STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DI PERAIRAN SELAT BINTAN PULAU PENGUJAN KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN
Febrianti Citra Dewi Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Muzahar Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Arief Pratomo Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan maret sampai juni 2015 yang berlokasi di perairan Selat Bintan Pulau Pengujan, Kecamatan Teluk Bintan Kabupaten Bintan. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan sebanyak 41 titik sampling, penentuan titik sampling ditentukan dengan menggunakan metode Random Sampling. Pengambilan Sampel fitoplankton menggunakan planktonet (40 µm) yang ditarik secara horizontal dengan jarak 2 meter pada kedalaman 50 cm dari permukaan perairan. Proses pengawetan fitoplankton dengan menggunakan lugol 4%, selanjutnya proses pengamatan dan indentifikasi dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Dari hasil penelitian ditemukan 22 jenis fitoplankton yang berasal dari 3 kelas yaitu kelas Bacillariophyceae tediri dari 19 jenis, kelas Cyanophyceae terdiri dari 2 jenis, dan kelas Clorophyceae terdiri dari 1 jenis. Nilai kelimpahan berkisar antara 60 ind/l – 269 ind/l. Kelimpahan tertinggi jenis Bacteriastrum elongatum (269 ind/l) dan kelimpahan yang paling rendah jenis Spirogyra (60 ind/l). Indeks keanekaragaman fitoplankton berada pada kategori tinggi dengan nilai 4,30, untuk indeks keseragaman berada pada kategori tinggi dengan nilai 0,80, dan untuk indeks dominansi berada pada kategori rendah dengan nilai 0,06. Kata kunci: Struktur Komunitas, Fitoplankton, Perairan Selat Bintan.
1
Phytoplankton Community Structure in the Selat Bintan Waters Pengujan Island in the Teluk Bintan District Bintan Regency
Febrianti Citra Dewi Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Muzahar Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected] Arief Pratomo Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH,
[email protected]
ABSTRACT This research was conducted in march 2015 to june 2015 which was located at Selat Bintan waters Pengujan Island, Teluk Bintan District, Bintan Regency. The sample collected phytoplankton done in the sampling method of 41 points which determined by using a method of Random Sampling. The sample collection phytoplankton use planktonet ( 40 µm ) is drawn horizontally at a distance of 2 metres at a depth of 50 cm from the surface waters. The process of preserved phytoplankton by using lugol 4 %, next the process of observation and identification done at Faculty of Marine Sciences and Fisheries laboratory, Maritime Raja Ali Haji University, Tanjungpinang. From the results of research found 22 species of phytoplankton that come from three classes that are Bacillariophyceae, Cyanophyceae and Clorophyceae. The value of abundance ranged from 60 ind/l - 269 ind/l. The abundance highest is Bacteriastrum elongatum ( 269 ind / l ) and the lowest is Spirogyra ( 60 ind / l ). The diversity index phytoplankton at high category with 4,30, for index uniformity at high category with 0,80 and for dominance index at low category with 0,06. Keywords: Community Structure, Phytoplankton, Selat Bintan Waters.
organik dengan bantuan sinar matahari
PENDAHULUAN
(Fachrul,
Fitoplankton adalah mikroorganisme
menerima cahaya matahari yang cukup
keberadaannya dipengaruhi oleh gerakan
untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
air. Fitoplankton memiliki klorofil untuk sehingga
Mukhtasor,
eupotik yaitu zona dimana pada area ini
tidak mempunyai daya gerak sehingga
berfotosintesis,
Menurut
(2007) Fitoplankton terdapat di zona
nabati yang hidup melayang di dalam air,
dapat
2007).
Proses fotosintesis yang dilakukan oleh
dapat
fitoplankton merupakan sumber nutrisi
mengubah zat anorganik menjadi zat
utama bagi kelompok organisme air 2
lainnya yang membentuk rantai makanan
sebagai produsen utama bagi biota akuatik
(Barus, 2004 dalam Siregar, 2009).
yang membentuk rantai makanan dan kondisi parameter perairan yang ada di
Fitoplankton di perairan berfungsi
perairan di Selat Bintan, maka peneliti
sebagai produsen primer, penyedia oksigen dalam
perairan,
pencemaran kesuburan
dan
sebagai
indikator
sebagai
indikator
perairan
perhitungan
kelimpahan
tertarik
Penelitian
berdasarkan
mengetahui
fitoplankton
beberapa
Indeks
(2009) Fitoplankton merupakan makanan
dipengaruhi
perkembangannya oleh
untuk
fitoplankton
serta
seperti
Indeks
Kelimpahan
Keanekaragaman,
Keseragaman fitoplankton
dan
Indeks
serta
kondisi
penelitian ini yaitu untuk memberikan informasi ilmiah serta tertulis mengenai kelimpahan
menurun.
dan
keanekaragaman
fitoplankton, dan dapat menjadi data
Pulau Pengujan merupakan salah
awal/dasar untuk diadakannya penelitian
satu pulau yang ada di Kecamatan Teluk Bintan,
bertujuan
Selat Bintan tersebut. Dan manfaat dari
zooplankton.
cepat pada saat populasi zooplankton
Kabupaten
penelitian
parameter perairan yang ada di perairan
sangat
Fitoplankton akan berkembang dengan
Bintan,
aspek
Dominansi
bagi konsumer primer bagi zooplankton,
ini
jenis
fitoplankton,
Menurut Basmi (1988) dalam Wulandari
itu
melakukan
mengenai aspek - aspek tersebut.
(Nontji, 2006 dalam Handayani, 2009).
untuk
untuk
lanjutan bagi mahasiswa/akademisi.
Provinsi
Kepulauan Riau. Pulau Pengujan terdiri
METODE PENELITIAN
dari tiga bagian yaitu Dusun I dan Dusun
1.
Waktu dan Tempat Penelitian
II terdapat di Pulau Pengujan, dan Selat
Penelitian ini dilakukan pada bulan
Bintan terdapat di Pulau Bintan. Dusun I
Maret 2015 – Juni 2015. Pengambilan
dan Dusun II dengan Selat Bintan terpisah
sampel dilakukan pada siang hari pukul
dengan sebuah selat bernama Selat Bintan.
12.00 - 14.00 WIB yang berlokasi di
Perairan Selat Bintan tidak terlepas dari
Perairan Selat Bintan, Kecamatan Teluk
biota renik yang memegang peranan dalam
Bintan,
ekosistem perairan seperti fitoplankton.
merupakan peta lokasi Penelitian :
Karena masih minimnya informasi mengenai struktur komunitas fitoplankton 3
Kabupaten
Bintan.
Berikut
b. Pengambilan Sampel Pengambilan fitoplankton
sampel
dilakukan
dengan
menggunakan plankton net (40
.
Sampel diambil sesuai dengan titik sampel yang telah ditentukan yaitu sebanyak 41 titik dan akan ditandai koordinatnya dengan menggunakan 2.
Alat dan Bahan Alat
yang
GPS. Pengambilan sampel dilakukan digunakan
yaitu
secara
horizontal
menggunakan
Planktonet 40 µm, botol sampel, mikro
plankton net berdiameter 20 cm yang
pipet,
mikroskop,
ditarik dengan jarak 2 meter pada
haemocytometer, kamera digital, alat tulis,
kedalaman 50 cm dari permukaan
salt meter, current drouge, secchi disk,
perairan.
luxmeter, multi tester, turbiditymeter, GPS
kemudian
(global position system), stop watch, ice
botol sampel setelah itu diawetkan
box dan kertas aluminium. Bahan yang
dengan menggunakan lugol 4% dan
digunakan
diberi label.
kertas
label,
yaitu
sampel
fitoplankton,
aquades, tissue dan lugol 4%.
c.
Sampel
yang
dipindahkan
didapat kedalam
Pengamatan dan Identifikasi Fitoplankton
3.
Prosedur Penelitian a.
Sampel yang didapat kemudian
Penentuan Titik Sampling
diamati
Penentuan
samping
mikroskop Nikon Binokuler dan
ditentukan dengan metode Random
mikroskop Optima Binokuler dengan
Sampling
perbesaran total 100 sampai 400 kali.
titik
(pengambilan
sampel
dengan
menggunakan
secara acak) dengan menggunkan
Pengamatan
aplikasi Visual Sampling Planner
laboratorium Ilmu Kelautan dan
(VSP).
Perikanan Universitas Maritim Raja
Dari
total
luasan
area
penelitian yang telah dipoligonkan
dilakukan
di
Ali Haji.
menjadi bentuk persegi panjang,
Kemudian
di
lakukan
maka di dapat 41 titik pengambilan
identifikasi dengan menggunakan
sampling.
Buku identifikasi “Marine and Fresh Water Plankton” (Davis, 1995) dan 4
Website
World
Registration
of
penampang pada Haemocytometer
Marine Species (Worms, 2014).
(T) sama dengan hasil kali antara luas satu lapang pandang (l) dengan
4.
Pengolahan Data
jumlah yang di amati dengan jumlah
a.
yang diamati atau T = L x p.
Kelimpahan Fitoplankton Jumlah
fitoplankton
yang b. Indeks keanekaragaman (H’)
ditemukan dihitung jumlah individu per liter dengan menggunakan alat haemocytometer,
dengan
Indeks
rumus
ini
digunakan
untuk
menghitung keanekaragaman jenis
menurut Isnansetyo dan Kurniastuty
fitoplankton.
Persamaan
yang
(1995) dalam Siregar (2009) :
digunakan untuk menghitung indeks ini adalah persamaan Shannon – Wiener sebagai berikut (Odum, 1996 dalam Rahayu, 2013):
Keterangan : N = Kelimpahan individu per liter T = Luas penampang permukaan Keterangan :
Haemocytometer (mm2)
H’ = Indeks keanekaragaman
L = Luas satu lapang pandang
Pi = jumlah individu jenis ke – i
(mm2) P = Jumlah individu yang dicacah
Pi = (ni/N)
p = Jumlah lapang yang diamati
ni = banyaknya individu
V = Volume Konsentrasi individu
N = jumlah total individu Log2 = 3,321928
pada bucket (ml) v = Volume konsentrasi di bawah
Kisaran
gelas penutup (ml)
keanekaragaman
W = Volume air media yang disaring
unsur-unsur
sebagian rumus
besar ini
indeks
menurut
Odum
(1993) dalam Sudarsono (2014)
dengan plankton net (ml) Karena
nilai
sebagai berikut :
dari
H’ < 1
telah
:
rendah,
artinya
Haemocytometer
keanekaragaman rendah
yaitu v = 0,0196 ml (19,6) dan luas
dengan jumlah individu
diketahui
pada
5
tidak seragam dan ada
S
=Jumlah
salah satu spesies yang
genus
yang
ditemukan
mendominasi 1 < H’ < 3
:
sedang,
artinya
keanekaragaman
Kisaran
jenis
sedang dengan jumlah
dalam Fachrul (2007)
individu
berikut :
tiap
spesies
E = 0,
yang mendominansi :
tinggi,
tinggi individu
dimiliki spesies
sangat jauh berbeda.
spesies
E = 1, keseragaman antar spesies
tinggi
c.
yang
masing-masing
jumlah
tiap
keseragaman antara spesies
individu
jenis
dan
sebagai
rendah, artinya kekayaan
artinya
keanekaragaman
indeks
keseragaman menurut Odum (1993)
seragam dan tidak ada H’ > 3
nilai
relatif merata atau jumlah
Indeks Keseragaman ( E )
individu masing – masing
Indeks ini menunjukan pola
spesies relatif sama.
sebaran biota, yaitu merata atau tidak. Jika nilai indeks keseragaman
d. Indeks Dominansi ( C )
relatif tinggi maka keberadaan setiap
Odum (1996) dalam Rahayu
jenis fitoplankton di perairan dalam
(2013)
kondisi merata. Indeks keseragaman
sebagai
untuk
mengatahui adanya dominansi jenis
dihitung dengan persamaan indeks Shannon-Wiener
menyatakan
berikut
(Krebs, 1985 dalam Rahayu, 2013) :
fitoplankton
di
perairan
digunakan
indeks
dapat
dominansi
Simpson dengan persamaan berikut :
Keterangan : E
= Indeks keseragaman
H’
= Indeks keanekaragaman
Hmaks =
Log2
S
Keterangan : C = Indeks dominansi Simpson
(indeks
Pi= Jumlah individu jenis ke-i
keanekaragaman maksimum) 6
Kisaran nilai indeks dominansi menurut
Odum
(1997)
Rhizosolenia hiemalis, Rhizosolenia
dalam
gracillima,
Rhizosolenia
Fachrul (2007) sebagai berikut :
Bacteriastrum
C = 0,
elongatum,
berarti
tidak
terdapat
Bacteriastrum Coscinodiscus
spesies yang mendominansi
megalomma, Coscinodiscus nitidus,
spesies lainnya atau
Streptotheca
struktur komunitas dalam
berarti
ditemukan
terdapat
indica,
dan
Skeletonema sp, kelas Clorophyceae
keadaan stabil. C = 1,
sp,
indica,
spesies
1
jenis
fitoplankton
seperti Spirogyra sp, dan kelas
yang mendominansi spesies
Cyanophyceae
lainnya atau struktur
fitoplankton seperti Trichodesmium
komunitas terjadi
labil,
tekanan
karena
terdapat
2
jenis
sp dan Gloeotrichia sp.
ekologis
Untuk
(stres).
hasil
kelimpahan
fitoplankton di lokasi pengamatan berkisar antara 60 ind/l – 269 ind/l.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelimpahan
1.
Kelimpahan dan Komposisi
paling
Jenis Fitoplankton
Bacteriastrum elongatum sebanyak
Berdasarkan
hasil
penelitian
fitoplankton
tertinggi
269
yaitu
ind/l
dari
yang jenis
kelas
yang telah dilakukan ditemukan 3
Bacillariophyceae dan kelimpahan
kelas fitoplankton yang tersebar di
yang paling rendah yaitu jenis
41 titik sampel pengambilan yang
spirogyra sp sebanyak 60 ind/l dari
terdiri dari 22 jenis fitoplankton.
kelas
Tiga kelas tersebut terdiri dari kelas
kelimpahan
Bacillarioceae, ditemukan 19 jenis
Bacillariophyceae
fitoplankton
Pleurosigma
Bacillariophyceae merupakan jenis
Pleurosigma
yang paling toleran terhadap kondisi
intermedium, Fragilaria oceanica,
perairan, mampu beradaptasi dengan
Thalassionema
baik pada lingkungan perairannya
seperti
normanni,
nitzschioides,
Clorophyceae.
Tingginya
dari karena
kelas
Thalassiothrix frauenfeldii, Isthmia
dan
nervosa,
reproduksi yang tinggi dibandingkan
Cocconeis indicus,
Nitchia
closterium,
placentula, Hemiaulus Biddulphia
kelas
mobiliensis,
memiliki
kelas
fitoplankton
sehingga 7
kemampuan
yang
lain,
menyebabkan
kelimpahannya besar (Praseno dan Sugestiningsih, 2000 dalam Isnaini,
3.
2013).
Indeks Keseragaman Indeks keseragaman digunakan
untuk 2.
mengetahui
kemerataan
Indeks Keanekaragaman
proporsi masing - masing jenis
Indeks
fitoplankton di suatu ekosistem.
digunakan
keanekaragaman untuk
menyatakan
.Hasil perhitungan nilai indeks
kekayaan spesies dalam komunitas
keseragaman yang ada di perairan
dan memperlihatkan keseimbangan
Selat Bintan menunjukkan suatu
dalam
bentuk
pembagian
individu
per
spesies.
keseragaman
yang
dikategorikan tinggi dengan nilai
Hasil perhitungan nilai indeks
keseragaman
0,80.
Hal
ini
keanekaragaman yang didapat yaitu
didasarkan atas pernyataan Odum
4,30, hal ini menunjukkan bahwa
(1993) dalam Fachrul (2007) yang
indeks keanekaragaman yang ada di
menyatakan bahwa daerah tersebut
perairan Selat Bintan masuk dalam
dikatakan keseragaman antar spesies
kategori tinggi. Hal ini didasarkan
relatif merata atau jumlah individu
atas pernyataan Odum (1993) dalam
masing – masing spesies relatif sama
Sudarsono (2014) yang menyatakan
jika
bahwa perairan dikatakan memiliki
keseragaman antara spesies rendah
keanekaragaman tinggi jika H’ > 3
atau kekayaan individu yang dimiliki
artinya keanekaragaman jenis tinggi
masing-masing spesies sangat jauh
dan jumlah individu tiap spesies
berbeda jika E = 0.
tinggi,
perairan
yang
4.
1 < H’ < 3 artinya keanekaragaman
keanekaragaman
dikatakan
1
rendah
dominansi tentang
ada
tidaknya spesies yang mendominansi
yang mendominansi dan dikatakan <
dan
Indeks Dominansi
menggambarkan
tiap spesies seragam dan tidak ada H’
1,
Indeks
jenis sedang dengan jumlah individu
jika
=
dikatakan
memiliki keanekaragaman sedang jika
rendah
E
jenis lain.
artinya
Hasil perhitungan nilai indeks
dengan
dominansi yang ada di perairan Selat
jumlah individu tidak seragam dan ada
Bintan menunjukkan suatu bentuk
salah satu spesies yang mendominasi.
dominansi 8
yang
dikategorikan
rendah dengan nilai dominansi 0,06. Hal ini di dasarkan atas pernyataan
KESIMPULAN DAN SARAN
Odum (1997) dalam Fachrul (2007)
1.
Kesimpulan
yang menyatakan bahwa daerah
Perairan Selat Bintan memiliki
tersebut dikatakan adanya spesies
22 jenis fitoplankton yang terdiri
yang mendominansi spesies lainnya
dari 3 kelas fitoplankton yaitu kelas
atau struktur komunitas labil jika C =
Bacillariophyceae terdiri dari 19
1 dan dikatakan tidak adanya spesies
jenis, Cyanophyceae terdiri dari 1
yang mendominansi spesies lainnya
jenis dan Clorophyceae 2 jenis.
atau
Untuk
struktur
komunitas
dalam
keadaan stabil jika C = 0.
kelimpahan
tertinggi yaitu jenis Bacteriastrum elongatum
5.
ind/l)
dan
parameter
(60 ind/l). Indeks keanekaragaman
perairan di perairan Selat Bintan
fitoplankton berada pada kategori
diketahui bahwa suhu berkisar antara
tinggi dengan nilai 4,30, untuk
27,530C
salinitasnya
indeks keseragaman berada pada
berkisar antara 30,00‰ - 30,40‰,
kategori tinggi dengan nilai 0,80,
kecepatan arus berkisar antara 0,05 -
dan untuk indeks dominansi berada
0,06 m/s, kecerahan berkisar antara
pada kategori rendah dengan nilai
0,89 - 0,92 meter, intensitas cahaya
0,06.
berkisar
pengamatan
(269
kelimpahan yang rendah Spirogyra
Parameter Perairan Hasil
fitoplankton
28,900C,
-
antara
432
-
439 Lux,
kekeruhan berkisar antara 6,12 - 6,21 NTU,
derajat
keasaman
2.
(pH)
Saran untuk
penelitian
selanjutnya
berkisar antara 7,1 - 7,6 dan oksigen
perlu dilakukan penelitian tentang
terlarut berkisar antara 7,1 - 7,5
struktur
mg/l. Hasil pengamatan pada kisaran
berdasarkan
masing – masing parameter tersebut
berbeda karena diduga plankton
masih
dalam perairan dipengaruhi oleh sifat
dapat
kelangsungan didalamnya
mendukung hidup
menurut
biota
fototaksis.
Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup tahun 2004 tentang baku mutu air laut. 9
komunitas pada
fitopankton waktu
yang
Skripsi. Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA Asmara,
A.
2005.
Hubungan
: Sumatera Selatan.
Struktur Komunitas Plankton
Kordi, M.G.H dan Tancung A.B.
dengan
Parameter
Fisika
2007. Pengelolaan Kualitas
Kimia
Perairan
Pulau
Air. Rineka Cipta : Jakarta.
Pramuka
dan
Pulau
Mukhtasor,
M.Eng.
2007.
Panggang Kepulauan Seribu.
Pencemaran
Skripsi.
Laut. PT Pradnya Paramita :
Institut
Pertanian
Bogor (IPB) : Bogor
Nontji, A. 2007. Laut Nusantara.
Air. Kanisius : Yogyakarta M.
F.
2007.
Djambatan:Jakarta
Metode
Nontji, A. 2008.Plankton Laut. LIPI
Sampling Bioekologi. Jakarta
Press: Menteng, Jakarta
Faza, M.F. 2007.Struktur Komunitas Plankton
dan
Jakarta.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
Fachrul,
Pesisir
di
Rahayu, S. 2013. Keanekaragaman
Sungai
Plankton di Bagian Hulu
Pasanggarahan dari Bagian
Sungai Siak Kelurahan Palas
Hulu
Barat)
Kota
Pekanbaru
Hilir
Riau.
Skripsi.
(Bogor,Jawa
Hingga
Bagian
(Kembangan DKI Jakarta).
Provinsi
Universitas
Riau (UNRI) : Pekanbaru.
Skripsi. Falkutas Matematika
Romimohtarto, K dan Juwana, S.
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
2009.
Universitas Indonesia Depok.
Djambatan : Jakarta.
Handayani, D. 2009. Kelimpahan dan
Biologi
Laut.
Rubianti. 2011. Pengaruh Kondisi
Keanekaragaman
Fisika
Kimia
Lingkungan
Plankton di Perairan Pasang
Terhadap
Surut
Jenis Plankton di Sungai
Tambak
Blanakan
Keanekaragaman
Subang. Skripsi. Universitas
benowo
Islam
Objek Wisata Nglimut di
Negeri
Syarif
Hidayatullah : Jakarta. Isnaini.
2013.
Komposisi
Berada
di
Desa Gonoharjo Kecamatan dan
Limbangan
Kelimpahan Fitoplankton di
Kendal.
Perairan
keguruan
Sekitar
yang
Pulau
Maspari Ogan Komering Ilir. 10
Kabupaten Skripsi.
Institut
dan
ilmu
pendidikan
(IKIP)
:
Pendidikan matemaika dan
Semarang. Siregar,
ilmu Pengetahuan Alam IKIP
M.H.
2009.
PGRI: Semarang.
Studi
Wulandari,D.
Keanekaragaman Plankton di Perairan
Sungai
2009.
Antara
Asahan
Keterikatan Kelimpahan
Porsea. Skripsi. Universitas
Fitoplankton
Sumatra Utara : Medan.
Parameter Fisika Kimia di Estuari
Sudarsono. 2014. Struktur Komunitas Fitoplankton
di
Kelurahan
Sei
(Porong),
Perairan Jang
Skripsi.
Kecamatan Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
Institut
Timur. Pertanian
Yazwar.
2008.
Keanekaragaman
Plankton dan Keterkaitannya Struktur
dengan
dan
Sebaran
Perairan Danau Toba. Tesis.
di
Perairan
Universitas Sumatra Utara :
Fitoplankton
Sungsang Sumatera Selatan.
Medan.
Skripsi. Universitas Sriwijaya : Sumatera Selatan Wijayanti, H. 2007. Kajian Kualitas Perairan di
Pantai
Bandar
Kota
Berdasarkan
Komunitas
Hewan
Makrozobentos.
Tesis.
diponegoro
:
semarang Wijayanti. 2011. Keanekaragaman Jenis Plankton pada Tempat yang
Jawa
2012.
Komunitas
Unuversitas
Brantas
Skripsi.
Haji : Tanjungpinang.
Y.
Sungai
Bogor (IPB) : Bogor.
Universitas Maritim Raja Ali
Veronika,
dengan
Berbeda
Kondisi
Lingkungannya
Di
rawa
Pening
Kabupaten
Semarang. Skripsi. Fakultas 11
Kualitas
Air
di