PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN
Naskah Publikasi
Oleh
FERY AGUNG SANTOSO NIM. 090569201055
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang disebut dibawah ini: Nama
:
FERY AGUNG SANTOSO
NIM
:
090569201055
Jurusan/Prodi
:
ILMU SOSIOLOGI
Alamat
:
Jalan Nusantara, Perumahan Al Azhar Mahkota Bintan, KM 18 Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan
Nomor TELP
:
+6281365591603
Email
:
[email protected]
Judul Naskah
:
PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah dan untuk dapat diterbitkan. Tanjungpinang, 27 Juni 2017 Yang menyatakan, Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Suryaningsih, M.Si NIDN.1016076901
Rahma Syafitri,M,Sos NIP. 198508202015042001
1
PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN Fery Agung Santoso Suryaningsih, M.Si Rahma Syafitri,M,Sos
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Kecamatan Bintan Timur untuk mengetahui fenomena balap liar dan faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku balap liar kalangan remaja di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten
Bintan.
Penelitian
ini
menggunakan
metode
deskriptif
kualitatif,
untuk
menggambarkan, meingkaskan berbagai kondisi, situasi dan fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian. Perilaku menyimpang balap liar kalangan remaja di Kecamatan Bintan Timur ditinjau dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, kelompok bermain dan lingkungan masyarakat. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi dan wawancara dengan informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang yang terdiri dari 5 remaja pelaku balap liar, 5 orang tua pelaku balap liar dan 1 tokoh masyarakat dikecamatan Bintan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja melakukan balap liar karena ingin mencoba hal baru dan mencari kepuasan yang kemudian kecanduan dan menjadi hobi. Hal ini karena balap liar dapat memacu adrenalin, rasa gengsi yang masih tinggi, mendapatkan sanjungan dari teman pergaulannya atau tergiur oleh besarnya uang taruhan yang didapatkan. Timbulnya perilaku menyimpang pelaku balap liar kalangan remaja di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan karena kekosongan kontrol atau pengendalian sosial dan dipengaruhi oleh faktor keluarga yaitu kurangnya pengawasan dan bimbingan orang tua terhadap anaknya. Pengaruh faktor lingkungan sekolah dan pergaulan kelompok bermain dan lingkungan masyarakat yang kurang baik membuat anak remaja tersebut dengan mudah dan bebas untuk ikut dalam dunia balap liar. Kata Kunci : Perilaku Menyimpang, Remaja, Balap Liar
2
PERILAKU MENYIMPANG PELAKU BALAP LIAR KALANGAN REMAJA DI KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN Fery Agung Santoso Suryaningsih, M.Si Rahma Syafitri,M,Sos
[email protected] [email protected] [email protected]
ABSTRACT
The study was conducted in Kecamatan Bintan Timur to know the phenomenom of illegal racing and the factors that affect the incidence of illegal racing behavior among teenagers in Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan. This study used descriptive qualitative method, to describe, summarize a variety of conditions, situations and phenomenom of social reality in the society which is the object of research. Wild race deviant behavior among teenagers in Kecamatan Bintan Timur in terms of environmental factors family, school, play groups and communities. Primaryv data in this study are the data obtained through observations and interviews with informants. Informants in this study a total of eleven informants consisiting of five juvenile offenders wild race, five parents perpetrators of illegal racing and community leaders in Kecamatan Bintan Timur. The results showed that adolescents do wild race because I wanted to try something new and find satisfaction then the addiction and become a hobby. This is because the illegal racing can be adrenaline, a sense of pride is still high, gaining praise from her social friends or templed by the amount of money bet obtained. Not with standing the onset of conduct performers wild race among teens in district east Bintan, Bintan regency because of the delay control or control of social adn family factors are affected by the lack of supervision and guidance of parent to their children. The influence of environmental factors play school and social groups and communities are less well that makes teenagers are easily and freely to participate in the world of illegal racing. Keyword: Deviant Behavior, Juvenile, illegal racing.
3
Efek dari pergaulan baik itu dari lingkungan
I. Pendahuluan
masyarakat maupun dilingkungan sekolah
1.1. Latar Belakang
dapat Pengaruh dari globalisasi terhadap
tumbuhnya
suatu
kesadaran atau minat yang bisa menunjang
remaja sudah tidak terbendung lagi, baik
kreatifitas maupun bakat yang dimiliki.
dari media komunikasi maupun pergaulan
Perilaku menyimpang yang juga biasa
yang tersalurkan tanpa batas tanpa adanya
dikenal dengan nama penyimpangan sosial
pengawasan. Diakibatkan remaja melakukan
adalah perilaku yang tidak sesuai dengan
perilaku menyimpang atau tingkah laku
nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik
hingga pelanggaran norma sosial sudah
dalam sudut pandang kemanusiaan (agama)
marak terjadi baik didaerah-daerah hingga
norma-norma
kota besar di indonesia. Masa remaja sering
secara
individu
maupun
pembenarannya sebagai bagian daripada
menimbulkan kekuatiran bagi para orang tua
makhluk sosial.
padahal bagi si remaja sendiri, masa ini
Penyebab
adalah masa yang paling menyenangkan
terjadinya
perilaku
menyimpang yang terjadi pada kalangan
dalam hidupnya. Oleh karena itu, para
remaja dikarenakan ketidaksanggupan me-
orangtua hendaknya berkenan menerima
nyerap
remaja sebagaimana adanya. Orang tua para
norma
-
norma
kebudayaan.
Seseorang yang tidak sanggup menyerap
remaja hendaknya menjadi pemberi teladan didepan, ditengah membangkitkan semangat dan dibelakang mengawasi segala tindak
norma-norma
kebudayaan
kedalam
keperibadiannya,
ia tidak dapat
mem-
bedakan hal yang pantas dan tidak pantas.
tanduk si remaja. Kesalahan
mempengaruhi
Belakang ini jika kita perhatikan, setiap hari yang
dilakukan
sering
selalu saja terjadi peristiwa penyimpangan
menimbulkan kekuatiran serta perasaan
sosial yang dilakukan oleh remaja.
yang tidak menyenangkan bagi lingkungan
Penyimpangan sosial muncul akibat
dan orang tuanya. Remaja membutuhkan
tidak
sosialisasi, paling tidak kebutuhan untuk diterima oleh teman sebaya,
sehingga
seorang remaja bisa berinteraksi, bergaul,
adanya
kesadaran
mentaati
norma
dan
Perilaku
menyimpang
remaja
untuk
peraturan
sosial.
harus
dihindari
karena dapat mengganggu ketertiban dan
berbaur, dan berkembang bersama teman
ketentraman hidup masyarakat. Bentuk-
sebayanya. Biasanya seorang remaja takut
bentuk penyimpangannya pun beragam
tersingkirkan atau tidak dianggap dalam
seperti
pergaulan dengan sesama remaja.
melakukan
tindakan-tindakan
kenakalan, seperti perkelahian, merokok,
Kebutuhan aktualisasi para remaja
pergaulan bebas, urakan yang mengacaukan
yang kadang-kadang menjuruskannya pada
ketentraman sekitar, seperti mencoret-coret
dampak-dampak negatif. Remaja begitu
tembok umum dan kebut-kebutan dijalan
mudah hanyut terhadap hal-hal baru yang
yang mengganggu keamanan lalu lintas dan
belum tentu positif bagi masa depannya.
4
membahayakan jiwa sendiri serta orang lain.
pengguna
Kebut-kebutan sangat liar dan dilakukan
membahayakan diri sendiri karena memacu
tidak pada tempatnya yaitu dijalan raya yang
motor tanpa menggunakan helm, bahkan ada
banyak kendaraan melintas dan dilakukan
yang tanpa lampu. Belum lagi polusi suara
secara ilegal.
dan udara yang mereka ciptakan karena
Remaja-remaja
masa
kini
jalan
lain,
mereka
juga
banyak
motor-motor mereka sudah dimodifikasi
terpengaruh oleh media-media informasi.
sedemikian rupa sehingga mengeluarkan
Balapan liar banyak ditiru anak remaja dari
suara yang sangat bising serta asap dari
film dalam ataupun luar negeri. Remaja
knalpot yang dikeluarkan sangat tebal.
sekarang ini lebih menuruti egonya daripada
Faktor-faktor
penyebab
terjadinya
keselamatan dirinya, anak sekolah dari SMP
balapan liar yaitu bisa disebabkan oleh
sampai SMA melakukan kegiatan balapan
buruknya kontrol diri dari remaja yang tidak
liar sepeda motor, bisa dibilang sebagai
dapat mengkontrol keinginan untuk mencari
hobby oleh mereka, penuh tantangan dan
jati diri dengan cara melakukan hal-hal baru
sportifitas yang mereka rasakan. Tidak
dan
jarang dari kegiatan yang mereka lakukan
diakibatkan kegagalan keluarga, lingkungan,
ini berawal dari rasa iseng atau persaingan
sekolah. Para remaja memilih melakukan
untuk memperoleh sesuatu hal, mengadu
aksi balapan liar dijalan umum disebabkan
kecepatan motor yang dimilikinya, berebut
tidak adanya sarana berupa sirkuit balapan
pacar atau uang yang dipertaruhkan sebagai
resmi yang disediakan oleh pemerintah dan
tujuan dari kegiatan lomba liar ini.
besarnya modal yang dibutuhkan untuk
Fenomena balap liar ini sebenarnya
bagi
sebagian
melemahnya
kontrol
sosial
menjadi seorang pembalap.
bukan hal yang asing lagi untuk masyarakat. Malahan
juga
Pada tahun 2015, Polsek Bintan Timur
masyarakat
menemukan dua titik yang menjadi lokasi
merupakan hiburan tersendiri. Sebagian
balapan liar motor anak-anak muda atau
besar pelaku balapan liar ini justru bukannya
remaja. Sebelumnya, polisi mendapatkan
golongan menengah tapi golongan bawah.
keluhan dari masyarakat mengenai aksi
Remaja yang berasal dari keluarga golongan
tersebut. Dua titik lokasi balapan liar berada
bawah/keluarga miskin ini adalah aktor dari
di jalan raya Tanah Kuning dan titik yang
acara balap liar jalanan. Mulai dari motor
kedua berada di jalan raya baru dari Kijang
curian sampai membawa lari motor orang
menuju
tuanya yang masih kredit, juga sah-sah saja
dengan simpang wacopek dan batu licin
buat mereka, yang penting mendapat tepuk
karena jalanya merupakan aspal baru dan
tangan dari teman atau geng mereka.
lebar sehingga leluasa untuk dijadikan
Tanjungpinang
tepatnya
dekat
Balapan liar ini bukanlah suatu aksi
balapan. Para remaja biasanya melakukan
positif, karena aksi balapan liar ini terbilang
trek-trekan atau balapan pada sore hari dan
nekat, selain ngebut dan membahayakan
sabtu malam saat waktu-waktu tertentu
5
dimana petugas tidak melakukan operasi dan
1.3. Tujuan Peneltiian
beraksi hingga melewati tengah malam. Penelitian
Adanya balapan liar bisa ditandai dengan
para
bertujuan
untuk
mengetahui mengapa remaja melakukan
banyak motor yang parkir dipingir jalan menonton
ini
balap liar di Kecamatan Bintan Timur
pembalap-pembalap
Kabupaten Bintan
amatiran ini memacu motornya. Dengan adanya temuan dari Polsek
1.4. Manfaat Penelitian
Bintan Timur tentang lokasi balapan liar di
1.
Dari hasil penelitian ini diharapkan
wilayah Kecamatan Bintan Timur pada
dapat memberikan masukan kepada
tahun 2015, penulis mendapatkan data dari
pihak
hasil observasi awal pada tahun 2015,
remaja pada umumnya.
semakin maraknya balapan liar akhir-akhir ini
2.
yang menjadi miris kita sebagai
masyarakat
mendengarnya.
Mulai
keluarga
dan
Agar kedepannya khususnya remaja dapat
dari
kepolisian,
mengetahui
dan
mengerti
akibat dampak buruk dari balapan
balapan liar atau kebut-kebutan dijalan,
liar itu sendiri
minum-minuman keras bahkan menjurus
3.
Sebagai
bahan
masukan
dan
anarkis, seperti bentrok dengan warga
referensi bagi peneliti berikutnya
sekitar maupun pengguna jalan lainnya yang
yang melakukan penelitian dengan
merasa terganggu kepada anak-anak remaja
permasalahan yang sama
yang balap liar dijalan raya. Semua itu
II.
mereka lakukan hampir disetiap kesempatan
2.1. Perilaku Menyimpang
dalam ngumpul dan nongkrong bersama teman-temannya. belakang
untuk
Secara keseluruhan, semua tingkah
Hal ini menjadi latar melakukan
Landasan Teori
laku yang menyimpang dari ketentuan yang
penelitian
berlaku dalam masyarakat (norma agama,
dengan judul “Perilaku Menyimpang Pelaku
etika, peraturan sekolah dan keluarga) dapat
Balap Liar Kalangan Remaja Di Kecamatan
disebut
Bintan Timur Kabupaten Bintan”.
Bentuk penyimpangan sebagai kenakaan
1.2. Rumusan Masalah
remaja
sebagai
ini
perilaku
merupakan
menyimpang.
tindakan
oleh
seseorang yang belum dewasa yang sengaja
Berdasarkan latar belakang yang telah
melanggar hukum dan yang diketahui oleh
dikemukakan pada bagian awal penulisan
anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya
ini, maka perumusan masalahnya adalah:
tidak sempat diketahui oleh petugas hukum
Mengapa kalangan remaja melakukan balap
maka
liar di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten
dirinya
dapat
dikenai
hukuman
(Sarwono, 2011:253).
Bintan ?
Menurut Soetomo (2013:94) perilaku menyimpang
dianggap
menjadi
sumber
masalah sosial karena dapat membahayakan
6
tegaknya
sistem
sosial.
Perilaku
dewasa, yang melakukan tindak kriminal
menyimpang adalah tingkah laku yang
disebut dengan kejahatan.
melanggar, bertentangan atau menyimpang
2.1.1 Bentuk - Bentuk Perilaku Me-
dari
nyimpang
aturan
yang
berlaku.
Penyebab
terjadinya perilaku penyimpangan antara
Menurut Kartini Kartono (2010:49), Tipe-
lain, adanya proses sosial yang dapat
tipe perilaku menyimpang atau kenakalan
membentuk kepribadian individu secara
remaja dapat dibagi menjadi empat, yaitu:
negatif. Baik dari agen sosialisasi keluarga,
a.
Kenakalan
terisolir
(Delinkuensi
teman sepermainan, lingkungan sekolah,
terisolir) merupakan jumlah terbesar
media massa, dll (Rumiyati, dkk. 2006:19).
dari remaja nakal. Pada umumnya
Penyimpangan perilaku remaja atau
mereka tidak
kenakalan remaja adalah suatu perbuatan
menderita kerusakan
psikologis.
yang melanggar norma, aturan atau hukum
b.
Kenakalan
Neurotik
dalam masyarakat yang dilakukan pada usia
neurotik).
remaja. Penyimpangan perilaku dapat di
nakal tipe ini menderita gangguan
definisikan sebagai suatu perilaku yang
kejiwaan yang cukup serius, antara lain
diekpresikan oleh seorang atau lebih dari
berupa kecemasan, merasa selalu tidak
anggota masyarakat, tidak menyesuaikan
aman, merasa bersalah dan berdosa dan
diri dengan norma-norma yang berlaku atau
lain sebagainya.
yang
telah
diterima
oleh
sebagian
c.
Kenakalan
Pada
(Delinkuensi
umumnya,
Psikopatik
remaja
(Delinkuensi
masyarakat (Kartono, 2010:6).
psikopatik) merupakan oknum kriminal
Pada masa remaja, perilaku menyimpang
yang paling berbahaya.
tidak disebut dengan kejahatan melainkan
d.
Kenakalan Defek Moral (Delinkuensi
disebut dengan kenakalan remaja. Hal ini
defek moral) Mereka merasa cepat puas
disebabkan karena remaja yang masih masa
dengan prestasinya, namun perbuatan
pencarian jati diri dan ingin melakukan
mereka sering disertai agresivitas yang
segala hal termasuk hal-hal yang bersifat
meledak.
negatif untuk sekedar coba-coba. Berbeda
Sedangkan
bentuk-bentuk perilaku
dengan orang dewasa yang melakukan hal-
menyimpang atau kenakalan di kalangan
hal negatif seperti tindak kriminal tersebut
remaja menurut Matondang (2011: 32)
berdasarkan niat dari
adalah sebagai berikut:
dalam
diri.
Jika
remaja melakukan perilku menyimpang seperti
kabur
dari rumah,
a.
melanggar
Balapan
Liar
yaitu
mengendarai
kendaraan dengan kecepatan
yang
peraturan sekolah, masuk geng motor,
melampaui kecepatan maksimum yang
hingga melakukan tindak kriminal seperti
ditetapkan,
pencurian kenakalan
maka
itu
sehingga
dapat
me-
disebut
dengan
ngganggu dan membahayakan pemakai
remaja. Sedangkan
orang
jalan yang lain (kecepatan maksimum
7
b.
di dalam kota adalah 25 sampai 40
orang tua sebagai media sosialisasi
kilometer per jam).
yang pertama mengajari atau mem-
Peredaran
pornografi
di
kalangan
bimbing anaknya untuk berperilaku
pelajar, baik dalam bentuk gambar -
atau melakukan kebiasaan yang telah
gambar cabul, majalah, dan cerita
teratur.
porno yang dapat merusak moral anak, sampai
c.
d.
peredaran
obat-obat
b.
pe-
Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah adalah wahana
rangsang, kontrasepsi, dan sebagainya.
kegiatan dan proses pendidikan ber-
Membentuk
langsung. Lingkungan sekolah sangat
kelompok
atau
geng
dengan norma yang menyeramkan,
berpengaruh
seperti kelompok bertato, kelompok
kepribadian anak. Teman sekolah pada
berpakaian
umumnya adalah teman sebaya yang
acak-acakan,
dan
terhadap
pembentukan
sebagainya.
memiliki pengaruh, bisa pengaruh yang
Berpakaian dengan mode yang tidak
positif maupun pengaruh yang negatif.
selaras
lingkungan,
Peranan sekolah tidak kalah penting
sehingga dipandang kurang atau tidak
dalam pembangunan karakter, karena
sopan di mata lingkungannya.
pada umumnya anak yang sudah
2.1.2
dengan
Faktor
selera
Yang
bersekolah
Mempengaruhi
menghabiskan
waktu
sekitar 7 jam disekolahnya. Sering
Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang pada remaja bisa
terjadi masalah dalam sekolah karena
disebabkan oleh faktor internal maupun
adanya imaturitas, yang disebabkan ke-
faktor eksternal. Faktor eksternal yang
sukaran dalam pengalaman sebelum-
dapat mempengaruhi perilaku menyimpang
nya. Tekanan untuk me-nentukan masa
pada remaja menurut Kartono (2010:56)
depan remaja atau pekerjaannya terlalu
antara lain:
cepat dan tergesa-gesa seharusnya tidak
a.
Lingkungan Keluarga
boleh diadakan. Remaja memerlukan
Keluarga adalah unit terkecil dari
waktu untuk bereksperimen. Terkadang
masyarakat yang terdiri atas kepala
tekanan untuk membuat keputusan
keluarga dan beberapa orang yang
yang terlalu cepat menyebabkan remaja
terkumpul dan tinggal disuatu tempat
mengalami ansietas yang besar.
dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
c.
Keluarga
Kelompok Bermain Kelompok bermain merupakan media
mempunyai fungsi dalam pengawasan
sosialisasi
sosial. Keluarga memberi pengertian
karena seorang individu akan memiliki
kepada anak tentang peranannya dalam
kelompok
masyarakat.
dalam lingkungan tempat tinggalnya.
Dalam
berhubungan
dengan orang lain, biasanya pihak
Kelompok
8
yang
sangat
bermain
bermain
atau
berkaitan,
pergaulan
dapat
mem-
pengaruhi kepribadian seseorang untuk
warganya taat dalam ibadah agama dan
melakukan
melakukan perbuatan-perbuatan yang
penyimpangan
sosial.
Mereka saling meniru dan selalu
baik
belajar dari segala apa yang dilihatnya
mempengaruhi kepribadian seseorang
dari teman sepermainan yang sebaya.
menjadi baik sehingga terhindar dari
Kemudian timbullah kesadaran dalam
penyimpangan sosial dan begitu juga
diri
sebaliknya.
anak
tentang
orang
lain
disekitarnya. Pada saat itulah kehadiran
d.
e.
maka
keadaan
ini
akan
Media Masa
dan pembentukan kepribadian dimulai.
Media masa dapat juga disebut sebagai
Teman
sosialisasi yang dapat mempengaruhi
sepermainan
juga
dapat
mempengaruhi kepribadian seseorang
kepribadian
untuk melakukan penyimpangan sosial.
individu.
Jika seorang anak bergaul dengan
lewat media masa seperti televisi
teman-teman yang berperilaku baik,
mampu
maka kemungkinan perilaku anak itu
bagi orang yang melihatnya. Melalui
juga baik, begitu juga sebaliknya.
media cetak dan media elektronik serta
Lingkungan Masyarakat
alat komunikasi seperti telepon atau
Masyarakat adalah lingkungan yang
smartphone
terluas bagi remaja sekaligus paling
informasi dunia tanpa ada batasnya.
banyak menawarkan pilihan. Remaja
Dari
dihadapkan dengan berbagai bentuk
digunakan masyarakat untuk hal-hal
kenyataan yang ada dalam kehidupan
positif juga hal-hal negatif.
masyarkat
Dari media-media sosial tersebut, bisa
yang
berbeda-beda,
dan
Pesan
perilaku yang
disampaikan
mempengaruhi
media
seorang
kepribadian
yang dapat
tersebut,
mengubah
ada
perkembangan moral kemajuan ilmu
memunculkan
pengetahuan dan teknologi.
perilaku menyimpang, apabila tidak
Peran masyarakat dalam pengawasan
difungsikan dengan baik. Hal semacam
terhadap pola perilaku remaja dapat
ini sering terjadi pada kalangan remaja
mengurangi tindakan penyimpangan
yang merupakan peralihan dari masa
terhadap nilai dan norma yang berlaku.
kanak-kanak
Masyarakat harus bersikap tegas dalam
kepribadian individu dari sesuatu hal
menangani
yang baru dikenalnya.
tindakan
penyimpangan
perilaku remaja, sehingga mendorong
2.2. Remaja
remaja untuk lebih bertanggung jawab,
Remaja
penyebab
yang
kemasa
berasal
dari
terjadinya
pembentukan
kata
latin
hati-hati, dan menjaga tingkah lakunya
adolensence yang berarti tumbuh atau
agar
yang
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
berlaku. Seseorang yang tinggal dalam
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
lingkungan tempat tinggal yang baik,
mencakup kematangan mental, emosional
sesuai
dengan
norma
9
sosial dan fisik. Menurut Sri Rumini & Siti
tepukan tangan yang meriah dari penonton
Sundari (2004: 53) masa remaja adalah
di
peralihan dari masa anak dengan masa
melihatnya saat sebuah sepeda motor melaju
dewasa yang mengalami perkembangan
kencang.
pinggir
semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa
jalan
yang
sedang
asyik
Balapan liar terdiri dari dua kata yaitu
masa
kata “balapan” dan kata “liar”. Kata balapan
pertumbuhan anak-anak menjadi dewasa
berasal dari kata “balapan” dalam Kamus
mencakup kematangan mental, emosional
Besar
dan fisik, dimana masa remaja ini adalah
mengandung arti (lomba) adu kecepatan,
masa yang tidak tergolong anak-anak dan
pacuan.
juga tidak tergolong dewasa.
kencang hendak mendahului orang yang
dewasa.
Artinya
remaja
adalah
Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja
meliputi
intelektual,
Bahasa Indonesia Pusat “membalapan”
artinya
Bahasa berlari
berlari di depannya, memacu lebih cepat. “membalapankan”
kehidupan
artinya
membawa
emosi dan kehidupan sosial. Perubahan fisik
kendaraan berlari kencang. “pembalapan”
mencakup organ seksual yaitu alat-alat
artinya orang yang turut dalam lomba adu
reproduksi sudah mencapai kematangan dan
cepat . “balapan” artinya yang sama dengan
mulai berfungsi dengan baik (Sarwono,
“berbalapan” yaitu lomba adu kecepatan.
2006).
III. Metode Penelitian
Santrock
Hal
senada
(2003:
(adolescene)
diungkapkan
26)
diartikan
bahwa
oleh remaja
sebagai
3.1. Jenis Penelitian
masa
Menurut Moleong (2006:6) Penelitian
perkembangan transisi antara masa anak dan
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
masa dewasa yang mencakup perubahan
untuk memahami fenomena tentang apa
biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
yang
2.3. Balap Liar
misalnya
dialami
oleh
perilaku,
subjek
penelitian
persepsi,
motivasi,
Kenakalan anak muda yang sedang
tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan
popular di jaman sekarang ini adalah
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
kenakalan geng motor. Salah satu kegiatan
kata dan bahasa pada suatu yang alamiah.
yang dilakukan oleh geng motor / komunitas
Penelitian yang dilakukan ini adalah
motor dan sering mengganggu ketertiban
penelitian kualitatif, oleh karena jawaban
umum adalah adanya aksi balapan liar di
yang diperlukan untuk menjawab per-
jalan raya. Balapan liar dapat kita lihat di
tanyaan yang berkaitan dengan faktor-faktor
jalan umum, dimana raungan suara sepeda
penyebab kalangan remaja mengikuti aksi
motor berderu kecang di tengan jalan,
balap liar.
pekikan
klakson
tiada
henti
berbunyi
3.2. Lokasi Penelitian
diantara hilir mudik beberapa kendaraan
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan
yang lewat. Saat iring-iringan sepada motor
Bintan Timur, Kabupaten Bintan, tepatnya
melewati simpang jalan, terdengar suara
dijalan
10
raya
baru
Kijang
menuju
Tanjungpinang
dekat
dengan
simpang
SMA,
wacopek dan batu licin karena jalanya
pelaku
balapan
liar
di
Kecamatan Bintan Timur
merupakan aspal baru dan lebar sehingga
b.
leluasa untuk dijadikan balapan. Para remaja
Orang Tua dari remaja pelaku balapan liar
biasanya melakukan balapan pada sore hari
c.
Tokoh Masyarakat.
dan sabtu malam saat waktu-waktu tertentu
Salah
satu
tokoh
masyarakat
dimana petugas tidak melakukan operasi dan
Kecamatan Bintan Timur
beraksi hingga melewati tengah malam.
Tekhnik pemilihan
di
informan yang
dilakukan adalah bola salju (snow-ball
3.3. Jenis Data
sampling), yaitu peneliti memilih responden Data primer
secara berantai. Jika pengumpulan data dari
Data primer adalah data yang langsung
informan ke-1 sudah selesai, peneliti minta
diperoleh dari sumber data pertama dilokasi
agar
penelitian atau objek penelitian. Sumber data
ke-3, dan selanjutnya.
sebagai sumber data utama, yakni remaja
3.5. Teknik Pengumpulan Data
yang melakukan balap liar. Selain itu
Pengumpulan
terdapat juga sumber data pendukung dalam
data
adalah
segala
kegiatan yang di lakukan dalam usaha
data primer, yakni data yang diperoleh dari
mengumpulkan data-data atau informasi
orang tua remaja dan tokoh masyarakat.
yang menunjang penelitian di antaranya
Data sekunder
pengetahuan mengenai permasalahan dan
Data sekunder dalam penelitian ini
data
diperoleh melalui kepustakaan, seperti buku-
berhubungan
informan
dengan
terhadap
latar
penelitian.
Adapun teknik dan alat pengumpul data
referensi yang dapat memperluas wawasan
yaitu berupa observasi, wawancara, dan
tentang permasalahan yang dikaji agar dapat
dokumentasi guna mematangkan hasil yang
mempermudah proses analisis.
akan di analisis.
3.4. Tekhnik Pemilihan Informan
3.6. Teknik Analisa Data
Informan yaitu sumber utama yang kepada
yang
belakang
buku, skripsi, tesis dan internet, sebagai
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
peneliti.
peneliti, teknik analisa data yang digunakan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 11
adalah teknik analisa deskriftif kualitatif
informan yang terdiri dari 5 remaja, 5 orang
yaitu analisa data yang bermaksud membuat
tua remaja pelaku balap liar, serta 1 orang
pemaparan secara sistematis dan akurat
tokoh masyarakat di Kijang Kecamatan
mengenai fakta-fakta yang ada di lapangan.
Bintan Timur . a.
memberikan
ke- 2 memberikan rekomendasi informan
informan yang diamati serta diwawancarai
informasi
tersebut
rekomendasi untuk informan ke-2, lalu yang
primer diperoleh dari kata-kata atau tindakan
memberikan
informan
Analisa
Remaja berusia 12-18 tahun atau yang
data
bisa
dimulai
dengan
mengumpulkan hasil temuan yang telah
masih duduk di bangku SMP atau
11
diperoleh dan membuat semacam transkrip
IV. Pembahasan
ataupun catatan-catatan dari hasil obeservasi
4.1. Hasil Penelitian
dan wawancara di lapangan.
4.1.1 Prilaku Menyimpang Remaja
Setelah seluruh hasil temuan penelitian
Analisis penelitian terhadap anak-anak
baik dilapangan (observasi dan wawancara
remaja berperilaku menyimpang yang sering
mendalam) media, maupun literatur dan
mengikuti balapan liar dijalan raya ini
dokumen-dokumen telah diperoleh, maka
bertujuan untuk memperoleh pemahaman
peneliti akan melakukan analisa secara
mengenai lingkungan keluarga, lingkungan
menyeluruh. Selanjutnya, data-data tersebut
teman bermain, maupun menganalisis dari
akan dibaca secara berulang dan memilah
maraknya balapan liar dari anak remaja
data-data
dan
tersebut. Untuk memahaminya diperlukan
berguna. Artinya, tidak semua informasi
informasi (data) yang lengkap dan dapat
yang didapat selama proses pencarian data
dipercaya. Namun informasi (data) yang
akan digunakan. Dengan adanya proses
dibutuhkan tersebut tidaklah mudah untuk
penyaringan
bisa
didapat, kendalanya adalah karena umumnya
memahami dan memastikan bahwa data
anak remaja yang sering mengikuti balapan
yang digunakan benar-benar relavan dan
liar
dibutuhkan untuk bisa menjawab rumusan
kehadiran pihak lain yang mengharapkan
masalah dan tujuan penelitian.
informasi darinya.
yang
dianggap
data,
Penyaringan
relevan
maka
data
peneliti
ini
sekaligus
cenderung
agak
curiga
terhadap
Untuk memperoleh informasi (data)
dilakukan untuk mengkategorikan data–data
yang
yang ada sesuai dengan perencanaan bab
kesabaran
yang telah ditentukan. Membaca data secara
mendapatkannya. Upaya ini bertujuan untuk
berulangulang juga bisa membantu peneliti
mendapatkan
untuk lebih mudah memahami gambaran
kepercayaan anak-anak remaja tersebut yang
permasalahan
Dengan
sering berperilaku balapan liar ditengah
demikian, data dan informasi yang diperoleh
malam hari terhadap pihak lain yang
akan tersusun secara sistematis sehingga
memerlukan informasi. Dan tidak jarang
dapat
pula menyebabkan peneliti mendapatkan
dengan
secara
mudah
utuh.
dipahami
dan
diinginkan untuk
sikap
untuk
tersebut
diperlukan
tidak
langsung
penerimaan
memperoleh
dan
diinformasikan kepada orang lain sebagai
kesulitan
gambaran
pembaca. Rangkaian proses analisa data ini
secara menyeluruh dari tiap-tiap anak remaja
akan memudahkan peneliti untuk menarik
yang berperilaku balapan liar yang diamati
kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan
dilapangan secara langsung. Akibatnya, dari
masalah.
sekian banyak anak remaja yang berperilaku menyimpang dengan balapan liar dijalan raya yang ada didaerah kijang tersebut, hanya 5 (lima) remaja yang sering balapan
12
liar
saja
yang
dapat
diamati
selama
dalam penelitian ini. Sejarah singkat para
penelitian dilakukan.
remaja
4.1.2 Profil Informan
menyukai dan melakukan proses balapan liar
Profil
informan
penelitian,
bersumber
sebagai
yang
menjadi
informan
mulai
obyek
di Kecamatan Bintan Timur, lokasi balapan
dari data waktu
di jalan raya baru dari Kijang menuju
wawancara. Tekhnik penarikan informan
Tanjungpinang
dilakukan
simpang wacopek dan batu licin akan
dengan
menggunakan
non
probabilitas sampling, artinya tidak semua
peneliti
dengan
a.
Data Informan Pertama
bermaksud
Remaja informan pertama berinisial
menarik generalisasi atas yang diperoleh
DN lahir di Kijang pada tanggal 07 Juli 2001
tetapi
yang merupakan anak bungsu dari 3
menelusurinya
tidak
dekat
dijelaskan dalam uraian-uraian berikut :
orang berpeluang untuk menjadi informan, disebabkan
tepatnya
secara
mendalam.
Sedangkan tekhnik penarikan informan yang
bersaudara
dilakukan adalah Bola Salju (Snow-Ball
sedangkan kakaknya masih kuliah, ayahnya
Sampling), yaitu peneliti memilih responden
bernama Lukman sedangkan ibunya sudah
secara berantai. Jika pengumpulan data dari
meninggal. DN mempunyai ciri-ciri : tinggi
responden ke-1 sudah selesai, peneliti minta
±150 cm, warna kulit sawo matang, rambut
agar
memberikan
hitam berombak, dan agak gemuk. DN lahir
rekomendasi untuk responden ke-2, lalu
dan besar di Kijang merupakan salah
yang ke-2 juga memberikan rekomendasi
seorang yang sering melakukan balapan liar
untuk responden ke-3, dan selanjutnya.
di jalanan. DN mulai menyukai balapan liar
Proses bola salju ini berlangsung terus
sejak
sampai peneliti memperoleh data yang
abangnya.
reponden
tersebut
cukup sesuai kebutuhan.
b.
kecil
abangnya
karena
sudah
terpengaruh
bekerja
oleh
Data Informan Kedua
Remaja dalam penelitian ini merupakan
Remaja informan kedua berinisial AP
informan yang paling banyak apalagi yang
lahir di Tanjungpinang pada tanggal 14
pernah ataupun masih sering malakukan
Februari 2001. AP merupakan anak pertama
balapan liar. Tidak menutup kemungkinan
dari 3 bersaudara, adiknya kedua perempuan
seorang ayah menjadi informan apabila
berusia 13 tahun masih duduk dibangku
memang
dari
SMP dan adik bungsunya juga perempuan
informan sebelumnya yang lebih tahu.
berusia 8 tahun. AP mempunyai ciri-ciri:
Selanjutnya bagaimana, apa, dan mengapa ia
tinggi ±160 cm, warna kulit sawo matang,
sampai tertarik melakukan balapan liar yang
rambut hitam lurus. AP mulai ikut balapan
sampai melakukan taruhan ini semuanya
sejak kelas satu SLTP. Awalnya ikut-ikutan
akan terbahasakan dalam hasil wawancara.
teman-teman disekolah yang sering kumpul
mendapat
rekomendasi
Gambaran umum mengenai identitas
saat jam istirahat dan membicarakan tentang
dari 5 (lima) remaja yang menjadi informan
13
balapan motor, lama kelamaan menjadi
duduk dikelas 5 SD sedangkan ES sudah
pelaku balap liar
kelas 2 SLTP. ES mempunyai ciri-ciri :
c.
Data Informan Ketiga
tinggi ±160 cm, warna kulit sawo matang,
Remaja informan ketiga berinisial SS
rambut
pendek,
dan
agak
kurus.
ES
lahir di Kijang pada tanggal 25 Maret 2001.
menyukai balapan liar.
SS adalah anak bungsu dari 2 bersaudara,
4.2. Perilaku Menyimpang Balapan Liar Kalangan Remaja 4.2.1 Pengaruh Lingkungan Keluarga. Dari hasil wawancara terhadap
kakaknya sri berusia 22 tahun sudah bekerja di
PT.
Swakarya
di
Tanjungpinang.
Ayahnya sudah almarhum sedangkan ibunya
informan remaja pada penelitian ini, faktor
Ulfa berjualan kecil-kecilan dirumahnya.
keluarga
DN mempunyai ciri-ciri : tinggi ±150 cm,
berpengaruh
terhadap
timbulnya kenakalan remaja dalam hal
warna kulit sawo matang, rambut pendek
balapan liar. Kurangnya dukungan keluarga
hitam berombak, dan kurus. SS sekarang
seperti
berusia 16 tahun, masih SLTA dan setelah
kurangnya
terhadap
pulang sekolah bekerja disalah satu bengkel
aktivitas
perhatian anak,
orangtua kurangnya
penerapan disiplin yang efektif, kurangnya
motor dekat rumahnya sebagai mekanik. SS
kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu
suka balapan liar karena ia juga bekerja
timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya
sebagai mekanik kendaraan bermotor. d.
sangat
perhatian
Data Informan Keempat
dan
pengawasan
orang
tua
membuat para remaja informan menjadi
Remaja informan keempat berinisial
bebas dalam pergaulan dengan teman-
SR lahir di Kijang pada tanggal 25 Oktober
temannya.
2003. SR adalah anak kedua dari 4
4.2.2 Pengaruh Lingkungan Sekolah.
bersaudara, abangnya Yono berusia 21 tahun Lingkungan
sudah bekerja di bengkel Yamaha Kijang
sekolah
sedangkan kedua adiknya masih kelas 5 dan
berpengaruh
kelas 3 SD. SR mempunyai ciri-ciri : tinggi
kepribadian anak. Teman sekolah pada
±165 cm, warna kulit sawo matang, rambut
umumnya
adalah
hitam rapi, dan kurus. SR mulai ikut balapan
memiliki
pengaruh,
liar
maupun yang negatif. Jika seorang anak
karena
ikut
abangnya
yang
jadi
pembalap dan dilingkungan teman-teman
bergaul
pergaulannya
berperilaku
banyak
yang
hoby
ikut
perilaku
balapan liar.
terhadap
sangat
dengan baik,
anak
itu
teman baik
pembentukan
sebaya yang
teman-teman maka juga
yang positif
yang
kemungkinan baik.
Namun
Data Informan Kelima
sebaliknya jika seorang anak bergaul dengan
Remaja informan kelima berinisial ES
anak-anak yang berperilaku negatif maka
lahir di Kijang pada tanggal 15 Juli 2002. ES
dimungkinkan anak tersebut juga akan
adalah anak pertama dari 2 bersaudara,
terpengaruh dengan perilaku tersebut.
e.
adiknya perempuan berusia 11 tahun masih
14
Lingkungan
sangat
miliki. Tempat itu bisa dibengkel atau rumah
berpengaruh terhadap perilaku menyimpang
yang sepi atau jauh dari masyarakat yang
remaja yang melakukan balap liar. Karena
dapat menjadi wadah bagi mereka untuk
dari pergaulan remaja disekolah dengan
berkumpul dan melakukan hal-hal yang
teman-temanya saat jam istirahat. Pada
kurang bermanfaat. Seperti seting motor
waktu jam istirahat para siswa sering
untuk persiapan balapan, minum-minuman
berkumpul dikantin dan salah satu topik
keras, ngobrol sampai larut malam.
pembicaraan
sekolah
biasanya
tentang
balapan, 4.2.4 Pengaruh Lingkungan Masyarakat.
mulai dari modifikasi motor atau seting motor
agar
meningkat
kecepatanya.
Masyarakat adalah lingkungan yang
Banyaknya tugas dari guru menyebabkan
terluas bagi remaja sekaligus paling banyak
siswa membolos yang kemudian nongkrong
menawarkan pilihan. Remaja dihadapkan
dengan teman-teman yang hoby balapan liar.
dengan berbagai bentuk kenyataan yang ada dalam kehidupan masyarkat yang berbeda-
4.2.3 Pengaruh Kelompok Bermain
beda, perkembangan moral kemajuan ilmu Lingkungan kelompok bermain tempat anak
bergaul
dengan
pengetahuan dan teknologi.
teman-temanya, Para informan kurang baik dalam hal
dimana seorang anak belajar berinteraksi
bermasyarakat para remaja lebih sering
dengan orang atau teman sebaya. Kelompok
sekali berkumpul dan nongkrong bersama
bermain merupakan media sosialisasi yang
teman-temannya.
sangat berkaitan, karena seorang individu
tinggalnya.
dalam
lingkungan
Kelompok
hal lain yang dapat mereka lakukan. Para
tempat
bermain
remaja
dapat
gotongroyong.
apa yang dilihatnya dari teman sepermainan
orang
lebih
suka
seperti ngumpul-ngumpul yang tidak jelas,
lain
utak atik motor, balapan, mabuk-mabukan.
disekitarnya. Pada saat itulah kehadiran dan pembentukan kepribadian dimulai.
Jika terciptanya
Lingkungan kelompok bermain tempat para
Mereka
melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat,
yang sebaya. Kemudian timbullah kesadaran tentang
mengembangkan
anak zaman sekarang sudah tidak mau
saling meniru dan selalu belajar dari segala
anak
kurang
kepedulian terhadap gotong-royong. Anak-
melakukan penyimpangan sosial. Mereka
diri
ini
kerukunan antar warga masyarakat, seperti
mempengaruhi kepribadian seseorang untuk
dalam
berkumpul
mabuk-mabukan dan balapan liar, tidak ada
akan memiliki kelompok bermain atau pergaulan
Mereka
didalam suatu
perilaku
informan bergaul dengan teman-
suatu
masyarakat
kekompakan,
penyimpangan
maka dapat
diminimalisirkan. Membudayakan perilaku
temanya adalah tempat mereka berkumpul
disiplin bagi warga atau anak remaja seperti
dan membahas tentang motor yang mereka
penetapan
15
jam
belajar
anak,
menjaga
kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
menuruti egonya sendiri dan untuk
Peran
mendapatkan sanjungan dari teman-
masyarakat
terhadap
pola
mengurangi
dalam
perilaku
pengawasan remaja
tindakan
dapat
temanya. Kurangnya peranan orang tua
penyimpangan
yang
cenderung
terhadap nilai dan norma yang berlaku.
anaknya
Masyarakat harus bersikap tegas dalam
5.2. Saran
apatis
terhadap
menangani tindakan penyimpangan perilaku 1.
remaja, sehingga mendorong remaja untuk
Remaja pelaku balapan liar ini adalah remaja yang berusia belasan, agar lebih
lebih bertanggung jawab, hati-hati, dan
memperhatikan sekolah dibanding ikut
menjaga tingkah lakunya agar sesuai dengan
balapan liar yang tidak ada manfaatnya
norma yang berlaku.
karena bisa membahayakan diri sendiri V.
dan pengguna jalan umum lainnya
Kesimpulan dan Saran 2.
5.1. Kesimpulan
Orang tua dapat bisa meluangkan lebih banyak waktunya untuk berkumpul
Berdasarkan pada hasil pembahasan dan
dengan anak-anaknya sehingga bisa
pada hasil penganalisaan terhadap data yang
mendidik dan mengarahkan si anak
diperoleh, maka dapat dikemukakan sebagai
agar bisa lebih menghormati dan
hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai
menghargai dirinya
Perilaku Menyimpang Pelaku Balap Liar
memberikan
Kalangan Remaja Di Kecamatan Bintan 3.
kesimpulan sebagai berikut: Anak
remaja
ikut
dan
Agar
aparat
kepolisian
lebih
memperhatikan dan menjaga lokasibalapan
lokasi yang biasa digunakan untuk
liar
balapan liar
dikarenakan oleh faktor keluarga yaitu 4.
kurangnya pengawasan dan bimbingan
b.
bimbingan
Dapat
pengawasan terhadap anaknya
Timur Kabupaten Bintan, dapat ditarik
a.
sendiri.
Penelitian berikutnya bisa ditambahkan
orang tua terhadap anaknya yang
mengenai akibat-akibat yang dapat
membuat anak remaja tersebut dengan
ditimbulkan dari balapan liar.Bagi
mudah dan bebas untuk ikut dalam
pemerintah hendaknya di buat suatu
dunia balap liar pengaruh pergaulan
wadah atau rehabilitasi dimana para
dan lingkungan yang kurang baik.
pengamen jalanan yang mempunyai
Anak remaja yang terlibat dalam balap
bakat agar di bina hingga bisa membuat
liar di Kecamatan Bintan Timur masih
suatu karya dan bisa mencari jati
berusia sangat muda. Anak remaja
dirinya selain sebagai pengamen yang
tersebut
mana pada profesi ini hanya di pandang
tidak
terlalu
memikirkan
sebelah mata oleh masyarakat.
resiko dari balap liar mereka lebih
16
DAFTAR PUSTAKA Buku-buku Gunarsa, Singgih, 1989. Psikologi Remaja, PT BPK Gunung Mulia: Jakarta Hurlock, Elizabeth, B. 2006, Psikologi Perkembangan, Erlangga: Jakarta Jonathan, Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Graha Ilmu: Yogyakarta Kartono, Kartini, 2010. Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja. PT Raja Grafindo : Jakarta Marlina, 2009. Sociology, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri: Solo. Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. Monks, & Knoers. 2006. Psikologi Perkembangan. Gadjah University Press: Yogyakarta Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto, 2007. Sosiologi Teks Pengantar & Terapan. Kencana Prenada Media Group: Jakarta Rumini, Sri. Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Rineka Cipta: Jakarta Santrock. J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Erlangga: Jakarta Sarwono, S. W. 2010. Psikologi Remaja, PT Raja Grafindo: Jakarta Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Sagung Seto: Jakarta Soekanto, Soerjono, 1988. Sosiologi Penyimpangan, Rajawali, Jakarta Sunarto, 2004. Pengantar Sosiologi, Pranata Rahardja, Jakarta. Sugiyono, 2012, Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung Zulkifli. 2003. Psikologi Perkembangan Remaja. Rosdakarya: Bandung
17