10 Jurnal Science Midwifery 2010
HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK OLEH IBU DENGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK USIA 1-3 TAHUN DIPOSYANDU DESA PUNJUL KECAMATAN PLOSOKLATEN KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2010. Relation of Stimulation development of children by mother’s with growing Psychosocial development of children with the increasing 1-3 year old in Posyandu Punjul village, Plosoklaten distric - Kediri Regency 2010.
Endah Ernawati Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Perkembangan Psikososial anak akan berkembang dengan bertambahnya usia anak. seorang akan anak membutuhkan stimulasi dari orang tua. Stimulasi merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Hal tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikososialnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pemberian stimulasi perkembangan anak dengan perkembangan psikososial anak diposyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dengan menggunakan pendekatan retrospective, sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Jumlah populasi adalah 30 responden, sampel yang digunakan 30 responden. Semua populasi menjadi subyek penelitian. Pengambilan data pemberian stimulasi perkembangan anak oleh Ibu dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan perkembangan psikososial anak denagn menggunakan observasi DDST (Denver Developmental Screening Test), kemudian hasil penelitian ditabulasikan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak usia 1-3 tahun. Dengan hasil penghitungan menggunakan rumus Korelasi Gamma diperoleh besar Korelasi Gamma (G) = 0,683 dengan uji signifikan (p) 0,027 dan taraf kesalahan (α) 5% (0,05) dengan p < α maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (H0) ditolak artinya ada hubungan positif antara pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak usia 1-3 tahun. Berdasarkan hasil dari penelitian disarankan untuk lebih meningkatkan pemberian stimulasi perkembangan anak sehingga anak dapat tumbuh kembang dengan optimal sesuai dengan tahap usia perkembangan anak. Kata kunci : Stimulasi, Perkembangan, Psikososial
ABSTRACT Psychosocial development of children will grow with the increasing age of the child will stimulate a child needs from parents. Stimulation is an activity that stimulates the child's basic abilities the child grow and develop optimally. It can provide a positive impact for the development of their psychosocial. The purpose of this study was to investigate the relationship stimulation psychosocial development of children with child development at Integrated Service
11 Jurnal Science Midwifery 2010
Post (POSYANDU) Punjul Village Plosoklaten Kediri District. The research design used in this research is analytical, while the sampling technique used is total sampling. Total population is 30 respondents. All populations become research subjects. Data collection was conducted using questionnaires and observation DDST (Denver Developmental Screening Test), then tabulated the results of the study. Based on the results of research found a significant correlation between growth stimulation by the mother with her child's psychosocial development of children aged 1-3 years. With the results of a calculation using the formula obtained large Correlation Correlation Gamma Gamma (G) = 0.683 with a significant test (p) of 0.027 and standard error (α) 5% (0.05) with p <α then the working hypothesis (H1) is accepted and zero hypothesis (H0) is rejected it means there is a positive relationship between growth stimulation by the mother with her child's psychosocial development of children aged 1-3 years. Based the result of research suggestion gave more increase to stimulation for children growth and after that to make the children grew with optimize as age of children growth. Keywords: Stimulation, Development, Psychosocial
PENDAHULUAN Perkembangan merupakan proses bertambahnya kemampuan (skill) dalam bentuk struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diprediksikan, sebagai hasil dari proses pematangan. Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan biofisiko- psiko- sosial dan prilaku. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 2003 : 29). Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti pada tahun 2005 memperkirakan bahwa 48 % anak indonesia mengalami keterlambatan dalam perkembangan diantaranya dalam kemampuan sosialisasinya, selain itu BKKBN Jatim tahun 2002 juga memperkirakan 21% anak mengalami keterlambatan perkembangan dalam bersosialisasi. penelitian yang dilakukan oleh Nurjayanto (2006) di 6 PAUD dalam wilayah Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa usia 2 – 4 tahun mengalami keterlambatan dalam
sosialisasinya. Dan sekitar 74% anak memiliki ketergantungan yang sangat besar pada orang tuanya terutama dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri pada tanggal 7 – 8 Desember 2009 dengan menggunakan DDST (Denver Developmental Screening Test) dari 10 anak didapatkan 4 anak (40%) mempunyai perkembangan psikososial baik dan 6 anak (60%) memgalami hambatan. Dan berdasarkan hasil wawancara diketahui kurangnya stimulasi dari orang tua meskipun sudah mendapat penyuluhan dari tenaga kesehatan, tetapi masih tetap ada yang belum memberikan stimulasi. Untuk meningkatkan perkembangan psikososial anak maka diharapkan ibu dan anggota keluarga lainnya untuk memberikan stimulasi sedini mungkin dan terus menerus secara bertahap. Serta memperhatikan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap – tahap perkembangannya (Soetjiningsih, 2003 : 106). Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak. Stimulasi semacam ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya dan lebih berkembang.
12 Jurnal Science Midwifery 2010
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pemberian Stimulasi Perkembangan Anak oleh Ibu dengan Perkembangan Psikososial Anak Usia 1-3 Tahun di Posyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2010”. MATERI DAN METODE Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah analitik non eksperimental
yaitu survey case control dengan pendekatan retrospective pada variabel stimulasi. Artinya penelitian ini dilakukan dengan melihat kebelakang (backward looking), pengumpulan data dimulai dari efek tersebut ditelusuri penyebab atau variabel-variabel yang mempengaruhinya (Notoatmodjo, 2005 : 24). Pada penelitian ini perkembangan psikososial anak usia 1-3 tahun diukur terlebih dahulu kemudian kita telusuri tentang stimulasi yang diberikan oleh ibu pada anak.
Variabel dan definisi operasional penelitian Variabel Penelitian
Definisi Operasional
1
Independent : Pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu
Pemberian rangsangan oleh ibu melalui latihan maupun permainan kepada anak dengan menggunakan benda atau media lain
2
Dependent : Perkembangan psikososial pada anak usia 1-3 tahun
Kemampuan anak berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkunganny a.
No
Indikator
Alat ukur
Skala
Skoring
1. Memperkenalan Kuesioner ruangan, bentuk dan warna. 2. Pengenalan alam sekitar, sosialisasi, mengenal lingkungan masyarakat. 3. Mengenal tugas dan larangan-larangan. 4. Melakukan aktifitas sehari hari.
Ordinal
Favorable (+) Selalu : 4 Sering : 3 Kadang-kadang : 2 Tidak pernah : 1 Unfavorable (-) Selalu : 1 Sering : 2 Kadang-kadang : 3 Tidak pernah : 4 Kategori : Baik sekali :76-100% Baik : 56 – 75% Cukup : 40 – 55% Kurang :< 40%
Usia 1 – 3 tahun 1. Menyatakan keinginan. 2. Dada–dada dengan tangan. 3. Menirukan kegiatan. 4. Membantu dirumah. 5. Menggunakan sendok atau garbu. 6. Menyuapi boneka. 7. Memakai dan melepas baju sendiri. 8. Menggosok gigi dengan bantuan 9. Mencuci dan mengeringkan tangan 10. Menyebutkan nama teman.
Ordinal
Lulus (Passed = P ): 4 Gagal (Fail = F ): 3 Menolak ( Refused = R) : 2 Anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas ( No Opportunity = N. O ): 1 Kategori : Baik sekali : 76 – 100% Baik : 56 – 75% Cukup : 40-55% Kurang : < 40%
Observasi DDST (Denver
developme ntal screening test )
13 Jurnal Science Midwifery 2010
POPULASI DAN TEHNIK SAMPLING Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun yang ada di Posyandu Wilayah Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri tahun 2010 sebanyak 44 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun yang ada di Posyandu Wilayah Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri sebanyak 30 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian ini. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih menggunakan metode Cluster Random Sampling dengan alokasi sampel proportional. Dengan teknik ini pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari 4 Posyandu diempat Dusun dan pengambilan sampelnya adalah 30 Ibu yang mempunyai anak usia 1-3 tahun dari seluruh jumlah populasi sebesar 44. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan jenis probabilitas yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini setiap elemen diseleksi secara acak sesuai dengan kriteria Inklusi. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner dan lembar observasi.
20,0%
3,3% <= 20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 31 - 35 tahun
46,7%
30,0%
Diagram 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ibu di Posyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2010. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 20,0%
SD SMP
56,7%
SMA
23,3%
Diagram 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Posyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2010 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 23,3% IRT Tani Swasta
3,3%
73,3%
Dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesione Diagram 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di Posyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2010
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Berdasarkan Umur anak 26,7%
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu
50,0%
12-23 bulan 24-35 bulan 36-37 bulan 23,3%
Diagram 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur anak di Posyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2010
Kategori Stimulasi Perkembangan Anak oleh Ibu Baik sekali
Jumlah
Prosentase (%)
19
63,3
Baik
9
30
Cukup
2
8,7
Kurang
0
0
JUMLAH
30
100
Tabel 1 Frekuensi Pemberian Stimulasi Perkembangan Anak oleh Ibu di Posyandu Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 2010. Dari hasil penelitian dapat diketahui hasil perhitungan dengan bantuan software komputer menggunakan rumus Korelasi
14 Jurnal Science Midwifery 2010
Gamma diperoleh besar Korelasi Gamma (G) = 0,683 dengan uji signifikan (p) 0,027 dan taraf kesalahan ( ) 5% (0,05). Dengan demikian p < maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak artinya ada hubungan positif (korelasi positif) antara pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan perkembangan psikososial anak usia 1 – 3 tahun dengan tingkat hubungan kuat. PEMBAHASAN 1. Pemberian Stimulasi Perkembangan Anak oleh Ibu di Desa Punjul Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar 19 responden (63,3%) memiliki kategori baik sekali, dan sebagian kecil untuk yang berkategori cukup terdapat 2 responden (8,7%). Pemberian Stimulasi yang paling banyak adalah menyediakan permainan di rumah seperti bola, boneka, dan alat-alat menggambar, Ibu mengajari anaknya cara memakai baju dan menggunakan sendok atau garbu, selain itu Ibu juga mengajak anaknya untuk beraktifitas setiap hari misalnya mandi, makan, dll. Ibu juga mengajari anaknya untuk bersosialisasi di lingkungannya. Menurut Baraja tahun 2007 Pentingnya sentuhan atau rangsangan (stimulus) diberikan pada saat perkembangan. Karena pada saat itu anak membutuhkan semangat atau dorongan untuk memunculkan motif-motif dasar dari perkembangannya. Berdasarkan umur ibu didapatkan 14 responden (46,7%) berusia 21 -25 tahun. Menurut Trihariweni tahun 2003 faktor usia mempunyai hubungan dalam memberikan stimulasi, bahwa usia ibu terutama berpengaruh terhadap pengetahuan tentang perkembangan anak dan praktek-praktek pengasuhan anak. Dengan bertambahnya usia seseorang maka IQ akan cepat menurun. Hal ini bisa berpengaruh dalam penerimaan-penerimaan hal-hal baru khususnya informasi tentang pemberian stimulasi pada anak. Berdasarkan pengamatan, pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu yang
sebagian besar baik dapat dilihat dari tersedianya peralatan bermain di rumah serta menyuruh anak bermain di luar lingkungan rumah. Menurut Moersintowati tahun 2005 dengan bermain, banyak keuntungan yang diperoleh anak, tidak saja terhadap perkembangan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental dan sosial anak. Pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu yang sebagian besar kriteria baik juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan mereka sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sebesar 56,7%. Menurut Trihariweni tahun 2003 tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkatan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka orang akan dapat lebih mudah mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan menyerap pengetahuan teknologi. Kemajuan yang dicapai suatu bangsa antara lain sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan peranan penting terutama dalam proses pembentukan pribadi seseorang. Sebagai ibu rumah tangga perempuan merupakan pendidik pertama bagi anakknya. Dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka ibu tersebut maka ibu tersebut akan mengetahui tentang pentingnya memberikan stimulasi anaknya, sebaliknya pendidikan yang kurang maka akan menghambat dalam memberikan stimulasi pada anaknya karena ibu tersebut kurang informasi tentang pemberian stimulasi. Pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu yang sebagian besar pada kriteria baik juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu yang sebagian besar sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 73,3%. Menurut Trihariweni tahun 2003, ibu bekerja cenderung lebih banyak mencurahkan waktu pada pekerjaannya sedangkan ibu rumah tangga (tidak bekerja) cenderung lebih banyak waktu terutama dalam usaha pemberian dengan mendidik dan memperhatikan perkembangan anak sehingga dapat membantu anak untuk mencapai tumbuh kembang secara optimal. Namun pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan dan pekerjaan
15 Jurnal Science Midwifery 2010
tetapi yang perlu menjadi perhatian pada ibu dalam memberikan stimulasi menurut Baraja tahun 2007 adalah melalui sentuhan fisik, sentuhan bahasa dan sentuhan perilaku. Sehingga interaksi antara ibu dan anak sangat berpengaruh sekali. Apabila ada stimulus yang baik, anak akan menerima dengan cepat dan sebaliknya jika stimulus negatif anak dengan cepat menolaknya. Dengan demikian pemberian stimulasi merupakan hal yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau bahkan tidak mendapat stimulasi. Oleh karena itu para ibu diharapkan agar memberikan stimulasi pada anaknya sesuai dengan usia, dilakukan dengan penuh kasih sayang. Dengan demikian anak akan menerima dengan cepat dan dapat membantu anak mencapai tumbuh kembang yang optimal. 2. Perkembangan psikososial pada anak usia 1 – 3 tahun Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar 20 responden (66,7%) memiliki kategori baik sekali, dan sebagian kecil responden sebanyak 2 responden (6,7%) berkategori kurang Perkembangan psikososial anak yang sebagian besar baik sekali dipengaruhi oleh pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu yang diberikan secara baik sekali dimana cara dan waktu yang dipakai dalam menstimulasi tepat dan benar selain itu juga tersedianya fasilitas atau alat permainan yang edukatif. Menurut Baraja tahun 2007 dengan diberikannya stimulasi pada anak dapat menimbulkan perubahan-perubahan tingkah laku serta dapat menunjang perkembangan kognitif, afektif dan motorik anak itu sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan, perkembangan psikososial anak yang bisa menguasai dapat dilihat dengan menggunakan lembar DDST (Denver Developmental Screening Test) yaitu lembar tentang penilaian perkembangan anak. Menurut Denver DDST merupakan salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Dimana lembar DDST kemampuan
anak bisa diketahui apakah anak mampu melalui tingkat perkembangan sesuai dengan usianya. Perkembangan psikososial anak yang sebagian besar baik sekali dan baik dapat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang sebagian besar berpendidikan SMA sebesar 56,7%. Menurut Moersintowati tahun 2005 pendidikan ibu merupakan faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Salah satunya perkembangan psikososial. Karena dengan pendidikan yang baik maka ibu dapat menerima segala informasi dari luar terutama cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya. Sehingga dengan demikian semakin tinggi pendidikan seorang ibu maka segala informasi tentang mengasuh, menjaga dan merawat anaknya dapat diterima dengan baik dan dapat mempengaruhi terhadap tahap perkembangannya khususnya perkembangan psikososial. Perkembangan psikososial anak yang sebagian besar menguasai juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu yang sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebesar 73,3%. Menurut Moersintowati tahun 2005 dengan pekerjaan atau pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun yang sekunder. Dengan demikian perkembangan psikososial anak dapat berkembang dengan baik bila semua kebutuhan anak terpenuhi. Perkembangan psikososial adalah berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain (Desmita, 2008 : 115). Dimana hal tersebut bisa dipengaruhi oleh perkembangan tubuh, jasmani serta proses kematangan masing-masing anak berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karenanya laju perkembangannyapun berlainan. Pada usia 1-3 tahun terkadang keseimbangan tubuh anak masih belum sempurna, hal ini terkait dengan kematangan dan koordinasi otot-ototnya yang belum optimal, juga
16 Jurnal Science Midwifery 2010
karena dorongan bereksplorasinya yang tinggi yang belum bisa dikontrolnya sehingga terkesan gerakan-gerakannya tergesa-gesa dan tanpa perhitungan. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua perkembangan psikososial anak di Desa Punjul baik tetapi ada yang tidak baik yang disebabkan cara serta alat stimulasinya tidak tepat dan kurang memadai. Menurut Moersintowati tahun 2009 selain faktor gizi juga dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan, kepribadian anak dan cacat fisik. Akan tetapi keterlambatan pada psikososial anak sering disebabkan oleh kurangnya kesempatan untuk mempelajari keterampilan motorik, kurangnya stimulasi karena perlindungan orang tua yang berlebihan, kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya (Hurlock. 2005: 164-165). Disinilah peran orang tua dan lingkungan untuk tidak boleh lengah sekalipun menjaga anak dan memberikan lingkungan yang aman bagi anak dalam mengembangkan rasa ingin tahunya serta melatih kemampuan psikososial utamanya. 3. Hubungan Antara Pemberian Stimulasi Perkembangan Anak Oleh Ibu dengan Perkembangan Psikososial anak usia 1 – 3 tahun Dari hasil penelitian dapat diketahui hasil perhitungan dengan bantuan software komputer menggunakan rumus Korelasi Gamma diperoleh besar Korelasi Gamma (G) = 0,683 dengan uji signifikan (p) 0,027 dan taraf kesalahan ( ) 5% (0,05). Dengan demikian p < maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak artinya ada hubungan positif (korelasi positif) antara pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan perkembangan psikososial anak usia 1 – 3 tahun dengan tingkat hubungan kuat. Hubungan pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak dapat dipengaruhi oleh pemberian stimulasi. Hal ini sesuai pendapat Suherman (2000 : 23) tujuan diberikan untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan kriteria baik sekali akan memiliki perkembangan psikososial dengan kriteria baik sekali yaitu sebesar 63,3% sebaliknya stimulasi dengan kriteria cukup sebesar 6,7%. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah dan tepat akan mengalami perkembangan psikososial yang optimal sedangkan anak yang kurang mendapatkan stimulasi maka anak tersebut akan mengalami perkembangan psikososial yang kurang optimal. Hubungan pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak usia 1 – 3 tahun dapat dipengaruhi oleh usia ibu. Dimana menurut Trihariweni tahun 2003, faktor usia berpengaruh terhadap pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dan praktek-praktek pengasuhan anak. Dengan bertambahnya usia seseorang maka bisa berpengaruh dalam penerimaanpenerimaan hal-hal baru khususnya informasi tentang pemberian stimulasi pada anak. Dengan demikian semakin ibu mengetahui tentang pemberian stimulasi perkembangan anak maka dapat menunjang perkembangan anak salah satunya perkembangan psikososial. Berdasarkan pengamatan, para ibu memberikan stimulasi kepada perkembangan psikososial anak dengan melatih dan bermain bersama. Menurut Baraja tahun 2007 dengan bermain akan meningkatkan daya cipta, motivasi anak pada diri anak sehingga dalam perkembangannya anak terlihat penuh kreativitas dan keinginan melakukan sesuatu yang baru. Hubungan pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak usia 1 – 3 tahun dapat juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan ibu. Menurut Kuntjoroningrat tahun 1998 makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya pendidikan yang kurang akan
17 Jurnal Science Midwifery 2010
menghambat sikap seseorang terhadap nilainilai yang baru diperkenalkan. Dengan demikian dalam kaitannya dengan pendidikan perempuan mempunyai peranan penting dalam proses pembentukan pribadi seseorang. Oleh karena itu semakin tinggi pendidikan ibu maka pengetahuan akan pemberian stimulasi perkembangan psikososial pada anak semakin ,baik sehingga dapat membantu anak mencapai perkembangan psikososialnya dengan baik pula. Hubungan pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu. Menurut Trihariweni tahun 2003 ibu bekerja cenderung lebih banyak mencurahkan waktu pada pekerjaannya, sedangkan ibu rumah tangga (tidak bekerja) cenderung lebih banyak waktu terutama dalam usaha pemberian stimulasi dengan mendidik dan memperhatikan perkembangan anak. Dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga maka ibu lebih banyak waktu untuk memperhatikan setiap tahap tumbuh kembang anak sehingga pemberian stimulasi pada perkembangan psikososial anak dapat dilakukan dengan lebih efektif dan bertahap sesuai dengan usia perkembangannya. Menurut Naniek tahun 2008 Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Dimana sejak lahir seorang anak sudah memiliki kebutuhankebutuhan seperti kebutuhan terhadap kasih sayang, rasa aman dalam suasana hubungan dengan orang lain yang stabil dan menyenangkan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dalam suatu lingkungan yang merangsang seluruh aspek perkembangan anak salah satunya perkembangan psikososialnya. Jadi dalam memberikan stimulasi pada anak sebaiknya dilakukan dengan penuh kasih sayang dan tanpa paksaan dan menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi anak. Sehingga anak akan lebih dekat menerima dan proses perkembangan yang dijalankan anak akan lebih matang dan siap, sehingga dapat memberikan perubahan atau penyesuaian
pada pribadi anak, tetapi menurut Moersintowati tahun 2009 selain faktor stimulasi perkembangan anak juga dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, kepribadian dan cacat fisik. Oleh karena itu dengan pemberian stimulasi yang baik serta didukung dengan lingkungan, genetik dan fisik yang sempurna diharapkan perkembangan anak bisa baik. KESIMPULAN Adanya hubungan yang signifikan antara pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak usia 1-3 tahun dengan hasil penghitungan dengan bantuan software komputer menggunakan rumus Korelasi Gamma diperoleh besar Korelasi Gamma (G) = 0,683 dengan uji signifikan (p) 0,027 dan taraf kesalahan ( ) 5% (0,05). Dengan demikian p < maka hipotesa kerja (H1) diterima dan hipotesa nihil (Ho) ditolak artinya ada hubungan positif (korelasi positif) antara pemberian stimulasi perkembangan anak oleh ibu dengan perkembangan psikososial anak usia 1-3 tahun dengan tingkat hubungan kuat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Baraja, A. (2007). Psikologi Pekembangan Tahapan-Tahapan dan Aspek-Aspeknya dari 0 tahun sampai akhir baligh. Jakarta : Studio Press Darwis, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC Depkes RI. (2007) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini, Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Ksehatan Dasar. Jakarta : Hurlock, E. (2005). Perkembangan Anak Jilid I. Erlangga : PT. Gelora Dasara Pratama.