Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN STATUS GIZI DENGAN POLA SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA AKHIR AKADEMI KEBIDANAN KOTA SEMARANG Tita Anggarini Frida Cahyaningrum*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :
[email protected] ABSTRAK Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan terjadi menurut siklusnya dari rahim yang menggambarkan rangsangan hormonal dari endometrium karena tidak terjadi kehamilan. Dari study pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswi Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang tingkat III terhadap 10 mahasiswi Akbid Abdi Husada ini diperoleh 6 orang yang mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur. Sedangkan 4 diantaranya mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Dan 7 dari 10 orang mengalami anemia, kemudian 4 diantaranya dalam kategori kurus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dan status gizi dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang. Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan dengan menggunakan pendekatan cross sectional dan termasuk dalam jenis penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja akhir tingkat III Akbid Abdi Husada Semarang usia 19-21 tahun sebanyak 138 remaja. Sampel dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sampai terpenuhi yaitu sebanyak 58 sampel. Dengan variabel independennya adalah kadar hemoglobin dan status gizi, sedangakan variabel dependentnya adalah pola siklus menstruasi. Data yang dikumpulkan adalah data primer, dengan cara wawancara terpimpin yaitu kuesioner serta dengan pengukuran Hb, Berat badan dan Tinggi badan secara langsung pada remaja. Data diolah dengan langkah editing, coding, entry dan tabulating. Pada analisis secara univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam frekuensi absolut yang merupakan jumlah kejadian dan frekuensi relatif dalam bentuk prosentase (%) dan pada analisis secara bivariat digunakan uji chi-square dan independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai siklus menstruasi tidak normal (53,4%), nilai rerata Hb 10,72 gr%, dan yang mempunyai status gizi normal sebanyak 58,6%. Berdasarkan uji statistik chi square didapatkan hasil p value = 0,000 atau p value <0,05, dan uji t-independent juga didapatkan hasil pvalue = 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin dan status gizi dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang. Saran untuk institusi Institusi pendidikan hendaknya lebih meningkatkan informasi dan wawasan dalam ilmu kebidanan khususnya siklus menstruasi dengan menambah referensi kepustakaan dan hasil penelitian dapat menjadi sumber studi kepustakaan sehingga dapat ikut meningkatkan pengetahuan para mahasiswa tentang materi menstruasi. Kata kunci : Kadar Hemoglobin, Status Gizi dan Pola Siklus Menstruasi PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan antara lain bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan juga agar semua lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata (Badan Pusat Statistik, 2008).
1
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Remaja merupakan aset SDM paling potensial yang dapat diandalkan dalam kegiatan pembangunan baik dari aspek produktivitas maupun kuantitasnya. Sebagai kelompok yang paling potensial, remaja mempunyai peran sebagai generasi pelopor yang diharapkan mampu melakukan perubahan yang besar bagi perkembangan bangsa dan negara. Remaja juga menempati posisi penting dan stategis dalam pembangunan, baik sebagai subyek maupun obyek dari pembangunan itu sendiri. Jumlah remaja yang meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk,menempatkan remaja menjadi kelompok yang patut diperhatikan (Badan Pusat Statistik, 2008). Secara kuantitas, dapat dilihat bahwa jumlah remaja di Indonesia pada tahun 2008 tercatat 78,72 juta jiwa atau 34,52% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 228,02 juta jiwa. Presentase penduduk berumur kurang dari 15 tahun sebesar 29,13 % dan penduduk yang berumur 30-35 tahun sebesar 27,88%, kemudian kelompok umur 15-19 tahun sebesar 25,67%,dan yang terkecil umur 20-24 tahun sebesar 22,35 % (Badan Pusat Statistik, 2008). Menstruasi atau sebutan lain mensis, datang bulan atau periode adalah kejadian pada wanita yang sehat dan tidak hamil setiap bulan secara teratur dan mengeluarkan darah dari alat kandungannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi yang khas adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas. Bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25 hari, pada wanita usia 43 tahun 27 hari dan pada wanita usia 55 tahun 52 hari. Jadi panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hatman pada kera bahwa hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari. lama menstruasi biasanya antara 3 – 8 hari, pada setiap wanita biasanya lama menstruasi itu tetap (Sarwono, 2008).
2
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Hemoglobin adalah struktur darah yang terdiri dari haem (zat pemberi warna) dam globin (protein darah). Kadar Hb erat kaitannya dengan kejadian anemia.Anemia di Indonesia tahun 2008 adalah 27% pada laki-laki dan 26% pada perempuan (Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, 2008). Data distribusi penduduk remaja Jawa tengah tahun 2008, usia 10-19 tahun adalah 5 juta jiwa. Sekitar.842.389 jiwa. Sekitar 3.047.977 jiwa (52,2%) penduduk laki-laki dan 2.794.412 jiwa (41,8%) penduduk perempuan (BPS, 2008). Di Jawa Tengah tercatat 28% remaja menderita anemia (Profil Kesehatan Kota Semarang 2008). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2009 anemia merupakan kasus yang paling banyak ditemukan pada remaja dibandingkan dengan kasus-kasus yang lain dengan rincian sebagai berikut: anemia 1,5%, gizi kurang 0,19%, gizi lebih 0,4%, hamil di luar nikah 0,029%, aborsi 0,0019%, IMS 0,0079%, HIV/AIDS 0,00039%, KEK 0,22%, NAPZA 0,0011%, sedangkan kasus lain 29,63% (Dinas kesehatan Kota Semarang, 2009). Menyadari hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya (Monica Ester, 2005). Dari study pendahuluan yang dilakukan pada mahasiswi Akademi Kebidanan Abdi Husada tingkat III pada tanggal 19 November 2010, terhadap 10 mahasiswi Akbid Abdi Husada ini diperoleh 6 orang yang mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur. Sedangkan 4 diantaranya mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Dan 7 dari 10 orang mengalami anemia, kemudian 4 diantaranya dalam kategori kurus (kekurangam berat badan). Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk malakukan penelitian tentang “Hubungan kadar Hb dan status gizi dengan pola siklus menstruasi di Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang”
3
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2011 dengan menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran variabel independent (kadar Hb dan status gizi) dan variabel dependent (pola siklus menstruasi) diukur pada periode yang sama. Menurut sifat dasar penelitian, penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara dua variabel. Populasi adalah mahasiswa Akbid Abdi Husada Tingkat III sebanyak 138 mahasiswi. Sampel 58 orang dengan teknik sampling purposive sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat a. Umur responden Umur responden terdiri tiga kelompok yaitu 19 tahun, 20 tahun dan 21 tahun. Tabel 1 Distribusi frekuensi umur responden Umur responden
Frekuensi
%
19 tahun
2
3,4
20 tahun
43
74,1
21 tahun
13
22,4
Jumlah
58
100,0
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 43 responden (74,1 %) berusia 20 tahun, paling sedikit 2 responden (3,4 %) usia 19 tahun. b. Pola siklus menstruasi Pola siklus menstruasi dikelompokkan berdasarkan lama waktu tidak mengalami menstruasi sampai timbul menstruasi berikutnya. 4
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Tabel 2 Distribusi frekuensi Pola siklus menstruasi Pola
Frekuensi
siklus menstruasi Normal
%
27
46,6
Tidak normal
31
53,4
Jumlah
58
100,0
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden sebagian besar mempunyai siklus menstruasi tidak normal (53,4 %). c. Kadar Hemoglobin (Hb) Kadar hemoglobin diukur menggunakan alat Hb meter Sahli Tabel 3. Nilai tengah dan simpang baku nilai Procalsitonin Nilai Tengah
Variabel Hemoglobin
Rerata
Simpang Baku (SB)
10,72
1,23
Tabel 3. terlihat bahwa semua responden menunjukkan nilai rerata 10,72 gr% termasuk dalam anemia ringan sekali d. Status Gizi Status gizi responden ditentukan berdasarkan nilai Indeks Masa Tubuh (IMT). Tabel 4 Distribusi frekuensi Status gizi Status gizi
Frekuensi
%
Normal
34
58,6
Tidak normal
24
41,4
58
100,0
Jumlah
5
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 34 responden
(58,6 %)
mempunyai status gizi normal. Analisis Bivariat a. Hubungan Kadar hemoglobin dengan Pola siklus menstruasi Tabel 5 Nilai tengah dan simpang baku Kadar hemoglobin
Pola siklus menstruasi Variabel
Kadar hemoglobin
Normal (n=27)
Tidak normal (n=31)
Rerata
SB
Rerata
SB
11,68
0,94
9,88
0,74
Uji t independen p = 0,000 Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai rerata kadar Hb dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih tinggi dibandingkan kadar Hb dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal. Menurut hasil uji-t independen menunjukkan ada perbedaan kadar Hb yang bermakna antara kelompok pola siklus menstruasi normal dan kadar Hb pada kelompok pola siklus menstruasi yang tidak normal (p=0,000 < 0,05). Dengan demikian bisa dikatakan ada hubungan bermakna antara kadar Hb dengan Pola siklus menstruasi. b. Hubungan Status Gizi dengan Pola siklus menstruasi Tabel 6 Distribusi frekuensi Status Gizi dengan Pola siklus menstruasi
6
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Pola siklus menstruasi Normal
Tidak Normal
Status Gizi
n
%
n
%
Normal
26
76,5
8
23,5
Tidak normal
1
4,2
23
95,8
Jumlah
27
46,6
31
53,4
X2 = 26,726
dk = 1
p = 0,000
Tabel 6 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi normal (76,5 %), sebaliknya responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi tidak normal (95,8 %). Menurut hasil uji statistik Chi Square menunjukkan ada hubungan bermakna antara Status gizi dengan Pola siklus menstruasi (p = 0,000 < 0,05) Pembahasan 1. Kadar Hemoglobin Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 58 responden remaja akhir Akademi Kebidanan Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang, didapatkan semua responden mempunyai nilai rerata Hb 10,72 gr% termasuk dalam anemia ringan sekali. Menurut Supariasa (2002), Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb per 100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia. Anemia adalah suatu keadaan
7
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia jika Hb < 14gr/dl pada laki-laki dan < 12gr/dl pada wanita. 2. Status Gizi Dari hasil penelitian pada 58 responden remaja putri akhir Akademi Keidanan Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang, didapatkan sebagian besar yaitu 34 responden (58,6 %) mempunyai status gizi normal. Status gizi merupakan gambaran keadaan tubuh yang mencerminkan hasil dari makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Masalah gizi umumnya merupakan konsekuensi dari masalah-masalah dari tahap kehidupan selanjutnya. Oleh karenanya,
jarang
terjadi
pada
kehidupan
tertentu,
terutama
karena
konsekuensinya dapat berlanjut pada generasi-generasi berikutnya. Banyak faktor sosial yang menimbulkan pertumbuhan terakhir ini diragukan, namun komposisi tubuh dimana 22% mempertahankan ovulasi secara teratur. Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan status gizi seseorang dengan cara Pola siklus menstruasi Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 58 responden remaja putri akhir akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang, didapatkan 27 mahasiswi (53,4%) mengalami pola siklus menstruasi yang tidak normal sedangkan 31 mahasiswi (46,6%) mempunyai siklus menstruasi yang teratur. Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan terjadi menurut siklusnya dari rahim
yang menggambarkan rangsangan hormonal dari
endometrium karena tidak terjadi kehamilan. Menstruasi menggambarkan
8
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
kejadian biologik wanita. Menstruasi terjadi karena menurunnya kadar hormon estrogen dan progestron yang mengakibatkan kerusakan lapisan endometrium dan menjadikan perdarahan dan pelepasan lapisan endometrium yang disebut darah menstruasi (Junita, 2004). Sedangkan menurut (Tiran, 2006), menstruasi atau haid adalah pengeluaran darah dari dalam rahim dengan interval 4 mingguan. Panjang siklus haid ialah jarak antara mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus menstruasi yang biasa (normal) pada manusia ialah 25-32 hari. Kelainan pola siklus menstruasi apabila dilihat dari waktunya adalah apabila seseorang yang mengalami menstruasi di luar siklus yang biasa atu normal yaitu sekitar 25-32 hari (Sarwono, 2008). 3. Hubungan Kadar Hb dengan pola siklus menstruasi pada remaja akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kadar Hb dengan pola siklus menstruasi pada remaja putri akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan dari nilai rerata kadar Hb dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih tinggi dibandingkan kadar Hb dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal. Menurut hasil uji-t independen menunjukkan ada perbedaan kadar Hb yang bermakna antara kelompok pola siklus menstruasi normal dan kadar Hb pada kelompok pola siklus menstruasi yang tidak normal (p=0,000 < 0,05). Dengan demikian bisa dikatakan ada hubungan bermakna antara kadar Hb dengan Pola siklus menstruasi.
9
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Kadar Hb erat kaitannya dengan anemia, dan dapat mempengaruhi perubahan siklus menstruasi. Kadar Hb yang rendah juga dapat disebabkan oleh kelainan
koagulasi
yang apabila
tidak
ditangani
dapat
mengakibatkan
tergangguanya pola siklus menstruasi seperti menorrhagia (menstruasi dengan banyak dan/atau lamanya berlebihan). Kita tahu bahwa darah haid akan keluar terlalu banyak jika ada bekuan darah haid. Lamanya perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan kata lain oleh daya regenerasi endometrium. Hubungan Status Gizi denga Pola Siklus Menstruasi pada remaja akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan pola sikus menstruasi pada remaja putri akhir akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi normal (76,5 %), dan sebaliknya responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi tidak normal (95,8 %). Menurut hasil uji statistik Chi Square menunjukkan ada hubungan bermakna antara Status gizi dengan Pola siklus menstruasi (p = 0,000 < 0,05). Responden dengan siklus menstruasi normal dalam kehidupan sehariharinya sering makan-makanan bergizi dan mempunyai kadar Hb rata-rata normal. Sedangkan responden yang mengalami gangguan siklus menstruasi
dapat
disebabkan oleh bertambahnya berat badan atau berkurangnya berat badan mereka seperti pada teori berikut ini.
10
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Seorang wanita yang mengalami kekurangan maupun kelebihan gizi akan berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus yang tidak memberikan rangsangan kepada hipofisa anterior untuk menghasilkan FSH( follicle Stimulating Hormone ) dan LH (luteinizing hormone). Dimana FSH ini berfungsi merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Sedangkan LH (luteinizing hormone) berfungsi dalam pematangan sel telur atau ovulasi (fase sekresi) yang nantinya jika tidak dibuahi akan mengalami peluruhan (menstruasi), sehingga apabila produksi FSH dan LH terganggu maka siklus menstruasi juga akan terganggu. Berhubungan dengan menstruasi, secara khusus jumlah wanita anovulasi akan meningkat apabila berat badannya mengalami perubahan (meningkat atau menurun) (Francin, 2004). KESIMPULAN Karakteristik umur remaja sebagian besar 20 tahun (74,1 %), dengan siklus menstruasi tidak normal (53,4 %), status gizi normal (58,6 %)dan termasuk dalam anemia ringan sekali dengan nilai rerata 10,72 gr%. Responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi normal, sebaliknya responden yang mempunyai siklus menstruasi tidak normal lebih banyak terdapat pada responden yang mempunyai status gizi tidak normal. Nilai rerata kadar Hb dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi normal lebih tinggi dari responden yang mempunyai pola siklus menstruasi tidak normal.
11
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Ada hubungan yang bermakna antara status gizi dengan pola siklus menstruasi pada remaja putri akhir mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang. Ada hubungan yang bermakna antara kadar Hb dengan pola siklus menstruasi pada remaja putri akhir Akademi Kebidanan Abdi Husada Kota Semarang KEPUSTAKAAN Alimul Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta, Gramedia Pustaka. Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta, EGC. Arisman, 2004. Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta, EGC. Arnita. 2010. Gangguan Pola Siklus Menstruasi (http://mens.blogspot.com). 28 September 2010. Azwar, saefudin.2005. Metode Penelitian. Jakarta, Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Pemuda Indonesia 2008. Semarang BKKBN. 2006. Masa Remaja. Jakarta, Balai Pustaka Christian,M (2005). Jadikan stress Kiat Hidup Bebas Tekanan Bandung, Nexx Media Inc. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008. Semarang ,2009. Profil Kesehatan Provinsi JawaTengah tahun 2009. Semarang Depkes, RI. 2003. Pelayanan kesehatan Peduli Remaja, PKRR Ester, M. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta, EGC. Faisal, M. 2010. “Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri dan Wanita Usia Subur”. http://ensiklopedi.blogspot.com Fatimah, E. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung, Pustaka Setia. Hurlock,E.B. 2003. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta, Pustaka Belajar _
, E.B.2005. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, Erlangga.
Iswantini, D .Menstruasi (http://www.kuliahbidan.co.id) 28 September 2010 12
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Juanita.2004. Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta, Jakarta Puspa Swara. Kartini, Kartono.1992. Psikologi Wanita.Bandung, Mandar Maju. Manuaba, 2003.Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta, Arcan. Marzuki, O. 2006. Kiat Menghadapi Kenakalan Remaja (Artikel Budhis blogspot.com). 11 September 2010. Narendra,dkk.2002.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.Jakarta, SetoAgung Notoatmodjo S. 2005. Pendidikan dan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Jakarta : Salemba Medika.
Cipta.
Keperawatan.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta, YBP-SP Salemba Medika. Peeth, E.F. 2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta, EGC. Renata,A. 2010. Ganggan Siklus Menstruasi (http:// Jevuska.com). 11 Oktober 2010 Sarwono, P. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta, EGC. , 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta, EGC , 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta, EGC Sastrawinata, Sulaiman. 2006. Ginekologi. Bandung, Elstar Offset. Santrock, J.W. 2003. Adolescene Perkembangan Remaja. Jakarta, Erlangga. Soecjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Jakarta, EGC. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta, Dirjend Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Supariasa, I Dewa Nyoman. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta, EGC. Tarwoto. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta, Trans Info Media. Tiran, Denise.2006. Kamus Saku Bidan.Jakarta, EGC Widyatun, T.R 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta, Sagung Seto. Wikipedia.com
13