Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PROSES LAKTASI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG
Siti Nadzifah Lingga Kurniati*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :
[email protected]
ABSTRAK ASI adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. Menyusui merupakan suatu proses alamiah, namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui atau menghentikan menyusui lebih dini dari yang semestinya. Oleh karena itu ibu-ibu memerlukan bantuan agar proses menyusui berhasil. Banyak alasan yang dikemukakan ibu-ibu antara lain ibu merasa ASI-nya tidak cukup, atau ASI tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi. Sesungguhnya hal itu disebabkan karena ibu tidak memproduksi ASI yang cukup, melainkan karena ibu tidak percaya diri bahwa ASI-nya cukup untuk bayinya (Depkes RI, 2005). Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif (Kodrat, 2010 : 20). Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif uji analisa univariat dan bivariat dengan pendekatan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 152 ibu yang mempunyai bayi umur 6- 12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Sedangkan sampel sebanyak 34 dengan tekhnik pengambilan sampel purposive sampling. Data yang diperoleh dengan cara kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh dukungan emosional sebanyak 17 responden (50,0%), instrumental sebanyak 17 responden (50,00%), informasional sebanyak 15 responden (44,1%), dukungan penilaian sebanyak 18 responden (52,3%).Responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%). Hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif, didapatkan p value sebesar 0,002. Hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapat p value sebesar 0,004. Hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,009. Hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi didapatkan p value sebesar 0,001. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan agar program pemberian ASI eksklusif bisa berhasil. Kata kunci
: Dukungan suami, pemberian ASI eksklusif.
PENDAHULUAN Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun
2003,
diketahui bahwa angka pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%,
1
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat. Informasi tersebut disampaikan oleh Ketua Badan Kerja Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (BKPP-ASI), dr. Dien Sanyoto Besar, Sp.A (Prasetyono, 2009). World Health Organization (WHO), UNICEF, dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui SK Menkes No. 450/Men. Kes/SK/ IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, yang menjelaskan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selanjutnya, demi tercukupinya nutrisi bayi, maka ibu mulai memberikan makanan pendamping ASI dan ASI hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2009). Menurut Rosita (2008 : 36) masalah dari berbagai penelitian baik di Indonesia maupun di luar negeri, diketahui banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat kegiatan menyusui. Bahwa murka bila istri lebih memilih merawat bayinya ketika suami membutuhkan bantuan. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Rumah Sakit hanya 44% ibu yang menyusui bayi saat di Rumah Sakit dan angka ini menurun manjadi 13% setelah 6 bulan persalinan. Sejumlah 36% ibu menyatakan suaminya merasa tidak nyaman melihat istri memberikan ASI di muka umum. Di samping itu, ada rasa cemburu terhadap hubungan yang begitu intim dan istimewa antara ibu dan bayi saat bayi diberi ASI. Ada juga suami yang berpendapat ia kehilangan intim bersama istri. Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance kerja sama dengan Bangkitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel) menunjukkan bahwa cakupan
2
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
ASI eksklusif 4 – 5 bulan di perkotaan antara 14% – 21%, sedangkan di pedesaan 14% – 26%. Pencapaian ASI eksklusif 5 – 6 bulan di perkotaan berkisar antara 3% – 18% sedangkan di pedesaan 6% – 19% (Kodrat, 2010). Hasil penelitian terhadap 900 ibu di sekitar ibu kota (2005) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberikan ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 8%, dari total ibu menyusui. Didapat juga bahwa 38,9% dari ibu- ibu tersebut tidak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 71,4% ibu tidak pernah mendengarkan informasi tentang ASI eksklusif. Pada sebuah lembaga survei kesehatan tahun 2007 cakupan ASI eksklusif masih 53,5%, pemberian ASI kepada bayi satu jam pasca persalinan hanya 9%, sedangkan pemberian ASI kepada bayi pada hari pertama setelah kelahirannya adalah 51,7%. Rendahnya tingkat pemberian ASI eksklusif ini menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita di Indonesia (Kodrat, 2010). Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 pencapaian target ASI eksklusif yaitu mencapai 80% namun saat ini pemberian ASI esklusif hanya berjumlah 28,69%.Dari target Provinsi Jawa Tengah maka di wilayah Kota Semarang pada tahun 2009 target yang dicapai sangatlah jauh dari sasaran yaitu 24,6%. Dari jumlah presentase ASI eksklusif di Kota Semarang cakupan ASI eksklusif terendah adalah di Puskesmas Padangsari pada tahun 2009 sebanyak 1,6% dari semua jumlah ibu menyusui (Puskesmas Padangsari : 2009). Dari hasil studi pendahuluan bulan Desember di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang pada 10 ibu yang mempunyai bayi berumur 6 – 12 bulan dengan metode kuesioner terdapat 2 ibu (20%) yang mendapatkan dukungan suami dengan baik sehingga ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya, sedangkan 4 ibu (40%) mendapatkan dukungan sedang dan 4
3
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
ibu (40%) kurang mendapatkan dukungan suami sehingga mempengaruhi ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam hal ini dukungan atau support dari orang lain atau orang terdekat, sangatlah berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Semakin besar dukungan yang didapatkan untuk terus menyusui maka akan semakin besar pula kemampuan untuk dapat bertahan terus untuk menyusui. Dalam hal ini suami atau keluarga sangat besar pengaruhnya. Apabila kurang yakin maka carilah bantuan dukungan karena akan sangat membantu membangkitkan kepercayaan diri demi keberhasilan menyusui terutama ASI eksklusif (Proverawati, 2010). Berdasarkan data dan latar belakang tersebut di atas maka penulis ingin meneliti “Hubungan dukungan suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang” METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Dilakukan pada bulan Maret- April 2011. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional yaitu rancangan penelitian yang dalam melakukan pengukuran variabel independen yakni dukungan suami sedangkan variabel dependen pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang mana keduanya diukur pada waktu yang bersamaan. Jenis penelitian yang digunakan adalah retrospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang, artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang terjadi (Notoatmodjo, 2002).
4
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 152 ibu yang mempunyai anak usia 6 – 12 bulan pada bulan Desember 2010 di Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang. Jumlah sampel yaitu 34 responden, dengan menggunakan sampel acak atau random, yaitu menggunakan sebagian dari jumlah ibu yang mempunyai bayi umur 6 – 12 bulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Dukungan Emosional Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan emosional dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Emosional Dukungan Emosional
Jumlah
%
Kurang
2
5,9
Sedang Baik Total
15 17 34
44,1 50,0 100
Mencermati tabel 1 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden (50%).
b. Dukungan Instrumental Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan instrumental dari suami dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. 5
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Instrumental Dukungan Instrumental
Jumlah
%
Kurang
4
11,8
Sedang
17
50,0
Baik
13
38,2
Total
34
100
Mencermati tabel 2 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden (50,00%) . c. Dukungan Informasional Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan informasional dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Informasional Dukungan Informasional
Jumlah
%
Kurang Sedang Baik Total
5 15 14 34
14,7 44,1 41,2 100
Mencermati tabel 3 di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden dengan dukungan informasional yang sedang sebanyak 15 responden (44,1%).
6
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
d. Dukungan Penilaian Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan penilaian dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Dukungan Penilaian
Dukungan Penilaian
Jumlah
%
Kurang Sedang Baik
4 18 12
11,8 52,9 35,3
Total
34
100
Mencermati tabel di atas diperoleh responden
informasi bahwa
sebagian besar
dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden
(52,3%). e. Pemberian ASI Eksklusif Distribusi frekuensi responden berdasarkan pemberian ASI eksklusif dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif
Jumlah
%
Tidak Ya
22 12
64,7 35,3
Total
34
100
7
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
Mencermati tabel di atas diperoleh responden
informasi bahwa
sebagian besar
dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden
(64,7%). 2. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan dukungan suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang diperoleh hasil sebagai berikut. 1. Hubungan antara Dukungan Emosional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 6 Hubungan antara Dukungan
Emosional Suami dalam Proses Laktasi dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Dukungan Emosional Kurang Sedang Baik Total
Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya N % n % 2 100 0 0,0 14 93,3 1 6,7 6 35,3 11 64,7 22 64,7 12 35,3
Chi square = 12,913, dk = 2
Total n
%
2 15 17 34
100 100 100 100
p value = 0,002
Tabel 6 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 2 responden dengan dukungan emosional dari dukungan suami yang kurang, responden
sebanyak 100%
tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang
mendapatkan dukungan sedang sebanyak 15 responden, yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi 93,3% dan yang memberikan ASI eksklusif pada bayi 6,7%. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 17 responden,
8
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
sebanyak 64,7% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,3% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. 2. Hubungan antara Dukungan
Instrumental Suami dalam Proses Laktasi
dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 7 Hubungan antara Dukungan Instrumental Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Dukungan Instrumental Kurang Sedang Baik Total
Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya N % n % 4 100 0 0,0 14 82,4 3 17,6 4 30,8 9 69,2 22 64,7 12 35,3
Chi square = 11,056, dk = 2
Total n
%
4 17 13 34
100 100 100 100
p value = 0,004
Tabel 7 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 4 responden dengan dukungan instrumental dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden mendapatkan dukungan sedang sebanyak 17 responden, sebanyak 82,4% tidak memberikan ASI eksklusif pada
9
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
bayi dan hanya 17,6% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 13 responden, sebanyak 69,2% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 30,8% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan
instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value sebesar 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang 3. Hubungan antara Dukungan Informasional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 8 Hubungan antara Dukungan informasional Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi
Dukungan Informasional Kurang Sedang Baik Total
Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya N % n % 5 100 0 0,0 12 80,0 3 20,0 5 35,7 9 64,3 22 64,7 12 35,3
Chi square = 9,416, dk = 2
Total n
%
5 15 14 34
100 100 100 100
p value = 0,009
10
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012 Tabel 8 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 5 responden dengan
dukungan informasional dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan sedang sebanyak 15 responden, sebanyak 80,0% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi dan hanya 20,0% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 14 responden, sebanyak 64,3% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan yang 35,7% tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan informasional dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. 4. Hubungan antara Dukungan Penilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Tabel 9 Hubungan antara DukunganPenilaian dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi Dukungan Penilaian Kurang Sedang Baik
Pemberian ASI Eksklusif Tidak Ya N % n % 4 100 0 0,0 15 83,3 3 16,7 3 25,0 9 75,0
Total N
%
4 18 12
100 100 100 11
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
Total
22
64,7
Chi square = 13,201, dk = 2
12
35,3
34
100
p value = 0,001
Tabel 9 menunjukkan bahwa bahwa sebanyak 4 responden dengan dukungan penilaian dari suami yang kurang, sebanyak 100% responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan sedang sebanyak 18
responden,
sebanyak 83,3% tidak memberikan
ASI
eksklusif pada bayi dan hanya 16,7% yang memberikan ASI eksklusif pada bayi. Responden yang mendapatkan dukungan baik sebanyak 12 responden, sebanyak 75,0% memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan
yang 25% tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayi. Uji Chi square yang dilakukan terhadap silang hubungan antara dukungan penialain suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian dari suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. Pembahasan 1. Dukungan Emosional Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden atau 50,0%. Dengan dukungan yang baik tersebut
12
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
memberikan gambaran bahwa suami dapat melindungi dan mengayomi istri dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya. 2. Dukungan Instumental Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden atau 50,00%. Hal ini memberikan gambaran dukungan suami dalam hal pemberian dukungan instrumental masih dalam kategori sedang. Fungsi keluarga sebagai sumber pertolongan pertama pada istri sudah dapat berjalan dengan baik. 3. Dukungan Informasional Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 15 responden atau 41,1%. Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam proses laktasi pemberian ASI Eksklusif pada bayi memberikan dukungan baik sedang. Keluarga sebagai salah satu kesatuan dinama perlu adanya komunikasi yang baik terutama dalam hal saling nasehat nasehati antara satu dengan lain lain jika terjadi sebuah kesalahan sangat diperlukan. 4. Dukungan Penilaian Aspek ini terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik, perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan) (Suhita, 2005). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden atau 52,3%.Hal ini memberikan gambaran bahwa dukungan suami dalam hal penilaian 13
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
sudah dapat berjalan dengan cukup baik. Dukungan suami dalam hal penilaian sangat diperlukan oleh seorang istri, karena jika istri mengalami sebuah masalah, maka peran suami sebagai penilaian sangat diperlukan terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif bagi bayinya. Peran suami sebagai penialain yang cukup baik tersebut akan menjadikan proses laktasi pemberian ASI eksklusif pada bayi juga akan dapat berjalan dengan baik pula. 5. Pemberian ASI Eksksluif Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden dengan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 22 responden atau 64,7% dibandingkan yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 12 responden atau 35,3%. Hal ini memebrikan gambaran bahwa masih banyaknya para ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dimana sebenarnya dengan pemberian ASI eksklusif tersebut akan banyak diperoleh manfaat-manfaat yang tidak bisa ditemukan pada makanan atau minuman lain selain ASI. 6. Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan
emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan p value sebesar 0,002. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.
14
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
Bahwa dukungan atau suport dari orang lain atau orang terdekat khususnya suami, sangat berperan dalam sukses tidaknya menyusui. Dalam hal ini dukungan suami maupun keluarga sangat besar pengaruhnya, seorang ibu kurang mendapat dukungan suami, adik atau bahkan ditakut-takuti, dipengaruhi untuk untuk beralih ke susu formula. 7. Hubungan antara Dukungan Instrumental dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 22,056 dengan p value sebesar 0,004. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan emosional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.. Pada responden dengan dukungan isntrumental suami yang termasuk dalam kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, responden dengan dukungan instrumental dari suami yang sedang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan dukungan instrumental
dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI
eksklusif pada bayi.
15
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
8. Hubungan antara Dukungan Informasional dari Suami dalam Proses Laktasi dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value sebesar 0,009. Nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,009 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan informasional suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang.. Pada responden dengan dukungan informasional suami yang termasuk dalam kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, responden dengan dukungan informasional dari suami yang sedang sebagian besar tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan dukungan informasional dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif pada bayi. . 9. Hubungan antara Dukungan
Penilaian dari Suami dalam Proses Laktasi
dengan Pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara dukungan
penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI
eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,203 dengan p value sebesar 0,001. Nilai p value
16
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang. Pada responden dengan dukungan penilaian dari suami yang termasuk dalam kategori kurang secara keseluruhan responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi, responden dengan dukungan penilaian dari suami yang sedang sebagian besar tidak memberikan
ASI eksklusif pada bayi sedangkan pada responden dengan
dukungan penilaian dari suami yang baik sebagian besar memberikan ASI eksklusif pada bayi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sebagian besar responden memporoleh dukungan emosional dari suami yang termasuk dalam kategori baik sebanyak 17 responden (50,0%). 2. Sebagian besar responden dengan dukungan instrumental dari suami dalam hal pemberian ASI Eksklusif yang sedang sebanyak 17 responden (50,00%). 3. Sebagian besar responden dengan dukungan informasional yang sedang sebanyak 15 responden (44,1%). 4. Sebagian besar responden dengan dukungan penilaian yang sedang sebanyak 18 responden (52,3%). 5. Sebagian besar responden dengan tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 22 responden (64,7%).
17
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
6. Ada hubungan antara dukungan
emosional suami dalam proses laktasi dengan
pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang,
didapatkan Chi square sebesar 12,913 dengan
p value
sebesar < 0,05. 7. Ada hubungan antara dukungan instrumental suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 11,056 dengan p value < 0,05. 8. Ada hubungan antara dukungan
informasional dari suami dalam proses laktasi
dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 9,416 dengan p value < 0,05. 9. Ada hubungan antara dukungan penilaian suami dalam proses laktasi dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskemas Padangsari Banyumanik Semarang, didapatkan Chi square sebesar 13,201 dengan p value > 0,05. KEPUSTAKAAN Alimul Hidayat, A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedure Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Anggraini, S. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihana. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008. Semarang. Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika. Kodrat Laksono. 2010. Dahsyatnya ASI dan Laktasi. Yogyakarta : Media Baca. Notoatmodjo, S. 2005. Pendidikan dan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 18
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no. 1. Januari 2012
, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nursalam, Siti P. 2003. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta : Infomedika. Prasetyono Sunar. 2009. ASI Eksklusif. Jogyakarta : DIVA Press. Proverawati, Rahmawati. 2010. ASI dan Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika. Roesli, Utami, 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Nuhamedia. Jogjakarta. Rosita, Syarifah. 2008. ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta : Ayyana. Sujiati, Nurjanah, Kurniati. 2010. Asuhan Ibu Nifas ASKEB III.Yogyakarta : Cyrillus Publisher. Syasya Azisyah. 2010. Sukses Menyusui Walaupun Bekerja. Jakarta : Gema Insani Press. Apakah itu dukungan (2003): http://www.//K:\ dukungan internet.html. 2003 Tim KTI Abdi Husada Semarang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Akbid Abdi Husada Semarang.
19