PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG GAGAL GINJAL KRONIK Eko Prasetyo Saputro, Susilowati Akademi Keperawatan Pamenang Pare – Kediri ABSTRAK
Gagal ginjal kronik merupakan permasalahan yang serius, kejadian masih cukup tinggi karena, etiologi luas dan komplek, pasien datang ke pertugas kesehatan dalam keadaan terlambat (stadium Akhir), sehingga keluarga perlum emiliki pengetahuan tentang Gagal Ginjal Kronis, dengan harapan keluarga mau merubah pola hidup yang sebelumnya kurangb aik, agar tercapai peningkatan derajat kesehatan keluarga yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang Gagal Ginjal Kronik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri. Penelitian ini menggunakan Accidental Sampling dengan jumlah sampel adalah sesuai batas waktu yang ditentukanyakni 2 minggu dengan kasus yang ditemui sebanyak 24 responden. Pengumpulan data menggunakan kuisoner. Hasil penelitian dari 24 responden, pada pengetahuan keluarga tentang Gagal Ginjal Kronik didapatkan hasil pengetahuan baik 25% ,pengetahuan cukup 58% dan pengetahuan kurang 17%. Penelitian dapat disimpulkan pengetahuan keluarga penderita Gagal Ginjal Kronik, sebagian besar sangat kurang. Untuk itu perlu peningkatan kualitas hidup pasien Gagal Ginjal Kronis untuk menjalani Hemodialisa. Kata kunci : Pengetahuan, keluarga, Gagal Ginjal Kronik ABSTRACT
Chronic renal failure is a serious problem, because the incident is still quite high , wide and complex etiology , patient usually seek health services on the late state (Final stage) , so that the family needs to have knowledge of chronic renal failure , with family expectations would change lifestyle previously less well , in order to achieve an increase in the maximum degree of family health. This study aims to describe the family knowledge about Chronic Renal Failure. The research design used in this research is descriptive . The population in this study were inpatients in Gambiran hospital Kediri . This study used accidental sampling with a sample size is within the limits prescribed time ie 2 weeks with cases encountered as many as 24 respondents. Collecting data using questionnaire. The results of the study of 24 respondents, the family knowledge about Chronic Renal Failure knowledge is obtained either 25 % , 58 % sufficient knowledge and knowledge is less 17 % . Research concluded the family knowledge of patients with Chronic Renal Failure , most are very less. It is necessary to improve the quality of life of patients undergoing chronic renal failure for Hemodialysis . Keywords: Knowledge, family, Chronic Renal Failure
Jurnal AKP
23
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016
sekitar 40 sampai 60 kasus setiap tahunnya. Menurut data dari Persatuan Nefrologi Indonesia (Perneftri), diperkirakan terdapat 70.000 penderita Gagal Ginjal di Indonesia. Angka ini diperkirakan terus meningkat dengan angka pertumbuhan sekitar 10% setiap tahun (Suwitra, 2007). Di Indonesia berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia, pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisa baru tahun 2008 naik menjadi 2.260 orang dari 2.148 orang pada tahun 2007. Berdasarkan data yang ada di RSUD Gambiran Kota Kediri, terdapat sekitar 30 pasien yang rutin cuci darah yang berasal dari Kota Kediri. Sedangkan dari wilayah Kabupaten Kediri sekitar 50 pasien. Dari jumlah tersebut 10 persennya pasien usia muda pada tahun 2013. Obat-obatan bagaikan pedang bermata dua. Bila dimanfaatkan dengan tepat akan menyelamatkan kita dari gangguan penyakit. Namun jika digunakan secara sembarangan, justru penyakit yang lebih parah akan muncul. Salah satu organ yang bakal terganggu akibat penggunaan obat-obatan yang tidak rasional adalah ginjal. Obat bebas dari jenis analgesik dan obat antirematik, bila diminum setiap hari, dalam waktu lama, bisa menyebabkan timbulnya gangguan ginjal. Obat antibiotik jika dikonsumsi dalam jangka panjang juga bisa memberi dampak buruk pada ginjal. "Ada area di ginjal yang namanya intersisium. Area itu yang akan terganggu," (Dharmeizer, 2013) Dengan gaya hidup masyarakat yang seenaknya mengkonsumsi obat-obatan tidak dengan resep dokter, akan meningkatkan resiko terjadinya Gagal Ginjal Kronik. Ditunjang data Gagal Ginjal Kronik yang ada di Indonesia yang setiap tahun semakin meningkat, maka perlu diadakan peningkatan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang Gagal Ginjal Kronik, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya bagi keluarga. Dengan pengetahuan keluarga yang meningkat diharapkan pola hidup yang selama ini kurang baik bagi kesehatan,
PENDAHULUAN
Gagal ginjal kronik atau yang disebut juga dengan chronic kidney disease adalah ketidakmampuan ginjal dalam menjalankan fungsinya yang salah satu tandanya ditunjukkan dengan adanya bersihan kreatinin yang seharusnya difiltrasi oleh glomelurus. Salah satu penyebab adalah penggunaan obat-obatan yang dikonsumsi tanpa pengawasan dokter, misalnya obat penghilang rasa sakit (analgesic) yang kerap kali ditemui diwarung. Sejumlah obat disinyalir merusak ginjal antara lain analgesik, obat-obatan pelangsing, jamu pegal linu, obat anti peradangan non-steroid juga aminoglikod. Obat-obatan analgesic atau penghilang rasa sakit punya efek langsing terhadap ginjal yang menyebabkan kerusakan langsung. Efek samping tersebut bisa terjadi Penyakit Ginjal Akut, dan jika tidak tertangani dengan tuntas maka bisa juga berkembang menjadi penyakit Ginjal Kronis. Padahal jika sudah terjadi Penyakit Ginjal Kronis tidak ada istilah mundur. Penyakit Ginjal Kronis akan mengalami perkembangan kearah yang semakin berat, jika tidak diobati dengan benar. Pengobatan ini pun tidak akan bisa membuat ginjal kembali normal, tetapi bisa menghambat progresi penyakit. Dan jika pengobatan tersebut tidak juga membaik bisa mengarah ke Gagal Ginjal Kronis. Gagal Ginjal kronis ini tidak bisa disembuhkan. Dalam penanganan medis ini, ada dua cara yakni transplansi organ Ginjal atau diterapi dengan Hemodialisa (Cuci darah). Hemodialisa ini pun tidak menyembuhkan hanya akan memperpanjang harapan pasien. Di seluruh dunia menurut WHO tahun 2005 ada 1, 1 juta orang menjalani dialisis kronik. Tahun 2010, diproyeksikan lebih dari 2 juta orang. Hasil Survei Perhimpunan Nefrologi Indonesia menunjukkan, 12,5 persen dari populasi mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta penduduk.. Di Negara berkembang seperti Indonesia insiden penyakit Gagal Ginjal Kronik diperkirakan
Jurnal AKP
24
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016
dapat dirubah, dengan tujuan derajat kesehatan keluarga meningkat.. Dari uraian latar belakang diatas membuat peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Gambaran Pengetahuan keluarga tentang Gagal Ginjal Kronis”.
Pada diagram 1 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang di teliti responden terbanyak berumur 50-59 tahun, yaitu 9 responden (41%). b. Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang gagal ginjal. Waktu penelitian akan dilaksananakan pada bulan Juni 2014 di Puskesmas Adan-Adan Kabupaten Kediri. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian keluarga pasien gagal ginjal yang menunggu keluarganya di Ruang Sedap Malam RSUD Gambiran Kota Kediri., sejumlah 56 orang. sampel penelitian ini ditetapkan dengan formula tertentu dan didapatkan jumlah sampel penelitian 24 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner penelitian yang disusun sendiri oleh peneliti, sejumlah 20 pertanyaan seputar gagal ginjal. Pengolahan data dengan teknik coding, scoring dan tabulating; sedangkan analisis data dilakukan secara deskriptif.
13%
12% Tidak Sekolah
25%
29%
SMA 21%
Diagram 2
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
c. Karakteristik Pekerjaan
Responden
25%
Tani
30- 39 tahun
Swasta
40-49 tahun 50-59 tahun
46%
Wiraswasta
60- keatas
Diagram 3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
Diagram 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
Jurnal AKP
Berdasarkan
29%
9%
41%
PT
Berdasarkan diagram 2 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang di teliti responden terbesar tamat SD, yaitu 7 responden (29%).
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
18%
SD
SMP
HASIL
32%
Berdasarkan
25
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016
Berdasarkan diagram 3 dapat di ketahui bahwa dari 24 responden yang paling banyak pekerja swasta yaitu 11 responden (46%) d. Karakteristik Responden Informasi yang diterima
Berdasarkan diagram 5 dapat di ketahui bahwa dari 24 responden yang paling banyak hubungan dengan penderita GGK dari istri yakni 10 responden (45%)
Berdasarkan f. Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah mendapatkan Penyuluhan.
13% 35%
9%
informasi Media Cetak
Media Elektronik
42%
Keluarga
43%
Petugas Kesehatan
58%
pernah belum pernah
Diagram 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan informasi yang didapat di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
Diagram 6 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan pernah mendapat penyuluhan di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
Berdasarkan diagram 4 dapat di ketahui bahwa dari 24 responden yang paling banyak informasi diterima dari keluarga yakni 10 responden (43%) e. Karakteristik Responden hubungan dengan penderita
Berdasarkan diagram 6 dapat di ketahui bahwa dari 24 responden lebih dari separuh pernah mendapat penyuluhan yakni 14 responden (58%).
Berdasarkan
g. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden 9%
23%
45%
Istri
Suami
29%
Anak Kandung 23%
Anak Menantu
Laki-laki 71%
Diagram 5. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan hubungan dengan Pasien di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
Jurnal AKP
Perempuan
Diagram 7 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin responden di RSUD GambiranKota Kediri Kabupaten Kediri Tahun 2014
26
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016
Berdasarkan diagram 7 dapat di ketahui bahwa dari 24 responden yang paling banyak respondennya adalah wanita yakni 17 responden (71%)
orang lain maupun dari media massa. Tingkat pendidikan mutlak mempengaruhi pengetahuan seseorang. Asumsi ini dapat di buktikan dengan hasil kuesioner tentang Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Gagal Ginjal Kronis yang di berikan kepada responden dengan berbagai tingkat pendidikan. Responden dengan pendidikan SMA yaitu sebanyak 6 responden (25%) dan mendapat hasil score pengetahuan yang baik sekali yaitu sebanyak 2 responden (8%), baik 4 responden (17%), cukup dan kurang (0%). Menurut peneliti bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula pengetahuannya. Tetapi pendidikan bukanlah sesuatu yang mutlak mempengaruhi pengetahuan, faktor lingkungan, pengalaman dan teman sebaya juga mempengaruhi pengetahuan. Beberapa faktor tersebut tidak di teliti dalam penelitian ini, tetapi tidak dapat di pungkiri bahwa faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan keluarga. Pengetahuan bisa didapat dari berbagai sumber, entah itu informasi dari buku, penyuluhan, televisi, koran, dan lain – lain. Penyuluhan merupakan salah satu sumber pengetahuan. Dengan adanya penyuluhan tentang Gagal Ginjal Kronis , keluarga menjadi lebih tahu tentang bagaimana cara merawat keluarganya. Hal ini dibuktikan dengan hasil score keluarga yang pernah mendapatkan penyuluhan sebanyak 14 responcen (58%), dan yang mempunyai pengetahuan baik sekali tentang Gagal Ginjal Kronis sebanyak 4 responden (16%), baik 8 responden (32%), cukup 2 responden (8%), kurang tidak ada (0%). Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan, yaitu 17 responden (71 %), sedangkan laki – laki sebanyak 7 responden (29 %). Perempuan memiliki usia yang lebih panjang dibandingkan laki - laki, yang menyebabkan ia memiliki banyak waktu sendiri, ditambah lagi dengan masalah kesehatan kronis yang membatasi interaksi sosialnya (Peters, 2004). Perempuan memiliki kemampuan
h. Pengetahuan Keluarga Tentang Gagal Ginjal
8%
21% baik sekali
baik
42% 29%
cukup kurang
Kronis Diagram 8 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Keluarga Tentang Gagal Ginjal Kronis di RSUD Gambiran Kota Kediri Tahun 2014
Dari diagram 8 dapat di ketahui dari 24 responden yang diteliti yang banyak responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang GGK dengan 10 responden (42%). PEMBAHASAN
Dari data penelitian di dapatkan 5 responden (21%) berpengetahuan baik sekali, 7 responden (29%) berpengetahuan baik, 10 responden (41%), dan 2 responden (8%) berpengetahuan kurang. Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan suatu obyek tertentu (Notoadmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang dapat di kategorikan menjadi pengetahuan baik, cukup, kurang, dan kurang sekali. Hal ini dapat di pengaruhi oleh faktor pendidikan, pengalaman, intelligence, pemberian informasi dan sosial budaya. (Monks, FJ, 2002) Dari data di atas menunjukkan bahwa pengetahuan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah adanya informasi dari
Jurnal AKP
27
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016
mengkorelasikan suatu informasi lebih baik dari pada laki – laki, namun ketepatan dalam memanggil kembali jawaban itu masih kurang baik dibandingkan laki – laki (Bridge, 2006). Berdasarkan hasil penelitian, dari 17 responden perempuan 6 responden perempuan memiliki kriteria pengetahuan baik. Sedangkan dari 11 responden laki-laki yang memiliki kriteria pengetahuan kurang ada 4 responden. Teori diatas kenyataanya sama dengan hasil penelitian yang dilakukan. Perempuan mempunyai peran penting yaitu mengurus rumah tangga dan mengasuh anak, serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Hal ini menyebabkan hasil penelitian wanita memiliki pengetahuan cukup karena sedikit meluangkan waktunya untuk memperbanyak informasi dan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Untuk itu peneliti menyarankan agar perempuan memperbanyak lagi informasi-informasi tentang Gagal Ginjal Kronik dengan memanfaatkan media masa seperti radio, televisi dan majalah atau koran serta lebih memanfaatkan petugas pelayanan kesehatan. Hasil penelitian pada usia menunjukkan sebagian besar responden berusia 50-59 tahun. Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada penambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu akan menjelang lanjut kemampuan mengingat suatu pengetahuan akan berkurang (Notoatmodjo, 2003). Semakin tua umur seseorang, maka proses-proses perkembangan mentalnya semakin baik, akan tetapi pada umurumur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak seperti ketika umur belasan tahun. IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum (Erfandi, 2009). Teori tersebut sesuai dengan hasil penelitian, dibuktikan bahwa responden yang berusia 50-59 tahun dengan jumlah 9 responden (51%), yang memiliki pengetahuan baik sekali sebanyak 2 responden (8%), sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan 2 responden (8%),
Jurnal AKP
cukup 4 responden (16%) dan yang mempunyai pengetahuan kurang 2 responden (8%). Hal ini disebabkan karena semakin bertambahnya usia seseorang menyebabkan berkurangnya kemampuan intelegensi atau IQ seseorang, kalo ingatan ini dia dapatkan waktu muda tentu hasilnya akan baik, Oleh sebab itu perlu ditingkatkannya pendidikan kesehatan serta penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang mudah dan media seperti leaflet, sehingga mudah diterima dan diingat oleh pasien gagal ginjal kronik yang berusia lanjut. Berdasarkan data pekerjaan didapatkan responden paling banyak adalah bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 11 responden (45%), sebagian petani sebanyak 7 responden (29 %), dan sebagian Wiraswasta 6 responden (25 %).Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik (Ratna Wati, 2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden yang bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 11 responden (45%) 4 responden memiliki kriteria pengetahuan baik sekali, 5 responden memiliki pengetahuan baik, dan 2 responden memiliki pengetahuan cukup, dan tidak ada yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini mendukung teori diatas karena karyawan swasta lebih banyak berinteraksi dan bertukar pendapat dengan rekan kerjanya tantang berbagai macam kabar, serta pengembangan pengetahuan terbaru. Oleh sebab itu peneliti menyarankan agar keluarga lebih memanfaatkan informasi pelayanan kesehatan. Kesimpulan dari semua pembahasan diatas bahwa pengetahuan keluarga tentang gagal ginjal kronis sebagian besar adalah cukup. Sebagian
28
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016
besar responden dilihat dari pekerjaannya, pegawai swasta sebagian besar memiliki pengetahuan hal ini mungkin dikarenakan seringnya mereka dalam berinteraksi social. Responden dilihat dari petani dengan pendidikannya kurang memiliki pengetahuan yang Kurang, hal ini mungkin dikarenakan karena mereka kurangnya berinteraksi dan sedikit mendapat informasi tentang penyuluhan kesehatan, sehingga alangkah baiknya jika penyuluhan kesehatan di masukkan dalam kegiatan –kegiatan masyarakat yang rentan terhadap pola hidup yang tidak sehat.
Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bridge JA, Goldstein TR, Brent DA. (2006). Adolent suicide and suicidal behavior. Journal. University of Pittsburgh Medical Center, Pittsburgh, PA, USA: Western Psychiatric Institute and Clinic. Brunner, L dan Suddarth, D. (2002). Buku ajar keperawatan medical bedah (H.Kuncara, A. Hrtono, M. Ester, Y. Asih, terjemahan). (ed.8) Vol I Jakarta : EGC Doenges Marlyn E, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, (edisi 3), (alihbahasa 1 Made Kriase), Jakarta: EGC Effendy, N, (1998). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: RinekaCipta Notoatmodjo, Soekidjo.(2003).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan . Rineka Cipta. Jakarta Nursalam, (2001).Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV, Sagung Seto. Nursalam, (2001).Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep Dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam.(2006). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan Ed 1. Jakarta: Salemba Medika Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson.(1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4.Jakarta : EGC Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Suharyanto, Abdul, madjid, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Trans Info Media. Jakarta. Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat di simpulkan bahwa: 1. Secara keseluruhan dari data penelitian di dapatkan 5 responden (21%) berpengetahuan baik sekali, 7 responden (29%) berpengetahuan baik, 10 responden (41%), dan 2 responden (8%) berpengetahuan kurang. 2. Sebagian besar responden dengan pekerjaan tani dan pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang, hal ini dikarenakan kurangnya interaksi social yang luas, dan kurangnya informasi kesehatan masyarakat khususnya di desa. Oleh karena itu, penyuluhan kesehatan diadakan pada kegiatan – kegiatan kemasyarakatan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat yang rentan terhadap pola hidup yang tidak sehat. KEPUSTAKAAN
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Jurnal AKP
29
Vol. 7 No.1; 1 Januari – 30 Juni 2016