PERILAKU PACARAN DI KALANGAN REMAJA ASRAMA PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ANUGRAH BINTAN
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
MAI RATNA ELISARI NIM. 090569201056
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
PERILAKU PACARAN DI KALANGAN REMAJA ASRAMA PUTRI AKADEMI KEBIDANAN ANUGRAH BINTAN Mai Ratna Elisari Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tahun 2016 ABSTRAK Permasalahan yang terjadi pada remaja khususnya perilaku pacaran remaja merupakan masalah yang timbul akibat dari lingkungan sosialisasi yang buruk. Kasus-kasus mengenai remaja yang berperilaku menyimpang di Tanjungpinang telah banyak dijumpai. Berdasarkan penelusuran di beberapa portal online media berita Tanjungpinang dapat disimpulkan bahwa perilaku remaja dalam berpacaran tidak sesuai dengan norma-norma sosial, seperti norma agama, norma kesopanan dan norma kesusilaan. Perilakunya cenderung bebas dan menyimpang. Perilaku berpacaran bertentangan dengan norma agama dan kesopanan. Namun informan tetap berperilaku pacaran karena pemahaman mereka terhadap norma agama dan norma kesopanan juga tidak sepenuhnya benar. Dalam norma agama perilaku yang melanggar akan mendapats anksi di alam barzah, sedangkan menurut norma kesopanan perilaku pacaran yang menyimpang adalah perbuatan tidak sopan. Kata Kunci : Perilaku pacaran menyimpang, Mahasiswi Akademi Kebidanan Anugerah Bintan, Norma Agama, Norma Kesopanan, Norma Kesusilaan. ABSTRACT Problems that occur in adolescents, especially adolescent dating behavior is a problem that arises as a result of poor socialization environment. Many cases found concerning teenagers misbehaving in Tanjungpinang. Based on the search in several online portals of Tanjungpinang news media can be concluded that this behavior is not in accordance with social norms, such as religious norms, norms of decency and obscenity. They Tend to be free and deviant. Dating behavior contrary to the norms of religion and decency. But still behave courting informants because of their understanding of religious norms and the norms of decency is not entirely true. In the religious norms of behavior in violation will be sanctioned in afterlife world, while according to the norms of decency dating behavior that deviates is indecency. Keywords: Deviant dating behavior, College Students of Akademi Kebidanan Anugerah Bintan, Religion Norm,Courtesy Norm,Ethics Norm
Pembinaan kualitas kehidupan remaja telah
A. Latar Belakang Remaja
merupakan
generasi
penerus
menjadi perhatian yang serius semua kalangan
bangsa yang akan menjadi cikal bakal
mulai
pemegang
negara, sehingga permasalahan yang akan
sebuah
estafet rantai
pembangunan.
yang
saling
Seperti
berkaitan,
dari
keluarga,
masyarakat
hingga
menimpa remaja harus dapat diantisipasi.
keberhasilan pembangunan sebuah negara
Penyiapan generasi muda dalam aspek
dimasa yang akan datang ditentukan oleh
pendidikan, kesehatan, pembinaan moral dan
kualitas generasi mudanya yang hidup saat ini.
penanaman nilai-nilai nasionalisme menjadi 1
suatu keharusan demi terciptanya generasi
pengawasan orang tua, budaya hedonisme,
muda
konsumtif,
yang
berkualitas.
Ketersediaan
lingkungan pergaulan yang positif sangat
gaya
hidup
malam
akan
menghasilkan kenakalan pada remaja.
mendukung pembinaan generasi muda ke arah
Masa remaja merupakan suatu periode
yang positif. Sebaliknya masa depan negara
dalam rentang kehidupan, periode sebelum
akan hancur jika generasi mudanya tidak siap
dan
menghadapi masa depan. Berbekal dengan
remaja juga merupakan masa peralihan antara
kualitas diri yang rendah dan kering nilai-nilai
masa kanak-kanak dan masa dewasa, yaitu
nasionalisme
antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20
negara
akan
menghadapi
kehancuran di segala bidang.
sesudahnya
tahun,
Lingkungan tempat remaja bersosialisasi, baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan pergaulan seperti kampus, tempat
yaitu
(Hurlock,1993).
menjelang
masa
“Masa
dewasa
muda,....”Ausubel dikutip dari Haditono, 1994 dalam Soetjiningsih (2007:45). Remaja dalam masa peralihan tersebut
kerja dan tempat berkumpul memegang
mudah
peranan penting dalam membangun kualitas
Kecenderungan di usia ini, remaja sering
kehidupan remaja. Kondisi masyarakat dan
mencoba bentuk perilaku yang di dalam
proses-proses sosial yang terjadi di dalamnya
tatanan
akan mempengaruhi perilaku remaja, tidak
menyimpang
hanya berdampak positif namun juga dapat
Fenomena yang menarik adalah perilaku
berdampak
pacaran. Usia pubertas yang lebih dini
negatif.
Lingkungan
yang
terpengaruh
sosialnya dan
merupakan seharusnya
perilaku dihindari.
ditambah
ketimuran
menghasilkan
tentang bahaya penyebaran penyakit menular
perilaku remaja yang santun, berbudi pekerti
seksual dan HIV/AIDS menimbulkan masalah
dan
seperti hubungan seks pra nikah, resiko
akan
hormat-menghormati.
Sebaliknya,
lingkungan yang buruk, seperti kurangnya
kurangnya
pergaulan.
mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya tentunya
dengan
oleh
bimbingan
kehamilan dini dan kehamilan diluar nikah.
2
Sejalan dengan perkembangan zaman, terjadi
pergeseran
nilai-nilai
infrastruktur jalan menjadikan daerah ini
dalam
strategis untuk bermukim. Sebagai salah satu
masyarakat. Budaya ketimuran telah berubah
daerah yang menjadi pusat ekonomi baru dan
seiring perkembangan zaman dewasa ini.
pintu
Dalam tiga dekade terakhir pandangan remaja
masyarakat yang bermukim di kelurahan Batu
mengenai
dan
IX memiliki keheterogenan latar belakang
kedudukan orang tua, termasuk pemahaman
sosial dan budaya. Interaksi sosial di daerah
mereka mengenai perilaku seks telah banyak
ini menjadi dinamis. Terbukanya akses kota
berubah. Banyak aktivitas yang menjurus ke
ini dengan daerah-daerah lainnya baik antar
seks pra-nikah banyak terjadi di kalangan
kota maupun antara kabupaten, membawa
remaja dan pelajar yang berpacaran.
pengaruh yang beragam pula dalam kehidupan
perkawinan,
keluarga
Berdasarkan Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 oleh Badan
Kependudukan
Berencana
Nasional
dan
Keluarga
(BKKBN)
masuk
ke
kota
Tanjungpinang,
masyarakat sehari-hari. Pada
kelurahan
Tanjungpinang
Batu
Timur
IX
Kecamatan
terdapat
fasilitas
bersama
rekreasi hiburan malam yang disediakan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian
hotel seperti Volcano Pub oleh Comfort Hotel
Kesehatan merilis hampir 30 persen remaja
dan F-Longue and Pub pada Hotel Aston.
sudah melakukan perilaku menjurus ke tindak
Perilaku pergaulan bebas dan kehidupan
asusila (persetubuhan).
malam yang ditunjukkan oleh orang-orang
Tanjungpinang sebagai ibukota Provinsi
yang
memanfaatkan
fasilitas
ini
dapat
Kepulauan Riau telah berkembang dengan
diartikan sebagai perilaku yang menyimpang
pesat. Gencarnya pembangunan di daerah ini
dari norma sosial. Hal ini dapat memberikan
ditandai dengan pembangunan sarana dan
contoh negatif kepada perilaku remaja pada
prasarana infrastruktur seperti pengembangan
daerah ini.
pusat
ekonomi
baru
dan
penyediaan
3
Melalui penelusuran online pada portal
sudah terjadi pada kelompok tertentu dalam
koran online, banyak berita mengenai perilaku
masyarakat. Perubahan itu dikaitkan dengan
menyimpang di kalangan masyarakat umum
perubahan-perubahan
dan remaja bersekolah di Tanjungpinang.
pendidikan,
berkurangnya
Tanjungpinang-pos.com pada tanggal 26 April
munculnya
semangat
2013 dengan berita “Dua Pasangan Mesum Di
bertambahnya
Grebek”, menyebutkan:
rangsangan-rangsangan seks melalui beragam
“Sejak Januari-April 2012, telah mengamankan 42 orang yang terjaring razia di beberapa tempat. Di antaranya, 23 orang laki-laki, 19 perempuan, dan ada enam mahasiswa dan pelajar. Sedangkan remaja yang diamankan mencapai 18 orang dan dewasa mencapai 24 orang di razia di Wisma Cahaya Pinang, enam orang di Wisma Anggrek Merah dan tiga orang di Wisma Hanaria. Tiga orang di Wisma Bestari Bintan dan 29 orang di taman-taman yang ada di Kota Tanjungpinang ...” (http://www.tanjungpinangpos.co.id/2012/ 04/40799/dua-pasangan-mesumdigerebek.html).
sosial
mobilitas
ekonomi,
kontrol
sosial,
kebebasan, dan
meluasnya
media hiburan, media massa dan teknologi. Pergaulan remaja yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda tentunya akan menghasilkan pola perilaku yang menarik untuk dicermati. Remaja yang tinggal diluar lingkungan utamanya dengan pengawasan yang lebih berbeda dengan remaja yang tinggal
pada
lingkungan
lingkungan
keluarga.
utamanya
Dalam
atau
lingkungan
Selanjutnya media online batamtoday.com keluarga, orang tua menjadi tuntunan dan dalam beritanya pada November 2013 “Enam panutan Bulan
Razia,
Satpol
PP
remaja
dalam
bersikap
dan
Tanjungpinang memberikan pengajaran mengenai norma-
Amankan
144
Pasangan
Mesum”, norma yang berlaku di masyarakat. Orang tua
menyebutkan informasi bahwa dari 144 akan memberikan teguran jika remaja atau pasangan mesum yang dirazia terdiri atas 2 anak
mereka
melanggar
norma-norma
persen PNS, 48 persen masyarakat umu dan tersebut. Berbeda dengan remaja yang tinggal 50 persen mahasiswa. tidak pada lingkungan utamanya. Panutan dan Informasi di atas setidaknya memberikan tuntunan mereka dapatkan dari teman sejawat kesan yang kuat bahwa perubahan-perubahan 4
yang juga remaja yang masih dalam tahap
mudah dipantau, sehingga mahasiswi dapat
perkembangan.
fokus belajar dan mendapatkan nilai yang
Salah satu contoh tempat tinggal diluar
baik.
lingkungan utama yang bisa remaja pilih
Namun dengan karakteristik remaja yang
adalah asrama. Dalam Kamus Besar Bahasa
masih labil dan berproses dalam mencari jati
Indonesia (1989:121) asrama berarti bangunan
diri, remaja akan saling mempengaruhi.
tempat tinggal bagi orang-orang yang bersifat
Perilaku remaja yang cenderung bebas dalam
homogen. Asrama biasanya disediakan oleh
bergaul akan berakibat buruk jika dicontoh
suatu
oleh remaja lainnya tanpa mempertimbangkan
unit
organisasi
tertentu
yang
menginginkan adanya keteraturan diantara penghuninya sehingga lebih mudah dalam pengawasan
dan
mencapai
tujuan
mana yang baik dan mana yang buruk. Hal tersebut membuat penulis tertarik
unit
untuk meneliti tentang perilaku pacaran
organisasi tersebut. Terdapat norma yang
mahasiswi dalam usia remaja yang tinggal
harus dipatuhi oleh penghuni asrama dan
pada lingkungan asrama, yaitu pada asrama
biasanya ada sanksi bagi yang melanggar.
putri Akademi Kebidanan Anugerah Bintan
Akademi Kebidanan Anugerah Bintan menyediakan asrama untuk mahasiswinya yang untuk tinggal, baik berasal dari luar kota maupun
mahasiswi
yang
berasal
yang berada di Kelurahan Batu IX Kecamatan Tanjungpinang Timur. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
dari
terdorong untuk melakukan penelitian dengan
tanjungpinang. Asrama ini bertujuan agar
judul: “Perilaku Pacaran Di Kalangan
mahasiswi dapat lebih mudah belajar dan
Remaja Pada Asrama Putri Akademi
melaksanakan kegiatan bersama. Mahasiswi
Kebidanan Anugerah Bintan”.
juga diajak untuk berbagi tanggung jawab dan B. Rumusan Masalah bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari. Masalah pokok yang ingin dipelajari dan Kegiatan bersosialisasi diharapkan akan lebih dijelaskan
dalam
penelitian
ini
adalah 5
mengetahui
bagaimana
perilaku
2. Sebagai bahan dalam lab social untuk
menyimpang dalam berpacaran remaja yang
memahami gejala masyarakat yang akan
menjadi mahasiswi di Akademi Kebidanan
berguna bagian akademisi.
Anugerah
Bintan.
tersebut
dirumuskan
bentuk
Secara
rinci
sebagai
masalah berikut:
Sedangkan
manfaat
praktis
adalah
Bagaimana perilaku pacaran remaja pada
sebagai berikut:
asrama
Kebidanan
1. Memberikan masukan kepada pemerintah
Anugerah Bintan dilihat dari norma sosial
Kota maupun Provinsi dalam rangka
yang berlaku?
menyusun kebijakan berkenaan dengan
putri
Akademi
masalah sosial dan penanganannya. C. Tujuan Penelitian 2. Dapat
membantu
pemerintah
guna
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan
masalah
sosial
serta
mengetahui perilaku pacaran remaja pada memberikan solusi untuk menyelesaikan asrama putri akademi kebidanan anugerah masalah sosial yang berkaitan dengan bintan dilihat dari perspektif norma sosial masalah perilaku menyimpang remaja yang berlaku dimasyarakat. dalam berpacaran di Kota Tanjungpinang. D. Manfaat Penelitian E. Konsep Operasional Manfaat
penelitian
ini
antara
lain Untuk memperoleh realitas dalam hasil
manfaat
teoritis
dan
manfaat
praktis. penelitan
secara
empiris,
maka
penelitian
yang
masih
abstrak
konsep
Manfaat teoritis adalah sebagai berikut: 1. Penelitian
ini
dapat
harus
menambah dioperasionalkan agar benar-benar mengarah
pengetahuan dan dapat dijadikan kajian kepada fenomena atau fokus penelitian. gejala
sosial
masyarakat
berupa Selanjutnya
konsep
yang
sudah
penyimpangan perilaku remaja dalam dioperasionalkan perlu dilakukan pengukuran berpacaran.
6
agar dapat dilakukan penilaian dari masingmasing indikator.
bersumber dari suara hati sanubari manusia
Konsep operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Pacaran
adalah
3. Norma kesusilaan adalah norma yang
yang terbentuk dari penilaian terhadap perilaku seseorang baik atau jahat, terpuji
serangkaian
aktivitas
atau
tercela.
Norma
bersama yang diwarnai keintiman serta
memandang
adanya keterikatan emosi yang terjadi baik
menjurus
pria dan wanita yang belum menikah,
perbuatan yang tidak terpuji karena dapat
dengan tujuan untuk saling mengenal dan
merugikan informan penelitian, seperti
untuk melihat kesesuaian antara satu sama
kehamilan diluar nikah.
lain
sebagai
pertimbangan
sebelum
menikah.
perilaku
kesusilaan
kepada
pacaran
seks
yang
bebas
adalah
4. Norma kesopanan adalah batasan-batasan yang
timbul
dari
kebiasaan
atau
2. Norma agama adalah petunjuk hidup
kesepakatan masyarakat dalam bergaul
tertuang dalam kitab suci agama yang
sehari-hari. Nilai sopan atau tidak sopan
berasal dari ajaran kepercayaan masyarakat
suatu perilaku berbeda disatu wilayah
terhadap Tuhan YME. Pedoman tersebut
dengan wilayah lain, bergantung kepada
yang terdiri dari aturan mengenai perintah
kebudayaan dan kebiasaan. Semakin sering
yang harus dilakukan untuk mendapatkan
atau banyak suatu perilaku dilakukan maka
pahala dan larangan yang harus dijauhi
akan bernilai sopan. Di Tanjungpinang,
karena dapat menimbulkan dosa. Norma
perilaku
atau pedomannya tertuang pada kitab suci
seksual yang menyimpang bukan suatu
agama masing-masing. Di dalam norma
kebiasaan, sehingga perilaku ini dianggap
agama, perilaku pacaran yang disertai
pelanggaran terhadap norma kesopanan.
perilaku seksual harus dijauhi karena
5. Perilaku pacaran yang menyimpang adalah
menimbulkan dosa, seperti berzina.
interaksi
berpacaran
dalam
dengan
berpacaran
perilaku
yang
7
perilakunya
dalam
hubungan antara peneliti dan yang di teliti,
pergaulan, baik norma kesusilaan, norma
lebih peka dan dapat menyesuaikan diri
agama maupun norma kesopanan. Contoh
terhadap pendalaman masalah.Yaitu untuk
perilakunya yang menyimpang adalah
memahami perilaku menyimpang remaja
pegangan tangan, berpelukan, berciuman
dalam berpacaran.
bahkan
melanggar
sampai
norma
melakukan
hubungan 2.
Lokasi Penelitian
intim. Penelitian ini dilakukan di asrama putri Akademi Anugerah Bintan di Kelurahan Batu
F. Metode Penelitian. 1.
IX
Jenis Penelitian
Metode penelitian adalah cara untuk
Kecamatan
Dipilihnya
lokasi
Tanjungpinang ini
karena
Timur. Akademi
mengumpulkan data dan fakta yang ada.
Anugerah Bintan adalah satu-satunya tempat
Jenis penelitian yang digunakan adalah
perkuliahan di Tanjungpinang mengharuskan
deskriptif kualitatif. Pendekatan kualitatif
mahasiswi tingkat pertama untuk tinggal di
menggambarkan,
asrama. Sehingga adanya percampuran antara
menceritakan
dan
mengungkapkan, berbagai
mahasiswi yang berasal dari berbagai latar
kondisi dan situasi yang ada. Penelitian ini
belakang sosial dan budaya mereka akan
menggunakan pendekatan kualitatif. Bogdan
saling mempengaruhi dan dengan lemahnya
dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif
pengawasan dari orang tua memungkinkan
adalah
mereka
prosedur
meringkas
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
terpengaruh
oleh
perilaku
menyimpang.
tertulis atau lisan dari orang-orang dan 3.
Jenis Data
perilaku yang dapat diamati (Moleong, a. Data primer 2002:3). Yaitu data yang secara langsung Alasan memilih pendekatan ini adalah peneliti peroleh dari sumbernya, dalam menyajikan
secara
langsung
hakikat 8
hal ini data tersebut diperoleh melalui
Sugiyono
(2012:96)
wawancara dengan para informan tentang
purposive sampling adalah teknik penentuan
permasalahan penelitian yaitu bagaimana
sampel
perilaku informan didalam berpacaran
Pertimbangan tertentu dimaksudkan untuk
dengan
menyatakan
pertimbangan
tertentu.
b. Data sekunder
meningkatkan
Data sekunder rmerupakan data yang
diperoleh, dalam hal ini informasi tentang
dikumpulkan dari pihak kedua atau dari
perilaku pacaran yang terjadi dikalangan
sumber
mahasiswi
lain
yang
tersedia
sebelum
kegunaan
bahwa
Akademi
informasi
Anugerah
yang
Bintan.
penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini
Informan dipilih dengan kriteria sebagai
data sekunder berupa foto dan juga
berikut:
dokumen dari sumber data tertulis yang berasal dari pihak terkait dalam masalah penelitian ini.
a. Masih aktif sebagai Mahasiswi Akademi Anugerah Bintan Tingkat I b. Berusia 18 s/d 20 tahun c. Tinggal dan menetap di asrama putri
4.
Populasi dan Sampel Akademi Anugerah Bintan
Sesuai dengan jenis penelitian bahwa d. Sedang berpacaran atau memiliki pacar. penelitian
kualitatif
tidak
menggunakan Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
populasi dan sample tetapi menggunakan hanya ada 3 orang mahasiswa yang bersedia pendekatan secara intensif ke informan yang untuk
memberikan
informasi
tentang
akan dijadikan sebagai sumber data dalam bagaimana perilaku pacaran mereka bersama penelitian ini. Menurut Sugiyono (2009:221), pasangannya, dan ketiga informan inilah yang penentuan
sampel
atau
informan
dalam menjadi informan kunci dalam penelitian ini.
penelitian
kualitatif
berfungsi
untuk
mendapatkan informasi yang maksimum. Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan dengan teknik purposive sampling.
5. Teknik
Teknik Pengumpulan Data pengumpulan
data
yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 9
a. Observasi,
yaitu
pengamatan
dan
diajukan adalah: seputar dengan perilaku
pencatatan sistematik terhadap unsur-
mahasiswi dalam berpacaran.
unsur yang tampak dalam suatu gejala 6.
Teknik Analisis data
atau gejala-gejala dalam objek penelitian Dalam menentukan analisa data maka (Nawawi dan Martini: 1991). Dalam peneliti mempergunakan analisa deskriptif penelitian ini subjek penelitian adalah kualitatif analisis, yaitu memberikan gambaran remaja putri di asrama putri Akademi tentang kenyataan yang ada untuk selanjutnya Anugerah Bintan. Observasi dilakukan dianalisa
guna
menemukan
akhirnya
dapat
ditarik
hasil
yang
dengan cara berinteraksi langsung dengan informan
penelitian
informasi
secara
dan
kesimpulan
dan
mencari dijadikan landasan dalam memberikan saran-
langsung
kepada saran dan pendapat dari penulis. Menurut Ian
informan terkait dengan tujuan penelitian. Dey (Moleong 2006) mengatakan bahwa inti b. Wawancara.
Menurut
Esterberg analisis terletak pada tiga proses
(Sugiyono
2012:231),
yang
Wawancara berkaitan yaitu mendefinisikannya fenomena,
merupakan pertemuan dua orang untuk mengklasifikasikan dan melihat bagaimana bertukar informasi dan ide melalui tanya konsep-konsep yang muncul satu dengan jawab, sehingga dapat dikonstruksikan lainnya makna
dalam
suatu
topik
saling
berkaitan,
agar
dapat
tertentu. dipaparkan secara jelas sehingga memperoleh
Wawancara dilakukan dengan informan sebuah pemahaman dan fakta jelas tentang terpilih dari mahasiswi pada asrama putri masalah dalam penelitian. Akademi Anugerah Bintan. Wawancara Untuk menganalisis data yang diperoleh ini digunakan untuk menggali informasi dari
hasil
penelitian,
digunakan
teknik
mengenai gambaran perilaku pacaran deskriptif
analisis,
yaitu
metode
yang
mereka baik secara terstruktur maupun digunakan terhadap suatu data yang telah tidak. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dikumpulkan kemudian disusun dan dijelaskan 10
untuk selanjutnya di analisa. Data yang berupa
mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
ucapan, tulisan dan perilaku yang dapat
Sebagai seorang anak bungsu yang baru
diamati dari interaksi antara peneliti dengan
menginjak usia 18 tahun MN merupakan anak
informan penelitian yang diperoleh selama
yang sangat dimanjakan oleh kedua orang
penelitian dilaporkan secara kualitatif untuk
tuanya, apa yang diinginkan oleh MN selalu
memperoleh kesimpulan.
berusaha dipenuhi oleh orang tuanya. Latar
belakang
keluarga
MN
yang
G. Pembahasan
merupakan
1. Karakteristik Informan
membuat apa yang diinginkan oleh MN
Dalam penjelasan berikut ini akan dibahas mengenai mendapat
karakteristik informasi
menganalisa dikalangan Anugerah
remaja Bintan.
yang
berkecukupan
dengan mudah dapat dipenuhi oleh orang
informan
guna
akurat
dalam
Tanjungpinang merupakan keinginan yang
pacaran
berasal dari diri MN sendiri. Saat ini MN telah
Akademi
berada pada tingkat 1, namun di tingkat 1
karakteristik
motivasi kuliah yang dimiliki oleh MN
yang
tentang
keluarga
perilaku mahasiswi
Adapun
tuanya.
Keinginan
untuk
berkuliah
di
informan yang diidentifikasi adalah sebagai
semakin
berikut:
dikarenakan oleh pergaulan yang dimiliki oleh
lama
semakin
mulai
memudar
MN sehingga berdampak pada IPK yang Informan MN MN merupakan salah seorang mahasiswi di Akademi Kebidanan Anugrah Bintan yang
dimiliki oleh MN saat ini.
Informan MK
berasal dari luar Kota Tanjungpinang tepatnya
MK merupakan salah seorang mahasiswi
berasal dari Kabupaten Natuna. Sebagai
Akademi Kebidanan Anugrah Bintan yang
mahasiswa
mendapatkan
saat ini sedang berada pada semester 1. MK
kepercayaan yang besar dari keluarganya
merupakan mahasiswa yang berasal dari
untuk
Kebupaten Kepulauan Anambas yang saat ini
MN
berkuliah
telah
di
luar
kota
untuk
11
juga terdaftar sebagai salah satu penghuni asrama Anugrah
mahasiswi Bintan.
Akademi MK
Kebidanan
merupakan
ST merupakan salah satu mahasiswi Akademi Kebidanan Anugrah Bintan yang
anak
saat ini berada pada tingkat 1 yang saat ini
pertama dari 2 bersaudara, sebagai anak
berusia 18, ST merupakan mahasiswa yang
pertama MK merupakan harapan utama dari
berasal dari Kabupaten Lingga. ST merupakan
kedua orang tuanya untuk bisa berhasil dalam
mahasiswa yang saat ini tinggal di asrama
menjalani pendidikannya di kampus Akademi
Akademi Kebidanan Anugrah Bintan yang
Kebidanan Anugrah Bintan.
telah tinggal diasrama sejak pertama kali
Menjadi seorang bidan merupakan cita-cita
kuliah. Sebagai seorang mahasiswa rantauan
yang dimiliki oleh MK, MK beralasan selain
ST tergolong mahasiswa yang cukup cerdas
untuk membantu masyrakat, menjadi bidan
dalam kegiatan belajar dikampus hal ini dapat
adalah harapan dari kedua orang tuanya agar
terlihat dari kedua informan yang lain IPK
dapat merubah kondisi ekonomi keluarga
yang
karena MK merupakan anak dari keluarga
dibandingkan dengan 2 informan yang lain.
dimiliki
oleh
ST
cukup
tinggi
nelayan. Sejak masuk kuliah sampai dengan
ST merupakan anak bungsu dari 3
saat ini perkembangan prestasi perkuliahanya
bersaudara, dengan latar belakang keluarga
tidak begitu baik hal ini dapat dilihat dari IPK
yang cukup mapan karena kedua orang tua ST
yang dimiliki MK masih tergolong rendah.
bekerja sebagai PNS di kabupaten lingga,
Rendahnya IPK yang dimiliki oleh MK
dengan kondisi keluarga yang berkecukupan
dikarenakan tidak fokusnya pikiran MK dalam
membuat ST selalu bisa memenuhi kebutuhan
belajar kerena MK telah memiliki pacar yang
yang diabutuhkan termasuk kendaraan yang
membuat
telah dia miliki. Adanya kendaraan yang
konsentrasinya
antara belajar dan pacaran.
menjadi
terbagi
dimiliki ST membuat ST menjadi sering beraktivitas di luar asrama salah satunya untuk
Informan ST berpacaran dengan pasangannya.
12
yang memalukan. Selama berpacaran, mereka 2. Perilaku Pacaran Informan bisa saling berbagi cerita dengan teman yang Dengan terdapatnya aturan ketat yang lain, ada yang memperhatikan, menyemangati diterapkan di asrama, biasanya aktivitas atau mengajak jalan-jalan untuk refreshing. berpacaran dilakukan diluar asrama. Mereka Mahasiswi yang sebenarnya telah masuk berjalan-jalan ke pasar, nongkrong bersama kepada tahap pendewasaan diri juga dituntut teman-teman di tepi laut, ke Mall Ramayana, untuk mengenal hubungan yang akan nantinya ke Bestari Mall, mengunjungi tempat rekreasi mereka bangun nantinya yaitu pernikahan. yang ada di Kota Tanjungpinang. Pada saat di Mahasiswi mulai mengenal pacaran dari asrama,
biasanya
mereka
hanya
saling pergaulannya. Mereka akan saling berkumpul
menelpon atau sms-an sampai larut malam. dan berbagi cerita mengenai pacaran dan Aturan di asrama memang tidak memberikan berjalan-jalan bersama. Mahasiswi akan ikut izin
mahasiswi
keluar
namun
tetap berpacaran juga karena terpengaruh oleh
memperbolehkan tamu datang berkunjung ke perilaku pacaran yang diperlihatkan oleh asrama. Sehingga aktivitas pacaran dilakukan temannya. Mahasiswi awalnya mempelajari walaupun secara sembunyi-sembunyi dari motif teman-temannya memiliki pacar, yaitu pengawasan penjaga asrama. misalnya ketertarikan terhadap fisik lawan Pacaran didasarkan oleh keinginan untuk jenis,
hasrat
seksual,
ataupun
adanya
mahasiswi untuk bersosialisasi. Lingkungan kemudahan
jika
memiliki
pacar
untuk
asrama yang homogen saja tentu membuat berjalan-jalan di tanjungpinang. Akhirnya jenuh. Interaksi sosial yang dilakukan dengan mahasiswi tertarik untuk memiliki pacar. lingkungan
luar
kampus
dan
asrama Kemudian
mereka
mencontoh
perilaku-
menimbulkan rasa ketertarikan terhadap lawan perilaku pacaran yang menyimpang dari jenis. Selain itu, pacaran sudah menjadi tren temannya maupun dari sang pacar, termasuk remaja saat ini. Ada anggapan jika tidak teknik atau gaya berpacaran dan motif. mempunyai pacar atau jomblo itu sesuatu 13
Semua perilaku yang tidak baik dalam
sampai menyentuh bagian sensitif dari tubuh
berpacaran dipengaruhi juga oleh motivasi dan
pasangan.
pandangan
bentuk
perilaku ini sudah umum oleh remaja zaman
perilaku tersebut. Selain itu seperti pergaulan
sekarang sehingga mereka merasa boleh
remaja, pengetahuan tentang norma-norma
melakukan
sosial, pengetahuan tentang bahaya dari
memahami bahwa ada norma-norma sosial
perilaku pacaran yang menyimpang, serta
yang melarang mereka untuk berbuat seperti
peran dari keluarga, teman dan lingkungannya
itu. Namun dengan mengetahui kebiasaan
juga memberikan andil dalam membedakan
yang sering dilakukan oleh remaja lain dalam
perilaku yang boleh dan tidak dikerjakan.
berpacaran, ajakan pacar dan pembenaran
mahasiswi
terhadap
Selain itu dengan berpacaran mereka akan
yang
Mereka
hal
menganggap
seperti
diperlihatkan
oleh
media-media
elektronik
pacar dan kemudahan untuk berjalan-jalan dan
menganggap perilaku tersebut adalah perilaku
perilaku yang mereka tunjukkan bukanlah
yang menyimpang yaitu berciuman dan
perilaku
meraba bagian yang sensitif.
dapat
membuat
mereka
remaja
Mahasiswi
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
yang
membuat
ini.
bahwa
tidak
lagi
dikeluarkan dari asrama. Sehingga dengan
Aktivitas berpacaran dengan mencium
mengabaikan sedikit aturan asrama tentang
dahi, pipi, kemudian dilanjutkan dengan
berpacaran
lebih
ciuman bibir bahkan sampai melakukan
menguntungkan dari pada tidak memiliki
hubungan seks dilakukan dengan alasan
pacar. Padahal aturan tersebut dibuat oleh
perilaku ini adalah sebagai ungkapan rasa
asrama agar mereka dapat fokus dalam belajar.
kasih sayang dengan pacar. Terdapat norma-
Dari
mereka
hasil
menganggap
wawancara
dan observasi
norma di masyarakat seperti norma agama,
dilapangan terungkap bahwa perilaku pacaran
norma kesusilaan dan norma kesopanan
yang paling banyak dilakukan adalah perilaku
menyatakan bahwa perilaku pacaran adalah
pacaran dengan mencium bibir secara intens
perilaku yang melanggar norma. Hal ini
14
karena
berpacaran
dapat
menimbulkan
dampak negatif terhadap pelaku pacaran, seperti kehamilan, perilaku seks bebas dan perilaku
lainya.
Namun
kehamilan dan dikeluarkan dari kampus. Sebagai remaja yang sedang melanjutkan
terjadi
studinya pada jurusan kebidanan sebenarnya
pergeseran persepsi masyarakat terhadap nilai
mahasiswi telah diberikan pemahaman dengan
atau norma tersebut. Hal ini dapat dilihat pada
masalah
pendapat
menganggap
memahami hal yang dapat menyebabkan
perilaku pacaran yang mereka boleh untuk
kehamilan hanya dibuahinya sel telur oleh
dilakukan
sperma. Selain itu, pengetahuan mahasiswi
mahasiswi
karena
yang
telah
mereka belum merasakan resiko seperti
menganggap
perilaku
mereka tidak memiliki resiko.
pacar
kehamilan.
Mereka
membantu mencegah kehamilan dapat saja
mendapatkan
membantu mereka untuk melakukan hubungan
memberikan perhatian yang lebih yang tidak
seks tanpa menyebabkan kehamilan. Namun
mereka dapatkan dirumah dan diasrama serta
hal tersebut tidak dilakukannya karena mereka
mereka dapat melakukan aktivitas-aktivitas
masih menyadari bahwa berzina itu dilarang
yang mereka sukai bersama pacarnya. Mereka
oleh agama. Selain itu, kehamilan yang
merasakan jika tidak memiliki pacar mereka
disebabkan
oleh
tidak akan bisa seperti itu. Mahasiswi tidak
bencana
karena
tahu terdapat resiko yang akan terima dari
diberhentikan dari perkuliahan. Belum lagi
berpacaran yang menyimpang. Mereka tidak
penolakan dari lingkungan masyarakat jika
mengetahui bahwa dengan mereka berpacaran
mengetahui kehamilan yang terjadi adalah
akan
akibat pergaulan bebas.
timbul
mereka
dan
mengenai alat-alat kontrasepsi yang dapat
Adanya pendapat di mahasiswi dengan memiliki
seks
perilaku-perilaku
dapat
perilaku
zina
membuat
menjadi mereka
menjerumuskan mereka terhadap perilakuInforman MN perilaku menyimpang yang mengarah kepada Berkaitan dengan perilaku pacaran telah pergaulan bebas, karena sampai saat ini diperoleh beberapa keterangan langsung dari 15
informan kepada informan seputar perilaku
pasangan atau pacarnya. Selain itu MN juga
pacaran yang telah dia lakukan bersama
tahu
pacarnya.
mengapa
percakapan dengan teman-teman di asrama
informan berpacaran, jawaban dari informan
dan juga dari media-media elektronik seperti
adalah ketertarikan mereka terhadap lawan
film-film barat yang ia tonton di tv, DVD
jenis, mengikuti teman, mengikuti jaman dan
maupun internet juga menampilkan bentuk-
membutuhkan
bentuk
Pertanyaan
teman
alasan
dekat
untuk
dapat
dimintai tolong kapan saja.
perilaku-perilaku
perilaku
tersebut
tersebut.
Dan
dari
untuk
pertanyaan apa alasan MN berperilaku seperti
Selanjutnya ditanyakan mengenai perilaku
itu ketika berpacaran MN menjawab karena
pacaran yang informan MN lakukan dalam
awalnya MN merasa penasaran dan ingin
berpacaran.
mencoba,
Informan
menjawab
sampai
ketika
sudah
mencoba
MN
dengan berciuman dan saling meraba bagian
merasakan rasa yang berbeda dan merasa
yang sensitif dari pasangannya. Namun tidak
ketagihan untuk terus melakukanya lagi
sampai
disetiap ada kesempatan.
berhubungan
badan
karena
MN
mengaku masih belum berani untuk sampai Informan MK melakukan hubungan badan. Perilaku berpacaran yang dilakukan oleh Ketika
ditanyakan
pada
pertanyaan informan MK juga tergolong dalam perilaku
selanjutnya apakah MN pernah berciuman MN yang kurang baik, hal ini dapat terlihat dari menjawab sering, menurut MN berperilaku hasil
wawancara
yang
telah
didapatkan
seperti itu adalah perilaku biasa dalam langsung dari MK, informan MK mengaku berpacaran, ungkapan rasa cinta terhadap alasan utama kenapa MK memilih untuk pasangan. Selanjutnya ditanyakan kepada berpacaran
karena
dia
merasa
kurang
informan tentang sumber pengetahuan tentang perhatian dari keluarga yang jauh di kampung, perilaku tersebut. MN menjawab mendapatkan sehingga MK memilih untuk mendapatkan pengetahuan mengenai perilaku tersebut dari
16
perhatian dari orang lain yaitu pacarnya
yang bisa mereka manfaatkan seperti pada
sekarang.
kutipan wawancara dengan MK sebagai
Ketika ditanyakan bagaimana perilaku MK ketika
berpacaran
dari pengakuan MK sendiri tentang bagaimana
“Teman-teman mengatakan hal ini wajar aja, ditambah lagi pacar juga minta, sehingga membuat saya mau melakukannya. Lagi pula saya tidak khawatir kalau melakukannya dengan orang yang disayangi.”(Wawancara dilakukan pada 15 Mei 2015)
perilaku dia berpacaran yang bukan hanya
Dari hasil kutipan wawancara diatas dapat
sekedar berciuman atau bercumbu melainkan
terlihat bahwa informan MK memang merasa
sudah sampai dengan berhubungan badan.
bahwa hal yang dilakukanya merupakan hal
Berpacaran
batas
yang wajar karena hal yang dilakukanya juga
memang telah dilakukan oleh MK, dari
dilakukan oleh teman-temanya yang lain.
informasi
dia
Adanya pendapat bahwa melakukan hubungan
mengaku bahwa pacarnya lah yang mengajak
intim sebelum adanya ikatan yang sah adalah
untuk melakukan hubungan badan sebagi
pemahaman yang salah karena merupakan
bukti rasa sayang dan rasa cinta.
sebuah
perilaku
MK
berpacaranya
mengaku
bahwa
memang
sudah
berikut:
melewati batas wajar, hal ini dapat dibuktikan
yang
yang
sudah
melebihi
disampaikan
MK,
Alasan yang dimiliki oleh informan MK
perilaku
yang
menyimpang dari
norma.
kenapa dia ingin melakukan hal tersebut Informan ST karena selain sebagai cara untuk membuktikan Informan ST adalah salah satu informan rasa cintanya kepada pasanganya, MK juga yang mengaku telah memiliki pacar dan telah ingin tahu bagaimana rasa dan nikmatnya berperilaku
diluar
batas
wajar,
ketika
berhubungan badan sehingga ketika MK dan ditanyakan tentang apa alasan ST berpacaran, pacaranya melakukan itu didasari atas dasar dia menjawab karena dia merasa telah jatuh suka sama suka dan MK juga mengaku cinta
dengan
pasanganya
sekarang
dan
melakukan hubungan disetiap ada kesempatan pasanganya pun juga memiliki rasa yang sama 17
dengan
ST
sehingga
akhirnya
mereka
memutuskan untuk menjalin hubungan.
orang yang ada di zaman dahulu, hal yang bisa membuat atau mengundang nafsu selalu
Ketika ditanyakan bagaimana perilaku
berusaha dijauhi oleh orang pacaran zaman
pacaran ST, dia mengaku selama hampir
dahulu, berbeda dengan sekarang hal-hal
setahun pacaran dia telah melakukan beberapa
tersebut justru menjadi suatu hal yang wajib
hal dengan pasanganya seperti berpegangan
sebagai bukti tanda sayang dan cinta kepada
tangan,
pasangan.
berpelukan
dan
berciuman.
Pengetahuan tentang perilaku tersebut diakui oleh ST tidak didapat
siapa-siapa
mahasiswi pertama kali belajar tentang aturan
melainkan berasal dari keinginan dirinya dan
boleh dan tidak boleh menjadi lingkungan
pasanganya sendiri, hal ini dilakukan sebagi
yang harus memberikan landasan kuat dalam
upaya pelampiasan rasa sayang yang dimiliki
menjalankan norma. Norma agama, norma
oleh
Kutipan
kesusilaan, norma kesopanan adalah norma
menjelaskan
yang telah diajarkan dirumah. Kemudian
bagaimana perilaku pacaranya dapat dilihat
masuk kepada lingkungan asrama mahasiswi.
dibawah ini :
Terdapat nilai-nilai atau tata kelakuan yang
ST
terhadap
wawancara
informan
dari
Lingkungan keluarga yang menjadi tempat
pasanganya. yang
“ ya saya dan pacar saya paling Cuma pegangan tangan, pelukan dan berciuman saja nggak lebih dari itu, kerena saya takut kalo buat hal-hal yang lebih dari itu, takut kebobolan dan hamil. (wawancara dilakukan pada 17 Mei 2015).
baku di asrama yang berkemungkinan berbeda
Dari kutipan hasil wawancara diatas dapat
kelakuan. Hal-hal yang seharusnya bernilai
dilihat bahwa hal-hal berupa ciuman dan
tidak sopan dan asusila, menjadi sopan dan
pegangan tangan merupakan hal yang bias
sesuai dengan norma kesusilaan. Misalnya,
dilakukan oleh pasangan di zaman sekarang,
menggunakan
hal ini sangat berbeda dengan cara berpacaran
lingkungan
dengan tata kelakuan yang diterapkan di keluarga masing-masing. Mahasiswi mulai dihadapkan dengan pergeseran tata nilai
celana asrama
pendek
sepaha
di
sambil
berkumpul
18
bersama-sama. Pada lingkungan keluarga,
perilaku yang benar dan pantas dilakukan saat
penggunaan celana pendek hanya dirumah saja
berinteraksi sosial dalam suatu masyarakat.
dan hanya anggota keluarga saja yang ada,
Norma agama adalah aturan atau suatu
namun karena asrama adalah lingkungan
petunjuk bagi umat manusia yang memeluk
tempat tinggal mereka, hal tersebut menjadi
suatu
sopan.
perintahnya dan menjauhi larangannya.
Kemudian,
mandi
bersama-sama
dengan tidak menggunakan baju adalah
agama
Dalam
agar
kaitannya
dapat
menjalankan
dengan
perilaku
perbuatan asusila. Namun karena situasi yang
berpacaran informan penelitian dapat di
memaksa menjadi hal yang lumrah.
analisis terdapat banyak pelanggaran yang
Terkait dengan perilaku pacaran yang
telah dilakukan oleh informan penelitian
menyimpang, pemahaman mahasiswi yang
terhadap norma agama yang dipeluknya.
keliru terhadap keuntungan yang bisa diraih
Dalam kasus perilaku berpacaran mahasiswi,
jika memiliki pacar adalah keuntungan bagi
jika di analisis secara norma agamayang
diri sendiri merasa ada yang mencintai,
dipeluk oleh setiap informan penlitian maka
melindungi dan mengayomi. Sebenarnya hal
dalam setiap agama, mengakui adanya rasa
tersebut tidak sepenuhnya benar, karena belum
cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika
tentu pacar akan benar-benar melakukan hal-
seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu
hal yang diinginkan oleh mereka.
adalah anugerah Yang Maha Kuasa, termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan
2.1.Tanggapan
Informan
Berdasarkan lain-lainnya. Namun rasa cinta tersebut juga
Norma
Agama
Tentang
perilaku akan dibatasi oleh ikatan-ikatan tertentu yang
Pacaran harus dilalui agar ikatan tersebut menjadi sah Norma adalah pedoman perilaku untuk dan tidak melanggar norma agama. melangsungkan
kehidupan
bersama-sama Dalam kasus pacaran, setiap agamanya
dalam suatu kelompok masyarakat. Norma membenarkan manakala ikatan di antara merupakan suatu petunjuk atau juga patokan 19
mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya
pandangan agama islam. Dari hasil wawancara
ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan
terhadap informan MN, MK dan ST tentang
sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan
apakah
ketertarikan
berpacaran dalam
apa
hukum
dalam
adalah
sebuah
semuanya menjawab tahu, dan juga mereka
tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar
mengetahui kalau dalam agama islam itu
diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat
dilarang untuk berpacaran apalagi sampai
cinta belaka, janji lewat SMS, chatting dan
bersentuhan dan melakukan hal-hal yang
sejenisnya, tapi cinta sejati haruslah berbentuk
bersifat seksualitas.
setiap
sebab
mengetahui
cinta
pandangan
sesaat,
mereka
agama
ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.
agama islam, mereka
Berdasarkan hasil wawancara mengenai pertanyaan apakah menurut informan perilaku
Dalam setiap agama hubungan suami istri
berpacaran mereka telah melanggar ajaran
sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-
agama islam, ketiga informan mengaku bahwa
kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu
apa
sentuhan, pegangan, cium dan juga seks.
berpacaran memang sudah banyak melanggar
Sedangkan di luar nikah, setiap agama tidak
ajaran agama islam, karena mereka juga telah
pernah membenarkan semua itu. Kecuali
menyadari bahwa apa yang telah mereka
memang ada hubungan `mahram` (keharaman
lakukan
untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan
merupakan hal yang salah dan telah melanggar
hanya ada pada agama islam saja, tapi hampir
ajaran agama islam, karena didalam agama
semua agama mengharamkan perzinahan.
islam berpacaran sebelum memiliki status
Berdasarkan hasil penelitian telah didapat informasi dari informan penelitian tentang bagaimana tanggapan informan mengenai perilaku
berpacarannya
jika
dilihat
dari
yang telah mereka lakukan dalam
bersama
pasangannya
adalah
yang sah adalah merupakan suatu hal yang dilarang. Pertanyaan tentang apakah informan tidak merasa berdosa karena telah melakukan
20
pelanggaran terhadap larangan agama, dari
(wawancara dilakukan dengan informan ST pada tanggal 18-052015).
hasil wawancara dapat diperoleh tanggapan informan bahwa ketiga informan juga telah merasa berdosa karena telah melanggar apa yang dilarang oleh agama, namun perasaan berdosa itu hanya dirasakan sebentar oleh informan namun setelah itu hilang dan mereka akan melakukan perbuatan serupa lagi dengan pasangannya. Hal ini juga dapat terlihat dari kutipan hasil wawancara sebagai berikut : “ ya perasaan berdosa itu pasti ada kak, tetapi hanya sebentar saja, palingan besok sudah lupa, kalau sudah lupa ya saya ulangi lagi perbuatan saya dengan pacar saya kak,.”(wawancara dilakukan dengan informan MN pada tanggal 17-052015). “ kalau ditanya perasaan berdosa jelas adalah kak, tapi namanya juga anak muda, ngerasanya berdosanya cuma sebantar aja tapi setelah dibawak santai dan gak terlalu dipikirkan perasaan berdosa itu hilang gitu aja kak. (wawancara dilakukan dengan informan MK Pada tanggal 1805-2015).
Selanjutnya untuk pertanyaan apa yang informan lakukan ketika informan tahu bahwa apa yang dilakukanya itu adalah hal yang salah dimata agama, dari ketiga informan yang telah diwawancarai dapat ditarik kesimpulan dari pendapat ketiganya bahwa mereka hanya merasa bersalah dan berdosa sebentar setelah itu mereka kembali melakukan perbuatan yang dilarang
oleh
agama.
Alasan
yang
dikemukakan oleh informan penelitian karena mereka telah terbiasa melakukan perbuatan tersebut dengan pasangannya sehingga sulit bagi mereka untuk meninggalkanya karena bagi
mereka
merupakan
perbuatan perbuatan
tersubut
adalah
sebagai
sarana
pelampiasan rasa sayang dan cinta kepada pasangannya. Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat
“ ya kalo ngomongin soal dosa ya pastilah kak ngerasa berdosa apalagi setelah kita benar-benar ngerasa udah berdosa karena udah ngelakuin hal yang gak bener, tapi mau gimana lagi kak, udah jadi kebiasaan sih makanya masih aja terus dialkuin hal itu.
sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Fenomena yang terjadi pada remaja zaman sekarang mungkin sudah banyak yang 21
lepas
dari
ajaran-ajaran
islam.
Gaya
yang mempertontonkan bentuk tubuhnya,
berpacaran anak remaja sekarang sudah sangat
kecuali
untuk
suaminya.
Dalam
hadist
lewat dari batas. Pacaran jika tidak dengan
dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah
nafsu mungkin sudah dianggap sesuatu yang
dengan berpakaian yang mempertontonkan
ketinggalan zaman.
lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang
Didalam setiap ajaran agama telah diatur
baunya semerbak, memakai make up dan
bagaimana aturan yang harus dijalankan oleh
sebagainya setiap langkahnya dikutuk oleh
semua umat beragama yang mana dalam
para malaikat, dan setiap laki-laki yang
ajaran agama tidak melakukan perbuatan yang
memandangnya sama dengan berzina mata
dapat mengarahkan kita kepada perbuatan
dengannya. Dihari kiamat nanti perempuan
zina, Diantara perbuatan tersebut seperti
seperti itu tidak akan mencium bau surga, apa
berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat
lagi masuk surga.
yang
sepi,
termasuk
Jika ditarik kesimpulan dari permasalahan
bergandengan tangan, berciuman, dan lain
perilaku yang menyimpang dalam berpacaran
sebagainya, tidak menyentuh perempuan yang
yang dilakukan oleh informan secara norma
bukan muhrimnya karena sudah ada haram
agama memang sudah sangat salah, namun
dalam islam, Tidak berduaan dengan lawan
sanksi yang diberikan oleh norma agama tidak
jenis
karena
berupa sanksi langsung kepada informan
mengakibatkan munculnya hawa nafsu, Harus
melainkan sanksi yang akan diterima oleh
menjaga
ke
informan penelitian ketika telah berada dialam
pandangan yang mengarah pada timbulnya
barzah dihari pertanggungan. Dalam norma
hawa nafsu.
agama sudah jelas dikatakan bahawa untuk
yang
bersentuhan
bukan
mata
atau
muhrimnya,
pandangan
kita
Dalam ajaran agama islam menutup aurat
selalu menjalankan segala perintahnya dan
sangat diwajibkan kepada kaum wanita untuk
menjauhi segala larangannya, namun saat ini
menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian
informan penelitian telah melakukan hal yang
22
termasuk
didalam
larangan
agama
dan
Pacaran itu pasti akan timbul hal-hal yang
informan sendirilah yang akan menanggung
baik maupun tidak, artinya jika pacaran itu
sendiri resiko yang akan diterimanya.
dijalankan sesuai dengan aturannya, kemudian tidak macam-macam
2.2.Tanggapan
Informan
yang artinya tidak
Berdasarkan melanggar jalur yang ditetapkan Tuhan, maka
Norma Kesopanan Tentang perilaku sebagian besar akan menjalankannya dengan Pacaran penuh
kebahagiaan.
Namun
sebaliknya,
Pacaran merupakan suatu tahap menuju apabila
pacaran
itu
dijalankan
dengan
jenjang yang lebih tinggi atau pernikahan, atau semaunya, kemudian tidak takut pada tuhan, pacaran dapat juga sebagai tahap membentuk maka jangan harap berakibat baik. pribadi, atau belajar mempelajari sikap lawan Dari hasil wawancara mengenai apakah jenis,
juga
belajar
bagaimana
dalam informan telah berlaku sopan ketika sedang
menghadapi masalah dalam suatu hubungan, berpacaran,
hasil
wawancara
dapat
dan bagaimana cara kita menyelesaikan disimpulkan bahwa dari ketiga informan masalah itu. penelitian semuanya mengaku telah berlaku Pacaran merupakan dua orang dan dua tidak sopan, baik itu yang dilakukan didepan sifat berbeda bertemu menjadi satu, tentu akan umum atau dilakukan secara tersembunyi. banyak perbedaan, maka sangat diperlukan Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara sikap
pengertian.
dan
apabila
terjadi yang telah disimpulkan mengenai pertanyaan
ketidakcocokan sangat diperlukan rekonsiliasi. apakah informan pernah berpegangan tangan Tuntutan tidak akan menyelesaikan masalah, dan berpelukan di depan orang lain, dari tetapi malah menambah masalah baru, maka jawaban ketiga informan terdapat variasi sifat pengertian sangat diperlukan, disamping jawaban yang diberikan informan, informan itu tentu harus ada sikap kejujuran dan MN mengaku dalam berpacaran jika ditempat keterbukaan, dan kepercayaan. umum MN selalu berusaha untuk sopan dalam
23
berpacaran
dan
tidak
berlebihan,
MN
lain ketiganya mengaku tidak pernah sama
mengaku berpegangan tangan, berpelukan dan
sekali, menurut pengakuan ketiganya mereka
berciuman dilakukan ketika tidak ada yang
tidak pernah berciuman di depan umum atau
melihat saja, sementara informan MK dan ST
di depan orang lain karena mereka merasa
mengaku kalau hanya sebatas pegangan
malu kalau perbuatan tidak baik mereka
tangan dan pelukan ketika sedang naik sepeda
dilihat oleh orang lain. Hasil wawancara juga
motor merupakan hal yang wajar dan sering
dapat diperkuat dari kutipan wawancara
dilakukan oleh pasangan lain sehingga untuk
dengan informan MK berikut ini :
perbuatan itu sering mereka lakukan ditengah keramaian ataupun didepan teman-teman yang lain. Hasil wawancara juga dapat diperkuat dari hasil kutipan wawancara dengan informan ST dan MK berikut ini: “Kalau dijalan atau ditempat umum pegang tangan atau pelukan udah merupakan hal yang biasa sehingga saya tidak terlalu segan ketika saya pelukan diatas motor atau pegangan tangan, orang lain saja banyak yang melakukan jadi saya rasa apa yang saya buat sah-sah saja” (wawancara dilakukan tanggal 15-5-2015)
“Kalau ciuman didepan orang lain jelas tidak mungkinlah saya lakukan kak, gila aja kalau ciuman didepan orang bisa malu saya kak, kan gak enak tu diliat orang nanti saya di ejek atau mungkin dimarahin orang kak.”(wawancara dilakukan pada tanggal 17-05-2015). Untuk pertanyaan selanjutnya mengenai apakah perilaku berpacaran informan pernah ditegur oleh orang lain, ketiga informan memiliki jawaban yang sama yaitu tidak pernah. Berdasarkan pengakuan informan kalau hanya sekedar pegangan tangan dan
“Kalau masalah perilaku pacaran saya yang gak sopan sih bukan saya ya nilai ya kak, itu terserah otang lain mau nilai apa, yang penting saya gak pernah gangguin dan ikut campur urusan orang lain kak.” (wawancara dilakukan tanggal 15-5-2015)
pelukan diatas motor tidak mungkin ditegur orang lain, karena hal tersebut adalah hal yang biasa dilakukan oleh pasangan lain. Tetapi ketiga informan juga berpendapat kalau mereka melakukan perbuatan yang lebih dari
Selanjutnya
untuk
pertanyaan
apakah pegangan tangan dan pelukan mereka lakukan
informan pernah berciuman di depan orang 24
di tempat yang sepi dan tidak terlihat oleh orang lain.
Ketika norma kesopanan telah banyak diabaikan,
Sopan santun tidak hanya pada saaat kita
informan
juga
mengaku
bahwasanya mereka pernah mendapatkan
bicara pada orang yang lebih tua dan berbuat
teguran
di hadapan orang tua. Tetapi sopan santun
berpacaran, teguran yang diberikan oleh
juga harus ada pada saat kita bergaul dengan
masyarakat ternyata diakui tidak memberikan
teman yang seumur dengan kita baik itu pria
efek jera dari informan. Ketika mereka ditegur
ataupun wanita. Sopan santun merupakan
oleh masyarakat mereka hanya memutuskan
realisasi dari sikap menghargai pada sesama,
untuk pergi dari lokasi tersebut.
sopan santun juga menunjukkan bagaimana cara bersikap dan berperilaku.
dari
masyarakat
Perbuatan-perbuatan mencerminkan
Bukti yang dapat disampaikan dalam
ketika
yang
sedang
tidak
berpegangnya
lagi
informan
terhadap norma kesopanan yang ada dan
penelitian ini tentang adanya pelanggaran
diakui
terhadap norma kesopanan yang ada dalam
perbuatan yang tidak lagi mencerminkan nilai
penelitian ini adalah adanya pengakuan dari
kesopanan tersebut tentu saja akan membuat
informan
bagaimana
masyarakat yang masih berpegang teguh dan
perilaku mereka ketika berpacaran. Dari
menjalankan norma kesopanan akan menjadi
pengakuan
informan
penelitian
tentang
risih dan merasa terganggu ketika mereka
bagaimana
perilaku
informan
ketika
melihat perbuatan-perbuatan tersebut langsung
penelitian
tantang
berpacaran memang telah melanggar normanorma
kesopanan,
masyarakat.
Perbuatan-
dihadapannya.
ketika
Dari fakta dilapangan juga ditemukan
berpelukan,
informasi bahwa sudah ada pengaduan dari
berciuman ketika sedang pacaran ditempat
masyarakat yang dilakukan kepada pihak
umum bahkan ada yang sampai melakukan
penjaga asrama berkaitan dengan keresahan
hubungan seks.
yang
mengendarai
motor
misalnya
didalam
sambil
dirasakan
oleh
masyarakat
karena
25
melihat perbuatan yang dirasa kurang sopan
wanita yang belum memiliki ikatan yang sah
yang dilakukan oleh informan penelitian. Hal
berpegangan
ini sesuai dengan kutipan hasil wawancara
didepan umum itu adalah merupakan hal yang
yang dilakukan peneliti terhadap penjaga
melanggar norma-norma kesopanan.
asrama sebagai berikut :
tangan
bahkan
berpelukan
Masalah ini merupakan tanggung jawab
“ kemarin pernah ada salah seorang waraga yang datang dan berbicara kepada saya terkait perilaku anak-anak yang membuat warga tersebut menjadi terganggu, warga tersebut mengatakan dia pernah melihat salah satu penghuni berpelukan dan berciuman disekitar asrama, ya maklum saja tugas sayahanya menjaga dan mengurusi asrama, sehingga jika ada penghuni yang melakukan tindakan diluar batas mungkin ketika dia sedang lengah dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh penghuni untuk berbuat yang bukan-bukan.” (wawancara dialkukan pada tanggal 15-5-2015).
kita semua sebagai masyarakat, hal yang
Kesimpulan yang dapat diambil dari
sampai
paling penting adalah bimbingan dari setiap orang
tua
agar
lebih
mendidik
dan
memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas dan globalisasi negatif. Bagi pemerintah, seharusnya lebih menyaring lagi setiap budaya atau teknologi yang datang dari luar.Untuk instansi pendidikan, jangan pelajaran
agama
tidak
terlalu
fenomena berpacaran mahasiswi memiliki
diperhatikan, karena ini merupakan masalah
pemikiran yang seharusnya tidak ada di
yang sangat penting bagi perkembangan
pikiran mereka. Mereka berpikir, apabila
generasi bangsa.
pacaran, rasa sayang dan cinta pada pasangan 2.3.Tanggapan
Informan
Berdasarkan
maka mereka harus melakukan hubungan seks Norma Kesusilaan Tentang Perilaku sebagai bentuk rasa cinta dan sayang mereka. Pacaran Ada pula yang mengatakan, kalau tidak Norma
kesusilaan,
seseorang
dapat
berhubungan seks bukan pacaran namanya, membedakan mana yang dianggapnya baik namun hal yang demikian adalah merupakan dan mana yang dianggap buruk. Pelanggaran hal yang salah dan melanggar norma-norma norma kesusilaan merupakan berupa sanksi kesopanan. Apabila ada pasangan pria dan pengucilan secara fisik ataupun batin. Norma 26
kesusilaan
juga
memberi
kita
petunjuk
perbuatan yang seharusnya tidak mereka
mengenai cara bersikap dan bertingkah laku
lakukan
dalam memutuskan yang ingin dilakukan,
kebiasaan dan budaya masyarakat.
dihindari dan juga ditentang.
dalam
hidup
dan
bertentangan
dengan
Selanjutnya untuk pertanyaan mengenai
Tujuan norma kesusilaan adalah setiap orang
karena
kehidupannya
apakah
yang
informan
lakukan
ketika
mengetahui bahwa perbuatan yang mereka
memiliki sifat kesusilaan tinggi berdasarkan
lakukan
nilai-nilai
makhluk
perbuatan yang melanggar norma kesusilaan,
paling sempurna, bahkan, norma kesusilaan
dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan
inilah yang membuat kita pantas disebut
bahwa ketiga informan ketika tahu bahwa
manusia
mereka telah melanggar norma kesusilaan
kemanusiaan
dan
sebagai
membedakan
kita
dengan
bersama
mereka
manusia ciptaan Tuhan pasti memiliki norma
mengumbar kemesraan bersama pasangannya
kesusilaan,
ada
ditempat umum karena mereka tidak ingin
diantara kita seringkali menolak, menyangkal,
perbuatan mereka mendapat cemoohan dari
melakukan perlawanan terhadap norma ini.
orang lain.
harus
diakui
untuk
tidak
adalah
makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Semua
meskipun
berusaha
pasangannya
terlalu
Berdasarkan hasil wawancara mengenai
Dan untuk pertanyaan mengenai apakah
pertanyaan apakah informan sadar apakah
infrorman merasa menyesal kerena telah
yang telah dilakukan didalam berpacaran telah
berperilaku melanggar norma kesusuilaan
melanggar
hasil
ketiganya
mengaku
menyesal,
namun
wawancara dapat disimpulkan bahwa ketiga
informan
mengaku
kesulitan
untuk
informan mengaku bahwa tindakan yang telah
meninggalkan kebiasaan mereka bersama
mereka lakukan dengan pasanganya adalah
pasangannya karena mereka telah terbiasa dan
perbuatan
norma
merasa jika perbuatan yang biasa mereka
kesusilaan karena perbuatan tersebut adalah
lakukan tidak dilakukan lagi justru akan
norma
yang
kesusilaan,
telah
dari
melanggar
27
menjadi pertanda jika pasangannya sudah
kemesraan merupakan hal yang biasa dan
tidak mencintai dan menyayanginya lagi.
wajar malah sebagian remaja itu merupakan
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat
suatu keharusan. Padahal hal tersebut sudah
disimpulkan bahwa perbuatan yang telah
jauh melanggar dari kode etik yang berlaku.
informan lakukan memang telah informan
Dengan kata lain, telah terjadi pergeseran nilai
sadari sebagai perbuatan yang salah, namun
dalam budaya manusia. Tidak diketahui kapan
perbuatan tersebut tidak bisa begitu saja
awal tejadinya. Pastinya, teknologi yang
ditinggalkan karena mereka sudah terbiasa dan
berkembang dengan pesat dan sikap permisif
bergantung dengan rutinitas yang telah mereka
yang
lakukan bersama pasanganya.
mengakibatkan pergeseran yang telah berakar
Dewasa
ini,
perilaku
remaja
yang
mengenal
pada
tolak
masyarakat.
ukur,
Karena
telah
kesusilaan
notabenya telah menjadi mahasiswa semakin
merupakan suatu bisikan hati yang diakui oleh
jauh dari norma kesusilaan. Kriminalitas, seks
masyarakat dan etika merupakan perbuatan
bebas, dan berbagai perilaku menyimpang
baik buruk yang bersifat lokal. Maka bila
lainnya dilakukan seolah-olah norma yang
dilihat dari sudut pandang etika, melanggar
telah berakar di masyarakat tidak mampu lagi
atau tidak norma kesusilaan tergantung dari
menyaring. Dengan ketidaksadaran orang tua
masyarakat sekitar.
ditambah lagi banyaknya pintu yang dinilai
Ketika
perilaku
menyimpang
dalam
sebagai tren pergaulan masa kini, membuat
berpacaran terjadi di masyarakat perkotaan,
perilaku menyimpang yang seharusnya tidak
akan
dilakukan oleh remaja yang notabenya adalah
kesusilaan. Karena
mahasiswa yang telah berada pada jenjang
dalam berpacaran merupakan gaya hidup dan
pendidikan tinggi
trend modernisasi yang masyarakat kota akui.
Berbicara masalah etika, kini pacaran di depan
umum
dengan
mempertontonkan
dianggap
tidak
melanggar
noma
perilaku menyimpang
Sehingga, ketika mereka menolak perilaku tersebut
malah
akan
terjadi
pengucilan.
28
Berbeda dengan masyarakat kota, masyarakat
untuk
selalu
desa masih teguh memegang suatu tradisi, adat
perintahnya
istiadat dan budaya yang diwariskan oleh
larangannya, namun saat ini informan
leluhur. Sehingga, ketika suatu perilaku
penelitian telah melakukan hal
menyimpang terjadi di lingkungan mereka,
termasuk didalam larangan agama dan
akan terjadi pengucilan terhadap individu, dan
informan
keluarga besar mereka akan merasa sangat
menanggung sendiri resiko yang akan
malu.
diterimanya.
dan
menjalankan
segala
menjauhi
segala
sendirilah
yang
yang
akan
2. Fenomena berpacaran mahasiswi memiliki H. Kesimpulan dan Saran
pemikiran yang seharusnya tidak ada di
1. Kesimpulan
pikiran mereka. Mereka berpikir, apabila
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
pacaran, rasa sayang dan cinta pada
pada remaja putri yang tinggal di asrama putri
pasangan maka mereka harus melakukan
Akademi
Kebidanan
Bintan
hubungan seks sebagai bentuk rasa cinta
mengenai
perilaku
didapatkan
dan sayang mereka. Ada pula yang
Anugerah pacaran
kesimpulan sebagai berikut:
mengatakan, kalau tidak berhubungan seks
1. Secara norma agama perilaku berpacaran
bukan pacaran namanya, namun hal yang
yang telah dilakukan informan memang
demikian adalah merupakan hal yang salah
sudah sangat salah, namun sanksi yang
dan melanggar norma-norma kesopanan.
diberikan oleh norma agama tidak berupa
Apabila ada pasangan pria dan wanita yang
sanksi
belum
langsung
kepada
informan
memiliki
ikatan
yang
sah
melainkan sanksi yang akan diterima oleh
berpegangan tangan bahkan berpelukan
informan penelitian ketika telah berada di
didepan umum itu adalah merupakan hal
alam barzah dihari pertanggungan. Dalam
yang melanggar norma-norma kesopanan.
norma agama sudah jelas dikatakan bahwa
29
3. Ketika
perilaku
berpacaran
menyimpang
terjadi
di
dalam
1. Masyarakat luas, khususnya para orang tua
masyarakat
mahasiswi agar memberikan kasih sayang,
perkotaan, akan dianggap tidak melanggar
agar
noma
perilakunya agar tidak terjerumus ke dalam
kesusilaan.
Karena
perilaku
menyimpang dalam berpacaran merupakan
mahasiswi
dapat
dikendalikan
pergaulan bebas
gaya hidup dan trend modernisasi yang
2. Para mahasiswi diharapkan dapat bersikap
masyarakat kota akui. Sehingga, ketika
dan berperilaku sesuai dengan norma-
mereka menolak perilaku tersebut malah
norma
akan terjadi pengucilan. Berbeda dengan
terpengaruh oleh ajakan teman yang lain
masyarakat kota, masyarakat desa masih
untuk berbuat hal yang tidak baik.
teguh memegang suatu tradisi, adat istiadat
yang
berlaku,
jangan
mudah
3. Bagi pemerintah hendaknya membuat
dan budaya yang diwariskan oleh leluhur.
kebijakan
Sehingga,
perilaku
pengendalian perilaku remaja agar para
menyimpang terjadi di lingkungan mereka.
remaja dapat dikendalikan dan tidak
Akan terjadi pengucilan terhadap individu,
mudah terjerumus ke dalam perbuatan
dan keluarga besar akan merasa sangat
yang tercela.
ketika
suatu
yang
berkaitan
dengan
malu. I. DAFTAR PUSTAKA 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai permasalahan tentang perilaku menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswi Bintan
Akademi
maka
Kebidanan
dapat
Anugrah
direkomendasikan
beberapa saran sebagai berikut :
Bruce J. Coehan. Sosiologi: Suatu pengantar.(Jakarta: Rineka Cipta. 1992). Bungin, B. 2007.Penelitian Kualitatif.Jakarta : Prenada Media Group Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Dwi Narwoko. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. (Jakarta. Kencana. 2007) Goode, William J, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, Cet IV, 1995.
30
James M. Henslin. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi (Jakarta: Erlangga. 2007). Johnson, Doyle Paul. 1988. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, terjemahan Robert M.Z Lawang dari buku Sociological Theory Classical Founders and Contemporary Prespective, Jakarta : Gramedia. Johnson, Sociological Theory, II (1986). terj. Robert M.Z. Lawang, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jilid II, Jakarta: Gramedia. Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya MS Siahaan M.Si, Drs. Jokie. 2009. Perilaku Menyimpang : Pendekatan Sosiologi. Jakarta : PT Indeks. Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono. 1985 max Weber. Konsep-konsep dasar dalam sosiologi.jakarta. cv rajawali. Soekanto, Soerjono, dan Ratih Lestarini.1988. fungsionalisme dan teori konflik dalam perkembangan sosiologi.sinar grafika. Jakarta. Soekanto, S. (2002) Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers. Soekanto, Soerjono. 1985 max Weber. Konsepkonsep dasar dalam sosiologi.jakarta.cv rajawali.
Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas In Akbar, Metodologi penelitian sosial,cet.3, Jakarta :Bumi Aksara, 2009.
31