PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KUALITAS INFORMASI PENERIMAAN DAN PENYALURAN ZAKAT, INFAK SEDEKAH (ZIS) (Studi Kasus pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Tasikmalaya Periode 2016/2017) Oleh : RENDI DESRA ABDILLAH 113403233 Pembimbing I : Dedi Kusmayadi Pembimbing II : Rd. Neneng Rina Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalis pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi penerimaan dan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Dengan menggunakan analisis jalur, penelitian menemukan bahwa pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi penerimaan dan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) pada Kantor Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Tasikmalaya.sehingga hipotesis teruji kebenarannya. Hasil penelitian menunjukan sistem informasi akuntasi berpengaruh positif terhadap kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya dengan besar pengaruh sebesar 97%. Artinya semakin baik sistem informasi akuntansi maka semakin baik kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya\ Kata kunci : Sistem Informasi Akuntansi, Kualitas Informasi Penerimaan dan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS INFLUENCE OF ACCOUNTING SYSTEM INFORMATION TO THE QUALITY INFORMATION GETTING AND DISTRIBUTING ZAKAT, INFAK AND SEDEKAH (ZIS) ( Case Study at Badan Amil Zakat Nasional In Tasikmalaya City Period 2016/2017) Guidence I : Dedi Kusmayadi Guidence II : Rd. Neneng Rina The objectives of this research were to know and to analyze the influence Accounting System Information to quality Information geetting ang distributing ZIS in office of BAZNAS in Tasikmalaya City. The research method used was survey method. Sampel population using by total sampling. By using path analysis, study found that there is the influence Accaunting System Information to Quality Information geetting ang distributing ZIS in office of BAZNAS in Tasikmalaya City So, the hypothesis were verified. The result of this reseach the Accaunting System Information had positive influence to the Quality Information geetting and distributing ZIS Tasikmalaya equal 97%. Its meaning get better Accaunting System Information caused get better quality Information geetting and distributing ZIS Tasikmalaya
1
Keywords :
Accaunting System Information, distributing ZIS
Quality Information
geetting and
PENDAHULUAN Badan Amil Zakat atau lembaga Zakat harus menggunakan pembukuan yang benar dan siap diaudit oleh akuntan publik jika lembaga zakat belum menerapkan akuntansi zakat, maka akibatnya akan ada masalah dalam audit laporan keuangan Lembaga Amil Zakat tersebut, padahal audit merupakan salah satu hal penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Pengelola Zakat (LPZ). Manajemen pengeluaran dana cukup sederhana, bagaimana mengatur sistem akuntansi, bagaimana memberikan laporan periodik dan transparan, melakukan penyaksian dengan melakukan periksaan audit oleh orang independen misalnya akuntan publik. Sehingga pengeluaran yang dilakukan dapat dipertanggug jawabkan baik kepada masyarakat. Zakat dalam agama Islam merupakan pembersih dari harta kekayaan yaitu dengan menyisihkan sebagian kekayaan atau pendapatan bila telah mencapai waktu dan besaran jumlahnya. Selain sebagai pembersih dari harta kekayaan, zakat juga membantu meningkatkan beban kehidupan para fakir dan miskin. Zakat telah membantu kehidupan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Muslim Indonesia. Oleh karena itu, untuk mempermudah masyarakat dalam menyalurkan zakat agar tersalurkan dengan baik, pemerintah Indonesia mendirikan sebuah Badan Amil Zakat Nasional yaitu BAZNAS yang berada di tingkat Kabupaten atau Kota. Selain menerima zakat dari para muzakki dan menyalurkannya kepada para mustahiq, BAZNAS juga menerima infak dan sedekah dari para masyarakat dan memberdayakannya untuk melakukan kegiatan-kegiatan sosial serta meningkatkan status masyarakat dan mustahiq kepada muzakki. Didalam lembaga zakat ada yang dinamakan dengan Fund Raising yaitu bagian yang melayani masalah penerimaan zakat, infak, dan sedekah di BAZNAS. Dana yang masuk tersebut akan di salurkan ke 8 golongan yang berhak menerima zakat yaitu : (1) Fakir, (2) Miskin, (3)Fii sabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), (4) Ghorimin (orang yang memiliki hutang), (5) Amil (orang yang mengurusi zakat), (6) Muallaf ( orang yang baru memeluk islam), (7) Riqob (Hamba sahaya), (8) Musafir (orang melakukan perjalanan) Selain Fund Raising ada yang disebut dengan Lamusta yaitu layanan yang berfungsi untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekah yang masuk ke bagian Fund
2
Raising dan juga menerima proposal-proposal permohonan bantuan dana dari para pemohon. Proposal-proposal yang masuk akan disurvey kelayakannya. Hasil survey kelayakan tersebut akan dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan. Banyaknya para muzakki yang ingin berzakat di BAZNAS dan mustahiq yang mengajukan proposal bantuan dana, tentu akan merepotkan bagian fund raising selaku bagian yang menangani penerimaan zakat para muzakki dan lamusta selaku bagian yang menangani penyaluran zakat kepada para mustahiq, jika sistem layanan penerimaan dan penyaluran zakat tidak terkomputerisasi. Melihat situasi di atas, maka perlu adanya sebuah sistem akuntansi dibuat untuk menangani sesuatu yang secara rutin dikerjakan secara berulang-ulang, seperti halnya dalam suatu transaksi yang terjadi. Dari transaksi ini akan diperoleh sistem informasi akuntansi yang dibutuhkan manajemen untuk memperoleh keputusan. Sistem Informasi akuntansi pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya yaitu untuk mengolah semua data yang ada pada Badan Amil Zakat, sehingga diperoleh informasi yang cukup handal untuk membantu Badan Amil Zakat dalam mengambil keputusan untuk laporan yang akan diberikan kepada para muzakki, pusat dan pihak-pihak lainnya. Dengan demikian BAZNAS memerlukan analisis sistem informasi akuntansi terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Amil Zakat untuk meningkatkan informasi yang baik, meningkatkan pengendalian intern, dan meminimalkan masalah yang terjadi. Saat ini, sistem informasi zakat yang ada di BAZNAS belum terintegrasi antara bagian penghimpun dengan bagian penyaluran. Pencatatan penerimaan donasi Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dengan pengelolaan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) memiliki sistem yang terpisah satu sama lain. Hal ini mempersulit tugas dan pengolahan transaksi karena harus mencatat dan membandingkan transaksi penerimaan dengan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Pembayaran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) dari muzakki akan diterima oleh bagian penghimpun, setelah dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terkumpul, maka dana tersebut harus disalurkan kepada mustahiq. Bagian yang berhak dalam menyalurkan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) ialah bagian penghimpun, bagian penghimpun menyalurkan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) kepada mustahiq baik secara langsung maupun melalui program-program penyaluran. Fenomena yang terjadi masih banyak BAZIS di Kabupaten Tasikmalaya yang belum menggunakan akuntansi zakat, terutama Badan Amil Zakat yang beroperasi dalam lingkup desa / kelurahan atau mesjid, belum terintegrasi antara bagian penghimpun dengan bagian penyaluran. Pencatatan penerimaan donasi Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS)
3
dengan pengelolaan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) memiliki sistem yang terpisah satu sama lain, mereka masih menggunakan akuntansi konvensional, padahal sudah dikeluarkan PSAK dan yang masih baru yaitu exposure draft PSAK No. 109 tentang pengakuan dan pengukuran zakat, infak dan sedekah. Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul : “ Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas informasi Penerimaan dan Penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) Pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Tasikmalaya”. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis dapat merumuskan identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Sistem Informasi Akuntansi, di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya 2. Bagaimana Kualitas Informasi Penerimaan dan Penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya 3.
Bagaimana pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi penerimaan dan penyaluran Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya
METODE PENELITIAN Metode atau paradigm penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif (Riduwan, 2002 : 5). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis Sistem Informasi Akuntansi (X) terhadap Sistem kualitas informasi Penerimaan dan Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah (Y). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1.1
Sistem Informasi Akuntansi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya pada umumnya melakukandana zakat sesuai
dengan undang-undang yang di buat oleh pemerintah. Dalam mekanisme pengumpulan dana zakat sesuai dengan undang-undang yang dibuat oleh BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya yang bertugas untuk mengumpulkan zakat diseluruh kabupaten dengan membentuk UPZ di setiap Desa, Kecamatan atau Instansi agar pembayaran zakat terlaksana secara tertib. Dari hasil wawancara dengan Bapak Yedi Budiana, Penulis melakukan pengamatan terhadap dokumen yang telah didapatkan dari BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya salah satunya yaitu BSZ ( Bukti Setoran Zakat), yang sah harus mencantumkan hal-hal sebagai berikut :
4
1) Nama, alamat dan momor lengkap pengesahan BAZ atau nomor lengkap pengukuhan LAZ; 2) Nomor urut bukti setoran 3) Nama, alamat muzakki dan nomor pokok wajib pajak (NPWP) apabila zakat penghasilan yang dibayarkan dari pengahsilan kena pajak 4) Jumlah zakat atas penghasilan yang disetor dalam angka dan huruf serta dicantumkan tahun haul. 5) Tanda tangan, jabatan petugas BAZ, tanggal penerima dan stempel BAZ atau LAZ. Dari hasil wawancara yang tidak terstrukur dengan Bapak Ade selaku bagian penyaluran. Bukti Setoran Zakat yang sah dibuat rangkap 3, dengan rinci sebagai berikut : 1) Lembar 1 (asli) diberikan kepada muzakki yang dapat digunakan sebagai bukti pengurangan penghasilan kena pajak 2) Lembar 2, disimpan di BAZNAS sebagai arsip 3) Lembar 3, digunakan sebagai arsip Bank penerima apabila zakat disetorkan melaui Bank. Bagan alir penerimaan zakat BAZNAS ini meliputi seperti muzakki bagian penerimaan dan bagian administrasi, berikut penjelasan untuk setiap devisi : 1) Muzakki a) Memberikan zakat, infaq atau sedekah kepada lembaga amil zakat yang akan diterima oleh divisi/ bagian penerimaan b) Bagian penerimaan memberikan BSZ (Bukti Setoran Zakat) kepads muzakki yang telah memberikan zakat, infak dan sedekah 2) Bagian Penerimaan a) Bagian penerimaan menerima zakat, infak atau sedekahyang diberikan oleh muzakki dan membuat nota transaksi b) Kemudian bagian penerimaan membuat Bukti Setor Zakat (BSZ) tiga rangkap dimana rangkap pertama disimpan sebagai dokumen setoran bank, rangkap kedua diberikan kepada muzakki dan rangkap ketiga diberikan pada bagian akuntansi. 3) Bagian Akuntansi Bagian ini melakukan pencatatan dari Bukti Setor Zakat yang diberikan oleh bagian penerimaan lalu mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal.
5
Maksud peniliti disini ingin menjelaskan bahwa, BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya adalah suatu bentuk organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pengumpulan zakat yang telah sesuai dengan peraturan pemerintah, hal ini menjadikan BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya merupakan badan yang melakukan badan yang melakukan pengumpulan zakat secara efesien, tetapi masih harus memperbaiki sistem yang telah ditetapkan. Menurut pengorganisasian,
BAZNAS,
pengelolaan
pelaksanaan
dan
zakat
adalah
pengawasan
kegiatan
terhadap
perencnaan,
pengumpulan
dan
pendistribusian sera pendayagunaan zakat diperlukan pengelolaan zakat oleh Lembaga Amil Zakat yang profesional dan mampu mengelola zakat secara tepat sasaran dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Namun pada prinsipnya sesuai dengan peraturan pemerintah tentang pengelolaan dana zakat yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat, pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
untuk mustahiq yang dilakukan dengan
berdasarkan persyaratan : a) Hasil pendapatan dan penelitian kebenaran mustahiq delapan asnaf b) Mendahulukan orang-orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi dan sangat meerlukan bantuan c) Mendahulukan mustahiq dalam wilayahnya masing-masing Prinsip-prinsip ini diimplementasikan oleh BAZNAS dengan cara yang berbeda, yang membuat BAZNAS memiliki brand awareness yang berciri khas, yaitu disamping melakukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan dasar secara ekonomi, tetapi juga mengutamakan bantuan dalam segi pendidikan di kalangan orang yang tidak mampu, hal ini
menjelaskan
bahwa
BAZNAS
sebagai
organisasi
nirlaba
yang
tidak
mengesampingkan prinsip dan tujuan awal, tetapi juga memeberikan pengaruh bantuan di sektor lain seperti pendidikan. Sedangkan untuk pendayagunaan hasil pengumpulan zakat secara produktif dilakukan setelah terpenuhinya poin-poin yang disebutkan di atas. Disamping itu terdapat pula usaha nyata yang berpeluang menguntungkan dan mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan. Adapun produser pendayagunaan hasil zakat untuk produktif berdasarkan undang-undang yaitu : a) Melakukan studi kelayakan b) Menetapkan jenis usaha produktif c) Melakukan bimbingan dan penyuluhan
6
d) Melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan e) Mengadakan evaluasi f) Membuat pelaporan Dalam pendayagunaan hasil pengumpulan zakat dapat dilakukan dalam dua pola, yaitu pola produktif dan pola komsumtif. Para amil zakat terutama BAZNAS diharapkan mampu melakukan pembagian porsi hasil pengumpulan zakatmisalnya 60% untuk pola produktif dan 40 % untuk pola komsumtif. Penyaluran hasil zakat secara konsumtif dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi para mustahiq melalui pemebrian secara langsung, maupun melaui lembaga-lembaga pengelola fakir miskin, panti asuhan maupun tempat-tempat ibadah. Sedangkan yang dimaksud penyaluran hasil pengumpulan secara produktif dapat dilakukan melaui program bantuan pengusaha lemah, pendidikan gratis dalam bantuan beasiswa, pelayanan kesehatan gratis dan hal ini mampu terwujud dengan adanya program-rogran BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya (Wawancara dengan Bapak Nurul Maki: Bagian Penerimaan) Adapun bentuk laporan keuangan BAZNAS antara lain: a) Neraca Dari transaksi-transaksi yang telah terjadi yang dibuat ke dalam buku jurnal, lalu petugas bagian pelaksana membuat neraca yang menunjukan kondisi keuangan pada waktu tertentu. Neraca menyajikan dalam bentuk data historikal aktiva yang merupakan sumber operasi dana zakat yang akan disalukan dan kewajiban. Contoh bentuk neraca yang ada di BAZNAS dapat dilihat di Lampiran Hal 114. b) Laporan Posisi Keuangan Biasanya disebut daftar sumber dan penggunaan dana menunjukan asal kas diperoleh dan bagaimana digunakannya. Laporan perubahan posisi keuangan menyediakan latar belakang historis dari pola aliran dana. Laporan ini terbagi menjadi dua yaitu Laporan Perubahan Modal Kerja menyajikan data-data aktiva lancar dan utang lancar, sedangkan Laporan Arus Kas menyajikan data-data mengenai arus kas dari kegiatan penyaluaran, kegatan keuangan/pembiayaan dan saldo kas awal, serta saldo kegiatan keuangan /pembiayaan dan saldo kas akhir. Laporan perubahan dana BAZNAS pada tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran Halaman 115. 2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya Fungsi sistem informasi akuntansi pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya bertanggungjawab untuk pengolahan data. Pengolahan data merupakan aplikasi sistem
7
informasi akuntansi yang fundamental dalam setiap organisasi untuk mengambil keputusan. Sistem Informasi Akuntansi pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya melakukan pengendalian dengan sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Pengendalian sistem informasi Akuntansi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya dirancang sistem informasi
berbasis
komputer
untuk
seluruh
agar
berfungsi optimal dan pengolahan data bisa dilakukan secara lancar sesuai dengan yang direncanakan. Sistem Informasi Akuntansi yang diterapkan oleh BAZNAS di Kabupaten Tasikmalaya adalah sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi akuntansi yang mengolah transaksi dari sebuah data yang diproses dalam sebuah sistem yang menghasilkan informasi. Sistem Informasi Akuntasi yang diterapkan oleh BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya adalah sistem informasi akuntansi yang mengolah transaksi dari yang diperoleh dalam sebuah sistem yang menghasilkan informasi dengan menggunkan komponen-komponen menurut Krismiaji sebagai berikut : a. Tujuan Tujuan sistem informasi akuntansi pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya adalah mengumpulkan dan memproses data yang diperlukan untuk mengoperasikan, memantau mengevaluasi membuat laporan keuangan yang diperlukan oleh berbagai pihak dan mengendalikan organisasi. b. Input Pada tahap ini, data transaksi yang telah diterima dan dikonversi menjadi bentuk yang dapat diproses oleh komputer. Dalam pemrosesan data input BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya mempersiapkan: 1) Klasifikasi data dengan memberi kode data berdasarkan sistem yang ada di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya. biasanya data yang masuk yaitu proposal atau surat permohonan dana yang bersal dari muzakki 2) Verifikasi untuk menjamin akurasi data. Hal ini dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya untuk mencegah terjadinya kesalahan, pemasukan data yang lebih efesien dan mudah 3) Mengadakan formulir bukti setor zakat dan bukti salur zakat c. Output Informasi yang dihasilkan oleh BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya: 1) Kwitansi pembayaran zakat denan lampiri data muzakki
8
2) Bukti salur, merupakan bukti penyaluran dana pada setiap program yang dilaksanakan di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya yang diisi oleh bagian pendayagunaan 3) Laporan penerimaan dan pendayagunaan ZIS, yang akan dipublikasikan kepada para muzakki individu atau lembaga Bupati dan DPRD. 4) Rekapitulasi setoran zakat yang diterima dari lingkungan instansi vertikal dan SKPD, lingkungan madrasah, setoran ZIS individu dan setoran tunai lainnya. d.
Penyimpanan Data BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya melakukan penyimpanan data dengan sistem komputer, media penyimpanan elektronik, arsip,simpanan data dalam keseluruhan basis data badan.Data yang dimiliki oleh BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya, data tersebut diakses secara mudah dan efesien. Konsep dara penyimpanan data pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut: 1. Entity, adalah sesuatu yang dipakai untuk menyimpan informasi, contahnya adalah karyawan rekening muzakky, muzakky mustahiq. 2. Atribut, adalah elemen data yang merupakan bagian enttity, contohnya alamat muzakky, nama muzakky 3. Character, adalah huruf atau angka 4. Data value, adalah kombinasi karakter ( huruf atau angka) yang memiliki makna, contohnya nomor kotak pos, alamat badan.
Rekapitulasi persentase jawaban dari variabel sistem informasi akuntasi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan frekuensi jawaban (disajikan dalam lampiran) pada setiap sub pernyataan variabel sistem informasi akuntasi di BAZNAS seperti nampak pada Tabel 1.
No 1 1
2
Tabel 1. Rekapitulasi Persentase Jawaban Variabel Sistem informasi akuntasi di BAZNAS (X) Pernyataan Persentase Jawaban SS S KS TS 2 3 4 5 6 Tidak perlu menggunakan formulir 0% 12,5% 37,5% 50% untuk merekam semua transaksi yang terjadi di BAZIS Tidak perlu mencatat data keuangan
0%
9
25%
50%
25%
STS 7 0%
Jml 8 100%
0%
100%
yang terjadi di BAZNAS dalam jurnal 3
Mengklasifikasikan keuangan terjadi di BAZNAS dalam jurnal
4
yang
25%
0%
50%
12,5%
12,5%
100%
Meringkas data keuangan yang terjadi di BAZNAS dalam jurnal
12,5%
75%
12,5%
0%
0%
100%
5
Rekening-rekening yang digunakan di BAZNAS untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal kemudian dipindahkan pada buku besar
25%
0%
75%
0%
0%
100%
6
Rekening-rekening pembantu yang digunakan di BAZNAS untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal kemudian dipindahkan pada buku pembantu
37,5%
0%
12,5%
12,5%
12,5%
100%
7
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa neraca
25%
12,5%
62,5%
0%
0%
100%
8
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa laporan rugi laba
37,5%
12,5%
12,5%
37,5%
0%
100%
9
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa laporan perubahan laba yang ditahan
12,5%
50%
37,5%
0%
0%
100%
10
Laporan keuangan laporan biaya
62,5%
0%
12,5%
12,5%
12,5%
100%
11
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa daftar umur piutang
25%
12,5%
62,5%
0%
0%
100%
12
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa daftar utang yang akan dibayar
37,5%
12,5%
50%
0%
0%
100%
13
Laporan keuangan berupa di BAZNAS dapat daftar saldo
25%
0%
62,5%
0%
12,5%
100%
Sumber : Data primer yang telah diolah Nilai tertinggi dari variabel sistem informasi akuntasi : 8 x 5 x 13= 520 Nilai terendah dari variabel sistem informasi akuntasi: 8 x 1 x 13 = 104 Jumlah kriteria pertanyaan = 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Jumlah Kriteria Pertanyaan
10
= 83,2 = 83 Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator adalah sebagai berikut :
No
Nilai
104
-
187
Sangat Rendah
Nilai
188
-
270
Rendah
Nilai
271
-
353
Cukup
Nilai
354
-
436
Tinggi
Nilai
437
-
520
Sangat Tinggi
Tabel 2 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Variabel sistem informasi akuntasi (X) Pernyataan
Skor yang dicapai
1 1
2 Tidak perlu menggunakan formulir untuk merekam semua transaksi yang terjadi di BAZIS
3 21
2
Tidak perlu mencatat data keuangan yang terjadi di BAZNAS dalam jurnal
24
3
Mengklasifikasikan keuangan yang terjadi di BAZNAS dalam jurnal
25
4
Meringkas data keuangan yang terjadi di BAZNAS dalam jurnal
32
5
Rekening-rekening yang digunakan di BAZNAS untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal kemudian dipindahkan pada buku besar
28
6
Rekening-rekening pembantu yang digunakan di BAZNAS untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal kemudian dipindahkan pada buku pembantu
21
7
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa neraca
29
8
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa laporan rugi laba
34
9
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa laporan perubahan laba yang ditahan
30
10
Laporan keuangan laporan biaya
31
11
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa daftar umur piutang
29
12
Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa daftar utang yang
25
11
akan dibayar 13
Laporan keuangan berupa di BAZNAS dapat daftar saldo
26
Total Skor
355
Sumber : Data primer yang telah diolah Berdasarkan pada Tabel 4.2 diperoleh total skor secara keseluruhan sebesar 355 maka sistem informasi akuntasi termasuk kriteria tinggi, artinya bahwa sistem informasi akuntasi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya sudah cukup baik. Indikator variabel
sistem informasi akuntasi di BAZNAS Kabupaten
Tasikmalaya terdiri dari 13 pernyataan. Dari hasil tanggapan dapat dilihat bahwa indikator dengan skor tertinggi adalah” Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa laporan rugi laba, dengan nilai skor sebesar 34, sedangkan indikator dengan nilai skor terendah adalah mengenai “Laporan keuangan di BAZNAS dapat berupa daftar utang yang akan dibayar” dengan skor 26. 1.2
Kualitas Informasi Penerimaan dan Penyaluran ZIS Rekapitulasi persentase jawaban dari variabel sistem informasi akuntasi di
BAZNAS Kabupaten tasikmalaya berdasarkan frekuensi jawaban (disajikan dalam lampiran) pada setiap sub pernyataan variabel sistem informasi akuntasi di BAZNAS seperti nampak pada Tabel 3. Tabel 3 Rekapitulasi Persentase Jawaban Variabel Kualitas Informsi Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya (Y) Pernyataan No 1 1
2 Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan tentang zakat, infak dan sedekah adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya.
SS 3 0%
Persentase Jawaban S KS TS 4 5 6 12,5% 25% 62,5%
STS 7 0%
Jml 8 100%
2
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
0%
12,5%
87,5%
0%
0%
100%
3
Informasi di dalam laporan keuangan tentang zakat, infak dan sedekah
0%
12,5%
50%
62,5%
0%
100%
12
memilki kualitas relavan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan 4
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
0%
25%
50%
25%
0%
100%
5
Informasi posisi keuangan da kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti: pembayaran difiden dan upah, pergerakan harga skurietas, dan kemampuan perusahaan untuk memenuh komitmennya ketika jatuh tempo.
25%
0%
50%
12,5%
12,5%
100%
6
Penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat di tingkatkan apabila pos-pos penghasilan ataubeban yang tidak biasa, abnormal, dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
12,5%
75%
12,5%
0%
12,5%
100%
7
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaia dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).
25%
0%
75%
0%
0%
100%
8
materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
62,5%
0%
0%
12,5%
12,5%
100%
9
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah harus bebas dari pengertian yang menyesatkan
25%
12,5%
62,5%
0%
0%
100%
10
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah harus bebas kesalahan material
37,5%
12,5%
12,5%
37,5%
0%
100%
11
Penyajian informasi keuangan tentang
12,5%
50%
37,5%
0%
0%
100%
13
zakat infak dan sedekah harus jujur 12
Informasi tentang zakat infak dan sedekah perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi
13
Informasi tentang zakat infak dan 0% sedekah perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan realitas ekonomi
12,5%
25%
62,5%
0%
100%
14
Informasi tentang zakat infak dan 0% sedekah perlu dicatat dan disajikan sesuai bukan hanya bentuk hukum.
12,5%
87,5%
0%
0%
100%
15
Subtansi transaksi atau peristiwa lain 0% tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
12,5%
50%
62,5%
0%
100%
16
Informasi tentang zakat infak dan 0% sedekah harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
25%
50%
25%
0%
100%
17
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan 25% informasi tentang zakat infak dan sedekah yang menguntungkan beberapa pihak,
0%
50%
12,5%
12,5%
100%
18
Pertimbangan sehat tidak 12,5% memperkenankan pembentukan cadangan tersembunyi
75%
12,5%
0%
12,5%
100%
19
Pertimbangan memperkenankan penyisihan
0%
75%
0%
0%
100%
20
Pertimbangan sehat tidak 62,5% memperkenankan pembentukan cadangan berlebihan dengan sengaja
0%
0%
12,5%
12,5%
100%
21
Pertimbangan sehat tidak 25% memperkenankan menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah
12,5%
62,5%
0%
0%
100%
22
Pertimbangan sehat tidak 37,5% memperkenankan pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral
12,5%
12,5%
37,5%
0%
100%
23
Agar dapat diandalkan, informasi dalam 12,5%
50%
37,5%
0%
0%
100%
sehat
62.5%
tidak 25% pembentukan
14
0%
12,5%
12,5%
12,5%
100%
laporan keuangan zakat, infak dan sedekah harus lengkap dalam batasan materialitas 24
Agar dapat diandalkan, informasi dalam 62.5% laporan keuangan zakat, infak dan sedekah harus lengkap dalam biaya
0%
12,5%
12,5%
12,5%
Sumber : Data primer yang telah diolah Selanjutnya untuk mengetahui klasifikasi indikator yang termasuk variabel secara keseluruhan dapat dihitung sebagai berikut : Nilai tertinggi dari variabel kualitas informasi : 8 x 5 x 24= 192 Nilai terendah dari variabel kualitas informasi : 8 x 1 x 24 = 960 Jumlah kriteria pertanyaan = 5
NJI
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Jumlah Kriteria Pertanyaan = 154
Klasifikasi penilaian untuk setiap indikator adalah sebagai berikut : Nilai
192
-
346
Sangat Rendah
Nilai
347
-
538
Rendah
Nilai
539
-
730
Cukup
Nilai
731
-
883
Tinggi
Nilai
884
-
920
Sangat Tinggi
Tabel 4 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Variabel KualitasInformasi Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya (Y) No Pernyataan Skor yang dicapai 1 1
2 Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan tentang zakat, infak dan sedekah adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakainya.
3 21
2
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah di dalamnya harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
26
15
100%
3
Informasi di dalam laporan keuangan tentang zakat, infak dan sedekah memilki kualitas relavan jika dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan
24
4
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah menegaskan, atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
25
5
Informasi posisi keuangan da kinerja di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti: pembayaran difiden dan upah, pergerakan harga skurietas, dan kemampuan perusahaan untuk memenuh komitmennya ketika jatuh tempo.
32
6
Penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat di tingkatkan apabila pos-pos penghasilan ataubeban yang tidak biasa, abnormal, dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
28
7
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaia dalam mencantunkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstament).
28
8
materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.
29
9
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah harus bebas dari pengertian yang menyesatkan
28
10
Informasi tentang zakat, infak dan sedekah harus bebas kesalahan material
30
11
Penyajian informasi keuangan tentang zakat infak dan sedekah harus jujur
31
12
Informasi tentang zakat infak dan sedekah perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi
25
13
Informasi tentang zakat infak dan sedekah perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan realitas ekonomi
32
14
Informasi tentang zakat infak dan sedekah perlu dicatat dan disajikan sesuai bukan hanya bentuk hukum.
28
15
Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
28
16
Informasi tentang zakat infak dan sedekah harus diarahkan pada
29
16
kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. 17
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi tentang zakat infak dan sedekah yang menguntungkan beberapa pihak,
28
18
Pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan cadangan tersembunyi
30
19
Pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan penyisihan
31
20
Pertimbangan sehat tidak memperkenankan pembentukan cadangan berlebihan dengan sengaja
25
21
Pertimbangan sehat tidak memperkenankan menetapkan aktiva atau penghasilan yang lebih rendah
32
22
Pertimbangan sehat tidak memperkenankan pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi sehingga laporan keuangan menjadi tidak netral
28
23
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan zakat, infak dan sedekah harus lengkap dalam batasan materialitas
28
24
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan zakat, infak dan sedekah harus lengkap dalam biaya
29
Total Skor
675
Sumber : Data primer yang telah diolah Berdasarkan pada Tabel 4. diperoleh total skor secara keseluruhan sebesar 675 maka
Kualitas Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten
Tasikmalaya termasuk kriteria cukup , artinya bahwa
kualitas informasi Pelaporan
Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya sudah cukup baik. Indikator variabel Kualitas Informasi Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 13 pernyataan. Dari hasil tanggapan dapat dilihat bahwa indikator dengan skor tertinggi adalah” Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode, dengan nilai skor sebesar 32. Sedangkan indikator dengan nilai skor terendah adalah mengenai “Dalam pelaporan neraca berisi kas dan aktiva lain yang di batasi penggunaannya oleh donatur harus disajikan terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terkait penggunaannya” dengan skor 21.
17
2 Pembahasan 2.1 Sistem Informasi Akuntasi dan Kualitas Informasi Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya Sistem informasi akuntasi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya termasuk kriteria cukup baik, artinya bahwa sistem informasi akuntasi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya sudah cukup memenuhi persyaratan untuk sistem informasi akuntansi baik dari indikator (1) Perangkat Keras (Hardware), (2) Perangkat Lunak (Software), (3) Manusia (Brainware), (4) Prosedur (Procedure), (5) Basis data (Database), (6) Teknologi Jaringan komunikasi (Communication Network Technology). Kualitas Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya termasuk kriteria cukup baik, artinya bahwa kualitas informasi Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS pada BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya sudah cukup memenuhi kriteria (1) Dapat dipahami, (2) Relevan, (3) Materialitas, (4) Keandalan, (5) Penyajian Jujur, (6) Subtansi Mengungguli Bentuk, (7) Netralitas, (8) Pertimbangan Sehat DAN (9) Kelengkapan. 2.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntasi Terhadap Kulitas Informasi Pelaporan Penerimaan dan Penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya Hasil Perhitungan SPSS Versi 16 diperoleh nilai R = 0.985a (lihat Lampiran). Artinya memiliki sistem informasi akuntansi hubungan yang kuat dengan kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan nilai R Square = 0,970 artinya
sistem informasi akuntasi
berpengaruh positif terhadap kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya dengan besar pengaruh sebesar 97%. Besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya dapat pula dilihat dari indikator yang digunakan masing-masing variabel, dengan menggunakan Path Analysis. Berdasarkan hasil pengitungan, diperoleh Sig. = 0,000a dan nilai F = 193,702 sedangkan tingkat kesalahan sebesar 5 % atau (α = 0,05) sehingga p value < α atau 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hipotesis diterima. sehingga hipotesis teruji kebenarannya. Artinya bahwa sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh yang kuat dengan kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya. Semakin baik sistem informasi akuntansi maka semakin baik kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya dari Nurul Mazidah
18
(2011) yang berjudul Kualitas informasi Akuntansi Zakat pada Badan Amil Zakat (BAZ) ternyata faktor yang mempengaruhi kualitas informasi Akuntansi Zakat pada Badan Amil Zakat (BAZ) adalah sistem informasi akuntansi. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan 1. Sistem informasi akuntansi di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori cukup. 2. Kualitas Informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya termasuk kategori cukup. 3. Terdapat pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap
kualitas informasi
penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya sebesar 97 % dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Artinya semakin baik sistem informasi akuntansi maka semakin baik kualitas informasi pelaporan penerimaan dan penyaluran ZIS di BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya. 2. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran sebagai masukan dan sebagai bahan pertimbangan bagi BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya sebagai berikut : 1. Sebaiknya dalam kualitas informasi pelaporan keuangan sepenuhnya mengikuti aturan yang telah ditetapkan forum Zakat, yairu PSAK No 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba dan exposure draft No 109 . 2. Sebaiknya BAZNAS Kabupaten Tasikmalaya lebih meningkatkan sistem informasi akuntAnsi yang sudah ada 3. Sebaiknya harus ada sistem informasi akuntasi dengan prosedur secara online, agar pembayaran zakat lebih mudah DAFTAR PUSTAKA Abi Syuj’a. Fath Al Qorib, Bandung: Al Maarif Bodnar, G.H & Hopwood. 2006. System Informasi Akuntansi, Edisi 9. Julianto S. Yogyakarta : Andi
Agung
Didin Hafiduddin.2010. Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta : Gema
Insani
Hall 2007. Acconting Information System, Edisi 4. Dewi Fitriasari, Jakarta: Salemba Empat
19
Harahap,Sofyan Safri.2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Jogiyanto (2011) Analsis Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori & Praktek Aplikasi Bisnis, Yogyakarta: Andi Kadir, Abdul (2012) Pengenalan Sistem Informasi, Jogyakarta:Andi La
Midjan dan Azhar Susanto Bandung:Lingga Jaya
(2010)
Sistem
Informasi
Akuntansi
Munawir (2002) Kamus Al Munawir Arab Indonesia Terlengkap Surabaya: Progresif
I,
Pustaka
Nasution Lahmudin (1995). Fiqh I, Jakarta : Logo N Aisah (2012). Kualitas informasi Akuntansi Zakat pada Badan Amil Zakat Bogor. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 5, No. 2. Nizar
(BAZ)
Nasrullah (2014);Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah (PSAK 109) Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol.7 , No. 6.
Nurul Mazidah (2011).Kualitas informasi Akuntansi Zakat pada Badan Amil Zakat (BAZ) Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 4, No. 7. Ria Anita Widarti (2009) Analisis Sistem Informasi Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah. Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSIL : tidak diterbitkan Sayyid .1998. Fiqh As Sunnah Juz III .Kuwait: Al Bayan Sofyan Harahap. 2008 Teori Akuntansi, Jakarta:Rajawali Pers; Susanto Azhar 2012. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat Wulan Rianawati (2008) Analisis Sistem Informasi Akuntansi dalam Pembayaran Asuransi. Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSIL : tidak diterbitkan Yusuf Qordhowi.2002. Fiqh Zakat Nusa
Terjemah Salman Harun Jakarta: Litera Antar
20