HUBUNGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN RASA NYERI PADA IBU INPARTU FASE AKTIF KALA I DI KLINIK BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATU X TAHUN 2015. Nining Sulistyowati & Evlin Desianti Siallagan Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
ABSTRAK Latar belakang : Beberapa faktor yang berkaitan dengan nyeri persalinan antara lain berkaitan dengan regangan, tekanan dan robekan struktur-struktur lokal. Teknik pemberian kompres hangat merupakan salah satu teknik mengatasi nyeri secara non farmakologis. Menurut Stevens, teknik pemberian kompres hangat membantu pasien mengurangi nyeri persalinan karena membuat pembuluh darah berdilatasi sehingga peredaran darah disekitar area nyeri lancar. Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi tingkat nyeri sebelum dikompres hangat, untuk mengetahui gambaran distribusi penurunan nyeri setelah dikompres hangat, untuk mengetahui hubungan hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I Metode penelitian analitik kuantitatif dengan penekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin fase aktif kala I di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X, jumlah sampel sebanyak 31 ibu dengan teknik total sampling. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah air hangat 40oC, wash lap. Analisa data dilakukan secara bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami nyeri kategori sedang sebelum diberikan kompres hangat sebanyak 61,3%, sebagian besar ibu mengalami penurunan nyeri setelah diberikan kompres hangat sebanyak 61,3%. Secara statistik ada hubungan signifikan antara pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri persalinan dengan p value 0,022(<0,05) sehingga H0 ditolak. Kesimpulan : ada hubungan antara pemberian kompres hangat dengan penurunan nyeri persalinan. Disarankan kepada seluruh bidan yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X untuk untuk dapat menggunakan teknik kompres hangat kepada pasien inpartu fase aktif kala I dalam mengurangi rasa nyeri persalinan dan memberikan rasa nyaman pada ibu bersalin. Kata Kunci
: Kompres hangat, Ibu inpartu fase aktif kala I
PENDAHULUAN
persalinan
Persalinanan ialah serangkaian kejadian
yang
berakhir
dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir
cukup
bulan,
disusul
janin
dari
tubuh
ibu
(Sastrawinata, S, 2012). Salah satu tanda
yang
dialami
ibu
selama
nyeri
persalinan
yang semakin lama akan semakin kuat durasi
atau
menandakan
frekuensinya sebuah
yang
kemajuan
persalinan (Reeder, dkk, 2014). Ada
dengan pengeluaran plasenta dan selaput
adalah
berkaitan
beberapa dengan
faktor
nyeri
yang
persalinan
antara lain: primipara, tubuh ibu yang kecil,
intervensi
amniotomi
atau
obstetrik
seperti
episiotomi,
durasi
1 Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
persalinan hingga tempat persalinan.
hangat minimal adalah 5 sampai 10
Nyeri dalam persalinan juga berkaitan
menit (Reeder, dkk, 2014).
dengan
regangan,
tekanan
dan
Menurut
laporan
robekan struktur-struktur lokal (Mander,
Kesehatan
R, 2009).
wilayah Puskesmas Batu X selama
Teknik
pemberian
kompres
Kota
Dinas
Tanjungpinang
di
tahun 2014 terdapat 989 ibu bersalin.
hangat merupakan salah satu teknik
Diketahui
mengatasi
Puskesmas Batu X terdapat beberapa
nyeri
secara
non
dalam
farmakologis. Menurut Stevens, teknik
praktik
pemberian
pelayanan
kompres
hangat
bidan
Wilayah
yang
Kerja
memberikan
persalinan
kepada
membantu pasien mengurangi nyeri
masyarakat antara lain: prktik bidan
persalinan karena dengan pemberian
Fitri,
kompres
membuat
Hermina, bidan Efiarni dan bidan Murni
pembuluh darah berdilatasi sehingga
yang banyak dikunjungi masyarakat
peredaran darah disekitar area nyeri
ketika hendak bersalin (Dinkes Kota
lancar, maka penyaluran zat asam
Tanjungpinang,
dan
rekapan data ibu hamil selama 1
hangat
bahan
akan
makanan
diperbesar/berdilatasi.
ke
sel-sel
Aktivitas
bidan
Riri,
bidan
2015).
Tio,
bidan
Berdasarkan
sel
Januari-11 Februari di semua praktik
yang meningkat akan mengurangi
bidan yang ada di Wilayah Kerja
rasa sakit/nyeri (Andrarmoyo, 2013).
Puskesmas
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jaya, S (2013) dalam
penelitiannya
pengaruh
kompres
memberikan
dalam
tercatat
persalinan
ada
(Laporan
Menurut studi pendahuluan yang peneliti lakukan, fase
nyeri
mengalami nyeri persalinan tidak ada
menunjukkan, penggunaan air hangat
melakukan intervensi mandiri untuk
dengan
mengurangi
untuk suhu
mengatasi sekitar
37oC-
40oC
mampu mengurangi rasa nyeri. Berdasarkan
penelitian
kompres
yang
efektif
untuk
kompres
sedang
dengan
waktu
dan
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut
pada
ringan
persalinan
yang
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tentang
tingkat
I
dan gelisah.
mengurangi nyeri persalinan kala I nyeri
nyeri
kala
persalinan ibu menjadi tidak nyaman
pemberian
hangat
inpartu
terlihat dengan bertambahnya nyeri
dilakukan Mc Carffery tahun 1989 merekomendasikan
aktif
ibu bersalin pada
atau
nyaman
relaksasi
31
X
bidan, 2015).
tentang
hangat
sensasi
sebanyak
Batu
hingga
pemberian
hubungan hangat
pemberian
yang
dapat
digunakan pada ibu inpartu fase aktif
kompres selama 20 sampai 30 menit
kala
I
karena
atau lebih lama, waktu efektif kompres
kompres hangat dapat memberikan
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
diduga
pemberian
2
rasa nyaman dan mengurangi nyeri
Tinjauan Pustaka
selama persalinan. Judul penelitian
Persalinan adalah proses membuka
yang akan diteliti adalah ”Hubungan
dan menipisnya serviks dan janin turun ke
pemberian kompres hangat terhadap
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses
penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu
dimana janin dan ketuban didorong
fase aktif kala I di Klinik Bersalin pada
keluar melalui jalan lahir (Prawirohardjo,
Wilayah
2012).
Kerja
Puskesmas
Batu
X
Tanjungpinang Tahun 2015”.
Persalinan
adalah
Tujuan Penelitian
bayi,
plasenta
1.
keluar
dari
Tujuan Umum Untuk
mengetahui
hubungan
kompres
hangat
pemberian
terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang tahun 2015.
dan
proses selaput
uterus
ibu.
dimana ketuban
Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada
usia
kehamilan
(setelah
37
minggu)
adanya
penyulit.
cukup
bulan
tanpa
disertai
Persalinan
dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap
2.
(Depkes, 2008).
Tujuan Khusus a. Mengetahui
gambaran
tingkat
nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat di klinik bersalin di Wilayah Kerja
Puskesmas
Batu
X
Tanjungpinang tahun 2015. b. Mengetahui tingkat nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I setelah diberikan kompres hangat di klinik bersalin
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Batu X Tanjungpinang
Persalinanan kejadian
serangkaian
berakhir
dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir
cukup
bulan, disusul
dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Sastrawinata, S, 2012). Tanda dan gejala inpartu: Berikut adalah tanda dan gejala inpartu menurut Depkes (2008): a.
tahun 2015.
Adanya penipisan dan pembukaan serviks
c. Mengetahui pemberian
yang
ialah
hubungan kompres
b.
hangat
Kontraksii
uterus
mengakibatkan
perubahan
yang serviks
terhadap penurunan rasa nyeri
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10
pada ibu inpartu fase aktif kala I di
menit)
klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tanjungpinang
c.
Cairan
lendir
bercampur
darah
(show) melalui vagina
tahun 2015.
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
3
Tahap persalinan
1cm per jam (nulipara atau primipara)
a. Kala 1 (kala pembukaan)
dan kurang lebih 2cm per jam (pada
Kala
satu
persalinan
adalah
multipara)
serta
permulaan kontraksi persalinan sejati,
erjadinya
yang ditandai oleh perubahan serviks
(Depkes, 2008).
tditandai
penurunan
dengan
kepala
janin
yang progresif yang diakhiri dengan
Penurunan bagian presentasi janin
pembukaan lengkap (10 cm) pada
yang progresif terjadi selama akhir fase
primigravida kala I berlangsung kira-
aktif dan selama kala dua persalinan.
kira
Fase aktif dibagi dalam 3 fase , antara
13
jam,
sedangkan
pada
multigravida kira-kira 7 jam. Terdapat 2
lain:
fase
a) Fase Akselerasi, yaitu dalam waktu 2
pada
kala
satu,
yaitu
(Prawirohardjo, 20012) :
jam pembukaan 3 cm menjadi 4
1) Fase laten
cm.
Merupakan periode waktu dari
b) Fase Dilatasi, yaitu dalam waktu 2
awal persalinan pembukaan mulai
jam pembukaan sangat cepat, dari
berjalan
4 cm menjadi 9 cm.
secara
progresif,
yang
umumnya dimulai sejak kontraksi
c) Fase Deselerasi, yaitu pembukaan
mulai muncul hingga pembukaan
menjadi
3-4 cm atau permulaan fase aktif
waktu 2 jam pembukaan 9 cm
berlangsung dalam 7-8 jam. Selama
menjadi lengkap
fase
ini
presentasi
penurunan
sedikit
mengalami
hingga
dalam
Depkes tanda
RI dan
(2007), gejala
persalinan kala II adalah :
Merupakan periode waktu dari awal
Menurut beberapa
2) Fase Aktif
kembali
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
tidak
sama sekali.
lamban
kemajuan
aktif
1) Ibu merasakan ingin mengejan
pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase
bersamaan terjadinya kontraksi 2)
Ibu
merasakan
transisi, pembukaan pada umumnya
tekanan
dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan
vaginanya
berlangsung selama 6 jam. Pada fase
3)
aktif
4)
terjadi
peningkatan
secara
bertahap frekuensi dan lama kontraksi uterus dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
pada
peningkatan rectum
atau
Perineum terlihat menonjol Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
5)
Peningkatan pengeluaran lendir darah
waktu sepuluh menit dan berlangsung selama
40
dari
Pada kala II his terkoordinir, kuat,
cm,
cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit
terjadi dengan kecepatan rata-rata
sekali. Kepala janin telah turun masuk
pembukaan
detik 4cm
atau
lebih,
sampai
10
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
4
ruang
panggul
sehingga
terjadi
pada
otot-otot
dasar
tekanan
luar melalui tepi plasenta yang terlepas.
panggul yang secara reflek timbul rasa
Setelah
bayi
kontraksi
mengedan Kala II pada primi: 1 ½ - 2
rahim
jam, pada multi ½ - 1 jam (Mochtar,
teraba keras dengan fundus uterus
2003).
setinggi pusat, dan berisi plasenta
c. Kala III (kala pengeluaran plasenta) Menurut
Depkes
istirahat
lahir
sebentar.
Uterus
yang menjadi tebal 2x sebelumnya.
(2007) tanda-
Beberapa saat kemudian timbul his
tanda lepasnya plasenta mencakup
pelepasan
beberapa atau semua hal dibawah
plasenta. Dalam waktu 5-10 menit
ini :
plasenta
1) Perubahan bentuk
dan tinggi
dan
pengeluaran
terlepas,
terdorong
ke
dalam vagina akan lahir spontan
fundus.
atau sedikit dorongan dari atas
Sebelum
bayi
lahir
dan
simfisis atau fundus uteri. (Mochtar,
miometrium mulai berkontraksi,
2003).
uterus berbentuk bulat penuh (diskoit)
dan
tinggi
fundus
biasanya turun sampai di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan uterus terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan). Tali pusat terlihat keluar memanjang terjulur
melalui
vulva
dan
vagina (tanda Ahfeld). Darah yang terkumpul di belakang akan
membantu
mendorong plasenta keluar dan dibantu
oleh
gaya
gravitasi.
Semburan darah yang secara tibatiba
menandakan
terkumpul
diantara
Kala pengawasan selama 2 jam setelah
plasenta
darah
lahir
untuk
mengamati keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Nyeri
merupakan
yang
melekatnya
plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retroplasenter) ke
bentuk
ketidaknyamanan diidentifikasikan
yang
dalam
perspektif,
3) Semburan darah tiba-tiba plasenta
Kala IV
Konsep Dasar Nyeri
2) Tali pusat memanjang atau
d.
berbagai
berikut
adalah
beberapa pengertian nyeri yang dikutip dari berbagai sumber dalam Andarmoyo (2013) sebagai berikut: Asosiasi penelitian
internasional nyeri
untuk
(International
Association for The Study of Pain) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional menyenangkan
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
yang
tidak
dan
berkaitan
5
dengan kerusakan jaringan yang
Strategi
aktual,
farmakologis
potensial
atau
yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian saat terjadi kerusakan. (2010)
bahwa
nyeri
mekanisme timbul
mengatakan
merupakan
proteksi
ketika
nyeri
non
Manajemen nyeri nonfarmakologis merupakan tindakan menurunkan respon
Arthur C. Curton (1983) dalam Prasetyo
penatalaksanaan
suatu
bagi
jaaringan
tubuh, sedang
nyeri
tanpa
menggunakan
agen
farmakologi. Dalam melakukan intervensi, manajemen
nyeri
non
farmakologi
merupakan tindakan independen dalam mengatasi
respon
nyeri
individu.
rusak, dan menyebabkan individu
Manajemen nyeri non farmakologi sangat
tersebut
beragam, berikut ini adalah beberapa
bereaksi
untuk
menghilangkan rasa nyeri.
tindakan
untuk
Klasifikasi nyeri
secara
non
Nyeri akut
Andarmoyo (2013) sebagai berikut:
Nyeri yang terjadi lebih kurang 0,1 detik
saat
ada
rangsangan.
Nyeri
berlangsung singkat, mudah dilokasikan dan
mudah
didefinisikan
dan
dihubungkan dengan peningkatan fungsi neuroendokrin dan simpatis (Tabrani,1996 dalam Andarmoyo, 2013). Misalnya: nyeri pada
patah
tulang,
pembedahan,
miokardiak infark biasanya menunjukkan gejala
peningkatan
pernafasan,
percepatan jantung, tekanan. Nyeri yang terjadi diluar waktu konsentrasi sosiologis
penyembuhan psikologis, yang
punya
fisiologis
negatif
dan
rasa
farmakologis
nyeri
menurut
a.
Bimbingan antisipasi
b.
Sentuhan terapeutik atau Masase atau Pemijatan
c.
Mengalihkan perhatian
d.
Kompres hangat dan dingin
e.
Teknik relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi kompres hangat Merupakan
metode
efektif
untuk
mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan
b. Nyeri kronik malignan (Organik) normal
mengatasi
dan sukar
dilokalisir, berlangsung progresif lebih
otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah bertambahnya stimulasi nyeri (Mander, R, 2009). Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :
dari enam bulan bahkan bertahun-
a.
Posisikan pasien dengan tepat
tahun seperti nyeri kanker.
b.
Pikiran beristirahat
c. Nyeri kronik non malignan
c.
Lingkungan yang tenang
Nyeri berlangsung lebih lambat
Tujuan
:
untuk
menggurangi
atau
dan terjadi dalam waktu lebih lama
menghilangkan rasa nyeri
dan pasien susah menentukan kapan
Indikasi : dilakukan untuk pasien yang
nyeri tersebut dirasakan seperti artristis.
mengalami nyeri kronis
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
6
Prosedur pelaksanaan :
sebelum dikompres hangat. Menurut Eni (2006),
a.
Memberikan salam teraupetik
b.
Menjaga privacy pasien
c.
Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga
d.
Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada yang kurang jelas
e.
Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik
f.
Instruksikan posisi
pasien
senyaman
berbaring
untuk
memilih
mungkin
seperti
atau
duduk
miring
idealnya
kompres
dilakukan
selama
frekuensi
mengganti
basah
sebanyak
handuk
30
pemberian
menit
dengan
handuk/washlap
dua
menjadi
hangat
kali
lebih
atau
dingin,
kompres
suhu lama
hangat
dapat
diperpanjang atau lebih dari 30 menit sesuai kebutuhan untuk memperoleh hasil naksimal dalam memberikan rasa nyaman. Metode Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan
pada
penelitian
ini
sehingga dapat dilakukan kompres
adalah analitik korelatif, yaitu satu
hangat pada bagian punggung.
metode penelitian yang dilakukan
g.
lakukan kompres hangat selama 30
dengan
menit dan ganti handuk hangat
hubungan
setiap 10 menit.
yang
Konsep dasar kompres hangat Kompres
hangat
tujuan
suatu
melihat
dua
variabel
antara
terjadi
tertentu.
adalah
untuk
didalam
populasi
Populasi
).
dalam
penelitian ini adalah semua ibu
prosedur menggunakan kain/handuk yang
inpartu
telah di celupkan pada air hangat, yang
melahirkan pervaginam. Akumulasi
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu
ibu
(Werkudorojakso, 2010).
melahirkan
Adapun manfaat kompres hangat dan
berada
tubuh
dalam
fase
aktif
yang
pervaginam
pada
tanggal 1 Januari 2015 - 11 Februari 2015
suhu
I
inpartu kala I fase aktif yang
adalah dapat memberikan rasa nyaman menurunkan
kala
di
beberapa dalam
klinik
yang
Wilayah
Kerja
menangani kasus klien yang mengalami
Puskesmas Batu X diketahui ada
demam (Werkudorojakso, 2010). Manfaat
sebanyak
rasa
oleh
gambaran dari populasi ibu inpartu
oleh
kala I fase aktif yang melahirkan
nyaman
kompres
yang
hangat
ditimbulkan disebabkan
31
ibu.
Berdasarkan
melebarnya pembuluh darah (vasodilatasi)
pervaginam
akibat
hangat
yang berada dalam Wilayah Kerja
sehingga peredaran darah menjadi lancar
Puskesmas Batu X Tanjungpinang
hal ini membuat tubuh menjadi lebih
pada tanggal 1 Januari 2015 - 11
nyaman jika dibandingkan dengan kondisi
Februari
pemberian
kompres
2015
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
di
beberapa
sehingga
klinik
dapat
7
diprediksikan
jumlah
sampel
penelitian
dapat
Wilayah
memenuhi syarat sampel minimal
meliputi
menurut Notoatmodjo (2010) yang
Kelurahan
Pinang
menyebutkan
Kelurahan
Air
minimal
minimal
bahwa,
sampel
penelitian
dengan
kerja
Puskesmas
dua
Kecamatan
Batu
kelurahan
yaitu
Kencana
Raja,
X
dan
terletak
Tanjungpinang
di
Timur.
pendekatan cross sectional paling
Memiliki batas-batas wilayah sebelah
sedikit
utara
adalah
sebanyak
30
berbatasan
dengan
responden. Data besar sampel ini
Kecamatan Gunung Kijang, sebelah
hanyalah
selatan
gambaran
jumlah
ibu
berbatasan
inpartu yang harus ditemui selama
Kecamatan
penelitian
barat
berlangsung,
sampling pada
yang
akan
penelitian
accidental Variabel
digunakan
ini
adalah
Kecamatan
dengan
Bestari, sebelah
Bukit
dengan Bestari
dan
Tanjungpinang Kota, dan disebelah timur
Kompres
hangat,
Kecamatan
Penurunan
Berdasarkan
persalinan.
Bukit
berbatasan
Variabel
Dependen
nyeri
teknik
sampling,
Independen
berbatasan
dengan
Bintan hasil
Timur. penelitian
instrumen
terhadap 31 ibu bersalin di Wilayah
penelitian berupa thermometer air
Kerja Puskesmas Batu X diketahui
raksa, washlap atau handuk, air
karakteristik
hangat kuku 40oC, botol air mineral,
sebagai berikut:
analisis data secara bivariat untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
maka
menggunakan dengan
peneliti
uji
alasan
penelitian
chi
square
bahwa
variabel
semuanya
bersifat
kategorik, adapun analisis bivariat nantinya akan dilakukan secara komputerisasi
menggunakan
program komputer SPSS 20. Hasil Penelitian 1.
yang ada di kota Tanjungpinang.
Gambaran umum lokasi penelitian Puskesmas merupakan pelayanan
Batu
salah
X
adalah
satu
sarana
kesehatan
masyarakat
responden
penelitian
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik Usia, Pendidikan, Pekerjaan dan Jumlah Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015 Karakteristik Responden Usia <20 atau 20-35 Tahun >35 Tahun Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja Persalinan Pertama Kedua Ketiga Keempat
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
N =31
%
1 30 0
3,2 96,8 0
1 3 24 3
3,2 9,7 77,4 9,7
26 5
83,9 16,1
10 14 5 2
32,3 45,2 16,1 6,5
8
Berdasarkan diketahui
bahwa
tabel dari
4.1 31
diatas
responden
penelitian yang dijumpai, sebagian besar berusia antara 20-35 tahun sebanyak 30
Nyeri Inpartu Nyeri Ringan Nyeri Sedang Berdasarkan
N = 31 12 19 tabel
4.2
% 38,7 61,3 di
atas,
orang atau 96,8% dan hanya sebagian
diketahui
kecil responden berusia kurang dari 20
sebagian besar mengalami nyeri sedang
tahun sebanyak satu orang atau 3,2%.
sebanyak
Untuk karakteristik pendidikan, sebagian
hanya sebagian kecil yang mengalami
besar responden memiliki latar belakang
nyeri ringan yaitu sebanyak 12 (38,7%)
pendidikan SMA sebanyak 24 orang atau
responden.
77,4%
dan
responden
hanya
sebagian
berpendidikan
tamat
bahwa 19
dari
(61,3%)
31
responden,
responden
dan
kecil SD
b.
Gambaran penurunan nyeri inpartu
sebanyak 1 orang atau 3,2%. Untuk
fase aktif kala I setelah diberikan
karakteristik
kompres hangat
pekerjaan
dijumpai
hasil
penelitian, sebagian besar responden tidak bekerja sebanyak 26 orang atau 83,9%
dan
hanya
sebagian
kecil
Distribusi Frekuensi Penurunan Nyeri Inpartu Fase Aktif Kala I Setelah Diberikan Kompres Hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015
responden yang bekerja yaitu sebanyak 5 atau 16,1%. Untuk karakteristik jumlah persalinan diketahui dari hasil penelitian, sebagian
besar
persalinan
sekarang
merupakan persalinan kedua sebanyak 45,2%
dan
sebagian
kecil
atau
10
responden (32,2%) mengaku ini adalah persalinan pertama mereka. Analisis Univariat
Penurunan Nyeri Tidak ada penurunan nyeri Ada penurunan nyeri
N = 31 12 19
% 38,7 61,3
4.3
atas,
Sumber: Data Primer Penelitian Berdasarkan diketahui
bahwa
sebagian
besar
tabel dari
31
mengalami
di
responden, penurunan
nyeri setelah mendapat kompres hangat a.
Gambaran nyeri inpartu fase aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat
sebanyak 19 (61,3%) dan hanya sebagian kecil responden yang tidak mengalami penurunan nyeri yaitu sebanyak 12 (38,7%)
Distribusi Frekuensi Gambaran Nyeri Inpartu Fase Aktif Kala I Sebelum Diberikan Kompres Hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015
responden. Analisis Bivariat
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
9
Hubungan Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Rasa Nyeri Pada Ibu Inpartu Fase Aktif Kala I Di Wilayah Kerja Puskesmas Batu X Tahun 2015 Nyeri
Penurunan nyeri setelah dikompres Tidak penurunan Ada penurunan nyeri nyeri n % n % 8 66,7 4 33,3 4 21,1 15 78,9
- Ringan - Sedan g Total 12 38,7 Sumber: Data Primer Penelitian Berdasarkan
tabel
4.4
di
19
61,3
ρ value
Total
N 12 19
% 100 100
31
100
0,022
atas,
Sejalan dengan penelitian
menunjukkan bahwa dari 31 responden
terdahulu yang dilakukan oleh
penelitian, sebagian besar mengalami
Manurung,
nyeri sedang pada inpartu fase aktif kala I
menunjukkan bahwa sebanyak
sebanyak 19 (61,3%) dan hanya sebagian
67,3%
kecil responden yang mengalami nyeri
melahirkan
secara
ringan pada inpartu fase aktif kala I
mengalami
nyeri
sebelum diberikan kompres hangat yaitu
kategori sedang.
sebanyak 12 (38,7%) responden.
ibu
S primigravida
Berdasarkan
Berdasarkan analisa statistik diperoleh
(2011), yang
spontan persalinan
teori
yang
dikemukakan oleh Bonica dalam
hasil p value sebesar 0,022 artinya ada
Andarmoyo
(2013),
hubungan
yang
mengemukakan
pemberian
kompres
signifikan
antara
hangat
dengan
perifer selama kala I persalinan
penurunan nyeri pada inpartu fase aktif
fase aktif, nyeri diakibatkan oleh
kala I.
dilatasi
1.
Gambaran
nyeri
inpartu
fase
aktif kala I sebelum diberikan kompres hangat Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu inpartu fase aktif kala I sebelum hangat
diberikan di
Wilayah
kompres Kerja
Puskesmas Batu X mengalami nyeri sedang sebanyak 61,3% dan hanya sebagian kecil yang mengalami
nyeri
sebanyak 38,7%.
ringan
jalan
serviks
dan
nyeri
segmen
bawah uterus dan distensia uteri. Intensitas nyeri pada kala ini disebabkan
oleh
kekuatan
kontraksi dan tekanan kepala janin, tekanan cairan amnion terhadap
nervus
di
sekitar
lumbal, jika disimpulkan bahwa semakin
besar
tekanan
dirasakan
ibu
tekanan
janin
gerakan
baik
yang
berupa
melakukan
paksi
dalam,
penekanan kepala janin saat penurunan
kepala
dan
kemajuan persalinan ditambah
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
10
tekanan cairan amniotomi yang
nyeri menunjukkan, penggunaan
keluar akan meningkatkan nyeri
air hangat dengan suhu sekitar
yang
37oC- 40oC mampu mengurangi
dirasakan
ibu.
Asumsi
peneliti dalam penelitian ini yang
rasa nyeri.
menyebabkan sebagian besar ibu
mengalami
dalam
penelitian
adalah
menyebabkan sebagian besar
sebagai akibat dari kemajuan
ibu mengalami penurunan nyeri
persalinan itu sendiri serta faktor
adalah
lain
tindakan
persalinan
seperti
sebagian muda
usia
besar
berusia
sehingga
2.
peneliti
sedang
dalam
nyeri
Asumsi
ibu
yang
adalah 20-35
ibu
ini
sebagai
yang
akibat
pemberian
dari
kompres
hangat selama minimal 20 menit
tahun
perlakuan
mempengaruhi
dijelaskan
kompres. bahwa
Dapat
pemberian
persepsi nyeri yang dialami ibu
kompres hangat pada daerah
sehingga
nyeri
wajar
jika
dalam
akan
memberikan
efek
penelitian ini banyak ibu yang
dilatasi
mengalami nyeri sedang pada
darah dan membuat ibu merasa
fase aktif kala I dalam persalinan.
nyaman
Gambaran
darah akan menjadi lancar serta
penurunan
nyeri
inpartu fase aktif kala I setelah diberikan kompres hangat Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mengalami penurunan nyeri setelah diberikankompres hangat,
yaitu
sebanyak
19
(61,3%) responden dan hanya sebagian kecil ibu yang tidak mengalami yaitu
penurunan
sebanyak
12
nyeri (38,7%)
responden. Sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jaya,
S
(2013)
dalam
penelitiannya tentang pengaruh kompres memberikan
hangat sensasi
dalam relaksasi
atau nyaman untuk mengatasi
(pelebaran) pembuluh karena
peredaran
nyeri menjadi berkurang. 3.
Hubungan pemberian kompres hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I Hasil
analisis
menggunakan
uji
bivariat
chi
square
menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan
pemberian
antara
kompres
hangat
terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I, ditandai dengan ρ value 0,022 (<0,05).
Penelitian
ini
menunjukkan 78,9% ibu dengan nyeri
sedang
penurunan
nyeri
mengalami setelah
mendapatkan kompres hangat
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
11
minimal 20 menit pelaksanaan.
mengaku
Tetapi
penurunan
nyeri
setelah
dikompres
hangat
selama
pada
ditemukan
penelitian
ada
dengan
nyeri
mengaku
66,7% ringan
tidak
juga ibu
tidak
mengalami
yang
minimal 20 menit disebabkan
mengalami
oleh subjektif ibu sendiri yang
penurunan
nyeri
setelah
dipengaruhi
dikompres
hangat
selama
seorang ibu tentang nyeri yang
minimal 20 menit.
oleh
persepsi
dialaminya. Selain itu, hal ini
Berdasarkan
teori
yang
mungkin juga disebabkan oleh
dikemukakan oleh Melzack dan
harapan
wall (1988) dalam Judha (2012)
menghilangkan
nyeri
yang
mengatakan
dialami
total
setelah
adalah
bahwa
pengalaman
nyeri pribadi,
ibu secara
dilakukan
untuk
pengompresan
subjektif dan dipengaruhi oleh
ternyata tidak sesuai dengan
budaya, persepsi seseorang dan
harapan
perhatian.
karena ibu masih merasa sakit.
penelitian
obat
minimal
20
untuk
menit
pelaksanaan disebabkan oleh
daerah
nyeri
dilatasi
(pelebaran)
pembuluh
darah
dan
membuat
nyaman
ibu
karena
merasa
peredaran
darah akan menjadi lancar serta nyeri menjadi berkurang. Sedangkan pada 66,7% ibu dengan
nyeri
ringan
yang
nyeri rasa
nyaman
pada
saat
ibu fase
aktif
I,
karena
kala
mengalami
nyeri
sesuai
dengan kemajuan persalinan itu
akan
efek
rasa
memberikan
pasti
hangat
memberikan
secara
sesungguhnya setiap persalinan
menit perlakuan. Karena dengan pada
nyeri
dengan
persalinan
area nyeri selama minimal 20 kompres
dapat
mengurangi
menghadapi
perlakuan kompres hangat di
pemberian
yang
total namun sebagai alternatif
nyeri
setelah mendapatkan kompres hangat
pemberian
menghilangkan
(78,9%) dengan nyeri sedang penurunan
ibu,
kompres hangat ini bukanlah
yang
menunjukkan sebagian besar ibu mengalami
persepsi
Sesungguhnya
Asumsi peneliti terhadap hasil
atau
sendiri. Kesimpulan A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai hubungan
pemberian
kompres
hangat terhadap penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I di klinik bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas
Batu
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
X
tanjungpinang
12
tahun
2015,
dapat
disimpulkan
3. Bagi
seperti di bawah ini:
Wilayah
Kerja
untuk
dapat
kompres
Disarankan
hangat
menggunakan
teknik
kompres
menunjukkan sebagian besar ibu
hangat kepada pasien inpartu
nyeri kategori sedang sebanyak
fase
61,3%.
mengurangi rasa nyeri persalinan
2. Distribusi nyeri persalinan setelah diberikan
kompres
aktif
kala
I
dalam
dan memberikan rasa nyaman
hangat
pada ibu bersalin.
menunjukkan sebagian besar ibu
DAFTAR PUSTAKA
nyeri kategori ringan sebanyak
Andarmoyo, S, (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: ArRuzz Media
61,3%. 3. Terdapat
hubungan
signifikan
antara
kompres
hangat
yang
pemberian terhadap
penurunan rasa nyeri pada ibu inpartu fase aktif kala I diperoleh nilai
ρ
value
0,022
(<0,05)
dengan kata lain H0 ditolak. B.
Di
Puskesmas Batu X
1. Distribusi nyeri persalinan sebelum diberikan
Bidan
Saran Disarankan pada peneliti untuk
melakukan
penelitian eksperimen lain tentang manfaat
pemijatan
dalam
mengurangi nyeri persalinan atau tentang
manfaat
Bandiyah, (2009). Asuhan kebidanan Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press Depkes R.I. (2007). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Depkes R.I
1. Bagi peneliti Selanjutnya selanjutnya
Asmadi, (2010). Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
penggunaan
musik klasik dalam mengurangi
__________(2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes R.I Dinas Kesehatan kota Tanjungpinang. (2015) . Rekapan Laporan Bulanan PWS-KIA Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang Tahun 2014. Tanjungpinang Eni
dkk, (2006). Keterampilan dan Prosedur laboratorium. Jakarta: EGC
Evin,
(2009). Karakteristik Ibu Bersalin Pervaginam Di Puskesmas Doro 1 kabupaten Pekalongan. Karya Tulis Ilmiah Kebidanan STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
nyeri persalinan kala I fase aktif. 2. Bagi
Akademi
Kebidanan
Anugerah Bintan Tanjungpinang Disarankan pada Akademi Kebidanan Anugerah Bintan untuk mengajarkan kebidanan melakukan
mahasiswi untuk asuhan
dapat kebidanan
sayang ibu pada setiap tindakan kebidanan.
Jaya, S, (2013). Perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan kompres dingin dalam mengurangi nyeri. SkripsiSarjana Keperawatan. STIKES Hang Tuah Tanjungpinang
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
13
Yani. Judha, (2012). Mekanisme Nyeri Persalinan. www.ayahbunda.co.id. Diakses tanggal 20 Januari 2015. Mander, R, (2009). Jakarta: EGC
Nyeri
Persalinan.
(2006). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Rasa nyaman Dalam Proses Persalinan Kala I Fase Aktif. Skripsi Keperawatan Universitas Diponegoro
Mochtar, R. (2003). Sinopsis Opstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. EGC. Jakarta Notoatmodjo, S, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta Potter dan Perry. (2006). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Prasetyo, (2010). Mengatasi Nyeri Persalinan. CDK vol.38, no. 4 (hal 294-298) Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Bina Pustaka Profil Kesehatan Propinsi Kepulauan Riau. (2013). Cakupan Angka Kematian Ibu Di Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2012. Tidak dipublikasikan Reeder, dkk, (2014). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi Dan Keluarga. Volume 1. Jakarta: EGC Riyanto, A, (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta. Nuha Medika Saryono. (2009). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press Sastrawinata, S, (2012). Konsep Dasar Persalinan. www.depkes.go.id. Diakses tanggal 14 Januari 2015 Sugiono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta Werkudorojakso, (2010). ProsedurKompres. www.werkudorojakso.wordpress.co m. Diakses tanggal 5 Januari 2015 Pukul 11:00 Wib
Jurnal Cakrawala, Vol. VI, No.01, Juni 2015
14