MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
ADAPTASI SENI FAUVISME PADA PERANCANGAN ARSITEKTUR
Disusun oleh : Dian Arista Lubis 1), Alvin J. Tinangon 2) 1) 2)
Mahasiswa Prodi Arsitektur Unsrat
Staf Pengajar Prodi Arsitektur Unsrat
ABSTRAK Karya tulis ini meneliusuri tentang konsep-konsep dasar aliran seni lukis fauvisme, dan kemudian di adaptasikan kedalam lingkup wilayah arsitektur. fauvisme merupakan suatu aliran seni yang inovatif, dan
menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, terutama dalam hal
penggunaan warna. Warna-warna yang di gunakan terkesan ‘liar’ atau tidak sesuai dengan kaidah-kaidah lukis sebelumnya. Dimana dalam aliran seni terdahulu, selalu memprioritaskan kemiripan situasi baik warna ataupun objektifitas pemandangan yang di tangkap oleh indera pelihat Konsep-konsep dasar yang kemudian menjadi karteristik dari fauvisme itu sendiri, di adaptasikan kedalam lingkup arsitektur, yang pada dasarnya sudah berdiri di atas pondasi seni. hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya stagnasi dari seorang arsitek, yang sering terlihat pada hasil-hasil perancangan belakangan ini, yaitu desain yang monotone dan berulang. Dalam implementasi seni fauvisme ke dalam perancangan arsitektur, digunakan strategi transformasi, dimana ‘bahasa seni’ di adaptasikan kedalam ‘bahasa arsitektur’ dan kemudian diolah dalam tinjauan perancangan arsitektur, yang dapat melahirkan konsep-konsep perancangan arsitektur. Kata kunci : Fauvisme, Adaptasi, Perancangan.
1.
PENDAHULUAN
diri orang yang menghayatinya (Soedarso
Seni merupakan sesatu yang murni.
Sp, 2000). Seorang seniman, harus bisa
Layaknya sebuah kunci yang digunakan
menginterpretasikan rasa yang ada pada
untuk memasuki dunia pikir seseorang . Seni
dalam dirinya, dalam suatu karya seni.
adalah segala kegiatan dan hasil karya
Adapula beberapa hal penting yang harus
manusia yang mengutarakan pengalaman
selalu di pegang teguh dalam berseni adalah
batinnya yang karena disajikan secara unik
sikap batin yang tidak steriotip, serta
dan menarik, dan memungkinkan timbulnya
orijinalitas, kesegaran,dan kepribadian sang
pengalaman atau kagiatan batin pula pada
penikmat seni.
82
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
Suatu karya seni tidak dibuat
suatu yang mutlak. Melainkan merupakan
sebagai hasrat untuk memenuhi kebutuhan
suatu
manusia yang paling pokok. Namun lebih
kronologis suatu kejadian.
condong
kebutuhan
klasik dan modern tidak memiliki suatu
secara spiritual. Oleh karena itu, terkadang
batasan waktu yang jelas. Modern dapat
definisi tentang seni itu sendiri seringkali
diartikan sebagai suatu pemenuhan syarat,
berbeda-
dikarenakan
yaitu ‘kreativitas’. Dalam artian, seorang
seseorang yang mendekati seni, memilih
seniman akan menyebut dirinya modern,
peraturan dan parameter yang menuntunnya,
disaat menciptakan suatu karya yang baru
berdasarkan seleranya sendiri. Atau bisa
dengan
dikatakan, seni merupakan produk dari
kembangkannya. Istilah kesenian modern
pemilihan
berekpresi.
biasanya dihubungkan dengan seni yang
memilih
mengesampingkan tradisi masa lalu atas
medium (jalan) mana yang akan dia tempuh,
nama semangat eksperimentasi. Seniman
untuk mengekspresikan rasa yang ada pada
modern bereksperimen dengan cara pandang
dalam dirinya.
baru dan gagasan segar mengenai alam
Dengan
kepada
beda.
pemenuhan
Hal
medium
ini
untuk
seni,seseorang
dapat
yang dikelompokkan berdasarkan Misalnya saja,
inovasi-inovasi
yang
di
Setiap hal yang dilakukan dengan
materi dan fungsi seni. Kecenderungan
melibatkan perasaan dapat dikatakan sebagai
terhadap abstraksi merupakan karakteristik
seni. Misalnya saja, seni musik, seni rupa,
dari sebagian besar karya seni modern (Anne
seni tari, dan seni lukis. Walaupun medium
Ahaira,2009).
yang di tempuh berbeda- beda , namun inti dari
ber-seni
hanyalah
mencari
suatu
keharmonisan rasa seseorang.
Sedangkan
pengelompokan
berdasarkan karateristik lukisan itu sendiri, dapat dilihat dari ke-khas-an hasil karya
Begitu pula halnya dengan seni
lukisan.
Karakter
yang
disorot
lukis. Dimana dalam seni lukis, seseorang di
mengklasifikasikan
haruskan untuk melibatkan perasaannya dan
aspek warna, bentuk, serta teknik lukis dari
menghadirkan sesuatu yang ada dalam
karya tersebut. Misalnya saja aliran seni
pikiranya, pada suatu media. Meskipun
lukis dadaisme, kubisme, surrealisme, serta
dalam
rasa
aliran seni lukis fauvisme. Dimana dari
merupakan esensi inti, namun tidak sedikit
semua aliran seni tersebut, memiliki sudut
seniman yang sudah beracuan pada gaya-
pandang dan karateristik tersendiri dari
gaya seni terdahulu. Pengelompokan –
penikmat seni.
ber-seni
lukis
permainan
pengelompokan aliran seni itu sendiri tidak dapat
dihindari.
Dimulai
lukisan,
dalam
melingkupi
Aliran yang di pelopori oleh Henri
dengan
Matisse ini lebih mengacu kepada kebebasan
pengelompokan berdasarkan zaman seni,
berekspresi dengan warna dan bentuk,
hingga
dibandingkan memikirkan detail lukisan
pengelompokan
berdasarkan
karateristik lukisan itu sendiri. Pada
dasarnya
yang
menonjolkan
keaslian
serta
pengelompokan
objektifitas. Seni selalu bertujuan untuk
berdasarkan zaman bukanlah merupakan
menciptakan realitas baru dari pengalaman
83
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
nyata. Cipta inilah yang mendorong seni
Fauvisme merupakan suatu aliran
masuk kedalam arsitektur, bahkan secara
seni lukis yang di lahirkan pada awal abad
radikal, menjerumuskan arsitektur kedalam
ke-XX. Dua tokoh penggagas aliran seni ini
seni (Alvin J. Tinangon, 2006). Meskipun
adalah Henri Matisse and André Derain.
demikian, pengadaptasian seni ke dalam
Mereka berdua terinspirasi dari gaya lukis
perancangan arsitektur, tidaklah mudah.
Paul Gaguin, yang kebanyakan memaparkan
Tidak hanya dari segi teknis, namun secara
lukisan-lukisan dengan suasana objektif dan
visualisasipun,
realistis, dan kemudian di gantikan oleh
fauvisme
tidak
hanya
dicerminkan begitu saja sebagai “bahasa
paparan
seni”, layaknya pengaruh aliran seni lainnya
imajinatif. Paul Gaguin bukanlah seorang
terhadap arsitektur. Untuk itu, munculah
pelukis yang beraliran fauvisme. Namun dari
pertanyaan-pertanyaan yang menyebabkan
pernyataannya kepada Paul Sérusier yaitu, “
rasa ingin tahu, sejauh mana konsep-konsep
How do you see these trees? They are
fauvisme dapat di adaptasi oleh arsitektur?
yellow. So put it in yellow; this shadow,
Serta apakah konsep-konsep perancangan
rather blue, paint it pure ultramarine; these
yang
red
muncul
akan
dapa
mendobrak
yang
leaves?
bersifat
Put
it
emosional
vermilion.”
dan
yang
perancangan arsitektur yang monotone dan
menggambarkan bahwa ada luapan emosi
tidak
kasus-kasus
dan campuran daya imajinasi pada lukisan
perancangan arsitektur belakangan ini, yang
tersebut. Fauvisme itu sendiri, merupakan
bersikap kaku dan menuju pada kematian
suatu gebrakan kebebasan dalam melukis.
karakter seni dalam arsitektur.
Dalam fauvisme, seorang pelukis tidak perlu
ekspersif?
melihat
terpaku 2.
dalam
PEMBAHASAN
pada
kaidah-kaidah
melukis
yang
tradisional
justru
bersifat
membekukan karya mereka sendiri.
I . KRONOLOGI FAUVISME Penamaan ‘Fauvisme’ atau Les
Fauvisme yang sebenarnya muncul
Fauves (dalam bahasa Perancis), di berikan
sebagai inovasi baru, yang di timbulkan dari
oleh seorang kritikus seni bernama Louis
kejenuhan
Vauxcelles , yang pada awalnya terkejut
merupakan suatu langkah awal yang berani
melihat
warna
dan membuka mata beberapa kaum pelukis
segerombolan pelukis-pelukis muda yang
di dunia, akan kebebasan ber-seni lukis
pada saat itu sedang mengadakan pameran
dengan menerobos kaidah-kaidah tradisional
karya-karya
salon
akan pemakaian warna dan bentuk. Dalam
d’Automne, sekaligus sebagai deklarasi awal
gaya impressionisme sendiri, para pelukis
dimana gebrakan dan pematahan aturan-
sudah mulai menggunakan warna-warna
aturan seni di buat. Kelompok fauvisme
yang berani (kontras dengan warna asli)
menyebut pameran mereka sebagai cage des
namun, masih mengejar gradasi-gradasi dari
fauves yang berarti, sangkar binatang-
nada warna nyata objek lukis. Namun,
binatang liar.
dengan fauvisme, seorang seniman dapat
keberanian
lukis
memainkan
mereka
di
aliran
Improssionisme,
menumpahkan emosi dan ide-ide yang ada
84
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
pada dalam dirinya, melalui bentuk-bentuk
lebih bebas mengeluarkan ekspresi dan
dan warna yang tidak biasa (berlebihan).
karakter yang ada pada dalam dirinya, dengan menghadirkan suatu karya seni dengan hasil dan yang tidak biasa.
I.I Gaya dan teknik Dalam beberapa aliran seni lukis, di dapati
bahwa
ada
dari
fauvisme
adalah
yang
kebebasan dalam ber-seni. Seperti dalam
mengatur karya seni, sehingga terciptalah
artian secara harafiah, fauvisme berarti
sebuah
‘binatang liar’. Dengan hal itu, aliran
karakter
aturan-aturan
Esensi
dari
karya,
yang
mengindikasikan dalam kelompok mana
fauvisme
condong
kepada
sikap
karya tersebut mengacu. Misalnya saja,
pemberontakan dari kekakuan kaidah-kaidah
aliran
Kubisme
yang
mengharuskan
seni. Namun kebebasan tersebut, tidak
dalam
karya
seni
tersebut
meniggalkan beberapa ketentuan-ketentuan
mengacu pada bentuk-bentuk geometri yang
yang menjadi ciri khas dari fauvisme itu
bisa di rekayasa sedemikian rupa. Atau
sendiri. Ciri khas fauvisme dapat kita lihat
dengan aliran Naturalisme, realisme, dan
dari luapan emosi yang begitu berkoar-koar,
impressionisme, yang lebih mengutamakan
seperti halnya warna-warna yang kontras
keadaan awal suatu situasi (baik warna
dan bentuk-bentuk yang tidak begitu detail,
ataupun bentuk) tanpa banyak kontribusi
sehingga menimbulkan kesan unik pada
emosi dan daya imajinasi dari seniman di
lukisan.
bentukan
dalamnya.
Beberapa seniman lukis di prancis,
Berbeda
dengan
naturalisme,
mengemukakan
fauvisme
dengan
cara
realisme, impressionisme, ataupun aliran
melihat suatu keadaan atau situasi nyata, dan
lainnya,
kemudian di interpretasikan dengan daya
fauvisme
dengan
substansi
‘berlebihan’nya, lebih mengacu pada rasa
khayal mereka sendiri.
atau emosi seniman. Seorang fauvism, bisa
Henri Matisse The Roofs of Collioure (oil on canvas, 1905) Misalnya saja, lukisan The Roofs of Collioure
André Derain Pool of London (oil on canvas, 1906) Petersburg dengan tampilan warna yang
oleh Henri Matisse, yang
berbeda. Atau lukisan The Pool of London,
menggambarkan suatu situasi kota St.
karya André Derain yang mengekspresikan
85
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
situasi perairan London yang begitu sibuk,
Seperti
halnya
seniman
lain,
dengan cara mengiterpretasikan warna cerah
Seorang pelukis pasti akan menemukan titik
pada bagian depan lukisan, dan kemudian
jenuh atau kekosongan ide, yang biasa di
secara perlahan berubah menjadi warna
sebut dengan stagnasi. Dengan kejenuhan
lembut pada bagian belakang. Hal ini
tersebut, munculah sebuah motivasi dari
dilakukan dengan maksud mengekspose, dan
para seniman, yang pada akhirnya mencoba
mengekspersikan situasi yang terjadi pada
mencari jalan keluar untuk menemukan
inti lukisan tersebut. André Derain, berhasil
sebuah media penampungan luapan emosi
membuat komposisi yang baik dengan
mereka. Pada permulaan abad ke-20, Henri
menghadirkan sesuatu
Matisse
yang mendobrak
dan
beberapa
seniman
muda,
aturan- aturan lukis, seperti halnya melukis
termasuk
dengan memperhatikan gradasi warna dan
Braque, André Derain, Raoul Dufy, dan
spectrum warna. Dalam lukisannya, André
Maurice de Vlaminck merevolusi dunia seni
Derain mampu membuat konflik antara
Paris dengan lukisan-lukisan panorama dan
warna-warna cerah dan warna lembut, untuk
sosok yang “liar”, beraneka warna, dan
membentuk sesuatu yang harmonis.
ekspresif. Oleh para kritikus karya mereka
Untuk itu, seorang fauvism tidak
pelukis pra-kubisme Georges
disebut beraliran Fauvisme. Dua versi karya Henri Matisse, The
mendasarkan pada estetika karya yang hadir. Namun lebih pada kesan naluriah yang
Dance,
terpapar dari lukisan tersebut. Menurut
kariernya
dan
seorang
fauvism,
modern.
Karya
spiritual
dengan
memiliki
hubungan
lukisannya,
menandai
titik
penting
perkembangan tersebut
dalam lukisan
mencerminkan
lebih
kekaguman Matisse pada seni primitif,
berkualitas, di bandingkan dengan mengejar
seperti warna hangat yang intens dari figur-
pendapat tentang estetika dari pengamat
figur dalam lukisan dengan warna latar hijau
karya itu sendiri.
kebiruan yang sejuk serta rangkaian gerak
I.II Sejarah perkembangan fauvisme
ritmik sosok telanjang yang sedang menari
Fauvisme merupakan suatu aliran
mengungkapkan
cita
hedonisme
Dimana, kemunculan aliran seni lukis ini,
Ahaira,2009).
menimbulkan
dunia
mencoba menambahkan warna-warna yang
ini,
tidak biasa pada lukisan mereka. Walapun
lukis
gebrakan pemakaian warna-warna cerah
terdahulu,dimana pelukis hanya melukis
sudah terlihat pada masa impressionisme
pemadangan
yang
dan pos impresionisme, namun pada masa
ditangkap oleh indera pelihat atau secara
fauvisme, lebih jelas terasa. Karena tidak
realistis, dan kemudian di bingkai dalam
hanya mengandalkan pencahayaan pada
kanvas
dan
suatu benda dan situasi, namun fauvisme
pencahayaan alami yang meyerupai keadaan
juga tidak memperdulikan adab-adab lukis
nyata.
yang pada biasanya lebih menonjolkan
perlukisan.
Dikarenakan
mendobrak
86
dalam aliran
adab-adab atau
dengan
suatu
momen
pewarnaan
cat,
emosional
dan
seni yang muncul pada awal abad ke-XX. kontroversi
yang
pembebasan
Mereka
mulai
(Anne dengan
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
bentuk dengan sapuan-sapuan kuas yang
tersebut “didirikan” oleh André Breton pada
lebih halus, dan cenderung tidak bertekstut.
1924.
Dalam
ber-fauvisme,
cukup
hanya
seorang
memindahkan
seniman apa
yang
Perang Dunia I mengakhiri fase ini, tetapi
menandai
diawalinya
terdapat pikiran dan hatinya saja, kedalam
gerakan
kanvas, tanpa memperdulikan kejelasan
Surealisme. Kelompok seniman, seperti de
bentuk dari objek yang di lukisnya.
Stijl dan Bauhaus mengembangkana gagasan
Setelah berkembang di pesat di Prancis,
aliran
Fauvisme
menjalar
ke
anti-seni,
seperti
sejumlah Dada
dan
baru mengenai keterkaitan seni, arsitektur, desain,
dan
pendidikan
seni. Kesenian
Jerman, dan dikembangkan sebagai salah
modern diperkenalkan di Amerika Serikat
satu
yang
dalam Armory Show pada 1913 dan melalui
membebaskan para seniman dari kebiasaan
seniman-seniman Eropa yang pindah ke
keteraturan penggunaan warna, dan bentuk.
Amerika serikat selama perang duna I
Antara 1910 hingga akhir Perang Dunia I
berlangsung.
dan
aliran
setelah
pemberontakan
Kubisme,
Setelah Perang Dunia II, Amerika
beberapa gerakan muncul di Paris. Giorgio
Serikat menjadi titik pusat gerakan seni
de Chirico pindah ke Paris pada Juli 1911.
baru. Dasawarsa 1950-an dan 1960-an
Di
ditandai
kota
ini
masa
dia
kejayaan
bergabung
dengan
kemunculan
Ekspresionisme
saudaranya, Andrea (penyair dan pelukis
Abstrak, Pop art, Op art, dan masih banyak
yang
Alberto
lagi gerakan yang lain. Pada akhir 1960-an
Savinio). Lewat saudaranya ini, Giorgio de
dan 1970-an, Land art, Performance art,
Chirico bertemu Pierre Laprade, anggota
Conceptual art, dan bentuk-bentuk seni baru
dewan juri pada Salon d'Automne, tempat
yang lain menarik perhatian para kurator dan
dia memamerkan tiga karyanya: Enigma of
kritikus. Seni pertunjukan dan instalasi
the Oracle, Enigma of an Afternoon, dan
makin meluas. Sekitar periode ini, sejumlah
Self-Portrait.
seniman dan arsitek mulai menolak ide
dikenal
dengan
nama
Pada 1913, Giorgio de Chirico memamerkan
karyanya
di
Salon
des
“modern” dan menciptakan karya-karya Postmodern ((Anne Ahaira,2009).
Indépendants dan Salon d’Automne, dan
Walaupun berumur singkat (1898-
karyanya mendapat perhatian dari Pablo
1910), namun fauvisme sangat berpengaruh
Picasso. Lukisan-lukisannya yang memukau
pada
dan misterius dianggap penting pada awal
dengan membebaskan para seniman, dari
kemunculan Surealisme. Song of Love
kekakuan seni. Dengan gerakan ini, para
(1914), merupakan salah satu karya de
seniman bisa lebih mengekspresikan emosi
Chirico yang paling terkenal. Lukisan itu
mereka dengan berintuisi akan keadaan
merupakan contoh awal gaya Surealis, meski
alam, dalam permainan warna.
perkembangan
gaya
lukis
dunia,
dilukis sepuluh tahun sebelum gerakan
87
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
88
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
Dari timeline perkembangan aliran
karya seni yang memuaska dirinya secara
seni fauvisme, di dapatkan bahwa adanya
batiniah.
pengaruh dari aliran-aliran terdahulu, baik
Fauvisme tidak hanya mendapat
teknik lukisan, ataupun karakter subjek
pengaruh dari aliran-aliran seni lain, namun
lukisan yang membentuk satu kesatuan yaitu
sebagai pendobrak kebebasan berekpresi
fauvisme.
dalam seni, fauvisme tentunya sangat lah
Gaya
melukis
fauvisme
di
pengaruhi oleh beberapa aliran seni lukis. -
Warna. faktor warna dalam fauvisme,
aliran seni lainnya yang menjunjung tinggi
banyak
aliran
kebebasan
dalam
Seperti aliran ekspresionisme, abstrak, serta
impresionisme, warna-warna di kemas,
pop art,yang menjunjung tinggi kebebasan
tidak sesuai dengan warna real (scene
baik dalam dan warna yang di paparkan
yang dilihat pada saat itu) namun telah di
pada lukisan.
di
pengaruhi
impresionisme,
pengaruhi
oleh
dimana
oleh
permainan
-
dalam
II.
sudah tidak sesuai dengan warna asli
DALAM BIDANG ARSITEKTUR
yang
melukis.
spectrum
ditangkap
IMPLEMENTASI
mata
SENI
LUKIS
Selain aliran-aliran seni lukis, ada juga bagian dari bidang seni lainnya yang
secara langsung.
-
berekspresi
warna. Sehingga seringkali warna lukisan pemandangan -
juga berpengaruh pada perkembangan aliran
juga
menuntut adanya ekspresi dan rasa (emosi)
meninggalkan jejak dengan teknik lukis
dari senimannya. Dalam hal ini, mengenai
bertekstur yang di bentuk oleh cat yang
bidang arsitektur yang dimana dikatakan
menggumpal, yang kemudian di adopsi
oleh Markus Zahnd bahwa seni juga
oleh fauvisme
merupakan salah satu aspek dasar yang
Bentuk. Objek pembentuk cerita lukisan
membentuk
di pengaruhi oleh aliran-aliran seperti
lukisan, dalam arsitektur juga tidak bisa
realisme dan naturalisme. Dimana dalam
lepas dari proses yang mengandalkan daya
fauvisme, pemandangan yang ditangkap
imajinasi, dan intuisi yang di rangkum
mata, tetap menjadi objek inti, namun
dalam suatu kreatifitas ilmu.Beberapa aliran
tidak
hanya
seni lukis, juga telah di implementasikan
ditegaskan dengan komposisi warna pada
kedalam proses pendekatan perancangan
lukisan.
arsitektur. Misalnya saja aliran futurisme.
Tekstur.
Aliran
secara
impresionisme
detail.
Objek
arsitektur.
Seperti
halnya
Teknik. Dalam teknik lukis fauvisme,
Seperti halnya seni, dalam wilayah
mengadopsi sebagian besar aliran lukis
arsitektur, sense dari seorang arsitek juga
pointilisme, yang lebih mengemukakan
sangat
garis-garis pendek yang berkembang
Dimana emosi dan daya imajinasi dari
secara horizontal. Kemudian garis-garis
perancang akan lebih memunculkan karakter
pendek ini di padukan dengan ekspresi
yang menuju pada elemen estetika dalam
akan warna serta ditambahkan luapan
arsitektur. Oleh karena itu,pembentukan
emosi dari pelukis untuk menjadi suatu
arsitektur sebagai gabungan antara elemen
di
perlukan
dalam
merancang.
89
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
seni dan pegetahuan merupakan sesuatu
II.I Adaptasi fauvisme pada perancangan
yang mutlak. Seperti yang di katakan Gehry,
arsitektur
“ My approach to architecture is different. I
Fauvisme pada dasarnya berada
search out the work of artist and use art as a
pada ruang lingkup seni lukis. Dimana
means
inspiration”
fauvisme memiliki ciri khas atau karateristik
(http://www.kmtspace.com). Pada dasarnya,
tersendiri dalam dunia seni. Melihat keaadan
dalam seni dan arsitektur itu sendiri,
perancangan arsitektur pada saat ini, dimana
memiliki esensi yang sama. Yaitu sebagai
bentuk dan konsep perancangan
suatu media yang untuk mencapai suatu
tampilkan dalam bangunan kurang lebih
keselarasan. dalam seni, seorang seniman
memiliki wujud yang hampir serupa,yang
mencapai
kemudian mengakibatkan kematian ekspresi
of
keselarasan
akan
jiwanya,
yang di
sedangkan dalam arsitektur, seperti yang di
dalam arsitektur.
ungkapkan oleh Vitruvius dalam bukunya
pendalaman
De Architectura, seorang arsitek baiknya
terapannya pada bidang arsitektur. Berikut
menyelaraskan
ini merupakan skema di tempuh dengan
hubungan
antara
aspek
Estetika (Venustas), kekuatan (Firmitas),
kajian
teori
seni
dalam
menerapkan strategi desain tranformasi.
serta aspek kegunaan (Utilitas).
KARATERISTIK FAUVISME (Bahasa seni) ADAPTASI
ARSITEKTURal (Bahasa arsitektur)
TRANSFORMAS I
Ide- ide ARSITEKTURAL TRANSFORMAS I
KONSEP ARSITEKTURAL 90
Untuk itu, diperlukan
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
Dalam
konteks
ini,
fauvisme itu sendiri pada desain arsitektur.
permasalahannya terletak pada, bagaimana
Berikut merupakan bentuk pengaplikasian
bahasa-bahasa
seni
strategi desain dengan cara mengadaptasikan
fauvisme, dapat di terjemahkan ke dalam
karateristik seni fauvisme (bahasa seni/
lingkup bahasa arsitektur. Atau dalam
bahasa
bentuk, bagaimana caranya bahasa dwi-
perancangan arsitektur (bahasa arsitektur/
matra di transformasikan ke dalam bahasa
bahasa
tri-matra.
implementasikan ke dalam lima aspek
rupa
penerapan
dari
aliran
dwi-matra), tri-matra)
kedalam yang
lingkup
kemudian
di
semantik arsitektur (Markus Zhand, 2009).
Dalam proses adaptasi ini, terjadi pemaknaan karateristik dari aliran seni NO.
1
FAUVISME
ARSITEKTUR
(Bahasa dwi-matra)
(Bahasa tri-matra)
Tidak sesuai keadaan nyata/
Ekspresif / imajinatif
TINJAUAN ARSITEKTURAL
1. Bentuk
unreal
2. skala (ukuran) 3. pattern (warna & pola) 4. material (bahan & tekstur) 5. posisi (letak)
2.
Konflik warna (liar)
Ke-Kontras-an
/
visual
distorsi
1. Bentuk 2. skala (ukuran) 3. pattern (warna & pola) 4. material (bahan & tekstur) 5. posisi (letak)
3.
Brushstrokes ,horizontal
strokes , horizontal
1. Bentuk 2. pattern (warna & pola) 3. posisi (letak)
4.
Bentuk tidak detail
Abstrak, undetail
1. Bentuk 2. pattern (warna & pola) 3. material (bahan & tekstur) 4. posisi (letak)
5.
Bertekstur kuat
Hard texture
1. pattern (warna & pola) 2. material (bahan & tekstur)
6. 7.
Warna-warna murni Tidak ada shading
Warna-warna dasar
1. pattern (warna & pola)
(ungradation)
2. material (bahan & tekstur)
Solid
1. Bentuk 2. pattern (warna & pola) 3. material (bahan & tekstur)
91
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
Dari tabel di atas, di dapatkan bahwa
perancangan. Dalam konsep terapan
lingkup seni dan arsitektur sangatlah erat
fauvisme,
kaitannya.
menggunakan
Sehingga,
peng-adaptasian
material
dan
material
tekstur
yang
solid,
konsep-konsep fauvisme, dapat langsung di
dengan tekstur kasar, dengan warna-
aplikasikan dalam lima aspek pembentuk
warna tegas yang dapat memperlihatkan
bentuk
ke-kontras-an sifat bangunan secara
perancangan
arsitektur
yaitu
(wujud), skala (ukuran), pattern (warna dan pola), material (bahan dan tekstur),
visual. 5. Posisi (letak), biasanya aspek ini, menyangkut dengan perancangan ruang
serta posisi (letak). Dalam
peng-adaptasian
seni
luar, dimana akan terlihat tata letak
fauvisme ke dalam perancangan arsitektur,
bangunan
didapatkan
konsep terapan fauvisme ke dalam
konsep-konsep
perancangan
sebagai berikut : 1.
Dalam
dan
sirkulasinya.
Dalam
lingkup arsitektur, posisi atau tata letak bentuk,
aspek
fauvisme
itu
sendiri
di
atur
berdasarkan
mewajibkan bentuk yang ekspresif,
penyesuaian konsep atau daya imajinasi,
solid, abstrak, adanya ke-kontras-an
dengan
strokes
secara visual, adanya strokes pada
secara
horizontal,
bagian-bagian
melupakan konsep ke-kontras-an secara
interior
ataupun
eksterior, serta pengembangan secara
dan
pengembangan dengan
tidak
visual.
horizontal. 2.
Konsep
skala
(ukuran)
yang
di
terapkan pada perancangan baiknya,
3.
PENUTUP
I. KESIMPULAN
menggunakan konsep yang imajinatif,
3.
serta disesuaikan dengan ke-kontras-an
sangat
objek,untuk lebih menonjolkan point of
pemakaian warna dan bentuk, kemudian
interest dari perancangan itu sendiri.
ditunjuk
Dalam aspek pattern (warna dan pola),
pemakaian warna-warna secara natural dan
yang memang merupakan ciri khas inti
pelukisan objek secara yang sesuai dengan
dari
teknik
sebagai
adanya gerakan
kaidah-kaidah pendobrak
kemudian
penangkapan indera. Dimana penggunaan
ke
arsitektur
warna secara ‘liar’ merupakan ciri khas inti
dengan konsep warna yang ekspresif,
dari kelompok ini. Fauvisme sangat meng-
abstrak,dikembangkan
dalam
dengan
pola
agungkan kebebasan ekspresi dan emosi
memiliki
pola
dalam ber-seni lukis. Ada pun teknik-teknik
tekstur yang jelas, warna-warna dasar
yang di wajibkan secara tersirat, yang hanya
dan solid, adanya strokes, dan distorsi
dimaksudkan sebagai pemberi identitas ke-
secara visual
khasan aliran itu. Seperti halnya melukis
sirkulasi
Material
horizontal,
(bahan
dan
tekstur),
merupakan tampilan inti yang dapat merubah
92
menolak
fauvisme,
diadaptasikan
4.
Fauvisme sebagai aliran seni yang
image
sebuah
objek
dengan tidak meniru pemandangan yang ditangkap
secara
objektif,
penggunaan
warna-warna dasar, tidak adanya teknik
MEDIA MATRASAIN VOL 8 NO 1 MEI 2011
shading, warna-warna yang solid, serta
Soedarso, Sejarah Perkembangan Seni
garis-garis lukis yang tidak detail, sehingga
Rupa Modern, Jakarta, CV. Studio
tidak menojolkan bentuk.
Delapan Puluh Enterprise,2000.
Setelah menelaah aliran seni lukis
Antoniades, C. Anthony, Poetics of
fauvisme, akhrinya di dapatilah substansi-
Architecture. New York, Van Nostrand
substansi
Reinhold,Co , 1992.
inti
dalam
fauvisme
yang
kemudian di adaptasikan kedalam konsepkonsep perancangan arsitektur.
Dimana
Tinangon, Alvin, Manifestasi Seni Kubistis
dalam
Ber-Arsitektur
arsitektur itu sendiri, memang sudah berdiri
(Majalah TEKNO vol. 04), Manado,
di atas pondasi seni. kaitan antara seni dan
Departemen
arsitektur sangatlah erat. Dalam arsitektur,
Universitas Sam Ratulangi, Fakultas
daya imajinasi dan ekspresi seorang arsitek
Teknik, 2006.
sangatlah di perlukan,untuk menghindari
adanya kematian jiwa dari perancangan arsitek itu sendiri. Untuk itu, arsitek-arsitek, baiknya sering mengembangkan strategi-
Pendidikan
Nasional
Santosa, Hery, Aliran Seni Lukis Eropa,_________________________
http://www.anneahaira.com.perkemba ngans
strategi desain untuk menghindari stagnasi. II. SARAN Dalam
hal
pengkajian,
seni
fauvisme masih sangat kurang. Di karenakan sejarah perkembangan fauvisme yang sangat singkat. Untuk itu, pengakajian fauvisme dan kaitannya dengan arsitektur masih sangat
sempit.
Masih
terbatas
pada
penggunaan warna, bentuk, dan material. Sedangkan untuk pola hubungan ruang, belum terbahas dan di temukan konsepnya. Untuk itu, disarankan agar tema tentang kaitan seni dan arsitektur, terutama aliran fauvisme, untuk dikaji lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA
Zhand, Markus, Pendekatan Dalam Perancangan Arsitektur , Yogyakarta, Kanisius 2009.
Kusmiati,
Artini,Dimensi
Estetika
Pada Karya Arsitektur Dan Desain, Jakarta, Djambatan, 2004.
93