MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR Oleh: Jean S. P. Langi1, Alvin J. Tinangon2 (1Mahasiswa Prodi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi) (2Staf Pengajar Prodi Arsitektur. Fakultas Teknik, Universitas Sam Ratulangi)
ABSTRAK Paper ini merupakan buah pikir dalam menanggapi pesatnya perkembangan Arsitektur serta fenomena-fenomena yang muncul di dunia Arsitektur; dengan tujuan untuk dapat membuka wawasan serta membawa pemahaman yang hakiki terhadap Arsitektur serta mengetahui bagaimana seharusnya kita ber-Arsitektur. Penulisan ini membahas tentang 9 atmosfir desain arsitektur dari Peter Zumthor, yakni: The Body of Architecture, Material Compatibility, The Sound of a Space, The Temperature of Space, Surrounding Objects, Tension Between Interior and Exterior, Levels of Intimacy, dan Light on Things. Kesembilan aspek desain ini merupakan parameter yang digunakan Peter Zumthor dalam mendesain ruang dan bangunan arsitektural. Metode yang digunakan dalam mengkaji penulisan ini adalah dengan mengambil 3 objek arsitektural karya Peter Zumthor, kemudian dianalisis keterkaitannya dengan kesembilan atmosfir desain. Hasil dari pembahasan kemudian dijabarkan dalam suatu strategi implementasi tematik dimana kesembilan atmosfir desain tersebut diimplementasikan pada elemen–elemen yang ada pada konsep desain arsitektur. Kata kunci: Peter Zumthor, atmosfir desain, implementasi tematik
Feminisme,
PENDAHULUAN Arsitektur
Kontemporer,
dan
sedang
yang
begitu
Karya–karya Arsitektural yang ada
pesat, seiring dengan perkembangan zaman
sekarang, jika ditinjau dari bentuk dan
dunia.
ukuran,
mengalami
telah
Arsitektur
perkembangan
Gejala
munculnya
tersebut
berbagai
terlihat
berkompetisi
untuk
melahirkan
dalam
sesuatu yang megah, unik, atau lain dari
Arsitektur, perkembangan dalam segi teori
yang lain. Menanggapi fenomena-fenomena
desain,
tersebut,
timbul
Apakah
bangunan–bangunan
adanya
menciptakan Arsitektural,
inovasi
dari
Dekonstruksi, bahkan Hybrid Architecture.
perlombaan
dalam
‘bentukan-bentukan’ termasuk
di
beberapa
pertanyaan: tersebut
dalamnya
memiliki substansi yang kuat atau tidak?
kelahiran berbagai gerakan atau manifestasi
Sejauh mana pengaruh bangunan–bangunan
dalam arsitektur seperti Green Architecture,
tersebut terhadap manusia? Serta, metode
Hi-Technology
apa
Architecture,
Arsitektur
yang
digunakan
dalam
proses
perancangan bangunan–bangunan tersebut? ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
1
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut
atau prinsip yang digunakan sang arsitek
diatas melahirkan suatu permasalahan baru:
dalam proses desain arsitektur; serta untuk
Bagaimana
bangunan–
memperoleh pemahaman terhadap esensi
bangunan tersebut jika dibandingkan dengan
yang dikandung ‘Arsitektur’ lewat atmosfir
bangunan–bangunan
arsitektural
tertentu
desain dari Peter Zumthor.
yang
sederhana,
namun
Lebih jauh lagi, penulisan ini
pemikiran–
diharapkan dapat memberikan pemahaman
karakter
kelihatan
mengandung
dari
konteks
serta
pemikiran yang begitu mendasar sehingga
atau
menjadi
mendalam tentang bagaimana seharusnya
penyebab
hadirnya
bangunan–
menghasilkan
perlakuan
bangunan tersebut. Peter Zumthor dalam berdesain
kita
buah
terhadap
pikir ‘bentuk’
yang dan
‘ruang’, sehingga kita bisa menciptakan
memiliki konteks yang hakiki yakni terlebih
suatu
rancangan
Arsitektural
yang
dahulu mempertimbangkan serta meninjau
merupakan output dari ‘kepekaan’ kita
‘hal–hal yang tidak terlihat’ (pengalaman
terhadap apa yang menjadi kebutuhan dari
sensori) untuk bisa menciptakan ‘hal yang
rancangan Arsitektural itu sendiri.
terlihat’ (bangunan) yang berkualitas dan memiliki daya tarik tersendiri. Apa yang
PEMBAHASAN
menjadi pemahamannya dalam berarsitektur
A. BIOGRAFI PETER ZUMTHOR
adalah;
Arsitektur
pada
Peter Zumthor lahir di Basel, Swiss
sesuatu yang kasat mata, tetapi juga pada
pada tanggal 26 April 1943. Ia menempuh
‘sense & presence’ – bagaimana kehadiran
pendidikan
dari
Kunstgewebeschule
suatu
tidak
terbatas
bangunan
arsitektural
mempengaruhi siapa saja yang melihat, menikmati,
atau
terlibat
dengannya
–
Karya–karya
Basel;
1963
di
kemudian
Institute New York tahun 1966. Dalam karirnya sebagai arsitek, Peter
Zumthor
menerima
sejumlah
Zumthor
penghargaan, yaitu: Honorary Member of
mengenai
the Bund Deutscher Architekten (BDA)
kepekaan dalam ber-Arsitektur. Kepekaan
(1966), Carlsberg Architecture Prize (1998),
ini tertuang dalam 9 aspek yang senantiasa
Mies van der Rohe Award for European
diperhatikan dalam proses desain ruang dan
Architecture (1999), Praemium Imperiale
bangunan, yang dijadikan parameter dalam
(2008), dan Pritzker Prize (2009).
mengandung
Peter
tahun
melanjutkan studi arsitekturnya di Pratt
sederhana dalam bentuk namun memiliki ‘substansi’ yang kuat.
arsitektur
unsur–unsur
penciptaan atmosfir desain pada karya– karya arsitekturalnya.
Beberapa karya arsitektural Peter Zumthor
yang
terkenal
di
antaranya:
Kondisi dan permasalahan di atas
Thermal Bath Vals, Swiss (1966); Kunsthaus
yang selanjutnya menjadi motivasi utama
Bregenz, Austria (1997); Swiss Pavilion
dalam penulisan ini yaitu membuat suatu
Expo,
pembahasan tentang atmosfir desain Peter
Kolumba, Cologne (2007); dan Saint Bruder
Zumthor; hal–hal yang menjadi pegangan
Klaus Field Chapel, Germany (2007).
2
Hannover
(2000);
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Art
Museum
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
dengan bentuk dan permukaan ruang B. ATMOSFIR
DESAIN
PETER
(penggunaan material)
ZUMTHOR Dalam setiap proses desain, Peter Zumthor
selalu
menitikberatkan
4. The Temperature of Space
atau
Temperatur terbagi dua, temperatur fisik
menggunakan pendekatan secara kasat mata,
dan temperatur psikis. Temperatur fisik
yakni ‘pengalaman sensori’ terhadap setiap
dipengaruhi oleh material yang dipakai
objek arsitektural rancangannya. Pendekatan
oleh
tersebut
Temperatur
mewujud
menjadi
atmosfir
bangunan.
Sedangkan
psikis
untuk
lebih
kepada
desainnya yang kemudian dijabarkan dalam
bagaimana keadaan dan suasana dari
9 aspek desain, yaitu:
suatu ruang berpengaruh terhadap ‘mood
1. The Body of Architecture
& feeling’ dari orang–orang yang ada di
Sama halnya dengan manusia, Arsitektur
dalamnya.
juga memiliki tubuh. Anatomi tubuh arsitektur meliputi ‘kulit dan organ
5. Surrounding Objects
tubuh’ (bagian yang terlihat) dan ‘sistem
Aspek ini mengenai apa saja yang ada di
anatomi sel-sel di dalam tubuh’ (tidak
sekeliling
terlihat).
manusia, benda apapun – yang dapat
bangunan
membangkitkan
Peter
suasana,
ruang
-
imajinasi,
keindahan, atau ketertarikan.
2. Material Compatibility Menurut
atau
Zumthor,
dalam
mendesain kita harus memiliki kepekaan
6. Between Composure and Seduction
yang luar biasa terhadap material yang
Kehadiran bentuk, ruang, atau apapun
akan
dari
digunakan.
Setiap
memiliki
keunikan
Material
memiliki
material
masing-masing. sifat
yang
suatu
bangunan
memiliki
‘pergerakan’, ‘alur’, ‘urut-urutan’, yang juga secara alami bersifat ‘menuntun’,
‘berkelanjutan’, fleksibel - tak ada
‘menstimulasi’,
batasan
‘relaksasi’ sehingga setiap orang yang
dalam
mengelola
dan
dan
memberikan
menggunakannya. Jika dua material yang
berinteraksi dengan bangunan
berbeda
dikolaborasikan,
titik
merasa tenang dan bebas – dapat
tertentu
mereka
belakang,
dikatakan ruang & bangunan menjadi
bertolak
pada
namun di satu titik mereka saling
dapat
pengarah perilaku.
menunjang. 7. Tension Between Interior & Exterior Ruang dalam dan ruang luar, walaupun
3. The Sound of a Space Suatu bangunan memiliki ‘nada’ dan
dari segi bentuk, sifat, dan fungsi
‘irama’
berbeda,
dalam
tiap–tiap
ruangnya.
tetapi
saling
terhadap
mengikat.
Interior menjadi alat atau instrument
Perlakuan
pembentuk suara. Hal ini berkaitan
menentukan karakter dari bangunan.
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
keduanya
3
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Sebagai contoh bukaan–bukaan yang
a. Kolumba Museum, Cologne – Germany
dibuat mempengaruhi fasade bangunan,
(Kombinasi antara bangunan museum
dan
dan gereja Gothik tua)
secara
tidak
mempresentasikan
langsung
karakter
dari
bangunan.
1) The Body of Architecture Bangunan ini merupakan kombinasi dari bangunan lama, gereja Gothik tua, dan bangunan
8. Levels of Intimacy
baru
yaitu
museum
–
Hal ini berkaitan dengan skala, ukuran,
keduanya menciptakan suatu sistem yang
dan dimensi dari bentuk, ruang, dan
tidak terlihat secara langsung yang
bukaan pada bangunan. hal-hal tersebut
memberikan makna kuat pada bangunan
menjadi faktor hadirnya sequences pada
yang baru (museum) yaitu nilai sakral
bangunan sehingga bangunan seolah-
dan nilai monumental.
olah memiliki ‘alur cerita’ – membawa pengaruh terhadap ‘mood & feeling’ seseorang
yang
berinteraksi
dengan
bangunan tersebut.
2) Material Compatibility Museum ini merupakan gabungan dari bangunan museum (bangunan lama) dan bangunan gereja Gothik (bangunan tua). Pada saat Perang Dunia II gereja ini
9. The Light on Things Bangunan
dianggap
sebuah
dirobohkan,
‘massa murni bayangan’ yang kemudian
keseluruhan.
dilubangi dengan (diberikan) cahaya.
menggunakan bata merah dan batu
Cahaya yang dimaksud adalah cahaya
dipadankan dengan bangunan baru yang
alami dan cahaya artifisial (buatan).
menggunakan
Dalam
(fabrikasi)
penggunaan
sebagai
material
yang
namun
tidak
Bangunan
bata
dan
lama
abu–abu
plaster
secara
tanah
terang liat.
nantinya akan merefleksikan cahaya
Bangunan lama tidak dirombak, tetap
alami, ataupun dalam membuat bukaan
dipertahankan
dan menggunakan cahaya buatan, yang
keadaan sebenarnya. Interior memakai
pertama diperhatikan adalah bagaimana
material solid.
dan
dibiarkan
seperti
jatuhnya cahaya, serta posisi dan bentuk bayangan
nantinya
–
sehingga
3) Temperature of Space
memberikan efek tersendiri dan juga
Penggunaan material pada ruang–ruang
mempengaruhi
bervariasi, sesuai jenis ruang itu sendiri
kualitas
spiritual
bangunan.
dengan
pertimbangan
menghasilkan C. IDENTIFIKASI DESAIN
DALAM
ATMOSFIR
kebutuhan
PRESEDEN
ekskavakasi
ARSITEKTUR PETER ZUMTHOR
bagaimana
temperatur
tiap–tiap (sirkulasi)
sesuai
ruang.
Ruang
dan
ruang
eksibisi memakai material dinding bata solid yang menjadi ‘buffer’ terhadap suhu. Ruang baca memakai material
4
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
kayu untuk menghasilkan suasana yang
menghabiskan waktu yang relatif lama di
hangat
dalam ruangan ini.
dan
nyaman;
pertimbangan
bahwa
dengan
orang–orang
Gambar 1. Fasade museum Sumber: www.archdaily.com
Gambar 2. Interior museum Sumber: www.archdaily.com
4) Surrounding Objects
Gambar 3. Courtyard Sumber: www.archdaily.com
7) Levels of Intimacy
Dinding dan struktur bangunan tua
Hubungan
(gereja)
tidak
antar
ruang–ruang
pada
dibongkar
melainkan
museum ini merupakan satu kesatuan
sebagai
ornament
‘alur cerita’; ruang entrance menjadi
dialih-fungsikan
interior. Selanjutnya untuk courtyard;
‘awal
cerita’,
ruang luar dan pohon–pohon eksisting
(sirkulasi)
dibiarkan tetap ada sehingga menunjang
pengunjung yang mengantarkan pada
suasana dari museum.
ruang-ruang lain yang hadir sebagai ‘klimaks’
5) Between Composure & Seduction dan
ruang
sebagai
dan
ekskavakasi
penuntun
‘anti-klimaks’
bagi
dari
bangunan tersebut.
Light of Things Beberapa
bagian
dalam
bangunan,
8) Light on Things
sebagai contoh adalah ruang sirkulasi,
Tidak banyak bukaan dibuat untuk
dibuat ‘mengalir’, ‘diarahkan’ dengan
masuknya cahaya alami, hanya beberapa
bantuan cahaya buatan dan cahaya alami.
bagian dari ‘tubuh bangunan’ yang diberi rongga/dilubangi
6) Light on Things dan Levels of Intimacy Beberapa
ruangan
bukaan–bukaan
sengaja
sehingga
diberi
mendapat
untuk
masuknya
cahaya alami. Untuk bukaan lainnya diberi material berupa kaca dengan ukuran yang relatif besar.
cahaya alami; ruangan–ruangan tersebut memang
memerlukan
cahaya
9) Tension Between Interior & Exterior
alami/didramatisir sehingga bayangan
Pada eksterior bangunan, fasade tidak
yang
secara langsung menunjukkan jumlah
jatuh
ruangan.
mempengaruhi
suasana
lantai
dari
bangunan.
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Fasade
flat,
5
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
bangunan terlihat lebih kecil dari ukuran
terkandung dalam bangunan ini sebagai
sebenarnya.
suatu ‘sistem anatomi/penghubung selsel’ yang terbentuk dalam bangunan
10) The Sound of a Space Interior dari ruang eksibisi yang satu
2) Material Compatibility
dengan yang lain dihubungkan oleh
Dinding luar dan batang–batang pohon
sirkulasi berupa rongga, yakni koridor.
yang ada di bagian dalam bangunan
Suara yang ‘tenang’ antar ruang terjaga
merupakan dua jenis material yang
karena adanya sirkulasi tersebut.
bertolak belakang karakter dan sifatnya masing–masing
b. Bruder
Klaus
Chapel,
Germany
(Tempat meditasi dan sculpture)
namun
berhasil
dikolaborasikan menjadi bangunan yang dilihat dari luar merupakan fasade yang
1) The Body of Architecture
massive namun saat berada di dalamnya
Fasade bangunan ini berupa dinding/slab
suasana
konkrit yang menerus, diartikan sebagai
nyaman. Warna fasade yang calm (warna
‘kulit’ bangunan, batang–batang pohon
cream) seakan mengajak orang untuk
yang tersusun di dalamnya sebagai
masuk ke dalam bangunan.
‘organ
bangunan’,
monumental
dan
nilai
serta
nilai
sakral
yang
Gambar 1. Eksterior chapel Sumber: www.architizer.com
Gambar 2. Interior chapel Sumber: www.architizer.com
menjadi
‘sacred’,
tenang,
Gambar 3. Atap chapel Sumber: www.architizer.com
3) Light on Things Cahaya yang ada hanyalah cahaya alami
4) Temperature of Space
datang dari atas/lubang atap bangunan
Temperatur
ruangan
tercipta
dari
(yang sengaja dilubangi) dan dari pintu
kombinasi material lantai (frozen molten
(jika dibuka), tidak ada satupun cahaya
lead) dan lubang pada atap.
buatan. Pencahayaan disesuaikan dengan konteks bangunan yakni untuk meditasi.
6
5) Surrounding Objects
Cahaya alami juga masuk dari lubang–
Objek–objek yang ada di sekeliling
lubang kecil yang sengaja dibuat pada
bangunan, yakni rumput dan ladang
bagian–bagian tertentu dinding.
gandum, memberikan suasana tenang
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
yang mendukung bangunan ini sebagai tempat
unuk
orang–orang
berdoa,
meditasi, serta kegiatan spiritual lainnya.
c. Thermal
Bath
Vals,
Switzerland
(Tempat pemandian air panas dan spa) 1) The Body of Architecture
6) Levels of Intimacy
Ruangan-ruangan dalam bangunan ini
Bangunan ini memiliki ‘sense’ yang
dominan dengan bentuk kotak dan
mendukung
kegiatan
merupakan ‘organ-organ’ dari bangunan
spiritual ditinjau dari tinggi bangunan, 12
sedangkan susunan ruang-ruang tersebut
meter, dan hanya terdiri dari 1 lantai
membentuk suatu ‘sistem organ’ –
namun
meditasi
dan
bukaan/lubang
pada
atap
keterikatan dan hubungan yang erat dari
luar)
ruangan-ruangan dalam bangunan – tidak kelihatan namun hanya dapat dirasakan.
(menerus,
menembus
bagian
membuat
orang-orang
yang
datang
namun
tenang,
merasa
terkungkung
dekat dengan Tuhan.
Gambar 1. Eksterior bangunan Sumber: www.issuu.com
Gambar 2. Interior bangunan Sumber: www.issuu.com
2) Surrounding Objects Bangunan
berpapasan dengan air pada kolam
terintegrasi
alam/lingkungan
Gambar 3. Fasade Sumber: www.issuu.com
di
dengan
(gelombang air) menghasilkan efek suara
sekelilingnya
(echo suara air) yang membangkitkan
sehingga sebagian lansekap/rerumputan
rasa tenang dan relax.
menjadi material atap (green roof) 4) Light on Things dan Tension Between 3) The Sound of a Space dan Material
Interior & Exterior
Compatibility
Bukaan pada beberapa bagian bangunan,
Bangunan ini dirancang sebagai tempat
antara atap dan dinding, menghantarkan
yang
cahaya
bersifat
Penggunaan
tenang/menenangkan.
material
pada
interior
alami,
pemandian
terrefleksi
sehingga
di
kolam
menciptakan
spa/pemandian ini, yakni bebatuan yang
permainan bayangan, selain itu bukaan–
disusun
bukaan yang ada menjadi semacam
secara
berlapis–lapis
saat
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
7
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
penghubung antara ruang dalam (kolam
mengeksplorasi
pemandian) dan ruang luar (pegunungan
bangunan ini.
ruang–ruang
pada
Swiss Alps) yang memiliki lansekap indah, menciptakan suasana betah dan menyatu dengan alam.
7) Material Compatibility Material
yang
umumnya
digunakan
adalah bebatuan setempat, dinding beton, 5) Temperature of a Space, Light on
yang disusun secara berlapis–lapis dan
Things, dan Material Compatibility
dikombinasikan dengan material kayu
Cahaya artificial (lampu neon) pada
dan metal pada ruang–ruang tertentu.
interior digabungkan dengan material dinding beton & batu yang terintegrasi dengan
air
pada
tiap–tiap
kolam
D. STRATEGI IMPLEMENTASI ISSUE TEMATIK
pemandian memunculkan pengalaman dan suasana yang hangat, baik yang
Setelah
dirasakan secara langsung oleh tubuh
atmosfir
desain
ataupun pikiran.
menganalisis
membahas Peter
kesembilan
Zumthor
keterkaitannya
dan
dengan
preseden arsitektur, maka didapat suatu 6) Between Composure & Seduction dan
8
gagasan
lanjutan
Light on Things
mengimplementasikan
Cahaya–cahaya alami maupun buatan
desain tersebut pada elemen-elemen desain
pada interior dan ruang–ruang (ruang
arsitektur seperti; site development, gubahan
ganti, ruang sirkulasi, kolam pemandian,
bentuk, pola penataan ruang dalam, struktur
spa) menciptakan suatu sekuens/urut-
dan utilitas, serta ruang luar. Strategi
urutan yang mengarahkan pengunjung
implementasi tema dapat dilihat pada Tabel.
sehingga
1 dan Tabel. 2.
mereka
tertarik
untuk
sembilan
yaitu
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
atmosfir
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Tabel. 1 Strategi Implementasi Tematik Parameter: Site Development, Gubahan Bentuk, Penataan Ruang Dalam
Elemen Konsep Desain Arsitektur Parameter Desain
Site Development
Gubahan Bentuk
Komposisi
P.Zumthor Sirkulasi
Bangunan
Bentuk & Fungsinya
Bentuk & Sifatnya
/ Blok Massa Dalam pengolahan site, sirkulasi antar massa bangunan The Body of
(objek massa
Architecture
majemuk) diciptakan menjadi satu sistem (ada entrance dan exit)
Penataan Ruang Dalam Organisasi/ Hubungan Ruang
Fungsi Ruang
Bentuk bangunan Zonasi massa
gabungan silinder &
Bangunan besar dengan
bangunan/blok plan
kotak untuk
atap dome, cth. stadion
menjadi suatu
menampung banyak
sepak bola, bersifat
kesatuan kompleks
orang, serta menjadi
merangkum aktifitas dalam
massa (badan)
pusat aktifitas/poros
satu wadah
Sistem pembagian ruang publik, semi publik, privat, semi privat, dan servis.
Ruang tertentu menjadi ruang utama, tergantung dari fungsi ruang tersebut terhadap bangunan
bangunan
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
9
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Penggunaan lebih Material
dari satu material
Compatibility
berbeda pada
Belum ditemukan
sirkulasi tapak
Penggunaan bangun
Hubungan antar ruang
persegi dengan material
yang masih dalam satu
Penggunaan material
Penggunaan bangun
transparan (kaca)
lingkup
dengan tekstur kasar
persegi dengan material
menunjukkan sifat &
aktivitas/kegiatan
pada lantai koridor,
transparan (kaca)
aktivitas bangunan
menggunakan material
berbeda dengan
menunjukkan fungsi
dibandingkan dengan
yang sama sedangkan
material tekstur licin
bangunan
material solid/massif yang
untuk ruang yang lain
pada lantai ruang baca
tidak menunjukkan sifat
material yang
dan ruang lainnya.
dan aktivitas bangunan
digunakan berbeda Ruang display/galeri menghasilkan suara
Blok – blok massa
The Sound of Space
Belum ditemukan
di atur sesuai
Bentuk persegi panjang
kondisi site; blok
yang dominan arah
massa tertentu dapat menjadi ‘pemantul’ suara untuk blok
Bentuk atap kubah/dome pada gereja
massa lainnya
horizontal/pola linear – suara yang menerus, beda dengan bentuk tabung dominan arah vertikal
Koridor–koridor dan
sesuai aktivitas di
hall, suara dari hall
dalamnya – berkaitan
yang lebih bising
dengan material yang
terfilter oleh bentuk
digunakan dalam ruang.
koridor sehingga suara Cth: ruang latihan tari bising bisa teredam
dengan material lantai
sebagian tidak sampai
kayu – suara yang
ke ruang yang butuh
dihasilkan saat ada
ketenangan
interaksi dengan pemakai ruang berbeda dengan ruang galeri
10
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Penggunaan kaca / Sirkulasi penghubung (jika ada) pada site menggunakan The Temperature of a Space
material – material tertentu yang bisa mendramatisir temperatur secara psikis
material transparan Blok-blok massa kluster memiliki temperatur fisik dan psikis yang berbeda dengan blok massa pola radial
Bentuk bangunan balok
untuk atribut tembus
dengan atap
cahaya alami memberi
lengkung/semi kubah,
kesan ‘menyejukkan’,
langit-langit tinggi,
Belum ditemukan
Belum ditemukan
sangat berbeda jika
menampung banyak
dibandingkan dengan
orang – temperatur
penggunaan dinding
psikis ruang: ramai
beton solid yang membawa kesan ‘dingin’
Penataan blok Objek-objek eksisting yang Surrounding Objects
permanen, mempengaruhi sirkulasi
massa, penentuan sumbu dan orientasi bangunan dipengaruhi juga
Belum ditemukan
Belum ditemukan
Belum ditemukan
Belum ditemukan
oleh objek-objek eksisting yang permanen
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
11
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Pola sirkulasi memiliki sekuens (urut-urutan) atau alur dari awal, klimaks, sampai pada anti – klimaks: Between Composure & Seduction
contoh penerapan pada entrance dan outrance
-
Penciptaan serial vision pada sirkulasi serta adanya entrance
Blok-blok massa
Pada susunan ruang-
Menempatkan ruang-
yang tersusun pada
ruang bentuk
ruang yang memiliki
pola kurva linear
persegi/persegi panjang
fungsi yang
yang dibuat lewat grid
sama/berhubungan
modular dan pola kurva
secara berdekatan
penciptaan alur
linear dapat diciptakan
dengan koridor atau
cerita pada
alur/urut-urutan secara
selasar sebagai
bangunan
horizontal atau vertikal
konektor
dapat mempengaruhi
Belum ditemukan
dan outrance/exit yang jelas pada alur sirkulasi
12
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Belum ditemukan
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Bentuk luar pada bangunan menunjukkan Bentuk melengkung yang Sirkulasi yang ada pada Pengolahan site dan Tension Between
pola sirkulasi yang
Interior & Exterior
mempengaruhi letak
Belum ditemukan
entrance bangunan
fungsi dari bangunan:
memiliki sifat dinamis
ruang dalam dan
penggunaan bentuk
pada eksterior bangunan
menembus sampai
kotak/persegi panjang
pusat seni atau teater
ruang luar (Lorong,
dengan bukaan yang seragam untuk
Belum ditemukan
mengekpresikan aktivitas jembatan penghubung, dalam bangunan
selasar)
bangunan perkantoran Plaza terbuka antara dua ruang - sebagai ruang peralihan,
Bentuk bangunan atau
koridor-koridor dan
ruangan lingkaran:
selasar menciptakan
berfungsi menampung Levels of Intimacy
Belum ditemukan
Belum ditemukan
banyak orang dengan satu jenis aktifitas – levels of intimacy yang rendah namun terpusat
Belum ditemukan
variasi levels of intimacy dari bangunan serta mendunkung adanya sekuens dalam bangunan (awal – klimaks –anti klimaks ruang)
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Ukuran tinggi suatu ruangan dengan fungsi privat memiliki levels of intimacy berbeda dengan tinggi ruangan dengan fungsi publik yang didukung dengan pencahayaan yang berbeda – contohnya: ruang doa/pengakuan dosa di gereja katolik
13
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Objek bangunan/massa yang majemuk:
Sifat bentuk prisma yang
untuk memperoleh Pencahayaan pada sirkulasi tertentu memperoleh cahaya The Light on Things
alami sedangkan sirkulasi yang lain hanya mengandalkan cahaya artifisial
memiliki tiga sudut
cahaya, blok massa diatur: penempatan massa berlantai banyak di belakang massa yang
Belum ditemukan
berlantai sedikit atau massa yang lebih membutuhkan banyak cahaya alami disesuaikan dengan orientasi matahari
14
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
(berbeda ataupun sama),
Ruang-ruang dengan
digabungkan dengan
fungsi yang sama –
bentuk kubus, kemudian
perlakuan yang
diberi bukaan pada sudut-
Belum ditemukan
diberikan berhubungan
sudut tertentu, cahaya akan
dengan cahaya pun
menembus dan
sama (baik cahaya
menciptakan pembayangan
alami atau buatan)
dari kombinasi bentuk tersebut
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Tabel. 2 Strategi Implementasi Tematik Parameter: Struktur & Konstruksi, Selubung Bangunan, Ruang Luar
Elemen Konsep Desain Arsitektur Parameter Desain P. Zumthor
Struktur & Utilitas Struktur
Konstruksi
Selubung Bangunan Tekstur & Warna
Ruang Luar
Solid, Void,
Hubungan antara ruang
Ruang terbuka hijau dan
Transparan
dalam & ruang luar
komponennya Vegetasi (pepohonan) pada
The Body of
Struktur bangunan
Architecture
diekspos
Konstruksi
Tekstur dan warna tertentu
bangunan
yang menjadi tekstur kulit
diekspos
luar bangunan
ruang luar menjadi ‘kulit Belum ditemukan
Belum ditemukan
bangunan’ (penutup kompleks massa) sehingga akses visual dari luar bangunan terhalang
Penggunaan warna
Material Compatibility
Penggunaan dinding kayu dan dinding beton
Penggabungan konstruksi baja dan konstruksi bata
terang/gelap dan tekstur kasar/halus (berkaitan dengan material yang dipakai) dipadukan pada fasade bangunan untuk memberikan kesan tertentu
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Material kaca (atribut tembus
Ada courtyard, teras atau
cahaya/transparan)
amphiteater dengan
Material dinding massif
material solid, tekstur
Rongga bukaan pada
kasar
bangunan
pengadaan gazebo yang menggunakan material kayu. Perkerasan pada sirkulasi tapak memakai material paving stone dan batu alam
15
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Dindin ruang/ studio musik The Sound of a Space
dilapisi material-material Belum ditemukan
Belum ditemukan
tambahan seperti karpet/tatakan telur untuk soundproofing
The Temperature of Belum ditemukan Belum ditemukan a Space
Surrounding Objects
16
Belum ditemukan Belum ditemukan
Pengadaan pepohonan rimbun
Fasade: berongga,
dan kolam dapat mendukung
ataupun massive/solid serta tekstur/permukaan fasade bisa menjadi
kehadiran suara ruang. Belum ditemukan
Gemercik air dan dedaunan/dahan pohon yang
‘penghantar’ atau
tertiup angin menambah
‘penghasil’ suara
kualitas ruang luar
Pada bangunan/ruang
Kehangatan dan kenyamanan
digunakan warna terang
ruang luar juga dipengaruhi
untuk memberi kesan ceria
oleh ada tidaknya ruang
dan nyaman, sedangkan
hijau/pepohonan atau vegetasi.
warna gelap membawa kesan
Tidak adanya
dingin/tidak ramah, misterius.
Belum ditemukan
Belum ditemukan
pepohonan/vegetasi/kolam akan memberi kesan ‘gersang’
Tekstur licin pada kayu
dan kaku pada ruang luar jika
membawa temperature
dibandingkan dengan adanya
‘hangat’ dibandingkan
pohon dan vegetasi yang
dinding beton tanpa
memberikan kesan bersahabat
finishing.
dan nyaman pada ruang luar
Belum ditemukan
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Belum ditemukan
Adanya gazebo,
Taman atau vegetasi eksisting
kolam/pond, atau patio ditata ulang/ditambah vegetasi
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Penggunaan tekstur dan warna yang sama pada beberapa ruangan yang memiliki fungsi sejenis.
Between Composure &
Belum ditemukan Belum ditemukan
Seduction
Tekstur dan warna juga berpengaruh sebagai pengarah dalam menjelajahi ruang-ruang bangunan
Void/bukaan pada
Kolam, taman dalam
untuk mendukung
rumah/bangunan menjadi
serial vision dalam/luar
bagian dari sekuens
bangunan atau sebagai
ruang/alur ruang dalam
pengalih pandangan
bangunan
Sedikit bukaan,
Ruang makan pada
penggunaan kaca yang
rumah tinggal yang
minim pada bangunan
dibuat bersebelahan/
tertentu – tidak ingin
tersambung (tidak ada
aktivitas didalam
batasan fisik) dengan
Pengaturan komponen ruang luar (vegetasi, dsb.) yang menentukan pola sirkulasi ruang luar (landscaping)
(tekstur dan warna pada sirkulasi)
Tension Between Interior & Exterior
Jenis struktur
Konstruksi
yang dipakai,
bangunan yang
Warna dan tekstur fasade
kemudian
kemudian
merepresentasikan karakter
diekspos
diekspos
dan aktivitas dalam
memberikan
memberikan
bangunan, contohnya
pemaknaan
pemaknaan
kombinasi warna ceria,
tersendiri terhadap tersendiri terhadap karakter dari
karakter dari
bangunan
bangunan
colorful pada bangunan taman kanak-kanak
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
bangunan terekspos ke taman/patio – letak kedua luar - menunjukkan
ruang berbeda namun
karakter bangunan,
suasana dan fungsinya
contohnya bangunan
merupakan kombinasi
pabrik.
yang nyaman
Belum ditemukan
17
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
Ukuran bukaan/rongga pada fasade: skala besar Levels of Intimacy
– levels of intimacy Belum ditemukan Belum ditemukan
Belum ditemukan
berkurang (rendah)
Belum ditemukan
Belum ditemukan
sedangkan dalam skala kecil levels of intimacy bertambah Komposisi pada fasade bangunan, bagian Tangga atau ram Struktur yang diekspos ketika terkena cahaya
The Light on
alami/buatan
Things
menghasilkan pembayangan yang bagus/dramatis
yang dibuat menembus – menghubungkan beberapa lantai – cahaya yang masuk melaluinya dan pembayangan yang tercipta memberikan
tertentu yang Penggunaan warna terang pada ruang atau bangunan dan pencahayaan yang diterapkan (buatan/alami) memberi kesan berbeda. Contohnya warna lembut pada teras dan lampu taman memberikan kesan ramah
kesan dramatis
membutuhkan bukaan/void dilubangi sedemikian rupa dengan mempertimbangkan bagaimana bayangan akan jatuh nantinya. Material mengkilap/glossy dan kaca untuk merefleksikan atau meneruskan cahaya
18
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
Teras taman dalam bangunan membagikan cahaya matahari kepada ruang–ruang yang berkumpul di sekelilingnya
Belum ditemukan
MEDIA MATRASAIN VOL 9 NO 2 AGUSTUS 2012
-
KESIMPULAN Kajian sembilan atmosfir desain Peter Zumthor menghasilkan kesimpulan dalam
bentuk
bagaimana
satu
buah
‘kepekaan’
pikir
menjadi
ditemukan -
yaitu bahan
Aspek-aspek implementatif yang belum
Kesembilan atmosfir desain dikaji secara spesifik dan mendalam
-
Mengkaji atmosfir-atmosfir desain dalam
pertimbangan yang krusial dalam setiap
konteks satu tipologi tertentu, misalnya
proses desain arsitektur dan kegiatan ber-
dalam tipologi fungsi objek seperti:
Arsitektur.
rumah ibadah, bangunan pendidikan,
Dalam
pengkajian
terhadap
bangunan perdagangan dan jasa.
keterkaitannya dengan preseden arsitektur diperoleh hasil bahwa kesembilan atmosfir
DAFTAR PUSTAKA
desain tersebut dapat ditemukan di segala
Armand, Avianti. 2011. Arsitektur Yang
jenis
bangunan
arsitektural.
Dengan
melakukan analisis keterikatannya dengan elemen-elemen desain arsitektur maka dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
tingkat
implementasi yang ditemukan bervariasi
Lain.
Gramedia
Pustaka
Utama,
Jakarta Ching, Francis. D. K. 2006. Arsitektur: Bentuk,
Ruang,
dan
Tatanan.
Erlangga, Jakarta.
atau berbeda antara satu bangunan dengan
Lubis, Dian Arista & Tinangon, Alvin J.
bangunan lain, sesuai dengan fungsi dan
2011. Adaptasi Seni Fauvisme Pada
lokasi dari objek atau bangunan arsitektural
Perancangan
tersebut.
Matrasain Vol. 8 No. 1 Mei 2011).
Arsitektur
(Media
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi, Manado.
SARAN / REKOMENDASI Strategi
implementasi
yang
Sinaga, Meilin Romian & Tinangon, Alvin
dijabarkan berkaitan dengan kesembilan
J. 2011. Arsitektur New Brutalisme
atmosfir desain ditemukan masih dalam
(Media Matrasain Vol. 8 No. 2
ruang lingkup yang luas, sehingga jabaran
Agustus 2011). Jurusan Arsitektur,
implementasinya belum mendalam. Dalam
Fakultas
penjabaran ini juga masih dijumpai adanya
Ratulangi, Manado.
Teknik
Universitas
aspek-aspek yang belum terlalu tajam,
Zumthor,
bahkan ‘belum ditemukan’.
Architecture. Birkhäuser, Germany.
Berdasarkan kondisi tersebut maka
Zumthor,
Peter.
Peter.
1999.
2006.
Sam
Thinking
Atmospheres.
terdapat beberapa masalah yang dapat
Birkhäuser Verlag AG, Berlin.
direkomendasikan untuk dijadikan bahan
http://en.wikipedia.org/wiki/Peter_Zumthor/
kajian atau diteliti di kemudian hari seperti:
9 Mei 2012
ATMOSPHERES – PARAMETER DESAIN PETER ZUMTHOR DALAM ARSITEKTUR
19