Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
HUBUNGAN PERSONAL HIGIENE ORGAN GENITAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI KOTA SEMARANG.
Tatik Indrawati*) Heni Pitriyani *)Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi:
[email protected] ABSTRAK Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Setiap menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit, terjadi kematian akibat kanker serviks. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan di kalangan wanita indonesia, kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tinggi (25,6%) dan terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Kanker serviks adalah jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu bagian rahim yang terletak dibawah, yang membuka kearah liang vagina. Personal higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, salah satunya kebersihan organ genitalia. Personal higiene organ genital yang kurang bisa menjadi faktor penyebab kanker serviks. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional dengan jenis penelitian verifikatif dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan checklist dengan cara melihat rekam medik. Data diolah dengan langkah editing, coding, scoring, Entry. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita kanker serviks pada bulan Januari sampai September 2010 di RSUP Dr. KARIADI Semarang. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesisnya menggunakan uji deskriptif dan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal higiene organ genital pada responden sebagian besar adalah kurang yaitu sebanyak 27 responden (87,10%), kejadian kanker serviks responden sebagian besar dalam stadium III yaitu sebanyak 18 responden (58,1%) . Ada hubungan yang signifikan antara hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. KARIADI Semarang. Hal ini ditunjukkan pada nilai p value yang diperoleh dengan uji chi squere adalah sebesar 0,000 ( p value 0,005). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. KARIADI Semarang. Selanjutnya dapat disarankan ditunjukkan pada wanita pada umumnya dan khususnya yang mempunyai resiko untuk meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks, agar dapat mendeteksi secara dini kanker serviks. Kata kunci
: Personal higiene organ genital, kanker serviks
PENDAHULUAN Hak reproduksi merupakan hak dasar setiap pasangan maupun individu untuk secara bebas dan bertanggung jawab memutuskan jumlah, jarak kelahiran dan waktu untuk
1
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
memiliki anak, untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi serta cara melakukannya, dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual dengan standart tinggi (Rasjidi, 2010 ). Melakukan deteksi dini tanpa menunggu adanya keluhan, serta memberdayakan diri mencegah terjadinya penyakit kanker serviks dan kanker payudara melakukan deteksi dini secara rutin (Menteri Kesehatan RI, 2010). Menurut WHO 2005, Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada perempuan. Setiap menit terdapat satu kasus kanker serviks baru dan setiap dua menit, terjadi kematian akibat kanker serviks. Kasus kanker serviks paling banyak terdapat di Asia Tengah dan Selatan, sedangkan Asia Tenggara menempati posisi kedua di dunia. Di Indonesia kanker leher rahim merupakan jenis keganasan yang paling sering ditemukan di kalangan wanita indonesia, kanker serviks mempunyai frekuensi relatif tinggi (25,6%) dan terdapat sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya (Bustan, 2007). Di Propinsi khususnya Jawa Tengah prevalensi kanker serviks dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari 0,02% pada tahun 2006 menjadi 0,03% pada tahun 2007, dan tahun 2008 masih tetap 0,03%, prevalensi tertinggi adalah di kota semarang sebesar 0,22% (Dinas Kesehatan Provinsi, 2008) Pada tahun 2009 di Kota Semarang berdasarkan laporan program yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas, kasus penyakit kanker yang ditemukan sebanyak 11.862, terdiri dari kanker serviks 6.003 kasus, kanker payudara 5.393 kasus, kanker Hati dan Empedu 304 kasus, kanker Bronkus dan Paru 278 kasus. (Dinas Kesehatan Kota, 2009)
2
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Berdasarkan kasus diatas dapat dilihat kanker serviks menempati urutan ke-1 sebanyak 6.003 kasus penyebab kematian di kota semarang, sehingga kanker serviks masih menjadi momok yang paling menakutkan bagi semua wanita. Frekuensi kesakitan dan kematian karena kanker serviks merupakan yang terbanyak dari penyakit keganasan ginekologik. Personal higiene organ genitalia adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, salah satunya kebersihan organ genitalia. (Wartonah, 2010). Kanker serviks merupakan jenis penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu bagian rahim yang terletak dibawah, yang membuka ke arah liang vagina. Penyebabnya adalah virus HPV(human papilloma virus) yang menular lewat hubungan seksual, seorang perempuan bisa terinfeksi virus ini pada usia belasan tahun dan baru diketahui mengidap kanker 20 atau 30 tahun kemudian setelah infeksi kanker menyebar. Umumnya baru terdeteksi saat sekitar 40 tahunan (Sabella, 2009). Sedangkan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi, pada tahun 2007 terdapat kurang lebih 382 kasus(34,17%) kanker serviks. Sedangkan pada tahun 2008 terdapat 642 kasus(55,70%) kanker serviks, bahkan mengalami peningkatan. (Kariadi, 2008). Berdasarkan data dari ruang gynekologi tahun 2009 terdapat kurang lebih 136 kasus (29,54%) pasien kanker serviks, Ditahun ini risiko kanker serviks terlihat menurun. Sedangkan pada tahun 2010 bulan januari sampai September terdapat 751 pasien kanker serviks, umur 25-34 tahun sebanyak 140 orang, umur 35-44 tahun sebanyak 166 orang, umur 45-54 tahun sebanyak 242 orang, dan umur 55-64 tahun sebanyak 203 orang. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penderita kanker serviks terbanyak dialami oleh wanita yang usianya lebih dari >35 tahun. (RSUP Dr. Kariadi, 2010).
3
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Dari beberapa faktor predisposisi kanker serviks salah satunya adalah higiene organ genital kurang,yang memungkinkan tumbuhnya kuman dan mudah terinfeksi virus sehingga sebabkan kanker serviks.(Bustan, 2007) Berdasarkan studi pendahuluan dengan kuesioner yang dilakukan di ruang Gynekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang pada 10 orang penderita kanker serviks, didapatkan jumlah penderita kanker serviks yang personal higienenya kurang sebanyak 8 orang (80%) dan jumlah personal higiene baik sebanyak 2 orang (20%). Dari uraian diatas dan tingginya jumlah wanita yang menderita kanker serviks penulis tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Higiene Organ Genital Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP Dr. Kariadi”. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Dilakukan pada bulan September 2011. Jenis penelitian ini adalah verifikatif yaitu menguji kebenaran teori atau hipotesis. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional yaitu menghubungkan 2 atau lebih variabel dengan pendekatan retrospektif yaitu penelitian mundur ke belakang, sudah ada akibat yang terjadi dengan melihat rekam medik penderita kanker serviks dan menghubungkan
kemungkinan
efeknya
yang
menggunakan
pengukuran
variabel
independennya yaitu personal higiene organ genital sedangkan pengukuran dependennya yaitu kanker serviks (Notoatmojo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita kanker serviks yang rawat inap di ruang Gynekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang dari bulan Oktober sampai November tahun 2010 yaitu sebanyak 84 orang. Sampel 31 orang dengan teknik sampling penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
4
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Reponden a. Umur Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur
Umur
frekuensi
%
< 20 tahun
1
3,2
20-35 tahun
4
12,9
>35 tahun
26
83,9
Jumlah
31
100,0
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa data menurut umur penderita kanker serviks sebanyak 26 responden (83,9%) pada usia
> 35 tahun,
sebanyak 4 responden (12,9%) pada usia 20-35 tahun, dan 1 responden (3,2%) pada usia < 20 tahun. b. Pekerjaan Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pekerjaan
5
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Pekerjaan
Jumlah
%
PNS
6
19,4
Swasta
3
9,7
Pedagang
4
12,9
Petani
3
9,7
Buruh
5
16,1
Ibu Rumah Tangga
10
32,3
Jumlah
31
100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 6 responden (19,4%) sebagai PNS, 3 responden (9,7%) swasta, 4 responden (12,9%) sebagai pedagang, 3 responden (9,7%) petani, 5 responden (16,1%) Buruh, 10 responden (32,3%) sebagai ibu rumah tangga. c. Pendidikan Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan pendidikan
Pendidikan
Jumlah
%
Dasar
16
51,6
Menengah
7
22,6
Tinggi
8
25,8
Jumlah
31
100,0
6
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 16 responden (51,6%) tingkat pendidikan dasar, 7 responden (22,6%) pendidikan menengah, 8 responden (25,8%) pengguruan tinggi. 2. Analisis Univariat a. Personal Higiene Organ Genital Distribusi frekuensi responden berdasarkan personal higiene organ genital dapat dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 4 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Personal Higiene organ genital
Personal Higiene
Jumlah
%
Kurang
27
87,10
Baik
4
12,90
Jumlah
31
100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang personal higiene organ genitalnya kurang sebanyak 27 responden (87,10%) yang personal higienenya baik sebanyak 4 responden (12,90%). b. Kejadian Kanker Serviks Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian kanker serviks
dapat
dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kejadian Kanker Serviks 7
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Kejadian Kanker Serviks
Jumlah
%
Stadium I
6
19,4
Stadium II
7
22,6
Stadium III
18
58,1
Stadium IV
0
0
Jumlah
31
100,0
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kejadian kanker serviks pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), 7 responden (22,6%) pada stadium II, 18 responden (58,1%) pada stadium III, dan tidak ada kejadian kanker serviks pada stadium IV. 3. Analisis Bivariat Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang, yang dilakukan terhadap 31 responden diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 6 Hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang
8
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012 Kejadian Kanker Serviks
Personal Hygien
Stadium III
Jumlah
Stadium I
Stadium II
Stadium IV
n
%
n
%
n
%
N
%
N
%
Kurang
6
22,2
4
14,8
17
63,0
0
0
27
100,0
Baik
0
0
3
75,0
1
25,0
0
0
4
100,0
Total
6
19,4
7
22,6
18
58,1
0
0
31
100.0
x2 = 19,386 dk = 2 p = 0,000 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 27 responden dengan personal higiene organ genital kurang, dan 4 responden pesonal higiene organ genita baik. Dimana pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), 7 responden (22,6%) pada stadium II, 18 responden (58,1%) pada stadium III, dan tidak ada pada stadium IV Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan Chi square yang dilakukan terhadap hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan Chi square sebesar 19,386 dengan p value sebesar 0,000 (p = 0,000 < 0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Kariadi Semarang. PEMBAHASAN 1. Umur Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden mengenai umur yang menderita kanker serviks diperoleh hasil terbanyak 26 responden (83,9%) dengan umur lebih dari 35 tahun , 4 responden (12,9%) berumur antar 20 sampai 35 tahun, sedangkan 1 responden (3,2%) berumur kurang dari 20 tahun.
9
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Sesuai pendapat Diananda (2009), bahwa usia merupakan faktor yang terpenting dalam terjadinya kanker, semakin tua usia seseorang maka semakin meningkat resiko terkena kanker. Hal ini memberi gambaran bahwa semakin bertambah umur manusia resiko terjadinya kanker serviks lebih besar dibandingkan dengan umur yang muda. 2. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden mengenai status pekerjaan diperoleh hasil 6 responden(19,4%) sebagai PNS, 3 responden (9,7%) swasta, 4 responden (12,9%) pedagang, 3 responden (9,7%) petani, 5 responden (16,1%) buruh, dan 10 responden (32,3%) sebagai ibu rumah tangga. Sesuai pendapat Notoatmodjo (2005), bahwa jenis pekerjaan berperan didalam timbulnya penyakit melalui adanya faktor faktor lingkungan, meliputi lingkungan pekerjaan seperti terkena bahan kimia, kebersihan lingkungan dan sebagainya. Hal ini memberikan gambaran bahwa pekerjaan berperan dalam terjadinya kanker serviks. 3. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden berdasarkan tingkatan pendidikan didapatkan data bahwa pendidikan responden paling terbanyak adalah tingkatan pendidikan dasar sebanyak 16 responden (51,6%), 7 responden (22,6%) pendidikan menengah, dan 8 responden(25,8%) tingkatan perguruan tinggi.
10
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Sesuai pendapat Meliono (2007), bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang ia akan mudah menerima hal hal yang baru dan bisa menyesuaikan dengan mudah informasi yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Orang yang pendidikannya menengah dan pendidikannya tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang, dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. 4. Personal Higiene Organ Genitalia Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden diperoleh hasil personal higiene organ genital kurang sebanyak 27 responden (87,10%), dan personal higiene baik sebanyak 4 responden (12,90%). Hal ini memberikan gambaran bahwa responden terbanyak dengan personal higien organ genital yang kurang. Sesuai pendapat Wartonah (2010), bahwa personal higiene organ genital merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis salah satunya kebersihan organ genitalia. 5. Kejadian Kanker Serviks Sesuai pendapat Nurwijaya (2010), kanker serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel sel serviks, kanker serviks dapat berasal dari sel sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel sel mulut rahim atau keduanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 31 responden mengenai kejadian kanker serviks pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), 7 responden (22,6%) pada stadium II, 18 responden (58,1%) pada stadium III, dan tidak ada
11
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
kejadian kanker serviks pada stadium IV. Hal ini memberikan gambaran bahwa kejadian kanker serviks terbanyak pada stadium III. Menurut pendapat Aziz (2006), kanker serviks pada stadium III dimana kanker meluas ke vagina bagian bawah, kanker juga mungkin telah menyebar ke dinding panggul dan simpul simpul getah bening yang berdekatan atau telah melibatkan 1/3 bawah vagina atau adanya perluasan sampai dinding panggul. 6. Hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan Chi square sebesar 19,386 dengan p value sebesar 0,000, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Hasil penelitian yang diperoleh memberikan gambaran bahwa responden dengan personal higiene organ genital yang kurang memiliki resiko lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan responden dengan personal higiene organ genital yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian 31 responden diperoleh personal higiene organ genital kurang sebanyak 27 responden (87,10%), 4 responden (12,9%) dengan personal higiene baik. Dimana kejadian kanker serviks pada stadium I sebanyak 6 responden (19,4%), stadium II sebanyak 7 responden (22,6), stadium III sebanyak 18 responden (58,1%), dan tidak ada kejadian kanker serviks pada stadium IV. Sesuai pendapat Bustan (2007), bahwa kejadian kanker serviks salah satunya dipengaruhi oleh personal
higiene organ genital kurang. Semakin baik kondisi
12
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
personal higiene organ genital seseorang maka resiko kejadian kanker serviks atau mulut rahim lebih rendah dibandingkan dengan responden dengan personal higiene organ genital kurang. Jadi pada dasarnya ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker serviks, semakin kurang kebersihan seseorang dalam organ genital semakin cepat pula terinfeksi oleh virus. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Sebagian besar responden termasuk dalam kategori > 35 tahun sebanyak 26 (83,9%) responden 2. Sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga sebanyak 10 (32,3%) responden 3. Sebagian besar responden pada pendidikan dasar sebanyak 16 responden (51,6%) 4. Sebagian besar responden pada personal hygien yang kurang sebanyak 27 responden (87,10%) 5. Sebagian besar responden dengan kejadian kanker serviks pada stadium III sebanyak 18 responden (58,1%) 6. Ada hubungan personal higiene organ genital dengan kejadian kanker leher rahim di RSUP Dr. Kariadi Semarang, didapatkan Chi square sebesar 19,386 dengan p value sebesar 0,000. KEPUSTAKAAN Admin.2009.http://medisdankomputer.co.10/10/2009 Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta
13
Dinamika Kebidanan
vol. 2 no.1. Januari 2012
Aziz, dkk. 2006. Onkologi dan Ginekologi. YPB-SP : Jakarta Azwar, A. 2003. Metodologi Penelitian. Yogjakarta : Pustaka Pelajar Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2006. Profil Pendidikan Indonesia Tahun 2006. Jakarta Diananda, R . 2009. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Jogyakarta : Katahati Maharani , Sabrina. 2009. Mengenal 13 Kanker dan Pengobatannya. Jogjakarta : Katahati Meliono, I. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta : FEUI Notoatmodjo, S. 2002. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2005. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nurwijaya, Hartati dkk. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Rasjidi, Imam. 2010. Kanker pada Wanita. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Gramedia Sabella, Rifdah. 2009. Cara Pintar Atasi Kanker. Klaten : Cable Book Setropeloh, 2010. Cara Memelihara Higiene Organ Genitalia http://www.scribd.com Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sukaca, Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks. Jogjakarta : Genius Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba medika Wijayanti, Daru. 2009. Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta : Book Marks
14