FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI PADA USIA KURANG DARI 6 BULAN DI KELURAHAN GIRITIRTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016
Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri
ABSTRAK Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan selain air susu ibu (ASI) yang diberikan kepada bayi bersama dengan ASI dan diberikan setelah bayi menginjak usia 6 bulan keatas Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui factor –faktor yang mempengaruhi ibu menyusui dalam memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini pada bayi yang usianya kurang dari enam bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif i dengan cross secsional. Tekhnik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Sampel yang diambil yaitu seluruh kejadian ibu menyusui dengan usia bayi kurangdari 6 bulan di kelurahan Giritirto Kabupaten Wonogiri sebanyak 29 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan merubah dari data kuantitatif menjadi prosentase. Uji validitas dan reliabilitas yang digunakan adalah uji validitas dengan system SPSS. Analisa data yang digunakan adalah data univariat yaitu untuk mendeskripsikan variabel penelitian guna memperoleh gambaran, dengan hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan rendah yang sebagian besar sebagai Ibu rumah tangga (51,70%), tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga dengan prosentase 51,70% atau 15 responden mendapat informasi dari media elektronik dengan prosentase 51,70% atau 15 responden. Sedangkan ibu yang mendapat informasi dari media lain sebanyak 48,3% atau 14 responden mayoritas memiliki jumlah pendapatan sedang yakni sejumlah 55,17% atau 16 responden. mayoritas memiliki tingkat pengetahuan tentang MP-ASI kurang baik yaitu sebanyak 41,50% atau 12 responden. diharapkan tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan terutama di posyandu-posyandu Kelurahan Giritirto, serta konseling tentang ASI Eksklusif dan cara pemberian makanan pada bayi sesuai dengan umur.
Kata kunci:factor-faktor yang mempengaruhi, MP-ASI
A.
Latar Belakang
menderita
Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
adalah
tambahan
selain
susu
dari enam bulan. Hal ini dapat
ibu
diatasi apabila pemberian makanan
(ASI) yang diberikan kepada bayi
tambahan
bersama
enam bulan (Lely, 2005).
dengan
ASI
dan
diberikan setelah bayi menginjak usia
6
bulan
keatas.
paling
banyak adalah bayi yang kurang
makanan
air
ditemukan
ditunda
UNICEF
Disebut
bahwa
sampai
usia
memperkirakan
pemberian
ASI
eksklusif
makanan pendamping ASI karena
sampai usia
diusia ini diharapkan bayi masih
mencegah kematian 1,3 juta anak
tetap
selain
berusia dibawah lima tahun. Suatu
makanan tambahan lainnya. Pada
penelitian di Ghana yang diterbitkan
usia ini kebutuhan gizi bayi yang
dalam jurnal pediatrics menunjukkan
didapat dari ASI hanya mencakup
16% kematian bayi dapat dicegah
60%
didapat
dengan memberikan ASI sejak hari
tambahan.
pertama kelahirannya. Angka ini naik
Pemberian makanan pendamping
22% jika pemberian ASI dimulai dari
ASI
satu jam pertama setelah kelahiran
diberikan
selebihnya
dari
harus
makanan
minimal
dikarenakan pada
ASI
usia
sempurna
usia
6
bulan
pencernaan
bayi
sebelumnya
bayi.
belum
sekitar
dan bila dipaksakan
6 bulan dapat
Namun
di
8%
saja
memberikan
ASI
indonesia
hanya
ibu-ibu
yang
kepada
bayinya
akan menyebabkan sakit karena
sampai umur 6 bulan dan 4% bayi
pemberian makanan yang terlalu
disusui ibunya dalam waktu satu jam
cepat
dan kekebalan terhadap
pertama setelah kelahirannya, padahal
bakteri masih rendah. (Handajani.
21.000 kematian bayi baru lahir usia
S, 2006:34)
dibawah 28 hari di Indonesia dapat
Dari berbagai studi tedahulu
dicegah melalui pemberian ASI pada
telah diketahui bahwa penyebab
satu
penyakit infeksi dan kurang gizi
(Sujiyatini: 41).
yaitu diare.
infeksi saluran nafas dan Dari
seluruh
bayi
jam
pertama
Dengan
yang
setelah
peraturan
lahir
dan
sanksi yang tegas serta program-
1
program mendukung, diharapkan angka
pemberian
ditingkatkan sekarang.
ASI
dari
dapat kondisi
Menurut hasil Survei
Demografi
dan
dari
Dinas
Kesehatan Kabupaten Wonogiri pada tahun 2016
jumlah bayi
yang mendapat ASI sampai umur enam bulan sebanyak
43,80%
Indonesia (SDKI) tahun 2002-
selebihnya
memberi
2003,
susu
didapati
pemberian
Kesehatan
Berdasarkan
data
jumlah
ASI eksklusif pada
cenderung
formula
tambahan
dan
makanan
pada
bayinya.
bayi di bawah usia dua bulan
Berdasarkan target 2016 cakupan
hanya mencakup 64% dari total
ini diharapkan mencapai
bayi yang ada. Presentase tersebut
sehingga kedepannya diharapkan
menurun
dengan
ada peningkatan, agar target yang
yakni
sudah ditetapkan dapat tercapai
seiring
bertambahnya
usia
bayi
80%
46% pada bayi usia 2-3 bulan dan
secara maksimal.
14 % pada bayi usia 4-5 bulan.
Dari
Yang lebih memprihatinkan 13%
Puskesmas
bayi dibawah dua bulan telah
tahun 2016 menunjukkan bahwa
diberi susu formula dan satu dari
bayi yang diberikan ASI eksklusif
tiga bayi usia 2-3 bulan telah
sebesar
diberi
cenderung
makanan
tambahan
(Wahyuni, 2005).
dan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
II
pendataan Wonogiri
19,19%
pada
dan
80,81%
diberi susu
formula
makanan
sedangkan
di
tambahan,
data yang didapat
memberikan
peneliti tentang pemberian susu
pada
bayi
formula dan makanan tambahan
kurang dari enam bulan antara
yang terbanyak di wilayah kerja
lain,
Puskesmas II Wonogiri adalah di
makanan
tambahan
faktor
faktor pendidikan,
ibu
hasil
sumber
pengetahuan, faktor
informasi, faktor pekerjaan,
faktor, faktor ekonomi (Soraya, 2005).
Kelurahan
Giritirto
sebanyak
93,44% dari 29 bayi. Berdasarkan
studi
pendahuluan yang dilakukan di Kelurahan
Giritirto
dan
wawancara
langsung
yang
Tugas
dilakukan peneliti pada 7 orang
adalah
ibu-ibu
besar
kepada ibu-ibu yang mempunyai
berpendidikan SMP, SMA/SMK
anak usia dibawah 6 bulan untuk
dan bekerja sebagai ibu rumah
selalu memberikan ASI eksklusif,
tangga (IRT), pegawai swasta dan
dan memberi makanan tambahan
pegawai
setelah usia di atas 6 bulan.
yang
sebagian
negeri
peneliti
menemukan
masih
ibu-ibu
yang
dari
memberikan
Berdasarkan
memberikan makanan selain ASI
peneliti
pada bayi mereka yang masih
faktor-
berusia antara 1,5 sampai 2 bulan,
mempengaruhi
dengan
dalam
alasan
petugas
tertarik
kesehatan penyuluhan
data
diatas
untuk
meneliti
faktor
yang
ibu
menyusui
memberikan
makanan
karena
bekerja
bisa
menyusui
pendamping ASI terlalu dini pada
anaknya selama 24 jam, karena
bayi yang usianya kurang dari
air susu tidak keluar, dan agar
enam bulan.
sehingga
anak
tidak
mereka
badannya.
bertambah berat
Padahal,
masyarakat
B.
HIPOTESIS
kebiasaan
setempat
Apa
menyusui
faktor-faktor
mempengaruhi
yang
ibu
menyusui
memberikan
makanan
bayi mereka harus sampai dua
dalam
tahun.
pendamping ASI terlalu dini di
Tetapi,
ditemukan
ibu-ibu
masih
saja
yang
sudah
Kelurahan
memberikan makanan selain ASI pada bayi mereka yang masih berusia dibawah enam bulan. Dari
Giritirto
Tahun 2016 ? C.
METODOLOGI Dalam
data
diatas
dapat
bahwa
ibu
kurang
deskriptif
memberikan ASI eksklusif pada
penelitian
bayinya
mendeskripsikan
diketahui
dengan tambahan
dan
menggantinya
memberikan tarlalu
dini,
makanan
Wonogiri
menggunakan yaitu yang
menggambarkan
penelitian jenis
ini
penelitian
suatu
metode
dilakukan
untuk atau
suatu
fenomena
dimana
yang terjadi di dalam masyarakat
bayi belum berusia enam bulan.
(Notoatmodjo. S, 2010:36). Dalam
penelitian ingin
ini
peneliti bermaksud
memperoleh
faktor-faktor
maka anggota populasi tersebut diambil
seluruhnya
yang mempengaruhi ibu menyusui
dijadikan
dalam
(Riduwan,
memberikan
pendamping Giritirto
ASI
makanan
di
Kelurahan
Kecamatan
Wonogiri
Kabupaten
Wonogiri.
menggunakan
Peneliti
pendekatan
dalam
sampel 2008:64).
penelitian
dalam
Maka
ini
jumlah
29 responden. .Dalam instrumen
Populasi
penelitian
sampel yang digunakan adalah
cross
sectional,
untuk
penelitian
yang
ini,
digunakan
penelitian
adalah kuesioner yang terdiri
ini adalah semua ibu menyusui
atas 29 item pertanyaan Dari uji
yang mempunyai bayi 0-6 bulan
validitas
yang memberikan MP-ASI pada
terdapat 2 pertanyaan dari 25
bayinya, yang bertempat tinggal di
item
Kelurahan
Giritirto,
Kecamatan
pengetahuan
Wonogiri,
Kabupaten
Wonogiri,
yaitu sebanyak 29 ibu menyusui. Sampel adalah
ibu
penelitian menyusui
mempunyai bayi
didapatkan
bahwa
pertanyaan
variabel
yaitu nomor 18
dan 19 dianggap tidak valid karena hasil uji korelasi product
ini yang
0-6 bulan
moment tidak memenuhi taraf signifikan
5%
atau r hitung
kurang
0,444.
Pertanyaan-
yang memberikan MP-ASI di
pertanyaan
Kelurahan Giritirto.
tersebut kemudian diganti dan
Teknik
valid
kembali.
digunakan dalam penelitian ini
dilakukan
uji
adalah
kedua didapatkan hasil semua
sampling
jenuh
yang
tidak
diujikan
tehnik
sampling
yang
yaitu
pengambilan
sampel
pertanyaan
dengan
mengambil
semua
yaitu
anggota
populasi
menjadi
setelah
validitas
dinyatakan
yerdiri
dari
pertanyaan.Dari
valid
25
item
hasil
uji
sampel. Cara ini dilakukan bila
reliabilitas
populasinya kecil, seperti bila
metode Alpha pada 25 butir
sampelnya
soal didapatkan hasil 0,742 dan
kurang dari 30
SPSS
yang
dengan
dianggap
reliabel.
Setelah
pendidikan
dianalisa
dalam
bentuk
terpengaruh
untuk
kemudian
memberikan
makanan
diklasifikasikan dalam kategori.
pendamping
sebelum
Adapun
kategori
menurut
waktunya.
Suharsimi
Arikunto
(2006),
prosentase
terdiri dari :
dasar
bisa
Hal ini sesuai dengan pendapat Nilu (2005) bahwa
>75%
: Baik
tingkat pendidikan ibu yang
60% - 75% : Cukup
rendah, wawasan pengetahuan
<60%
yang terbatas dan tradisi turun
: Kurang baik
D. HASIL DAN BAHASAN Faktor-faktor
temurun yang
mempengaruhi
ibu
menyusui
dalam
memberikan
makanan
yang
merupakan mendukung
anggapan
bahwa
faktor timbulnya
ASI saja
tidak cukup sebagai makanan bayi
sehingga
ibu
pendamping ASI terlalu dini
memberikan
dari segi pendidikan ibu.
tambahan untuk bayinya.
Dari dapat
hasil
penelitian
diketahui
bahwa
mayoritas mempunyai
ibu-ibu
yang
bayi usia 0-6
makanan
Tidak
terlaksananya
pemberian ASI Eksklusif pada ibu-ibu
menyusui
di
Kelurahan
Giritirto
bulan yang memberikan MP-
Kecamatan
Wonogiri
ASI terlalu dini pada bayinya
Kabupaten
Wonogiri
di
Giritirto
dikarenakan
ibu-ibu
Kecamatan
Wonogiri
mempunyai
tingkat
Kabupaten
Wonogiri
pendidikan
mempunyai
tingkat
Kelurahan
pendidikan sebanyak responden,
dasar
yaitu
68,96% atau 20 dengan demikian
seorang ibu dengan tingkat
rendah
yang
sebagian besar sebagai Ibu rumah
tangga
seharusnya
dengan
(51,70%), kondisi
yang selalu dekat dengan bayi membuat
ibu
dapat
memberikan
ASI
Eksklusif
Kecamatan
Wonogiri
pada bayinya, tetapi hal itu
Kabupaten Wonogiri.
tidak terjadi karena ibu yang
Faktor-faktor
tidak
mempengaruhi
bekerja
terpengaruh iklan
akan
mudah
adanya
iklan-
susu
makanan media
formula
atau
pendamping elektronik
di
(51,70%),
tahu
tentang
ibu
menyusui
dalam
memberikan
makanan
pendamping ASI terlalu dini dari segi pekerjaan ibu.
karena ibu-ibu tersebut tidak cukup
yang
Dalam didapatkan
penelitian hasil
ini
bahwa
pentingnya
zat-zat
yang
sebagian besar ibu menyusui
terkandung
dalam
susu
di
formula
yang
ditawarkan akan
ditelevisi. lebih
memberikan
susu
banyak
Kecamatan
Ibu
Kabupaten
dapat
Wonogiri Wonogiri
tidak
bekerja atau hanya sebagai ibu
formula
rumah
demikian
disimpulkan,
Giritirto
memilih
pada bayinya dari pada ASI. Dengan
Kelurahan
tangga
prosentase 51,70% atau 15 responden.
bahwa
Menurut
tingkat pendidikan seseorang
(2000)
akan
merupakan
mempengaruhi
dengan
U.Roesli
bekerja alasan
bukan untuk
pemberian MP-ASI pada bayi
menghentikan pemberian ASI
dan seseorang dengan tingkat
secara eksklusif, apalagi ibu
pendidikan yang rendah akan
yang tidak bekerja seharusnya
semakin
terpengaruh
mempunyai kesempatan yang
untuk
mencerna
lebih besar untuk memberikan
yang
diberikan.
ASI pada bayinya, tetapi pada
dan
mudah
sulit
informasi
Fenomena seperti diatas telah
kenyataannya
terjadi pada ibu-ibu menyusui
tangga
di
memberikan
Kelurahan
Giritirto
banyak
ibu yang ASI
rumah tidak pada
bayinya. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor antara
prosentase antara ibu yang
lain pengetahuan yang kurang
bekerja dan ibu rumah tangga
(41,50%) pada ibu menyusui
selisihnya tidak terlalu besar.
sehingga
yang
Hal ini menunjukkan bahwa
mengambil
keputusan
tidak hanya ibu yang bekerja
memberikan
makanan
banyak
ibu
tambahan pada bayinya.
yang
dimana
makanan
tetapi ibu rumah
tangga
juga
beban
makanan
tambahan.
banyak
demikian,
mempunyai
pekerjaan
memberikan
tambahan
Selain itu ibu rumah tangga
yang
mereka
harus
memberikan
status
Dengan
ibu
yang
bekerja dan ibu rumah tangga
mengerjakan semua pekerjaan
dapat
rumah tangga, mengurus bayi
pemberian
ataupun anaknya yang lain,
pendamping ASI yang terlalu
harus
dini terutama
melayani
suami
sebelum
berangkat
setelah
pulang
Keadaan
sampai bekerja.
seperti
mengakibatkan
dari
ibu
ini mudah
mempengaruhi
di Kelurahan
Giritirto Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
lelah dan kecapaian, sehingga
menyusui
dapat
memberikan
mempengaruhi
makanan
ibu dalam makanan
psikologis ibu. Hal ini dapat
pendamping ASI terlalu dini
menyebabkan
dari
produksi ASI
menjadi tidak lancar sehingga ibu
akan
terdorong
Dalam didapatkan
makanan/minuman walaupun
didapat ibu.
untuk
memberikan
segi informasi yang
usia
tambahan bayi
belum
mencapai 6 bulan. Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa
penelitian hasil
ini
bahwa
sebagian besar ibu menyusui di
Kelurahan
Kecamatan
Giritirto Wonogiri
Kabupaten
Wonogiri
yang
mendapat
informasi
dari
media
elektronik
dengan
informasi
dari
media
prosentase 51,70% atau 15
elektronik
yang
sangat
responden.
mempengaruhi
ibu
menyusui
Sedangkan
ibu
yang mendapat informasi dari
dalam memberikan makanan
media lain sebanyak 48,3%
pendamping yang terlalu dini
atau 14 responden.
di
Ibu-ibu rumah tangga
Kelurahan
Giritirto
Kecamatan
Wonogiri
mempunyai waktu luang yang
Kabupaten Wonogiri.
lebih banyak yang biasanya
didukung dengan pendidikan
diisi dengan menonton televisi
yang rendah (68,96% )dan
dan ngobrol dengan tetangga,
pengetahuan ibu yang kurang
sehingga mereka akan lebih
(41,50%), sehingga informasi
mudah
yang
terpengaruh.
iklan
susu
makanan
Padahal
formula tambahan
didapat
media
atau
tersebut dicerna sendiri oleh
yang
ibu tanpa ada pendamping,
ditayangkan ditelevisi banyak
akibatnya
yang menyesatkan.
didapat kurang.
Hal ini sesuai dengan
informasi
Faktor-faktor
pendapat dari S.Notoatmodjo
mempengaruhi
(2003)
menyusui
bahwa
sumber
itu
sangat
informasi
dari
Hal ini
yang
yang ibu dalam
memberikan
makanan
mempengaruhi
pengetahuan
pendamping ASI terlalu dini
seseorang,
dari media
dari
maupun
baik
orang-orang
terkait
didalamnya
kelompok
manusia
kemungkinan dipengaruhi
yang dengan
ekonomi/pendapatan keluarga ibu.
yang untuk dan
segi
Berdasarkan penelitian
ini
bahwa
anggota-
pendapatan/status
anggota.
Didalam
penelitian
keluarga
didapatkan
sumber
Kelurahan
didapatkan tingkat
mempengaruhi
ini,
hasil
ibu
ekonomi menyusui
di
Giritirto
Kecamatan
Wonogiri
menyusui
di
Kelurahan
Kabupaten
Wonogiri
Giritirto Kecamatan Wonogiri
tergolong
baik
karena
Kabupaten
Wonogiri
tidak
mayoritas
memiliki
jumlah
memberikan
ASI
pada
pendapatan sejumlah
sedang
55,17%
responden.
yakni
bayinya, karena adanya faktor
16
yang mempengaruhi dari segi
ibu
status ekonomi keluarga ibu
atau
Sedangkan
dengan pendapatan keluarga
yang
rendah sebanyak 31,03% atau
tingkat pendapatan keluarga.
9 responden dan ibu dengan
Dengan
pendapatan
yang sedang,
keluarga
sebanyak
tinggi
14,47%
atau
4
responden .
semakin
tingginya
dari
jumlah
menyusui terdorong
Menurut Lely (2005) dengan
dinilai
besarnya
pendapatan
maka ibu-ibu akan
untuk
lebih membeli
serta mendapatkan makanan tambahan
yang
dianggap
tingkat pendapatan keluarga,
bernilai gizi lebih tinggi untuk
maka
akan
kemampuan membeli sehingga
semakin
besar
membentuk
keluarga
untuk
pertumbuhan
susu ibu
formula
lebih
mudah
proses bayinya,
pada
yang
dasarnya
makanan/minuman
tersebut
dalam memberikan makanan
mempunyai harga yang relatif
tambahan/susu
mahal.
formula pada
bayinya. Mereka beranggapan
Faktor-faktor
dengan
mempengaruhi
diberikan
pendamping
makanan
maka
meningkatkan bayinya,
dapat
status
gizi
yang
menyusui
ibu dalam
memberikan
makanan
sehingga
pendamping ASI terlalu dini
kesehatannya juga akan lebih
dari segi pengetahuan ibu
terjamin.
tentang MP-ASI.
Penelitian menunjukkan
ini bahwa
ibu
Dari dapat
hasil
penelitian
diketahui bahwa ibu
yang
memberikan
secara
dini
mayoritas
MP-ASI
pada
bayinya
memiliki
tingkat
diantaranya
yaitu pendidikan
(68,96%) yang telah terbukti lebih
mempengaruhi
pengetahuan tentang MP-ASI
pengetahuan
kurang baik yaitu sebanyak
pemberian
41,50% atau 12 responden.
Kelurahan
Hal ini membuktikan bahwa,
Kecamatan
tingkat
pengetahuan
yang
2011.
kurang
baik
dapat
Pada dasarnya ibu tahu
ibu
untuk
tentang manfaat ASI, laktasi
memberikan
ASI
dan bayi harus diberi makanan
mempengaruhi tidak
Eksklusif pada bayinya.
MP-ASI
di
Giritirto Wonogiri Tahun
tambahan setelah usia 6 bulan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan
tentang
S.Notoatmodjo
Akan tetapi pengetahuan ibu tersebut
belum
mampu
(2003) yang mengemukakan
mendorong
ibu
untuk
bahwa
memberikan
ASI
secara
pengetahuan
merupakan
domain
yang
eksklusif
pada
sangat penting dalam bentuk
dengan
tindakan
(overt
khawatir
behavior) atau dengan arti
kenyang,
lain,
pengetahuan
dan tidak bisa tumbuh secara
mempunyai pengaruh sebagai
optimal jika hanya diberi ASI
motivasi awal bagi seseorang
saja.
seseorang
bahwa
dalam berperilaku. Tetapi
alasan,
bayinya
Hal
bayinya
merasa belum
bayi sering rewel
tersebut
lain
(2003)
juga
pengetahuan yang dimiliki ibu
menyatakan
bahwa
disertai dan didasari dengan
pengetahuan
sendiri
kesadaran dari ibu itu sendiri.
dipengaruhi oleh pengalaman,
Seorang ibu menyusui, harus
pendidikan,
dan
mempunyai kesadaran tentang
satu
pentingnya ASI bagi bayi dan
sosial
informasi
budaya.
Salah
terjadi
tidak
disisi
S.Notoatmodjo
perlu
ibu
apabila
resiko
yang
terjadi apabila
bayi
diberikan
terlalu
cepat
tambahan
atau
apabila
mempunyai tantang
3. Faktor
informasi
mempengaruhi
pengetahuan
dalam
MP-ASI
ibu
menyusui
memberikan
MP-ASI
media elektronik (51,70%). 4. Faktor
ekonomi
penyakit yang menyertai bayi
mempengaruhi
karena
pemberian
makanan
pendamping yang terlalu dini. E. SIMPULAN DAN SARAN
menyusui
dalam
memberikan
MP-ASI
terlalu
dini
pada
keluarga
5. Faktor
sedang
pengetahuan
yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
mempengaruhi
Mempengaruhi
menyusui MP-ASI
Menyusui
dalam
memberikan
Memberikan
Makanan
terlalu
dini
pengetahuan
Kelurahan
Giritirto
(41,50%).
Wonogiri
Kabupaten 2011”,
dikemukakan
Kecamatan Wonogiri
maka
beberapa
dapat
pada
tingkat
kurang
baik
Saran 1.
Bagi ibu menyusui
simpulan
sebagai berikut:
yang
ibu
Ibu
Pendamping ASI Terlalu Dini di
1. Faktor
tingkat
(55,17%).
Setelah dilakukan penelitian
Tahun
yang
ibu
ekonomi
Simpulan
dalam
yang
terlalu dini pada segi informasi
yang tepat dan kesadaran yang tinggi, maka tidak ada lagi
MP-ASI
ibu rumah tangga (51,70%).
ibu-ibu
pemberian
memberikan
terlalu dini pada segi pekerjaan
sebelum
bayi berusia 6 bulan. Dengan demikian
dalam
Ibu
menyusui
merupakan pihak yang paling pendidikan
mempengaruhi
yang
penting
dan
utama
ibu
menyusui
keberhasilan
dalam
memberikan
MP-ASI
Eksklusif, ibu menyusui perlu
terlalu
dini
pada
tingkat
pendidikan dasar (68,96%). 2. Faktor
pekerjaan
mempengaruhi
ibu
yang menyusui
pemberian
dalam ASI
menyadari
tentang
pentingnya
pemberian
ASI
secara
eksklusif, resiko yang terjadi apabila
bayi
sudah
diberi
makanan
tambahan
sebelum
usia 6 bulan yaitu kenaikan berat badan yang terlalu cepat sehingga
menyebabkan
obesitas
dan
alergi
pada
pencernaan. Ibu menyusui juga harus
tenaga
kesehatan
tentang apa yang didapat dari sumber informasi, sehingga ibu salah
dalam mencerna
informasi tersebut. 2.
Ariani, A. P. (2014). Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
mengkonsultasikan
kepada
tidak
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Astuti, M. (2011). Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC. Hidayat, A. A. A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Bagi tenaga kesehatan Tenaga
kesehatan
Manuaba, I. B. G. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
mempunyai peran yang sangat penting
terhadap
pelaksanaan diharapkan
ASI
Eksklusif,
tenaga
kesehatan
lebih penyuluhan
meningkatkan terutama
posyandu-posyandu Giritirto,
program
serta
di
Kelurahan konseling
tentang ASI Eksklusif dan cara pemberian makanan pada bayi
Mubarak, W. I. (2007). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Myles. (2011). Jakarta: EGC.
Buku
Ajar Bidan.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
sesuai dengan umur. Prawirohardjo, S. (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Prawirohardjo, S. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka. Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Proverawati. A dan Asfuah, S. (2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Rukiyah, A. Y. (2009). Diktat Kuliah Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta: TIM. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta. Sugono, D. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Syafrudin. (2011). Untaian Materi Penyuluhan KIA. Jakarta: TIM. Tarwoto. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Media. Wawan,A. (2011). Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.