Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan Keluarga Berencana yang Tidak Terpenuhi (Unmet Need for Family Planning) di Kota Kediri (Suatu Studi Kuantitatif dan Kualitatif) Mutiara Rachmawati Suseno Dosen Akademi Kebidanan Dharma Husada Kediri Abstract Aims (s) : to analyze the factors that influence the unmet need Method : this research is an explanatory mixed method research. It done on 160 eligible women in Kediri. Quantitative data were analyzed by univariable, bivarible by using statistical Chi-Square, and multivariable logistic regression with significance level (p<0.05). Qualitative data were analyzed descriptively Result : the proportion of unmet need as much as 18.8%. Factors influencing unmet need are, education, family income, status of contraceptive use, women's knowledge of contraception, husband's consent, discussion partner regarding family planning, and quality of family planning services (p<0,05). Dominant factor that influencing unmet need based on multivariable analysis was husband's consent to use contraception (PR = 52.994; 95% CI = 3.795 to 740.081).The reason of women with unmet need is perceiving low risk of pregnancy,fear of side effects, husband’s prohibition, religion disapproval, and myths and rumors about contraceptives Conclusion : By knowing the factors that influence unmet need and the dominant factor which affecting unmet need, the untervention can be done better so as to have leverage against unmet needs Keywords : family planning, unmet need, factors influencing unmet need
Kerangka Pemikiran Masalah kependudukan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dan distribusi yang tidak merata. Salah satu penyebab tingginya Total Fertility Rate yang merupakan indikator pertambahan jumlah penduduk adalah kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need for family planning) yang tinggi. Unmet need dapat berpengaruh terhadap pembangunan penduduk, ekonomi, dan kesehatan. Setidaknya terdapat 150 juta perempuan atau 1 dari 5 perempuan menikah dan berusia reproduktif yang ingin
menggunakan metode keluarga berencana yang aman dan efektif, tetapi tidak dapat merealisasikan keinginannya di negara berkembang.1,2 Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan karakteristik, demografi, sosial, ekonomi, dan kultural yang diperkirakan berpengaruh terhadap unmet need antara lain adalah umur, pendidikan, jumlah anak masih hidup, persetujuan suami terhadap KB, status penggunaan kontrasepsi, aktivititas ekonomi, indeks kesejahteraan hidup,
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
dan agama. Persetujuan suami terhadap KB, akses terhadap media massa, kualitas pelayanan KB juga merupakan determinan unmet need.3 Penelitian ini merupakan jenis explanatory mix method research, merupakan campuran dua desain penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktorfakktor yang berpengaruh terhadap unmet need dan alasan/penyebab wanita pada kelompok unmet need Metode Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah 160 wanita usia subur yang telah menikah, pengambilan sampel kuantitatif dilakukan dengan cara multistage random sampling. Sampel kualitatif didapatkan dengan menggunakan cara purposive sampling. Data yang digunakan pada penelitian kuantitatif merupakan data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner SDKI dan JMPKB. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian kuantitatif terdiri dari dua langkah yaitu wawancara terstruktur untuk komponen pertanyaan SDKI dan pengisian kuesioner oleh responden untuk kuesioner kualitas pelayanan KB.
No 1 2 3 5 6 7 8 9 10
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dilakukan dengan indepth interview (wawancara mendalam) yaitu wawancara yang berusaha menggali sedalam-dalamnya dan mendapat pengertian yang seluasluanya dari jawaban yang diberikan atau bebas.Analisis data terdiri dari univariabel, bivariabel (chi-square), dan multivariabel (regresi logistik) dengan tingkat kemaknaan p <0,05. Hasil Proporsi Unmet need berdasarkan analisis univariabel pada penelitian ini adalah sebanyak 30 orang responden (18,8%), sedangkan Met Need adalah sebanyak 130 orang responden (81,2%). Hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan bahwa pendidikan dan pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap unmet need (p< 0,05),variabel status penggunaan alat/cara kontrasepsi, pengetahuan ibu mengenai KB, dan persetujuan suami terhadap KB berpengaruh sangat signifikan terhadap unmet need (p<0,001), sedangkan variabel diskusi pasangan tentang KB (p<0,05), dan kualitas pelayanan KB (p<0,01) berpengaruh secara signifikan terhadap unmet need.
Tabel 1. Hasil Seleksi Bivariabel Calon Model Analisis Multivariabel Variabel Nilai p Jumlah anak hidup Status pekerjaan Pendidikan Pendapatan Status penggunaan kontrasepsi Pengetahuan Persetujuan suami Diskusi pasangan Kualitas pelayanan KB
<0,25 <0,25 <0,05 <0,05 <0,001 <0,001 <0,001 <0,05 <0,01
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat satu variabel yang berpengaruh sangat signifikan terhadap unmet need yaitu variabel status penggunaan
kontrasepsi responden (p < 0,001). Variabel dengan rasio prevalensi paling tinggi adalah variabel persetujuan suami yaitu 52,994 (95% CI: 3,795-740,081)
Tabel 2. Pengaruh Faktor Sosial Demografi, Status Penggunaan Kontrasepsi, Pengetahuan, Persetujuan Suami Terhadap KB, Diskusi Pasangan Tentang KB, dan Kualitas Pelayanan KB Terhadap Unmet need No 1 2 3 4
Variabel Pendapatan Status penggunaan kontrasepsi Pengetahuan Persetujuan suami
B 1,411 3,331
SE (β) 0,764 0,855
Nilai p 0,033* 0,000***
1,065 3,970
0,541 1,345
0,049* 0,003**
RP (95% CI) 4,1 (1,162-14,463) 27,976 (5,231149,609) 2,9 (1,004-8,378) 52,994 (3,795740,081)
Tabel 3. Alasan Wanita dengan Unmet Need Tidak Menggunakan Kontrasepsi Alasan n % Merasa kecil kemungkinan terjadinya kehamilan Penolakan suami terhadap kontrasepsi Larangan agama Takut efek samping Mitos dan rumor
Hasil Analisis kualitatif menunjukkan bahwa penyebab wanita dengan unmet need adalah merasa kecil kemungkinan terjadinya kehamilan, takut akan efek samping, larangan suami, larangan agama, dan adanya mitos dan rumor mengenai kontrasepsi. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi unmet need sebanyak 18,8%. Faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap unmet need adalah pendidikan, pendapatan, status penggunaan kontrasepsi, pengetahuan wanita terhadap kontrasepsi, persetujuan suami,
3 8 3 12 4
10 26,7 10 40 13,3
diskusi pasangan mengenai KB, dan kualitas pelayanan KB (p<0,05). Cara yang paling jelas bagaimana pendidikan dapat mempengaruhi kesuburan pasangan adalah dengan memberikan informasi yang benar tentang pencegahan kehamilan dan persalinan. Bukti empiris menegaskan bahwa dengan pendidikan yang baik akan berpengaruh kepada pengetahuan yang lebih baik tentang kontrasepsi, bagaimana mereka harus digunakan dan di mana mereka dapat diperoleh.i Bagaimana pendapatan berpengaruh terhadap unmet need dapat dijelaskan bahwa konsep tentang fertilitas suatu negara bahkan seorang individu cukup
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
bervariasi. Oleh karena itu, fungsi fertilitas atau disebut sebagai kehadiran seorang anak sangat krusial karena menyangkut opportunity cost. Terdapat asumsi bahwa kemajuan industri dan pola kehidupan modern menggoyahkan keluarga luas (extended family) dan nilai-nilai yang mendukung keluarga besar. Kemajuan pendidikan misalnya, apalagi pendidikan wajib belajar, diikuti dengan pola konsumsi baru membuat biaya memelihara anak semakin tinggi. Sebaliknya, lamanya waktu di sekolah, bantuan mereka terhadap ekonomi rumah tangga semakin sedikit dapat diharapkan.5 Wanita dengan unmet need mungkin juga memiliki kekhawatiran terhadap efek samping kontrasepsi, dan kekhawatiran tersebut bukan karena wanita tersebut benar-benar mengalami efek samping sebelumnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DHS (1992-1994) di 8 negara yaitu Ghana, Madagascar, Malawi, Zambia, Indonesia, Filipina, Maroko, dan Republik Dominica menunjukkan bahwa kira-kira setengah atau lebih wanita dengan unmet need yang tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi menyatakan takut karena alasan efek samping. Ketakutan mereka jelas didasarkan pada informasi tentang pengalaman orang lain baik pengalaman yang aktual atau hanya isu. 5 Hasil analisis multivariabel menunjukkan bahwa variabel status pengetahuan berpengaruh signifikan (p =0,049) terhadap unmet need (RP= 2,9; 95% CI=1,004-8,378). Bagi suatu pasangan penting untuk mengetahui tentang jenis kontrasepsi, di mana mendapatkan pelayanan kontrasepsi, dan bagaimana cara pemakaiannya. Kurangnya pengetahuan tentang kontrasepsi adalah salah satu alasan yang paling penting mengapa kebutuhan
kontrasepsi tidak terpenuhi (unmet need). Berdasarkan penelitian saat ini definisi pengetahuan mengenai kontrasepsi adalah seberapa banyak kontrasepsi yang dikenal oleh responden. Logikanya menggunakan definisi ini adalah bahwa dengan mempunyai pengetahuan tentang berbagai macam alat kontrasepsi adalah penting untuk pilihan 6 informasi. Pentingnya komunikasi dengan pasangan sering ditekankan oleh pelaksana program keluarga berencana dan dalam beberapa penelitian. Beberapa analis memandang bahwa komunikasi dengan pasangan merupakan langkah pertama dalam proses pengambilan keputusan yang rasional mengenai jumlah anak dan penggunaan kontrasepsi. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara komunikasi yang dilakukan oleh pasangan mengenai kontrasepsi dengan penggunaan kontrasepsi. Kurangnya komunikasi mengenai keluarga berencana memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi pasangan terhadap keluarga berencana, dan akibatnya akan menghambat pengambilan keputusan bersama.ii Penelitian yang dilakukan di Zambia menunjukkan hasil bahwa wanita yang melakukan komunikasi dengan pasangannya mengenai kontrasepsi berkemungkinan 4 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan komunikasi dengan pasangannya.7 Kualitas pelayanan yang baik yang disediakan oleh tempat pelayanan kesehatan khususnya pelayanan KB berperan sangat penting untuk kelangsungan pemakaian alat kontrasepsi bagi akseptor dan calon akseptor sehingga tidak terjadi drop
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
out dan discontinuation yang merupakan pendorong terjadinya unmet need. Pilihan metode, kompetensi teknis tenaga kesehatan, informasi yang diberikan kepada klien hubungan interpersonal, mekanisme tindak lanjut dan kontinuitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh penyedia layanan kesehatan. Kualitas pelayanan keluarga berencana yang baik merupakan salah satu sarana yang penting guna peningkatan pengetahuan akseptor tentang kontrasepsi dan penerimaan metode yang efektif bagi wanita, serta mempengaruhi pilihan metode. Studi di Meksiko juga menggambarkan pentingnya konseling keluarga berencana. Potter menyatakan bahwa ketakutan terhadap efek samping merupakan hambatan utama penerimaan kontrasepsi di daerah urban di Meksiko, hal ini kemungkinan disebabkan karena kualitas pelayanan keluarga berencana khususnya pada bagian konseling kurang mendapatkan perhatian dari petugas kesehatan.8,9 Faktor dominan yang berpengaruh terhadap unmet need adalah persetujuan suami terhadap penggunaan kontrasepsi (RP=52,994;95% CI=3,795-740,081). Perilaku terbentuk melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, minat, motivasi, emosi dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya.10 Faktor persetujuan
suami dalam menggunakan alat kontrasepsi atau dalam ber KB merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat mempengaruhi perilaku fertilitas seorang wanita. Pengaruh lingkungan rumah tangga dan komunitas bisa sangat kuat sehingga mereka bisa mengaburkan keinginan seseorang dan norma yang ada di koomunitas. Biasanya lingkungan sosial seseorang memiliki pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan berkaitan dengan penggunaan kontrasepsi, misalnya banyak wanita di Kenya ketika ditanya alasan menggunakan jenis kontrasepsi apa yang akan digunakan mereka menjawab bahwa pilihan menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi dan alasannya tergantung pada keinginan suami.11 Analisis kualitatif menunjukkan bahwa penyebab wanita dengan unmet need adalah merasa kecil kemungkinan terjadinya kehamilan, takut akan efek samping, larangan suami, larangan agama, dan adanya mitos dan rumor mengenai kontrasepsi. Jika seorang wanita percaya bahwa dia menganggap bahwa merasa kecil kemungkinan untuk hamil, maka dia tidak akan termotivasi untuk menggunakan 6 kontrasepsi. Aktifitas seksual yang jarang dan rendahnya kesuburan merupakan dua alasan utama wanita dengan unmet need. Wanita usia tua dengan dengan unmet need untuk tujuan membatasi jumlah anak sangat mungkin mempercayai bahwa memiliki risiko yang rendah terhadap kehamilan. Karena mereka percaya bahwa mereka tidak mungkin untuk hamil, mereka tidak berpikir mereka perlu menggunakan kontrasepsi. Casterline menemukan bahwa banyak perempuan di Filipina dengan unmet
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
need mengatakan bahwa mereka jarang melakukan hubungan seks, dan banyak merasa bahwa diri mereka terlalu tua untuk dapat hamil12. Larangan agama merupakan salah satu alasan responden tidak menggunakan metode kontrasepsi pada kelompok unmet need. Titik awal pendekatan teori tentang agama dan fertilitas dianalisis pertama kali oleh Goldsceider dimana sampai sekarang masih digunakan sebagai teori dalam studi yang bertujuan untuk meneliti tentang pengaruh agama dan perilaku fertilitas. Teori yang dikembangkan oleh Goldsceider untuk menjelaskan pengaruh agama umumnya didasarkan pada salah satu dari dua argumen yang ada.13 Pendapat pertama disebut sebagai characteristics approach/pendekatan karakteristik, menjelaskan bahwa hubungan antara antara agama dan fertilitas sering palsu. Tingkat fertilitas yang lebih tinggi dari kelompok agama tertentu dapat dijelaskan dan dipertanggung jawabkan oleh karakteristik sosial ekonomi kelompok, artinya bahwa pengaruh agama akan terlihat jelas dan nyata dengan mengontrol variabel sosial ekonomi misalnya, variabel pendidikan, pendapatan, dan tempat tinggal. Tetapi bagaimana jika pengaruh agama tetap berlaku meskipun telah memperhitungkan perbedaan profil sosial ekonomi kelompok, dalam kasus ini Goldscheider menyarankan menggunakan pendekatan yang kedua yaitu yang ia sebut sebagai hipotesis theology particularized. Teori ini menyatakan bahwa fertilitas yang tinggi pada suatu kelompok penduduk yang beragama tertentu dapat diteliti penyebabnya hanya dengan menanyakan pertanyan ysng berhubungan dengan ajaran agama terhadap kelahiran dan fertilitas. Kesuburan yang tinggi pada penduduk
yang beragama Katolik di Amerika dipandang sebagai suatu contoh konsekuensi dari ajaran gereja yang melarang orang Katolik untuk menggunakan alat kontrasepsi buatan.14 Kesimpulan 1. Faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap unmet need adalah pendidikan, pendapatan, status penggunaan kontrasepsi, pengetahuan wanita terhadap kontrasepsi, persetujuan suami, diskusi pasangan mengenai KB, dan kualitas pelayanan KB (p<0,05). 2. Faktor dominan adalah persetujuan suami terhadap penggunaan kontrasepsi (RP=52,994;95% CI=3,795-740,081). 3. Penyebab wanita dengan unmet need adalah merasa kecil kemungkinan terjadinya Saran 1. Dapat dilakukan intervensi yang lebih baik lagi sehingga mempunyai daya ungkit terhadap unmet need berupa peningkatan kemampuan provider dalam melakukan pelayanan KB yang meliputi . 2. Meningkatkan kualitas pelayanan KB yang berhubungan dengan ragam alat kontrasepsi, peningkatan kemampuan provider dalam memberikan pelayanan kontrasepsi, meliputi konseling, hubungan personal dengan calon akseptor maupun akseptor, dan kompetensi teknis pemasangan alat kontrasepsi, dan penanganan efek samping kontrasepsi sangat perlu dilakukan
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
Daftar Pustaka 1. Munthe SPS. Bom kependudukan perlu dijinakkan. BKKBN [online serial]. 2009 August 26 [diunduh 18 Mei 2010]. Tersedia dari: URL: http://www.bkkbn.go.id/Webs/index .php 2. Guttmacher Institute. Facts about the unmet need for contraception in developing countries. Guttmacher Pub. [online serial].2004 June [diunduh 15 Juli 2010];30(2):[5 halaman]. Tersedia dari: URL: http//www.guttmacher.org/pubs/jou rnals/3008704.html 3. DeRose LF, Dodoo NA, Ezeh Ac, Owuor TO. Does discussion of family planning inmprove knowledge of partner’s attitude toward contraceptives?. Guttmacher Pub. [online serial].2004 June [diunduh 15 Juli 2010];30(2):[5 halaman]. Tersedia dari: URL: http//www.guttmacher.org/pubs/jou rnals/3008704.html 4. Cleland J. Education and future fertility trends, with special reference to mid transitional countries. [online serial]. 2003 [diunduh 26 April 2011] ;[sekitar 16 halaman]. Tersedia dari: http://www.un.org/esa/population/p ublications/completingfertility/comp letingfertility.htm 5. Bhushan I. Understanding unmet need. The Johns Hopkins School of Public Health Center Publication. [online serial]. 1997 November [diunduh 5 Juli 2010];4:[51 screen]. Tersedia dari: URL: www.jhuccp.org/pubs/wp/4/4.pdf 6. Sharan M, Valente TW. Spousal communication and family planning adoption:effects of a radio drama serial in Nepal. International
Family Planning Perspectives.[serial on the internet]. 2002 [diunduh 2 Mei 2011];28(1):16-25.Tersedia dari:www.guttmacher.org 7. Dibaba Y. Factor influencing women’s intention to limit chilld bearing in Oromia, Ethiopia. Ethiop.J.Health Dev. [serial on the internet]. 2008 [diunduh 2 Mei 2011];22(3):28-33. Tersedia dari: www.ejdh.uib 8. Barber JS, Axin WG. New ideas and fertility limitation: the role of mass media. Journal of Mariage and Family [serial on the internet]. 2004 [diunduh 30 April 2011];66:1180-1200. Tersedia dari:www.eric.ed.gov 9. Potter JE, Mojarro O and Nuñez L, The influence of health care on contraceptive acceptance in rural Mexico, Studies in Family Planning.[serial on the internet]. 1997 [diunduh 2 Mei 2011]; 18(3):144–156.Tersedia dari:www.guttmacher.org 10. Omwago MO, Khasakala AA. Factors influencing couples’ unmet needd for contraception in Kenya. Bioline International [online serial]. [diunduh 10 April 2011];[sekitar 27 halaman]. Tersedia dari: http://www.bioline.org.br/journals 11. Casterline, J.B., A.E. Perez, Biddlecom, A. E.“Factors Underlying Unmet Need for Family Planning in the Philippines. 1995 Apri 6-8; San Francisc, USA. 12. McQuillan K. When does religion influence fertility. Population and Developmen Review. 2004;30(1): 25-6 13. McQuillan K. When does religion influence fertility. Population and Developmen Review. 2004;30(1): 25-6
Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2 No. 1, Oktober 2011`____________________
