HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: YULYA ADE SAPUTRI F 100 110 184
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: YULYA ADE SAPUTRI F 100 110 184
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ii
ET'BT'I{GAN AIIITARA KONT'ORITIITAS DENGAN PBRIIJ\KU AGNfiSI PADAREMA.TA .:
+
Diqir,rkaq ol€h:
YT'LYA ADE SAPUTRI F t00 1r0 184
Telah Disenrjui unnlk Dipertabankar
Di depan Denmn Penguji oleh
:
Pembimbiog
Strakarta, Ftfuai Z0tS
IIUBIJNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI
PAI)A REMA.IA
Diajukan Oleh
:
YT]LYA ADE SAPUTRI x'100 110 184 Telah Disetujui
yt*
Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal, 2 Juli 2015 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat.
Penguji Utama
Drs. Soleh Amini. M.Si
Penguji Pendamping
I
Drs. Mochamad Amir. M.Si
Penguji Pendamping
II
Ahcmad Ilwitvanto O. S.Psi. M.Si
Surakarta, 14 Juli 2015 Universitas Muhammadiyah Surakarta
ffi
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU AGRESI PADA REMAJA
Yulya Ade Saputri Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] Pembimbing: Drs. Soleh Amini, M.Si
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan perilaku agresi pada remaja, tingkat konformitas pada remaja, tingkat perilaku agresi pada remaja dan sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi pada remaja. Peneliti memilih metode kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswasiswi kelas XI SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari empat kelas yaitu XI MIA 3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6 yang berjumlah 105 siswa. Teknik pengambilan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Alat ukur menggunakan skala konformitas dan skala perilaku agresi. Data penelitian dianalisi dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,229 dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05 yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dengan perilaku agresi. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konformitas mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 89,29 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang berarti konformitas subjek penelitian tergolong sedang. Variabel perilaku agresi mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 69,33 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 92,5 yang berarti perilaku agresi pada subjek penelitian tergolong rendah. Sumbangan efektif konformitas terhadap perilaku agresi sebesar 52%.
Kata kunci : konformitas, perilaku agresi. PENDAHULUAAN Persaingan
masyarakat
zaman modern terus
di
peningkatan pada berbagai kalangan,
mengalami
baik orang dewasa, remaja maupun
1
anak-anak. Persaingan yang semakin
cukup menjadi permasalah yang
meningkat
tersebut
menimbulkan
pelik dan mengkhawatirkan bagi
untuk
melakukan
banyak pihak seperti orang tua, guru,
dorongan kekerasan
atau
perilaku
agresi.
serta
masyarakat
umum.
Lewin
Berdasarkan Murray (dalam Kamus
dalam Sarwono (2011) beranggapan,
Psikologi
bahwa
Chaplin,
2011)
agresi
dianggap
sebagai
mengemukakan bahwa agresi adalah
tingkah laku yang normal dan terjadi
kebutuhan
pada sebagian besar remaja sebagai
melukai
untuk orang
menyerang, lain
meremehkan,
untuk
wujud dari masalah psikologis yang
merugikan,
dihadapinya.
Remaja
umumnya
mengganggu, mencemooh, merusak,
menggunakan metode penyelesaian
menjahati, mengejek, dan menuduh
masalah yang kurang tepat untuk
secara jahat, menghukum berat dan
mengatasi pergolakan emosi.
melakukan tindakan secara sadis.
Tindak
Pengertian lain menurut Chaplin,
perilaku
2011
remaja
menyatakan
merupakan serbuan
suatu
bahwa serangan
tindakan
agresi atau
kekerasan
agresi
yang
atau
dilakukan
mulai
semakin
memprihatinkan. Sebagaimana yang
permusuhan
banyak
diberitakan
ditunjukkan pada seseorang atau
massa.
Perilaku
benda. Perilaku agresi sering terjadi,
dilakukan oleh remaja terjadi dari
khususnya pada kalangan remaja.
tahun ke tahun, sebagai contoh salah
Perilaku
agresi
melibatkan remaja di
oleh
media
agresi
yang
yang
satu kasus di kota Denpasar Bali
Indonesia,
pada pertengahan Mei 2012, yakni
2
beredar luas video kekerasan geng
suporter.
wanita di media online youtube.
menunjukkan perilaku agresi juga
Penganiayaan yang dilakukan geng
terjadi pada tahun 2014 tepatnya
tersebut
tanggal 22 Oktober,
karena
ketersinggungan
Peristiwa
lain
yang
kerusuhan
terhadap kaos kebanggan geng yang
suporter laga persis versus martapura
tidak dipakai oleh anggota geng
FC di manahan yang menewaskan
(Okezone).
tindak
dua orang, salah satu tersangkanya
kekerasan terjadi di kota Surakarta
ternyata merupakan remaja usia 18
seperti yang diberitakan oleh harian
tahun kebawah. Peristiwa kekerasan
Solopos pada tanggal 5 september
yang baru terjadi di tahun 2015 pada
2013
oleh
tanggal 12 Febuari, dilakuakan oleh
melibatkan
9 orang siswa SMA terhadap seorang
pelajar SMA di Surakarta yaitu
temannya hanya karena tato hello
SMAN 6 Surakarta dan siswa SMAN
kitty yang dimiliki korban sama
8 Surakarta. Sehari sebelumnya juga
dengan tato yang dimiliki dalang
terjadi peristiwa yang sama antara
kekerasan tersebut. Korban di pukul,
SMA Murni Surakarta dengan SMA
di tending, di gunduli, di sundut
Muhammadiyah 1 Surakarta. Ini
rokok bahkan diperlakukan tidak
sebagai akibat buntut kericuhan yang
senonoh (detik.com).
Selain
tentang
itu
penyerangan
puluhan remaja yang
terjadi pada turnamen sepak bola
Peristiwa tersebut diperkuat
Liga Pendidikan Indonesia (Lipio)
oleh pendapat Saad (2003) yang
antara SMA di Surakarta, terjadi
menyatakan bahwa agresi adalah
akibat
perilaku dengan tujuan
saling
mengejek
antara
3
menyakiti,
menyerang atau merusak terhadap orang
maupun
Salah satu cara menyesuaikan
benda-benda
diri yang paling mudah adalah
untuk
dengan berperilaku mengikuti nilai
disekelilingnya
mempertahankan diri maupun akibat
dan
dari rasa ketidakpuasan. Perilaku
lingkungan
agresi
unsur
sesuai nilai dan aturan kelompok,
kesengajaan, obyek, serta akibat
entah sesuai dengan nilai pribadi
yang tidak menyenangkan bagi pihak
ataupun tidak, supaya diterima oleh
yang terkena sasaran perilaku agresi
kelompok
disebut
sebagai
tersebut.
konformitas.
Remaja
cenderung
tersebut
Banyak
memiliki
faktor
yang
aturan
melakukan
yang
berlaku
sekitarnya.
di
Bertindak
konformitas
dengan
mempengaruhi remaja melakukan
teman sekelasnya supaya merasa
perilaku agresi. Salah satunya adalah
nyaman dalam mengikuti kegiatan di
pengaruh
teman
kelas sehari hari. Perilaku yang ditiru
sebayanya. Kalangan ahli Psikologi
remaja ada yang bersifat positif
Perkembangan menyebutkan bahwa
maupun negatif (Levianti, 2008).
kelompok
remaja,
bagaimana
mereka
Konformitas (Santrock, 2013)
dipandang
oleh
sebaya
muncul ketika individu meniru sikap
teman
merupakan aspek yang terpenting
atau
dalam kehidupan mereka. Beberapa
dikarenakan tekanan yang nyata
remaja akan melakukan apapun, agar
maupun yang dibayangan mereka.
dapat dimasukan anggota kelompok
Konformitas dapat bersifat positif
(Santrock, 2013).
ataupun negatif pada seorang remaja,
4
tingkah
laku
orang
lain
bersifat negatif
biasanya berupa,
sosial. Yakni perasaan tidak disukai
memukul, penyerangan, melakukan
teman sebayanya. Alasan
pencurian,
karena mereka tidak mengiginkan
pengrusakan
terhadap
fasilitas umum, meminum minuman
kelompoknya
keras,
merokok
dengan
orang
lain
dilecehkan,
dan
bermasalah
menginginkan kelompoknya selalu
tua
dan
dihormati dan ditakuti. Oleh karena
guru.
Sedangkan konformitas remaja pada
itu
kelompoknya juga dapat bersifat
penyerangan dan berkelahi untuk
positif, seperti mengenakan pakaian
melindungi
yang
bentuk
sama
untuk
menunjukkan
seorang
remaja
melakukan
kelompoknya solidaritas
serta terhadap
identitas kelompoknya, melakukan
kelompoknya untuk menunjukkan
kegiatan soaial bersama, remaja juga
kekompakan
meluangkan waktu untuk bersama
kelompok.
dengan
sehingga
terwujud karena telah tertanam rasa
dapat menimbulkan aktivitas yang
percaya terhadap kelompoknya serta
juga bermanfaat bagi kepentingan
aturan
kelompok dan lingkungannya.
kelompok. Sehingga diduga bahwa
kelompoknya,
Penyerangan remaja sebagai suatu bentuk perilaku dilakukan
secara
sebagai
anggota
Perasaan
tersebut
yang
diterapkan
dalam
perilaku agresi remaja itu muncul
agresi yang
disebabkan
kelompok.
oleh
pengaruh
konformitas. Remaja yang konform
Keterlibatan seorang remaja pada
terhadap
suatu penyerangan karena adanya
cenderung untuk melakukan semua
perasaan takut terhadap penolakan
kegiatan
5
kelompoknya
yang
dilakukan
akan
oleh
kelompoknya, walaupun hal tersebut
secara bijaksana, sehingga berujung
tidak sesuai dengan pribadianya,
pada tindak kekerasan atau perilaku
seperti halnya ikut-ikutan teman
agresi.
untuk berperilaku agresi.
Dorongan
Seharusnya remaja sebagai
pada remaja
perilaku
agresi
akan semakin kuat
penerus bangsa yang masih memiliki
sebab mereka merasa berada dalam
perjalanan panjang kedepan dapat
kondisi berkelompok. Maka remaja
memanfaatkan waktu serta energi
yang berada di dalam kelompoknya
mereka untuk mengikuti kegitan
lebih
yang bermanfaat. Tetapi para remaja
kekuatan
tersebut justru menggunakan waktu
collective mind power. Begitu juga
serta energi mereka untuk kegitan
perilaku agresi dari para remaja yang
yang tidak bermanfaat yaitu perilaku
sering kali melakukan penyerangan
agresi.
secara
Remaja
berkompetisi
seharusnya
secara
menunjukkan
yang
memiliki disebut
beramai-ramai
berkelompok,
bentuk
suatu dengan
atau perilaku
dan
tersebut disebut dengan konformitas.
intelektualitas sebagai perwujudan
Hal tersebut sesuai dengan fenomena
dalam
berperilaku.
para
para remaja merasa tidak terima atas
remaja
justru
menggunakan
ejekan kelompok remaja lain yang
menunjukkan
kemudian
kekerasan
kreatifitas
sehat
merasa
untuk
Tetapi
berujung
dengan
eksistensi diri maupun kelompoknya.
penyerangan dan kekerasan. Pada
Remaja belum mampu menyikapi
sebuah penelitian yang dilakukan
masalah-masalah
oleh Rahmat tahun 2013, ditemukan
interaksi
sosial
6
bahwa 3 sampai 5 orang akan lebih
menunjukkan eksisitensi diri maupun
menimbulkan konformitas dari pada
kelompoknya.
1 sampai 2 orang saja. Maka
Perilaku agresi menyebabkan
konformitas pada remaja terhadap
para
kelompoknya
menyelesaikan permasalahan mereka
juga
akan
menimbulkan perilaku agresi.
remaja
yang
terbiasa
dengan kekerasan, maka pada masa
Berdasarkan latar belakang
selanjutnya
ketika
telah
yang telah diuraiakan diatas maka
masuk
dapat dipahami bahwa tindakan yang
masyarakat
dilakukan para remaja berawal dari
penting,
perasaan takut terhadap tekanan dan
cenderung menyelesaikan masalah
cemooh dari dalam kelompoknya.
yang ada dengan berperilaku agresi
Kemudian
seperti main hakim sendiri.
timbul
terhadap
aturan
muncul
kepercayaan
kelompoknya, perilaku
kelompok
dengan
agresi
kepatuhan serta
dalam
mereka kehidupan
di
dan
memiliki
peran
maka
mereka
akan
Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap
mengetahui
melakukan
hubungan
antara
konformitas dengan perilaku agresi
seperti
tindak
penyerangan,
serta
tingkat konformitas pada remaja,
perusakan kepada benda maupun
untuk mengetahui tingkat perilaku
kelompok
agresi
kekerasan,
perwujudan solidaritas
lain.
Sebagai
kekompakkan dari
seorang
pada
bentuk dan
remaja,
pada
mengetahui
remaja
untuk
remaja
mengetahui
dan
sumbangan
untuk efektif
konformitas terhadap perilaku agresi
terhadap suatu kelompok serta agar
pada remaja.
7
langsung, agresi fisik pasif langsung,
METODE PENELITIAN Variabel
digunakan
agresi fisik pasif tidak langsung,
dalam penelitian ini adalah variabel
agresi verbal aktif langsung, agresi
tergantung (perilaku
agresi) dan
verbal aktif tidak langsung, agresi
variabel bebas (konformitas). Subjek
verbal pasif langsung dan agresi
penelitian yang digunakan adalah
verbal pasif tidak langsung. Skala
siswa-siswi kelas XI SMA Negeri 8
perilaku agresi memperoleh hasil
Surakrta yang berjumlah 105 siswa.
koefisien reliabilitas alpha (α) =
Teknik sampling yang digunakan
0,881. Terdapat 37 aitem valid dan 3
adalah cluster random sampling.
aitem gugur. Aitem valid mempunyai
Dari beberapa kelas XI yang berada
corrected
di
bergerak dari 0,175 sampai 0,645.
SMA
yang
Negeri
8
Surakarta,
terpilihlah empat kelas yang menjadi
Skala
item-total
correlation
konformitas dalam
penelitian
yang
subjek penelitian yaitu kelas XI MIA
digunakan
ini
3, XI MIA 4, XI IIS 4 dan XI IIS 6.
disusun oleh peneliti. Penyusunan
Skala perilaku agresi dalam
skala mengacu pada aspek-aspek
penelitian ini disusun oleh peneliti.
konformitas yang dikemukakan oleh
Penyusunan skala mengacu aspek-
(Sears, dkk, 2009) meliputi aspek-
aspek
yang
aspek sebagai berikut: kekompakan,
dikemukakan oleh (Dayaksini, 2013)
kesepakatan dan ketaatan. Skala
meliputi
sebagai
perilaku agresi memperoleh hasil
berikut: perilaku agresi fisik aktif
koefisien reliabilitas alpha (α) =
langsung, agresi fisik aktif tidak
0,795. Terdapat 35 aitem valid dan 5
perilaku
agresi
aspek-aspek
8
aitem gugur. Aitem valid mempunyai
Hal ini sesuai dengan teori Baron
corrected
dan Byrne (2012) mengungkapkan
item-total
correlation
bergerak dari 0,125 sampai 0,541.
bahwa
Teknik analisis data yang digunakan
dalam
penelitian
salah
satu
aspek
yang
menyebabkan seseorang melakukan
ini
perilaku agresi adalah dikarenakan
adalah analisis product moment dari
adanya
Pearson untuk menguji hipotesis
akan mengakibatkan individu merasa
dengan asumsi variabel konformitas
memiliki kesamaan dengan sesama
dengan
anggota kelompok (ingroup) dan
variabel
perilaku
agresi
daya tarik in-group yang
memenuhi asumsi linier, normal.
cenderung melihat berbeda terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN
anggota kelompok lain (outgroup).
Berdasarkan hasil uji asumsi
Kesamaan yang dimiliki meliputi
variabel konformitas denganperilaku
sikap, kepercayaan, nilai, perasaan,
agresi memnuhi asumsi normal dan
norma
linier, sehingga analisis yang telah
(konformitas).
dilakukan
dengan
dan
menggunakan
Banyak
gaya
bicara
faktor
yang
teknik korelasi product moment dari
mempengaruhi remaja melakukan
Pearson
perilaku agresi. Salah satu faktor
diperoleh
hasil
nilai
koefisien korelasi (r) sebesar 0,229
yang
dengan p value (sig) = 0,009 < 0,05
melakukan perilaku agresi adalah
yang berarti ada hubungan positif
adanya
yang signifikan antara konformitas
(Sarwono, 2010). Seseorang dapat
dengan perilaku agresi pada remaja.
ikut
9
menyebabkan
pengaruh
seseorang
kelompok
terpengaruh oleh kelompok
dalam melakukan perilaku agresi.
remaja akan melakukan apapun, agar
Pengaruh kelompok dalam perilaku
dapat dimasukan anggota kelompok
agresi antara lain adalah menurunkan
(Santrock, 2013). Salah satu cara
kendali moral. Adanya provokasi
menyesuaikan
secara langsung dari pihak lain
mudah adalah dengan berperilaku
dalam
merupakan
mengikuti nilai dan aturan yang
pendorong terjadi perilaku agresi.
berlaku di lingkungan sekitarnya.
Seseorang akan mudah terpengaruh
Bertindak sesuai nilai dan aturan
melakukan perilaku agresi pada saat
kelompok, entah sesuai dengan nilai
mendapat provokasi secara langsung
pribadi
ataupun
dari kelompoknya. Selain itu adanya
diterima
oleh
desakan dari kelompok dan identitas
sebagai
kelompok
ikut
cenderung melakukan konformitas
melakukan dianggap bukan anggota
dengan teman sekelasnya supaya
kelompok)
menyebabkan
merasa nyaman dalam mengikuti
seseorang melakukan perilaku agresi
kegiatan di kelas sehari hari. Perilaku
(Sarwono, 2010)
yang ditiru remaja ada yang bersifat
kelompok
(kalau
dapat
Kalangan
tidak
ahli
Psikologi
diri
yang
paling
tidak,
supaya
kelompok
disebut
konformitas.
Remaja
positif maupun negatif (Levianti,
Perkembangan menyebutkan bahwa
2008).
remaja,
bagaimana
mereka
Konformitas (Santrock, 2013)
dipandang
oleh
sebaya
muncul ketika individu meniru sikap
teman
merupakan aspek yang terpenting
atau
dalam kehidupan mereka. Beberapa
dikarenakan tekanan yang nyata
10
tingkah
laku
orang
lain
maupun yang dibayangan mereka.
merupakan
Konformitas dapat bersifat positif
menyimpang. Kecenderungan untuk
ataupun negatif pada seorang remaja,
melakukan konformitas tidak selalu
bersifat negatif
berarti hanya mengikuti pada hal-hal
memukul,
biasanya berupa, perilaku
cara-cara
yang
agresi,
yang positif saja. Manusia juga dapat
penyerangan, melakukan pencurian,
melakukan konformitas pada bentuk-
pengrusakan
bentuk perilaku negatif
terhadap
fasilitas
misalnya
umum, meminum minuman keras,
mencoba minum alkohol, obat-obat
merokok dan bermasalah dengan
terlarang
orang tua dan guru. Pernyataan lain
(Sarwono, 2011).
yang sesuai Menurut (Hurlock ,
dan
Hasil
berperilaku
penelitian
penelitian
2009) konformitas terhadap standar
sebelumnya
kelompok terjadi karena adanya
menghasilkan tingkat signifikansi p
keinginan untuk diterima kelompok
=0,002 (p<0,05) yang dilakukan oleh
sosial. Semakin tinggi keinginan
(Puput & Budiani, 2012) mengenai
individu untuk diterima secara sosial
pengaruh konformitas pada remaja
maka semakin tinggi pula tingkat
terhadap perilaku agresi di SMK
konformitasnya. Dasar utama dari
PGRI 7 Surabaya menunjukkan hasil
konformitas adalah ketika individu
bahwa
melakukan aktivitas dimana terdapat
antara konformitas pada geng remaja
tendensi yang kuat untuk melakukan
terhadap perilaku agresi di SMK
sesuatu yang sama dengan yang
PGRI 7 Surabaya. Penelitian lain
lainnya, walaupun tindakan tersebut
yang menunjukkan adanya hubungan
11
ada
yang
agresi
pengaruh
serupa
signifikan
antara
konformitas
dan
perilaku
sedang.
Hal
ini
berarti
bahwa
agresi dilakukan oleh penelitian yang
tekanan yang ada dalam norma sosial
dilakukan oleh (Fajri, 2013) bahwa
tidak memiliki pengaruh yang cukup
ada
besar terhadap perilaku individu
hubungan
positif
yang
signifikan antara konformitas teman
untuk
sebaya dengan perilaku agresi pada
Menurut Baron & Byrne (2012) hasil
remaja.
dari banyak penelitian menyatakan Berdasarkan
skala konformitas
melakukan
konformias.
kategorisasi
semakin kuat kebutuhan individu
tidak terdapat
akan control pribadi, semakin sedikit
subjek penelitian yang berada di
kecendrungan
kategori sangat rendah sebesar 0%,
menuruti tekanan sosial.
subjek
yang
termasuk
kategori
mereka
Berdasarkan
untuk
kategorisasi
rendah sebesar 3,81% (4 orang),
skala perilaku agresi terdapat subjek
subjek
sedang
penelitian yang berada di kategori
orang),
sangat rendah sebesar 16,19% (17
dalam
sebesar
kategori
73,33%
(77
sedangkan untuk kategori tinggi
orang),
sebesar 22,86% sebesar (24 orang),
kategori rendah sebesar 67,62% (71
dan
orang), subjek dalam kategori sedang
tidak
ada
subjek
yang
subjek
sebesar
sangat tinggi sebesar 0%. Hasil
sedangkan untuk kategori tinggi
penelitian
sebesar 0,95% sebesar (1 orang), dan
menunjukkan
tidak
besar
konformitasnya berada di kategori
dalam
kategori
12
subjek
orang),
bahwa konformitas subjek sebagian termasuk
ada
(16
termasuk
konformitasnya berada di kategori
tersebut
15,24%
yang
yang
sangat tinggi sebesar 0%. Hasil
yang
tersebut
bahwa
perilaku yang baik sehingga dapat
subjek
meminimalisir
menunjukkan
frekuensi
perilaku
agresi
tertinggi
terdapat
pada
termanifestasikan
perilaku
dalam
agresi
kategori
menjadi lebih kecil. Hasil tersebut
rendah. Ini berarti bahwa perilaku
sesuai dengan pernyataan (Sunita,
agresi
2010) bahwa perilaku agresi juga
yang
rendah
tersebut
dimungkinkan karena siswa di SMA
selalu
Negeri
dapat
dengan situasi-situasi sesaat yang
mengontrol diri dalam berperilaku
merupakan indikasi bahwa perilaku
agresi karena perilaku agresi dapat
agresi lebih disebabkan oleh faktor.
ditekan
dapat
Faktor situasi selain dapat berasal
yang
dari
8
Surakarta
dan
menghindar
bahkan
sesuai
situasi
saja
kondisi
ada
keterkaitannya
lingkungan
terjadi. Kelompok yang diikuti tidak
pengaruh
menunjukkan perilaku agresi yang
disebabkan oleh kondisi diri atau
tinggi
fisik seseorang.
sehingga
individu
tidak
berperilaku agresi. Sesuai
kelompok,
dapat
dan juga
Berdasarkan hasil analisis dengan
yang
yang
menunjukkan
bahwa
dikemukakan oleh (Baron & Byrne,
konformitas memberikan sumbangan
2003) bahwa rendahnya perilaku
efektif sebesar
agresi dikarenakan daya tarik in-
perilaku agresi. Hal ini menunjukkan
group yang terdapat pada kelompok
bahwa konformitas mempengaruhi
meliputi sikap, kepercayaan, nilai,
perilaku agresi sebesar 52% sehingga
perasaan, norma dan gaya bicara
masih ada 48% faktor lain yang
13
52 % terhadap
mempengaruhi perilaku agresi diluar
konformitas memberikan kontribusi
konformitas. Menurut Myers (2012),
terhadap perilaku agresi sehingga
terdapat
yang
dapat dijadikan tolak ukur dalam
mempengaruhi konformitas yaitu:
perilaku agresi, meskipun masih ada
pengalaman
faktor
faktor-faktor
tidak
lain
menyenangkan
lain
yang
yang mencangkup ketidak nyamanan
perilaku
dan
konformitas,
rasa
sakit,
sumber
agresi
mempengaruhi selain
tetapi
variabel
tidak
bisa
keterbangkitan fisik yaitu olah raga
dipungkiri dalam hal ini peneliti
atau stimulus seksual, keberadaan
tidak terlepas dari kesulitan dan
senjata, melihat kekerasan secara
kendala dalam melakukan penelitian.
langsung maupun media elektronik
Penelitian
televisi,
ini
terdapat
beberapa
provokasi,
kelompok,
kelemahan seperti penelitian terbatas
video
kekerasan,
pada
memainkan pengaruh
kepribadian.
dipengaruhi
oleh
populasi
sehingga
peneliti
Serta
selanjutnya yang ingin melakukan
internal
penelitian dengan tema yang sama
diantaranya frustasi, stress, jenis
perlu melakukan pada ruang lingkup
kelamin, usia remaja dan faktor
yang lebih luas dengan karakteristik
eksternal yaitu pendidikan, alkohol
yang berbeda dengan menggunakan
dan obat-obatan, suhu udara serta
atau
tempat
lain yang belum disertakan, lebih
tinggal
faktor
rumah
(kondisi
berhati-hati terhadap skala yang akan
lingkungan).
digunakan sebagai alat ukur. Peneliti
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan
menambah variabel-variabel
tidak mengetahui kondisi subjek
bahwa
14
yang sesungguhnya sehingga dalam
mempengaruhi
pengisian skala dimungkinkan terjadi
perilaku agresi yang tinggi,
pengisian yang tidak jujur dengan
demikian pula sebaliknya yaitu
kondisi subjek yang sesungguhnya
konformitas
sehingga cenderung menutup-nutupi
berpengaruh
informasi.
terbentuknya perilaku agresi
KESIMPULAN
yang rendah.
Berdasarkan
hasil
remaja
rendah,
satu unsur psikologis yang mempengaruhi
dalam
konteks pembentukan perilaku Dilihat
hubungan
dari
rerata
data
positif
Sedangakan
tingkat
konformitas
pada
remaja
mempunyai
rerata
empirik
temasuk
dalam
kategori sedang.
ada
3. Sumbangan efektif konformitas
yang
terhadap perilaku agresi adalah 52 % yang berarti masih ada
dengan perilaku agresi pada
48
remaja. Hal tersebut berarti yang
kategori
konformitas
penelitian bahwa
dalam
(RE) sebesar 89,29 yang berarti
hasil
signifikan antara konformitas
konformitas
pada
mempunyai
termasuk
1. Konformitas merupakan salah
menunjukkan
pula
yang berarti perilaku agresi
disimpulkan bahwa
analisis
rendah,
empirik (RE) sebesar 69,33
telah diuraikan seluruhnya, dapat
agresi.
yang
2. Tingkat perilaku agresi pada
analisis
data penelitian dan pembahasan yang
dapat
terbentuknya
%
faktor
lain
yang
mempengaruhi perilaku agresi
tinggi
15
selain faktor konformitas yang
SARAN
diantaranya dipengaruhi oleh
Berdasarkan hasil kesimpulan
pengalaman
tidak
penelitian, penulis menyampaikan
menyenangkan
yang
rekomendasi sebagai berikut :
mencangkup ketidak nyamanan dan
rasa
sakit,
Terkait dengan uraian hasil
sumber
penelitian, maka konformitas yang
keterbangkitan fisik yaitu olah
tinggi dan tingkat perilaku agresi
raga atau stimulus seksual,
pada remaja khususnya siswa dapat
keberadaan
diminimalisir
senjata,
kekerasan
melihat
berbagai
langsung
kegiatan-kegiataan yang bermanfaat
elektronik
seperti mengikuti komunitas atau
televisi, provokasi, kelompok,
organisasi tertentu sesuai hobi dan
memainkan video kekerasan,
kegemaran
yang
pengaruh
serta,kegiatan
sosial
maupun
secara
dengan
media
kepribadian.
Serta
dipengaruhi oleh faktor internal
sesama,
guna
diantaranya
konformitas
bersifat
frustasi,
stress,
jenis kelamin, usia remaja dan
menekan
faktor
remaja.
eksternal
yaitu
perilaku
diminati, membantu membentuk positif agresi
dan pada
pendidikan, alkohol dan obat-
Terkait dalam pihak sekolah,
obatan, suhu udara serta tempat
untuk memberikan seminar tentang
tinggal
konformitas yang bersifat negatif
rumah
(kondisi
lingkungan).
dengan perilaku agresi, agar siswa mendapatkan informasi mengenai
16
kontribusi
konformitas
negatif
Ali,
dengan perilaku agresi serta dampak
M & M. Asrori. (2009). Psikologi Remaja, Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi Aksara
yang ditimbulkan dari perilaku agresi Arifin, berupa kerugian bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga pelanggaran peraturan seperti perilaku agresi akan
Anan Zainal. (2013). Konformitas Pendidikan di Sekolah. http://ictsmpypk.blogspot.in/2013/05 /konformitas-pendidikan-disekolah.html. online, diakses tanggal 05 Febuari 2015)
terhindarkan dari para siswa. Sedangkan pengembangan
terkait
ilmu
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar
dalam
pengetahuan
. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Belajar
selanjutnya yang dilakukan oleh pihak-pihak lain yang berkompeten
Bambang, D,M. (2014). Porles Kota Surakarta Periksa Empat Orang Terkait Kerusuhan Suporter. http://m.antaranews.com/ber ita/461420/polres-kotasurakarta-periksa-empatorang-terkait-kerusuhansuporter. (online, diakses tanggal 7 November 2014)
dapat memperbaiki kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu dengan
memperluas
penelitian
dan
dapat
sampel melakukan
proses pengambilan data dengan situasi yang kondusif agar skala yang diisi
oleh
mewakili
remaja atau
Baron, R.A., Byrne, D. (2012). Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta : Erlangga
benar-benar
sesuai
dengan Chaplin, J.P. Kartono, K (Penterjemah). (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
karakteristik remaja. DAFTAR PUSTAKA Adisubroto, Dalil. (1995). Psikologi Sosial. Yogyakarta : UGM
Dayaksini, Tri. (2012). Psikologi Sosial. Malang : UMM Press
17
Ellis Omrod, Jeanne.(2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Erlangga Eprika,
terhadap Tipe Perilaku Merokok padaRemaja Lakilaki Usia Pertengahan di SMAN 97 Jakarta. Skripsi. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah
Adhityani. (2012). Teori Obidience-Teori Konformitas. http://meandpsy.blogspot.in/ 2012/03/teori-obidienceteori-konformitas.html. (online, diakses tanggal 4 Februari 2015)
Hartini, Lili. (2009). Agresi Anak yang Tinggal dalam Keluarga dengan Kekerasan Rumah Tangga. Jurnal Penelitian. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Fajri, N. (2013). Pengaruh selfesteem, kecerdasan emosi, dan konformitas teman sebaya terhadap agresivitas remaja. Skripsi. Jakarta : Program Studi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Koeswara, E. (1988). Agresi Manusia. Bandung : PT Eresco. Kulsum, Umi & Jauhar, Mohammad. (2014). Penghantar Psikologi Sosial. Jakarta : Prestasi Pustaka
Feldman, Robert S. (2012). Pengantar Psikologi. Jakarta : Salemba Humanika (Edisi 10, buku 2)
Levianti. (2008). Konformitas dan Bullying Pada Siswa. Jurnal Psikologi. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Vol 6 No 1
Hadi, S.(2004). Panduan Manual Seri Program Statistik (SPS-2000). Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Myers, David G. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika. (edisi 10, buku 2)
, (2007). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Ofset. Hurlock, E. B. (2009). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.Jakarta : Erlangga
Pratiwi, Tiara Citra Okta, dkk. (2013). Pengaruh Solidaritas Kelompok Sosial terhadap Perilaku Agresi Siswa Kelas XI SMA Negeri 85 Jakarta. Jurnal PPKN UNJ online. Jakarta : Fakultas PPKN FIS
Hartati, Sih Utami Sri. (2013). Hubungan Bentuk Konformitas teman Sebaya
18
Universitas Negeri Jakarta. Vol 1 No2
. (2011). Psikologi Sosial. Jakarta : Salemba Humanika.
Priantoro, Agung. Hubungan antara Konformitas dengan Perilaku agresif pada Siswa SMU Islam PB Sudirman Jakarta. Skripsi. Jakarta : Program Studi Psikologi Universitas Gunadarma.
Sears, D.O., Free dan, J.L. Peplau, L.A. (2009). Psikologi Sosial. Penarjemah: Adyanto, M. Jakarta : Erlangga Sunita, Beriyanti. (2010). Hubungan Kohesivitas dengan Perilaku Agresi pada Anggota Geng Motor di Kota Medan. Skripsi. Sumatra utara : Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara
Puput, W., Budiani, M. S. (2012). Pengaruh Konformitas pada geng Remaja Terhadap Perilaku Agresi di SMK PGRI 7 Surabaya. Jurnal Ilmiah. Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya. Diunduh dari ejournal.unesa.ac.id(diakses tanggal 17 Mei 2015)
Taylor, S.E. Peplau, L.A & Sears, D.O. (2009). Psikologi Sosial Edisi XII. Jakarta : Kencana
Rahman, Agus Abdul. (2013). Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Jakarta : Rajawali Pers
Uyanto,
S.S. (2009) Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta : Graha Ilmu
Yustiningsih, Rini. (2013). Penyerangan Buntut Turnamen Sepak Bola Lipio. http://www.solopos.com/201 3/09/05/sman-6-solodiserang-penyeranganbuntut-turnamen-sepakbola-lipio-444652. (online, diakses tanggal 20 September 2014)
Saad, H. M. (2003) Perkelahian Pelajar: Potret Siswa SMU di DKI Jakarta, Yogyakarta : Galang Press Santrock, J.W. (2013). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga Sarwono, S. W. (2010). Psikologi Sosial: Individu dan Teoriteori Psikologi Sosial. Jakarta : PT.Balai Pustaka
19