Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
HUBUNGAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA DENGAN JUMLAH PENGELUARAN DARAH PADA POST PARTUM OLEH BIDAN DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK
Budi Yuningsih Imbarwati*) *)Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi :
[email protected] ABSTRAK Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Demak tahun 2008 berada pada angka 90,99 per 100.000 kelahiran hidup, dari Puskesmas Karang Tengah tahun 2008 pada angka 67,93 per 100.000 kelahiran hidup dan data dari Puskesmas Mranggen I pada angka 80,32 per 100.000 kelahiran hidup. Manajemen aktif berdasarkan alasan bahwa dengan mempersingkat lamanya waktu kala tiga, bisa mengurangi banyaknya darah yang hilang, dan oleh karena itu mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan manjemen aktif kala tiga dengan jumlah pengeluaran darah pada post partum yang ditolong bidan di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I. Penelitian ini termasuk kompetensi bidan dalam melaksanakan upaya pelayanan pertolongan persalinan. Jenis penelitian ini adalah studi korelasi (Correlation Study) menggunakan pendekatan crossectional. Populasi yang diambil adalah keseluruhan bidan desa yang ada di wilayah Puskesmas Karangtengah dan Puskesmas Mranggen yang berjumlah 43 bidan desa. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 bidan desa, cara pengambian sampel dengan tehnik purposive sampling.Pada analisis univariat variabel diddistribusikan dengan masing-masing proporsi, sedangkan pada analisis bivariat menggunakan uji fisher. Hasil dari penelitian ini adalah manajeman aktif kala tiga di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I sudah dilakukan oleh bidan sesuai standart. Dan jumlah pengeluaran darah post partum yang ditolong oleh bidan di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I 90% mengalami pengeluaran darah <250 cc. Pada analisis bivariat didapatkan hasil p-value 0,001<0,05 ini berarti ada hubungan signifikan antara tindakan manajemen aktif kala tiga dengan jumlah pengeluaran darah pada post partum yang ditolong bidan di wilayah Puskesmas Karangtengah dan Mranggen I Kabupaten Demak. Saran yang dapat disampaikan bagi bidan selaku penolong persalinan diharapkan tetap konsisten melaksanakan tindakan manajemen aktif kala tiga sesuai standart. Kata Kunci
: manajemen aktif kala tiga, jumlah pengeluaran darah pada post partum
PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, salah satu indikator derajat kesehatan negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurut WHO, tahun 2005 sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, dimana sebanyak 99 % terjadi di negara - negara berkembang. Dalam pernyataan resmi WHO dijelaskan, untuk mencapai target MDGs (Millenium Development Goals) penurunan angka kematian ibu antara tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 seharusnya 5,5 % per tahun (Republika Online-
1
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
Selasa,15 Juni 2004). Sedangkan menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) 2007, AKI di Indonesia berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2007). Angka Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Jawa Tengah sebesar 116,3 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian ibu di Propinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 paling banyak adalah pasca persalinan sebesar 41%; dan urutan penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan 28,5%, eklamsi 22% dan infeksi 10% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun, 2007) . Perdarahan post partum masih menduduki urutan teratas penyebab kematian ibu, sebagian besar disebabkan retensio plasenta dan atonia uteri, dimana salah satu factor penyebabnya adalah manajemen persalinan kala tiga yang tidak sesuai dengan standar yang diinginkan (JNPK-KR-Revisi, 2007). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Demak tahun 2008 kejadian kematian karena perdarahan sebesar 4 kasus, pre eklamsi 4 kasus, infeksi 2 kasus, penyebab lain (penyakit penyerta) 11 kasus. Tingginya kasus kematian ibu tersebut dapat dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif. Upaya pencegahan perdarahan pasca persalinan dimulai pada tahap yang paling dini diantaranya manipulasi minimal proses persalinan, penatalaksanaan aktif kala tiga, pengamatan melekat kontraksi uterus pasca persalinan (JNPK-KR Revisi, 2007). Selama dekade terakhir, penelitian klinis telah menunjukkan bahwa manajemen aktif kala tiga persalinan dapat menurunkan kejadian perdarahan post partum. Berdasarkan penelitian ini, telah direkomendasikan agar semua dokter dan bidan melaksanakan manajemen aktif kala tiga ( PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO, 2001). Penelitian klinis telah menunjukkan bahwa manajemen aktif kala tiga dapat mengurangi lama kala tiga, mengurangi perdarahan dengan terapi oksitosin (JNPK KR-Revisi, 2007).
2
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Demak tahun 2008 berada pada angka 90,99 per 100.000 kelahiran hidup, dari Puskesmas Karang Tengah tahun 2008 pada angka 67,93 per 100.000 kelahiran hidup dan data dari Puskesmas Mranggen I pada angka 80,32 per 100.000 kelahiran hidup.(DKK Demak, 2008) Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap bidan di wilayah Puskesmas Karangtengah yaitu terdapat 29 orang bidan, dimana sebanyak 25 orang bidan telah melakukan tindakan manajemen aktif dan telah mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) dan hanya 4 bidan yang belum mengikuti pelatihan APN tetapi melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga. Sedangkan di wilayah Puskesmas Mranggen I terdapat 14 orang bidan, diantara sejumlah itu hanya 5 bidan yang telah mengikuti pelatihan APN dan melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga, selebihnya masih ada 9 bidan yang belum mengikuti pelatihan APN tetapi telah melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga. Dari data dan penelitian yang penulis lakukan terhadap 5 orang bidan di wilayah puskesmas Karangtengah dimana 3 orang bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN telah melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga sesuai standar dengan 2 orang bidan yang belum pelatihan APN tetapi melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga tidak sesuai standart didapatkan hasil sebagai berikut : 3 orang bidan yang telah melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga dalam menolong persalinan tidak mengalami perdarahan post partum, bahkan jumlah perdarahannya lebih sedikit, sedangkan 2 orang yang belum pelatihan APN tetapi melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga tidak sesuai standart dalam menolong persalinan mengalami jumlah pengeluaran darah yang lebih banyak. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Tindakan Manajemen Aktif Kala Tiga Dengan Jumlah Pengeluaran Darah Pada Post Partum Yang ditolong Bidan di Wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I”.
3
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
METODE PENELITIAN Penelitian ini di wilayah Puskesmas Karangtengah dan Puskesmas Mranggen I Kabupaten Demak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2010. Jenis penelitian ini adalah studi korelasi (Correlation Study) Pada penelitian ini populasi yang diambil adalah keseluruhan bidan desa yang ada di wilayah Puskesmas Karangtengah dan Puskesmas Mranggen yang berjumlah 43 bidan desa. Dengan jumlah sampel sebanyak 30 bidan desa. Teknik sampling yang digunakan adalah dengan purposive sampling . HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2002). Variabel yang dianalisis univariat dalam penelitian ini meliputi tindakan manajemen aktif kala tiga dan jumlah pengeluaran darah pada post partum yang ditolong bidan di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I . Tabel 1. Distribusi frekuensi tindakan manajemen aktif kala tiga oleh bidan desa di wilayah Puskesmas Kabupaten Demak Tabel 1 Tindakan Manajemen Aktif Kala Tiga Tindakan Manajemen Aktif Kala Tiga sesuai Tidak sesuai Total
Frekuensi 26 4 30
Prosentase (%) 86,7 13,3 100
4
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
Dapat diketahui bahwa yang melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga (sesuai standar) sebanyak 26 orang (86,7%), sedangkan yang tidak melakukan manajemen aktif kala tiga (sesuai standar) sebanyak 4 orang (13,3%). Tabel 2 Distribusi frekuensi jumlah pengeluaran darah postpartum di wilayah Puskesmas Kabupaten Demak Jumlah Pengeluaran Darah (cc)
Frekuensi
Prosentase (%)
< 250 – 500 cc
27
90
> 500
3
10
Total
30
100
Dapat diketahui bahwa yang jumlah pengeluaran darah <250 – 500 cc sebanyak 27 orang (90%), sedangkan yang jumlah pengeluaran darah > 500 cc sebanyak 3 orang (10%). 2. Analisis Bivariat Penelitian ini menggunakan uji fisher karena tidak memenuhi syarat uji chi square, hal tersebut dikarenakan memiliki sel yang nilai expected count nya kurang dari 5. Dengan uji fisher didapatkan hasil p-value 0,001<0,05, yang artinya ada hubungan antara tindakan manajemen kala tiga dengan jumlah pengeluaran darah pada post partum yang ditolong bidan di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I.
5
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012 Tabel 3
Hubungan Tindakan Manajemen Aktif Kala Tiga dengan Jumlah pengeluaran Darah di wilayah Puskesmas Kabupaten Demak Tindakan Manajemen Aktif Kala Tiga Sesuai/tidak sesuai
Jumlah Pengeluaran Darah
Total
> 500 cc
Sesuai
< 250 cc500cc 26
0
26
Tidak Sesuai
1
3
4
Total
27 90%
3 10%
30 100%
P value
CC
0,001
0,648
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa yang melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga 100% jumlah pengeluaran darah nya
<250 cc-500cc. dan
sebaliknya bahwa yang tidak melakukan tindakan manajemen aktif kala tiga 75% mengalami perdarahan > 500 cc. Dan hanya 25% yang mengalami perdarahan <250 cc500cc, dengan demikian dapat dilihat perlunya tindakan manajemen aktif kala tiga pada post partum. B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil crosstab hubungan tindakan manajemen aktif kala tiga dengan jumlah pengeluaran darah pada post partum yang ditolong bidan di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I, memiliki nilai p value hitung (0,001) < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan tindakan manajemen aktif kala tiga yang sesuai dengan standart dapat mengurangi jumlah pengeluaran darah pada post partum yang ditolong bidan di wilayah Puskesmas Karangtengah dan Mranggen I Kabupaten Demak.
6
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, yaitu penelitian dari Retno Wahyuni (2009) menyatakan bahwa manfaat dari manajemen aktif kala tiga sangat mendukung terjaminnya keselamatan ibu bersalin karena manajemen aktif kala tiga mempunyai manfaat yaitu waktu persalinan menjadi lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah dan mengurangi kejadian retensio plasenta (JHPIEGO, JNPK-KR, dan Depkes RI, 2001). Hal tersebut juga sesuai dengan PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO (2001), manajemen aktif adalah berdasarkan alasan bahwa dengan mempersingkat lamanya waktu kala tiga, bisa mengurangi banyaknya darah yang hilang, dan oleh karena itu mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang berhubungan dengan perdarahan. SIMPULAN 1. Tindakan manajeman aktif kala tiga di wilayah Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I sudah sebagian besar dilakukan oleh bidan sesuai standart. 2. Jumlah pengeluaran darah post partum yang
ditolong oleh bidan di wilayah
Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I 90% mengalami pengeluaran darah <250 cc-500cc 3. Ada hubungan yang signifikan antara tindakan manajeman aktif kala tiga dengan Jumlah pengeluaran darah post partum yang
ditolong oleh bidan di wilayah
Puskesmas Karang Tengah dan Mranggen I (p value 0,001<0,05). KEPUSTAKAAN Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta. Buku Panduan Peserta Revisi. 2007. Asuhan Persalinan Normal. JNPK–KR, Jakarta. Chapman Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
7
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.2. Agustus 2012
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Depkes RI, Jakarta. Dinkes. 2007. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Dinkes, Semarang. Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press, Jogyakarya. IBI , 2001, Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI, Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. -------. 2005 .Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Saifuddin, B.A. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR – POGI – JHPIEGO, Jakarta. Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian . Alfabeta, Bandung. -------. 2007. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. WHO-JHPIEGO, 2001. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan Buku 3 Asuhan Intrapartum. Pusdiknakes, Jakarta. Wiyati, N, Widyastuti Y dan Sumarah. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Fitramaya, Jakarta. Wiknjosastro, Hanafi. 2005. Ilmu Kebidanan. YBP – SP, Jakarta. Wirakusumah, F. 2005. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Verralls, Sylvia. 2003. Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
8