunggulan. PT. Pos Indonesia memiliki banyak sekali aktivitas usahanya diantaranya adalah pelayanan pengiriman paket pos. Paket pos merupakan suatu layanan untuk pengiriman barang. Dengan semakin banyaknya perusahaan lain yang memilki jenis usaha yang sama yaitu pengiriman paket dan tentunya perusahaan tersebut menjanjikan pelayanan yang tidak kalah berkualitas dibanding pelayanan dari PT. Pos Indonesia, maka semakin ketat pula persaingan antara PT. Pos Indonesia dengan perusahaan lain. Ditambah lagi kondisi saat ini khusus untuk pengiriman barang paket pos pada PT. Pos Indonesia jika dilihat dari segi jumlah sangatlah jauh berkurang dibanding dengan tahun sebelumnya. Untuk menghadapi persaingan dan berbagai tantangan dalam membangun usahanya, maka pihak PT. Pos Indonesia dituntut untuk dapat lebih meningkatkan kualitas perusahaan secara menyeluruh. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat perusahaan tentu saja perlu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang diantaranya meliputi perencanaan,pengorganisasian, dan pengendalian secara baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dalam hal ini manajemen tidak lagi dihadapkan pada bagaimana memproduksi dengan baik, kemudian pemasaran yang efektif dan pelayanan yang memuaskan, tapi justru manajemen dihadapkan pada masalah yang sangat mendasar yaitu kebutuhan dana/kebutuhan modal kerja untuk membiayai segala aktivitas perusahaan. Perputaran modal kerja merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan, untuk berputar dalam peredaran usahanya sehubungan dengan pengumpulan periode piutang sampai kemudian menjadi uang kas kembali selama satu periode perputaran modal kerja. Pada dasarnya modal kerja bersifat fleksibel
yang artinya bahwa modal kerja dapat diperbesar atau diperkecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Di samping itu, masing-masing perusahaan mempunyai tipe modal keja sendiri sesuai dengan jenis bidang usaha masing-masing dan tipe modal kerja tersebut dapat sewaktu-waktu berubah. Misalnya, perusahaan yang memiliki omzet penjualan yang besar dengan sendirinya akan membutuhkan modal kerja yang relatif besar pula. Disamping itu pula perusahaan perlu melakukan pengelolaan modal dengan baik agar tersedia modal yang cukup dalam melaksanakan peningkatan kegiatan operasi.Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari.Misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga,piutang, dan persediaan dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk pembiayaan aktiva lancar. Pengelolaan modal kerja yang baik sangat penting agar kelangsungan usaha pada suatu perusahaan dapat dipertahankan sehingga tidak mengalami kebangkrutan,karena modal kerja sebagai salah satu komponen terpenting dari aktiva yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara efektif dan produktif, sehingga mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan. Pada kenyatannya, perusahaan-perusahaan diklasifikasi sesuai dengan apakah laba menjadi tujuan utama mereka atau tidak. Mereka merupakan entitas yang mencari laba atau tidak mencari laba. Terdapat banyak alasan untuk mengukur keuntungan, termasuk dalam hal ini adalah untuk menentukan kelangsungan hidup perusahaan, mengukur kinerja manajerial, menentukan apakah perusahaan mentaati atau tidak peraturan pemerintah, dan memberi tanda pada pasar tentang kesempatan bagi pihak lain untuk menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber pendapatan utama bagi perusahaan, maka akan terjadi perubahan posisi harta. Hal ini akan terlihat dengan masuknya uang tunai apabila penjualan dilakukan secara tunai dan akan timbul piutang jika penjualannya tersebut dilakukan secara kredit. Sebagai kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan, penjualan memegang peranan yang sangat penting dan menjadi tulang punggung perusahaan karena merupakan sumber perolahan dana yang utama guna membiayai operasi sehari-hari. Keberhasilan pengelolaan yang buruk justru dapat mengecam kelangsungan hidup perusahaan. Penjualan harus direncanakan dan dilaksanakan seefesien dan seefektif mungkin agar mendukung kegiatan kinerja perusahaan, sehingga perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Salah satu cara untuk meningkatkan volume penjualan, perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk, peningkatan modal kerja, pemasaran, serta pelayanan terhadap kebutuhan konsumen. Semakin besar modal kerja yang digunakan maka akan berpengaruh pada peningkatan volume penjualan tersebut. Apabila modal kerja kurang maka dipastikan perusahaan tersebut tidak akan bisa malakukan aktifitas dengan lancar dan hal ini akan dapat merugikan perusahaan. Modal kerja yang disediakan dalam perusahaan jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. Jumlah modal kerja yang besar dapat
menjadikan tingkat likuiditas perusahaan menjadi aman. Namun modal kerja yang jumlahnya terlalu besar juga sebenarnya dapat merugikan perusahaan karena akan terdapat modal kerja yang tidak produktif terlebih lagi jika modal kerja tersebut berasal dari pinjaman, hal ini sangat merugikan bagi perusahaan karena harus menanggung beban bunga pinjaman. Di PT. Pos Indonesia (Persero) yang beralamat di jln. Otto Iskandardinata no.6 Tasikmalaya, memusatkan perhatian pada profitabilitas untuk kelangsungan hidup perusahaan. Tanpa adanya keuntungan akan sangat sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Pemilik perusahaan dan terutama sekali pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini karena disadari betul betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan. Agar aktivitas sehari-hari PT. Pos Indonesia (Persero) selalu lancar, maka modal kerja harus terjaga dan profitabilitas dalam usaha meningkat atau kekayaan pemiliki perusahaan dapat tercapai. Semua itu harus selalu diperhatikan oleh pihak-pihak di dalam PT. Pos Indonesia (Persero). Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Bagaimana modal kerja, perputaran modal kerja, volume penjualan pada “PT.Pos Indonesia (Persero)” 2. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan pada “PT.Pos Indonesia (Persero)” 3. Apakah perputaran modal kerja dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dan volume penjualanPada “PT.Pos Indonesia (Persero)” Tujuan Penelitian 1. Mengetahui modal kerja,perputaran modal kerja, volume penjualan pada“PT.Pos Indonesia (Persero)” 2. Mengetahui pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan pada “PT.Pos Indonesia (Persero)” 3. Mengetahui Apakah perputaran modal kerja dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dan volume penjualanpada “PT. Pos Indonesia (Persero)” Kegunaan Hasil Penelitian Penulis berharap agar penelitian yang disajikan untuk tujuan penyusunan karya tulis dapat memberikan manfaat bagi: 1. Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan dalam mempelajari, memahami dan mengimplementasikan ilmu yang diperoleh khususnya yang berhubungan dengan pengaruh modal kerja, likuiditas dan profitabilitas perusahaan. 2. Pihak Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan dan membantu dalam membuat dan mengambil keputusan peusahaan.
3. bagi Penelitian Lain Dapat memberikan masukan dan bahan referensi tambahan serta menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca yang tertarik pada topik yang diangkat penulis dalam penelitian ini. Tinjauan Pustaka Dan kerangka Pemikiran Salah satu syarat utama berlangsungnya perusahaan adalah memilki faktorfaktor produksi yang terdiri dari sumber daya manusia dengan keahlian, sumber daya alam, tenaga kerja, dan modal kerja. Namun faktor yang paling penting dalam berlangsungnya perusahaan adalah modal kerja, karena modal kerja dapat menentukan kelancaran operasi perusahaan. Modal kerja ini harus dikelola secara optimal karena jika modal kerja tidak mencukupi maka kontinuitas perusahaan akan terganggu begitu juga sebaliknya apabila modal kerja berlebihan tetapi menganggur atau dengan kata lain sampai terjadinya idle money maka keuntungan yang mestinya dicapai tidak dapat tercapai melainkan hanya akan menanggung beban bunga. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan,terutama yang memiliki jangka waktu tertentu. (Kasmir 2011:249). Modal kerja merupakan elemen penting perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, salah satunya adalah profitabilitas. Dimana profitabilitas ini akan sangat berpengaruh untuk kelancaran hidup perusahaan. Dalam suatu perusahaan tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan volume penjualan yang menguntungkan dalam arti dapat menghasilkan pendapatan secara optimal dan meningkatkan laba. Menurut Mulyadi (2008:202), ”Volume penjualan merupakan ukuran yang menunjukan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual.” Volume Penjualan memiliki arti penting yaitu besarnya kegiatan–kegiatan yang dilakukan secara efektif oleh penjualan untuk mendorong agar konsumen melakukan pembelian. Dan tujuan dari Volume penjualan ini adalah untuk memperkirakan besarnya keuntungan yang diterima dengan menjual produk kepada konsumen serta biaya yang sudah dikeluarkan. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Penjualan yaitu Kondisi dan Kemampuan Penjual, kondisi pasar, modal dan faktor lainnya. Setiap perusahaan apabila mengeluarkan dana berharap akan memperoleh kembali dana tersebut beserta keuntungan melalui hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkannya.Panjang pendeknya perputaran modal kerja tergantung dari perputaran masing-masing komponen modal kerja. Semakin pendek tingkat perputarannya berarti semakin tinggi ratio turn over-nya. Lamanya periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut. Dari penjelasan di atas dapat diketahui hubungan antara modal kerja, dengan volume penjualan diharapkan terjadi dalam jangka waktu pengembalian yang relatif pendek, sehingga modal kerja yang ditanamkan cepat kembali.Penerapan sistem penjualan secara kredit yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume
penjualan. Hubungan ini menunjukan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja. Sedangkan hubungan antara perputaran modal kerja dan volume penjualan terdapat hubungan yang erat. Bila volume penjualan naik investasi persediaan dan piutang jugan meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja.setiap perusahaan apabila mengeluarkan dana berharap akan memperoleh kembali dana tersebut beserta keuntungan melalui hasil penjualan barang atau jasa yang dihasilkannya. Panjang pendeknya perputaran modal kerja tergantung dari perputaran masing-masing komponen modal kerja.akan berpengaruh secara langsungterhadap volume penjualan. Hipotesis Menurut Sugiyono (2012:93), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Modal kerja berpengaruhsignifikan terhadap Volume Penjualan 2. Perputaran modal kerja dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dan volume penjualan. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisa dengan pendekatan sensus. Menurut Sugiyono (2007:73) metode studi deskriptif (descriptive study) adalah upaya peneliti untuk menjabarkan dan menggambarkan berbagai karakterisitik dari variabel yang dikaji berkaitan dengan situasi dan kondisi ketika penilitian ini dilakukan. Riset dapat didesain untuk mengungkap hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, baik korelasinya secara parsial (satu persatu) maupun hubungan secara serempak antara variabel yang dianalisis (Sugiyono, 2007:73). Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan Observasi Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan perusahaan yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara Adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan beberapa pihak yang bersangkutan untuk memperoleh penjelasanpenjelasan yang diperlukan yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi Penelitian yang dilakukan dengan mencari data berupa catatan-catatan, dokumen, formulir yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.
2. Studi Kepustakaan Merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang penting dan diperlukan melalui buku-buku bacaan, surat kabar, majalah-majalah dan literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan teknik-teknik yang sudah sering digunakan dalam penelitian yaitu dengan metode studi kasus, yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer dapat dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan dengan maksud untuk memperoleh data akurat, data ini dapat diperoleh melalui teknik pengumpulan data. 2. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung. Model / Paradigma Penelitian Bertitik tolak dari judul penelitian yaitu “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Volume Penjualan dengan Perputaran Modal Kerja sebagai variabel moderating”, maka berikut digambarkan paradigma penelitian, berikut dengan indikator-indikator setiap variable penelitian, baik itu indikator variabel independen yaitu Modal Kerja (X) maupun variabel dependen yaitu Volume Penjualan (Y) dan Perputaran Moda Kerja sebagai variabel moderating (z). (X)
(Z)
(Y) Gambar. 3.3 Paradigma Penelitian
Keterangan : X : Modal kerja dengan indikator jumlah total Aktiva Lancar yang dikeluarkan Y : Volume Penjualan dengan indikator Nilai produk yang terjual(omzet penjualan) Z : Perputaran modal kerja dengan indikator selisih antara harta lancar dengan hutang lancar. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam pengujian hipotesis, data tersebut diolah terlebih dahulu kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik parametik untuk pengujian hipotesis yang dapat digambarkan sebagai berikut: X
Z
Y
Gambar 3.4 Model Analisis Data Keterangan : X= Modal Kerja Y = Perputaran Modal Kerja Z = Volume Penjualan Sehubungan dengan perbedaan ukuran untuk masing-masing variabel maka terlebih dahulu harus distandarisasi data dengan menggunakan Logaritma Natural (LN). Dalam menganalisis ini peneliti menggunakan beberapa metode lain yaitu: 1) Analisis Regresi Linier Berganda Analisa regresi berganda digunakan dalam menganalisis hubungan antara variabel (X) dan (Y), bentuk persamaan regresi linier adalah : Y = a + β1X1β2X2 (Sugiyono,2004 : 251) Keterangan : X =Modal Kerja Y = Volume Penjualan a = Konstanta, di dapat dari(nilai Y’ apabila X1, X2…..Xn = 0) b
= Koefisien Arah Regresi atau arah yang menunujukan angka peningkatan atau penurunan variabel independen yang mempunyai nilai tertentu, nilai b dapat di cari dengan rumus : 1. ∑X1Y=b1∑X1+b2∑X1∑X2 2.∑X2Y=b1∑X12+b2∑X2∑X2
2) Analisis Koefisien Korelasi Koefisien korelasi adalah suatu ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat asosiasi/derajat keeratan antara variabel independen dan dependen. Dimana derajat keeratan tersebut tergantung dari pola variasi atau interelasi yang bersifat simulator dari variabel independen dan variabel dependen. Derajat sehubungan ini ditunjukan oleh koefisien korelasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Simultan b1∑X1 + b2∑x2y 𝑅𝑦(1.2) = ∑y 2 (Sugiyono,2004 :258) 2.Parsial Ry = Ryx2 − 𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑥1𝑥2
1-r2X1X2 1-r2yX1 (Sugiyono, 2004 : 193) Keterangan: r = Koefisien korelasi ganda X = Modal kerja Y = Volume Penjualan
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,00
Tingkat Hubungan Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat
3) Koefisien Determinasi Merupakan pengkuadratan dan nilai korelasi (r²) analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Kd = r² x 100% (Sugiyono, 2004 : 216) Keterangan : Kd = Koefisien determinasi r² = Koefisien korelasi dikuadratkan 4) Pengujian Hipotesis Yaitu alat untuk mengukur tingkat signifikan variabel. Adapun pengujian hipotesis penelitian yang penulis lakukan dengan prosedur sebagai berikut : a. Hipotesis Operasional Ho1 : = 0, Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Modal Kerja terhadap Volume Penjualan Ho2 : = 0, Perputaran modal kerja tidak dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dan volume penjualan. Ha1 : ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara Modal Kerja terhadap Volume Penjualan Ha2 : ≠ 0 Perputaran modal kerja dapat memoderasi hubungan antara modal kerja dan volume penjualan b. Penetapan Tingkat Signifikan Tingkat keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan taraf nyata 5% (ɑ = 0,05). Hal ini sering digunakan dalam ilmu sosial yang menunjukan kedua variabel mempunyai korelasi yang cukup nyata. Dimana metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah. c. Uji Signifikasi Adapun rumus yang digunakan adalah:
(Sugiyanto, 2004 : 215) Keterangan: t = Nilai uji t r = Nilai koefisien korelasi n – 2 = Derajat Kebebasan d. Kriteria Pengujian - Terima Ho jika Fhitung
Ftabel - Terima Ho jika –t ½ a< thitung< t½ a dan tolak jika Ho –t ½ a> thitung atau thitung> t½ a 5) Penarikan Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian seperti tahapan diatas maka akan dilakukan analisis secara kuantitatif. Dari hasil analisis tersebut akan ditarik kesimpulan apakah hipotesis yang ditetapkan dapat diterima atau ditolak. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian penulis memperoleh hasil berupa data laporan keuangan untuk mengetahui mengenai modal kerja yang dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia Tasikmalaya periode 2008-2014. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui besarnya modal kerjayang dikeluarkan dan untuk mengetahui volume penjualan yang dihasilkan oleh PT. Pos Indonesia Tasikmalaya. Selain itu juga untuk mengetahui besarnya pengaruh modal kerja terhadap volume penjualan dan perputaran modal PT. Pos IndonesiaTasikmalaya. Modal Kerja PT. Pos Indonesia Untuk kelangsungan usahanya PT. Pos Indonesia Tasikmalaya memerlukan modal kerja sehingga dapat memenuhi permintaan para konsumen. Oleh karena itu pengelola usaha pada umumnya menaruh perhatian khususnya penanganan modal kerja. Dilihat dari sifatnya modal kerja akan berputar terus menerus didalam suatu perusahaan, oleh karena itu modal kerja harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan seharihari. Dengan modal kerja yang cukup maka perusahaan dapat beroperasi lebih efisien dan dapat melayani para konsumen dalam memenuhi pesanan. PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang jasa seperti prangko, pengiriman barang, pengiriman wesel dan lain sebagainya, dalam operasi usahanya perusahaan berusaha untuk mengoptimalkan modal kerja agar operasi perusahaan berjalan efektif dan efisien. Modal kerja pada PT. Pos Indonesia tiap tahunnya mengalami kenaikan, dimana kenaikan tersebut dikarenakan sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan, dengan harapan dapat meningkatkan volume penjualan dan memperoleh laba yang optimal. Adapun modal kerja PT. Pos Indonesia dapat dilihat dari tabel 4.1. Tabel 4.1 Modal Kerja PT. Pos Indonesia (Persero) Tahun
Modal Kerja
2008
1.813.558.220
Perubahan (Dalam Rupiah)
Perubahan (Dalam Persentase)
2009
2.402.973.630
589.415.410
32,50%
2010
3.854.081.740
1.451.108.110
60,38%
2011
3.761.917.430
(92.164.310)
(2,39%)
2012
4.213.996.700
452.079.270
12,01%
2013
5.130.226.700
916.230.000
21,74%
2014
4.895.941.600
(234.285.100)
(4,56%)
Sumber: Laporan Keuangan PT. Pos Indonesia(Persero) Tasikmalaya (yang telah diolah kembali) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peningkatan modal kerja yang paling besar yang dikeluarkan oleh perusahaan terjadi pada tahun 2010 dengan besar peningkatan sebesar 60,38% dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 2,39% hal ini disebabkan karena adanya peningkatan biaya operasional perusahaan selain itu penurunan modal kerja pada perusahaan PT. Pos Indonesia disebabkkan karena kurangnya permintaan dari para konsumen. Volume Penjualan Volume penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) selama tahun 2008-2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Volume Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Tahun
Volume penjualan
Perubahan
Perubahan
(dalam Rupiah)
(dalam Persentase)
2008
6.496.500.000
2009
7.102.700.000
606.200.000
9,33 %
2010
7.622.450.000
519.750.000
7,31 %
2011
6.934.300.000
(688.150.000)
(9,022%)
2012
8.475.951.250
541.651.250
6,82 %
2013
8.892.425.000
416.473.750
4,91 %
2014
8.174.200.000
(718.225.000)
(8,07%)
Sumber : Lapora n Keuang an PT. Pos Indones
ia(Persero) Tasikmalaya (yang telah diolah kembali) Volume penjualan PT. Pos Indonesia(Persero) dapat dijelaskan sebagai berikut: Volume penjualan PT. Pos Indonesia(Persero) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi yang berdampak pada peningkatan hasil produksi dan diiringi dengan hasil penjualan. Karena penigkatan permintaan atas barang dan jasa sehingga volume penjualan tiap tahunnya menigkat. Perputaran Modal Kerja yang dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya
Modal kerja merupakan bagian yang penting bagi perusahaan karena dengan modal kerja inilah perusahaan dapat menjalankan fungsinya yaitu melaksanakan kegiatan usaha. Untuk mempertahankan kontinuitas usaha, perusahaan harus selalu memperhatikan modal kerja yang digunakan maka PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya pun harus selalu memperhatikan dan mengelola modal kerja agar dapat membiayai pengeluaran operasi perusahaan. PT. Pos Indonesia (Prrsero) Tasikmalaya menggunakan modal kerja yang setiap tahunnya mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun yang mana fluktuasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabeel 4.3 Perputaran Modal Kerja PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya Kurun waktu tahun 2008 sampai dengan 2014 Tahun
Volume penjualan
Rata-rata
Perputaran Modal
Modal Kerja
Kerja
2008
6.496.500.000
448.055.690
14,50
2009
7.102.700.000
980.210.490
7,25
2010
7.622.450.000
2.361.981.200
3,23
2011
6.934.300.000
2.215.979.760
3,13
2012
8.475.951.250
2.657.604.790
3,19
2013
8.892.425.000
3.633.398.870
2,45
2014
8.174.200.000
2.846.731.940
2,88
Sumber: Laporan Keuangan PT. Pos Indonesia(Persero) Tasikmalaya (yang telah diolah kembali) Berdasarkan tabel diatas, diketahui perputaran modal kerja dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 perputaran modal kerja pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 sebesar 2,45 kali menjadi 2,88 kali. Pada tahun-tahun sebelumnya perputaran modal kerja pada perusahaan tersebut mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena perusahaan mengalami peningkatan penjualan, sehingga dapat mempengaruhi terhadap perputaran modal kerja. Peningkatan dan penurunan perputaran modal kerja yang terjadi pada pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya disebabkan karena dalam menyediakan modal kerja perusahaan disesuaikan dengan permintaan konsumen. Pembahasan Dari hasil penelitian yang diperoleh kemudian dilakukan pembahasan yang disesuaikan dengan identifikasi masalah yaitu untuk melihat Pengaruh Modal Keja terhadap Volume Penjualan dan perputaran modal kerja sebagai pelemah atau penguat. Modal Kerja PT. Pos Indonesia (Persero) Modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya merupakan kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dan aktiva ini merupakan aktiva yang dipakai
sekali akan berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam di dalamnya yang akan bebas lagi dalam waktu yang pendek, modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar (Gross Woking Capital). Komponen modal kerja pada perusahaan ini adalah kas, piutang, dan persediaan. Modal kerja PT. Pos Indonesa (Persero) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Modal Kerja 2008-2014 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Modal Kerja (X) 1.813.558.220 2.402.973.630 3.854.081.740 3.761.917.430 4.213.996.700 5.130.226.700 4.895.941.600
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa: 1. Modal kerja pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.813.558.220 2. Modal kerja pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 589.415.410 atau sebesar 32,50 % menjadi Rp. 2.402.973.630. hal ini terjadi karena peningkatan biaya produksi yang harus dikeluakan oleh perusahaan. 3. Modal kerja pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.451.108.110 atau sebesar 60,38 % menjadi Rp. 3.854.081.700 dari tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya penigkatan produksi barang sehingga biaya produksi meningkat dan modal kerjapun ikut meningkat. 4. Modal kerja pada tahun 2011 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 92.164.310atau sebesar Rp. 2,39% menjadi Rp. 3.761.917.430. Hal ini terjadi karena kurangnya permintaan barang atau jasa dari konsumen, sehingga produksi barang atau jasa menurun selain itu biaya produksi ikut menurun dan secara langsung modal kerja ikut menurun. 5. Modal kerja pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp 452.079.270atau sebesar 12,01 % menjadi Rp. 4.213.996.70.. Dan hal ini terjadi karena adanya peningkatan produksi barang yang dapat meningkatkan biaya produksi sehingga modal kerjapun ikut meningkat. 6. Modal kerja pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp 916.230.000 atau sebesar 21,74% menjadi Rp 5.130.226.700. hal ini terjadi karena adanya peningkatan produksi barang yang menyebabkan biaya produksi dan modal kerja ikut menigkat. 7. Modal kerja pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar Rp 234.285.100 atau sebesar 4,56 % menjadi Rp 4.895.941.600. hal ini terjadi karena kurangnya permintaan produksi atas barang sehingga biaya produksi yang dikeluarkan menurun dan disebabkan karena meningkatnya biaya operasional hal ini yang menyebabkan modal kerja menurun. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero) tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan, namun pada tahun 2009 dan 2013 mengalami peningkatan hal ini dikarenakan meningkatnya biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Volume Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero)
Volume penjualan PT.Pos Indonesia (Persero) merupakan jumlah barang atau jasa yang terjual dan dapat menghasilkan pendapatan berdasarkan data kuantitatif dalam suatu keadaan yang ideal pada suatu periode tertentu. Volume penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat permintaan atas barang dan jasa dari konsumen. Adapun tingkat volume penjualan pada PT. Pos Indonesia (Persero) dapat dijelakan pada tabel 4.6 sebagai berikut : Tabel 4.5 Volume Penjualan 2008 – 2014 Tahun
Volume penjualan
2008
6.496.500.000
2009
7.102.700.000
2010
7.622.450.000
2011
6.934300.000
2012
8.475.951.250
2013
8.892.425.000
2014
8.174.200.000
Sumber: Laporan Keuangan PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya (yang telah diolah kembali)
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa volume penjualan yang dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya berfluktuasi cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya. 1. Volume penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp. 6.496.500.000 2. Volume penjualan pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar Rp. 7.102.700.000 atau sebesar 9,33 %. Hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi sehingga berdampak pada peningkatan hasil produksi. 3. Volume penjualan pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 7.622.450.000 atau sebesar 7,31%. Hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi sehingga berdampak pada peningkatan hasil produksi. 4. Volume penjualan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp. 6.934.300.000 atau sebesar -9,022%. Hal ini terjadi karena kurangnya permintaan konsumen sehingga berdampak pada penurunan hasil produksi. 5. Volume penjualan pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp. 8.475.951.250atau sebesar 6,82%. Hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi sehingga berdampak pada peningkatan hasil produksi 6. Volume penjualan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp. 8.892.425.000 atau sebesar 4,91%. Hal ini terjadi karena meningkatnya biaya produksi sehingga berdampak pada peningkatan hasil produksi 7. Volume penjualan pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar Rp. 8.174.200.000 atau sebesar (8,07%). Hal ini terjadi karena menurunnya permintaan dan persaingan dengan perusahaan lain sehingga berdampak pada penurunanpermintaan konsumen. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan pada PT. Pos Indonesia (Persero) tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan dan penurunan hal ini dikarenakan meningkat dan menurun permintaan atas barangdan jasa yang diproduksi
sehingga biaya produksi yang dikeluarkan PT. Pos Indonesia (Persero) berdampak pada peningkatan dan penurunan hasil produksi dan diiringi hasil penjualan. Perputaran Modal Kerja pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya Beradasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa perkembangan perputaran modal kerja pada tahun 2008-2014 cenderung mengalami penurunan pada setiap tahunnya, untuk lebih jelasnya penulis uraikan perubahan yang terjadi pada setiap tahunnya: 1. Tahun 2008 Pada tahun ini besarnya perputaran modal kerja yang terjadi pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya adalah sebesar 14.51 kali. 2. Tahun 2009 Pada tahun ini, perputaran nodal kerja mengalami penurunan sebesar 7.25 kali dikarenakan penjualan yang menurun yaitu sebesar 6.496.500.000. 3. Tahun 2010 Pada tahun ketiga besarnya perputaran modal kerja pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya mengalami sedikit penurunan yaitu dari 7.25 kali menjadi 3.23 kali. 4. Tahun 2011 Untuk tahun ini, perputaran modal kerja mengalami kenaikan sebesar 3.59 kali dikarenakan penjualan yang meningkat yaitu sebesar 6.934.300.300. 5.
6.
7.
Tahun 2012 Pada pertengahan tahun perputaran modal kerja mengalami penurunan lagi sebesar 3.19 kali. Tahun 2013 Untuk tahun ini pun terjadi persamaan seperti tahun sebelumnya yaitu mengalami penurunan perputaran modal kerja, penurunan yang terjadi sebesar 2.45 kali. Tahun 2014 Untuk tahun ini, perputaran modal kerja yang terjadi pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya mengalami kenaikan walaupun tidak banyak yaitu sebesar 3,23 kali.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya tiap tahunnya hampir selalu mengalami penurunan. Perputaran modal kerja terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 3.59 kali dan terkecil terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 2.45 kali. Pengaruh Modal KerjaTerhadap Volume Penjualan Setelah diuraikan gambaran data variabel penelitian, selanjutnya untuk menguji pengaruh modal kerjaterhadap volume penjualan. Pengujian akandilakukan melalui tahapan sebagai berikut; Pengujian uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi serta pengujian hipotesis. Pengujian tersebut dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Menurut Sugiyono (2011:8) metode kuantitatif adalah metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam pengujian hipotesis, data tersebut akan diolah terlebih dahulu kemudian akan diolah dan dianalisis sebagai berikut: Uji Asumsi Klasik
Model persamaan regresi linear berganda dapat diterima jika memenuhi syarat asumsi klasik antara lain harus berdistribusi normal dan bebas dari Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokolerasi. Uji Normalitas Uji normalitas akan menguji variabel dependen dan variabel independen pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memeiliki distribusi data normal atau mendekati normal.Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Dari hasil uji Normalitas (Lampiran hasil Uji Normalitas) bahwa data terdistribusi normal, yang dapat dilihat dari nilai signifikansi atau nilai probabilitas. Pedoman pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikan < 0,05 data tidak normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 data dikatakan normal.Dari data di atas alat kenormalan uji kenormalan distribusi data yang digunakan uji Kolmogorov smirnov dengan keterangan sama dengan uji Liliefors. Nilai sig untuk variabel sebagai berikut : Modal Kerja = 0,509 Volume Penjualan = 0,824 Perputaran Modal Kerja = 0,645 Nilai probabititas atau nilai sig yang didapat dari ketiga kelompok data >0,05, maka ketiga di atas terdistribusi normal dan bebas dari uji normalitas. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU), berarti bebas dari Autokorelasi.Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = α ; n ; (k – 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan. Berdasarkan hasil pengolahan uji autokorelasi (Lampiran Hasil Uji Autokorelasi) diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (D-W) = 2,325, sementara dari tabel d untuk jumlah variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 7 diperoleh batas bawah nilai tabel (dL) = 0,467 dan batas atasnya (dU) = 1,896 .Karena 4-dU (2,104) lebih kecil dari nilai DurbinWatson model regressi (2,325) lebih kecil dari 4-dL (3,533),maka itu menunjukan hasil uji autokorelasi pada model regresi ini tidak ada kesimpulan. Untuk memastikan ada tidaknya autokorelasi maka pengujian dilanjutkan menggunakan runs test (Gujarati, 2004 : 465). Berdasarkan hasil pengujian runs test (Lampiran Hasil Uji Runs Test) menyatakan bahwa nilai signifikansi uji Z (yaitu0,649) lebih besar dari 0,05 yang mengindikasikan tidak terdapat autokkorelasi pada model regressi. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel-variabel independen. Motode untuk mendiagnosa adanya multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflaton Factor (VIF) dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0. Dari hasil pengujian multikolinearitas diketahui bahwanilai VIF untuk variabel modal kerja yaitu sebesar 38,634 dan untuk variabel Perputaran modal kerja yaitu sebesar
38,634.Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10, itu menunjukan bahwa model regresi ini terbebas dari masalah multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresiterjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamat yang satu ke pengamat yang lain dengan menggunakan uji rankSpearman. Dengan cara mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual(error). Apabila koefisien korelasi dari masing-masing variabel independen ada yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil korelasi yang diperoleh dari hasil uji heterokedastisitas (Lampiran Hasil Uji Heteroskedastisitas) memberikan suatu indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi heteroskedastisitas), dimana nilai signifikansi (sig) dari masing-masing koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan nilai absolut error yaitu 0,286 dan 0,535 lebih besar dari 0,05. Setelah keempat asumsi regresi diuji dan terpenuhi, selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis, yaitu pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap volume penjualan. Pengujian Hipotesis Untuk memperoleh hipotesis yang ditetapkan, maka dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Pada penelitian ini pengolahan data dibantu melalui program SPSS versi 16.0 Uji Hipotesis antara Modal Kerja terhadap Volume Penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya tahun 2008-2014 Hipotesis Ho1 : ρ1= 0 :Modal kerja tidak berpengaruh terhadap volume penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya. Ha1 : ρ1 ≠ 0 :Modal Kerja berpengaruh terhadap volume penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya. Kriteria pengambilan keputusan: Ho ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikan apabila: Probabilitas<α = 5 % Ho diterima atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan apabila: Probabilitas>α = 5 % Dari hasil pengujian uji t dinyatakan bahwa modal kerja nilai sig. 0,010 < 0,05 maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh modal kerja secara parsialberpengaruh signifikan terhadap volume penjualan. Artinya apabila tidak ada permintaan barang atau jasa dari konsumen maka tidak akan ada modal kerja untuk membiayai produksi hal ini berdampak pada volume penjualan, begitu juga sebaliknya. Uji Hipotesis modal kerja, perputaran modal kerja terhadap volume penjualan pada PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya Hipotesis Ho2: ρ2 = 0 : Perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap volume penjualan dan modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya. Ha2: ρ2 ≠ 0 : Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap volume penjualan dan modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya
Kriteria pengambilan keputusan: Ho ditolak atau terdapat pengaruh yang signifikan apabila: Probabilitas<α = 5 % Ho diterima atau tidak terdapat pengaruh yang signifikan apabila: Probabilitas>α = 5 % Dari hasil pengujian uji t menyatakan bahwa Perputaran modal kerja dengan nilai sig 0,007 < 0,05 maka H0diterima atau tidak terdapat pengaruh signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan. Hal ini bisa disebabkan karena perputaran modal kerja yang dilakukan oleh perusahaan stabil tetapi barang atau jasa yang dihasilkan kurang diminati sehingga barang atau jasa yang dipasarkan kurang diminati hal ini berdampak pada volume penjualan. Pengujian regresi (Uji t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah: Uji Regresi Modal Kerja terhadap Volume Penjualan Perhitungan statistik diawali dengan uji regresi sederhana yang mana persamaan regresi sederhana antar variabel bebas dengan variabel terikatini dapat dilihat dari tabel Coefficientahasil pengolahan dengan SPSS 16.0. (terlampir) Dari hasil pengujian regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 5,329 + 0,629X Dimana: Y = Volume Penjualan X= Modal Kerja Penjelasan dari persamaan regresi diatasadalah: 1) Konstanta sebesar 5,329 menyatakan bahwa jika tidak ada modal kerja maka volume penjualan adalah 5,329 2) Ketika modal kerja (X) mengalami perubahan sebesar 1 satuan, maka volume penjualan akan meningkat sebesar 5,958 satuan (5,329 + 0,629). Untuk menguji linier atau tidaknya persamaan regresi tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Angka probabilitas dalam tabel menunjukkan 0,010 atau kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan persamaan regresi di atas dapat memprediksi besarnya pengaruh modal kerjaterhadap volume penjualan. Uji Regresi Perputaran Modal Kerja terhadap Volume Penjualan Perhitungan statistik diawali dengan uji regresi sederhana yang mana persamaan regresi sederhana antar variabel bebas dengan variabel terika tini dapat dilihat dari tabel Coefficientahasil pengolahan dengan SPSS 16.0. Dari hasil pengujian regresi linier sederhana diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 6,128 + 0,713 Z Dimana: Y = Volume Penjualan Z= Perputaran Modal Kerja Penjelasan dari persamaan regresi diatasadalah: 1) Konstanta sebesar 6,128 menyatakan bahwa jika tidak ada perputaran modal kerja maka volume penjualan adalah 6,128
2) Ketika perputaran modal kerja (Z) mengalami perubahan sebesar 1 satuan, maka volume penjualan akan meningkat sebesar 6,941 satuan.(6,128 + 0,713). Untuk menguji linier atau tidaknya persamaan regresi tersebut dapat dilihat dari nilai probabilitasnya. Angka probabilitas dalam tabel menunjukkan 0,007 atau kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan persamaan regresi di atas dapat memprediksi besarnya pengaruh perputaran modal kerjaterhadap volume penjualan. Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel.Hasil analisis dari korelasi adalah kefisien korelasi yang menunjukan kekuatan dan kelemahan dari suatu hubungan. Nilai koefisien korelasi ini akan berada pada kisaran angka minus satu (-1) sampai plus (+1). Koefisien korelasi minus menunjukan hubungan yang terbalik, di mana pengaruh yang terjadi adalah pengaruh negatif. Dalam pengaruh yang negatif ini, kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan suatu variabel, sedangkan penurunan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel yang lain. Dari hasil output pengujian analisis korelasi (Correlations) terlihat bahwa nilai koefisien korelasi antara modal kerja dan volume penjualan sebesar 0,876 yang menunjukan tingkat hubungannya sangat kuat,sedangkan untuk nilai koefisien korelasi antara perputaran modal dan volume penjualan adalah sebesar 0,892 yang menunjukan tingkat hubunganya sangat kuat. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur prosentase pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh variabel independen dapat diketahui dengan cara melihat besarnya koefisien determinasi (R Square). (Imam, 2011 : 90).
Pengaruh Modal Kerja terhadap Volume Penjualan Berdasarkan hasil pengujian analisis determinasi dinyatakan bahwa besarnya pengaruh modal kerja (X) terhadap volume penjualan (Y) ditunjukan dengan besarnya Koefisien Determinasi sebesar 0,767, artinya modal kerja mempunyai pengaruh 76,7% terhadap volume penjualan, dan sisanya sebesar 23,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti (). Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap modal kerja dan Volume Penjualan Berdasarkan hasil pengujian analisis determinasi dinyatakan bahwa besarnya pengaruh perputaran modal kerja (Z) terhadap volume penjualan (Y) ditunjukan dengan besarnya Koefisien Determinasi sebesar 0,796, artinya perputaran modal kerja mempunyai pengaruh 79,6% terhadap volume penjualan, dan sisanya sebesar 20,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti (). Dari kedua pengujian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perputaran modal kerja lebih besar pengaruhnya terhadap volume penjualan dibandingkan dengan pengaruh dari modal kerja, artinya perputaran modal kerja lebih dominan pengaruhnya terhadap volume penjualan, dengan kata lain perputaran modal kerja yang baik dapat memoderasi volume penjualan. Dari pengujian hipotesis di atas, mempunyai arti bahwa apabila tidak ada barang atau jasa yang dipesan oleh konsumen maka tidak akan ada modal kerja dan tidak akan ada
aktivitas produksi barang atau jasa dan perputaran modal kerja yang hal ini akan berdampak pula pada volume penjualan. Begitu pula sebaliknya. Menurut Agnes Sawir (2005 : 129) Modal kerja adalah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari. Dan kaitannya antara modal kerja dengan perputaran modal kerja diungkapkan oleh Bambang Riyanto (2008:335) mengartikan Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (Working capital turn over period) dimulai saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas. Menurut Pandi Tjiptono (2007 :254) adalah Volume penjualan adalah jumlah barang dan jasa yang terjual berdasarkan data kuantitatif pada periode tertentu.Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan adalah jumlah barang atau jasa yang terjual dan dapat menghasilkan pendapatan berdasarkan data kuantitatif dalam suatu keadaan yang ideal pada suatu periode tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan modal kerja diperuntukan untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan volume penjualan yang secara langsung juga akan meningkatkan laba operasi perusahaan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Modal kerja, perputaran modal kerja dan volume penjualan PT. Pos Indonesia (Persero) secara keseluruhan sudah baik, modal kerja yang diperlukan perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan tetapi modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero) juga mengalami penurunan hal ini dikarenakan meningkatnya biaya operasional perusahaan. Namun hal tersebut tidak berdampak pada volume penjualan yang tiap tahunnya mengalami peningkatan dan penurunan. Perputaran modal kerja perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan tetapi ada juga penurunan perputaran modal kerja yang terjadi. Volume penjualan perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) Tasikmalaya tiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan dan penurunan, volume penjualan yang paling besar yaitu pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan biaya produk atau jasa yang berdampak pada peningkatan hasil produk atau jasa dan diiringi dengan hasil penjualan. 2. Modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero) berpengaruh kuat terhadap Volume penjualan. 3. Perputaran modal kerja lebih besar pengaruhnya terhadap volume penjualan dibandingkan dengan pengaruh dari modal kerja, dengan kata lain perputaran modal kerja yang baik dapat memoderasi volume penjualan. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis dengan judul Pengaruh Modal Kerja dan perputaran modal kerja terhadap Volume penjualan maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi perusahaan, penggunaan modal kerja dan pengeluaran biaya operasional harus ditargetkan dan direncanakan dengan benar, karena dapat mempengaruhi penghasilan perusahaan. Modal kerja PT. Pos Indonesia (Persero)juga mengalami penurunan hal ini dikarenakan meningkatnya biaya opersional. Oleh karena perlu adanya pengendalian, dan perencanaan sehingga tingkat profitabilitas dan kestabilan keuangan perusahaan lebih terkendali dan dapat lebih ditingkatkan. Perputaran modal kerja dapat ditingkatkan lagi yang disertai dengan adanya dukungan dana untuk dapat terus meningkatkannya yaitu
dengan memberikan motivasi kepada karyawan bahwa penjualan dari tahun ke tahun diharapkan terus meningkat serta memberikan jaminan sosial kepada para karyawan, sehingga tidak akan terulang lagi penurunan perputaran modal kerja. 2. Bagi peneliti lebih lanjut yang tertarik untuk meneliti permasalahaan yang sama, disarankan untuk meneliti faktor lain yang mempengaruhi volume penjualan dan lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir.2009. Analisis Kinerja Dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT. GramediaPustakaUtama Anisa Kurniati (2010). Pengaruh Modal kerja terhadap Pendapatan : Jurnal Pendidikan Ekonomi Oikonomio Anisa Siffiyana (2010). Pengaruh Perputaran Piutang dan Biaya Promosi Terhadap Volume Penjualan : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Ardiyos.2010. Manajemen Keuangan Lanjut, Graha Ilmu, Yogyakarta Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: Yayan Penerbit Gajah Mada. Diah Martini, Toto Sugiharto (2010). Pengaruh Rasio Efektifitas Modal kerja terhadap Volume Penjualan : Jurnal Gunadarma Uc. University Djarwanto. 2010. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Edisi kedua. Yogyakarta :BPFE Eris Nandar (2009). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Laba Operasional. : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Fitri Sukmawati (2010). Pengaruh Modal kerja terhadap Rentabilitas. : Jurnal Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia Heri Kiswanto (2012). Pengaruh Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Alat-alat Produksi : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Buku 1. Jakarta. Penerbit : Salemba Kasmir.2011.Analisa Laporan Keuangan.Jakarta : PT. Raja Grafindo Martono dan D.Agus Harjito,2011. Manajemen Keuangan Lanjut. Graha Ilmu, Yogyakarta Mulyadi. 2008. AkuntansiManajemen, edisiketiga. Jakarta : SalembaEmpat ______. 2008. Manajemen, edisikeenam. Jakarta : SalembaEmpat Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty RiskaPrasetyaLaksana (2009). Pengaruh Struktur Modal dan Modal Kerja terhadap Volume penjualan. Tasikmalaya : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Sri Dwi Ari Ambarwati, 2011.Manajemen Keuangan Lanjut, Graha Ilmu, Yogyakarta Website : www.google.com www.idx.co.id
