Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Kualitas Proyek Konstruksi Gedung di Kota Padang Sumatera Barat Dengan menggunakan Model dan Simulasi Monte Carlo
Oleh: Idzurnida Isamael*) *) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Padang Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang Telp. 0751-7055202
Intisari Mengurangi risiko akibat keruntuhan bangunan seperti korban jiwa dan kerugian harta benda suatu yang harus dilakukan pada daerah yang rawan bencana seperti gempa di Sumatera Barat, salah satu cara adalah dengan memperhatikan kualitas konstruksi mulai dari factor-faktor risiko yang ditemukan dalam disain maupun dalam pelaksanaan konstruksi. Proses pembangunan proyek konstruksi dalam pelaksanaannya banyak melibatkan berbagai pihak , dan sumberdaya. Menghadapi ketidakpastian dan risiko yang mungkin terjadi, jika terjadi mempunyai dampak terhadap kinerja proyek. Untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi diperlukan kajian dan penyebab serta dicarikan tindakan koreksi yang sesuai. Dengan melakukan analisa berbagai factorfaktor risiko yang terjadi dalam pelaksanaan proyek, salah satunya dengan memakai Model dan Simulasi Monte Carlo. Hasil analisa data menunjukkan ada dua faktor risiko utama yang berpengaruh terhadap kualitas proyek konstruksi di Sumatera barat umumnya dan kota padang khususnya, yaitu: Melakukan order untuk perubahan spesifikasi dan Mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi. Dari analisa menunjukkan kuatnya korelasi antara kinerja kualitas proyek dengan tingkat pengaruh risiko, factor risiko menurunkan kinerja kualitas proyek. Kata kunci : Pembangunan konstruksi, Kinerja Kualitas, Risiko proyek. Abstract Reducing possibility of collapse buildings is a must in order to avoid the loss of life and property, particularly in disaster-prone regions such as in Padang, West Sumatra, Indonesia. Among the steps to mitigating the risks are to assess factors that trigger risks of collapse buildings are to focus and maintain quality of the construction and mitigating risks that found during designing and constructing the buildings. Due to this circumstance, this study tries to investigate factorsthat may trigger collapse building. This study use Monte Carlo simulation to achieve its objective. Results of the analysis of shows there are two major factors that affect the quality of construction projects in the City of Padang, namelychange specifications when ordering material and quality of the material does not comply with specification. Moreover, correlation analysis also shows there isnegative and strong correlation between quality and performance of the project with level of risks. Keywords: Development, Construction, Quality of Work, Project Risks.
prediksi oleh para ahli akan terjadi gempa besar di Sumatera Barat yang mengharuskan setiap orang harus waspada baik penduduknya maupun aparat pemerintahnya untuk selalu waspada dan berusaha untuk mengurangi risiko yang akan terjadi jika seandainya Gempa besar itu benar-banar terjadi. Salah satunya untuk mengurangai risiko adalah kualitas tanah dan
1. Pendahuluan Sumatera Barat merupakan kawasan yang tergolong rawan terjadinya gempa bumi. Khususnya Kepulauan Mentawai dan pantai barat Propinsi Sumatera Barat karena merupakan daerah yang paling dekat dengan pusat gempa bumi. Akhir-akhir ini kembali di 27
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
( Pemberi Tugas), Engineer (konsultan) dan kontraktor (Pelaksana). Imam Suharto (2001). Sasaran pengelolaan proyek disamping biaya dan jadwal, memenuhi persyaratan mutu. Untuk itu diperlukan serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek mulai dari penyusunan program, perencanaan, pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian mutu . Karena itu, harus dilakukan evaluasi yang efektif terhadap risiko yang melekat dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pembangunan sehari-hari, dan juga harus diikuti dengan keputusan yang baik berdasarkan evaluasi, serta melakukan tindakan yang cocok untuk dilaksanakan sebagai hasil dari keputusan yang diambil. Dalam rangka mengurangi risiko dari dampak gempa pada bangunan konstruksi khusus bangunan gedung, maka perlu meneliti dan megkaji factor-faktor yang mempengaruhi kualitas konstruksi gedung.
kualitas bangunan perlu diperhatikan, sehingga dampak dari gempa dapat dikurangi baik harta benda maupun jiwa akibat keruntuhan bangunan. Menurut Heinz Frick (1993), Perencanaan yang matang, memerlukan pengetahuan tentang kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Pendalaman permasalahan konstruksi tidak hanya dilakukan pada tahap studi, namun pembaharuan terus menerus terjadi dan cenderung semangkin rumit pada masa yang akan datang. Pengalaman akan mendorong untuk memperdalam pengetahuan dan kemampuannya . Menurut Akhmad (2008) mengatakan Proses mitigasi adalah beberapa tindakan yang seharusnya diambil sebelum terjadinya suatu bencana, hal ini terkait dengan tindakan secara structural dan non structural dalam rangka pengurangan risiko bencana yang terintegrasi dengan menggunakan sistim pengembangan yang berkelanjutan/sustainable development. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Dampak bencana gempa bumi tahun 2009 di Sumatera Barat, terhadap kerusakan fisik terparah akibat gempa yang terjadi Yaitu kerusakan bangunan, terutama Bangunan Konstruksi Gedung. Jika dilihat kerusakan bangunan, tidak langsung disebabkan oleh gempa, namun disebabkan oleh kerentanan bangunan yang mengakibatkan keruntuhan bangunan, Untuk mengantisipasi pada masa datang perlu Faktor kerentanan bangunan , faktor kualitas tanah dan kualitas bangunan sebagai kajian resiko yang harus diperhitungkan dengan menerapkan standar secara baik yang berkembang mengikuti tuntutan kebutuhan manusia dan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan.. Desain konstruksi yang baik adalah satu yang dapat mengurai risiko yang ditimbulkan akibat gempa, karena menurut James Lewis (2001), mengatakan ketahanan struktur pada bangunan yang dirancang, untuk gempa bumi, tergantung pada nilai-nilai yang telah ditentukan. Menurut Nattapsong (2002), mengatakan kompleksitas pada proyek akan banyak melibatkan banyak bidang teknis, sehingga perlu Tim kerja yang kompeten dibidangnya, dan memerlukan kerja sama sehingga diperoleh hasil perencanaan (desain) yang berkualitas. Keberhasilan suatu konstruksi tergantung partisipasi “Stakeholder” meliputi : Owner
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. factor-faktor yang paling mempengaruhi kualitas proyek konstruksi di Kota Padang. 2. Menentukan penyebab faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kualitas proyek konstruksi. 3. Menentukan tindakan-tindakan yang perlu diperhitungkan terhadap factorfaktor risiko yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil akhir penelitian antara lain : 1
Untuk mengetahui mempengaruhi konstruksi.
2
Untuk menentukan penyebab faktorfaktor risiko yang mempengaruhi kualitas proyek konstruksi. Untuk menentukan tindakan-tindakan yang perlu diperhitungkan terhadap factor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi.
3
2.
28
Tinjauan Pustaka
factor-faktor yang kualitas proyek
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
Dalam Manajemen Konstruksi setiap proyek sudah tentu mempunyai tujuan, untuk mencapai tujuan ada metode-metode yang digunakan dalam mengelola proyek, didalam pengelolalan mempunyai tahapan – tahapan yang harus dilakukan dalam proses pembangunannya. Dengan tujuan dan harapan yang ingin dicapai mendapatkan hasil yang optimal baik dalam biaya, mutu dan waktu. Yang direncakan dan telah disepakati oleh kedua pihak.antara lain :
Menurut Asiyanto (2005), Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu suatu pekerjaan konstruksi adalah: 1. Bersifat software, kualitas perencanaan dan sistim dari proses yang digunakan. 2. Bersifat hardware, kualitas tenaga kerja, alat konstruksi dan material yang digunakan dalam proses produksi. Perencanaan konstruksi baik dalam pengelolaan dan pelaksanaan pada proyekproyek konstruksi. Sangat menentukan Keberhasilan proyek-proyek konstruksi itu sendiri, yang mencangkup antara lain :
1. Biaya proyek tidak melebihi batas yang telah direncanakan 2. Mutu pekerjaan, hasil akhirnya memenuhi standar yang telah ditentukan. 3. Waktu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan batas waktu yang telah direncakan
1. Dalam pemilihan teknologi. 2. Definisi tugas pekerjaan. 3. Estimasi sumber daya yang diperlukan.
Menurut Waryanto (1998), Secara umum Perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu tahapan yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran berikut langkah-langkah kegiatan termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Secara khusus tahapan perencanaan dalam manajemen proyek mempunyai tujuan tiga (3) tujuan, yaitu secara bersamaan untuk memenuhi spesifikasi proyek yang telah ditetapkan dalam batasan biaya dan waktu yang disediakan.
4. Durasi untuk tugas individu. 5. Identifikasi dari setiap interaksi di antara berbagai tugas pekerjaan.
Rencana pembangunan konstruksi yang baik adalah dasar untuk mengembangkan anggaran, jadwal dan mutu pekerjaan. Selain itu aspek teknis perencanaan konstruksi, juga diperlukan untuk keputusan organisasi misalnya tentang penggunaan Sub-kontraktor.
Selanjutnya proses perencanaan secara garis besar terdiri atas rangkaian kegiatankegiatan antara lain 1. Mengumpulkan informasi
dan
ISSN : 1693-752X
Menurut Syal, M.G (1992), adapun proses perencanaan konstruksi dapat dilihat seperti pada di gambar dibawah ini.
menganalisis
2. Mengembangkan alternative - alternatif, Analisa dan evaluasi alternative-alternatif dan memilih alternative. 3. Melaksanakan dan menerima umpan balik, 4. Membuat dokumentasi seperti Metode Analisis dan asumsi. Keterkaitan mutu dengan kelangsungan konstruksi bangunan gedung didaerah rawan gempa perlu mendapat perhatian serius demi mengurangi kerugian masyarakat baik moril, material, dan jiwa akibat dampak dari gempa, maka diperlukan pengkajian khusus dalam proses pembangunan konstruksi gedung agar konstruksi gedung mencapai kualitas konstruksi yang diinginkan .
Gambar 1.
Proses Construction Planning (Sumber : Syah.M.G.1999)
Menurut Alfa (1993), pada masa perencanaan konstruksi (construction planning) perlu adanya Job Schedule, Resources Schedule, Project Organization Job Planning. 29
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Risiko muncul karena ada ketidak pastian. Ketidak pastian itu sendiri ada banyak tingkatan dan karakteristiknya, tingkatan ketidak pastian seperti tabel dibawah ini
Schedule adalah perencanaan kegiatan berdasarkan waktu. Dalam pelaksanaan proyek, penjadwalan sangat berpengaruh terhadap mutu konstruksi. Jika penjadwalan dilakukan oleh scheduller yang tidak berpengalaman maka akan terjadi permasalahan, nantinya yang bertampak atas kualitas proyek. Menurut Abrar ( 2009) Pada masa pelaksanaan proyek, biasanya data-data yang terkumpul sudah cukup lengkap dari berbagai aspek yang dianggap perlu. Sehingga langkahlangkah yang penentuan kebijaksanaan pelaksanaan dan penyusunan rencana kerja yang lebih detail sudah dapat dilakukan.
Tabel 1: Tingkatan Ketidakpastian
Bramantyo(2008), mengatakan hal yang paling mendasar adalah risiko bisa diartikan sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya, Pengertian lain risiko dapat diartikan sebagai ketidakpastian yang bisa dikuantifikasikan yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan . Untuk membandingkan antara ketidakpastian dan Risiko dapat dilihat dati dibawah ini .
Perencanaan yang baik tidak akan berguna bila tidak digunakan secara efektif pada proses pengendalian. setelah konsep perencanaan tersusun, dilakukan persiapan pelaksanaan selama durasi proyek. Sumber Daya Manusia diarahkan pimpinan proyek untuk pencapaian sasaran proyek, dengan melakukan pengawasan, pemeriksaan, evaluasi serta tindakan koreksi bila ada penyimpangan serta melakukan koordinasi lintas wewenang untuk mengarahkan hierarki SDM di bawahnya berdasarkan Penjabaran kerja yang telah disepakati. Selama masa pelaksanaan Proyek, semua sumber daya seperti biaya, Material, Peralatan, serta tenaga kerja dikerahkan dalam pencapaian kinerja yang maksimal demi kepuasan pelanggan serta keuntungan perusahaan.
Tabel 2: Perbandingan Antara risiko dan ketidakpastian (Sumber : Hasil Olahan)
Gempa termasuk tingkat ketidakpastian subjektif, untuk menghilangkan atau mengurangi dari ketidakpastian tentang masa datang yang harus dihadapi, adalah dengan perencanaan yang baik pada tahap konsep dari satu proyek.
Menurut Winch & Kelsey (2005), adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Construction Planning antara lain sebagai berikut : 1. Identifikasi lokasi keseluruhan program konstruksi 2. Identifikasi keseluruhan program pengadaan. 3. Identifikasi keterangan desain, tanggal pengiriman untuk pengadaan. 4. Identifikasi desain program kontraktor. 5. Identifikasi detailed design, tanggal kebutuhan data dari client’s consultants.
2.2 Identifikasi Risiko Identifikasi risiko adalah rangkaian proses pengenalan yang seksama atas risiko dan komponen risiko yang melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran serta pengelolaan risiko yang tepat. Menurut Iman Suharto (2001), mengatakan Identifikasi risiko adalah suatu proses pengkajian risiko dari ketidakpastian yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus. Agar risiko dapat dikelola secara efektif maka
2.1 Manajemen Risiko
30
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
langkah pertama adalah mengindentifikasi jenis risiko yang mana bersifat risiko murni. Risiko proyek diklasifikasikan risiko murni, kemudian diindentifikasikan lagi berdasarkan sumber risiko atau berdasarkan dampak terhadap sasaran proyek. Menurut Asiyanto (2009), Identifikasi risiko dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu berdasarkan sumbernya yang bersifat umum dan berdasarkan dampaknya yang ditimbulkannya harus jelas dengan risiko tertentu. Identifikasi risiko berdasarkan sumbernya secara umum: 1. Peraturan-peraturan, Bencana alam dan efek samping yang ditimbulkannya. 2. Pasar, Operasi, Dampak lingkungan, Inflasi dan nilai tukar. 3. Manajemen, Schedule, Cost, Cash flow. 4. Teknologi, Citra, Desain, Metode dan Kompleksitas. 5. Lisensi, Hak patent, Konrtak, Force Mayoure. Sedangkan Risiko khusus proyek konstruksi dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian diantaranya adalah : 1. Ketersediaan pekerja yang terampil, peraturan dan sertifikasi, pengiriman peralatan. 2. Kematangan desain, ketersediaan peralatan. 3. Organisasi proyek, administrasi kontrak 4. Lingkungan, geoteknik, geologi.
ISSN : 1693-752X
1. Analisa kualitatif adalah proses menilai (assesment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah diindentifikasi. Dalam mengevaluasi risiko hasilnya biasanya diasosiasikan dengan bentuk perhitungan yang bisa dideskripsikan berdasarkan kemungkinan dan impaknya. berdasarkan dua kriteria yaitu : - Frekuensi kejadian (probability) - Dampak dari kejadian (Impact/severity) 2. Analisa Kuantitatif adalah analisa yang dalam keseluruhan prosesnya membutuhkan pengukuran terhadap ketidak pastian dan kombinasi probabilitas dari ketidakpastian individu. Analisa kuantitatif ini kadangkala membutuhkan program komputer. Salah satu teknik yang dipakai untuk analisa risiko secara kuantitatif dan teknik pemodelan adalah: Monte Carlo Modeling and Simulation Simulasi biasanya dilakukan dengan menggunakan teknik Monte Carlo. Dimana Simulasi proyek dilakukan dengan menggunakan model yang dapat menterjemahkan ketidakpastian / risiko secara spesifik pada tingkat detail yang mempunyai dampak potensial pada sasaran/kinerja proyek. Pada suatu simulasi, model proyek dihitung berulangkali, dengan input secara random dari suatu probability distribution function (pdf) yang dipilih untuk masing-masing pengulangan dari distribusi peluang masing-masing variabel.
Identifikasi berdasarkan dampak, harus jelas risiko tertentunya, seperti : Kecelakaan kerja, biaya, mutu , waktu. Identifikasi risiko
2.4 Kualitas Proyek konstruksi Menurut Steven Lavender (1996), Kualitas dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan standar atau persyaratan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Kualitas adalah suatu produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Standar kualitas dapat dibuat atas beberapa tingkatan kualitas (tinggi, sedang, dan rendah), yang penting adalah menjamim kualitas produk sesuai yang diharapkan.
dilakukan kesuksesan proyek. 2.3 Analisa & Evaluasi Risiko Analisa risiko adalah rangkain kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mamahami signifikansi dari akibat yang ditimbulkan suatu risiko, Pemahaman yang akurat tentang signifikansi tersebut akan menjadi dasar bagi pengelolaan risiko yang terarah.
Untuk mendorong pembangunan dimasa datang yang lebih aman menurut Shelia B.Reed (1995) Untuk mendorong pembangunan dimasa datang yang lebih aman adalah melalui : Pengawasan penggunaan tanah, Undangundang bangunan dan standar bangunan serta
secara umum terdapat dua metodologi analisa risiko yaitu :
31
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
sarana untuk melaksanakan undang-undang tersebut, Lokasi-lokasi yang baik dan penggunaan metode konstruksi yang benar.
ISSN : 1693-752X
3.1. Hipotesa Berdasarkan bagan alir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesa dari penelitian ini sebagai berikut : ” Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas proyek konstruksi dengan Pelaksanaan konstruksi ”.
Persyaratan kualitas yang ditetapkan pemilik proyek harus di telaah dengan teliti oleh kontraktor. Untuk menjalankan kualitas dari kontrak pekerjaan, persyaratanpersyaratan dipertimbangkan dengan pendekatan harga dan schedule dalam pengerjaan proyek. Untuk mengatur material, peralatan, engginering dan kontrak konstruksi.
3.2. Strategi Penelitian Untuk dapat melaksanakan penelitian sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka proses penelitian yang dilakukan adalah seperti gambar dibawah ini.
3. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian dilakukan untuk menganalisis factor-faktor risiko yang mempengaruhi kualitas Konstruksi di Kota padang. Penelitian ini menggunakan strategi penelitian kuantitatif, karena tujuan yang ingin dicapai adalah menemukan fakta berdasarkan catatan dari dokumen, serta membutuhkan pengujian hipotesa penelitian. Untuk mencapai hasil yang diinginkan perlu menentukan strategi penelitian yang tepat. Menurut Robert k.Yin (2005) .Sebelum menentukan strategi penelitian apa yang akan dipilih. ada 3 (tiga) kondisi yang perlu diperhatikan: - Tipe pertanyaan penelitian yang diajukan - Luas kontrol yang dimiliki peneliti terhadap peristiwa yang diteliti - Fokus terhadap peristiwa yang sedang berjalan atau baru diselesaikan. Berpedoman dari hal diatas . metode Penelitian ini dengan pendekatan survei, karena pertanyaan penelitian , baik pertanyaan pertama, kedua dan ketiga dapat dijawab dengan pendekatan survei, dimana kuisioner diberikan kepada responden yang terdiri dari Owner, badan usaha jasa konstruksi dan konsultan di kota Padang khususnya. Dari sub bab 1.3 Pertanyaan Penelitian yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan seperti apa dan berapa besar, dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor “apa” saja yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi. 2. Apa penyebab faktor-faktor risiko yang mempengaruhi kualitas proyek konstruksi. 3. “Apa” Tindakan terhadap factor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi ?
Gambar 3. Statistical model building process Sumber : Hasil olahan
3.3. Model Penelitian Dalam menganalisa resiko yang dapat mempengaruhi kualitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi. Secara matematik digambarkan dalam suatu model penelitian pada penelitiani seperti gambar 3.3
Gambar 2. Hubungan antara kinerja kualitas dengan analisa risiko Dari model hubungan tersebut diatas secara sederhana dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi sebagai berikut: Yk = F ( X ijkl ) 32
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
X1 : Tidak sesuai disain konstruksi, bangunan tahan gempa
Keterangan : Y = Kinerja Proyek k = Jenis variable terikat ( dependent ) X = Analisa sumber Risiko i = Jenis variable bebas ( Independent ) risiko proyek i,k = Jenis variabel k yang mempunyai keterkaitan terhadap variabel i j,l = Sampel data l yang mempunyai keterkaitan terhadap sampel j Dari model matematik diatas dapat dinyatakan bahwa melakukan analisa risiko pada tahap pembangunan konstruksi akan meningkatkan kinerja kualitas.
X2 : Tidak ada Izin Mendirikan Bangunan Gedung X3 : Melakukan perubahan spesifikasi (Change orders) X4 : Melakukan perubahan terhadap disain (redisign) X5 : Material yang digunakan kurang dari yang dibutuhkan. X6 : Mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi X7 :Menempatkan manajer lapangan tidak berpengalaman X8 : Jumlah orang untuk pengawasan mandor kurang X9 : Kontraktor menggunakan tenaga kerja yg tdk Trampil X10: Upah tenaga kerja yang diberikan rendah X11: Kontraktor tidak menempatkan Pengawas QA dan QC X12: Kont utama memakai sub-kont yg tak berpengalaman. X13: Subkontraktor merekrut para pekerja yang tidak standard X14:: Subkontraktor tidak menyediakan pelatihan pekerja X15: Menggunakan alat lama yang efesiensinya rendah X16: Alat yang digunakan tidak sesuai spesifikasi X17: Jumlah alat yang digunakan tidak memadai X18: Schedule pelaksanaan pekerjaan proyek tidak tepat X19: Jadwal pengadaan tenaga kerja tidak tepat X20: Jadwal pengadaan alat tidak tepat X21 Jadwal pengadaan material tidak tepat X22: Metode pelaksanaan pekerjaan proyek tidak tepat. X23: Metode pengoperasian alat tidak tepat. X24: Kontraktor tidak memiliki biaya utk bergabung pada quality organization. X25: Kontraktor tidak melakukan pengukuran dan pemeriksaan alat berat X26: Kontraktor tidak melakukan analisa alat berat X27: Kontraktor tidak memberikan pelatihan Quality Management kepada personalia X28: Tidak adanya profesional partisipasi kontraktor terhdp Quality System X29: Tidak adanya biaya perjalanan untuk Quality Sistem X30: Tidak adanya biaya overhead dan lainnya seperti untuk sewa, penerangan, komunikasi, dll. X31: IMB “hanya” baru diterjemahkan = Iyuran X32: Penjabat Terkait Belum memiliki keahlian yg memadai, X33: Pelaksanaan Sertifikasi Ahli belum memadai
a. Alat Penelitian Pengumpulan data , digunakan kuesioner yang disusun berdasarkan klsifikasi tujuh sumber factor risiko. Dengan masing-masing aspek berisi sejumlah pertanyaan tentang factor yang mempengaruhi kualitas konstruksi. Tujuh sumber factor risiko. mempengaruhi kualitas proyek konstruksi adalah: 1. Pencapaian Spesifikasi/Design 2. Ketersedian Material 3. Sumber daya manusia tidak memadai 4. Ketersedian alat 5. Sistim Pengendalian Proyek 6. Pelaksanaan tidak memadai 7. Kebijakan
c.
Skala Pengukuran yang digunakan Skala Likert dengan angka 5
Obyek penelitian dan Responden
Objek penelitian dilakukan terhadap proyek pembangunan konstruksi gedung di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat. Untuk memperoleh data yang cukup andal Pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden, dimana mereka yang secara purposif terpilih menjadi sampel penelitian. Populasi penelitian ini melibatkan owner dan konsultan supervise/kontraktor dan Sampel yang digunakan adalah responden yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah mereka yang terlibat langsung dalam proses pembangunan gedung. Sedangkan kriteria responden/ stakeholder adalah Owner sebagai Kepala Satker/ Kuasa
b.
Variabel Penelitian Ada dua variabel yang yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu : 1. variabel terikat (dependent variable) sebagai obyek pokok yang difokuskan berupa peningkatan kualitas proyek konstruksi.
2. variabel bebas (Independent variabel) berupa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas konstruksi gedung. Dari hasil studi literature dan survey kepada kepada pakar, terdapat 33 (tiga puluh tiga) Variabel dari tujuh Sumber Faktor Risiko yang akan mempengaruhi variabel terikat. 33
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
proyek konstruksi. Yaitu dengan melihat variabel X yang ada pada model persamaan yang didapat. Untuk mendapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi, maka ada sampel yang direduksi karena out layer. Pada masing-masing tahapan pembuangan sampel pada analisa regresi ini, adapun nilai tingkat kepercayaan (Adjusted R Square) yang di dapat sebagai berikut :
Pengguna Anggaran, dan Pejabat Pembuat Komitmen serta Pengendali Teknis. dan Konsultan Supervisi serta kontraktor memiliki pengalaman memimpin perusahaan jasa konstruksi. 3. Analisa Data Dari hasil output correlation angka variabel X3 dan X6 menunjukkan kuatnya korelasi antara kinerja kualitas proyek dengan tingkat pengaruh risiko karena > 0,5. Sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa semakin sering risiko tersebut terjadi akan membuat kinerja kualitas proyek konstruksi akan semakin turun. Seperti tabel dibawah ini.
Dari hasil Output Summary Hasil pembuangan tahap 21 yakni variabel 17 ternyata didapatkan nilai R2 terakhir 0.791. dengan nilai Condition Index 7,336 < 17 . Dari Tabel diatas nilai adjustedR2 dengan tingkat kepercayaan 79,10 %, dikatakan suatu persamaan dari model regresi yang terbentuk dikatakan sempurna apabila mempunyai nilai koeffisien penentu atau coefficient of determination R2=1 atau R2 ≈ 1, dengan demikian masih ada nilai koeffisien penentu 21.90 % yang belum terindentifikasi. Identifikasi variabel Penentu dengan Variabel Dummy
Tabel 3. Signifikan hubungan hasil analisa Pearson terhadap kinerja Selanjutnya dilakukan analisa factor untuk menguji apakah angka korelasi yang didapat benar-benar signifikan atau dapat digunakan untuk analisa regresi. Ternyata Dari Rotated Component Matrik mengeluarkan 2(dua) Variabel. Yang artinya Analisa faktor sudah benar. Interpretasi hasil analisa factor , Muncul 2 (dua) factor yang mempengaruhi kinerja kualitas proyek konstruksi di Kota Padang adalah sebagai berikut : - Faktor Kualitas Sumber Daya - Faktor Kualitas Pelaksanaan
Identifikasi terhadap variabel penentu lain,dengan cara menggunakan variabel dummy, dilakukan dengan memperhatikan scatter plot yang dihasilkan dari grafik model regresi . Dari input Dummy Variabel didapat nilai coefficient of determination R2 = 0,934 dan nilai Condition Index (12,276) < 17. Tabel di atas menggambarkan tingkat kepercayaan model 93,40 % dan jumlah model yang mungkin dapat dibentuk. Pada tabel nilai Collinearity indeks, yang menunjukkan bahwa model yang dibuat terdapat multicollinearity atau tidak. Dengan kata lain bahwa variabel-variabel X yang ada pada model tersebut memiliki hubungan yang kuat diantara sesama variabel X. Collinaerity indeks (CI) disyaratkan harus < 17, jika ada variabel X yang mempunyai CI > 17 maka variabel tersebut sebaiknya dihilangkan. Ada kemungkinan variabel X dengan CI > 17 tetap dipertahankan jika hubungan diantara variabel X yang terdapat dalam model tersebut lebih kecil dari nilai korelasi terkecil antara variabel Y dengan variabel X.
Analisa Regresi Untuk memprediksi nilai dari variabel terikat apakah mengalami kenaikan atau penurunan. Variabel-variabel X yang berkorelasi dimasukkan ke variabel terikat Y. Dalam analisis ini dilakukan analisis regresi tiap variabel bebas hasil analisa factor berupa nilai Adjusted R Sguare yang terbesar. Metoda analisa regresi yang dilakukan adalah metoda Stepwise. Tujuan dari analisis regresi adalah untuk mendapatkan suatu model statistik dan dapat pula digunakan sebagai mencari variabel X yang dominan yang mempengaruhi kualitas 34
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Sedangkan untuk mengetahui apakah model regresi pada penelitian sudah benar atau salah dilakukan juga uji F dan uji t. Hasil Uji F-Test Uji hipotesis yang digunakan pada tahap ini adalah menggunakan nilai F yang terbentuk seperti pada tabel berikut :
Tabel 4. Koefisien Model Sumber : Hasil olahan SPSS Dari hasil output tabel di atas maka dapat dibuat model persamaan sebagai berikut : Y = 5,658–0,70X3 – 0,330X6 – 0,393XDummy Dimana : Y = Kinerja Kualitas Proyek Konstruksi
Tabel 5. Anova Sumber : Hasil olahan SPSS Interpretasinya adalah, ada pengaruh faktor dominan terhadap kualitas proyek konstruksi. Sedangkan dari nilai Signifikansi 0,000 < 0,01 , maka model dapat diterima.
X3 = Melakukan Perubahan Spesifikasi X6= Mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi X Dummy Uji Validitas Model Statistik
Hasil Uji T-Test
Uji model dilakukan untuk meyakinkan persamaan yang terpilih. Untuk mengukur kestabilan model .
Langkah selanjutnya melakukan t- test dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan tiap variabel bebas dalam persamaan atau model regresi yang digunakan dalam memprediksi nilai kinerja Y.
Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik tidak boleh ada multikolinearitas. Uji ini dapat dapat dilihat dari nilai VIF untuk masing-masing prediktor dan dari nilai Condition Index. nilai VIF masingmasing prediktor pada tabel coeffisien < dari 10 yaitu : X3 = 1.535, X6 = 1.520 dan XDummy = 1.015.jadi terbebas dari multicollinearitas.
Tabel 6. Coeficients Sumber : Hasil olahan SPSS
Hasil Coefficient of Determination Test (Adjusted R2 test)
Analisa Nilai t : Tingkat signifikansi, α = 0,05 DF (Responden - variabel) = 51 - 3 = 48 Nilai t tabel (two tailed) = 1,68 Nilai t hitung = 39,093 Nilai signifikansi terhadap variabel = 0,000
Uji validitas untuk model statistik yang telah diperoleh, pertama dilakukan dengan menggunakan Ajusted R2 yaitu untuk menilai apakah model yang terbentuk tersebut dapat mewakili populasinya. Dimana nilai Adjusted R2 = 0,926, yang artinya variabel X3, X6 dan XDummy memberikan konstribusi tingkat kepercayaan terhadap model sudah 92,6 %.
Selanjutnya adalah menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut : Dari hasil penelitian didapatkan bahwa angka t penelitian sebesar 39,093 > t tabel sebesar 1,68. Maka H 0 ditolak dan Hi diterima. 35
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Model yang terbentuk dari hasil analisis regresi linier disimulasi dengan metode yang dikembangkan oleh monte carlo dengan bantuan perangkat lunak program Crystal Ball, Maksud simulasi dan modeling digunakan untuk mendapatkan penyelesaian masalah yang rumit bila digunakan analisa biasa.
Artinya, ada hubungan linier antara faktor dominan terhadap kualitas proyek konstruksi. Jika dilihat dari angka Beta maka variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap kualitas proyek konstruksi. Sedangkan dari nilai Signifikansi 0,000 < 0,01 , maka model dapat diterima. Hasil Uji Durbin Watson (d-test)
Hasil Analisis faktor dan regresi telah mengeluarkan model matematis yang menggambarkan hubungan antara variabel dominan terhadap kualitas proyek konstruksi. Variabel penentu yang dihasilkan, digunakan untuk melakukan simulasi dengan Crytal ball yang bertujuan untuk mengetahui probabilitas terjadinya variabel penentu dengan skala penilaian 1 sampai 5, di dalam populasinya. Proses simulasi pada penelitian ini dilakukan terhadap variabel terikat Y. dalam melakukan simulasi dengan crystal ball Data diambil dari hasil out put Cooefficients, Penyusun skenario yang mungkin terjadi seperti dibawah ini.
Uji auto korelasi dilakukan untuk mengukur ada tidaknya autokorelasi antara variabel pada sampel yang berbeda. Adapun untuk mengukur ada tidaknya autokorelasi pada variabel dalam model yang diuji digunakan batasan nilai du<2 yang menunjukkan bahwa tidak adanya autokorelasi antara variabel. Dari tabel 4.40
Tabel 7. Model Summary Sumber : Hasil olahan SPSS Karena DW terletak antara dL dan dU,Atau nilai DW 1.10<1.405<1.54 seperti pada Tabel d, maka di Interpretasikan adalah tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Uji Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini menyatakan bahwa “ Ada pengaruh yang signifikan antara kualitas proyek konstruksi dengan Pelaksanaan konstruksi ”. Berdasarkan model-model yang telah diperoleh dilakukan pengujian terhadap hipotesis tersebut , yaitu model hubungan antara faktor risiko pelaksanaan konstruksi dengan kinerja kualitas proyek konstruksi. dinyatakan berdasarkan uji model ( Uji F, t dan Durbin Wilson) yang telah dilakukan . Model ini mempunyai dua variabel bebas dengan koeffisien (-) negatif, dari model ini dapat dinyatakan bahwa : semangkin sering melakukan perubahan spesifikasi (X3) dan semangkin sering Mutu material tidak sesuai spesifikasi (X6), maka akan semangkin rendah kinerja kualitas proyek konstruksi. Simulasi Variabel dengan Crystall Ball 7.3 36
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
ISSN : 1693-752X
Gambar 4. Frequency View Sumber : Hasil olahan Crystall Ball
Gambar 4. Menunjukkan sebaran frekuensi yang mungkin terjadi pada berbagai kondisi.
Gambar 5. Commulative Frequency View Sumber : Hasil olahan Crystall Ball
Gambar 5 . Grafik commualive frequency yang digunakan untuk meramal kondisi yang tepat. Grafik ini merupakan gabungan dari frekuensi komulaif dari skenario. Tabel 8. Skenario Pada Simulasi
Setelah disimulasikan ke 33 skenario tersebut dengan software Crystal Ball maka didapatkan nilai mean terendah yaitu 2,385 dan tertinggi yaitu 3.799 dengan rata-rata nilai mean 3.016. Nilai mean rata-rata ini digunakan sebagai batas kegagalan dari proyek konstruksi tersebut. Karena penilaian semakin ke kanan kinerja semakin baik.
Dengan menyusun data yang akan diinput ke Software Crystal Ball seperti pada tabel 9.
Dari hasil out put Crystal Ball juga dihasilkan grafik sensitifity chart. Seperti gambar dibawah ini. Tabel 9. Data Input Crystal Ball Setelah nilai Define Assumtion dan jumlah nilai Forecaste Perormance telah diisi seluruhnya hasil out put seperti grafik-grafik berikut : 37
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum -
Sebelum pelaksannaan kontrak Pengguna jasa bersama-sama dengan penyedia jasa,unsur perencana dan unsur pengawas menyusun rencana pelaksanaan kontrak antara lain, Penyusunan program mutu proyek
-
Seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat dalam buku harian sebagai bahan harian dan sebagai bahan laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian yang berisi antara lain Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan
-
Contoh bahan /material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, Jika disetujui dibawa kelaboratorium yang oleh ditunjuk /direkomendasikan
Gambar 6. Grafik Sensitifity Chart Sumber : Hasil Olahan Crystal Ball Dari hasil grafiknya bahwasanya hasil sensitivity analysis yang paling tinggi adalah pada: - Skenario Y=DynX3DynX6DynXDummy. - Dimana prosentase sensitivity DynX6 = -69,1%, DynXDummy = -22,9%, DynX3 = -2,8%. - Masing-masing skenario menunjukkan nilai negatif. - Jadi Artinya bahwa kinerja Y berbanding terbalik dengan variabel X. Jadi dapat diinterpretasikan bahwa apabila semangkin besar risiko variabel: X3 ( Melakukan perubahan Spesifikasi) X6 (Mutu material tidak sesuai Spesifikasi) XDummy maka nilai kualitas pekerjaan proyek konstruksi akan semakin rendah. Dalam arti kata ketiga variabel tersebut diatas akan berdampak atau mempengaruhi dalam menurunkan kualitas proyek konstruksi.
pengguna Jasa , guna diadakan test sesuai spesifikasi karekteristik teknis/petunjuk Direksi b. X6 (Melakukan disain (redisign)
Berdasarkan analisa regresi, analisa faktor dan Crytal ball telah ditemukan variabelvariabel yang dominan yang dapat mempengaruhi kualitas proyek konstruksi bangunan gedung di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat. Dari hasil Analisis Faktor, Crytal ball faktor risiko yang paling dominan adalah X3 (Melakukan order untuk perubahan spesifikasi (Change orders) dan X6 (Melakukan perubahan terhadap disain (redisign), dimana variabel tersebut berdampak mempengaruhi kualitas proyek konstruksi. Tindakan Preventive dan Corective dari Variabel-variabel yang mempunyai bobot risiko besar menurut Crytal ball, dilakukan sebagai berikut :
1. Tindakan Preventive X3 (Melakukan order untuk perubahan spesifikasi (Change orders) 38
perubahan
terhadap
-
Sebelum Pelaksanaan fisik dimulai dalam rapat pra pelaksanaan atau Pre construction meeting (PCM) untuk visi penyelesaian pekerjaan perlu mendapatkan kesepakatan bersama sesuai yang sudah tertuang didalam dukumen kontrak
-
Material yang akan digunakan untuk konstruksi harus dimintakan persetujuan Direksi, Jika disetujui selanjutnya dibawa kelaboratorium yang telah diremondasikan oleh pengguna jasa ,untuk dilakukan test karakteristik sesuai spesifikasi teknis yang telah disetujui Direksi
-
Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Apabila diperlukan , maka dilakukan Test dilapangan maupun dilaboratorium
-
Pengawas lapangan dan konsultan pengawas harus selalu berada dilapangan dan lebih cermat dalam melaksanakan tugas.
-
Pengendalian Kepala Satuan Kerja /Kuasa, Pengguna Anggaran dan Penjabat pembuat komitmen harus efektif
4. Temuan dan Bahasan
a.
ISSN : 1693-752X
Vol.13 No.2. Agustus 2012
Jurnal Momentum
2. Tindakan Corective
a. X3 (Melakukan order untuk perubahan spesifikasi (Change orders)
-
Memerintahkan kontraktor untuk melakukan pekerjaan sesuai gambar dan spesifikasi yang ada pada kontrak
-
Dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh konsultan supervisi dan disetujui oleh wakil pengguna jasa
-
-
-
-
perubahan
X3 (Melakukan perubahan spesifikasi/ Change Orders), X6 (Mutu material tidak sesuai dengan spesifikasi.
Adapun tindakan preventive dan corrective harus dilakukan pada faktor-faktor risiko pembangunan konstruksi terhadap kualitas proyek konstruksi gedung di Kota Padang propinsi Sumatera Barat, DAFTAR PUSTAKA
Mutual check dilakukan bersama-sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan /gambarterpasang(as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya
b. X6 (Melakukan disain (redisign)
ISSN : 1693-752X
Heinz Frick (1993), Ilmu konstruksi Bangunan, (Yokyakarta: Kanisius, 1993) Akhmad Muktaf,(2008). Manajemen Risiko Bencana Gempa Bumi (Studi kasus gempa Bumi Yokya karta 27 mei 2006). James Lewis (2003.TheAustralian journal of emergency Management Vol 18 2003. Nattapsung Reejindra,Stephen, ”Proyek Stakeholder management Contractor” Jurnal EMAS FT UKI, Thn XII No 30 .2002 Imam Suharto, Manajemen Proyek, Dari Konseptual sampai Operasional Jilid 2 (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2001), Asiyanto, Construction Project Cost Mana gement, (Jakarta : Pradnya 2005). Ahmad Waryanto,. (1998), Construction Planning and Scheduling. Program Pascasarjana-Bidang Ilmu Teknik Sipil, Universitas Indonesia. Yul Achar Alfa, Manajemen Proyek. (Jakarta : FT-UMJ, 1993). Abrar Husen, Manajemen proyek, perencanaan, penjadwalan & pengendalian proyek (Yogyakarta : Penerbit Andi ). Graham M. Winch, & John Kelsey, “What do construction project plannersdo?,2005 . Bramantyo Djohanputro,PH.D,Manajemen Risiko Korporat, Jakarta Penerbit PPM, Steven Lavender. Management for The Construction Indusrry, Longman, Malaysia. 1996,p.235 Shelia B.Reed, InterWork,Pengantar tentang bahaya. UNDP 1995 Robert K. Yin, Studi Kasus Disain dan Metode, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005)
terhadap
Memerintahkan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada pada kontrak pekerjaan Pekerjaan diperiksa (Cek),Apabila masih dibatas toleransi dilakukan pengurangan biaya, Jika tidak pekerjaan tersebut dibongkar dan diganti dengan pekerjaan yang baru Pengguna jasa memberikan teguran 1,2 dan 3 kepada kontraktor
5. Kesimpulan Sesuai dengan uraian dan penjelasan tersebut diatas dengan, analisa Korelasi, faktor, dan Regresi serta simulasi MonteCarlo, hasilnya saling mendukung dan tidak ada perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan factor Kualitas Sumber daya dan faktor kualitas pelaksanaan merupakan factor risiko konstruksi gedung yang paling signifikan berdampak mempengaruhin kinerja kualitas proyek konstruksi pembangunan gedung di Kota Padang Sumatera Barat dengan variabelnya adalah:
39